DISUSUN OLEH :
KhairunNisa (2107201071)
Semester II Keperawatan
Progsus B
2022
BAB I
KONSEP GGK
A. Pengertian GGK
Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu kondisi dimana organ ginjal sudah tidak mampu
mengangkut sampah sisa metabolik tubuh berupa bahan yang biasanya dieliminasi melalui
urin dan menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan menyebabkan
gangguan fungsi endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit, serta asam basa (Abdul, 2015)
Sedangkan menurut Black (2014) Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah gangguan fungsi
ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara
metabolisme dan gagal memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit yang berakibat pada
peningkatan ureum. Pada pasien gagal ginjal kronis mempunyai karakteristik bersifat
menetap, tidak bisa disembuhkan dan memerlukan pengobatan berupa, trensplantasi ginjal,
dialysisperitoneal, hemodialysis dan rawat jalan dalam waktu yang lama (Desfrimadona,
2016).
B. Patofisiologi GGK
Kelebihan volume cairan yang terjadi pada klien GGK disebab kan oleh Retensi cairan
dan natrium. Yang menyebabkan kehilangan kemampuan ginjal untuk memekatkan urine
menghilang secara progresif dengan meningkatnya beban zat terlarut.
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer juga disebab kan karena klien sudah menderita
hipertensi sejak 3 tahun yg lalu, Penyakit gagal ginjal kronik menyebabkan gangguan reabsorbsi
dan hiponatremia yang mengakibatkan menurunnya volume vaskuler.
Hambatan mobilitas fisik terjadi karena terdapat bengkak pada kedua kaki klien yang
disebabkan oleh menurunnya kemampuan ginjal untuk mengekskresi (membuang) garam atau
natrium ke dalam urin. Sedangkan natrium menahan cairan di dalam pembuluh darah. Selain itu,
kerusakan pada pembuluh darah-pembuluh darah kecil pada ginjal dapat menyebabkan sindrom
nefrotik. Pada sindrom nefrotik, kadar albumin dalam darah turun sehingga juga menyebabkan
bengkak.
44
BAB 2
MANAJEMEN
KASUS
B. Pengkajian
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit Klien Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik
di Ruang Hemodialisa RSUD Bangil Pasuruan 2018
RIWAYAT
KLIEN 1 KLIEN 2
PENYAKIT
Keluhan utama Klien mengatakan sesak Klien mengatakan sesak
Riwayat penyakit Klien datang ke IGD bangil klien datang ke ruang
sekarang pada 29 maret 2018 jam hemodialisa RSUD Bangil
16.30 dengan keluhan sesak untuk menjalani cuci darah
nafas serta nyeri dada dengan keluhan sesak nafas
kemudian dipasang infus dan pada jam 11.30, kemudian
masker O2 NRBM 8 lpm, dipasang masker O2 NRBM
kemudian dipindah ke ruang 8 Lpm
Dahlia pada 30 maret 2018
jam 01.00 pada 30 maret
dibawa ke ruang hemodialisa
untuk
menjalani cuci darah pada
jam 08.00
Riwayat penyakit Klien mengatakan sudah Klien mengatakan sudah
dahulu menderita penyakit gagal menderita penyakit gagal
ginjal sejak 5 tahun yang ginjal kronik sejak 3 tahun
lalu, dan telah menjalani cuci terakhir, dan telah menjalani
darah 16 bulan di malang, cuci darah sejak 2 tahun
dan di RSUD Bangil selama terakhir
2 bulan
Klien mengatakan ada Klien mengatakan ada
riwayat hipertensi riwayat hipertensi
Riwayat keluarga Klien mengatakan dalam Klien mengatakan dalam
keluarganya tidak ada yang keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit yang menderita penyakit yang
sama sama
Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik Klien Asuhan Keperawatan dengan Gagal Ginjal
Kronik di Ruang Hemodialisa RSUD Bangil Pasuruan 2018
Pemeriksan Fisik :
Pemeriksaan Hasil
Tanggal Klien 1 Klien 2 Satuan
Nilai Normal
Pemeriksaan (29/03/2018) (03/03/2018)
Laboratorium
Darah Lengkap
Leukosit (WBC) 8,130 5,093 103/uL 3,7 – 10,1
Neutrofil 5,5 3,1 %
Limfosit 1,7 1,5 %
Monosit 0,6 0,3 %
Eusinofil 0,2 0,1 %
Basofil 0,1 0,0 %
Neutrofil % 67,5 60,5 % 39,3 – 73,7
Limfosit % 21,4 30,3 % 18,0 – 48,3
Monosit % 7,0 5,8 % 4,40 – 12,7
Eusinofil % 3,0 2,7 % 0,600 – 7,30
Basofil % 1,1 0,7 % 0,00 – 1,70
Eritrosit (RBC) L 2,149 L 3,346 106/uL 4,2 – 11,0
Hemoglobin (Hb) L 7,37 L 8,15 g/dL 12,0 – 16,0
Hematokrit (HCT) L 20,09 L 23,87 % 38 – 47
MCV 83,08 L 71,33 um3 81,1 – 96,0
MCH 30,45 L 24,35 pg 27,0 – 31,2
MCHC H 36,65 34,14 g/dL 31,8 – 35,4
RDW 14,47 11,74 % 11,5 – 14,5
PLT 166 L 133 103/uL 155 – 366
MPV 5,83 6,98 fl 6,90 – 10,6
KIMIA KLINIK
FAAL GINJAL
BUN H 41 H 69 mg/dL 7,8 – 20,23
Kreatinin 5,313 10,298 mg/dL 0,6 – 1,0
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 141,90 138,40 mmol/L 135 – 147
Kalium (K) 4,45 H 5,58 mmol/L 3,5 – 5
Klorida (Cl) 103,60 99,02 mmol/L 95 – 105
Kalsium ion 1,239 1,299 mmol/L 1,16 – 1,32
GULA DARAH
Glukosa Darah 107 112 mg/dL < 200
Sewaktu
Foto Thorax - -
51
Tabel 4.7 Terapi Klien Asuhan Keperawatan Dengan Gagal Ginjal Kronik di
Ruang Hemodialisa RSUD Bangil Pasuruan
TERAPI
Klien 1 Klien 2
Infus : Infus :
Kidmin 200 ml life line Kidmin 200 ml life line
Injeksi : Injeksi :
Lansoprazole 1x 40 mg Epodion 25 iu
Metoclopramid 3x1 mg
Allopurinol 100 mg x1 / 48 jam
Callos 1x1 mg
Epodion 25 iu
per Nebul :
pulmicort 3x1 mg
Tabel 4.8 Analisa Data Klien Asuhan Keperawatan dengan Gagal Ginjal
Kronik di Ruang Hemodialisa 2018
Klien 1
Data Subyektif : Edem paru Gangguan Pertukaran
klien mengatakan sesak Gas
sejak 2 hari yang lalu
serta nyeri dada
52
Data Obyektif :
a. Keadaan umum
lemah, klien hanya
berbaring di tempat
tidur
b. kesadaran :
komposmentis
GCS : 4-5-6
c. Konjungtiva pucat
d. TTV
TD : 190/110 mmHg
N : 96 x/menit
S : 37o C
RR : 30 x/menit
CRT <2 detik
SPO2 : 88 %
BGA
Ph :7,14
PaO2 : 80 mmHg
HCO3 : 20 mEq/L
PCO2 : 34 mmHg
Akral dingin
berkeringat
e. turgor kulit menurun
f. terdapat pernapasan
cuping hidung
g. perkusi paru pekak
bagian kiri
h. auskultasi paru ronchi
- +
- +
-
i. terpasang infus pada
tangan kiri
j. terpasang masker
NRBM 8 lpm
k. DC kateter (-)
l. terdapat edema pada
kaki kiri
m. kekuatan otot
5 5
4 4
Data Obyektif :
53
a. Keadaan umum
lemah, klien hanya
berbaring di tempat
tidur,
b. kesadaran :
komposmentis
GCS : 4-5-6
c. Konjungtiva pucat,
d. TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 92 x/menit
S : 36,5o C
RR : 30 x/menit
CRT <2 detik
SPO2 : 87 %
BGA
Ph : 7,20
PaO2 : 78 mmHg
HCO3 : 21 mEq/L
PCO2 : 35 mmHg
e. turgor kulit baik, akral
dingin, berkeringat
f. terdapat pernapasan
cuping hidung
g. terdapat tarikan
intercostae
h. perkusi paru pekak
i. auskultasi paru ronchi
- +
- -
-
j. Terpasang masker O2
NRBM 8 lpm
k. DC kateter (-), infus(-)
l. kekuatan otot
5 5
5 5
Daftar Diagnosa
Klien 1 Klien 2
Gangguan pertukaran gas Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan edema paru berhubungan dengan edema paru
54
Diagnosis
NOC NIC
keperawatan
Klien 1
Gangguan Status pernafasan : pertukaran d. Manejemen jalan nafas
pertukaran gas gas 8. Motivasi pasien untuk
Definisi : Indikator : bernafas pelan, dalam,
Kelebihan atau 14. Tekanan parsial O2 di darah berputar dan batuk
kekurangan arteri (PaO2) 9. Instruksikan bagaimana
oksigenasi PaO2 : 80 mmHg agar bisa melakukan
dan/atau Ringan (4) batuk efektif
eliminasi 15. Tekanan parsial CO2 di darah 10. Auskultasi suara nafas,
karbondioksida arteri (PaCO2) catat area yang
pada membran PCO2 : 34 mmHg ventilasinya menurun
alveolus-kapiler Ringan (4) atau tidak adanya suara
16. pH arteri tambahan
Tanda dan Ph :7,14 11. Kolaborasi pemberian
Gejala Mayor : Ringan (4) obat dengan tim medis
Subyektif : 17. saturasi oksigen 12. Regulasi asupan cairan
2. Dispnea 88% sebagaimana mestinya
Obyektif : Sedang (3) 13. Posisikan untuk
7. PCO2 18. dispnea saat meringankan sesak nafas
meningkat/ istirahat 14. Monitor status
menurun RR:30x/menit pernafasan dan
8. PO2 sedang (3) oksigenasi, sebagaimana
menurun 19. diaforesis mestinya
9.
Takikardia ringan (4)
10.
pH arteri 20. dispnea dengan aktivitas
11.
meningkat/ ringan e. Peningkatan (manajemen)
menurun sedang (3) Batuk
12.
Bunyi napas 21. perasaan kurang 1. Minta pasien untuk
tambahan istrahat sedang (3) menarik nafas dalam,
22. sianosis bungkukkan ke depan,
Tanda dan ringan (4) lakukan tiga atau empat
Gejala Minor : 23. mengantuk kali hembusan (untuk
Subyektif : tidak ada (5) membuka area glotitis)
3. Pusing 24. gangguan kesadaran 2. Dukung pasien menarik
4. Penglihatan tidak ada (5) nafas dalam beberapa kali
kabur 3. Minta pasien untuk batuk
Obyektif : Respon ventilasi mekanik : dilanjutkan dengan
8. Sianosis Dewasa beberapa periode nafas
9. Diaforesis Indikator : dalam
10. Gelisah 29. Tingkat pernapasan
11. Napas Cepat, deviasi sedang
cuping (3) f. Monitor pernafasan
hidung 30. Irama pernapasan 1. Monitor kemampuan
12. Pola napas Tidak teratur RR:30 x/menit batuk efektif pasien
abnormal Deviasi sedang (3) 2. Berikan bantuan terapi
(cepat/lamb 31. Kedalaman inspirasi nafas jika diperlukan
at,regular/irr Deviasi (3) (misalnya, nebulizer)
32. Volume tidal
Deviasi (4)
55
skala :
1 = deviasi berat dari kisaran
normal/Berat
2 = deviasi yang cukup berat dari
kisaran normal /cukup berat
3 = deviasi sedang dari kisaran
normal/sedang
4 = deviasi ringan dari kisaran
normal/ringan
5 = tidak ada deviasi dari kisaran
normal/tidak ada
56
Klien 2
Gangguan Status pernafasan : pertukaran a. Manejemen jalan nafas
pertukaran gas gas 1. Motivasi pasien untuk
Definisi : Indikator : bernafas pelan, dalam,
Kelebihan atau 1. Tekanan parsial O2 di darah berputar dan batuk
kekurangan arteri (PaO2) 2. Instruksikan bagaimana
oksigenasi PaO2 : 78 mmHg agar bisa melakukan
dan/atau Ringan (4) batuk efektif
eliminasi 2. Tekanan parsial CO2 di darah 3. Auskultasi suara nafas,
karbondioksida arteri (PaCO2) catat area yang
pada membran PCO2 : 35 mmHg ventilasinya menurun
alveolus-kapiler Ringan (4) atau tidak adanya suara
3. pH arteri tambahan
Tanda dan Ph : 7,20 4. Kolaborasi pemberian
Gejala Mayor : Ringan (4) obat dengan tim medis
Subyektif : 4. saturasi oksigen 5. Regulasi asupan cairan
1. Dispnea 87% sebagaimana mestinya
Obyektif : Sedang (3) 6. Posisikan untuk
1.PCO2 5. dispnea saat meringankan sesak nafas
meningkat istirahat 7. Monitor status
/menurun RR:30x/menit pernafasan dan
2. PO2 menurun sedang (3) oksigenasi, sebagaimana
3. Takikardia 6. diaforesis mestinya
4. pH arteri ringan (4)
5. meningkat 7. dispnea dengan aktivitas
/menurun ringan b. Peningkatan (manajemen)
6. Bunyi napas sedang (3) Batuk
tambahan 8. perasaan kurang 1. Minta pasien untuk
istrahat sedang (3) menarik nafas dalam,
9. sianosis bungkukkan ke depan,
Tanda dan ringan (4) lakukan tiga atau empat
Gejala Minor : 10. mengantuk kali hembusan (untuk
Subyektif : tidak ada (5) membuka area glotitis)
1. Pusing 11. gangguan kesadaran 2. Dukung pasien menarik
2.Penglihatan tidak ada (5) nafas dalam beberapa
kabur kali
Obyektif : Respon ventilasi mekanik : 3. Minta pasien untuk batuk
1. Sianosis Dewasa dilanjutkan dengan
2. Diaforesis Indikator : beberapa periode nafas
3. Gelisah 1. Tingkat pernapasan dalam
4. Napas cuping Cepat, deviasi sedang
hidung (3)
5. Pola napas 2. Irama pernapasan c. Monitor pernafasan
abnormal(cepat/ Tidak teratur RR:30 x/menit 1. Monitor kemampuan
lambat,regular/i Deviasi sedang (3) batuk efektif pasien
rregular,dalam/ 3. Kedalaman inspirasi 2. Berikan bantuan terapi
dangkal) Deviasi (3) nafas jika diperlukan
6. Warna kulit 4. FiO2 (fraksi inspirasi oksigen) (misalnya, nebulizer)
abnormal (mis, memenuhi kebutuhan oksigen 3. Monitor kecepatan,
pucat, kebiruan) Deviasi (4) irama, kedalaman, dan
7. Kesadaran 5. PaO2 (tekanan parsial oksigen kesulitan bernafas
menurun dalam darah arteri) 4. Monitor suara tambahan
PaO2 : 78 mmHg 5. Monitor pola nafas
sedang (3)
6. PaCO2 (tekanan parsial karbon
dioksida dalam darah arteri)
PCO2 : 35 mmHg
57
Ringan (4)
7. Arteri Ph
Ph : 7,20
Ringan (4)
8. Saturasi Oksigen
87%
Sedang (3)
49. Gerakan dinding dada
asimetris
Tidak ada (5)
50. Pembesaran dinding dada
simetris
Tidak ada (5)
51. Kesulitan bernafas dengan
ventilator
Tidak ada (5)
52. Kegelisahan
Tidak ada (5)
53. Kurang istirahat
Tidak ada (5)
54. Gangguan integritas kulit
didaerah trakeostomi
Tidak ada (5)
55. Hipoksia
sedang (3)
56. Infeksi paru
Tidak ada (5)
57. Sekresi pernapasan
Tidak ada (5)
58. Kesulitan mengutarakan
kebutuhan
Tidak ada (5)
skala :
1 = deviasi berat dari kisaran
normal/Berat
2 = deviasi yang cukup berat dari
kisaran normal /cukup berat
3 = deviasi sedang dari kisaran
normal/sedang
4 = deviasi ringan dari kisaran
normal/ringan
5 = tidak ada deviasi dari kisaran
normal/tidak ada
58
pemberian
11.00 Monitor pola 12.00 Kolaborasi terapi
nafas dalam
pemberian
12.00 Kolaborasi terapi
dalam
pemberian
terapi
4.1.5 Evaluasi
Tabel 4.13 Evaluasi Klien Asuhan Keperawatan dengan Gagal Ginjal Kronik
di ruang Hemodialisa RSUD Bangil Pasuruan 2018
4 4
O: O: O:
k/u lemah, k/u lemah, k/u cukup,
kesadaran : kesadaran : kesadaran :
komposmentis komposmentis komposmentis
GCS : 456 GCS : 456 GCS : 456
Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
pucat, pucat, pucat,
CRT <2 detik CRT <2 detik CRT <2 detik
TTV TTV TTV
TD:130/100 TD:150/100 TD:150/100
mmHg mmHg mmHg
N:98x/menit N:96x/menit N:90 x/menit
S : 36,9o C S : 37o C S : 37,4o C
RR:30x/menit RR:28x/menit RR:26x/menit
SPO2 : 87 % SPO2 : 89 % SPO2 : 95 %
-turgor kulit baik -turgor kulit baik -turgor kulit baik
-terdapat -terdapat -terdapat
pernapasan cuping pernapasan cuping pernapasan cuping
hidung hidung hidung
-terdapat tarikan -tidak terdapat -tidak terdapat
intercostae tarikan intercostae tarikan intercostae
-perkusi paru -perkusi paru -perkusi paru
pekak pekak sonor
-auskultasi paru -auskultasi paru -auskultasi paru
ronchi ronchi vesikular
- + - + - -
- - - - - -
- - -
-Terpasang masker -Terpasang masker
O2 NRBM 8 lpm O2 NRBM 8 lpm -Terpasang O2
-DC kateter (-), -DC kateter (-), nasal kanul 4 lpm
infus (-) infus (-) -DC kateter (-),
-tidak terdapat - terdapat edema infus (-)
edema pada kaki pada kaki -terdapat edema
-kekuatan otot -kekuatan otot pada kaki
-kekuatan otot
5 5 5 5
5 5 5 5
5 5
64
64
65
DAFTAR PUSTAKA
Ali dkk. 2017. Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan
Comorbid Faktor Diabetes Mellitus Dan Hipertensi di Ruangan
Hemodialisa RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou. Manado. E-Jurnal
Keperawatan ( e-Kp). Vol. 5 no. 2.
Hutagol. 2016. Peningkatan kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani terpai hemodialisa melalui physicological intervention di unit
hemodialisa RS Royal Prima Medan Tahun 2016. Jurnal Jumantik volume
2 nomor 1, Mei 2017.
Pradesya. 2015. Hubungan gagal ginjal kronik dengan edema paru ditinjau dari
gambaran radiologi di RS PKU Muhamadiyah Gamping Yogyakarta.
Pranandari & Supadmi. 2015. Faktor Resiko Gagal Ginjal Kronik di Unit
Hemodialisis RSUD Wates Kulon Progo. Majalah Farmaseutik, Vol. 11
No. 2.
65
66
Tim Pokja. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : DPP PPNI. Edisi 1.
66