Anda di halaman 1dari 30

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Sindi Arieska Putri, S.Kep.


NIM : 202311101182
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. M

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I. Identitas Pasien
Nama : Ny. M No. RM :-
Umur : 20 Tahun Pekerjaan : Pelajar
Jenis Kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam Tanggal MRS :-
Pendidikan : SMA Tanggal Pengkajian : 17-03-2021
Jam :10.00 WIB-selesai
Alamat : Jl. Mastrip 3 no Sumber Informasi : Pasien
34 A
Kec. Sumbersari
Kab. Jember

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik:
Belum dikaji
2. Keluhan Utama:
Ny. M mengeluhkan pusing, badan lemas, terasa lelah dan klien juga
mengeluhkan pandangan sering kabur.
3. Riwayat penyakit sekarang:
Ny. M mengeluhkan bahwa perut bagian kiri bawah sakit. Ny. M
mengatakan bahwa sudah 5 hari belum BAB sehingga menyebabkan
perutnya terasa penuh dan tidak nyaman. Ny. M juga mengatakan nyeri
ketika BAB karena fesesnya keras dan kering.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
Pasien mengatakan bahwa pernah mengalami typhoid kurang lebih 5 bulan
yang lalu, tetapi tidak dirawat di Rumah Sakit. Ny. Menyatakan bahwa
keluarga terutama ibunya merawat dengan cara mengatur jam makan serta
membelikan antibiotik di apotek.
a. Penyakit yang pernah dialami:
Ny. M Mengatakan bahwa pernah mengalami maag.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Ny. Mengatakan bahwa tidak memiliki alergi obat, plester atau makanan.
c. Imunisasi: Ny. M mengatakan bahwa sewaktu kecil mendapatkan
imunisasi lengkap di posyandu.
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Kebiasaan sehari-hari pasien saat dirumah yaitu membereskan pekerjaan
rumah dimualai dari menyapu lantai, memasak, mencuci baju, kuliah
online dan mengerjakan tugas. Terkadang pasien mengatakan lelah karena
terlalu lama duduk dan mentap layar laptop. Klien juga mengatakan bahwa
tidak terlalu suka minum air putih. Klien lebih suka minum minuman yang
berasa seperti es teh.
e. Obat-obat yang digunakan:
Ny. M tidak mengkonsumsi obat-obatan. Namun saat sakit typoid Ia hanya
menggunakan antibiotik.
5. Riwayat penyakit keluarga:
Ny. M mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang mempunyai
penyakit serius.

Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
// : Cerai
: Anak kandung
: Anak angkat
: Anak kembar
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Ny. M mengatakan bahwa dirinya memeriksakan kesehatan di pusat
pelayanan kesehatan jika hanya merasa sakitnya sampai menganggu
aktivitas pekerjaan. Klien hanya mengkonsumsi obat yang dijual di
warung jika mulai sakit ringan, jika merasa panas mengkonsumsi
paracetamol dan minum vegeta jika tidak BAB sampai satu minggu. Ny.
M juga mengatakan bahwa ingin meningkatkan perilaku kesehatannya
karena merasa bahwa pola hidupnya kurang sehat.
Interpretasi : Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan pasien baik.
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)
a. Antropometry
BB = 60kg
TB = 166 cm
BMI= BB/TB2(m) = 60/(1,66)2 = 21,77
Interpretasi : Indek Masa Tubuh (IMT) pasien berada pada rentang
normal.
b. Biomedical sign :
Gula darah sewaktu : belum terkaji
Gula darah puasa : belum terkaji
Interpretasi : belum terkaji
c. Clinical Sign :
Turgor kulit < 2 detik, kekuatan otot kaki kanan dan kaki kiri masing-
masing 4dan kekuatan otot tangan kanan dan kiri masing-masing 4.
Otot pasien berkembang dengan baik, dan nafsu makan pasien tidak
begitu baik dikarenakan klien tidak nafsu makan dikarenakan perut
terasa penuh.
Interpretasi : terdapat masalah pada nafsu makan klien.
d. Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Ny. M mengatakan bahwa sebelum sakit sangan memiliki nafsu makan
yang baik, bisa 3-4x sehari untuk makan. Namun, setelah sakit, Ny. M
susah untuk makan secara teratur hal tersebut dikarenakan Ia merasa
bahwa perutnya penuh. Namun dalam mengkonsumsi air putih, klien
mengatakan lebih banyak mengkonsumsi supaya dapat BAB. Sehingga
terdapat perbedaan frekuensi makanan sebelum dan sesudah sakit.
No Pola Nutrisi Sebelum sakit Setelah sakit
1 Frekuensi makan 4x sehari 1-2x sehari
2 Porsi makan 1 piring 1 piring
3 Varian makanan Nasi putih, sayur Nasi putih, sayur dan
dan lauk pauk lauk pauk
4 Nafsu makan Baik Menurun

3. Pola eliminasi: (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)


BAK Sebelum sakit Setelah sakit
Frekuensi 4x sehari kadang lebih 4x/hari kadang lebih
Jumlah ±200cc x 4 = 800 cc ±200cc x 4 = 800 cc
Warna Kuning keputihan Kuning keputihan
Bau Khas Amoniak Khas amoniak
Karakter Cair Cair
BJ Tidak terkaji Tidak terkaji
Alat bantu Tidak memakai Tidak memakai
Lainnya - -

BAB Sebelum sakit Setelah sakit


Frekuensi 1-2 x/hari 5x/hari
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna Kuning kecoklatan Tidak terkaji
Bau Khas Tidak terkaji
Karakter Sedikit keras Tidak terkaji
Alat bantu Tidak memakai Tidak terkaji
Lainnya - -

Interpretasi:
Klien mengalami penurunan frekuensi pada eliminasi fekal.
4. Pola aktivitas & latihan
Keseharian klien yakni melakukan aktivitas harian seperti membersihkan
rumah, belajar online dan mengerjaskan tugas kuliah. Klien mempunyai
online shop sehingga terkadang klien disibukkan untuk melakukan
packing. Klien mengatakan tidak pernah olah raga karena rutinitas
sehariharinya sudah cukup melelahkan, klien juga mengatakan bahwa
ketika klien ingin berolahraga rasa malas selalu menyerangnya.
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu
petugas, 3: dibantu alat, 4: mandiri

Interpretasi : pola aktivitas dan latihan klien terkait berpakaian, mobilisasi


ditempat tidur, berpindah dan rom dapat dilakukan secara mandiri.
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan setelah sakit)
Ny. M mengatakan bahwa sering tidur malam bahkan menjelang adzan
subuh. Klien mengatakan tidurnya cukup nyaman, namun terkadang
beberapa kali merasa pegal ketika bangun tidur, seperti merasa lelah
padahal belum beraktivitas.
Interpretasi : Klien mengalami masalah istirahat.
6. Pola kognitif & perceptual
- Fungsi Kognitif dan Memori: klien mengalami tidak mengalami
penurunan fungsi kognitif dan memori .
- Fungsi dan keadaan indera: semua fungsi indera dalam keadaan baik
dan masih berfungsi dengan normal
Interpretasi : pola kognitif dan perceptual pasien baik.
7. Pola persepsi diri
Ideal diri : Klien mengatakan ingin menikmati waktu mudanya denga
kegiatan yang bermanfaat dan menjadi orang yang sukses. Klien
mengatakan bahwa ingin bekerja keras untuk membahagiakan orang
tuanya dan dirinya.
Harga diri : klien merasa senang ketika bisa mendapat penghargaan
dan pujian.
Peran diri : klien berperan sebagai anak pertama yang harus
melakukan peran kakak untuk adiknya serta anak yang harus berbakti pada
orang tuanya.
Identitas diri : klien menyadari bahwa dirinya adalah seorang yang
menginjak fase dewasa awal diumur yang ke 20 tahun.
Interpretasi : pola persepsi diri klien baik.
8. Pola seksualitas & reproduksi
Klien mendapatkan perhatian dan kasih sayang penuh dari anggota
keluarganya yaitu orang tua dan adiknya. Klien mengatakan tidak
mengalami gangguan pada fungsi reproduksinya meskipun mengalami
gangguan pada kesehatannya. Klien masih mengalami menstruasi dengan
teratur setiap bulannya.
Interpretasi : pola seksualitas dan reproduksi klien baik.
9. Pola peran & hubungan
Pola peran klien tidak mengalami gangguan akibat kondisi kesehatannya
saat ini, klien masih bisa menjalankan perannya sebagai anak dan kakak
dengan baik. Begitu pula dengan pola hubungan klien juga tidak
mengalami hambatan.
Interpretasi : pola peran dan hubungan pasien baik.
10. Pola manajemen koping-stress
Saat di dalam keluarga pasien terjadi perbedaan persepsi sampai dengan
adanya permasalahan, maka selalu berdiskusi bersama dalam
penyelesainnya.
Interpretasi : pola manajemen koping-stress klien baik.
11. Sistem nilai & keyakinan
Klien mengatakan sebagaimana seorang muslim tentu saja klien
menjalankan aktivitas ibadah sebagaimana seorang muslim lainnya.
Kondisi yang dialaminya sekarang tidak mengganggu klien dalam
menjalankan ibadahnya.
Interpretasi : sistem nilai dan keyakinan klien baik.

IV. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum:
Pasien tampak sedikit lesu, komposmetis (GCS 4-5-6)
Tanda vital:
- Tekanan Darah: 90/60 mmHg
- Nadi:100x/mnt reguler
- RR: 20x/m x/mnt reguler
- Suhu: 36,6oC
Interpretasi : Tanda vital pasien dalam batas normal.

Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)


1. Kepala
Inspeksi : pertumbuhsn rambut rata dan rambut hitam terawat,
bentuk wajah oval, kepala simetris, kulit kepala berwarna putih bersih.
Palpasi : tidak ada lesi dan tidak ada benjolan.
2. Mata
Inspeksi : Mata terlihat bersih, konjungtiva merah, reflek pupil baik.
2. Telinga
Inspeksi : telinga simetris kiri dan kanan.
Palpasi : tidak ada kotoran/ serumen pada telinga, tidak ada nyeri
tekan.
3. Hidung
Inspeksi : hidung simetris.
Palpasi : terlihat sedikit kotoran dalam hidung.

4. Mulut
Inspeksi : bibir terlihat kering, mukosa sedikit pucat, dan gigi
terdapat karang, warna lidah merah.
5. Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak ada benjolan, JVP normal.
Palpasi : tidak ada nyeri dan ada dermatitis di area leher.
6. Dada
Jantung
Inspeksi : tidak tampak adanya ictus cordis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : pekak
Auskultasi : irama jantung normal, dan reguler
Paru
Inspeksi : bentuk dada normal, dada simetris, gerakan napas normal
Palpasi : tidak ada benjolan, gerakan dinding thoraks normal, tidak
terdapat nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
Payudara dan Ketiak
Inspeksi : tidak terdapat lesi dan luka di payudara, tidak ada
pembengkakan pada ketiak dan klavikula
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada payudara dan ketiak
7. Abdomen
Inspeksi : Tidak adanya tanda kemerahan, dan tanda infeksi lainnya
pada bagian abdomen dan bentuk abdomen datar.
Auskultasi : Frekuensi peristaltic usus dalam rentang 3 kali per menit.
Palpasi : teraba sedikit keras pada perut bagian bawah.
Perkusi : timpani.
8. Urogenetal
Inspeksi : Tidak adanya tanda pembesaran, kemerahan, dan tanda
infeksi lainnya
9. Ekstremitas
Ektremitas Atas
Inspeksi : Tidak adanya tanda pembesaran (edema), kemerahan, dan
tanda infeksi lainnya pada bagian ekstremitas.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada bagian ekstremitas.
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Tidak adanya tanda pembesaran (edema), kemerahan, dan
tanda infeksi lainnya pada bagian ekstremitas.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada bagian ekstremitas.
10. Kulit dan kuku
Inspeksi : Kebersihan kulit dan kuku kurang terjaga, warna kulit
sawo matang, warna kuku merah muda
Palpasi : CRT 2 detik, turgor kulit baik
11. Keadaan lokal
Pasien tampak sedikit lesu.

Jember, 17 Maret 2021


Pengambil Data,
(Sindi Arieska Putri)
ANALISA DATA

Tanggal/Jam : 17 Maret 2021/ 10.00 WIB

No Data Penunjang Etiologi Masalah Nama dan

paraf
1. DS: Ketidakteraturan kebiasaan defekasi Konstipasi
1. Klien ↓
mengatakan belum Perut terasa penuh

BAB selama 5 hari
Distensi abdomen sindi
2. Klien ↓
mengatakan sulit dan Tekanan pada rectum

nyeri saat buang air
Pengeluaran feses sulit dan nyeri
besar. ↓
3. Klien Konstipasi
mengatakan perutnya
merasa penuh dan tidak
nyaman
4. Klien
mengatakan pola BAB
nya berubah
5. Klien
mengatakan harus
mengejan saat BAB
DO :
1. Feses keras dan kering
2. Teraba sedikit keras
pada perut bagian
bawah
3. peristaltik usus dalam
rentang 3 kali per menit
2. DS : Gaya hidup monoton Keletihan
1. Klien mengatakan ↓
sering lelah karena Aktivitas berlebih

aktivitas keladang yang
Kebutuhan energi meningkat sindi
ia lakukan ↓
2. Klien mengatakan Kekurangan energi

sering tidur malam hari
Kebutuhan istirahat meningkat
karena badanya pegal
dan lelah beraktivitas ↓
seharian. Kualitas istirahat buruk

3. Klien juga merasa
Ketidakpulihan energi
badannya tetap pegal ↓
dan lelah ketika bangun Keluhan lelah

dari tidurnya padahal
Keletihan
belum beraktivitas.

3. DS : Persepsi dan sikap terhadap kesehatan Kesiapan peningkatan manajemen


1. Ny. M mengatakan ↓ kesehatan
bahwa ingin Keinginan terhadap pemeliharaan gaya
hidup
meningkatkan perilaku
↓ sindi
kesehatannya karena Meningkatkan perilaku kesehatan yang
merasa bahwa pola kurang

hidupnya kurang sehat.
Kesiapan peningkatan manajemen
2. Klien mengatakan
kesehatan
bahwa susah untuk
mengkonsumsi air putih,
namun ketika sakit klien
jadi lebih sering
mengkonsumsi agar
dapat BAB.
DO :
-
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(Berdasarkan Prioritas)

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Perumusan Keterangan


1. Konstipasi (D.0049) 17 Maret 2021
-
2. Keletihan (D.0057) 17 Maret 2021
-
3. Kesiapan Peningkatan 17 Maret 2021
Manajemen Kesehatan -
(D.0112)
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Paraf
Keperawatan Kriteria Hasil (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
1 Konstipasi Setelah dilakukan tindakan Manajemen konstipasi:
keperawatan selama 2x24 jam 1. Periksa tanda dan gejala
diharapkan konstipasi klien dapat konstipasi.
teratasi dengan kriteria hasil: 2. Jelaskan etiologi masalah
Eliminasi Fekal: dan alasan tindakan. Sindi
1. Kontrol 3. Memeriksa pergerakan
pengeluaran feses meningkat usus.
(skala 5) 4. Anjurkan diet tinggi
2. Keluhan selama serat.
defekasi menurun (skala 1) 5. Lakukan masase
3. Mengejan saat abdomen.
defekasi cukup menurun (skala 2) 6. Anjurkan peningkatan
4. Konsistensi asupan cairan.
feses meningkat (skala 5) 7. Ajarkan cara mengatasi
5. Frekuensi konstipasi.
defekasi meningkat (skala 5) 8. Anjurkan penggunaan
6. Peristaltik usus obat pencahar, jika perlu
meningkat (skala 5)
2 Keletihan Setelah dilakukan tindakan Edukasi aktivitas/istirahat:
keperawatan selama 1x24 jam 1. Identifikasi kesiapan dan
diharapkan keletihan yang dialami kemampuan menerima informasi.
klien dapat teratasi dengan kriteria 2. Sediakan materi dan
hasil: media pengaturan aktivitas dan istirahat. Sindi
Tingkat kelelahan: 3. Berikan kesempatan
1. Verbilisasi kepada klien dan keluarga untuk bertanya.
kepulihan energi meningkat (skala 4. Jadwalkan pemberian
5) pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan.
2. Tenaga 5. Jelaskan pentingnya
meningkat (skala 5) melakukan aktivitas fisik atau olahraga
3. Kemampuan secara rutin.
melakukan aktivitas meningkat 6. Anjurkan menyusun
(skala 5) jadwal aktivitas dan istirahat.
4. Lesu menurun Manajemen energi:
(skala 1) 1. Monitor pola dan jam
5. Sakit kepala tidur.
menurun (skala 1) 2. Sediakan lingkungan
6. Selera makan yang nyaman dan rendah stimulus.
meningkat (skala 5)
7. Verbalisasi
lelah meningkat (skala 5)
8. Pola istirahat
meningkat (skala 5)
3 Kesiapan Setelah dilakukan tindakan Edukasi perilaku upaya kesehatan :
Peningkatan keperawatan selama 1x24 jam 1. Identifikasi kesiapan dan
Manajemen diharapkan kesiapan peningkatan kemampuan menerima informasi.
Kesehatan manajemen kesehatan pasien tercapai 2. Jelaskan penanganan
dengan keriteria hasil: masalah kesehatan Sindi
Pemeliharaan kesehatan : 3. Ajarkan menentukan
1. Menunjukkan perilaku spesifik yang akan diubah
pemahaman perilaku sehat (olahraga secara teratur dan mengkomsi air
meningkat (dipertahankan pada putih yang cukup sesuai kebutuhan tubuh).
skala 5). 4. Ajarkan mengidentifikasi
2. Kemampuan tujuan yang akan dicapai.
menjalankan perilaku sehat 5. Anjurkan menggunakan
meningkat (dipertahankan pada fasilitas kesehatan
skala 5).
3. Menunjukkan
minat meningkatkan perilaku sehat
meningkat (dipertahankan padsa
skala 5).
IMPELMENTASI KEPERAWATAN

No Tanggal/ No IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF Paraf dan


Dx.KEP (HASIL/RESPON) Nama
Jam
1. Kamis, 18 1 Implementasi Dx 1 : Hari ke-1 S: Klien mengatakan tidak BAB 5 hari dan
Maret 2021 perutnya terasa penuh, namun pagi ini
1. Memeriksa tanda dan gejala konstipasi merasa perutnya sedikit mulas tetapi tidak
08.00 2. Menjelaskan etiologi masalah dan alasan BAB. Klien mengatakan bahwa memahami
terkait dengan anjuran untuk diet tinggi
tindakan.
serat, klien mengatakan bahwa akan sindi
08.05 3. Memeriksa pergerakan usus meningkatkan asupan cairan dengan cara
08.10 4. Menganjurkan diet tinggi serat. rajin mengkonsumsi air putih.
08.15 5. Melakukan masase abdomen O: Bising usus 3 kali/menit, klien menahami
08.20 penyebab dan metode yang akan dilakukan
6. Menganjurkan peningkatan asupan
08.22 dalam hal ini masase abdominal, klien
cairan menikmati pijatan walaupun sedikit
08.24 7. Mengajarkan cara mengantisipasi meringis saat perutnya ditekan dan
konstipasi mengatakan sedikit releks, pasien
8. Menganjurkan penggunaan obat memahami terkait cara mengantisipasi
08.25 pencahar (jika perlu) kostipasi.
A: Masalah konstipasi klien belum teratasi.
9. Menjadwalkan pendidikan kesehatan
P: Lanjutkan intervensi.
terkait dengan masalah klien

2. Kamis, 18 2 Implementasi Dx 2 : Hari ke-1 S : klien mengatakan setelah diberikan


Maret 2021 pendidikan kesehatan terkait istirahat dan
09.37 1. Mengidentifikasi tidur, klien mendapatkan pengetahuan baru.
kesiapan dan kemampuan menerima Klien mengatakan bahwa akan memulai
informasi. untuk mengfatur jadwal istirahatnya dengan sindi
09.40
baik agar tidak letih. Klien mengatakan
2. Menyediakan materi
bahwa ingin memulai hidup sehat dengan
09.43 terkait pengaturan aktivitas dan istirahat. berolahraga ringan minimal dua kali dalam
3. Berikan kesempatan seminggu.
09.47 kepada klien untuk bertanya. O: mimik wajah kooperatif selama penkes,
klien menyimak dengan seksama, klien
4. Memberikan
memahami apa yang disampaikan oleh
09.53 pedidikan kesehatan terkait dengan perawat, klien setuju untuk menyusun
istirahat dan tidur. jadwal aktivitas dan istirahat.
09.58 5. Menjelaskan A: Masalah keletihan pasien terkait edukasi
pentingnya melakukan aktivitas fisik mengenai pendidikan kesehatan istirahat dan
atau olahraga secara rutin. tidur sudah teratai, namun akan tetap
6. Menganjurkan untuk dimonitor terkait dengan penjadwalan
aktivitas dan istirahat.
menyusun jadwal aktivitas dan istirahat.
P: Lakukan intervensi selanjutnya
(memonitor jam tidur pasien dan
menyediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulasi).
3. Kamis, 18 3 Implementasi Dx 3 : Hari ke-1 S : klien mengatakan memahami terkait
Maret 2021 dengan penjelasan yang dijelaskan oleh
perawat dan akan mencoba untuk
10.10 1. Mengidentifikasi melakukan perilaku sehat dengan cara
kesiapan dan kemampuan menerima berolahraga. Klien mengatakan bahwa Sindi
masih tidak ingin menggunakan fasilitas
10.14 informasi. kesehatan jika sakitnya masih biasa saja.
O: Pasien menunjukkan respon adaptif
10.20 2. Menjelaskan selama pertemuan dan sangat bersemangat
penanganan masalah kesehatan. pada saat perawat memberikan penjelasan
dan anjuran,
3. Mengajarkan
A: Kesiapan peningkatan manajemen
10.30 menentukan perilaku spesifik yang akan kesehatan teratasi.
diubah (olahraga secara teratur dan P: Monitor keberlanjutan intervensi yang
10.35 mengkomsi air putih yang cukup sesuai telah dilakukan untuk pasien.
kebutuhan tubuh).
4. Mengajarkan
mengidentifikasi tujuan yang akan
dicapai.
5. Menganjurkan
menggunakan fasilitas kesehatan.

No Tanggal/ No Dx. Implementasi Evaluasi Formatif Paraf dan


Kep Nama
Jam (hasil/respon)
1. Jum’at, 19 1 Implementasi Dx 1 : Hari ke-2 S: Klien mengatakan subuh BAB namun
Maret 2021 sedikit dan fesesnya cukup keras. Perutnya
1. Memeriksa tanda dan gejala terasa sedikit plong.
08.00 konstipasi O: Bising usus tidak terdengar, klien
menahami penyebab dan metode yang akan
2. Menjelaskan etiologi masalah dan
dilakukan dalam hal ini masase abdominal, sindi
08.05 alasan tindakan. klien menikmati pijatan walaupun sedikit
08.10 3. Memeriksa pergerakan usus meringis saat perutnya ditekan dan
08.15 4. Menganjurkan diet tinggi serat. mengatakan sedikit releks, pasien
08.20 memahami terkait cara mengantisipasi
5. Melakukan masase abdomen
08.22 kostipasi.
08.24 6. Menganjurkan peningkatan asupan A: Masalah konstipasi sudah teratasi.
cairan P: Hentikan intervensi
7. Mengajarkan cara mengantisipasi
konstipasi

EVALUASI
No Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi sormatif (SOAP) Paraf dan
Jam Nama
1. Kamis, 18 1 Implementasi Dx 1 : hari ke-1 S: Klien mengatakan tidak BAB 5 hari
Maret 2021 dan perutnya terasa penuh, namun pagi
ini merasa perutnya sedikit mulas tetapi
08.00 1. Memeriksa tanda dan gejala tidak BAB. Klien mengatakan bahwa sindi
konstipasi memahami terkait dengan anjuran
2. Menjelaskan etiologi untuk diet tinggi serat, klien
08.05 masalah dan alasan tindakan. mengatakan bahwa akan meningkatkan
08.10 asupan cairan dengan cara rajin
08.15 3. Memeriksa pergerakan usus mengkonsumsi air putih.
08.20 4. Menganjurkan diet tinggi O: Bising usus 3 kali/menit, klien
08.22 serat. menahami penyebab dan metode yang
5. Melakukan masase abdomen akan dilakukan dalam hal ini masase
08.24 abdominal, klien menikmati pijatan
6. Menganjurkan peningkatan walaupun sedikit meringis saat
asupan cairan perutnya ditekan dan mengatakan
7. Mengajarkan cara sedikit releks, pasien memahami terkait
08.25 mengantisipasi konstipasi cara mengantisipasi kostipasi.
8. Menganjurkan penggunaan A: Masalah konstipasi klien belum
obat pencahar (jika perlu) teratasi.
P: Lanjutkan intervensi.
9. Menjadwalkan pendidikan
kesehatan terkait dengan
masalah klien

2. Kamis, 18 2 Implementasi Dx 2 : Hari ke-1 S : klien mengatakan setelah diberikan


Maret 2021 pendidikan kesehatan terkait istirahat
09.37 dan tidur, klien mendapatkan
pengetahuan baru. Klien mengatakan sindi
1. Mengidentifik bahwa akan memulai untuk mengfatur
09.40
asi kesiapan dan kemampuan jadwal istirahatnya dengan baik agar
menerima informasi. tidak letih. Klien mengatakan bahwa
09.43 2. Menyediakan ingin memulai hidup sehat dengan
materi terkait pengaturan berolahraga ringan minimal dua kali
09.47 dalam seminggu.
aktivitas dan istirahat.
O: mimik wajah kooperatif selama
3. Berikan penkes, klien menyimak dengan
09.53 kesempatan kepada klien untuk seksama, klien memahami apa yang
bertanya. disampaikan oleh perawat, klien setuju
09.58 4. Memberikan untuk menyusun jadwal aktivitas dan
pedidikan kesehatan terkait istirahat.
dengan istirahat dan tidur. A: Masalah keletihan pasien terkait
edukasi mengenai pendidikan
5. Menjelaskan
kesehatan istirahat dan tidur sudah
pentingnya melakukan aktivitas teratai.
fisik atau olahraga secara rutin. P: Hentikan intervensi.
20.00 6. Menganjurkan
20.10 untuk menyusun jadwal aktivitas
dan istirahat.
7. Monitor pola
dan jam tidur.
8. Sediakan
lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus.
3. Kamis, 18 3 Implementasi Dx 3 : Hari ke-1 S : klien mengatakan memahami terkait
Maret 2021 dengan penjelasan yang dijelaskan oleh
perawat dan akan mencoba untuk
10.10 1. Mengidentifik melakukan perilaku sehat dengan cara Sindi
asi kesiapan dan kemampuan berolahraga. Klien mengatakan bahwa
menerima informasi. masih tidak ingin menggunakan
10.14 fasilitas kesehatan jika sakitnya masih
2. Menjelaskan
biasa saja.
10.20 penanganan masalah kesehatan. O: Pasien menunjukkan respon adaptif
3. Mengajarkan selama pertemuan dan sangat
menentukan perilaku spesifik bersemangat pada saat perawat
yang akan diubah (olahraga memberikan penjelasan dan anjuran,
10.30 secara teratur dan mengkomsi air A: Kesiapan peningkatan manajemen
putih yang cukup sesuai kesehatan teratasi.
10.35 P: Monitor keberlanjutan intervensi
kebutuhan tubuh). yang telah dilakukan untuk pasien.
4. Mengajarkan
mengidentifikasi tujuan yang
akan dicapai.
5. Menganjurkan
menggunakan fasilitas kesehatan.
EVALUASI
No Tanggal/ No Dx. Implementasi Evaluasi Formatif Paraf dan
Kep Nama
Jam (hasil/respon)
1. Jum’at, 19 1 Implementasi Dx 1 : Hari ke-2 S: Klien mengatakan subuh BAB namun
Maret 2021 sedikit dan fesesnya cukup keras. Perutnya
8. Memeriksa tanda dan gejala terasa sedikit plong.
08.00 konstipasi O: Bising usus tidak terdengar, klien
menahami penyebab dan metode yang akan
9. Menjelaskan etiologi masalah dan
dilakukan dalam hal ini masase abdominal, sindi
08.05 alasan tindakan. klien menikmati pijatan walaupun sedikit
08.10 10. Memeriksa pergerakan usus meringis saat perutnya ditekan dan
08.15 11. Menganjurkan diet tinggi serat. mengatakan sedikit releks, pasien
08.20 memahami terkait cara mengantisipasi
12. Melakukan masase abdomen
08.22 kostipasi.
08.24 13. Menganjurkan peningkatan asupan A: Masalah konstipasi sudah teratasi.
cairan P: Hentikan intervensi
14. Mengajarkan cara mengantisipasi
konstipasi
Evidence-Based Practice in Nursing :
Pengaruh terapi pijat terhadap konstipasi.

Massage Therapy atau terapi pijat merupakan suatu gerakan manipulasi


jaringan lunak di area seluruh tubuh untuk memberikan kenyamanan kesehatan,
seperti relaksasi, peningkatan kualitas tidur, menurunkan kecemasan, atau
manfaat pada bagian fisik tertentu seperti nyeri otot. Pijat dapat memakan waktu
sekitar 15-90 menit tergantung dari kondisi individu tersebut. Pijat umumnya
menstimulasi metabolisme seluler dan meningkatkan distribusi nutrisi ke sel dan
jaringan. Ketika nutrisi telah digunakan, tubuh mengenali kebutuhan nutrisi
dengan memicu nafsu makan. Pijat secara mekanik dapat mendorong sisa
pencernaan ke usus, tapi pijat juga memicu respon saraf para simpatik yang
meningkatkan aktivitas pencernaan sehingga rasa lapar dapat menjadi efek refleks
dari pijat (Suarsyaf dan Sumekar, 2015).
Massage abdomen bertujuan merangsang gerakan peristaltik pada lambung,
maka rangsangan dari regangan lambung ini melalui saraf otonom ekstrinsik
menjadi pemicu utama gerakan massa di kolon melalui refleks gastrokolik dan
massage abdomen. Massage abdomen dapat menurunkan konstipasi melalui
beberapa mekanisme yang berbeda-beda antara lain dengan menstimulasi sistem
persyarafan parasimpatis sehingga dapat menurunkan tegangan pada otot abdomen,
meningkatkan motilitas pada sistem pencernaan, meningkatkan sekresi pada sistem
intestinal serta memberikan efek pada relaksasi sfingter. Penelitian massage
abdomen dan minum air hangat 500 cc pada pagi hari menunjukan bahwa terapi
tersebut dapat mencegah dan mengatasi konstipasi pada pada pasien stroke di
RSUD Poso.

Hasil penelitian Rantesigi dan Agusrianto (2019), menunjukan bahwa abdomen


massage merupakan salah satu inisiatif tindakan keperawatan independent yang
sangat efektif. Massage abdomen bisa menjadi intervensi mandiri perawat.
Intervens ini juga dapat diintegrasikan dalam program pelatihan manajemen
konstipasi sebagai salah satu keahlianyang harus dimiliki perawat. Selain itu,
intervensi ini dapat masuk dalam intervensi standar untuk pasienkonstipasi.
Intervensi juga memiliki efek positif terhadap peningkatan kemandirian pasien dan
keluarga sehingga dapat menjadi pilihan intervensi yang dapat diberikan secara
bersamaan dan bersinergi dengan penggunaan laksatif dalam mengatasi keluhan
konstipasi.
Prosedur pelaksanaan massage abdomen menurut Rantesigi dan Agusrianto
(2019):
a. Massage abdomen akan diberikan selama 6 hari.
b. Sebelum dilakukan massage abdomen pasien diminta untuk meminum 500 cc
air hangat pada pagi hari, sebelum pasien sarapan pagi. Alasannya massage
abdomen tidak dapat diberikan pada saat keadaan perut terisi karena akan
mengakibatkan pasien muntah dan memang sebaiknya massage dilakukan
saat perut dalam keadaan kosong.
c. Massage dilakukan selama 10 – 20 menit, dengan menggunakan baby oil
sebagai pelumas.
d. Posisi saat dilakukan massage yaitu fowler atau terlentang.
e. Massage dilakukan menggunakan tangan dengan tehnik Effleurage yaitu
gerakan mengusap pada daerah abdomen untuk merangsang peristaltic usus.
DAFTAR PUSTAKA

Rantesigi, N. dan Agusrianto. 2019. Penerapan massage abdomen dan minum air
putih hangat untuk stroke di rsud poso. Poltekita:Jurnal Ilmu Kesehatan.
13(2):91–95.
Siregar, Yaumil Hafsani. 2018. “Perubahan Sistem Eliminasi Fekal Pada Pasien
Kanker Pasca Kemoterapi di RSUP. H. Adam Malik Medan”. Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Suarsyaf, H. Z. dan D. W. Sumekar. 2015. Pengaruh terapi pijat terhadap
konstipasi. Majority. 4(9):98–102.

Anda mungkin juga menyukai