Anda di halaman 1dari 45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Gambaran Lokasi Pengambilan data

Penelitian ini dilakukan di ruang edelwis Prof. Dr Margono Soekarjo

Purwokerto Kabupaten Banyumas pada tanggal 12 april 2019 sampai

dengan 28 april 2019. Dalam studi kasus ini dipilih 2 orang sebagai subyek

studi kasus yaitu pasien 1 (Tn.t) dan pasie 2 (Tn.a). kedua subyek sudah

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sebagai subyek studi kasus. Penulis

menggunakan pendekatan proses keperawatan, perencanaan keperawatan,

pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan yang dilakukan

selama 6 hari dengan masing-masing pasien dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 hari.

2. Pengkajian

a. Identitas Klien (Inisial)


Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan pada pasien 1 (Tn.t) hari
jumat 12 april 2019 pukul 14.00 dan pasien 2 (Tn.a) sabtu 25 april 2019
pukul 15.00 diruang edelweis Prof. Dr Margono Soekarjo Purwokerto
Kabupaten Banyumas, maka diperoleh data seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.1
Identitas pasien

Identitas Pasien 1 Pasien 2


Pasien
Nama Tn.t Tn.a
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki
Umur 62 tahun 60 tahun
Pekerjaan Buruh Buruh
Agama Islam Islam
Alamat wangon rt 02/07 Pandansari rt 03/05
No. RM 02013913 00271244
Pendidikan SD SD
Status Menikah Menikah
Perkawinan
Dx Medis BPH BPH

b. Identitas Penanggung Jawab


Tabel 4.2
Identitas Penanggung jawab

Identitas Pasien 1 Pasien 2


Penanggung jawab
Nama Ny. w Ny. b
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Umur 56 tahun 54 tahun
Pekerjaan Ibu Rumah Ibu Rumah
Tangga Tangga
Agama Islam Islam
Alamat wangon 02/07 Pandasari 03/05
Hubungan dengan pasien istri istri
c. Riwayat Penyakit
Tabel 4.3
Riwayat penyakit

Riwayat Penyakit Klien 1 Klien 2


Keluhan Utama Keluhan utama Pasien Keluhan utama Pasien

mengatakan nyeri mengatakan nyeri

setelah dilakukan setelah dilakukan

tindakan operasi. tindakan operasi.

p: nyeri karena operasi P : nyeri karena operasi

Q : disayat-sayat Q : disayat-sayat

R : genetalia R : genetalia

S : Skala 5 S : Skala 6

T : sering T : sering
Keluhan
Tambahan Keluarga klien sesuai Keluarga klien sesuai

dengan pernyataan klien, dengan pernyataan klien,

mengatakan badan masih mengatakan badan masih

terasa lemas, pipisnnya terasa lemas, pipisnnya

terus menerus keluar darah terus menerus keluar darah

segar pekat, takut dan segar pekat, takut dan

merasa sangat haus urin merasa sangat haus urin

yang bercampur darah yang bercampur darah


Riwayat Penyakit sebanyak 1500cc sangat sebanyak 1200cc sangat
Sekarang
pekat. pekat.

Kilen mengatakan datang Kilen mengatakan datang

ke poli RSMS pada ke poli RSMS pada

tanggal 11 april 2019 atas tanggal 24 april 2019 atas

rujukan dari puskesmas rujukan dari puskesmas

wangon dengan keluhan ajibarang dengan keluhan

BAK, saat berkemih klien BAK, saat berkemih klien

merasa nyeri, panas serta merasa nyeri, panas serta

pancaran urin berupa pancaran urin berupa

tetesan. Saat pasien datang tetesan. Saat pasien datang

ke RSMS pasien terpasang ke RSMS pasien terpasang

kateter. Klien mengatakan kateter.klien mengatakan

pelaksanaan operasi pada pelaksanaan operasi pada

Riwayat Penyakit tanggal 12 april 2019, tanggal 25 april


Dahulu
keluar dari ruang operasi 2019,keluar operasi pukul

pukul 14.00 wib. 12.00 wib

Klien mengatakan sulit Klien mengatakan sudah 2

BAK, nyeri dan terasa kali terdiagnosis hernia

panas ketika BAK sejak 1 dan menjalani operasi

tahun yang lalu. Pasien terakhir 2016 di RSMS


mengatakan tidak Pasien mengatakan tidak

memiliki riwayat penyakit memiliki riwayat penyakit

lainnya seperti jantung, lainnya seperti jantung,

hipertensi, hipertensi,

diabetes,pernafasan dan diabetes,pernafasan dan

penyakit keturunan penyakit keturunan

Riwayat Penyakit lainnya. Pasien lainnya. Pasien

Keluarga mengatakan tidak mengatakan tidak

memiliki riwayat alergi memiliki riwayat alergi

obat maupun makanan obat maupun makanan.

Keluarga klien Keluarga klien

mengatakan bahwa dalam mengatakan bahwa dalam

keluarga tidak ada yang keluarga tidak ada yang

mengalami penyakit mengalami penyakit

seperti yang diderita oleh seperti yang diderita oleh

klien serta didalam klien serta didalam

keluaga klien tidak ada keluaga klien tidak ada

yang mengalami penyakit yang mengalami penyakit

kronis seperti hipertensi, kronis seperti hipertensi,

diabetes melitus, dan diabetes melitus, dan

penyakit jantung. penyakit jantunng


d. Perubahan Pola Kesehatan
Tabel 4.4
Perubahan pola gordon

Pola Kesehatan Klien 1 Klien 2


Pola persepsi Sebelum MRS : Sebelum MRS :
dan
Keluarga klien mengatakan Keluarga klien mengatakan
manajemen
sehat itu dapat beraktivitas sehat itu dapat beraktivitas
kesehatan
bebas serta tidak bebas serta tidak

memerlukan penganan memerlukan penganan

medis. medis.

Saat MRS: Saat MRS:

Kliklien dan keluarga Klien dan keluarga


memengatakan kesehatan mengatakan kesehatan
merupakan hal penting merupakan hal penting
apabila ada anggota apabila ada anggota
keluarga yang sakit keluarga yang sakit
langsung dibawa ke langsung dibawa ke
pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan
terdekat. terdekat.
Pola nutrisi
Sebelum MRS: Sebelum MRS:
Makan:keluarga Makan:keluarga mengatakan
mengatakan bahwa klien bahwa klien makan dengan
makan dengan lahap habis lahap habis satu porsi.makan
satu porsi.makan 3x1
Minum: klien suka minum 3x1
air putih sehari 6-7 Minum: klien suka minum air
gelas/hari putih sehari 6-7 gelas/hari
Saat MRS: Saat MRS:
Makan:keluarga Makan:keluarga mengatakan
mengatakan klien hanya klien hanya makan 3x1/2
makan 3x1/2 porsi yang porsi yang diberikan rumah
diberikan rumah sakit sakit

Pola Minum:klien minumsehari Minum:klien minumsehari 7

eliminasi 7 gelas/hari gelas/hari


Sebelum MRS:
BAB: Klien mengatakan Sebelum MRS:
BAB 1-2 x/hari BAB: Klien mengatakan
BAK: klien mengatakan BAB 1-2 x/hari
BAK pada siang hari BAK: klien mengatakan
8x/hari dan malam 7x/hari BAK pada siang hari 8x/hari
Saat MRS : dan malam 7x/hari
BAB: klien mengatakan Saat MRS :
selama dirawat pasien BAB: klien mengatakan
belum BAB. selama dirawat pasien belum
BAK:-x/hari klien BAB.
Pola
menggunakan kateter. BAK:-x/hari klien
Aktivitas dan
menggunakan kateter.
latihan
Sebelum MRS:
Keluarga mengatakan Sebelum MRS:
bahwa dalam beraktivitas Keluarga mengatakan bahwa
klien bisa melakukannya dalam beraktivitas klien bisa
secara mandiri melakukannya secara mandiri
Saat MRS: Saat MRS:
Keluarga mengatakan Keluarga mengatakan
Pola aktivitas bahwasaat klien masuk bahwasaat klien masuk
ditempat rumah sakit memerlukan rumah sakit memerlukan
tidur bantuan dalam beraktivitas bantuan dalam beraktivitas
sebelum MRS :
siang: klien mengatakan sebelum MRS :
bahwa tidur siang selama siang: klien mengatakan
1jam setelah bangun tidur bahwa tidur siang selama
klien merasa segar 1jam setelah bangun tidur
malam: klien mengatakan klien merasa segar
bahwa tidur malam selama malam: klien mengatakan
7 jam mulai pukul 21.00 bahwa tidur malam selama 7
hingga pukul 04.00 wib. jam mulai pukul 21.00
saat MRS: hingga pukul 04.00 wib.
Siang: klien mengatakan saat MRS:
tidak bisa tidur siang karena Siang: klien mengatakan
panas tidak bisa tidur siang karena
Malam: klien mengatakan panas
tidur selama 4 jam mulai Malam: klien mengatakan
pukul 19.00 hingga pukul tidur selama 4 jam mulai
Pola Persepsi
05.00 wib pada malam hari pukul 19.00 hingga pukul
kognitif
klien sering terbangun dan 05.00 wib pada malam hari
sulit untuk tidur klien sering terbangun dan
dikarenakan terasa nyeri. sulit untuk tidur dikarenakan
Klien dan keluarga terasa nyeri.
mngatakan tidak memahami Klien dan keluarga
penyakit yang dalami oleh mngatakan tidak memahami
Tn.t penyakit yang dalami oleh
Tn.a
Saat MRS:
Klien dan keluarga hanya Saat MRS:
tidak memahai mengenai Klien dan keluarga hanya
Pola konsep
penyakit klien. Keluarga tidak memahai mengenai
diri
klien tidak aktif untuk penyakit klien. Keluarga
mencari tau mengenai klien tidak aktif untuk
penyakitnya dikarenakan mencari tau mengenai
segan dengan perawat. penyakitnya dikarenakan
Sebelum MRS: segan dengan perawat.
Identitas diri Sebelum MRS:
Keluarga mengatakan Identitas diri
berdasarkan pernyataan Keluarga mengatakan
klien bernama Tn.t dengan berdasarkan pernyataan klien
jeni kelamin laki-laki bernama Tn.a dengan jeni
lupakan seorang suami, kelamin laki-laki lupakan
ayah dari tiga anak, kakek seorang suami, ayah dari tiga
dari dua cucu. anak, kakek dari dua cucu.
Ideal diri:Keluarga klien Ideal diri:Keluarga klien
mengatakan berdasarkan mengatakan berdasarkan
pernyataan klien, dalam pernyataan klien, dalam
melakukan sesuatu akan melakukan sesuatu akan
dirundikan terlebih dahulu dirundikan terlebih dahulu
dengan keuarga, setelah itu dengan keuarga, setelah itu
klien sebagai kepala klien sebagai kepala keluarga
keluarga klien akan klien akan memutuskan
memutuskan Peran diri :Keluarga klien
Peran diri :Keluarga klien mengatakan berdasarkan
mengatakan berdasarkan pernyataan klien bahwa
pernyataan klien bahwa dirumah klien berperan
dirumah klien berperan sebagai suami, ayah dan
sebagai suami, ayah dan seorang kakek.
seorang kakek. Harga diri :Kelurga klien
Harga diri :Kelurga klien mengatakan berdasarkan
Pola toleransi
mengatakan berdasarkan pernyataan klien bahwa klien
stress koping
pernyataan klien bahwa buhwa sosok yang sangat
klien buhwa sosok yang berkerja keras Gambaran
sangat berkerja keras diri : Klien merupakan sosok
Gambaran diri : Klien yang tabah dalam menjalani
merupakan sosok yang penyakitnya
tabah dalam menjalani
penyakitnya
Sebelum MRS :
Klien mengatakan merasa Sebelum MRS :
terbebani atau setres atas Klien mengatakan merasa

penyakitnya yang tidak terbebani atau setres atas


kunjung sembuh, klien penyakitnya yang tidak

lebih bersyukur masih dapat kunjung sembuh, klien lebih


seat dan berkerja. bersyukur masih dapat seat
Pola
Saat MRS : dan berkerja.
reproduksi
Saat MRS :
seksual Klien mengatakan bahwa
penyakitnya merupakan Klien mengatakan bahwa
perekat antara dirinya dan penyakitnya merupakan

keluarganya, terbukti dari perekat antara dirinya dan


seluruh keluarga sangat keluarganya, terbukti dari
memperhatikan kondisinya seluruh keluarga sangat
memperhatikan kondisinya

Sebelum MRS:
Sebelum MRS:
Hubungan klien dan istri
Hubungan klien dan istri
sangat baik.klien memiliki
sangat baik.klien memiliki
Pola nilai dan orang anak dengan 1

keyakinan orang anak dengan 1


perempuan an laki-laki
perempuan an laki-laki
Saat MRS
Saat MRS
Hubungan klien dan istri
Hubungan klien dan istri
sangat baik, keluarga
sangat baik, keluarga sangat
sangat mendukung
mendukung kesembuhan
kesembuhan klien .
klien .
Sebelum MRS :
Sebelum MRS :
Klien mengatakan sebelum
Klien mengatakan sebelum
MRS klien menjalankan
MRS klien menjalankan
sholat 5 waktu dirumah
sholat 5 waktu dirumah
bersama keluaga
bersama keluaga
Saat MRS :
Saat MRS :
Klien dan keluarga
Klien dan keluarga
mengatakan bahwa
mengatakan bahwa penyakit
penyakit ini merupakan
ini merupakan pemberian
pemberian dari Allah SWT
untuk penembusan dosa dari Allah SWT untuk

dan untuk meningkatkan penembusan dosa dan untuk

ibadah. meningkatkan ibadah.

e. Pemeriksaan Fisik

Observasi Klien 1 Klien 2


Keadaan Pemeriksaan fisik meliputi Pemeriksaan fisik meliputi
umum dan kesadaran composmentis kesadaran composmentis
Tanda-tanda (E4, V5, M6), penulis (E4, V5, M6), penulis
vital melakukan tanda-tanda vital melakukan tanda-tanda vital
tekanan darah 120/ 80 tekanan darah 130/ 90
mmHg, suhu 36,2 ℃, nadi mmHg, suhu 37,2 ℃, nadi
100 kali/ menit, pernafasan 90 kali/ menit, pernafasan
20 kali/ menit,. 22 kali/ menit.
Kepala dan
Bentuk kepala Mesochepale Bentuk kepala Mesochepale
Rambut
tidak ada luka/ lesi, warna tidak ada luka/ lesi, warna
rambut hitam tidak ada rambut hitam tidak ada
kelainan dan kulit kepala kelainan dan kulit kepala
bersih. bersih.
Mata
Pada pemeriksaan mata Pemeriksaan mata pasien
pasien tidak menggunakan tidak menggunakan kaca
kaca mata, sklera tidak mata, sklera tidak ikterik,
Hidung ikterik, konjungtiva tidak konjungtiva tidak anemis
anemis dan pupil isokor. dan pupil isokor
Pemeriksaan hidung Pemeriksaan hidung
didapatkan data penciuman didapatkan data penciuman
normal, tidak ada sekret/ normal, tidak ada sekret/
Gigi dan
darah/ polip. darah/ polip.
Mulut
Pemeriksaan mulut dan Pemeriksaan mulut dan
tenggorokan didapatkan tenggorokan didapatkan
data bibir tampak kering, data bibir tampak lembab,
mulut dan tenggorokan mulut dan tenggorokan
normal, terdapat keluhan normal, gigi pasien tampak
pada saat menelan, gigi bersih dan rapi.
Telinga pasien tampak bersih dan
rapi.
Pemeriksaan telinga Pemeriksaan telinga

didapatkan data didapatkan data

pendengaran pasien normal, pendengaran pasien normal,


Leher tidak ada sekret/ darah/ tidak ada sekret/ darah/
polip. polip.

Leher tidak ada pembesaran Leher tidak ada pembesaran


tyroid, tidak ada lesi, nadi tyroid, tidak ada lesi, nadi
Dada: Jantung
karotis teraba kuat, tidak karotis teraba kuat, tidak
ada pembesaran limfoid. ada pembesaran limfoid.

Pemeriksaan jantung Pemeriksaan jantung

didapatkan data ictus cordis inspeksi bentuk dada

terlihat, pada palpasi simetris, ictus cordis terlihat


didapatkan pulsasi pada sebelah kiri, pada saat
dinding torak teraba kuat dilakukan palpasi pasien
tidak ada nyeri tekan di
dan hasil pemeriksaan semua lapang dada, Perkusi
Pemeriksaan auskultasi didapatkan Bunyi terdengar pekak, auskultasi
Paru jantung I dan II terdengar tidak ada suara tambahan
regular Pemeriksaan paru
Pemeriksaan paru didapatkan data frekuensi
didapatkan data frekuensi teratur, pasien tidak batuk,
teratur, pasien tidak batuk, tidak ada sumbatan jalan
tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada retraksi
nafas, tidak ada retraksi dada, pada saat dilakukan
dada, bentuk dada simetris, inspeksi tidak tampak ada
tidak ada penggunaan otot retraksi dada, bentuk dada
bantu nafas, pengembangan simetris, tidak ada
dada normal, pada saat penggunaan otot bantu
dilakukan palpasi tidak ada nafas, pengembangan dada
nyeri tekan, perkusi normal, pada saat dilakukan
terdengar sonor pada semua palpasi tidak ada nyeri
lapang paru, pada saat tekan, perkusi terdengar
auskultasi tidak ada suara sonor pada semua lapang
Abdomen
nafas tambahan. paru, pada saat auskultasi
tidak ada suara nafas
tambahan.
Peristaltik usus terdengar 18
Pemeriksaan abdomen kali/ menit, perut tidak
didapatkan data peristaltik kembung pada saat di
usus terdengar 15
kali/ perkusi, ada nyeri tekan
menit, perut tidak kembung pada perut bagian bawah,
Genetalia pada saat di perkusi, ada tidak ada ascites, inspeksi
nyeri tekan pada perut, tidak perut.
ada ascites, inspeksi perut
terlihat datar, perkusi
terdengar tympani.
Ekstermitas Terpasang kateter three way Terpasang kateter three way
ukran 20 yang terhubung ukran 20 yang terhubung
dengan plabot irigasi dengan plabot irigasi

Pada pemeriksaan kulit dan Pada pemeriksaan kulit dan


kekuatan otot didapatkan kekuatan otot didapatkan
data turgor kulit kembali 1-2 data turgor kulit kembali 1-2
detik, tidak ada laserasi, detik, tidak ada laserasi,
warna kulit sawo matang. warna kulit sawo matang.
Kekuatan otot 5,5,5,5, ROM Kekuatan otot 5,5,5,5, ROM
terbatas terbatas.
f. Hasil Pemeriksaan Diagnostik
Tabel 4.6

Hasil Pemeriksaan Diagnostik

1) Pasien 1

a) Pemeriksaan Laboratorium tanggal 11 April 2019

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


HEMATOLOGI

Darah Lengkap
Hemoglobin 13.2 g/dL 11.7 – 15.5
Leukosit 4430 U/L 3600 - 11000
Hematoktit 39 % 35 – 47
Eritrosit 4.7 10^6/uL 3.8 – 5.2
Trombosit 253.000 /uL 150.000–440.000
MCV 84.1 fL 80 – 100
MCH 28.3 pg/cell 26 – 34
MCHC 33.7 % 32 – 36
RDW 12.6 % 11.5 – 14.5
MPV 9.4 fL 9.4 – 12.3
Hitung Jenis
Basofil 0.2 % 0–1
Eosinofil L 1.1 % 2–4
Batang L 0.2 % 3–5
Segmen L 45.4 % 50 – 70
Limfosit H 42.0 % 25 – 40
Monosit H 11.1 % 2–8
Kimia Klinik
Ureum Darah 31.00 mg/dL 14.98 – 38.52
Kreatinin Darah 0.88 mg/dL 0.55 – 1.02
Glukosa Sewaktu 76 mg/dL ≤ 200
Natrium 141 mEq/L 134 - 146
Kalium 3.7 mEq/L 3.4 – 4.6
Klorida 105 mEq/L 96 - 108

b) EKG
11 april 2019
Sinus normal , sinus rythm tanpa elefasi dan depresi
pada PQRST
c) Ronten
11 april 2019
Apek pulmo bileteral tampak tenang, corakan
vesikuer, pulmo meningkat kasar, sinus costofrenicus
dekstra sinistra lancip, diagfragma et sinistra licin tak
mendatar, cor : CTR =048. Memiliki kesan bronkitis
besar cor dalam batas normal sistema tulang yang
tervisualisasi baik.
d) BNO AP
11 april 2019
Pre Pritoneal fat line kanan-kiri tampak tegas, udara
usus tampak (+) prominen , tak tampak gambaran
distensi usus, renal out line dekstra et sinistra tampak
samar psoas line tampak jelas simetris, tak tampak
opasitas diproyeksi trakcus, urinarius, tak tampak
diskontinuitas pada tulang tervisualisasi. Memiliki
kesan bahwa tak tampak batu opaque diproyeksi
tractus urinarius, tak tampak kelainan pada tulang
yang tervisualisasi , tak tampak kelainan pada BNO
saat ini.

Tabel 4.7
Hasil Pemeriksaan Diagnostik

2) Pasien 2

a) Pemeriksaan Laboratorium tanggal 24 April 2019

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


HEMATOLOGI

Darah Lengkap
Hemoglobin 13.2 g/dL 11.7 – 15.5
Leukosit 4430 U/L 3600 - 11000
Hematoktit 39 % 35 – 47
Eritrosit 4.7 10^6/uL 3.8 – 5.2
Trombosit 253.000 /uL 150.000–440.000
MCV 84.1 fL 80 – 100
MCH 28.3 pg/cell 26 – 34
MCHC 33.7 % 32 – 36
RDW 12.6 % 11.5 – 14.5
MPV 9.4 fL 9.4 – 12.3
Hitung Jenis
Basofil 0.2 % 0–1
Eosinofil L 1.1 % 2–4
Batang L 0.2 % 3–5
Segmen L 45.4 % 50 – 70
Limfosit H 42.0 % 25 – 40
Monosit H 11.1 % 2–8
Kimia Klinik
Ureum Darah 31.00 mg/dL 14.98 – 38.52
Kreatinin Darah 0.88 mg/dL 0.55 – 1.02
Glukosa Sewaktu 76 mg/dL ≤ 200
Natrium 141 mEq/L 134 - 146
Kalium 3.7 mEq/L 3.4 – 4.6
Klorida 105 mEq/L 97 - 108

b) EKG
24 april 2019
Sinus normal , sinus rythm tanpa elefasi dan depresi
pada PQRST
c) Rontgen
24 april 2019
Apek pulmo bileteral tampak tenang, corakan
vesikuer, pulmo meningkat kasar, sinus costofrenicus
dekstra sinistra lancip, diagfragma et sinistra licin tak
mendatar, cor : CTR =048. Memiliki kesan bronkitis
besar cor dalam batas normal sistema tulang yang
tervisualisasi baik.
d) BNO AP
24 april 2019
Pre Pritoneal fat line kanan-kiri tampak tegas, udara
usus tampak (+) prominen , tak tampak gambaran
distensi usus, renal out line dekstra et sinistra tampak
samar psoas line tampak jelas simetris, tak tampak
opasitas diproyeksi trakcus, urinarius, tak tampak
diskontinuitas pada tulang tervisualisasi. Memiliki
kesan bahwa tak tampak batu opaque diproyeksi
tractus urinarius, tak tampak kelainan pada tulang
yang tervisualisasi , tak tampak kelainan pada BNO
saat ini.

g. Terapi yang diberikan

Tabel 4.8
Terapi yang diberikan

Terapi Pasien 1 Pasien 2


Infus jenis infus NaCl 0.9% jenis infus NaCl 0.9%
1000 cc dengan 1000 cc dengan tetesan
tetesan 20 tpm. 20 tpm.
Injeksi -ceftriaxone 2x1 gr via - ceftriaxone 2x1 gr via
IV. IV
-Furosemid 2x10 mg -. Furosemid 2x10 mg
via IV. via IV.
- Ketorolac 2x30 mg - Ketorolac 2x30 mg
via IV. via IV.
- Asam tranmex - Asam tranmex 3x500
3x500 mg via IV. mg via IV.
Terapi
lainnya irigasi dengan cairan irigasi dengan cairan
NaCl 0,9% 1000 cc NaCl 0,9% 1000 cc
traksi 24 jam traksi 24 jam

3. Analisa Data

Table 4.9
Analisa data

No Data fokus Problem Etiologi


1. DS:keluarga klien sesuai dengan pernyataan klien, Resiko Post operasi
mengatakan badan terasa lemas, pipisnnya terus- Perdarahan TURP
menerus keluar darah segar pekat, takut dan
merasa sangat haus.
Do: klien terlihat gelisah, lemah dan kulit terasa
dingin. Urin yang tertampung di DC sebanyak
1500 cc sangat pekat.

2. DS:keluarga klien sesuai dengan pernyataan klien, Resiko Post operasi


mengatakan badan terasa lemas, pipisnnya terus- Perdarahan TURP
menerus keluar darah segar pekat, takut dan
merasa sangat haus.
Do: klien terlihat gelisah, lemah dan kulit terasa
dingin. Urin yang tertampung di DC sebanyak
1200 cc merah segar.
4. Diagnosis Keperawatan

Tabel 4.10

Diagnose keperawatan

Masalah Etiologic
Pasien 1 Resiko Perdarahan Post operasi TURP

Pasien 2 Resiko perdarahan Post operasi TURP

5. Perencanaan

Tabel 4.11

perencanaan

Diagnosa Tujuan Intervensi


keperawata
n
Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Bleeding
perdarahan selama 3 x 24 jam diharapkan perdarahan precautions
berhubunga pasien berkurang pasien teratur dengan 1) Monitor tanda-
n dengan Kriteria Hasil : tanda
post TURP Blood lose severity perdarahan
Indikator awal Tujuan 2) Catat nilai HB
PASIEN 1 Tidak ada hematuria dan 2 5 dan Ht sebelum
hematemesis dan sesudah
Kehilangan darah yang 2 5 terjadinya
terlihat perdarahan
Tekanan darah dalam 2 5 3) Monitor tanda-
batas yang normal sistol tanda vital
dan diastole 4) Pertahankan
Tidak ada perdarahan 2 5 bedrest selama
dan distensi abnormal perdarhan aktif
5) Kolabolarasi
Keterangan: dalam
1. sangat terganggu pemberian
2. banyak terganggu produk darah
3. cukup terganggu 6) Anjurkan pasien
4. sedikit terganggu untuk
5. tidak terganggu meningkatkan
intake makanan
dan cairan yang
banyak
mengandung
vitamin K

Bleeding reduction
1) Identifikasi
penyebab
perdarahan
2) Monitor tekanan
darah parameter
hemodinamik
3) Monitor status
cairan yang
meliputi intake
dan output
4) Monitor
penentu
pengiriman
oksigen ke
jaringan (paO2,
SaO2 dan level
cardiac output)
5) Pertahankan
patensi IV

Bladder
irigation
1) Lakukan
manual pressur
pada area
perdarahan
2) Gunakan ice
pack pada area
perdarahan
3) Lakukan pressur
bleeding pada
area luka
4) Instruksikan
pasien untuk
membatasi
aktivitas
5) Monitor ukuran
dan
karakteristik
hematoma

Resiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Bleeding


perdarahan selama 3 x 24 jam diharapkan perdarahan precautions
Berhubung pasien berkurang pasien teratur dengan 1) Monitor
an dengan Kriteria Hasil : tanda-tanda
operasi perdarahan
TURP Blood lose severity 2) Catat nilai
Indikator awal Tujuan HB dan Ht
PASIEN 2 Tidak ada hematuria dan 2 5 sebelum dan
hematemesis sesudah
Kehilangan darah yang 2 5 terjadinya
terlihat perdarahan
Tekanan darah dalam 2 5 3) Monitor
batas yang normal sistol tanda-tanda
dan diastole vital
Tidak ada perdarahan 2 5 4) Pertahankan
dan distensi abnormal bedrest
selama
Keterangan: perdarahan
1. sangat terganggu aktif
2. banyak terganggu 5) Kolaborasi
3. cukup terganggu dalam
4. sedikit terganggu pemberian
5. tidak terganggu produk darah
6) Anjurkan
pasien untuk
meningkatka
n intake
makanan dan
cairan yang
banyak
mengaandun
g vitamin K

Bleeding reduction
1) Indentifikasi
penyebab
perdarahan
2) Monitor
tekanan darah
dan parameter
hemodinamik
3) Monitor status
cairan yang
meliputi intake
dan output
4) Monitor
penentu
pengiriman
oksigen ke
jaringan (paO2,
SaO2 dan level
cardiac output)
5) Pertahankan
patensi IV

Bladder
irigation
1) Lakukan
manual pressure
pada area
perdarahan
2) Gunakan ice
pack pada area
perdarahan
3) Lakukan
pressure
bleeding pada
area luka
4) Intruksikan
pasien untuk
membatasi
aktivitas
5) Monitor ukuran
dan
karakteristik
hematoma
6. Implementasi

Tabel 4.12

Implementasi klien 1

Dx keperawatan Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3


Pasien 2 Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
15.10 Memperkenalkan diri serta 08.10 Memberikan salam, dan 08.00 Memberikan salam, dan
melakukan bina hubungan menanyakan kondisi klien menanyakan kondisi klien
saling percaya baik klien hari ini hari ini
maupun keluarga klien
15.30 Memonitor pasien secara 08.25 Memonitor perdarahan 08.45 Memonitor perdarahan
ketat untuk penyebab
perdarahan
15.40 Mengkaji tanda-tanda vital 08.40 Memeriksa tanda-tanda 08.57 Memeriksa ttv
pasien vital
16.40 Memonitor pasien secara 09.00 Menganjurkan klien untuk 09.00 Menganjurkan untuk
ketat untuk penyebab makan – makanan yang menghindari aktivitas berat
perdarahan. mengandung vitamin k (mereview)
seperti bayam, sawi hijau,
lobal hijau, buah bit,
brokoli kedelai kubis.
16.50 Menganjurkan klien untuk 09.20 09.45 Memonitor perdarahan
melakukan tirah baring
Tabel 4.12 (Lanjutan)
Dx keperawatan Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
Pasien 1 Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
Risiko 17.10 Memonitor pasien secara 10.00 Memonitor paien secara 10.45 Meenganjurkan klien
perdarahan ketat untuk penyebab ketat untuk penyebab untuk makan-makanan
perdarahan. perdarahan yang mengandung vitamin
k seperti bayam,sawi
17.30 Memeriksa ttv 14.00 Memonitor perdarahan hijau,lobakhijau,buah bit,
brokoli,keelai,kubis
(mereview).
18.00 Memonitor pasien secara 14.05 Melakukan teknik 11.00 Mengakhiri pertemuan dan
ketat untukpenyebab kolaborasi dengan mengucapkan terimakasih
perdarahan pemberian obat dan
memberitahu jenis dan
efek obat :
19.00 Melakukan teknik Ketorolac 30 mg
kolaborasi dengan obat dan Asam tranexamat 500 mg
memberitahu jenis dan efek Menganjurkan klien untuk
obat tirah baring terlebih dahulu
Ceftruaxone1 gr via iv
Ranitidin 50 mg via iv 15.30 Memeriksa ttv
Ketorolac 30 mg via iv 16.00 Memonitor perdarahaan
Asam tranexamat 500 mg Melakukan kontrak waktu
19.0 via iv
Melakukan kontrak waktu
Table 4.13
Implementasi Pasien Kedua

Dx keperawatan Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3


Pasien 2 Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
15.10 Memperkenalkan diri serta 08.10 Memberikan salam, dan 08.00 Memberikan salam, dan
melakukan bina hubungan menanyakan kondisi klien menanyakan kondisi klien
saling percaya baik klien hari ini hari ini
maupun keluarga klien
15.30 Memonitor pasien secara 08.25 Memonitor perdarahan 08.45 Memonitor perdarahan
ketat untuk penyebab
perdarahan
15.40 Mengkaji tanda-tanda vital 08.40 Memeriksa tanda-tanda 08.57 Memeriksa ttv
pasien vital
16.40 Memonitor pasien secara 09.00 Menganjurkan klien untuk 09.00 Menganjurkan untuk
ketat untuk penyebab makan – makanan yang menghindari aktivitas berat
perdarahan. mengandung vitamin k (mereview)
seperti bayam, sawi hijau,
lobal hijau, buah bit,
brokoli kedelai kubis.
16.50 Menganjurkan klien untuk 09.20 09.45 Memonitor perdarahan
melakukan tirah baring
selama perdarahan aktif
6. Tabel 4.13 (Lanjutan)
Dx keperawatan Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
Pasien 1 Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
17.10 Memonitor pasien secara 10.00 Memonitor paien secara 10.45 Meenganjurkan klien untuk
ketat untuk penyebab ketat untuk penyebab makan-makanan yang
perdarahan perdarahan mengandung vitamin k
seperti bayam,sawi
hijau,lobakhijau,buah bit,
brokoli,keelai,kubis
(mereview)
17.30 Memeriksa ttv 14.00 Memonitor perdarahan 11.00 Mengakhiri pertemuan dan
18.00 Memonitor pasien secara 14.05 Melakukan teknik mengucapkan terimakasih
ketat untukpenyebab kolaborasi dengan
perdarahan pemberian obat dan
memberitahu jenis dan
19.00 Melakukan teknik efek obat :
kolaborasi dengan obat dan Ketorolac 30 mg
memberitahu jenis dan efek Asam tranexamat 500 mg
obat 14.15 Menganjurkan klien untuk
Ceftruaxone1 gr via iv tirah baring terlebih dahulu
Ranitidin 50 mg via iv
Ketorolac 30 mg via iv
Asam tranexamat 500 mg 15.30 Memeriksa ttv
19.10 via iv
Melakukan kontrak waktu 16.00 Memonitor perdarahaan
Melakukan kontrak waktu
B. PEMBAHASAN

Didalam pembasan ini penulis akan membahas mengenai perbedaan

antara teori dengan kondisi pasien yang sebenarnnya pada kasus risko

perdarahan pada pasien BPH post operasi TURP diruang edelwis RSUD Prof.

Dr Margono Soekarjo Purwokerto Kabupaten Banyumas dengan metode

continuous bladder irrigation. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan

selama 3 hari dimulai dari sesaat setelah operasi. Pembahasan ini akan

membahas pengkajia, implementasi dan keberhasilan monitoring perdarahan.

1. Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 12 april 2019 dan tanggal 25

april 2019. Dalam pengambilan kasus ini, penulis mengumpulkan data

dengan cara wawancara dengan klien dan keluarga, observasi secara

langsung, mencatat dokumentasi klien (rekam medis), serta melakukan

pemeriksaan fisik pada klien. Penulis melakukan pengkajian pada klien 1

(Tn. T) berumur 62 tahun dengan nomor regitrasi 00-94-51-70 berjenis

kelamin laki-laki dan klien (Tn.A) berumur 60 tahun dengan nomor

registrasi 00-88-16-19 dengan diagnose medis Benign Prostatic

Hperplasia diruang edelwise RSUD Prof. Dr Margono Soekarjo

Purwokerto Kabupaten Banyumas. Menurut Muttaqin (2009), pengkajian


meliputi pengumpulan data, pengaturan data, validasi data serta pencatatan

data.

Hasil pengkajian data subjektif pada klien 1 ditemukan keluhan

berupa berat badan masih terasa lemas meskipun sudah makan dan minum

sesuai anjuran dokter, kencingnnya terus menerus keluar darah segar dan

pekat, untuk data objektif klien urin yang tertampung sebanyak 1200cc

berwarna merah pekat. Sedangkan untuk data subjektif pada klien 2

ditemukan keluhan berupa badan masih terasa lemas, kencingnnya terus

menerus keluar darah segar pekat. Sesuai pendapat Majid (2011),

manifestasi klinis perdarahan antara lain gelisah, gundah, terus bergerak,

merasa haus, kulit dingi-basah-pucat, nadi meningkat, suhu turun,

pernafasan cepat konjungtiva pucat dan pasien melemah. Namun gejala

klinis yang dirasakan oleh klien kurang sesuai dengan pendapat Dewi dan

Rahayu (2010), dimana pasien yang mengalami penurunan volume darah

memiliki gejala kulit pucat, penurunan sensori, pernapasan cepat dangkal,

kulit teraba dingin, keluar keringat dingin.

Untuk hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada klien 1 (Tn.T) tekanan

darah :120/80 mmhg, nadi: 82 x/menit, pernapasan: 22 x/menit , suhu:

3,62 C. sedangkan untuk tanda-tanda vital pada klien 2 (Tn.A) tekanan

darah :130/80 mmhg, nadi: 80 x/menit, pernapasan: 20 x/menit , suhu:

36 C. Tanda-tanda vital kedua klien yang berbeda, sesuai dengan pendapat


yang dikemukakan oleh Schultz (2015), dimana tanda vital secara klinis

pada pasien bergantung dengan klien, terutama tekanan darah dan denyut

nadi untuk melihat besar kecilnnya tingkat perdarahan yang dikarenakan

syok atau trauma lainnya (pembedahan). Serta menurut American college

of surgon (2013), tanda klinis sangat dibutuhkan untuk melihat estimasi

presentasi kehilangan darah dan diklasifikasikan sesuai dengan kelas.

Pengkajian riwayat penyakit sekarang pada klien 1, sebelum dirawat

prostatnya telah membesar membesar sehingga dapat menganggu ketika

berkemih maka disarankan oleh dokter untuk dilakukan operasi TURP.

Klien dioperasi dilaksanakan tanggal 12 april 2019, keluar dari ruang

operasi pukul 12.00 WIB. Sedangkan pada klien 2, klien datang ke poli

RSMS pada tanggal 24 april 2019 atas rujukan dari puskesmas dengan

keluhan BAK, saat berkemih klien merasa nyeri, panas serta pancaran urin

berupa tetesan. Saat pasien datang ke RSMS pasien telah terpasang kateter.

Klien mengatakan pelaksanaan operasi pada tanggal 12 april 2019, keluar

dari ruang operasi pukul 14.00 wib. Riwayat penyakit dahulu klien 1, klien

sudah 2 kali terdiagnosa hernia dan menjalani operasi terakhir pada tahun

2016 di RSMS. Sedangkan klien 2, merasakan sulit BAK, nyeri dan terasa

panas ketika BAK 1 tahun yang lalu. Pasien mengatakan tidak memiliki

riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes, pernafasan dan penyakit

keturunan lainya . pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat


maupun makanan. Dari riwayat penyakit kedua klien tidak memiliki

masalah yang berhubungan dengan kasus ini, sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh purnomo (2014),

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko peradarahan yaitu Penurunan volume darah yang menggangu

kesehatan tubuh dengan ditandai adanya aneurisme, riwayat jatuh,

gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, koagulasi inheren,

komplikasi post partum, kehamilam dan efek samping terkait terapi (misal

pemberian obat, pemberian produk darah, kemoterapi dan pembedahan)

(Nurarif & Kusuma, 2015).

Penulis menegakan diagnosa resiko perdarahan berdasarkan data

yang ditemukan pada Tn T dan Tn T antara lain: Tn. T mengatakan urinnya

berwarna merah setelah dilakukan tindakan operasi, Pasien post operasi BPH

dengan prosedur TURP, Terpasang DC threeway dengan irigasi cateter

urin berwarna merah segar 500cc dalam 1 jam, Terpasang irigasi dengan

nacl 0,9% diloss. Pada tanggal 16 Desember 2017 jam 17.00 urin berwarna

kecoklatan 300cc, jam 20.30 250cc. Penulis menyimpulkan bahwa

diagnosa keperawatan resiko perdarahan dijadikan prioritas masalah yang

utama (Herdman, 2018).

Menurut Wijaya dan Putri, (2013) Komplikasi yang dapat terjadi

pada BPH adalah Retensi kronik terjadi karena pembesaran prostat yang
berada di saluran keluarnya urin. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila

terjadi infeksi pada waktu miksi. Terbentuknya batu pada ginjal

dikarenakan selalu terdapat sisa urin karena kandung kemih pada pasien

BPH tidak bisa kosong dengan sempurna. Hematuria karena terjadi

pembengkakan pada prostat mengakibatkan sulit untuk buang air kencing

dan sering berkemih terjadi infeksi sehingga kencing yang disertai dengan

darah. Sistitis dan pielonefritis yaitu infeksi saluran kemih pada bagian

atas.

Menurut Herdman (2015) penanganan resiko perdarahan yang dapat

dilakukan yaitu dengan menegakkan nursing outcome clasification (NOC)

yaitu blood lose severity dan blood coagulation. Perumusan outcome

tersebut diharapkan pasien tidak ditemukan tanda seperti tidak ada

hematuria dan hematemesis, Kehilangan darah yang terlihat, Tekanan

darah dalam batas yang normalsistol dan diastole, Tidak ada perdarahan

dan dsitensi abnormal, Hemoglobin dan hematokrit dalam batas normal,

Plasma, PT, PTT dalam batas normal.

3. Implementasi keperawatan
Rencana keperawatan yang sesuai untuk mengatasi diagnosa

keperawatan resiko perdarahan dan nyeri akut pada pasien post operasi

BPH. Penulis menyusun rencana keperawatan dengan tujuan (NOC) Pain

Control (1605), Urine elimination (0503) dan vital signs (0802), Pain

Control (1605)setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam, diharapkan

nyeri pada klien berkurang, dengan kriteria hasil mengenali kapan nyeri

terjadi pada saat bergerak, menggunakan tindakan pencegahan non

farmakologi dengan menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam. Dimana

dilakukan pengalihan pola pikiran pasien untuk fokus pada nafas dalam

sehingga secara tidak langsung pasien tidak tertuju pada nyerinya,

menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesic. Menggunakan

analgesic ketorolac suatu OAINS yang menunjukkan efek analgesic yang

potensial namun efek anti inflamasinya sedang diberikan melalui Intra

vena baik digunakan untuk mencegah nyeri pasca bedah, melaporkan nyeri

yang terkontrol.

Urine elimination (0503) diharapkan sistem perkemihan dapat

kembali seperti semula, dengan kriteria hasil jumlah urin normal, warna

urin kuning jernih, mengosongkan kandung kemih sepenuhnya, kejernihan

urin, darah tidak terlihat dalam urin kembali. Didapatkan datajumlah urin

500cc selama 1 jam setelah post operasi, warna urin merah segar karena

terjadi gumpalan darah setelah insisi pengangkatan prostat, mengosongkan


kandung kemih sepenuhnya dilakukan karena setelah pasien menjalani

operasi TURP pasien belum dapat melakukan miksi secara mandiri dan

masih di bantu dengan irigasi, setelah dilakukan irigasi secara berkala

diharapkan urin kembali berwarna jernih, darah terlihat dalam urin karena

setelah dilakukan insisi pada prostat akan terjadi gumpalan darah sehingga

pasien miksi disertai dengan darah. vital signs (0802) didapatkan datasuhu

tubuh 36,2 ℃, tekanan nadi setelah post operasi 100 kali/ menit, tingkat

pernapasan 20 kali/ menit, tekanan darah sistolik dan diastolik setelah

operasi 160/90 mmHg.

Intervensi yang penulis rencanakan yaitu Pain management (1400)

karena nyeri dapat berpengaruh besar terhadap emosional dan aktivitas

pasien,dilakukan tindakan tersebut supaya dapat mengurangi rasa nyeri,

agar pasien mendapatkan kenyamanannya kembali. Hal ini sesuai dengan

penelitian Syahriani, (2010) manajemen nyeri yang digunakan adalah

relaksasi karena dilakukan pengalihan pola pikir pasien dan fokus pada

nafas, pasien didorong untuk rileks dan mengosongkan pikiran yang

memenuhi pikirannya dengan hal yang membuat damai dan tenang, maka

secara tidak langsung tehnik relaksasi dapat mengurangi rasa nyerinya

walaupun tidak menetap.

Bladder irrigation (0550) karena pada saat setelah dilakukan post

operasi TURP terdapat gumpalan darah, sistem perkemihan belum


berfungsi secara normal sehingga dilakukan irigasi untuk melatih sistem

perkemihan supaya mandiri dalam berkemih setelah irigasi diaff. Hal ini

sesuai dengan penelitian Purnamasari, (2017) TURP merupakan prosedur

pembedahan dengan memasukkan reteroskopi melalui uretra untuk

mengikis kelenjar prostat yang mengobstruksi saluran kemih. Prosedur

TURP menimbulkan luka bedah yang akan mengeluarkan mediator nyeri

pasca bedah akibat bekuan darah, sehingga dilakukan pemasangan kateter

sementara menuju kandung kemih untuk mengirigasi sisa jaringan yang

tersekresi.

Implementasi keperawatan yang sudah berjalan sesuai dengan

intervensi yang telah dipilih tetapi ada beberapa tindakan yang tidak

dilaksanakan sepenuhnya yang dilakukan selama 3x24 jam yaitu

melakukan pengkajian nyeri secara komprehensifmenurut Patasik, et al,

(2013) karena nyeri merupakan sensasi yang sangat tidak menyenangkan

dan bervariasi pada setiap individu, mendapatkan data subyektif dan

objektif dari pasien untuk menilai seberapa berat pengaruh nyeri yang

dirasakan oleh pasien tersebut. Pengkajian nyeri secara komprehensif

dilakukan untuk mengetahui seberapa berat nyeri yang dirasakan oleh

pasien menggunakan skala pengingat PQRST, dengan cara menanyakan

kepada pasien skala nyeri kapan nyeri mulai dirasakan, apa yang

menyebabkan nyerinya bertambah berat, nyeri yang dirasakan seperti apa


(tersayat-sayat, tertusuk-tusuk, panas, tertimpa benda berat), pada bagian

mana yang merasakan nyeri, skala nyeri yang dirasakan berapa dari 1-10,

kapan nyerinya timbul, nyeri timbul karena apa, harapan pasien terhadap

nyeri.

Mengajarkan tehnik non farmakologi nafas dalam jika nyeri

muncul menurut Boavida, (2017) karena bertujuan untuk menurunkan

nyeri, meningkatkan relaksasi dengan membantu pasien dalam merespon

nyeri sehingga mengurangi ketegangan otot sehingga meningkatkan

kenyamanan dan koping.Cara melakukan relaksasi nafas dalam yaitu

memerintahkan pasien posisi fowler selanjutnya menyuruh pasien

merilekskan pikiran setelah itu meletakkan tangan kanan di dada pasien

dan tangan kiri pada perut selanjutnya memerintahkan pasien supaya tarik

nafas dalam-dalam melalui hidung selanjutnya ditahan selama 3 detik dan

meminta pasien untuk membuang pikiran-pikiran negatif tentang nyerinya

buang besama dengan nafas melalui mulut, nafas dalam dilakukan

berulang sebanyak 3 kali.

Memonitor tanda vital menurut Herawati, (2016) karena perubahan

tekanan darah yang disebabkan oleh nyeri akut jika tidak segera ditangani

akan menyebabkan curah jantung meningkat sehingga terjadi kontriksi

perifer prekapiler. Melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, respiratori


rate dan suhu setiap sift, untukmengobservasi tanda-tanda vital pasien

setelah post operasi apakah ada peningkatan/ penurunan tanda vital.

4. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi hari ketiga nyeri belum teratasi dengan data yang diperoleh

sebagai berikut Tn. T terkadang masih merasakan nyeri walaupun tidak

sering, Tn. T melakukan tehnik nafas dalam jika nyerinya muncul, nyeri

berkurang pada H+2 pasca operasi, nyeri timbul pada saat bergerak, nyeri

yang dirasakan Tn. T seperti tersayat, Tn. T merasakan nyeri pada bagian

kemaluan, Skala nyeri ringan bernilai 4 dari 10, Nyeri hilang timbul,

sepertinya timbul nyeri karena terpasang kateter, Tn. T berharap nyerinya

hilang, Tn.T tampak lebih rileks, Nafsu makan Tn. T sudah membaik,

masih terpasang irigasi urin berwarna kuning kecoklatan, tetesan irigasi

H+2 40 tpm, sambungan kateter dengan alkohol, TD : 130/ 80 mmHg, N :

87 x/menit, S : 36,6 ℃, RR : 18x/menit.

Anda mungkin juga menyukai