Anda di halaman 1dari 29

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjngpinang


4.1.1 Sejarah Singkat RSUD Kota Tanjungpinang
RSUD Tanjungpinang adalah Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah
Kota Tanjungpinang yang keberadaannya dimulai sejak tahun 1903. Secara
geografis terletak tepat di jantung kota Tanjungpinang, yaitu Jl. Sudirman No 795
di Kelurahan Tanjungpinang Kota, Kecamatan Tanjungpinang Kota. Di bangun di
atas tanah seluas 18.570 M2, dengan luas bangunan sebesar 8.028 M2 serta
kapasitas tempat tidur sebanyak 148 buah.
Pada awalnya merupakan rumah sakit tanpa kelas, kemudian seiring
perkembangan penduduk pada pelita II menjadi RSUD tipe-D, kemudian dengan
ditempatkannya 4 jenis dokter spesialis dasar yaitu, spesialis bedah, spesialis
kebidanan. Pada pelita III, klasifikasi RSUD Tanjungpinang meningkat menjadi
RSUD tipe C dan dikukuhkan oleh surat keputusan menkes RI Nomor :
51/Menkes/SK/II/1979.

4.1.2 Gambaran Umum Instalasi Rawat Inap Dahlia


Dalam pelayanan instalasi rawat inap dahlia RSUD Kota Tanjungpinang
melayani semua pasien dengan kasus penyakit pada dewasa dan lansia, biasanya
lama rawat bervariasi hingga pasien dinyatakan diperbolehkan pulang atau rawat
jalan. Klasifikasi ketenagaan perawat diruang instalasi rawat inap dahlia RSUD
Kota Tanjungpinang diketuai oleh satu kepala ruangan, dengan staf perawat yang
terbagi menjadi 2 tim, yaitu tim 1 dan tim 2. Jadwal dinas perawat dibagi menjadi
3 shift yaitu shift pagi, sore dan malam. Ruang instalasi rawat inap dahlia RSUD
Kota Tanjungpinang memiliki 9 kamar yang berjumlah 22 tempat tidur, yang
terbagi atas kamar kelas 1, kelas 2 dan kleas 3.
4.2 Karaktristik Subyek Penelitian/Identitas Pasien
4.2.1 Pasien Pertama

1
Pasien pertama yang menjadi responden penelitian adalan Tn.S masuk pada
tanggal 24 juli 2022 dengan nomor medical record 02.50.80.06, diagnosa medis
TB Paru. Tn.S lahir di Karang anyar pada tanggal 23 mei 1965 dan usianya
sekarang adalah 57 tahun berjenis kelamin laki-laki, pendidikan Tn.S SD
Sederajat, dan bekerja sebagai wiraswasta, alamat JL.Kuantan kecamatan Tanjung
Pinang Timur. Penangung jawab dari Tn.S adalah Tn.A yang merupakan adik
kandung dari pasien.
4.2.2 Pasien Kedua
Pasien kedua yang menjadi responden penelitian adalah Tn.R masuk pada
tanggal 27 juli 2022 dengan nomor medical record 81.11.34.37, diagnosa medis
TB Paru. Tn.R lahir Teluk sasah 04 Desember 1971 dan usianya sekarang adalah
50 tahun berjenis kelamin laki-laki, pendidikan SD Sederajat, pekerjaan sebagai
wiraswasta, alamat di Seri Koala Lobam kecamatan Bintan Utara. Penangung
jawab dari Tn.R adalah Tn.N yang merupakan adik kandung pasien.
4.3 Data Asuhan Keperawatan
4.3.1 Pengkajian
Tabel 4.1
Identitas Tn.S dan Tn.R

Identitas Klien Pasien 1 Pasien 2


Nama Tn. S Tn. R
Tanggal lahir 23 Mei 1965 04 Desember 1987
Pendidikan SD SD
Suku Jawa Melayu
Pekerjaan Wiraswasta Wiraswasta
Agama Islam Kristen
Alamat Rumah Jl. Kuantan Kp. Harapan,tanjung uban
Golongan Darah O A
Penanggung Jawab
Nama Tn. A Tn. N
Tanggal lahir 20 Juni 1983 09 Februari 1992
Pendidikan STM SMK
Suku Jawa Melayu
Pekerjaan Kuli Wiraswasta
Agama Islam Kristen
Alamat Rumah Perumahan Bintan permai Kp. Harapan,tanjung uban
No. Telepon 0856-6895-7485 0897-6200-591
Tanggal pengkajian 26 juli 2022 28 juli 2022
Tanggal Masuk 24 Juli 2022 26 Juli 2022
No. Medical Record 02508006 81113437
Ruang Rawat Dahlia Dahlia
Diagnosa Medik TB Paru TB Paru
Yang mengirim/merujuk IGD IGD

2
Berdasarkan Tabel 4.1 didapatkan data bahwa latar belakang Tn.S adalah
SD, masuk pada tanggal 24 Juli 2022 dengan diagnosa medik TB paru dan
dilakukan pengkajian pada tanggal 26 Juli 2022. Sementara latar belakang Tn.R
juga SD, masuk pada tanggal 27 Juli 2022 dan dilakukan pengkajian pada tanggal
28 Juli 2022.
I. Riwayat Kesehatan
Table 4.2 Hasil Riwayat Kesehatan Pasien
Dengan TB Paru
Pengkajian Pasien 1 Pasien 2
Keluhan utama saat Sesak nafas Sesak nafas
masuk RS
Keluhan utama saat Pasien mengatakan masih sesak Pasien mengatakan nafas masih
pengkajian nafas saat melakukan aktivitas. sesak, dan tidak mengerti sama
sekali tentang penyakit yang
diderita nya.
Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit Pasien masuk ke IGD pada Pasien masuk ke IGD pada
sekarang tanggal 24 juli 2022 jam 21:15 tanggal 26 juli 2022 jam 09:30
WIB, pasien mengeluh sesak WIB, pasien mengeluh sesak
nafas,baru beberapa hari pulang nafas, dan badan terasa lemah,
dari RS Raja Ahmad saat di lakukan pengkajian pada
Tabib,kambuh lagi. Saat di tanggal 28 juli 2022, pasien
lakukan pengkajian pada tanggal mengatakan sesak, badan terasa
26 juli 2022, Pasien mengatakan lemas/lemah,pasien mengatakan
merasakan sesak nafas saat tidak mengetahui tentang
melakukan aktivitas seperti penyakit yang ia alami
kekamar mandi. Keadaan umum sekarang,pasien juga
lemah, kesadaran composmentis, mengatakan tidak pernah
hasil pemerikssaan tanda-tanda mendapatkan informasi tentang
vital TD: 145/77 mmHg, nadi : penyakit TB Paru. Keadan
100 x/menit, pernafasan : 26 umum lemah, kesadaran
x/menit, suhu : 36℃, spo2: 93%. composmentis, hasil
Pasien diberikan oksigen nasal pemerikssaan tanda-tanda vital
kanul 5 liter per/menit, pasien TD: 105/52 mmHg, nadi : 115
terpasang IVFD NacL 0,9% 20 x/menit, pernafasan : 25 x/menit,
tpm paada tangan sebelah kiri. suhu : 36,2℃, spo2: 92%.
Pasien diberikan terapi inj moxi Pasien diberikan oksigen nasal
1x1, inj dexametasone 2x1, om2 kanul 5 liter per/menit, pasien
2x1, nebuventolin 3x1, terpasang IVFD RL 30 tpm
nebupulminort 3x1,rifamplac paada tangan sebelah kiri. Pasien
600 mg 1x1,INH 300 mg diberikan terapi inj
1x1,etambund 1000 mg 1x1. cotrimoxazole 1x900 mg
po,nebuventolin
3x1,nebupulminort 3x1.
Riwayat Kesehatan
Dahulu
Sebelumnya Tn.S mengatakan Sebelumnya Tn.R mengatakan
mengetahui bahwa ia menderita tidak memiliki riwayat penyakit
TB Paru sejak di rawat di RS apapun. Dalam 6 bulan terakhir
Raja ahmad tabib 10 hari yang Tn.R tidak mengalami
lalu. Tn.S juga mengatakan demam,batuk ataupun sesak

3
bahwa ia tidak memiliki riwayat napas.
penyakit yang lain.
Riwayat kesehatan
keluarga
Berdasarkan hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan dengan keluarga pada keluarga pasien, tidak ada
pasien, tidak ada keluarga yang keluarga yang menderita
menderita penyakit TB Paru. penyakit TB Paru.

Riwayat psikososial
pasien mengatakan sering Pasien mengatakan sering
berbaur dengan masyarakat berbaur dengan masyarakat
sekitar, dan bekerja sama saat setempat, dan saling tolong
ada gotong royong atau kegiatan menolong sesama tetangga.
yang diadakan oleh RT setempat.
Riwayat spiritual
Pasien taat terhadap agama, Pasien taat pada agama, pasien
pasien melaksanakan sholat 5 melaksanakan ibadah setiap hari
waktu. minggu.
Genogram

Keterangan : Keterangan :
: Laki-laki : Laki-laki
: Perempuan : Perempuan

: Laki-laki meninggal : Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal : Perempuan meninggal

: Pasien : Pasien

: Tinggal serumah : Tinggal serumah

Berdasarkan tabel 4.2 Tn.S masuk dengan keluhan sesak napas. Tn.S
mengatakan masih sesak nafas saat melakukan aktivitas. Tn.S baru mengetahui
menderita TB paru sejak dirawat 10 hari yang lalu di RSUD Raja Ahmad Tabib
dan tidak memiliki riwayat penyakit yang lain sebelumnya. Pada keluarga Tn.S
tidak ada yang menderita penyakit TB paru. Sementara pada Tn.R masuk dengan
keluhan sesak napas. Tn.R mengatakan tidak mengetahui sama sekali mengenai
penyakit yang dialaminya sekarang. Tn.R mengetahui menderita TB paru saat
masuk ke RSUD Kota Tanjungpinang. Sebelumnya Tn.R tidak memiliki riwayat
penyakit apapun. Dalam keluarga Tn.R tidak ada yang menderita penyakit TB
paru.

4
A. Riwayat pola pemeliharaan kesehatan klien
1. Pola aktivitas sehari-hari
Tabel 4.3 Hasil Riwayat Pola Pemeliharaan Kesehatan Klien
Pola aktivitas Pasien 1 Pasien 2

Aktivitas makan/minum Di Rumah Di Rumah


Makan/minum : Makan/minum :
Jumlah dan frekuensi : 3x Jumlah dan frekuensi : 3x
sehari sehari
Jenis : Jenis :
1. Nasi : nasi 1. Nasi : Nasi
2. Lauk : ikan, ayam 2. Lauk : Ayam, ikan
dll 3. Sayur : Semua sayur
3. Sayur : segala jenis 4. Minum : ±4-5 gelas
sayur perhari
4. Minum : ±4-5 gelas Pantangan : -
perhari Kesulitan makan/minum : -
Pantangan : - BB/TB : 55/170
Kesulitan makan/minum : - Alergi makanan : -
BB/TB : 65/165 Pembatasan pola makan : -
Alergi makanan : - Makanan yang disukai : -
Pembatasan pola makan : - Cara makan : Makan sendiri
Makanan yang disukai : Usaha untuk mengatasi
Semua makanan kesulitan : -
Cara makan : Makan sendiri Di Rumah Sakit
Usaha untuk mengatasi Makan/ minum :
kesulitan : - Jumlah dan frekuensi : 3x
Di Rumah Sakit sehari
Makan/ minum : Jenis :
Jumlah dan frekuensi : 3 x 1. Nasi : Bubur
Sehari 2. Lauk : Ayam, ikan
Jenis : 3. Sayur : sop
1. Nasi : Bubur 4. Minum : 5-6 x sehari
2. Lauk : Ayam 5. Pantangan :-
3. Sayur : Sop Kesulitan
4. Minum : 4-5 x makan/minum : -
sehari Air putih BB/TB : 53/170
Pantangan : - Alergi makanan : -
Kesulitan makan/minum : - Pembatasan pola makan : -
BB/TB : 60/165 Makanan yang disukai : -
Alergi makanan : - Cara makan : Makan sendiri
Pembatasan pola makan : - Usaha untuk mengatasi
Makanan yang disukai : - kesulitan makan : -
Cara makan : Disuap
Usaha untuk mengatasi
kesulitan makan : -
Pola Eliminasi Dirumah Dirumah
BAK : BAK :

5
1. Jumlah, warna, bau : Klien 1. Jumlah, warna, bau : Klien
BAK ±5-6x dalam 24 jam, mengatakan sering BAK
warna kuning, bau khas 2. Masalah dan cara
2. Masalah dan cara mengatasi : Tidak ada
mengatasi : Tidak ada masalah pada BAK
masalah pada BAK BAB :
BAB : 1. Jumlah, warna, bau,
1. Jumlah, warna, bau, konsistensi : 1x sehari, warna
konsistensi : 1x sehari, warna khas, bau khas, konsistensi
khas, bau khas, konsistensi padat
padat 2. Pemakaian obat pencahar :
2. Pemakaian obat pencahar : Tidak ada pemakaian obat
Tidak ada memakai obat pencahar
pencahar 3. Masalah dan cara
3. Masalah dan cara mengatasi : Tidak ada
mengatasi : Tidak ada masalah pada BAB
masalah pada BAK
Dirumah Sakit
Dirumah Sakit 1. Jumlah, warna, bau : 3-4 x
BAK : sehari, warna kuning pekat,
1. Jumlah, warna, bau :3-4 x bau khas
sehari, warna kuning pekat, 2. Terpasang kateter : Tidak
khas Terpasang kateter
2. Terpasang kateter : Tidak 3. Masalah dan cara
terpasang kateter mengatasi : -
3. Masalah dan cara BAB :
mengatasi : Tidak ada 1. Jumlah, warna, bau,
masalah pada BAK konsistensi : 1x sehari,warna
BAB : kuning pekat,bau
1. Jumlah, warna, bau, khas,konsistensi padat
konsistensi : 1x sehari, warna 2. Pemakaian obat pencahar :
kuning pekat, bau khas, Tidak ada pemakaian obat
kosetensi padat pencahar
2. Pemakaian obat 3. Masalah dan cara
pencahar :Tidak ada mengatasi : Tidak ada
pemakaian obat pencahar masalah pada BAB
3. Masalah dan cara
mengatasi : Tidak ada
masalah pada BAB

Pola istirahat dan tidur Di Rumah Di Rumah


1. Jumlah/waktu 1. 8 jam per hari 1. 7-8 jam sehari
2. Gangguan tidur 2. Tidak ada gangguan 2. Tidak ada gangguan
3. Kebiasaan sebelum tidur tidur tidur
4. Upaya untuk mengatasi 3. menonton tv 3. –
gangguan tidur 4. – 4. –
5. Hal-hal yang 5. – 5. –
mempermudah bangun Di Rumah Sakit Di Rumah Sakit
tidur 1. 8-9 jam sehari 1. 8-9 jam perhari
Keluhan lain 2. Pasien mengatakan 2. Pasien mengatakan
tidak da ganggun tidak ada gangguan
pola tidur pola tidur
3. – 3. –
4. – 4. –
5. – 5. –
Pola kebersihan diri Di Rumah Di Rumah
1. Frekuensi mandi 1. 2x sehari 1. 2x sehari

6
2. Frekuensi mencuci 2. 2x sehari 2. 2x sehari
rambut 3. 2x sehari 3. 2x sehari
3. Frekuensi gosok gigi 4. 2x sehari 4. 2x sehari
4. Frekuensi mengganti 5. Keadaan kuku 5. Keadaan kuku bersih
pakaian bersih Di Rumah Sakit
5. Keadaan kuku Di Rumah Sakit 1. 1x sehari, di bantu
1. 1x sehari, di bantu oleh keluarga
oleh keluarga 2. 1x sehari, di bantu
2. 1x sehari, di bantu oleh keluarga
oleh keluarga 3. 1x sehari
3. 1x sehari 4. 1x sehari, di bantu
4. 1x sehari di bantu oleh keluarga
keluarga 5. Bersih
5. Bersih
Aktivitas lain/Mobilits fisik Di Rumah Di Rumah
1. Aktivitas apa yang 1. Pasien mengatakan 1. istirahat
dilakukan untuk mengisi sering nonton tv 2. –
waktu luang 2. – 3. –
2. Waktu sengang untuk 3. – 4. -
keluarga 4. Kumpul keluarga Di Rumah Sakit
3. Kegiatan di hari libur Di Rumah Sakit Pasien mengatakan sebagian
4. Hiburan atau rekreasi Semua aktivitas pasien aktivitas pasien di bantu oleh
selama di rumah sakit di keluarga.
bantu oleh keluarga

Olahraga Di Rumah Di Rumah


1. Program olahraga Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak
2. Jenis/frekuensi olahraga pernah melakukan olahraga tertarik dengan olahraga
3. Kondisi setelah olahraga Di Rumah Sakit Di Rumah Sakit
- -

Berdasarkan tabel 4.3 bahwa pada pemeliharaan kesehatan Tn.S pada pola
aktivitas atau mobilitas fisik selama dirumah sakit adalah seluruh aktivitas dibantu
oleh keluarga. Sementara pada Tn.R selama dirumah sakit adalah Tn.R mampu
melakukan sebagian aktivitas atau kegiatan secara mandiri

B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Pasien 1 Pasien 2
1. Keadaan/penampilan
Umum
Kesadaran Composmentis Composmentis
TTV
Tekanan Darah 145/77 mmHg 112/68 mmHg
Nadi 100x/menit 128x/menit
Frekuensi 26x/menit 25x/menit
Kekuatan Lemah Lemah
Suhu 36◦C 36,2◦C
Spo2 93% 92%

7
2. Kepala
Bentuk kepala Bulat Lonjong
Kulit kepala Bersih Bersih
Rambut Halus, berwarna hitam bercampur Berwarna hitam, bercampur putih
putih. dan ikal.
3. Muka
a.Mata
Palbepra Tidak edema Tidak edema
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis
Sclera Ikterik Ikterik
Pupil Isokar Isokar
Diameter 2mm/2mm 2mm/2mm
Reflek terhadap cahaya + +
Penggunaan alat bantu - -
- -
b. Hidung Bersih tidak ada polip, tidak ada Bersih tidak ada polip, tidak ada
secret, terpasang nasal kanul 5 secret, terpasang nasal kanul 5
lpm/per menit lpm/menitper menit

c.Mulut Mukosa bibir kering, tidak ada Mukosa bibir kering, tidak ada
sianosis sianosis

d. Gigi Rapi dan bersih Rapi dan bersih

e.Telinga Simetris, tidak ada gangguan Simetris, tidak ada gangguan


pendengaran dan tidak ada pendengaran dan tidak ada serumen
serumen

4. Leher Tidak ada pembengkakan getah Tidak ada pembesaran kelenjar


bening tiroid, tidak ada distensi vena
jugularis.

5. Dada (thorax)
a. Paru-paru
Inspeksi Bentuk thoraks normal chest, Bentuk thoraks normal chest,
bentuk dada kanan dan kiri bentuk dada kanan dan kiri simetris,
simetris, terdapat otot bantu terdapat otot bantu pernapasan,
pernapasan, tidak ada lesi, tidak ada lesi, frekuensi nafas 25
frekuensi nafas 26 x/menit, klien x/menit, klien tidak terdapat dahak
tidak terdapat sputum

Palpasi Taktil fremitus teraba simetris, Taktil fremitus teraba simetris,


getaran dada kanan dan kiri teraba getaran dada kanan dan kiri teraba
sama sama
Perkusi Area paru terdegar sonor di sebelah Area paru terdegar sonor di sebelah
kiri dan terdengar redup di sebelah kiri dan terdengar redup di sebelah
Auskultasi kanan kanan
Terdapat suara napas tambahan Terdapat suara napas tambahan
wheezing wheezing

b. Jantung
Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi Pulsasi iktus kordis tidak teraba Pulsasi iktus kordis tidak teraba

Perkusi Batas jantung normal Batas jantung normal


Auskultasi Kanan atas : ICS II linea para Kanan atas : ICS II linea para

8
sternalis dextra sternalis dextra
Kanan : ICS IV linea para Kanan : ICS IV linea para
sternalis dextra sternalis dextra
bawah bawah
Kiri atas : ICS II linea para Kiri atas : ICS II linea para
sternalis sinistra sternalis sinistra
Kiri : ICS IV linea mid Kiri : ICS IV linea mid
klavikula klavikula
sinistra bawah sinistra bawah

6. Abdomen Tidak ada luka atau jejas


Tidak ada luka atau jejas
Inspeki Tidak adanya nyeri tekan
Tidak adanya nyeri tekan
Palpasi Kuadran 1 dan 2 redup, 3 dan 4
Kuadran 1 dan 2 redup, 3 dan 4
Perkusi tympani
tympani
Bising usus 16x/menit Bising usus 18x/menit
Auskultasi

Kebersihan terjaga. Kebersihan terjaga.


7. Genetalia

Kebersihan terjaga, tidak ada Kebersihan terjaga, tidak ada


8. Rectum hemoroid
hemoroid

Pergerakan sendi bebas, tidak ada Pergerakan sendi bebas, tidak ada
9. Sistem muskuloskletal kelainan ekstremitas atas,tidak ada
kelainan ekstremitas atas,tidak ada
faktur. faktur, terdapat edema pada
ekstremitas bawah.
Kekuatan otot Kekuatan otot
5 5 5 5
5 5 5 5

Berdasarkan table 4.4 dapat dilihat bahwa pada kesadaran Tn.S Composmentis.
Hasil TTV adalah TD : 145/77 mmHg, Nadi : 100x/m, Frekuensi napas : 26x/m,
Kekuatan : lemah, Suhu : 36ºC , SPO 2 : 93%. Sementara kesadaran Tn.R adalah
Composmentis dengan hasil TTV, TD : 112/68 mmHg, Nadi : 128x/m, Frekuensi
napas : 28x/m, Kekuatan : lemah, Suhu : 36,2ºC, SPO2 : 92%.

C. Hasil Pemeriksaan Diagnostik

9
Tabel 4.6 Hasil Laboraturium pasien 1 dan 2
Jenis Pasien 1 Pasien 2
Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan Tanggal 24 Juli 2022 Tanggal 26 Juli 2022
laboratorium
Hasil Hasil
Nilai rujukan keterangan Nilai rujukan keterangan
Hematologi Hematologi
Dif count Dif count
Hemoglobin : 13,2 gr% Hemoglobin : 14 gr%
12-16 gr% 12-16 gr%
Leukosit : 8.000 mm 3 Leukosit : 6.000 mm 3
5.000-10.000 mm3 5.000-10.000 mm3
Eritrosit : 4 jt/mm 3 Eritrosit : 4,5 jt/mm 3
3-5 mm 3
3-5 mm 3

Trombosit : 285.000 mm3 Trombosit : 384.000 mm 3


150.000–400.000 mm3 150.000–400.000 mm3
PCV : 43v% PCV : 42 v%
37-47 v% 37-47 v%
MCV : 86 fi MCV : 92 fi
86-110 fi 86-110 fi
MCH : 37 pg MCH : 29 pg
26-38 pg 26-38 pg
Basofil : 0% Basofil : 0%
0-1 % 0-1 %
Eosinofil : 2% Eosinofil : 1%
1-3 % 1-3 %
N. segmen : 58% N. segmen : 65%
50-70 % 50-70 %
Limfosit : 25% Limfosit : 30%
20-40 % 20-40 %
Monosit : 7% Monosit : 6%
2-8 % 2-8 %

Kimia klinik Kimia klinik


Glukosa darah acak : 120 mg/dl Glukosa darah acak : 98mg/dl
<125 mg/dl <125 mg/dl

Tes fungsi ginjal Tes fungsi ginjal


BUN/urea : 29 mg/dl BUN/urea : 32 mg/dl
15-39 mg/dl 15-39 mg/dl
Kreatinin serum : 0,70 mg/dl Kreatinin serum : 0,52 mg/dl
0,51-0,95 mg/dl 0,51-0,95 mg/dl

Tes fungsi hati Tes fungsi hati


SGOT : 32 u/L SGOT : 28 u/L
10-35 u/L 10-35 u/L

Tabel 4.7 Hasil Laboraturium pasien 1 dan 2


Hasil pemeriksaan Tanggal 24 Juli 2022 Tanggal 26 Juli 2022
radiologi Hasil pemeriksaan BTA positif Hasil pemeriksaan BTA positif
Hasil pemeriksaan Tanggal 22 Juli 2022 Tanggal 22 Juli 2022
Antigen SARS Negatif Negatif
COV-2

10
4.3.2 Analisa Data
Tabel 4.8 Hasil Analisa Data (Pasien 1)
Data Etiologi Masalah
Data Subjektif: Spasme bronkus/bronkiolus Pola nafas tdak
Pasien mengatakan badan efektif (00032)
lemah, sesak nafas bertambah Hiverpentilasi
berat saat sedang melakukan
aktivitas. Sesak nafas

Data Objektif Pola nafas tidak efektif


1. Keadaan umum
pasien baik :
Kesadaran
composmentis
2. Pasien terpasang
infus Nacl 0,9% 20
tpm
3. Pasien tampak
terdapat otot bantu
pernapasan pada
pasien Spo2 : 93%
4. Terdapat suara napas
tambahan wheezing
disebelah kanan dan
suara napas vesikuler
disebelah kiri
5. Tekanan darah :
145/77 mmHg Nadi :
100x/menit, Suhu :
36◦C, Respirasi :
26x/menit.
6. pasien tampak
terpasang nasal kanul
5 liter per/menit.

Data Subjektif: Metabolisme tubuh meningkat Intolerasi aktivitas


1. Pasien mengatakan (00092)
lemas dan lelah Terjadi pemecahan cadangan makanan
2. Pasien mengatakan
sulit untuk Fatigue,keletihan
melakukan aktivitas
dan semua aktivitas
dibantu oleh keluarga Intolerasi aktivitas

Data Objektif
1. Keadaan umum
pasien baik
2. Pasien tampak sulit
melakukan
aktivitasnya secara
mandiri

11
3. Pasien tampak lemah
dan sesak setelah
beraktivitas
4. Terlihat setiap
aktivitas dibantu oleh
keluarga
5. Pasien terpasang
infus Nacl 0,9% 20
tpm
6. Tekanan darah :
145/77 mmHg Nadi :
100 x/menit, Suhu :
36◦C, Respirasi : 26
x/menit.
7. Terpasang oksigen
nasal kanul 5 lpm

Table 4.9 Hasil Analisa Data (Pasien 2)


Data Etiologi Masalah
Data Subjektif Spasme bronkus/bronkiolus Pola nafas tidak
1. Pasien mengatakan efektif (00032)
nafas sesak saat Hiverpentilasi
melakukan aktivitas
2. Badan terasa lemah Sesak nafas
dan Sering
mengantuk Pola nafas tidak efektif

Data Objektif
1. Keadaan umum
pasien baik :
Kesadaran
composmentis
2. Tampak terdapat
otot bantu
pernapasan pada
pasien Spo2 : 92%
3. Terpasang infus RL
30 Tpm
4. Terpasang oksigen
nasal kanul 5 lpm
5. Terdapat suara
napas tambahan
wheezing disebelah
kanan dan suara
napas vesikuler
disebelah kiri
6. TD: 105/52 mmHg
Nadi : 115 x/menit
Respirasi : 25
x/menit,
Suhu : 36,2◦C
Spo2: 92%.
Data Subjektif Ketidaktahuan dalam proses transmisi Defisit pengetahuan
1. Pasien mengatakan penyakit,pengobatan-pengobatan dan (D.0111)
tidak mengetahui prognosis

12
tentang penyakit
yng dialaminya Ketidaklengkpan informasi
sekarang
2. pasien mengatakan
tidak pernah Defisit pengetahuan
mendapatkan
informasi mengenai
TB Paru

Data Objektif
1. Keadaan umum
pasien baik :
Kesadaran
composmentis
2. Pasien tampak
bingung saat
perawat
menjelaskan tentang
penyakit yang di
alami pasien
3. Pasien tampak
antusias saat
mendengarkan
perawat
menjelaskan
tentang TB Paru
4. TD: 105/52 mmHg
Nadi : 115 x/menit
Respirasi : 25
x/menit
Suhu 36,2◦
Spo2 : 92%

Berdasarkan tabel 4.8 dan 4.9 dapat dilihat bahwa pada Tn.S didapat masalah pola
napas tidak efektif dan intoleransi aktivitas. Sementara pada Tn.R didapat masalah
pola napas tidak efektif dan defisit pengetahuan.

13
4.3.3 Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.10 hasil diagnose keperawatan
Pasien 1 Pasien 2
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
hambatan upaya nafas ditandai dengan pasien hambatan upaya nafas ditandai dengan pasien
mengatakan badan lemah, sulit melakukan mengatakan badan lemah, terpasang oksigen
aktivitas dan pasien terpasang oksigen nasal nasal kanul 5 lpm dengan frekuensi nafas
kanul 5 lpm dengan frekuensi nafas 26x/menit. 25x/menit.

Itoleransi aktivitas berhubungan dengan Defisit pengetahuan berhubungan dengan


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan kurangnya informasi di tandai dengan pasien
oksigen di tandai dengan pasien mengatakan mengatakan tidak mengerti tentang penyakit
tidak bisa melakukan aktivitas berat, aktivitas di yang di alaminya sekarang.
bantu oleh keluarga.

Berdasarkan table 4.10 dapat dilihat bahwa kedua pasien yaitu Tn.S dan Tn.R
memiliki persamaan yaitu ditegakkan diagnosa pola napas tidak efektif, sementara
juga terdapat perbedaan dimana pada Tn.S ditegakkan diagnosa kedua yaitu
intoleransi aktivitas, dan pada Tn.R ditegakkan diagnosa defisit pengetahuan.

4.3.4 Intervensi Keperawatan


Penulis menguraikan hasil perencanaan keperawatan pasien pada tabel 4.8
Tabel 4.11 Hasil Perencanaan Keperawatan
(Pasien 1)
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 3 Manajemen jalan nafas
b.d hambatan upaya x 8 jam diharapkan pola Observasi
nafas d.d pasien nafas membaik dengan 1. Monitor pola nafas (frekuensi,
mengatakan badan kriteria hasil : kedalaman, usaha nafas)
lemah, sesak napas 1. Frekuensi nafas 2. Monitor bunyi nafas
bertambah saat sedang membaik tambahan (mis : gangling,
melakukan aktivitas, 2. Penggunaan otot mengi, wheezing, ronkhi)
tampak terdapat otot bantu pernafasan Terauputik
bantu pernapasan,Spo2 : menurun 1. Posisikan semi fowler atau
93% dan pasien 3. Kedalaman nafas fowler
terpasang nasal kanul 5 membaik 2. Beri minum hangat
lpm. 4. Dyspnea menurun 3. Berikan oksigen
Edukasi
1. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
oksigen
Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan Terapi aktivitas
ketidakseimbangan keperawatan 3 x 8 jam Observasi
antara suplai dan diharapkan adanya 1. Monitor kelelahan fisik dan
kebutuhan oksigen d.d peningkatan aktivitas emosional
pasien tampak sulit dengan kriteria hasil : 2. Monitor lokasi dan
untuk melakukan 1. Dyspnea saat ketidaknyamanan selama

14
aktivitas dan semua beraktivitas melakukan aktivitas
aktivitas dibantu oleh menurun Teraputik
keluarga,pasien tampak 2. Dyspnea setelah 1. Lakukan latihan rentang
lemah dan sesak napas aktivitas menurun gerak pasif dan/atau aktif
setelah beraktivitas. 3. Saturasi oksigen 2. Berikan aktivitas distraksi
meningkat yang menenangkan

Edukasi
1. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap

Tabel 4.12 Hasil Perencanaan Keperawatan


(Pasien 2)
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan 3 Manajemen jalan nafas
efektif b.d hambatan x 8 jam diharapkan pola nafas Observasi
upaya nafas d.d pasien membaik dengan kriteria 1. Monitor pola nafas (frekuensi,
mengatakan sesak hasil : kedalaman, usaha nafas)
napas saat melakukan 1. Frekuensi nafas 2. Monitor bunyi nafas tambahan
aktivitas, tampak membaik (mis : gangling, mengi,
terdapat otot bantu 2. Penggunaan otot wheezing, ronkhi)
pernapasan pada bantu pernafasan Terauputik
pasien, Spo2 : 92% menurun 4. Posisikan semi fowler atau
dan pasien terpasang 3. Kedalaman nafas fowler
nasal kanul 5 lpm. membaik 5. Beri minum hangat
4. Dyspnea menurun 6. Berikan oksigen
Edukasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian oksigen
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukai Kesehatan
b.d kurangnya keperawatan, diharapkan Tindakan:
informasi d.d pasien tingkat kepatuhan Observasi:
tampak bingung saat meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
perawat menjelaskan Kriteria hasil: menerima informasi
tentang penyakit yang 1. Merbalisasi kemauan 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
dialami oleh pasien, memenuhi program meningkatkan dan menurunkan
pasien tamoak perawatan atau pengobatan motivasi
antusias saat meningkat perilaku hidup bersih dan sehat
mendengarkan 2. Verbaliasi mengikuti Terapeutik:
perawat menjelaskan anjuran membaik 1. Sediakan materi dan media
tentang TB Paru. 3. Risiko kompikasi Pendidikan Kesehatan
penyakit/masalah 2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan
Kesehatan menurun sesuai kesepakatan
4. Perilaku mengikuti 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
program Edukasi:
perawatan/pengobatan 1. Jelaskan faktor risiko yang dapat
membaik mempengaruhi kesehatan
5. Perilau menjalankan 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
anjuran membaik sehat
Tanda dan gejala penyakit 3. Ajarkan strategi yang dapat
membaik digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat

15
4.3.5 implementasi
Tabel 4.13 implementasi keperawatan pasien 1 dengan TB Paru
Tgl Jam Diagnosa Implementasi Respon
Keperawata
n
26/7/2022 10.30 Pola nafas 1. Memonitor pola S:
tidak efektif nafas (frekuensi, 1. Klien mengatakan badan terasa
kedalaman, usaha lemah
nafas) 2. Klien mengatakan nafas masih
2. Memonitor bunyi sesak
nafas tambahan O:
(mis : gangling, 1. Klien terlihat terbaring ditempat
mengi, wheezing, tidur
ronkhi) 2. Tekanan darah 128/68 mmHg
Nadi 100x/menit
Respirasi 26x/menit
Suhu 36◦C
SPO2 93%
3. Klien terpasang oksigen nasal
kanul 5 lpm/menit
4. Klien terpasan infus Nacl 0,9% 20
TPM
Itoleransi 1. Memonitor S:
aktivitas kelelahan fisik dan 1. Klien mengatakan sulit untuk
emosional melakukan aktivitas
2. Memonitor lokasi 2. Klien mengatakan ketika
dan beraaktivitas nafas langsung
ketidaknyamanan terasa sesak
selama melakukan 3. Klien mengatakan semua aktivitas
aktivitas dibantu oleh keluarga
O:
1. Klien terlihat terbaring di tempat
tidur
2. Pada saat klien ingin melakukan
aktivitas klien dibantu oleh
keluarga
3. Terpasang oksigen nasal kanul 5
4. liter/menit
5. Terpasang infus Nacl 0,9% 20
TPM
6. Monitor tekanan darah klien,
tekanan darah 145/77 mmHg
Nadi 100x/menit
Respirasi 26x/menit
Suhu 36◦
SPO2 93%
27/7/2022 13.00 Pola nafas 1. Memonitor pola S:
tidak efektif nafas (frekuensi, 1. Klien mengatakan sesak hilang
kedalaman, usaha timbul
nafas) O:
2. Memonitor bunyi 1. Kesadaran cm
nafas tambahan 2. Klien terpasang infus Nacl 0,9%
(mis : gangling, 3. Oksigen stembay
mengi, wheezing, 4. Mengukur ttv

16
ronkhi) Td : 112/70 mmHg
Suhu : 36◦
Nadi : 98x/menit
Respirasi : 25x/menit
SPO2 :90%
Itoleransi 1. Memonitor pola S:
aktivitas nafas (frekuensi, 1. Klien mengatakan setiap aktivitas
kedalaman, usaha masih dibantu oleh keluargga
nafas) O:
2. Memonitor bunyi 1. Klien terlihat sudah bisa duduk di
nafas tambahan atas tempat tidur
(mis : gangling, 2. Keluargaklien terlihat membantu
mengi, wheezing, setiap aktivitas klien
ronkhi) 3. Klien tampak berbincang bincang
dengan keluarga
4. Keluarga klien terlihat selalu
memberikan semangat kepada
klien
28/7/2022 16.00 Pola nafas 1. Memonitor pola S:
tidak efektif nafas (frekuensi, 1. Klien mengatakan sesak sudah
kedalaman, usaha berkurang
nafas) O:
2. Memonitor bunyi 1. Klien tampak tidak menggunakan
nafas tambahan oksigen
(mis : gangling, 2. Oksigen stembay
mengi, wheezing, 3. Klien terpasang infus 0,9%
ronkhi) 4. Klien mengikuti arahan perawat
5. Mengukur ttv
Td : 117/53 mmHg
Suhu : 35◦C
Nadi : 78x/menit
Respirasi : 27x/menit
SPO2 :98%

Itoleransi 1. Mengidentifikasi S:
aktivitas kemampuan 1. Klien mengatakan sudah tidak
berpartisipasi dalam sesak
aktivitas tertentu O:
2. Melibatkan kliarga 1. Klien tampak duduk di tempat
klien dalam tidur
melakukan aktivitas 2. Klien tidak menggunaakan
3. Menganjurkan oksigen lagi
kepada keluarga 3. Klien tampak lagi bercakap-cakap
untuk memberikan dengan keluarga
penguatan positif 4. Klien terpasang infus Nacl 0,9%
atas partisipasi 5. Klien mengikuti arahan perawat
dalam aktivitas

Tabel 4.14 implementasi keperawatan pasien 2 dengan TB Paru

Tgl Jam Diagnosa Implementasi Respon


Keperawata
n
28/7/2022 16.15 Pola nafas 1. Memonitor pola S:
tidak efektif nafas (frekuensi, 1. Klien mengatakan nafas sesak
kedalaman, usaha 2. Klien mengatakan badan lemah
nafas)

17
2. Memonitor bunyi O:
nafas tambahan 1. Klien terlihat lemah
(mis : gangling, 2. Kesadaran compos mentis
mengi, wheezing, 3. Klien terpasang infus RL
ronkhi) 4. Klien terpasang oksigen nasal
kanul 5 lpm.
5. Monitor ttv
- Tekanan darah 105/52
mmHg
- Nadi 115x/menit
- Suhu : 36,2◦
- Respirasi 25x/menit
- SPO2 : 92%
Defisit 1. Mengidentifikasi S:
pengetahuan kesiapan dan 1. Klien mengatakan tidak mengerti
kemampuan tentang penyakit yang di alaminya
menerima sekarang
informasi 2. Klien mengatakan tidak pernah
2. Mengidentifikasi mendapatkan informasi mengeai
faktor-faktor yang penyakit TB paru
dapat O:
meningkatkan dan 1. Klien terliha bingung saat perawat
menurunkan menjelaskan tetang penyakit yang
motivasi perilaku dialami klien
hidup bersih dan 2. Tekanan darah 105/52 mmHg
sehat Nadi 115x/menit
Respirasi 25x/menit
Suhu 36,2◦C
SPO2 92%
3. Klien terpasan infus RL
29/7/2022 14.25 Pola nafas 1. Memonitor pola S:
tidak efektif nafas 1. Klien mengatakan nafas masih
(frekuensi, terasa sesak
kedalaman, 2. Badan terasa lemah
usaha nafas) O:
2. Memonitor 1. Klien terlihat lemah
bunyi nafas 2. Klien terpasang oksigen nasal
tambahan (mis : kanul 5 lpm
gangling, 3. Klien terpasang infus Nacl 20
mengi, Tpm
wheezing, 4. Tekanan darah 112/60 mmHg
ronkhi) Nadi 128 x/menit
Respirasi 26x/menit
Suhu 36◦C
SPO2 94%
Defisit 1.Mengidentifikasi S:
pengetahuan kesiapan dan 3. Klien mengatakan tidak mengerti
kemampuan menerima tentang penyakit yang di alaminya
informasi sekarang
2.Mengidentifikasi 4. Klien mengatakan tidak pernah
faktor-faktor yang mendapatkan informasi mengeai
dapat meningkatkan penyakit TB paru
dan menurunkan O:
motivasi 4. Klien terliha bingung saat perawat
perilaku hidup bersih menjelaskan tetang penyakit yang
dan sehat dialami klien
5. Tekanan darah 112/60 mmHg

18
Nadi 128x/menit
Respirasi 26x/menit
Suhu 36◦C
SPO2 94%
6. Klien terpasan infus Nacl 20 Tpm

30/7/2022 15.45 Pola nafas 1. Memonitor pola S:


tidak efektif nafas (frekuensi, 1. Klien mengatakan sesak hilang
kedalaman, usaha timbul
nafas) O:
2. Memonitor bunyi 1. Klien terlihat bebaring ditempat
nafas tambahan tidur
(mis : gangling, 2. Terpasang oksigen nasal kanul 3
mengi, wheezing, lpm
ronkhi) 3. Terpasang Nacl 20 Tpm
4. Tekanan darah 100/78 mmHg
Nadi118x/menit
Respirasi 24x/menit
Suhu 35◦C
SPO2 94%

Defisit 1. Mengidentifikasi S:
pengetahuan kesiapan dan 5. Klien mengatakan tidak mengerti
kemampuan tentang penyakit yang di alaminya
menerima sekarang
informasi 6. Klien mengatakan tidak pernah
2. Mengidentifikasi mendapatkan informasi mengeai
faktor-faktor yang penyakit TB paru
dapat O:
meningkatkan dan 7. Klien terliha bingung saat perawat
menurunkan menjelaskan tetang penyakit yang
motivasi perilaku dialami klien
hidup bersih dan 8. Tekanan darah 100/78 mmHg
sehat Nadi 118x/menit
Respirasi 24x/menit
Suhu 35◦C
SPO2 94%
9. Klien terpasan infus Nacl 20 Tpm

4.3.6 Evaluasi Keperawatan


Tabel 4.15 hasil evaluasi keperawatan pasien 1
1. 26/7/2022 Pola nafas tidak efektif S:
10.30 1. Klien mengatakan badan lemah
2. Sesak hilang timbul
O:
1. Kesadaran compos mentis
2. Terpasang vemplont
3. Terpasang oksigen nasal kanul 5
lpm
4. Tekanan darah 128/68 mmHg
Suhu 36◦C
Nadi 100x/menit
Respirasi 26x/menit
SPO2 93%

19
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
26/7/2022 Intoleransi aktivitas S:
11.30 1. Klien mengatakan sulit melakukan
aktivitas di tempat tidur
2. Klien mengatakan kluarga yang
membantu klien untuk melakukan
aktivitas
3. Kluarga selalu memberikan
dukungan kepada klien
O:
1. Klien terlihat terbaring di tempat
tidur
2. Pada saat klien ingin ke kamar
mandi klien dibantu oleh keluarga
untuk kekamar mandi
3. Terlihat keluarga selalu berada
didekat klien untuk membantu
aktivitas klien
4. Terpasang infus Nacl 0,9%
5. Monitor TTV
Tekanan darah 120/63 mmHg
Suhu 35,8◦C
Nadi 98x/menit
Respirasi 25x/menit
SPO2 98%
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
2. 27/7/2022 Pola nafas tidak efektif S:
1. Klien mengatakan sesak hilang
timbul
O:
1. Klien tampak duduk di atas tempat
tidur
2. Klien tampak mengobrol bersama
keluarga
3. Klien berlatih untuk tidak
menggunakan oksigen
4. Tekanan darah 112/70 mmHg
Nadi 98 x/menit
Suhu 36◦C
Respirasi 25 x/menit
SPO2 90%
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
27/6/2022 Intoleransi aktivitas S:
1. Klien mengatakan badan sudah
tidak lemas
2. Klien mengatakan sudah bisa
beraktivitas yang ringan sendiri
O:
3. Kesadaran composmentis
4. Tekanan darah 117/70 mmHg
Nadi 78x/menit
Suhu 36℃
Respirasi 23x/menit
SPO2 98%
5. Klien terlihat makan sendiri

20
6. Klien tampak mengonrol bersama
keluarga
A : Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
3. 28/6/2022 Pola nafas tidak efektif S:
09.45 1. Klien mengaatakan sesak berkurang
O:
1. Kesadaran composmentis
2. Terpasang vemplont
3. Tekanan darah 120/80 mmHg
Nadi 80x/menit
Suhu 36℃
Respirasi 22x/menit
SPO2 99%
A : masalah sudah teratasi
P : intervensi dihentikan pasien pulang
28/7/2022 Intoleransi aktivitas S:
13.00 1. Klien mengatakan badan sudah
tidak lemas
2. Klien mengatakan sudah bisa
sedikit-sedikit beraktivitas sendiri

O:
1. Kesadaran composmentis
2. Terpasang infus Nacl 0,9%
3. Tekanan darah 120/80 mmHg
Suhu 36℃
Nadi 80x/menit
Respirasi 23x/menit
SPO2 99%
A : masalah sudah teratasi
P : intervensi dihentikan pasien pulang

Tabel 4.16 Hasil Evaluasi Pasien Dengan TB Paru Pasien 2


1. 28/7/2022 Pola nafas tidak efktif S:
1. Klien mengatakan badan terasa lemah
2. Klien mengatakan sesak hilang timbul

O:
1. Kesadaran composmentis
2. Terpasang infus nacl 3%
3. Terpasang kateter
4. Tekanan darah 120/80 mmHg
Nadi 64x/menit
Suhu 36,1℃
Respirasi 25x/menit
SPO2 97%
5. Terpasang oksigen 3 lpm
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
28/7/2022 Defisit pengetahuan S:
1. Klien mengatakan tidak mengerti tentang
penyakitnya
2. Klien mengatakan tidak tau sama sekali
tentang penyakit TB Paru
O:

21
3. Klien tampak bingung saat di tanya
tentang penyakit yang di alaminya
sekarang
4. Klien tampak antusias mendengarkan saat
perawat menjelaskan tentang TB Paru
5. Tanda vital

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
2 29/7/2022 Pola nafas tidak efektif S:
1. Klien mengatakan sesah hilang timbul
O:
1. Kesadaran composmentis
2. Terpasang infus Nacl 3%
3. Terpasang oksigen nasal kanul 3 lpm
4. Monitor TTV
Tekanan darah 118/78 mmHg
Suhu 36,1℃
Nadi 78x/menit
Respirasi 24x/menit
SPO2 98%
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
29/7/2022 Defisit pengetahuan S:
1. Klien mengatakan sudah mulai paham
tentang penyakitnya
2. Klien mengatakan sudah sedikit paham
tentang penyakit TB Paru
O:
1. Saat ditanya klien sudah bisa menjawab,
walupun belum tepat tentang TB Paru
2. Tanda vital

A : masalah teratasi sebagian


P : intervensi dilanjutkan
3. 30/7/2022 Pola nafas tidak efektif S:
1. Klien mengaatakan sesak berkurang
O:
1. Kesadaran composmentis
2. Terpasang vemplont
3. Tekanan darah 120/80 mmHg
Nadi 80x/menit
Suhu 36℃
Respirasi 22x/menit
SPO2 99%
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di hentikan
30/7/2022 Deisit pengetahuan S:
1. Klien mengatakan sudah paham tentang
penykit yang dialaminya sekarang
2. Klien megatakan jika ditanya ia bisa
menyebutkan tentang TB Paru
O:
1. Klien saat ditanya sudah bisa menjelaskan
tentang TB Paru
2. Klien tampak tidak ragu menjawab
pertanyaan dari perawat tentang TB Paru
3. Tanda vital

22
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan

4.4 Pembahasan
Pada bagian ini penulis melakukan pembahasan terhadap dua pasien untuk
dijadikan bahan penelitian, yang keduanya memiliki diagnosa yang sama yaitu TB
paru dengan masalah keperawatan pola nafas tidak efektif dengan pasien pertama
yaitu Tn.S berumur 57 tahun dan Tn.R berumur 50 tahun. Penulis membagi
pembahasan ini dimulai dari pembahasan terhadap pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi, serta evaluasi keperawatan.
Pembahasan ini didasari oleh data yang sebenarnya, dan berpedoman terhadap
teori yang ada.
4.4.1 Pengkajian
Dalam hal ini penulis telah melakukan asuhan keperawatan pada dua
pasien dengan TB Paru. Pasien pertama yaitu Tn.S, dengan keluhan utama saat
pengkajian yaitu Pasien mengatakan sesak nafas saat melakukan aktivitas,
frekuensi RR: 26x/menit, pasien tampak lemah. Hal serupa juga terjadi pada
pasien kedua atas nama Tn.R, dengan keluhan pasien mengatakan nafas sesak,
frekuensi RR: 25x/menit, pasien tampak terbaring lemah.
Kemudian dari riwayat kesehatan dahulu pasien Tn.S dan Tn.R
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit TB Paru. Riwayat penyakit sekarang
pasien Tn.S mengatakan nafas sesak saat melakukan aktivitas berat, badan lemas,
sulit melakukan aktivitas sendiri, dan Tn.R mengatakan nafas terasa sesak, dan
pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang sedang ia alaminya
sekarang. Dapat disimpulkan bahwa pada pasien 1 dan pasien 2 riwayat penyakit
sekarang pada ke 2 pasien berbeda.
Dan didapatkan perbedaan masalah keperawatan pada kedua pasien yaitu
pasien 1 Tn.S dengan masalah keperawatan pola nafas tidak efektif dan intoleransi
aktifitas sedangkan pasien 2 Tn.R dengan masalah keperawatan pola nafas tidak
efektif dan defisit pengetahuan.

23
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan yang
berarti antara konsep pengkajian teori dengan pengkajian yang dilakukan
secara langsung oleh penulis.

4.4.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman
atau respon individu, keluarga atau komunitas pada masalah kesehatan (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017).
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan diagnosa
keperawatan menurut Muttaqin (2014) yaitu:
1. Berorientasi kepada klien dan keluarga.
2. Bersifat actual dan potensial.
3. Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan.
4. Menyatakan masalah kesehatan klien serta faktor-faktor penyebab timbulnya
masalah tersebut.
5. Klasifikasi data dan analisa data, yang mana mengelompokkan data-data
klien atau keadaan tertentu,dimana klien mengalami permasalahan kesehatan.
6. Intervensi/identifikasi kelebihan dan masalah klien, yaitu situasi dimana klien
perlu bantuan untuk mempertahankan atau meningkatkan status kesehatannya
yang mana peran perawat sangat penting.
7. Memvalidasi diagnosa keperawatan, menghubungkan dengan klasifikasi
gejala dan tanda-tanda yang kemudian merujuk kepada kelengkapan dan
ketetapan data klien.
8. Menyusun diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritasnya.
Sebagai tambahan, penulis berpendapat sebelum menyusun suatu asuhan
keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah-langkah dari proses
keperawatan: klasifikasi dan analisa data, intervensi/identifikasi kelebihan dan
masalah klien, memvalidasi diagnosa keperawatan dan menyusun diagnosa
keperawatan sesuai dengan prioritasnya.
Setelah dilakukan pengkajian maka diagnosa keperawatan yang muncul
pada pasien I yaitu:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas di tandai
dengan pasien mengatakan badan lemah, sesak napas bertambah saat sedang

24
melakukan aktivitas, tampak terdapat oto bantu pernapasan pada pasien, Spo2 :
93% dan pasien terpasang nasal kanul 5 lpm.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen di tandai dengan pasien tampak sulit untuk melakukan
aktivitas dan semua aktivitas dibantu oleh keluarga, pasien tampak lemah dan
sesak napas setelah beraktivitas.
Sedangkan pada pasien II diagnose keperawatan yang muncul yaitu :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas di tandai
dengan pasien mengatakan sesak napas saat melakukan aktivitas, tampak
terdapat otot bantu pernapasan pada pasien, Spo2 : 92% dan pasien terpasang
nasal kanul 5 lpm.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi di tandai
dengan pasien tampak bingung saat perawat menjelaskan tentang penyakit
yang dialami oleh pasien, pasien tampak antusias saat mendengarkan perawat
menjelaskan tentang TB Paru.

4.4.3 Intervensi keperawatan


Menurut tim pokja SIKI DPP PPNI (2017), intervensi keperawatan
merupakan segala bentuk yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada
pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai peningkatan, pencegahan dan
pemulihan kesehatan klien individu, keluarga, dan komunitas. Beberapa
diantaranya diuraikan dalam pasal 30 Undang-Undang No.38 Tahun 2014 tentang
keperawatan bahwa menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan,
perawat berwenang merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan,
melakukan rujukan, memberikan tindakan gawat darurat, memberikan konsultasi,
berkolaborasi, melakukan penyuluhan dan konseling, pemberi obat seuai resep
dokter atau obat bebas dan bebas terbatas, mengelola kasus dan melakukan
penatalaksanaan intervensi komplementer dan alternatif.
Intervensi keperawatan langsung yaitu kegiatan dilakukan langsung
berinteraksi dengan klien, pada pasien I (Tn.S) intervensi langsung yang
dilakukan selama 3 hari perawatan yaitu:
1. Memonitor tanda-tanda vital.

25
2. Monitor pemberian oksigen
3. Atur posisi semi fowler atau foler
4. Ajarkan bernafas secara sepontan
5. Ajarkan cara melakukan aktivitas sehari-hari
6. Anjurkan keluarga untuk memberikan penguatan positif dalam aktivitas
Pada pasien II (Tn.R) intervensi langsung yang dilakukan selama 3 hari
keperawatan adalah:
1. Memonitor tanda-tanda vital.
2. Monitor pemberian oksigen
3. Atur posisi semi fowler atau foler
4. Ajarkan bernafas secara sepontan
Intervensi keperawatan tidak langsung yaitu kegiatan yang dilakukan tanpa
langsung berhadapan dengan pasien, misalnya perawat melakukan kolaborasi
dengan perawat lainnya, dokter tenaga kesehatan lainnya maupun dengan
keluarga klien. Pada pasien I (Tn.S) dan pasien II (Tn.R) intervensi tidak langsung
dilakukan seperti:
1. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat.
2. Jelaskan kepada keluarga klien tentang masalah yang dihadapi klien.
3. Kolaborasi dengan perawat lainnya dalam pemberian oksigen.
4. Kolaborasi dengan perawat lainnya mengenai perawatan diri klien.

4.4.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi,
status kesehatan yang baik menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah disusun
sebelumnya, walau tidak seluruh rencana keperawatan yang dapat dilaksanakan
tetapi implemetasi keperawatan dapat dilaksanakan dan dilakukan dengan baik
Muttaqin Arif (2014).
Pada kasus pasien I dan II penulis menganalisis beberapa implementasi yang
dilakukan oleh perawat seperti melakukan pengkajian pola nafas dan mengukur

26
tanda-tanda vital, monitor bunyi nafas tambahan dan membantu mobilisasi klien
(membantu klien duduk disisi tempat tidur).
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini dilaksanakan sesuai dengan kondisi,
lokasi dan situasi serta menggunakan sarana yang tersedia di ruangan, penulis
mengikuti perkembangan pasien dengan melihat dari catatan asuhan keperawatan,
selain itu juga penulis melihat dari catatan perkembangan yang digunakan sebagai
penelitian, penulis mengemukakan pembahasan dan pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien I (Tn.S) dan pasien II (Tn.R) yaitu dengan diagnosa
keperawatan pola nafas tidak efektif dilakukan implementasi seperti memonitor
pola nafas dan monitor bunyi nafas tambahan.
Penulis mengemukakan pembahasan dari pelaksanaan asuhan keperawatan
pada Tn.S dan Tn.R sesuai dengan urutan keperawatan yang penulis susun yaitu.
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas di tandai
dengan sesak nafas . Adapun seluruh intervensi dari diagnosa keperawatan
tersebut semua dapat dilakukan tanpa ada hambatan.
2. Itoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen ditandai dengan ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas secara mandiri. Adapun seluruh intervensi dari diagnosa
keperawatan tersebut semua dapat di lakukan tanpa ada hambatan.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi di tandai
dengan pasien keliatan bingung saat perawat menjelaskan tentang penyakit
yang sedang di alaminya sekarang. Adapun seluruh intervensi dari diagnosa
keperawatan tersebut semua dapat di lakukan tanpa ada hambatan.

4.4.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi keperawatan adalah sistemik dan terperinci mengenai kesehatan
klien dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini dilakukan
berkesinambungan yang melibatkan klien dan tenaga medis lainnya. Evaluasi
dalam keperawatan yaitu kegiatan untuk menilai tindakan keperawatan yang telah
dipilih untuk memenuhi kebutugan klien secara optimal dan mengukur dari proses
keperawatan (Muttaqin Arif 2014). Dalam penelitian kasus ini penulis

27
menggunakan metode SOAP dalam menentukan evaluasi keperawatan yang mana
SOAP memiliki arti yaitu:
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh klien
setelah dilakukan implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif.
A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Setelah dilakukan implementasi pada pasien I yang diberikan tindakan
memberikan oksigen sesuai kebutuhan, memonitor pola nafas setiap hari guna
untuk mendapatkan frekuensi nafas membaik, tidak ada suara nafas tambahan,
dan lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif untuk mendapatkan
dyspnea saat beraktivitas menurun dan dyspnea setelah beraktivitas menurun.
Pada pasien 2 dilakukan tindakan monitor pola nafas setiap hari guna
untuk mendapatkan frekuensi nafas membaik, tidak ada suara nafas tambahan,
lakukan edukasi dan penkes mengenai penyakit yang di alami pasien yaitu TB
Paru.
Setelah penulis menganalisis evaluasi yang telah dilakukan pada pasien
satu 3 hari dan pada pasien dua 3 hari dapat disimpulkan bahwa kedua pasien
mampu merespon dan memahami apa yang telah di sampaikan guna untuk
mendapatkan frekuensi nafas membaik, tidak ada suara nafas tambahan dan
dyspnea menurun saat beraktivitas dan setelah ber aktifitas pada pasien 1, dan
frekuensi nafas membaik, tidak ada suara nafas tambahan, pengetahuan pasien
tentang TB Paru meningkat.

28
29

Anda mungkin juga menyukai