Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA

PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Kesehatan Reproduksi

Disusun Oleh :

KELOMPOK I
1. I NENGAH ANTARA (223221330)
1. PUTU VINA VITRIADEWI (223221345)
2. NI PUTU KRISNA ANDIANI (223221342)
3. AGUSTINA DEWI ASTUTI (223221310)
4. DWI ANDRIYANI (223221369)

Program Studi Ilmu Keperawatan


Stikes Wira Medika Bali
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN PMS
(PENYAKIT MENULAR SEKSUAL) GONORHEA
DI PUSKESMAS I BANGLI
TANGGAL 8 OKTOBER 2022

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Penanggung Jawab
Nama : Ny. S Nama : Tn. SN
Umur : 28 Thn Umur : 32 tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang Jenis kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin Pekerjaan : Swasta
Agama : Hindu Alamat : Bangli
Suku : Bali Status perkawinan : Kawin
Alamat : Bangli Agama : Hindu
No CM : 012345
Tanggal MRS : 8 Oktober 2022
Tanggal Pengkajian : 8 Oktober 2022
Sumber informasi : Pasien dan Rekam Medis
B. ALASAN MRS
a. Keluhan Utama MRS : nyeri perut
bagian bawah dan saat buang air kecil
terasa nyeri, gatal pada vagina
b. Keluhan saat dikaji : nyeri
perut bagian bawah
c. Riwayat Penyakit sekarang :
Sebelum ke pelayanan kesehatan pasien mengalami nyeri pada perut bagian bawah,
saat buang air kecil pasien merasa nyeri dan gatal pada vagina, keluhan ini sudah
dirasakan pasien selama 7 hari dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien
mengatakan suami pasien pernah terkena Sifilis satu bulan yang lalu dan sudah berobat
ke pelayanan Kesehatan. Pasien mengatakan terkena PMS gonorea sudah dari trimester
I, pada saat itu pasien rutin meminum obat antibiotik yang diberikan dari dokter, tetapi
saat ini ibu mengalaminya gejala yang sama dikarenakan ibu kurang menjaga
kebersihan. Kali ini merupakan kehamilan pertama pasien, pasien sudah pernah ke
dokter untuk memeriksakan kandungan. Pasien merasa khawatir akan kondisinya dan
kondisi bayi. Pasien mengatakan gerakan bayi masih dirasakan bergerak seperti biasa.

d. Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien mengatakan suami pasien pernah terkena Sifilis satu bulan yang lalu dan sudah
berobat ke pelayanan Kesehatan. Pasien mengatakan terkena PMS gonorea sudah dari
trimester I, pada saat itu pasien rutin meminum obat antibiotik yang diberikan dari
dokter, tetapi saat ini ibu mengalaminya gejala yang sama dikarenakan ibu kurang
menjaga kebersihan.
C. RIWAYAT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
a. Riwayat Menstruarsi :
 Menarche : umur 11 tahun
 Siklus : teratur ( √) tidak ( )
 Banyaknya : 80cc/hari
 Lama : 4-5 hari siklus 28 hari
 Keluhan : tidak ada keluhan menstruasi
 HPHT : 20 Juni 2022
b. Riwayat pernikahan
 Menikah : 2 kali
 Lama : 3 tahun
c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
No Thn Umur Penyulit jenis penolong Penyulit laserasi infeksi Perdarahan Jenis BB Pj
kehamilan Kelamin

1 2022 24 minggu tidak - - - - - - - - -


ada

d. Riwayat kehamilan saat ini


Status Obstetrikus :
 G3P1A1H1 UK : 28 minggu
 TP : 27 Maret 2023
 ANC kehamilan sekarang : Pasien mengatakan selama hamil rutin
memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas banyak 1 kali, bidan ± 5 kali, di
puskesmas pasien mendapatkan imunisasi TT. Pasien juga melakukan USG di
dokter kandungan untuk melihat kondisi kandungannya.
e. Riwayat keluarga berencana
 Akseptor KB : Bidan
 Jenis : pil KB
 Lama : 1 tahun
 Masalah : tidak ada masalah

D. RIWAYAT PENYAKIT
1. Klien : . Pasien mengatakan terkena PMS gonorea sudah dari trimester
rutin minum antibiotik, tidak ada Riwayat DM, Hipertensi,
Hemofilia dan penyakit menular
2. Keluarga : Pasien mengatakan suami pasien pernah terkena Sifilis satu bulan
yang lalu dan sudah berobat ke pelayanan Kesehatan, tidak ada
Riwayat DM, Hipertensi, Hemofilia.
E. POLA FUNGSIONAL KESEHATAN
1. Pemeliharan dan persepsi terhadap kesehatan
Pasien memiliki persepsi yang positif terhadap kesehatannya. Jika pasien atau
keluarga ada yang sakit, pasien dan keluarga selalu memeriksakan dirinya ke
pelayanan kesehatan (Puskesman, Rumah sakit, Bidan Praktek)
2. Nutrisi / metabolik
Pasien mengatakan selama sakit, pasien dapat makan 3 kali perhari habis 1 porsi dan
minum 1,5 liter/hari
3. Pola eliminasi
Selama sakit ini px tidak mengalami gangguan dalam BAB, px BAB 1 kali sehari
dengan konsistensi cair, berwarna kuning kecoklatan dan berbau khas. Untuk BAK
pasien mengatakan 3-5 kali sehari berwarna kuning dan berbau khas. Pasien merasa
nyeri saat buat air kecil, skala nyeri 4. Vagina terasa gatal sehingga mengganggu
aktivitas.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum 0 

Mandi 0
Toileting 0
Berpakaian 0
Mobilisasi di tempat tidur 0
Berpindah 0
Ambulasi ROM 0
0 : mandiri, 1 : alat Bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :tergantung total
Kesimpulan : pasien melakukan ativitas mandiri
5. Pola tidur dan istirahat
Pasien tidak ada gangguan pola tidur dan istirahat untuk saat ini., Pasien biasa tidur 7-
8 jam sehari
6. Pola kognitif dan perseptual :
Komunikasi lancar dan memori baik. Pasien dapat mengungkapkan perasaanya dan
menjelaskan kondisi yang di alami.
7. Pola persepsi diri :
Pasien mengatakan khawatir dengan kondisinya, malu dan takut merepotkan keluarga
dengan kondisinya.
8. Pola seksual dan reproduksi :
Pasien mengatakan melakukan hubungan seksual dengan suaminya 1-2 kali seminggu
sebelum hamil. Saat hamil pasien tetap melakukan hubungan seksual dengan
suaminya. Namun saat mengetahui suami pasien mengalami PMS, pasien tidak
melakukan hubungan seksual sampai suami pasien sembuh. Pasien mengatakan
jarang melakukan kebersihan setelah berhubungan seksual.
9. Pola peran – hubungan :
Pasien didampingi suaminya saat masuk, serta tampak suami pasien menemani
pasien saat pemeriksaan.
10. Pola manajemen koping stress :
Pasien merasa cemas dengan keadaan-nya dan bayinya. Pasien mengatakan jika
dirinya mengalami masalah, maka dia akan menceritakan dan berbagi dengan orang
terdekat untuk memutusan masalah tersebut.
11. Sistem nilai dan keyakinan :
Pasien menganut kepercayaan agama Hindu dan menjalankan tradisi adat bali.
Bersembahyang setiap hari serta hari keagamaan. Pasien berdoa agar dirinya cepat
smebuh dan bisa beraktivitas seperti biasanya.
F. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :
 GCS : E4V5M6
 Tingkat kesadaran : Composmentis
 Tanda – tanda vital : TD : 110/80mmHg N : 90x/mnt RR : 12x/mnt T: 36.5oC
 BB : 65 kg TB: 160 cm LILA : 25 cm
Head toe toe :
 Kepala wajah :
- Inspeksi : Bentuk simetris, kulit kepala bersih, rambut ada, pucat

- Palpasi : Nyeri tekan (tidak ada ) edema (tidak ada) cloasma ada

 Mata
- Inspeksi : Konjungtiva Anemis +/+ icterus -/- pupil isokor

- Palpasi : Nyeri tekan (-)

 Leher
- Inspeksi : Bentuk simetris, hiperpigmentasi (-)

- Palpasi : Pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran limfa (-)

 Dada
- Inspeksi : Penggunaan otot bantu napas (-), ictus cordis tidak terlihat,
bentuk simetris, payudara +/+

- Palpasi : Nyeri tekan (-) vocal fremitus kanan kiri sama. Denyut IC regular dengan
frekuensi 80x /menit teraba di ICS V

- Perkusi : Sonor +/+

- Auskultasi : Vesikuler +/+ Wheezing -/- ronchi -/-, suara S1S2 tunggal regular,
murmur (-) gallop (-)
 Abdomen
- Inspeksi : Luka bekas operasi (-), benjolan (-), sianosis (-), distensi (-) striae alba
(+), linea nigra (+), Pembesaran sesuai UK : sesuai UK
- Palpasi : Nyeri tekan (-), Gerakan Janin : ada
Kontraksi : tidak ada
Ballottement : ada
Leopold I : Kepala / bokong / kosong TFU: 24 cm diatas simfisis
Leopold II: Kanan : punggung/bagian kecil/bokong /kepala
Kiri : punggung / bagian kecil /bokong/kepala
Leopold III : Presentasi kepala / bokong/kosong
Leopold IV : belum masuk PAP (konvergen/divergen/sejajar)
Penurunan kepala : 5/5 bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas simfisis pubis
Kontraksi : tidak ada
- Perkusi : Suara Timpani (+)
- Auskultasi : BU (+) normal, bising usus 10x/menit
DJJ : cepat 120x/mnt

 Genetalia dan perineum :


Kebersihan : kemerahan, bau
Keputihan : ada Karakteristik : terdapat cairan putih keruh kekuningan, lembek.
Hemoroid : tidak ada
 Ekstremitas
Atas :
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
CRT : < 2 detik
Bawah :
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
CRT : < 2 detik
Refleks : reflekx patella ada

G. DATA PENUNJANG
 Pemeriksaan Laboratorium :
( + ) Gonorea ( Sample cairan lendir leher rahim). Prepat Gram, Preparat G.O, Kultur
G.O

H. DIAGNOSA MEDIS
G1P0A0 UK 24 Minggu , Gonorrhea

I. PENGOBATAN
Cefixime 2x 400mg. Paracetamol 3x500mg. Kontrol satu minggu lagi @15/10/2022

- ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Proses inflamasi Nyeri Akut
Pasien mengatakan nyeri tumpul ↓
pada perut bawah dirasakan hilang Merangsang pengeluaran
timbul, skala nyeri 4 dan nyeri histamin, bradykinin, dan
memberat pada vagina saat buang air prodtatglandin
kecil. ↓
DO :
Reseptor nyeri menghantarkan
a) Pasien sesekali tampak meringis,
impuls ke system saraf pusat
dan memegang perut bagian
bawah. TTV : TD : 110/80mmHg ↓
N : 90x/mnt RR : 18x/mnt T:
Nyeri Akut
36.5 C.
o

DS Tingkat Pendidikan Ansietas



Pasien mengatakan khawatir
Kurang pengetahuan dan
akan kondisinya dan kondisi informasi

bayinya.
Ansietas
DO :
Pasien tampak tegang. Kontak
mata buruk, sering berkemih.
N : 90x/mnt RR : 18x/mnt

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :


1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencendera fisiologis
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

II. RENCANA KEPERAWATAN


Tgl / Rencana Keperawatan
No Diagnosa
jam Tujuan Intervensi
1 Sabtu, Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri (I. 08238)
8-10- Observasi
keperawatan selama 1 x
2022 - lokasi, karakteristik, durasi,
Pukul 30 menit, diharapkan
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
10.45
nyeri akut menurun - Identifikasi skala nyeri
wita
dengan kriteria hasil: - Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat
1. Keluhan nyeri sedang
dan memperingan nyeri
(3) - Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan
analgetic

Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
2 Sabtu, Ansietas Setelah dilakukan asuhan Reduksi Ansietas
8-10- Observasi:
keperawatan selama 1 x
2022 - Identifikasi saat tingkat ansietas
Pukul 30 menit , diharapkan berubah
10.45
tingkat ansietas menurun - Identifikasi kemampuan mengambil
wita
dengan kriteria hasil: keputusan
- Monitor tanda-tanda ansietas
1. Verbalisasi Terapeutik:
khawatir khawatir - Ciptakan suasana teraupetik untuk
terhadap kondisi menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi
yang dihadapikecemasan, jika memungkinkan
menurun (5) - Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
2. Perilaku tegang
- Gunakan pendekatan yang tenang dan
menurun (5) meyakinkan
3. Verbalisasi - Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
kebingungan
Edukasi
menurun (5) - Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
- Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
- Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Latih teknik relaksasi

III. IMPLEMENTASI
Tgl/Jam No.Dx Implementasi Evaluasi Proses Paraf/Nama
8 Oktober
2022 1 - Memonitor frekuensi dan TD : 110/80mmHg N :
10.45 WITA 90x/mnt RR : 18x/mnt T:
kekuatan nadi, frekuensi
nafas, TD. 36.5oC,

11.0 WITA 1 - Menjelaskan strategi Pasien mengatakan akan


meredakan nyeri dengan mencoba menggunakan
kompres hangat pada kompres hangat saat nyeri
bagian nyeri dan anjuran muncul dan mengerti
penggunaan analgetik tentang penggunaan
secara tepat pereda nyeri yang
diberikan
11.05 WITA 2 - Menciptakan suasana Pasien mengatakan merasa
terapiutik untuk membina relaks dan siap menerima
kepercayaan informasi yang akan
- Memahami situasi yang diberikan.
membuat ansietas,
Mendengarkan dengan
penuh perhatian

11.10 WITA 2 - Menjelaskan prosedur, Pasien dapat memahami


termasuk perburukan yang penjelasan yang diberikan
mungkin dialami dan suami pasien paham
- Menginformasikan secara akan penjelasan yang
faktual mengenai diberikan
pengobatan dan Pasien mengatakan merasa
perkembangan penyakit lebih tenang setelah
(Meningkatkan personal diberikan penjelasan akan
hygiene, menunda kondisi-nya.
hubungan seksual selama
pengobatan, dan kondisi
perburukan yang mungkin
dialami, rutin control
untuk pemantauan kondisi
ibu dan janin)

11.15 1 - Melatih pasien teknik Pasien mengatakan merasa


WITA
relaksasi nafas dalam lebih tenang, dan akan
- Melakukan tindakan mencoba berlatih Teknik
kolaboratif dalam relaksai.
pemberian analgetik Pasien mendapat terapi
paracetamol 3x 500 mg.

V. EVALUASI
Tgl/Jam No Evaluasi Hasil
Dx
Sabtu , 1 S : Pasien mengatakan akan mencoba kompres hangat dan teknik relaksasi saat
11.15 WITA
nyeri muncul, pasien mengerti dengan anjuran penggunaan analgetik.
8 Oktober
2022 O : Pasien tampak lebih relaks, skala nyeri 4, TD : 110/80mmHg N : 90x/mnt RR
: 18x/mnt T: 36.5oC, pasien dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam.
A : Nyeri Akut
P : Pertahankan kondisi pasien
2 S : Pasien mengatakan sudah lebih tenang setelah mendapatkan penjelasan
tentang kondisinya dan mendapatkan perawatan.
O : Pasien tampak tenang, pasien dapat memberikan umpan balik dengan
penjelasan yang diberikan, dapat mengambil keputusan untuk proses
perawatannya. N : 90x/mnt RR : 18x/mnt.
A : Ansietas teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai