Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

Hasil Dan Pembahasan

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

RSUD Ciamis ialah salah satu Rumah Sakit milik Pemkab Ciamis

yang berupa RSU, diurus oleh Pemda Kabupaten dan tergolong kedalam

RS kelas C. Rumah Sakit Umun Daerah Ciamis telah teregistrasi

semenjak 17/02/2014 dengan nomor surat ijin 503/kpts.04/BPPT/2012

dan tanggal surat ijin 20/03/2012 dari kepala badan pelayanan erijinan

terpadu dengan sifat perpanjang sampai 5 tahum. RSUD ini beralamat di

Jl. Rumah Sakit No. 76, Ciamis, Kec. Ciamis, Kabupaten Ciamis.

RSUD Ciamis memiliki luas tanah 19.305 m2, luas bangunan 3.938

m2. Tempat pengambilan data ialah Ruang Bougenville 2 lt.2. diruangan

ini terdapat 7 ruangan dengan 2 ruangan isolasi infeksius, 2 ruangan

isolasi non – infeksius, dan 3 ruangan umum. Masing – masing ruangan

terdiri dari 6 tempat tidur, selain itu diruangan ini terdapat ruang

administrasi, ruang perawat, ruang dokter, ruang tindakan, ruang

penyimpanan alat steril, ruang cuci tangan, spoel hook, gudang dan

terdapat kamar mandi untuk perawat maupun pasien disetiap ruangannya.

Keadaan di ruangan ini bersih, rapih, dan kondusif

60
4.2.2 Pengkajian

Tabel 4.1
Identitas Klien dan Penanggung Jawab

1) IDENTITAS KLIEN Klien 1 Klien 2


Nama Ny. Y Tn. I
Umur 61 tahun 50 tahun
Jenis kelamin Perempuan Laki – laki
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SD
Pekerjaan Buruh Cuci Buruh
Status pernikahan Menikah Menikah
Suku/bangsa Sunda Sunda
Tanggal masuk RS 17 Desember 2019 20 Desember 2019
Jam : 06.40 WIB Jam : 10.20 WIB
Tanggal pengkajian 19 Desember 2019 23 Desember 2019
Jam : 09.00 WIB Jam : 08.40 WIB
No. Medrc 497780 476175
Diagnose Medis Tuberkulosis Paru Tuberkulosis Paru
Alamat Garahang 29/13 Panjalu Lengkong 01/07 Cipaku
Kab.Ciamis Ciamis Kab.Ciamis Ciamis
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama Ny. P Ny . U
Umur 37 tahun 47 tahun
Jenis kelamin Perempuan Perempuan
Pendidikan SMP SD
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Ibu rumah tangga
Agama Islam Islam
Hubungan dengan klian Anak Kandung Istri
Alamat Cilaga 02/05 Kab.Ciamis Lengkong 01/07 Kab.Ciamis
Ciamis Ciamis

Tabel 4.2
Riwayat Penyakit

2) RIWAYAT PENYAKIT Klien 1 Klien 2


Keluhan Utama Saat Klien mengeluh sesak nafas Klien mengeluh sesak nafas
Masuk Rumah Sakit disertai batuk berdahak sudah dan batuk berdahak disertai
hampir 3 hari sebelum masuk darah keluar dari mulut klien
Rumah Sakit, keluarga klien sudah hampir 1 minggu. Klien
membawa klien ke RSUD langsung dibawa ke RSUD
Ciamis melalui IGD dan Ciamis melalui IGD dan
dilakukan pemasangan IV line diberikan penanganan

61
di tangan kanan ,infus Ringel nebulizer combivet 3 liter +
Laktat 20 tts/mnt serta Nacl 2cc per 6 jam dan
pemberian oksigen 3 pemasangan IV line di tangan
liter/menit, lalu klien dirujuk kanan infus, Ringel Laktat 20
ke ruang penyakit dalam tts/mnt serta pemberian
Bougenville II oksigen 5 liter/menit, lalu
klien dirujuk ke ruang
penyakit dalam Bougenville II
Keluhan Utama Saat Saat dilakukan pengkajian Saat dilakukan pengkajian
Dikaji tanggal 19 Desember 2019 tanggan 23 Desember 2019
jam 09.00 WIB klien jam 08.40 WIB klien
mengatakan sesak nafas mengatakan sesak nafas
disertai batuk berdahak masih masih sering dirasakan, batuk
terasa. Sesak dirasakan berdahak disertai darah masih
dibagian dada seperti ditindih sering terjadi, sesak dirasakan
sesuatu beban berat, sesak dibagian dada seperti ditindih
bertambah ketika klien beban berat, sesak bertambah
melakukan aktivitas dan sesak ketika klien melakukan
berkurang ketika klien aktivitas dan sesak berkurang
beristirahat, sesak biasannya ketika klien duduk. Sesak
dirasakan pada malam hari dirasakan setiap saat terutama
dengan adanya batuk. Sesak pada malam hari
dirasakan setiap saat
Riwayat penyakit dahulu Klien mengatakan 2 tahun lalu Klien mengatakan 2 tahun
klien pernah dirawat selama 1 lalu pernah dirawat selama
bulan karena penyakit yang kurang lebih 1 minggu karena
sama di RSUD Ciamis penyakit yang sama di RSID
Ciamis
Riwayat penyakit keluarga Klien mengatakan dalam Klien mengatakan dalam
keluarganya tidak ada yang keluarganya tidak ada yang
pernah mempunyai riwayat pernah mempunyai riwayat
penyakit yang sama dengan penyakit yang sama dengan
klien, maupun mempunyai klien, maupunn mempunyai
riwayat penyakit keturunan riwayat penyakit keturunan
seperti DM, Hipertensi, serta seperti DM, Hipertensi, serta
penyakit menular seperti penyakit menular seperti
HIV/AIDS HIV/AIDS

3) Perubahan Aktivitas sehari-hari

Tabel 4.3
Perubahan Aktivitas Sehari-hari

Aktivitas Klien 1 Klien 2


Dirumah Di rumah sakit Dirumah Di rumah sakit
1. Pola Nutrisi
a. Makan

62
Frekuensi 3x/hari 3x/hari 3x/hari 3x/hari
Jenis Nasi+lauk+sayur Nasi+lauk+sayur Sayur+lauk+sayur Bubur+lauk+syur
1
Porsi 1 porsi habis /2 porsi habis 1 porsi habis 1 porsi habis
Keluhan Tidak ada keluhan Nafsu makan klien Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
berkurang
b. Minum 7-8 gelas/hari 7 gelas/hari 7-8 gelas/hari 8 gelas/hari
Freakuensi 1400-1600 cc 1400cc 1800cc/hari 1500 cc/hari
Jumlah Air putih Air putih Air putih Air putih
Jenis Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Keluhan
2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1x/hari Klien belum BAB 2x/hari Klien belum BAB
Warna Khas feses Khas feses
Bau Khas feses Khas feses
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
b. BAK
Frekuensi 5-6x/hari 4x/hari 5-6x/hari 4x/hari
Jumlah 120cc/jam 180cc/jam 120cc/jam 180cc/jam
Warna Kuning Kuning Kuning Kuning
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada kekluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Istirahat Tidur
Siang 1 jam/hari 1-2 jam/hari Tidak tidur 4 jam/hari
Malam 7jam/hari 3 - 4 jam/hari 7 jam/hari 3 jam/hari
Keluhan Tidak ada keluhan Klien sulit untuk Tidak ada keluhan Klien sulit untuk
tidur karena tidur karena sesak
sesak dan batuk dan batuk

Personal Hygiene
a. Mandi 2x /hari Belum mandi 2x /hari Belum mandi
b. Gosok gigi 2x /hari Belum sikat gigi 1x /hari Belum sikat gigi
c. Keramas Setiap hari Belum keramas Setiap hari Belum keramas
d. Gunting 1 minggu 1x Belum gunting 1 minggu 1x Belum gunting
kuku kuku kuku
e. Ganti 2x /hari 1x /hari 2x /hari 1x /hari
pakaian

Aktivitas Mandiri Dibantu oleh Mandiri Dibantu oleh


keluarga seperti keluarga seperti
makan, BAK, makan, BAK,
ganti pakaian. ganti pakaian.

4) Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.4
Pemeriksaan Fisik

Observasi Klien 1 Klien 2


1. Keadaan Umum
Penampilan Klien tampak kelelahan Klien tampak rapih

63
Kesadaran Compos Mentis, (E4 ,M6 ,V5) Compos Mentis, (E4 ,M6 ,V5)
TTV
Tekanan Darah 140/90 mmHg 130/80 mmHg
Suhu 36,2ºC 36,7ºc
Respirasi 24 x/menit 26x/menit
Nadi 84x/menit 78 x/menit
2. Pemeriksaan Klien 1 Klien 2
Fisik
a. Sistem Bentuk hidung simetris, terdapat Bentuk hidung simetris, terdapat
Pernafasan sekret,terdapat nyeri tekan,sedikit sekret, terdapat nyeri tekan,
kotor,tampak cuping hidung, hidung tampak kotor, tampak
perkusi dada hasilnnya cuping hidung, perkusi dada
resonance. Bentuk dada simetris, hasilnnya resonance. Bentuk dada
tidak ada retraksi dada, simetris, tidak ada retraksi dada,
pengembangan dada simetris, pengembangan dada simetris.
terdapat bunyi nafas ronchi, Terdapat bunyi nafas ronchi,
respirasi 24x /menit, terpasang respirasi 26x/menit, terpasang
oksigen 3 liter/menit oksigen 5 liter/menit
b. Sistem Pada saat dinpeksi konjungtiva Pada saat dinpeksi konjungtiva
Cardiovaskuler merah muda, bibir tidak sianosis, merah muda, bibir tidak sianosis,
dan tidak pucat. Pada saat dan tidak pucat. Pada saat
dipalplasi tidak ada nyeri tekan dipalplasi tidak ada nyeri tekan
dada, tidak ada peningkatan JVP, dada, tidak ada peningkatan JVP,
CRT <3 detik. Pada saat di CRT <3 detik. Pada saat di
perkusi hasilnya resonance. Pada perkusi hasilnya resonance. Pada
saat diauskultasi di ics 2 sternum saat diauskultasi di ics 2 sternum
kanan kiri dan ics 5 mid clavikula kanan kiri dan ics 5 mid clavikula
kiri irama regular dan terdapat kiri irama regular dan terdapat
bunyi nafas tambahan ronchi bunyi nafas tambahan ronchi
c. Sistem Bentuk bibir simetris, mukosa Bentuk bibir simetris, mukosa
Pencernaan lembab, gigi tampak kuning, kering, gigi tampak kuning, lidak
lidah klien bersih dan merah klien tampak kotor dan pucat,
muda, tidak terdapat lesi, reflek tidak terdapat lesi, reflek menelan
menelan baik, bentuk abdomen baik, bentuk abdomen datar, tidak
datar, tidak terdapat nyeri tekan, terdapat nyeri tekan, bising usus
bising usus 8x/menit 10x/menit
d. Sistem Urinaria Tidak ada gangguan reproduksi Tidak ada gangguan reproduksi
dan genitalia. klien mengatakan dan genitalia, klien mengatakan
belum BAB, ginjal tidak teraba, belum BAB, ginjal tidak teraba,
blas kosong, BAK lancar blas kosong, BAK lancar
e. Sistem Tidak terdapat pembesaran Tidak terdapat pembesaran
Endokrin kelenjar tyroid dan kelenjar getah kelenjar tyroid dan kelenjar getah
bening bening
f. Sistem (1) Test fungsi cerebral (1) Test fungsi cerebral
Persyarafan Kesadaran klien compos mentis Kesadaran klien compos mentis
GCS (glasgow coma scale): 15 GCS (glasgow coma scale): 15
(E : 4, V : 5, m : 6), mata (E : 4, V : 5, m : 6), mata
membuka dengan spontan, membuka dengan spontan,
motorik dapat bergerak sesuai motorik dapat bergerak sesuai
perintah, klien dapat menjawab perintah, klien dapat menjawab
semua pertanyaan. Orientasi klien semua pertanyaan. Orientasi
terhadap tempat, waktu dan orang klien terhadap tempat, waktu
cukup baik, terbukti klien dapat dan orang cukup baik, terbukti

64
menyebutkan keluarganya, klien dapat menyebutkan
tempat klien dirawat, dan keluarganya, tempat klien
mengingat kejadian lampau dan dirawat, dan mengingat
baru dialami kejadian lampau dan baru
dialami
(2) Test fungsi Nervus (2) Test fungsi Nervus
(Cranialis) (Cranialis)
(a) Nervus olvaktorius (NI) (a) Nervus olvaktorius (NI)
Penciuman klien masih Penciuman klien masih baik
baik terbukti klien bisa terbukti klien bisa
membedakan bau membedakan bau minyak
minyak kayu putih dan kayu putih dan kopi.
kopi.

(b) Nervus Optikus (NII) (b) Nervus Optikus (NII)


Klien tidak memiliki Klien tidak memiliki
gangguan atau kesulitan gangguan atau kesulitan saat
saat membuka mata, membuka mata, klien tidak
dilakukan tes snellen memiliki gangguan jarak
chart dengan hasil 30/60 dekat maupun jarak jauh
dan klien kesulitan
dalam penglihatan jarak
jauh
(c) Nervus okulomotorius, (c) Nervus okulomotorius,
trochealis, abduscen trochlearis, abduscen (NIII,
(NIII, NIV, NVI) NIV, NVI)
Reflek mata terhadap Reflek mata terhadap cahaya
cahaya positif dan positif dan kelopak mata bisa
kelopak mata bisa berkedip spontan, Klien
berkedip spontan, Klien mampu menggerakan bola
mampu menggerakan matanya kesegala arah yaitu
bola matanya kesegala ke arah bawah, atas dan
arah yaitu ke arah samping.
bawah, atas dan
samping.
(d) Nervus trigeminus (NV) (d) Nervus trigeminus (NV)
Klien dapat membuka Klien dapat membuka mulut
mulut dan menggerakan dan menggerakan rahang.
rahang
(e) Nervus vasialis (NVII) (e) Nervus vasialis (NVII)
Klien dapat Klien dapat membedakan
membedakan rasa antara rasa antara rasa asin dan rasa
rasa asin dan rasa manis, manis, dan klien mampu
dan klien mampu mengerutkan dahi.
mengerutkan dahi
(f) Nervus auditorius (f) Nervus auditorius (NVIII)
(NVIII) Pendengaran klien cukup
Pendengaran klien baik terbukti klien dapat
cukup baik terbukti klien langsung merespon semua
dapat langsung pertanyaan perawat tidak
merespon semua .harus melakukan
pertanyaan perawat tidak pengulangan.
harus melakukan
pengulangan

65
(g) Nervus glassofaringeus (g) Nervus glassofaringeus
(NIX) (NIX)
Reflek menelan baik, Reflek menelan baik, terbukti
terbukti klien dapat klien dapat menelan
menelan makanannya. makanannya .
(h) Nervus vagus (NX) (h) Nervus vagus (NX)
Klien dapat menelan, Klien dapat menelan , uvula
uvula klien terlihat klien terlihat.
(i) Nervus asesorius (NXI) (i) Nervus asesorius (N XI)
Klien dapat Klien dapat menggerakan
menggerakan leher dan leher dan bahu kiri dan
bahu kiri dan kanan kanan.
(j) Nervus hipoglasus (j) Nervus hipoglasus (N XII)
(NXII) Lidah terihat dan bisa
Lidah terlihat dan bisa digerakan kesegala arah.
digerakan kesegala arah

g. Sistem Warna rambut hitam dan putih, Warna rambut hitam, warna kulit
integumen warna kulit putih, teraba akral kuning langsat. Teraba akral
hangat tidak terdapat hangat.Tidak terdapat oedem,
oedem,kuku tampak panjang. kuku tampak panjang.
h. System a. Ekstremitas Atas a. Ekstremitas Atas
Muskuloskeletal Bentuk simetris, bisa bergerak Bentuk simetris, bisa bergerak
ke segala arah, tidak terdapat ke segala arah, tidak terdapat
nyeri pada persendian dan nyeri pada persendian dan
tulang., Terpasang infus di tulang. Terpasang infus di
tangan kanan dengan cairan RL tangan kanan dengan cairan RL
20gtt/menit. 20gtt/menit.
b. Ekstremitas Bawah b. Ekstremitas Bawah
Bentuk kaki simetris, tidak Bentuk kaki simetris, tidak
terdapat nyeri pada persendian terdapat nyeri pada persendian
dan tulang. ROM kiri dan dan tulang. ROM kiri dan
kanan bebas bergerak kesegala kanan bebas bergerak kesegala
arah arah
i. System Bentuk mata simetris, Bentuk mata simetris,
Penglihatan konjungtiva berwarna merah konjungtiva berwarna merah
muda, sclera tampak berarna muda, sclera tampak berarna
putih kotor, reflek pupil terhadap putih, reflek pupil terhadap
cahaya (+) terjadi vasokontriks cahaya (+) terjadi vasokontriks
.
j. Wicara dan Klien dapat berbicara dengan Klien dapat berbicara dengan
THT baik, pendengarannya baik baik, pendengarannya cukup baik
ditunjukan dengan ketika ditanya ditunjukan dengan ketika ditanya
klien langsung menjawab dengan klien langsung menjawab dengan
cepat. Tidak ada masalah pada cepat. Tidak ada masalah pada
hidung dan tenggorokan hidung dan tenggorokan

5) Pemeriksaan Psikologi

Tabel 4.5
Pemeriksaan Psikologi

66
Observasi Klien 1 Klien 2
Data psikologis 1) Status Emosi 1) Status Emosi
Emosi klien tampak stabil, Emosi klien tampak
klien tenang. stabil, klien tenang.

2) Kecemasan 2) Kecemasan
Klien tidak tampak cemas. Klien tidak tampak
cemas.
3) Pola Koping
Klien terlihat menerima
3) Pola Koping
penyakit yang diderita, Klien terlihat menerima
klien semangat dalam penyakit yang diderita,
pengobatannya dengan klien semangat dalam
sering menanyakan pengobatannya dengan
kepada perawat sering menanyakan
4) Gaya Komunikasi kepada perawat
Klien kooperatif dan dapat 4) Gaya Komunikasi
berkomunikasi secara baik Klien kooperatif dan
Bahasa komunikasi yang dapat berkomunikasi
digunakan klien adalah secara baik Bahasa
bahasa sunda. komunikasi yang
digunakan klien adalah
5) Konsep Diri bahasa sunda.
a) Gambaran diri 5) Konsep Diri
Klien tampak a) Gambaran diri
menerima dirinya Klien tampak
yang sedang sakit. menerima dirinya
Klien menyukai yang sedang sakit.
seluruh bagian Klien menyukai
tubuhnya karena seluruh bagian
tubuhnya yang tubuhnya karena
menciptakan adalah tubuhnya yang
Tuhan Yang Maha menciptakan adalah
Esa, klien tidak malu Tuhan Yang Maha
dengan keadaannya Esa, klien tidak malu
sekarang. dengan keadaannya
b) Ideal diri sekarang.
Klien dan keluarga b) Ideal diri
berharap klien cepat Klien dan keluarga
sembuh agar dapat berharap klien
berkumpul kembali cepat sembuh agar
dengan keluarganya dapat berkumpul
dan dapat kembali dengan
beraktivitas seperti keluarganya dan
biasanya. dapat beraktivitas
c) Harga diri seperti biasanya.
c) Harga diri
Klien tampak
percaya diri Klien tampak
walaupun ia sedang percaya diri
sakit, klien tidak walaupun ia sedang
malu dengan sakit, klien tidak

67
penyakit yang malu dengan
dideritanya. penyakit yang
d) Peran dideritanya.
Klien adalah seorang d) Peran
nenek dan berprofesi Klien adalah
sebagai buruh cuci. seorang suami dan
e) Identitas diri berprofesi sebagai
Klien berjenis buruh .
kelamin perempuan e) Identitas diri
Klien berjenis
kelamin laki-laki

Data sosial Hubungan klien dengan Hubungan klien dengan


keluarga dan lingkungannya keluarga dan lingkungannya
baik, klien kooperatif dan mau baik, klien kooperatif dan
berkomuniksi dengan dokter mau berkomuniksi dengan
dan perawat dokter dan perawat
Data spiritual Klien dan keluarga menganut Klien dan keluarga menganut
agama islam dan selalu agama islam dan selalu
menjalankan kewajibannya. menjalankan kewajibannya.
Klien selalu berdoa agar Klien selalu berdoa agar
dirinya dan bayinya selalu dirinya dan bayinya selalu
diberikan kesehatan, saat diberikan kesehatan, saat
dirumah sakit klien tidak bisa dirumah sakit klien tidak bisa
melakukan shalat hanya bisa melakukan shalat hanya bisa
berdoa saja agar cepat sembuh berdoa saja agar cepat
dan selalu diberi kesehatan sembuh dan selalu diberi
untuk seluruh anggota kesehatan untuk seluruh
keluarganya. anggota keluarganya.

6) Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Tabel 4.6
Hasil Pemeriksaan diagnostic

Pemeriksaan Laboratorium

Klien 1

68
NO TANGGAL JENIS HASIL NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
1 17 / 12 / 2019  HEMATOLOGI
09.30 WIB HGB, Hemoglobin 14,4 P: 12 – 16, L: 14 – 18 g/dl
HCT, Hematokrit 42,2 P: 35 – 45, L: 40 – 50 %
WBC, Leukosit 8,7 5,0 – 7,0 10^3/uL
PLT, Trombosit 368 150 – 450
 KIMIA DARAH
Gula Darah Sewaktu 100 70 – 200 mg/dl
SGOT (ASAT) 64 10-31 U/L/37^0 C
SGPT (ALAT) 34 9-36 U/L/37^0 C

Klien 2
NO TANGGAL JENIS HASIL NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
1 20 / 12 / 2019  HEMATOLOGI
11.30 WIB HGB, Hemoglobin 12,0 12-16 g/dl
HCT, Hematokrit 39,1 35 – 45 %
WBC, Leukosit 8,9 10-31 U/L/37^0 C
PLT, Trombosit 268 9-36 U/L/37^0 C
 KIMIA DARAH
Gula Darah Sewaktu 88 70 – 200 mg/dl
Ureum 12 10 – 50 mg/dl
Kreatinin 0,82 0,7-1,3 mg/dl

Tabel 4.7
Hasil pemeriksaan Foto Rotgen Thorax

Pemeriksaan Foto Rotgen Thorax

Klien 1
No Tanggal Hasil
1. 17 / 12 / 2019 Cor Tampak Besar, Sinuses dan Diaphragman normal.
13.30WIB Pulmo : hili normal, corakan Bronchovascular normal. Tampak bercak
lunak di paru sebelah kanan
Klien 2
No Tanggal Hasil
1. 28 / 12 / 2019 Cor Tampak Besar, Sinuses dan Diaphragman normal.
10.20 WIB Pulmo : hili normal, corakan Bronchovascular normal. Tampak bercak
lunak di kedua paru

Tabel 4.8
Hasil Pemeriksaan Genexpert

Hasil Pemeriksaaan Genexpert (pemriksaaan dahak)

Klien 1

69
No Test Result
1. a. Mycobacterium Low
b. Rifampisin resistance NOT DETECTED
Klien 2
No Test Result
2. a. Mycobacterium Medium
b. Rifampisin resistance NOT DETECTED

7) Terapi

Tabel 4.9
Terapi Obat

Klien 1
Jenis Terapi Dosis Cara Pemberian Waktu
Ringel Laktat (RL) 500ml 20 tpm IVFD
Methylpredisolone 125 mg IV 2x1/2(09.00 – 21.00)
Ceftriaxone 1 gr IV 2x1(09.00 – 21.00)
Ranitidine 50 mg IV 2x1(09.00 – 21.00)
Nebu Combivent 3liter + Nacl 2cc /8jam Inhalasi /8jam
Klien 2
Jenis Terapi Dosis Cara Pemberian Waktu
Ringel Laktat (RL) 500ml 20 tpm IVFD
Methylpredisolone 125 mg IV 2x1/2(09.00 – 21.00)
Ceftriaxone 1 gr IV 2x1(09.00 – 21.00)
Ranitidine 50 mg IV 2x1(09.00 – 21.00)
Nebu Combivent 3liter + Nacl 2cc /8jam Inhalasi /8jam

Tabel 4.10
Terapi Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

Klien 1
Jenis Terapi Dosis Cara Pemberian Waktu
(Fase Intensif / awal) 7 hari/minggu untuk 56 Oral 5 hari perminggu
Isonoazis dosis (8 minggu) atau 5
Rifampisin hari perminggu untuk 40
Etambutol dosis (8minggu)
Klien 2
Jenis Terapi Dosis Cara Pemberian Waktu
Fase Intensif / awal) 7 hari/minggu untuk 56 Oral 5 hari perminggu
Isonoazis dosis (8 minggu) atau 5
Rifampisin hari perminggu untuk 40
Etambutol dosis (8minggu)

4.1.1 Analisa Data

70
Tabel 4.11
Analisa Data

Analisa data Etiologi Masalah


Klien 1
Masuknya bateri Bersihan jalan nafas tidak
Ds : mycobacterium tuberkulosis efektif
- Klien mengatakan sesak
dan batuk berdahak
Do : Pertahanan primer tidak
- Klien tampak sesak adekuat
- Respirasi 24x /menit
- Terpasang oksigen 3
liter/menit Pembentukan tuberkel
- Terdapat nafas tambahan
ronchi
Pembentukan sputum
berlebihan

mukus yang kental

Bersihan jalan nafas tidak


efektif
Invasi TBC Gangguan pemenuhan
Ds : intake kurang dari
Inflamasi kebutuhan
- Klien mengatakan nafsu
makan berkurang. Nervus vagal
Do :
- Porsi makan hanya habis Peningkatan asam lambung
1
/2 dari 1 porsi yang
diberikan Napsu
- TTV makan menurun
TD : 140/90 mmHg
N : 84x /menit Intake berkurang
R : 24x/menit
S : 36,2 oC
Pemenuhan nutrisi terganggu

Masuknya bateri Gangguan pola tidur


Ds : mycobacterium tuberkulosis
Klien mangatakan sering
terbangun karena batuk di malam
hari Pertahanan primer tidak
Do: adekuat

Klien tidur kurang dari 5 jam


Pembentukan tuberkel

71
Pembentukan sputum
berlebihan

mukus yang kental

rangsangan terjadinya batuk


dan sesa nafas

sesak nafas da batuk pada


malam hari

gangguan pola tidur

Ds : Kurang terpaparnya informasi Kurang pengetahuan tentang


Klien mengatakan tidak mengenai penyakit TB paru penyakit dan perawatan TB
mengetahui keadaan penyakit dan paru
cara perawatan Kurang pengetahuan
Do :
Klien bertanya kepada perawat
tentang penyakit dan cara
perawatan TBC

Klien 2
Masuknya bateri Gangguan bersihan jalan
Ds : mycobacterium tuberkulosis nafas tidak efektif
- Klien mengatakan sesak
dan batuk berdahak
Do : Pertahanan primer tidak
- Klien tampak sesak adekuat
- Respirasi 26x /menit

- Terpasang oksigen 5 Pembentukan tuberkel


liter/menit
- Terdapat nafas tambahan
ronchi Pembentukan sputum
berlebihan

mukus yang kental

Bersihan jalan nafas tidak


efektif

72
Masuknya bateri Gangguan pola tidur
Ds : mycobacterium tuberkulosis
Klien mangatakan sering
terbangun karena batuk di malam
hari Pertahanan primer tidak
Do: adekuat

Klien tidur kurang dari 5 jam


Pembentukan tuberkel

Pembentukan sputum
berlebihan

mukus yang kental

rangsangan terjaidnya batuk


dan sesa nafas

sesak nafas da batuk pada


malam hari

gangguan pola tidur


Ds : Kurang terpaparnya informasi Kurang pengetahuan tentang
Klien mengatakan tidak mengenai penyakit TB paru penyakit dan perawatan TB
mengetahui keadaan penyakit paru
dan cara perawatan
Do : Kurang pengetahuan
Klien bertanya kepada
perawat tentang penyakit dan
cara perawatan TBC

4.1.2 Diagnosa Keperawatan

73
Tabel 4.12
Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanda tangan


Klien 1
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif 19 / 12 / 2019
berhubungan dengan sekret mukus
kental
2 Gangguan kekurangan nutrisi 19 / 12 / 2019
berhubungan dengan nafsu makan
berkurang
3 Gangguan pola istirahat tidur 19 / 12 / 2019
berhubungan dengan sesak dan batuk.
4 Kurangnya pengetahuan tentang 19 / 12 / 2019
penyakit dan cara perawatan TB paru
berhubungan dengan kurang informasi.
Klien 2
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif 23 / 12 / 2019
berhubungan dengan sekret mukus
kental
2 Gangguan pola istirahat tidur 23 / 12 / 2019
berhubungan dengan sesak dan batuk.
3 Kurangnya pengetahuan tentang 23 / 12 / 2019
penyakit dan cara perawatan TB paru
berhubungan dengan kurang informasi.

4.1.3 Intervensi
Tabel 4.13
Intervensi

N Diagnosa Keperawatan Intervensi Tindakan Rasional


o
Klien 1
1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan a. Kaji fungsi a. Penurunan bunyi nafas
efektif berhubungan dengan asuhan keperawatan 3 pernafasan dapat menunjukan
sekret mukus kental x 24 jam bersihan jalan atelektasis ronchi,
nafas dapat teratasi, mengi menunjukan
Ds : dengan kriteria hasil : akumulasi sekret atau
- Klien mengatakan a. Mempertahankan ketidakmampuan
sesak dan batuk jalan nafas klien untuk membersihkan
berdahak b. Mengeluarkan jalan nafas yang dapat
Do : sekret tanpa menimbulkan
- Klien tampak sesak bantuan penggunaan otot
- Respirasi 24x c. Klien mengatakan aksesori pernafasan
/menit sudah tidak sesak dan peningkatan kerja
nafas atau sesak pernafasan
- Terpasang oksigen berkurang b. Berikan klien b. Posisi membantu
3 liter/menit d. Suara nafas bersih posisi semi memaksimalkan

74
- Terdapat nafas fowler ekspansi paru dan
tambahan ronchi menurunkan upaya
pernafasan. Mencegah
obstruksi atau aspirasi
c. Ajarkan klien c. Untuk membersihkan
batuk efektif jalan nafas dan
membantu mencegah
komplikasi pernafasan
d. Kolaborasi : d. Mencegah penyebaran
melanjutkan dan membantu dalam
pemberian obat menghambat
ceftriaxone 1g perkembangan bakteri
mycobacteriun
tuberculosa
2. Gangguan kekurangan Setelah dilakukan a. Ciptakan a. Memberikan
nutrisi berhubungan dengan tindakan keperawatan suasana ketenangan.
nafsu makan berkurang selama 3x24 jam nyaman.
nutrisi klien terpenuhi b. Kaji ulang pola b. Membantu intervensi
Ds : dengan criteria hasil :. diet pasien kebutuhan yang
a. nafsu makan kien yang disukai/ sepesifik,
- Klien mengatakan bertambah tidak disukai. meningkatkan intake
nafsu makan b. klien menghabiskan diet pasien.
berkurang. 1 porsi. c. Anjurkan c. Memaksimalkan
Do : makan sedikit intake nutrisi dan
-Porsi makan hanya dan sering menurunkan iritasi
habis 1/2 dari 1 porsi dengan gaster.
yang diberikan makanan
- TTV TKTP.
TD : 140/90 mmHg
N : 84x /menit
R : 24x/menit
S : 36,2 oC
3. Gangguan pola istirahat tidur Setelah dilakukan a. Atur posisi tidur a. Dengan diaturnya
berhubungan dengan sesak tindakan keperawatan klien senyaman posisi klien
dan batuk berdahak 3x24 jam klien dapat mungkin. senyaman mungkin.
istirahat tidur dengan b. Kolaborasi b. Pemberian obat sesak,
Ds : criteria hasil : dengan dokter klien dapat istirahat
- Klien mangatakan a. kebutuhan istirahat untuk pemberian tidur cukup dan sesak
sering terbangun tidur terpenuhi obat sesak berkurang.
karena batuk di b. pasien tidur malam dengan
malam hari 6-7 jam nebulizer.
Do:

- Klien tidur kurang


dari 5 jam

4. Kurangnya pengetahuan Setelah diakukan a. Anjurkan pasien a. Menghindari


pengetahuan tentang tindakan selama 1x60 menutup mulut terjadi penularan
penyakit dan cara perawatan menit kien mengetahui pada saat batuk. lewat udara.
TB paru berhubungan keadaan penyakitnya b. Anjurkan pasien b. Menghin dari
dengan kurang informasi dengan criteria hasil : menutup mulut terjadinya penularan
Ds : a. klien mengerti pada saat bersin. penyakit.
Klien mengatakan tidak tentang penyakitnya c. Jaga jarak c. Mencegah kontak
mengetahui keadaan b. kien mengerti pasien dengan langsung dengan

75
penyakit dan cara tentang cara pengunjung. pasien.
perawatan perawatannya d. Batasi d. Menghindari
Do : c. klien tidak bertanya pengunjung. terjadinya penularan.
Klien bertanya kepada lagi kepada perawat e. Hindari e. Menghin dari
perawat tentang tentang penyakitnya pemakaian alat penularan.
penyakit dan cara makan bekas
perawatan TBC pasien.
f. Berikan f. Pasien mengerti
pendidikan tentang penyakit dan
kesehatan bahaya penularan
mengenai TB penyakitnya.
paru
Klien 2
1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan a. Kaji fungsi a. Penurunan bunyi
efektif berhubungan dengan asuhan keperawatan 3 pernafasan nafas dapat
sekret mukus kental x 24 jam bersihan jalan menunjukan
nafas dapat teratasi, atelektasis ronchi,
Ds : dengan kriteria hasil : mengi menunjukan
- Klien mengatakan a. Mempertahankan akumulasi sekret atau
sesak dan batuk jalan nafas klien ketidakmampuan
berdahak b. Mengeluarkan untuk membersihkan
Do : sekret tanpa jalan nafas yang dapat
- Klien tampak sesak bantuan menimbulkan
- Respirasi 26x c. Klien mengatakan penggunaan otot
/menit sudah tidak sesak aksesori pernafasan
nafas atau sesak dan peningkatan kerja
- Terpasang oksigen berkurang pernafasan
5 liter/menit d. Suara nafas bersih b. Berikan klien b. Posisi membantu
- Terdapat nafas posisi semi memaksimalkan
tambahan ronchi fowler ekspansi paru dan
menurunkan upaya
pernafasan.
Mencegah obstruksi
atau aspirasi
c. Ajarkan klien c. Untuk membersihkan
batuk efektif jalan nafas dan
membantu mencegah
komplikasi
pernafasan
d. Kolaborasi : d. Mencegah
melanjutkan penyebaran dan
pemberian obat membantu dalam
ceftriaxone 1g menghambat
perkembangan bakteri
mycobacteriun
tuberculosa
2. Ganguan pola istirahat tidur Setelah dilakukan a. Atur posisi tidur a. Dengan diaturnya
berhubungan dengan sesak tindakan keperawatan klien senyaman posisi klien
dan batuk berdahak 3x24 jam klien dapat mungkin. senyaman mungkin.
istirahat tidur dengan b. Kolaborasi b. Pemberian obat sesak,
criteria hasil : dengan dokter klien dapat istirahat
a. kebutuhan istirahat untuk pemberian tidur cukup dan sesak
tidur terpenuhi obat sesak berkurang.
b. pasien tidur malam dengan

76
nebulizer
3. Kurangnnya pengetahuan Setelah diakukan a. Anjurkan pasien a. Menghindari terjadi
pengetahuan tentang tindakan selama 1x60 menutup mulut penularan lewat
penyakit dan cara perawatan menit kien mengetahui pada saat batuk. udara.
TB paru berhubungan keadaan penyakitnya b. Anjurkan pasien b. Menghin dari
dengan kurang informasi dengan criteria hasil : menutup mulut terjadinya penularan
Ds : a. klien mengerti pada saat bersin. penyakit.
Klien mengatakan tidak tentang penyakitnya c. Jaga jarak c. Mencegah kontak
mengetahui keadaan b. kien mengerti pasien dengan langsung dengan
penyakit dan cara tentang cara pengunjung. pasien.
perawatan perawatannya d. Batasi d. Menghindari
Do : c. klien tidak bertanya pengunjung. terjadinya penularan.
Klien bertanya kepada lagi kepada perawat e. Hindari e. Menghin dari
perawat tentang tentang penyakitnya. pemakaian alat penularan.
penyakit dan cara makan bekas
perawatan TBC pasien.
f. Berikan penkes f. Pasien mengerti
tentang penyakit dan
bahaya penularan
penyakitnya.

4.1.6 Implementasi

tabel 4.14
Implementasi

77
Pelaksanaan Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3

19 / 12 / 2019 20 / 12 / 2019 21 / 12 / 2019


Klien 1 Jam Impelemntasi Jam Implementasi Jam Implementasi
Respon Respon Respon
09.00 1. Observasi 09.10 1. Observasi 09.30 1. Observasi
WIB Tanda – WIB tanda – tanda WIB tanda – tanda
tanda vital vital vital
Hasil : Hasil : Hasil :
TD : 140/90 TD : 130/80 TD : 140/80
mmHG mmHG mmHG
N : 84x/menit N : 87x/menit N : 81x/menit
R : 24x/menit R : 28x/menit R : 19x/menit
S : 36,2oC S : 36,8oC S : 36,3oC
09.10 2. Kaji fungsi 09.15 2. Mengkaji 09.35 2. Kaji fungsi
WIB pernafasan WIB fungsi WIB pernafasan
Hasil : pernafasan Hasil : suara
Suara ronchi Hasil : ronchi sudah tidak
masih terdengar Suara ronchi terdengar
09.15 3. Memberika masih terdengar 09.40 3. Melanjutkan
WIB n klien 09.20 3. Mengevaluasi WIB pemberian obat
posisi semi dan ceftriaxone 1g
fowler melakukan Hasil :
Hasil : kembali batuk Obat diberikan
Klien nyaman efektif melalui IV
dengan posisi kepada klien.
semi fowler Hasil :
09.20 4. Memberika Dahak pada klien
WIB n therapy keluar dengan
nebulizer lancar dan suara
combivent ronchi sudah
Hasil : tidak terdengar
Klien
mengatakan 12.20 4. Menyajikan
batuk dan rasa WIB makan siang
gatal pada dan
tenggorokan melanjutkan
berkurang angguran
09.30 5. Mengajarka unutuk makan
WIB n batuk sedikit tapi
efektif pada banyak
klien dan kepada klien
keluarga Hasil :
Hasil : Klien dapat
Klien dapat menghabis 1
melakukan dan porsi mkannya
dahak klien 12.50 5. Melanjutkan
keluar sebagian WIB pemberian
12.00 6. Menyajikan obat
WIB makan ceftriaxone 1
siang dan g
mempersila Hasil :

78
hkan klien Diberikan
untuk melalui IV
makan dan
sering
Hasil :
Klien dapat
menghabiskan
3
/4 makanan
12.05 7. memberikan
obat
ceftriaxone
1g
Hasil :
Ceftriaoxne
diberikan
melalui IV

Pelaksanaan Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3

23 / 12 / 2019 24 / 12 / 2019 25 / 12 / 2019


Klien 2 Jam Impelemntasi Jam Implementasi Jam Implementasi
Respon Respon Respon
08.40 1. Observasi 10.00 1. Observasi 09.00 1. Observasi
WIB Tanda – WIB tanda – tanda WIB tanda – tanda
tanda vital vital vital
Hasil : Hasil : Hasil :
TD : 130/80 TD : 110/80 TD : 130/90
mmHG mmHG mmHG
N : 78x/menit N : 83x/menit N : 81x/menit
R : 26x/menit R : 22x/menit R : 19x/menit
S : 36,7oC S : 36,5oC S : 36,3oC
08.45 2. Kaji fungsi 10.10 2. Mengkaji 09.10 2. Kaji fungsi
WIB pernafasan WIB fungsi WIB pernafasan
Hasil : pernafasan Hasil : suara
Suara ronchi Hasil : ronchi masih
masih terdengar Suara ronchi terdengar
08.50 3. Memberika masih terdengar 09.15 3. Memberikan
WIB n klien 10.15 3. Mengevaluasi WIB therapy
posisi semi dan nebulizer
fowler melakukan combivent
Hasil : kembali batuk Hasil : klien
Klien nyaman efektif kepada mnegatakan
dengan posisi klien. batuk dan rasa
semi fowler Hasil : gatal pada
08.55 4. Memberika Dahak pada klien tenggorokan
WIB n therapy keluar sebagian berkurang
nebulizer tetapi sedikit 09.25 4. Melakukan
combivent 10.20 4. Melanjutkan WIB batuk efektik
Hasil : WIB pemberian kembali kepada
Klien obat klien
mengatakan ceftriaxone 1 Hasil :
batuk dan rasa g Klien dapat

79
gatal pada Hasil : melakukan ,
tenggorokan Diberikan dahak keluar
masih ada melalui IV sebagian
09.25 5. Mengajarka 09.30 5. Melanjutkan
WIB n batuk WIB pemberian obat
efektif pada ceftriaxone 1g
klien dan Hasil :
keluarga Obat diberikan
Hasil : melalui IV
Klien dapat
melakukan dan
dahak klien
sudah susah
keluar
11.45 6. memberikan
WIB obat
ceftriaxone
1g
Hasil :
Ceftriaoxne
diberikan
melalui IV

4.1.7 Evaluasi

Tabel 4.15
Evaluasi Sumatif

Tanggal Klien 1 Tanggal Klien 2 Tanda Tangan


Hari Hari
Jam Jam
21 / 12 /2019 25 / 12 / 2019
Sabtu S: Rabu S:
10.30IB - Klien 11.00 WIB - Klien
mengatakan mengatakan
sesak masih batuk
berkurang berdahak
- Klien - Klien
mengatakan mengatakan
dahak sudah sesak
tidak ada berkurang
O: O:
- Klien sudah - Klien bisa
bisa melakukan
mengeluarkan batuk efektif
dahknya tetapi dahak
dengan batuk keluar sedikit
efektif - Suara ronchi
- Suara ronchi masih
pada klien

80
sudah tidak terdengar
terdengar A:
A: - Masalah
Masalah teratasi teratasi
P: sebagaian
- Intervensi P:
dihentikan - Lanjtukan
intervnesi
I:
- Kaji fungsi
pernafasan
- Pertahankan
posisi semi
fowler
- Latih batuk
efektif
- Melanjutkan
pemberian
ceftriaxone 1g
E:
- Sesak nafas dan
batuk berdahak
berkurang

Berdasarkan hasil yang didapat diagnosa yang muncul pada kedua klien dapat

dievaluasi dan digsnosa tersebut dapat teratasi pada klien 1 dan teratasi sebagian pada

klien 2. Kedua hasil evaluasi menunjukan hasil yang baik terhadap asuhan

keperawatan yang diberikan

4.2 PEMBAHASAN

81
Dalam pembahasan ini berisi ulasan pada setiap tahapan asuhan

keperawatan pada Ny. Y dan Tn. I klien Tuberculosa Paru dengan bersihan

jalan nafas tidak efektif di Ruang Bougenville 2 RSUD Ciamis. Penulis akan

mengemukakan kesenjangan antara landasan teori dengan kenyataan kasus

dilapangan serta faktor yang faktor yang mendukung dan menghambat dalam

asuhan keperawatan. Adapun tahapan asuhan keperawatan tersebut meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi.

4.2.1 Pengkajian

Berdasarkan teori klien dengan Tuberculosis Paru akan mengalami

gejala malaise sehingga nafsu makan berkurang, batuk akibat perdangan,

batuk berdarah akibat pecahnya pembuluhu darah, dan sesak akibat

sputum yang banyak atau kental (Doenges, Moorhouse, dan Geissler,

2014). Pada kedua klien terdapat beberapa respon yang sama dan berbeda

dengan teori.

Klien 1 ny. Y mengalami batuk berdahak dan sesak nafas tetapi tidak

disertai batuk berdarah, sedangkan pada klien 2 Tn. I mengalami batuk

berdahak yang disertai darah dan sesak nafas.

Perbedaan antara klien 1 dan 2 adalah klien 1 mengalami penurunan

nafsu makan walaupun tidak disertai penurunan berat badan yang

signifikan dengan klien 2 dapat makan seperti biasanya tanpa ada

hambatan.

4.2.2 Diagnosa keperawatan

82
Berdasarkan hasil pengkajian, penulis menemukan permasalahan

yang kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan, namun tidak

semua diagnosa keperawatan yang terdapat dalam teori muncul pada

diagnosa keperawatan yang ditemukan dilapangan. Adapun diagnosa

keperawatan yang muncul pada teori tetapi tidak terdapat pada kedua

klien

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas, berdasarkan sputum yang

menghalangi jalan nafas. Diagnosa ini muncul karena saat melakukan

pengkajian pada Ny. Y sesak nafas disertai batuk berdahak dan Tn. I

sesak nafak disertai batuk berdahak dan darah.

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru.

Diagnosa ini tidak muncul karena saat dilkukan pengkajian pada Ny. Y

dan Tn. I tidak terdapat kesenjangan pada gangguan pola nafas

berhubungan dengan kongesti paru.

c. Hipertermia. Diagnosa ini tidak muncul karena saat dilakukan

pengkajian pada Ny. Y dan Tn. I tidak terdapat kesenjangan pada

hipertermia dengan hasil suhu pada Ny. Y 36.2 oC dan Tn. I 36.7 oC.

d. Ketidaksimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakadekuatan intake nutrisi. Diagnosa hanya muncul pada

klien 1 Ny. Y karena mengalami penurunan nafsu makan walaupun

tidak ada penurunan berat badan secara signifikan sedangan tidak pada

klien 2 Tn. I.

83
e. Resiko infeksi. Diagnosa ini tidak muncul karena saat dilakukan

pengkajian pada Ny. Y dan Tn. I tidak terdapat kesenjangan pada

resiko infeksi.

Adapun diagnosa keperawatan yan muncul pada kedua klien tetapi

tidak terdapat pada teori. Gangguan pola tidur, diagnosa ini muncul

karena pada saat dilakukan pengajian Ny. Y dan Tn. I sering terganggu

tidurnya oleh sesak nafas dan batuk yang dialami saat dimalam hari.

4.2.3 Intervensi Keperawatan

Pada intervensi keperawatan tidak ditemukannya kesenjangan yang

mengacu pada teori sesuai diagnosa yang muncul pada kedua kline.

Intervensi keperawatan ini meliputi rencana yang disusun dengan tujuan

mengatasi bersihan jalan nafas tidak efektif pada kedua klien dengan

Tuberculosis Paru. Dengan mengkaji fungsi pernafasan seperti adanya

suara nafas tambahan, catat kemampuan untuk mengeluarkan

mukosa/batuk efektif,. Berikan posisi semi fowler. Melanjutkan

pemberian obat ceftriaxone 1gr.

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Setelah rencana tersusun, penulis segera melaksanakan asuhan

keperawatan sesuai dengan intervensi dan jangka aktu yang telah

ditentukan. Karena semua intervensi dapat dilakukan maka tidak terjadi

kesenjangan antara perencanaan dan pelaksanaan. Penatalaksanaan

asuhan keperaatan tersebut dilakukan menggunakan dua metode yaitu

84
metode pertama dengan menggunakan metode farmakologi dan non

farmakologi bertujuan untuk membantu kedua klien mengeluarkan

sputum yang menghalangi jalan nafas. Metode farmakologi yaitu dengan

cara memberikan therapy nebulizer combivent dan pemerian ceftriaxone

1g melalui IV, dan non farmakologi dengan cara mengajarkan Teknik

Batuk Efektif pada kedua klien yang dilakukan selama 3 hari.

4.2.5 Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses asuhan

keperawatan yang dilakukan dengan mengacu pada tujuan yang terdapat

pada perencanaan, dimana tahap ini berguna untuk menilai kemajuan atau

bahkan kemunduruan dari status kesehatan klien setelah diberikan asuhan

keperawatan. Dari evaluasi yang didapatkan hasil dari kedua klien

terdapat perbedaan, walaupun teknik yang dilakukan pada kedua klien

sama yaitu teknik batuk efektif. Hasil observasi yang dilakukan selama 3

hari pada klien pertama dapat melakukan teknik batuk efektif dengan baik

dan dapat mengeluarkan sputum secara sepenuhnya pada hari kedua, dan

pada klien kedua dapat melakukan teknik batuk efektif dengan baik

walaupun pada hari ketiga klien kedua belum bisa mengeluarkan sputum

sepenuhnya, faktor perbedaan tersebut bisa didapatkan dari tingkat

keparahan antara kedua klien dimana klien 1 tidak disertasi batuk

berdarah daripada klien 2. Walaupun sputum kedua klien keluar dengan

baik dan berkurang secara bertahap setiap harinya dan hanya dilakukan

selama 3 hari, dan perlu dilakukannya asuhan keperawatan lanjutan.

85

Anda mungkin juga menyukai