Pembimbing :
dr. Dewi Mustika, M.Biomed
OKTOBER 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Disusun
: oleHanifah Ikhsani
NIM : 180070200011049
Mengetahui,
Pembimbing
BAB 1
DESKRIPSI KASUS
No. RM : 207/9/20
No. Hp : 082254697928
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Suku : Kalimantan
Nyeri perut
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut diseluruh bagian perut. Awalnya
nyeri perut berada di tengah dan menyebar nyerinya sampai ke belakang punggung.
Nyeri perut yang dirasakan pasien sudah 2 minggu yang lalu. Nyeri perut dirasakan
pasien seperti diremas-remas, tertusuk dan ngilu. Nyeri terus-terusan ada, tidak hilang
saat istirahat. Nyeri perut memberat 1 minggu setelahnya, nyeri perut diserta dengan
mual muntah, setiap pasien makan, makanan tersebut akan dimuntahkan dan pasien
akan mual. Muntah berisi makanan.
siang atau saat pasien sedang beraktivitas demam tidak muncul, namun saat istirahat
sore dan malam demam akan muncul. Demamnya tidak pernah turun sebelumnya.
Demam yang dirasakan pasien juga disertai dengan ngilu diseluruh badan. Saat
demam, tidak ada kemerahan pada kulit muka maupun badan pasien.
3 hari yang lalu pasien mengeluh BAB cair. BAB cair tidak disertai dengan
darah. BAB cair bisa 3x dalam sehari. Selama BAB cair pasien merasa sangat lemah.
Pasien masih dapat minum namun untuk makan pasien tidak bisa karena sering mual.
Pasien mengatakan selama seminggu ini, lidah pasien kotor dan terasa pahit.
2 tahun yang lalu, pasien pernah didiagnosis demam Typhoid dan di rawat inap
(dalam 2 tahun kemarin, sudah 2-3x kambuh dan masuk Rumah sakit)
2 tahun yang lalu, pasien pernah di rawat inap dan masuk ICU RSUMM karena
Radang paru dan radang usus
Pasien juga mengatakan semasa kuliah di Malang, pasien sering gatal-gatal saat
pagi dan malam hari saat udara dingin.
Pasien juga mengatakan, memiliki gastritis yang terkadang kambuh
Selama 2 minggu pasien merasakan nyeri perut, pasien minum obat maag
(promaag) dan pasien juga meminum obat untuk mengurangi gatal dan alergi
karena menurut pasien mungkin pasien sakit seperti ini karena udara dan
maagnya kambuh, setelah meminum obat tersebut tidak kunjung membaik dan
pasien memutuskan untuk ke klinik UB
Rabu, 30 September 2020 pasien langsung datang ke klinik UB untuk
diperiksakan. Pasien melakukan pemeriksaan Laboratorium dan pasien datang
kembali besoknya untuk mengambil hasil laboratorium
Pasien di Malang tinggal di rumah kostan yang isinya ada 10 orang mahasiswa
lainnya. Saat ini di kostan hanya tersisa 2 orang bersama temannya. Untuk
tempat kostan memiliki fasilitas dan ventilasi udara yang baik menurut pasien.
Kawasan tempat tinggal pasien ini kostan yang ada di dalam perumahan dan
tidak padat penduduuk
Pasien mengatakan selama 2 tahun belakang saat kuliah, pasien memang
sering sakit.
Selama pandemik pasien sempat pulang ke Kalimantan dan kembali ke Malang
untuk mengerjakan tugas akhir pasien, dan pasien harus berpisah dengan
keluarganya yang jauh di Kalimantan
Pasien selama 1 bulan ini, mengalami stress dan sering begadang, tidur pagi
hari karena menyelasaikan tugas akhir karena saat ini pasien sudah semester 9
dan harus menyelesaikan tugas akhirnya. Pasien juga mengatakan lebih sering
telat makan
Pasien mengaku tidak pernah jajan diluar sembarangan, pasien sering memesan
makanan melalui ojek online tapi selalu pasien pilih-pilih untuk makanannya.
Pasien juga terkadang masak sendiri makanan yang mudah untuk dimasak.
Pasien biasanya makan selalu 2 kali sehari. Saat sakit pasien sulit untuk
memakan buah maupun sayur-sayuran. Porsi makanan pasien kebanyakan
karbohidrat, namun seratnya kurang. Semasa sakit ini pasien hanya makan 1x
sehari, makanan yang dimakan masih bubur yang dimasak sendiri. Untuk
minum, selama sakit ini pasien mengatakan lebih banyak minum bisa lebih dari 2
liter dalam sehari
Pasien mengatakan sering berolahraga seperti melakukan workout di kostan
atau pasien sering melakukan jogging di pagi hari
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan orangtuanya dan adik-adik maupun
keluarganya, dan pasien cukup terbuka kepada keluarganya. Pasien juga
memiliki hubungan yang baik dengan teman-teman kuliahnya
Pasien mengatakan jarang meminum kopi maupun minum-minuman manis dan
berenergi
Kepala: Demam (+), pusing (-), sakit kepala (-), penurunan penglihatan ODS +/+,
mata Merah (-), mata cowong (-) batuk (-), bersin-bersin dipagi hari (-),
penurunan pendengaran(-)
Leher: ruam (-), massa (-), nyeri telan (-), pembesaran KGB (-), pembesaran
tiroid (-) Thorax: Sesak (-), nyeri dada (-)
Kulit : ruam (-), kulit kering (-)
Abdomen: Nyeri perut (+), Sembelit (-), Gatal (-), mual (+), muntah (+)
Punggung : pegal-pegal pada punggung pasien (+)
Ekstremitas: Kesemutan (-), bengkak (-)
BAB cair dalam 3 hari yang lalu
BAK lancar dalam batas normal
Status generalis :
- KU : Tampak sakit ringan, compos mentis
- TD : 90/70mmHg
- RR : 22x/menit
Pemeriksaan fisik (head to toe)
- Kepala : dalam batas normal
- Mata : dalam batas normal, mata cowong (-)
- Paru : tidak dievaluasi
- Jantung : tidak dievaluasi
- Abdomen : nyeri tekan (+) di perut bawah kanan dan atas kiri menyebar
sampai punggung
- Kulit : turgor kembali cepat
- Ekstremitas : CRT > 2 detik, bengkak (-)
Status gizi
- BB : 55 kg
- TB : 150 cm
- BMI : 24.4 (Normoweight)
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
BAB II
KETERANGAN SIMBOL
Pasien Meninggal
Hipertensi
Perempuan
Demam Tifoid
Laki-laki Tempat tinggal
Riwayat alergi
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Nuclear family/ keluarga inti, karena pasien memiliki ibu, ayah beserta 2 saudara
kandung laki-laki
Hampir
Hampir Kadang-
tidak
Kriteria selalu kadang
pernah
(2) (1)
(0)
Saya merasa puas karena saya dapat meminta pertolongan
kepada keluarga saya ketika saya menghadapi permasalahan √
Saya merasa puas dengan cara keluarga saya membahas
berbagai hal dengan saya dan berbagi masalah dengan saya √
Saya merasa puas karena keluarga saya menerima dan
mendukung keinginan-keinginan saya untuk memulai √
kegiatan atau tujuan baru dalam hidup saya.
Saya merasa puas dengan cara keluarga saya
mengungkapkan kasih sayang dan menanggapi perasaan- √
perasaan saya, seperti kemarahan, kesedihan dan cinta.
Saya merasa puas dengan cara keluarga saya dan saya
berbagi waktu bersama. √
Skor Total 8 2
Family Apgar Score dari keluarga pasien = 8 termasuk dalam fungsi keluarga sangat fungsional
KULTUR
KOMUNITAS
Lifestyle :
Pasien sering begadang
Personal Behaviour
untuk mengerjakan skripsi
- pasien merasa
sakitnya hanya karena
gastritis pasien Psychosocio
Family :
kambuh, dan diobati economic
sendiri, baru ke klinik environment
Keluarga pasien berada
setelah 2 minggu
keluhan tidak hilang di Kalimantan
Karena tinggal jauh
sedangkan pasien di dengan keluarga
- pasien jarang makan
sayur dan buah Malang karena kuliah dan tidak bersama
keluarganya
Human biology
- Pasien memiliki Physical Environtment :
riwayat gastritis dan
Pasien bertempat tinggal
alergi udara dingin
di kostan yang berisikan
- Pasien dalam dua
10 kamar, sekarang
tahun terkena demam hanya berisi 2 mahasiswa
typoid selama 2-3x, (pasien dan temannya)
dan masuk ICU
karena radang usus
BIOSPHERE
BAB III
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
BAB III
Demam Typhoid
- Definisi :
Demam tifoid adalah infeksi yang mengancam jiwa karena bakteri
Salmonella Typhi. Biasanya menyebar melalui minuman atau makanan yang
terkontaminasi. Sekali makan dan minum yang sudah terkontaminasi bakteri
Salmonella Typhi akan menyebar melalui aliran darah.1
Urbanisasi dan perubakan iklam atau cuaca berpotensi meningkatkan
terjadinya demam tifoid. Selain itu, meningkatnya resistensi terhadap
pengobatan antibiotik membuat tifus lebih mudah menyebar melalui populasi
yang terlalu padat penduduk di kota dan sistem air, sanitasi yang tidak
memadai. Demam tifoid merupakan penyakit endemik di Indonesia. Penyakit ini
termasuk penyakit menular yang tercantum dalam undang-undang nomor 6
tahun 1962 mengenai wabah. Kelompok penyakit menular ini merupakan
penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga
dapat menimbulkan wabah. 1,2
Sebagian penderita demam tifoid kelak akan menjadi carrier, baik
sementara atau menahun. Kekambuhan yang ringan pada carrier demam tifoid,
terutama pada carrier jenis intestinal sukar diketahui karena gejala dan
keluhannya tidak jelas. 3
- Patogenesis :
- Faktor Risko :
Pada pasien, faktor risiko yang ada berupa hygiene makanan dan
minuman yang kurang baik. Karena terkadang pasien sering memesan
makan-makanan melalui ojek online yang pasien anggap bersih namun ada
kemungkinan tidak bersih dari sanitasi dan kebersihannya.
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
1. Diet dan Indeks Masa Tubuh (IMT) : Diet adalah faktor terbesar dalam gaya
hidup dan memiliki hubungan langsung dan positif dengan kesehatan. Pola
makan yang buruk dan konsekuensinya seperti obesitas adalah masalah
kesehatan umum di masyarakat perkotaan. Gaya hidup tidak sehat dapat
diukur dengan BMI.
2. Tidur : Salah satu dasar kehidupan sehat adalah tidur. Tidur tidak bisa
terlepas dari kehidupan. Gangguan tidur memiliki beberapa konsekuensi
sosial, psikologis, ekonomis dan sehat. Gaya hidup dapat berpengaruh
pada tidur dan tidur memiliki pengaruh yang jelas pada kesehatan mental
dan fisik
3. Olahraga : olahraga teratur bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan efek
dopamine yaitu kebahagiaan yang juga mendukung kesehatan mental
4. Kebiasaan Seksual : Hubungan seks yang normal diperlukan dalam
kehidupan yang sehat. Disfungsi hubungan seks adalah masalah sebagian
besar masyarakat dan memiliki efek signifikan pada kesehatan mental dan
fisik.
5. Penyalahgunaan Zat dan Obat-obatan : Merokok dan menggunakan zat lain
dapat menyebabkan berbagai masalah; penyakit kardiovaskular, asma,
kanker, cedera otak. Sedangkan, contoh perilaku tidak sehat dalam
menggunakan obat adalah sebagai berikut: pengobatan sendiri, berbagi
pengobatan, menggunakan obat tanpa resep, meresepkan terlalu banyak
obat, meresepkan sejumlah besar masing-masing obat, obat yang tidak
perlu, tulisan tangan yang buruk dalam resep, mengabaikan obat yang
bertentangan, mengabaikan efek obat yang berbahaya, tidak menjelaskan
efek obat
6. Kedekatan dengan teknologi modern : Penyalahgunaan teknologi dapat
mengakibatkan konsekuensi yang tidak menyenangkan. Misalnya,
penggunaan komputer dan perangkat lain hingga tengah malam, dapat
berdampak pada pola tidur dan dapat mengganggu tidur. Kecanduan
menggunakan ponsel terkait dengan gejala depresi
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Ada beberapa gaya hidup yang pasien jalani sebagai mahasiswa dengan
pengaruhnya keluhan yang dialami pasien sekarang, salah satunya adalah pola
tidur pasien, pasien mengatakan sering tidur pagi hari karena begadang
mengerjakan tugas akhir. Diet, pola makan pasien sebenarnya sudah cukup baik
dan juga pasien terkadang memasak. Tapi karena pasien tinggal di kostan dan
sibuk mengerjakan tugas akhir tidak jarang pasien memesan makanan dan
minuman melalui ojek online yang tidak tahu kebersihannya seperti apa.
Kedekatan pasien dengan gadget, selama 1 bulan ini pasien bisa
mengguankan gadget laptop hingga pagi hari karena semalaman mengerjakan
tugas akhir.
Hubungan Respon Imun dan Stress dengan Tingkat Kekambuhan Demam Tifoid
Kekambuhan atau relaps dapat terjadi dalam waktu yang pendek pada
mereka yang mendapatkan infeksi ringan dengan demikan juga hanya
mengahasilkan kekebalan yang lemah. Kekambuhan akan terjadi semisal
pengobatan sebelumnya tidak adekuat, atau mungkin bukan kambuh tetapi
terkena infeksi yang baru. Kekambuhan dapat lebih ringan tetapi dapat
menimbulkan gejala lebih berat dari infeksi primer tersebut. 7
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penderita tifoid dapat kambuh,
diantaranya adalah7 :
a) Kemungkinan terjadinya kekambuhan ataupun terinfeksi dari tifoid biasanya
berhubungan dengan keadaan imunitas/daya tahan tubuh orang tersebut
sehingga dalam keadaan seperti itu kuman dapat meningkatkan aktivitasnya
kembali
Imunitas atau daya tahan tubuh merupakan respon tubuh terhadap bahan
asing. Respon imun yaitu reaksi yang dikoordinasi oleh sel-sel dan molekul-
molekul terhadap mikroba ataupun agen-agen yang lain. Sehingga bila
dalam kondisi imun yang menurun, pertahanan tubuh pun akan menurun
dan tubuh bisa mudah terserang penyakit kemudian sakit. Penekanan
fungsi sistem imun akan menyebabkan peningkatan kerentanan seseorang
terhadap terjadinya penyakit-penyakit infeksi. Daya tahan tubuh kita 80%
dibangun di usus, sehingga kesehatan pencernaan mendukung daya tahan
tubuh. Usus adalah bagian tubuh yang pertama terekspos oleh dunia luar
melalui makan yang dikonsumsi. Usus bukan hanya berfungsi untuk
penyerapan dan pencernaan makanan tetapi juga merupakan bagian dari
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
sistem imun terbesar dalam tubuh yang mengatasi antigen dan zat
berbahaya yang masuk.
b) Kebersihan perorangan yang kurang meskipun lingkungan umumnya sudah
baik
c) Konsumsi makanan dan minuman yang berisiko
d) Gaya hidup
e) Stress
Stres dipandang sebagai kondisi yang timbul ketika seseorang berhubungan
dengan situasi tertentu, dimana suatu ”permintaan” melebihi batas
kemampuan coping seseorang. Pada orang yang mengalami stres yang
mempunyai konsekuensi kondisi yang patologis akan mengganggu respon
imun. Penekanan fungsi sistem imun akan menyebabkan peningkatan
kerentanan seseorang terhadap terjadinya penyakit-penyakit infeksi.7
Pasien ini memiliki beberapa faktor yang mungkin menjadi faktor pemicu
dari kekambuhan demam tifoid, dimana pasien sebelumnya sekitar 2 tahun yang
lalu dalam 2-3 kali terjadi kekambuhan. Faktor yang pertama pada pasien ini
adalah stress berdasarkan anamnesis yang dilakukan pasien mengatakan bahwa
pasien sempat stress karena sedang mengerjakan tugas akhir, selain itu gaya
hidup pada pasien ini karena pasien sering tidur di pagi hari karena semalaman
begadang untuk mengerjakan tugas akhir. Selain itu, pasien juga merupakan anak
kostan yang jauh dari orangtua.
-Penegakan Diagnosis :
Manifestasi klinis demam tifoid pada anak tidak khas dan sangat
bervariasi, tetapi biasanya didapatkan trias tifoid, yaitu demam lebih dari 5 hari,
gangguan pada saluran cerna dan dapat disertai atau tanpa adanya gangguan
kesadaran, serta bradikardia relatif. Umumnya perjalanan penyakit ini
berlangsung dalam jangka waktu pendek dan jarang menetap lebih dari 2
minggu4.
Manifestasi klinis dari demam tifoid bervariasi dari gejala ringan seperti
demam, malaise, batuk kering serta rasa tidak nyaman ringan di perut. Faktor
tersebut antara lain durasi penyakit sebelum dimulainya terapi yang tepat,
pemilihan antimikroba, usia, paparan atau riwayat vaksinasi, virulensi strain
bakteri, jumlah inokulum tertelan, faktor host (misalnya jenis HLA, AIDS atau
imunosupresi lainnya) dan apakah individu mengkonsumsi obat lain seperti H2
blocker atau antasida untuk mengurangi asam lambung.4
b) Pemeriksaan fisik
c) Pemeriksaan penunjang
Sampai saat ini, baku emas diagnosis demam tifoid adalah
pemeriksaan biakan empedu walaupun hanya 40%-60% kasus biakan
positif, terutama pada awal perjalanan penyakit. Biakan spesimen tinja
dan urin menjadi positif setelah akhir minggu pertama infeksi, namun
sensitivitasnya lebih rendah. Di negara yang berkembang, ketersediaan
dan penggunaan/pemakaian antibiotik secara luas, menyebabkan
sensitivitas untuk biakan darah menjadi rendah. Biakan sumsum tulang
lebih sensitif, namun sulit dilakukan dalam praktek, invasif, dan kurang
digunakan untuk kesehatan masyarakat. 4
2. Serologi
Dalam menegakan diagnosis demam tifoid ini, pasien sudah masuk dalam
demam tifoid klinis (Probable case) dikarenakan sudah didukung dengan
gambaran laboratorium berupa pemeriksaan widal pada pasien yang menunjukan
titer positif.
- Penatalaksanaan :
Sampai saat ini masih dianut trilogi penatalaksanaan demam tifoid,
yaitu: 2
Gambar 2. Gambar ini merupakan tabel pemberian antibiotika untuk pasien dengan demam tifoid5
Pada pasien sendiri, tatalaksana yang dilakukan berupa istirahat dan perawatan
di rumah, terapi simtomatik dan suportif pada pasien ini diberikan obat attapulgite, PPI
(Proton pump inhibitor), antipyretic dan antispasmodic atau antiemetik ketiga obat tersebut
merupakan obat simtomatik yang diberikan untuk keluhan nyeri perut, diare dan demam
yang terjadi pada pasien. Untuk diet pasien, pasien sudah melakukan dengan benar
karena pasien saat sakit hanya memakan makanan berkonsistensi cair untuk menghindari
komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus. Hal ini disebabkan ada
pendapat bahwa usus harus diistirahatkan.
Pada pasien ini, diberikan antibiotik. Antibiotic yang diberikan adalah cefadroxil.
Cefadroxil merupakan sephalosporin generasi pertama yang biasanya diberikan untuk
pasien faringitis atau infeksi bakteri Gram positif seperti Streptococcus pyogenes.6
Pemberian antibiotic pada pasien ini nampaknya kurang tepat, karena demam typhoid
ini penyebabnya adalah bakteri Salmonella Typhoid yaitu bakteri Gram negative.
(pemekaian pengobatan yang benar apa). Antibiotic yang seharusnya diberikan adalah
kloramfenikol sebagai lini pertama dengan dosis 4x500mg selama 14 hari.
Pada pasien memiliki indikasi untuk melakukan perawatan di rumah, karena pasien
memiliki klinis yang ringan, kesadaran baik, karena pasien sebelumnya pernah mengalami
sakit demam typoid pasien mengetahui tatalaksana yang tepat.
Komunikasi harus tetap dilakukan dari keluarga agar pasien merasa tidak
merasa sendirian walaupun tinggal berjauhan dengan keluarganya
dan attapulgite,
berdebar-debar
berlangsung selama 1
jam
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
DAFTAR PUSTAKA