Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS CLP

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. KARIADI


SEMARANG

Disusun oleh:
Fajri Tri Baskoro
NIP. 22010116210168

Pengesahan:
Residen Pembimbing Dosen Pembimbing

dr. Fajar Pradana dr. Innawati Jusup, Sp. KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
I. DATA PRIBADI
Nama : Ny. EL
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 24 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMA
Suku / Warganegara : Jawa / Indonesia
Alamat : Rowogebang RT 01 RW 04 Batang
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal pemeriksaan : 21 Juni 2017
No. CM : C628151
Diperiksa oleh : Fajri Tri Baskoro

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Alloanamnesis diperoleh dari:

Nama Tn. S
Alamat Rowogebang RT 01 RW 04 Batang
Pekerjaan Karyawan swasta
Pendidikan Tamat SMA
Umur 26 tahun
Agama Islam
Hubungan Suami
Lama kenal 10 tahun
Sifat perkenalan Akrab
a. Sebab dibawa ke Rumah Sakit:
Keluhan Pasien: sakit perut kiri bawah
Keluhan keluarga/pengantar: sakit perut kiri bawah

b. Riwayat Penyakit Sekarang: (onset, tanda dan gejala, hendaya, stresor)

Sekitar 11 bulan SMRS, pasien mendapati bahwa bayi yang baru saja
dilahirkannya di bidan ternyata dalam keadaan tak bernyawa. Pasien adalah seorang
ibu rumah tangga yang sebelumnya sedang menantikan kelahiran anak peratamanya.
Pasien berharap bahwa Ia dapat melahirkan bayi yang sehat dan menjalani proses
persalinan dengan lancar tanpa menemui kendala tertentu. Pasien mengaku
sebelumnya tidak rutin mengecek kondisi kehamilannya ke puskesmas. Pasien
awalnya merasa sangat sedih karena kehilangan anak yang ia nanti-nantikan. Namun
dukungan dari suami dan orang tua yang selalu mendampingnya membuat pasien
akhirnya dapat mengikhlaskan kepergian anak pertamanya itu. Pasien menghabiskan
waktu luang dengan menonton tv dan berbincang bersama keluarga di rumah. Dalam
menjalani aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, mandi, memasak serta
mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya, pasien masih dapat melakukannya
secara baik dan mandiri. Pasien juga masih dapat bersosialisasi dengan lingkungan di
sekitar rumahnya secara baik. Hal ini bertahan selama kurang lebih tiga bulan. (GAF
80)
Sekitar 8 bulan SMRS, pasien mengeluh nyeri di perutnya. Nyeri dirasakan di
perut bagian kiri bawah. Nyeri yang timbul seperti diremas-remas dan hilang timbul.
Pasien lalu pergi ke puskesmas dan diberikan obat penghilang rasa nyeri. Setelah
mengkonsumsi obat tersebut, pasien merasa nyeri yang dirasakan berkurang namun
terkadang muncul kembali. Pasien masih dapat menjalani aktivitas sehari-hari secara
mandiri dan atas inisiatif sendiri serta bersosialisasi dengan baik. Pasien
menghabiskan waktu luangnya dengan menonton tv dan beristirahat di rumah. (GAF
70)
Sekitar 6 bulan SMRS, pasien merasakan nyeri diperutnya memberat. Nyeri
dirasakan tetap muncul secara hilang timbul namun semakin lama durasinya. Pasien
berfikir bahwa Ia terkena suatu penyakit yang menyerang di daerah perutnya tersebut.
Pasien mengaku tidak sanggup menahan rasa sakit yang ada. Keluarga pasien lalu
memutuskan untuk membawa pasien ke RSUD Batang. Pasien selanjutnya dirawat
guna observasi dan pemeriksaan lebih lanjut. Setelah dua hari dirawat, dokter
menyatakan bahwa tidak terdapat kelainan ataupun penyakit yang menyerang perut
bagian kiri bawah pasien. Pasien lalu diperbolehkan untuk kembali ke rumah. Setelah
pulang ke rumah, pasien masih tetap mendapati keluhan yang sama seperti saat
sebelum masuk rumah sakit. Pasien masih dapat menjalani aktivitas sehari-hari secara
mandiri namun terkadang pasien kehilangan nafsu untuk makan. Pasien
menghabiskan waktu luangnya dengan menonton tv dan beristirahat di rumah. Pasien
juga menjadi lebih sering beristirahat di dalam rumah, sehingga kurang bisa
bersosialisasi dengan para tetangga di sekitar rumahnya seperti dahulu kala. (GAF 60)
Sekitar 2 bulan SMRS, pasien merasakan nyeri diperutnya semakin memberat.
Nyeri dirasakan semakin sering muncul. Pasien menjadi semakin kehilangan nafsu
untuk makan dan minum serta kesulitan untuk tidur. Pasien juga sudah benar-benar
tidak mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti sebelumnya. Pasien masih mampu
untuk makan, minum dan mandi sendiri namun dengan bujukan suami atau orang
tuanya. Pasien mulai jarang menonton tv karena merasa kurang fokus dan sulit
berkonsentrasi saat menonton acara di tv. Pasien hanya menghabiskan waktu
luangnya di dalam rumah untuk beristirahat karena merasa lemas dan tidak ada
keinginan untuk bersenang-senang, sehingga sehingga pasien sudah tidak
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. (GAF 50)
Sekitar 2 hari SMRS, pasien merasakan nyeri teramat sangat di perutnya dan
sudah tidak bisa ditahan lagi sampai pasien jungkir-balik di atas tempat tidurnya.
Nyeri yang timbul juga semakin sering dan durasinya semakin lama. Pasien
menghabiskan waktu luangnya dengan beristirahat di dalam kamar. Pasien masih
mampu untuk makan dan minum secara mandiri, namun sudah tidak mau makan dan
minum lagi karena perutnya akan terasa mual dan langsung muntah-muntah. Pasien
juga sudah menolak untuk mandi, sehingga kebersihan perawatan dirinya menurun.
Pasien mengeluh sulit untuk tertidur saat malam hari. Keluarga pasien akhirnya
memutuskan untuk kembali membawa pasien ke RSUD Batang guna mendapatkan
tata laksana secepatnya. Pasien selanjutnya langsung dirujuk ke RSDK guna
mendapatkan perawatan dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan. (GAF 45)
Saat ini pasien sudah dirawat selama empat hari di RSDK. Pasien terkadang
masih merasakan nyeri diperutnya namun sudah berkurang. Pasien sudah mau
kembali melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum ataupun mandi seperti
dahulu kala namun dengan bantuan perawat ataupun keluarganya. Pasien juga merasa
lebih nyaman apabila selalu ditemani oleh suami ataupun orang tuanya selama masa
perawatan ini. Sekalipun keadannya sudah membaik, namun pasien masih tetap yakin
dan menganggap bahwa ia terkena suatu penyakit yang menyerang perutnya. Setelah
dilakukan pemeriksaan oleh dokter dari bagian penyakit dalam, mereka tidak
menemukan kelainan pada perut bagian kiri bawah pasien. Dokter dari bagian
penyakit dalam lalu merujuk pasien ke bagian psikiatri untuk mendapatkan
pemeriksaan dan tata laksana lebih lanjut. (GAF 60)

Kurva GAF
± 11 bulan ± 8 bulan ± 6 bulan ± 2 bulan ± 6 hari Saat diperiksa
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

± 11 bulan :
 Ikhlas menerima kematian anak pertama
 Pekerjaan rumah tangga masih bisa dikerjakan
 ADL mandiri dan atas inisiatif sendiri
 Hubungan dengan lingkungan sekitar baik
 Waktu luang masih dapat dimanfaatkan dengan baik
± 8 bulan :
 Pasien mulai mersakan nyeri di perut kiri bawah
 Nyeri ditangani dengan mengkonsumsi obat yang didapat dari puskesmas
 Pekerjaan rumah tangga masih bisa dikerjakan
 ADL mandiri dan inisiatif sendiri
 Hubungan dengan lingkungan sekitar baik
 Waktu luang masih dapat dimanfaatkan dengan baik
± 6 bulan :
 Pasien semakin mengeluhkan nyeri di perutnya
 Pasien menganggap terdapat penyakit di perutnya
 RS menyatakan tidak ada kelainan pada perut pasien
 Pasien terkadang kehilangan nafsu makannya
 Pekerjaan rumah tangga masih bisa dikerjakan
 ADL mandiri dan inisiatif sendiri, namun nafsu makan mulai menurun
 Hubungan dengan lingkungan sekitar menurun
 Waktu luang masih dapat dimanfaatkan dengan cukup baik
± 2 bulan :
 Pasien semakin kehilangan nafsu makannya
 Pasien sulit untuk tidur
 Pekerjaan rumah tangga sudah tidak dikerjakan
 ADL mandiri atas bujukan keluarga
 Pasien sudah tidak bersosialisasi dengan lingkungan
 Waktu luang mulai tidak dapat dimanfaatkan dengan baik
± 6 hari :
 Rasa nyeri sampai membuat pasien jungkir balik di atas tempat tidur
 Pasien mulai muntah-muntah saat makan dan minum
 Pasien menolak untuk mandi, kebersihan diri menurun
 Keluarga membawa pasien ke RS
 Pekerjaan rumah tangga sudah tidak dikerjakan
 Pasien sudah tidak bersosialisasi dengan lingkungan
 Pasien tidak dapat menikmati waktu luangnya dengan baik
Saat diperiksa :
 Rasa nyeri sudah berkurang
 ADL dengan bantuan dan atas bujukan perawat atau keluarga
 Waktu luang dimanfaatkan untuk beristirahat dan berbincang dengan keluarga
c. Riwayat Sebelumnya
1. Psikiatri:
Pasien belum pernah mengalami gangguan psikiatri sebelumnya

2. Medis Umum
Riwayat kejang demam : disangkal
Riwayat epilepsi : disangkal
Riwayat trauma kepala : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat nyeri dada/sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit maag : disangkal
Riwayat pingsan : disangkal
Riwayat gegar otak : disangkal

3. Penggunaan Obat – obatan dan NAPZA


Riwayat penggunaan obat-obatan dan NAPZA disangkal.

III. Riwayat Pramorbid


1. Prenatal dan Perinatal
Riwayat saat ibu pasien hamil dan melahirkan tidak diketahui. Pasien merupakan
anak ketiga dari tiga bersaudara.

2. Masa Anak Awal (0 sampai 3 tahun)


Pasien dirawat oleh ayah dan ibu kandungnya dengan penuh kasih sayang.
Riwayat pemberian ASI tidak diketahui.

3. Masa Kanak Pertengahan (3 – 7 tahun)


Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usianya. Pasien mampu bergaul
dengan saudara dan teman di lingkungannya. Pasien tidak pernah mengalami sakit
berat dan tidak pernah mengalami kecelakaan. Pasien mulai sekolah pada umur
enam tahun.
4. Masa Kanak Akhir (7 – 11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya. Pasien mampu
bergaul dengan saudara dan teman di lingkungannya. Pasien tidak pernah
mengalami sakit berat dan tidak pernah mengalami kecelakaan. Pasien dapat
mengikuti kegiatan di sekolah hingga lulus SD dan melanjutkan ke SMP.

5. Masa Remaja (11 – 18 tahun)


Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya. Pasien mampu
bergaul dengan saudara dan teman di lingkungannya. Pasien tidak pernah
mengalami sakit berat dan tidak pernah mengalami kecelakaan. Pasien
melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMP dan SMA. Pasien mampu bergaul
dengan saudara dan teman di lingkungannya.

6. Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien dapat menyelesaikan pendidikannya sampai SMA dengan tepat waktu.
Prestasi pasien di sekolah dinilai cukup. Pasien tidak melanjutkan
pendidikannya karena kendala ekonomi.

b. Riwayat Pekerjaan
Pasien dulu pernah bekerja sebagai karyawan toko. Saat ini pasien adalah Ibu
Rumah Tangga.

c. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Islam, sejak kecil dididik ajaran agama Islam. Pasien
menunaikan sholat dan terkadang membaca Al-Qur’an.

d. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah satu kali pada tahun 2015 hingga saat ini. Pasien
memiliki satu orang anak namun meninggal saat melahirkan.

e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah terlibat dalam kegiatan militer.

f. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah terlibat dalam pelanggaran/masalah hukum berat yang
mengharuskan pasien untuk dipenjara.

g. Riwayat Sosial
Pasien memiliki hubungan yang harmonis dengan suami ataupun orang
tuanya. Sebelum sakit pasien aktif bersosialisasi dengan lingkungannya.

h. Situasi Hidup Sekarang


Pasien hidup dan tinggal bersama suami dan kedua orang tuanya. Suaminya
merupakan seorang karyawan swasta dan kedua orang tuanya sudah tidak
bekerja.

7. Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak memiliki kelainan/masalah dalam riwayat psikoseksual. Pasien
dibesarkan dengan diperlakukan selayaknya anak perempuan.

8. Riwayat Keluarga: Silsilah keluarga

Keterangan:
: perempuan dengan gangguan jiwa
: pasien
: laki-laki sehat
: perempuan sehat
: perempuan meninggal
9. Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai
Pasien ingin semua rasa sakitnya hilang. Pasien ingin segera pulih, dapat
pulang ke rumah dan beraktivitas seperti dulu.

IV. STATUS MENTAL (Diperiksa pada 21 Juni 2017 di Bangsal Rajawali RSDK)
A. Deskripsi Umum
a) Penampilan Umum
Perempuan, usia 24 tahun, penampilan sesuai usia, tampak tidak sehat dengan
perawakan kurus, kebersihan dan kerapian cukup.

b) Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


Normoaktif

c) Sikap Terhadap Pemeriksa


Kooperatif. Kontak psikis ada, wajar dan dapat dipertahankan.

d) Mood dan Afek


Mood (pasien) : disforik
Afek : serasi

B. Pembicaraan (volume suara, intonasi, banyak/sedikit pembicaraan)


Kualitas dan kuantitas bicara cukup, volume suara cukup, intonasi cukup, jawaban
relevan terhadap pertanyaan.

C. Gangguan Persepsi
Ilusi : Tidak ada
Halusinasi : Tidak ada

D. Pikiran
a. Arus pikir : Lancar
Flight of Idea : Tidak ada
Asosiasi longgar : Tidak ada
Pikiran berpacu : Tidak ada
Tangensialitas : Tidak ada
Sirkumstansialitas : Tidak ada
Inkoherensi : Tidak ada
Asosiasi bunyi : Tidak ada
Verbigerasi : Tidak ada
Persevasi : Tidak ada
Blocking : Tidak ada
Pikiran samar-samar : Tidak ada
Neologisme : Tidak ada
b. Isi Pikir : (+) Kondisi sakit tak kunjung membaik
Waham : Tidak ada
Paranoia : Tidak ada
Preokupasi : (+) Kondisi sakit tak kunjung membaik
Obsesi dan Kompulsi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
Gagasan bunuh diri/membunuh : Tidak ada
Ide-ide referensi/influence : Tidak ada
Kemiskinan isi : Tidak ada
c. Bentuk pikir : Realistik

E. Sensorium dan Kognitif


a. Kesadaran psikiatri : Jernih
b. Orientasi
Personal : Baik Waktu : Baik
Tempat : Baik Situasional : Baik
c. Daya ingat
Segera : Baik Jangka Sedang : Baik
Jangka Pendek : Baik Jangka Panjang : Baik
d. Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi : Baik
Perhatian : Normovigilitas
e. Kapasitas untuk Membaca dan Menulis
Baik
f. Kemampuan Visuospasial
Baik
g. Pikiran Abstrak
Baik
h. Pengendalian Impuls
Baik

G. Tilikan
Derajat : 4
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit / gangguan.
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan pertolongan
dan pada saat yang bersamaan pasien sekaligus menyangkal penyakitnya.
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain atau penyebab
eksternal, atau faktor organik sebagai penyebabnya.
4. Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami
penyebab sakitnya
5. Intellectual insight: pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai bagian
dari penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada dalam diri
pasien, namun tidak menerapkan pemahamannya ini untuk melakukan sesuatu
selanjutnya (misalnya perubahan gaya hidup)
6. Emotional insight: Pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya seperti
tilikan derajat 5 namun pasien juga memahami perasaan dan tujuan yang ada pada
diri pasien sendiri dan orang yang penting dalam kehidupan pasien. Hal ini
membuat perubahan perilaku pada pasien.

H. Pertimbangan
Cukup

I. Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A. Status Internus
Keadaan Umum : baik
Tensi : 130/70 mmHg Nadi : 88x/menit
RR : 20x/menit Suhu : 36ºC
BB : 45 kg TB : 157 cm
Kesadaran : Composmentis, E4V5M6
Kepala&leher : Mesosefal, konjungtiva palpebra pucat (-)
Ekstremitas : Edem (-), hiperemis (-)
Thoraks : Cor : BJ I-II murni, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : retraksi dinding dada (+), suara vesikuler (+/+),
wheezing (-/-), suara tambahan Ronchi basah kasar (+/+)
pada basal paru
Abdomen : datar , BU (+) normal, timpani, pekak sisis(+), pekak alih (-)
Kesan : underweight

B. Status Neurologis
Kesan : dalam batas normal, E4M6V5

C. Laboratorium
Hematologi
Hemoglobin 13,4 g/dL
Hematokrit 38,6 %
Eritrosit 4,88 x 106/uL
MCH 27,5 pg
MCV 79,1 fL
Leukosit 11.600/uL
Trombosit 486.000/uL

D. Pemeriksaan Penunjang Lain


X Foto Polos Abdomen AP Supine
Kesan : Tak tampak batu opak pada cavum abdomen maupun cavum pelvis.
Tak tampak gambaran ileus maupun pneumoperitonium.
(dalam batas normal, tidak ditemukan kelainan)
X Foto Thoraks PA Erect-Lateral
Kesan : Cor tak membesar.
Tak tampak infiltrat pada paru.
(dalam batas normal, tidak ditemukan kelainan)
E. Pemeriksaan Psikometri
Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)
Nilai : 15
Kesan : Depresi sedang

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA/ FORMULASI DIAGNOSTIK


Seorang perempuan, berusia 24 tahun beragama Islam, suku jawa, sudah
menikah, pendidikan terakhirnya SMA dan saat ini bekerja sebagai ibu rumah
tangga. Pasien datang ke RSUP Dr. Karidi dengan keluhan utama nyeri abdomen
sinistra inferior.

AKSIS I
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan
yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menyebabkan gangguan jiwa
saat ini. Sehingga gangguan mental organik dapat disingkirkan. Penggunaan
alkohol dan NAPZA disangkal sehingga gangguan mental dan perilaku akibat
NAPZA dapat disingkirkan
Pada pemeriksaan status mental didapatkan pasien memiliki kesadaran
jernih, perilaku normoaktif, sikapnya kooperatif, kontak psikis ada, cukup wajar
dan dapat dipertahankan, mood disforik, afek serasi, volume bicara cukup,
intonasi cukup, gangguan isi pikir berupa preokupasi, bentuk pikir realistik,
orientasi dan daya ingat baik, konsentrasi dan perhatian baik, pengendalian impuls
baik, tilikan derajat 4.
Saat ini gejala yang pasien alami sudah mengakibatkan terjadinya
penurunan kualitas hidup yang bermakna dengan adanya hendaya penggunaan
waktu luang, sosial, fungsi peran, dan perawatan diri pasien. Pasien menghabiskan
waktu luangnya dengan beristirahat karena merasa lemas dan tidak ada keinginan
untuk bersenang-senang. Pasien juga merasa kehilangan nafsu makan, sulit untuk
tidur dan kurang bisa berkonsentrasi. Rasa nyeri yang pasien rasakan memang
belum terbukti secara medis bahwa telah terjadi kondisi yang non-fisiologis pada
area abdomen quadran inferior sinistra. Saat ini pasien merasa lebih nyaman saat
ditemani oleh suami atau orang tuanya. Berdasarkan pemeriksaan status mental
dan gejala yang terdapat pada pasien maka diagnosis aksis I yaitu F.32.11 Episode
Depresi Ringan dengan Gejala Somatik.
AKSIS II
Berdasarkan riwayat pribadi dan premorbid pasien tidak memilki
gangguan kepribadian maupun retardasi mental maka diagnosis pada aksis II yaitu
Z.03.2 Tidak Ada Diagnosis Aksis II.

AKSIS III
Berdasarakan riwayat penyakit pasien, rasa nyeri yang tak tertahankan
pada abdomen sinistra inferior sudah dirasakan sejak 8 bulan yang lalu. Rasa nyeri
tersebut awalnya hilang timbul, namun dirasakan semakin memberat dan muncul
terus menerus sehingga pada aksis III pasien dapat didiagnosis R.10.3 Rasa nyeri
terlokalisir pada bagian bawah abdomen.

AKSIS IV
Pasien sulit melakukan aktivitas pekerjaannya seperti biasa dan kurang
dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar karena harus dirawat di rumah
sakit. Sehingga bisa dikatakan bahwa stressor berkaitan dengan kondisi medisnya.

AKSIS V
Dalam menjalankan aktivitas seperti mandi, makan, dan minum terkadang
pasien membutuhkan bantuan dari keluarga ataupun perawat.
GAF 1 tahun terakhir: 80
GAF saat masuk: 45
GAF saat diperiksa: 60

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Menurut PPDGJ – III


Aksis I : F.32.11 Episode Depresi Ringan dengan Gejala Somatik
DD : F.45.2 Gangguan Hipokondrik
Aksis II : Z.03.2 Tidak ada diagnosis Aksis II
Aksis III : R.10.3 Rasa nyeri terlokalisir pada bagian bawah abdomen
Aksis IV : Stressor berkaitan dengan kondisi medisnya
Aksis V : GAF 1 tahun terakhir (terbaik) 80
GAF saat masuk 45
GAF saat diperiksa 60
RSUP dr. Kariadi
VIII. PENATALAKSANAAN dr. Fajri
1. Farmakoterapi (Resep, ECT)
Semarang, 21 Juni 2017
a. Tramadol 50 mg
3 kali sehari jika diperlukan R/ Tramadol tab 50 mg No. XXI
S 3 dd tab I prn.
b. Fluoxetin 20 mg
c. 1 kali sehari setiap pagi R/ Fluoxetin caps 20 mg No VII
S 1 dd caps I o.m

Pro : Ny. EL
Usia : 24 tahun

Pemberian Tramadol 50 mg jika diperlukan bertujuan sebagai terapi simptomatik


untuk mengurangi rasa nyeri teramat sangat yang dirasakan oleh pasien. Pasien juga
diberikan Flouxetine 20 mg sebagai antidepresant, sehingga diharapkan gejala-gejala
depresinya dapat berkurang.

2. Psikoterapi
a. Terapi Kelompok
Bersamaan dengan perawat dan pasien lain untuk saling berbincang untuk
membicarakan kaeadaan/apa yang pasien rasakan.
b. Terapi Keluarga
Menjelaskan kepada keluarga mengenai penyakit pasien. Hipokondriasis
merupakan suatu keadaan dimana pasien memiliki keyakinan yang menetap
akan suatu penyakit serius yang menetap. Keluarga juga harus diberi edukasi
bahwa mendampingi dan memotivasi pasien serta meyakinkan pasien bahwa
keadaan pasien masih dan akan baik-baik saja merupakan hal yang sangat
penting guna mendapatkan prognosis yang lebih baik dikemudian hari
c. Terapi Suportif
Memberikan dukungan agar pasien menerima kondisinya saat ini,
membesarkan hati pasien atas penyakit yang dideritanya dan memotivasi
pasien untuk sembuh.
d. Terapi Okupasi
Mengembalikan dan membangkitkan kepercayaan diri pasien dalam menjalani
aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, mandi, memasak, membersihkan
rumah atau hanya sekedar menjalankan hobi.

PROGNOSIS:
Dubia ad bonam
FAKTOR BAIK BURUK
GENETIK Tidak ada Ada
PENCETUS Stressor: jelas Stressor: tidak jelas
STATUS MARITAL Menikah Tidak menikah
STATUS EKONOMI Cukup Kurang
KEKAMBUHAN Tidak ada kekambuhan Kekambuhan
GEJALA Gejala positif menonjol Gejala negatif menonjol
RIWAYAT PRAMORBID Baik Buruk
SUPPORT LINGKUNGAN Baik Kurang
ONSET Akut Kronik
USIA < 25 Tahun < 18 tahun atau > 25
tahun
21 Juni 2017
Fajri Tri Baskoro
Ny. EL
24 tahun
Perempuan
Ibu Rumah Tangga
SMA
Menikah
Islam
Jawa

Anda mungkin juga menyukai