A. HASIL
dengan 28 april 2019. Dalam studi kasus ini dipilih 2 orang sebagai subyek
studi kasus yaitu pasien 1 (Tn.t) dan pasie 2 (Tn.a). kedua subyek sudah
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sebagai subyek studi kasus. Penulis
2. Pengkajian
Q : disayat-sayat Q : disayat-sayat
R : genetalia R : genetalia
S : Skala 5 S : Skala 6
T : sering T : sering
Keluhan
Tambahan Keluarga klien sesuai Keluarga klien sesuai
hipertensi, hipertensi,
medis. medis.
Sebelum MRS:
Sebelum MRS:
Hubungan klien dan istri
Hubungan klien dan istri
sangat baik.klien memiliki
sangat baik.klien memiliki
Pola nilai dan orang anak dengan 1
e. Pemeriksaan Fisik
1) Pasien 1
Darah Lengkap
Hemoglobin 13.2 g/dL 11.7 – 15.5
Leukosit 4430 U/L 3600 - 11000
Hematoktit 39 % 35 – 47
Eritrosit 4.7 10^6/uL 3.8 – 5.2
Trombosit 253.000 /uL 150.000–440.000
MCV 84.1 fL 80 – 100
MCH 28.3 pg/cell 26 – 34
MCHC 33.7 % 32 – 36
RDW 12.6 % 11.5 – 14.5
MPV 9.4 fL 9.4 – 12.3
Hitung Jenis
Basofil 0.2 % 0–1
Eosinofil L 1.1 % 2–4
Batang L 0.2 % 3–5
Segmen L 45.4 % 50 – 70
Limfosit H 42.0 % 25 – 40
Monosit H 11.1 % 2–8
Kimia Klinik
Ureum Darah 31.00 mg/dL 14.98 – 38.52
Kreatinin Darah 0.88 mg/dL 0.55 – 1.02
Glukosa Sewaktu 76 mg/dL ≤ 200
Natrium 141 mEq/L 134 - 146
Kalium 3.7 mEq/L 3.4 – 4.6
Klorida 105 mEq/L 96 - 108
b) EKG
11 april 2019
Sinus normal , sinus rythm tanpa elefasi dan depresi
pada PQRST
c) Ronten
11 april 2019
Apek pulmo bileteral tampak tenang, corakan
vesikuer, pulmo meningkat kasar, sinus costofrenicus
dekstra sinistra lancip, diagfragma et sinistra licin tak
mendatar, cor : CTR =048. Memiliki kesan bronkitis
besar cor dalam batas normal sistema tulang yang
tervisualisasi baik.
d) BNO AP
11 april 2019
Pre Pritoneal fat line kanan-kiri tampak tegas, udara
usus tampak (+) prominen , tak tampak gambaran
distensi usus, renal out line dekstra et sinistra tampak
samar psoas line tampak jelas simetris, tak tampak
opasitas diproyeksi trakcus, urinarius, tak tampak
diskontinuitas pada tulang tervisualisasi. Memiliki
kesan bahwa tak tampak batu opaque diproyeksi
tractus urinarius, tak tampak kelainan pada tulang
yang tervisualisasi , tak tampak kelainan pada BNO
saat ini.
Tabel 4.7
Hasil Pemeriksaan Diagnostik
2) Pasien 2
Darah Lengkap
Hemoglobin 13.2 g/dL 11.7 – 15.5
Leukosit 4430 U/L 3600 - 11000
Hematoktit 39 % 35 – 47
Eritrosit 4.7 10^6/uL 3.8 – 5.2
Trombosit 253.000 /uL 150.000–440.000
MCV 84.1 fL 80 – 100
MCH 28.3 pg/cell 26 – 34
MCHC 33.7 % 32 – 36
RDW 12.6 % 11.5 – 14.5
MPV 9.4 fL 9.4 – 12.3
Hitung Jenis
Basofil 0.2 % 0–1
Eosinofil L 1.1 % 2–4
Batang L 0.2 % 3–5
Segmen L 45.4 % 50 – 70
Limfosit H 42.0 % 25 – 40
Monosit H 11.1 % 2–8
Kimia Klinik
Ureum Darah 31.00 mg/dL 14.98 – 38.52
Kreatinin Darah 0.88 mg/dL 0.55 – 1.02
Glukosa Sewaktu 76 mg/dL ≤ 200
Natrium 141 mEq/L 134 - 146
Kalium 3.7 mEq/L 3.4 – 4.6
Klorida 105 mEq/L 97 - 108
b) EKG
24 april 2019
Sinus normal , sinus rythm tanpa elefasi dan depresi
pada PQRST
c) Rontgen
24 april 2019
Apek pulmo bileteral tampak tenang, corakan
vesikuer, pulmo meningkat kasar, sinus costofrenicus
dekstra sinistra lancip, diagfragma et sinistra licin tak
mendatar, cor : CTR =048. Memiliki kesan bronkitis
besar cor dalam batas normal sistema tulang yang
tervisualisasi baik.
d) BNO AP
24 april 2019
Pre Pritoneal fat line kanan-kiri tampak tegas, udara
usus tampak (+) prominen , tak tampak gambaran
distensi usus, renal out line dekstra et sinistra tampak
samar psoas line tampak jelas simetris, tak tampak
opasitas diproyeksi trakcus, urinarius, tak tampak
diskontinuitas pada tulang tervisualisasi. Memiliki
kesan bahwa tak tampak batu opaque diproyeksi
tractus urinarius, tak tampak kelainan pada tulang
yang tervisualisasi , tak tampak kelainan pada BNO
saat ini.
Tabel 4.8
Terapi yang diberikan
3. Analisa Data
Table 4.9
Analisa data
Tabel 4.10
Diagnose keperawatan
Masalah Etiologic
Pasien 1 Resiko Perdarahan Post operasi TURP
5. Perencanaan
Tabel 4.11
perencanaan
Bleeding reduction
1) Identifikasi
penyebab
perdarahan
2) Monitor tekanan
darah parameter
hemodinamik
3) Monitor status
cairan yang
meliputi intake
dan output
4) Monitor
penentu
pengiriman
oksigen ke
jaringan (paO2,
SaO2 dan level
cardiac output)
5) Pertahankan
patensi IV
Bladder
irigation
1) Lakukan
manual pressur
pada area
perdarahan
2) Gunakan ice
pack pada area
perdarahan
3) Lakukan pressur
bleeding pada
area luka
4) Instruksikan
pasien untuk
membatasi
aktivitas
5) Monitor ukuran
dan
karakteristik
hematoma
Bleeding reduction
1) Indentifikasi
penyebab
perdarahan
2) Monitor
tekanan darah
dan parameter
hemodinamik
3) Monitor status
cairan yang
meliputi intake
dan output
4) Monitor
penentu
pengiriman
oksigen ke
jaringan (paO2,
SaO2 dan level
cardiac output)
5) Pertahankan
patensi IV
Bladder
irigation
1) Lakukan
manual pressure
pada area
perdarahan
2) Gunakan ice
pack pada area
perdarahan
3) Lakukan
pressure
bleeding pada
area luka
4) Intruksikan
pasien untuk
membatasi
aktivitas
5) Monitor ukuran
dan
karakteristik
hematoma
6. Implementasi
Tabel 4.12
Implementasi klien 1
antara teori dengan kondisi pasien yang sebenarnnya pada kasus risko
perdarahan pada pasien BPH post operasi TURP diruang edelwis RSUD Prof.
selama 3 hari dimulai dari sesaat setelah operasi. Pembahasan ini akan
1. Pengkajian
data.
berupa berat badan masih terasa lemas meskipun sudah makan dan minum
sesuai anjuran dokter, kencingnnya terus menerus keluar darah segar dan
pekat, untuk data objektif klien urin yang tertampung sebanyak 1200cc
klinis yang dirasakan oleh klien kurang sesuai dengan pendapat Dewi dan
pada pasien bergantung dengan klien, terutama tekanan darah dan denyut
operasi pukul 12.00 WIB. Sedangkan pada klien 2, klien datang ke poli
RSMS pada tanggal 24 april 2019 atas rujukan dari puskesmas dengan
keluhan BAK, saat berkemih klien merasa nyeri, panas serta pancaran urin
berupa tetesan. Saat pasien datang ke RSMS pasien telah terpasang kateter.
dari ruang operasi pukul 14.00 wib. Riwayat penyakit dahulu klien 1, klien
sudah 2 kali terdiagnosa hernia dan menjalani operasi terakhir pada tahun
2016 di RSMS. Sedangkan klien 2, merasakan sulit BAK, nyeri dan terasa
panas ketika BAK 1 tahun yang lalu. Pasien mengatakan tidak memiliki
masalah yang berhubungan dengan kasus ini, sesuai dengan teori yang
2. Diagnosa Keperawatan
komplikasi post partum, kehamilam dan efek samping terkait terapi (misal
berwarna merah setelah dilakukan tindakan operasi, Pasien post operasi BPH
urin berwarna merah segar 500cc dalam 1 jam, Terpasang irigasi dengan
nacl 0,9% diloss. Pada tanggal 16 Desember 2017 jam 17.00 urin berwarna
pada BPH adalah Retensi kronik terjadi karena pembesaran prostat yang
berada di saluran keluarnya urin. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila
dikarenakan selalu terdapat sisa urin karena kandung kemih pada pasien
dan sering berkemih terjadi infeksi sehingga kencing yang disertai dengan
darah. Sistitis dan pielonefritis yaitu infeksi saluran kemih pada bagian
atas.
darah dalam batas yang normalsistol dan diastole, Tidak ada perdarahan
3. Implementasi keperawatan
Rencana keperawatan yang sesuai untuk mengatasi diagnosa
keperawatan resiko perdarahan dan nyeri akut pada pasien post operasi
Control (1605), Urine elimination (0503) dan vital signs (0802), Pain
nyeri pada klien berkurang, dengan kriteria hasil mengenali kapan nyeri
dilakukan pengalihan pola pikiran pasien untuk fokus pada nafas dalam
vena baik digunakan untuk mencegah nyeri pasca bedah, melaporkan nyeri
yang terkontrol.
kembali seperti semula, dengan kriteria hasil jumlah urin normal, warna
urin, darah tidak terlihat dalam urin kembali. Didapatkan datajumlah urin
500cc selama 1 jam setelah post operasi, warna urin merah segar karena
operasi TURP pasien belum dapat melakukan miksi secara mandiri dan
diharapkan urin kembali berwarna jernih, darah terlihat dalam urin karena
setelah dilakukan insisi pada prostat akan terjadi gumpalan darah sehingga
pasien miksi disertai dengan darah. vital signs (0802) didapatkan datasuhu
tubuh 36,2 ℃, tekanan nadi setelah post operasi 100 kali/ menit, tingkat
relaksasi karena dilakukan pengalihan pola pikir pasien dan fokus pada
memenuhi pikirannya dengan hal yang membuat damai dan tenang, maka
perkemihan supaya mandiri dalam berkemih setelah irigasi diaff. Hal ini
tersekresi.
intervensi yang telah dipilih tetapi ada beberapa tindakan yang tidak
objektif dari pasien untuk menilai seberapa berat pengaruh nyeri yang
kepada pasien skala nyeri kapan nyeri mulai dirasakan, apa yang
mana yang merasakan nyeri, skala nyeri yang dirasakan berapa dari 1-10,
kapan nyerinya timbul, nyeri timbul karena apa, harapan pasien terhadap
nyeri.
dan tangan kiri pada perut selanjutnya memerintahkan pasien supaya tarik
tekanan darah yang disebabkan oleh nyeri akut jika tidak segera ditangani
4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi hari ketiga nyeri belum teratasi dengan data yang diperoleh
sering, Tn. T melakukan tehnik nafas dalam jika nyerinya muncul, nyeri
berkurang pada H+2 pasca operasi, nyeri timbul pada saat bergerak, nyeri
yang dirasakan Tn. T seperti tersayat, Tn. T merasakan nyeri pada bagian
kemaluan, Skala nyeri ringan bernilai 4 dari 10, Nyeri hilang timbul,
hilang, Tn.T tampak lebih rileks, Nafsu makan Tn. T sudah membaik,