Disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Medikal Bedah
Disusun oleh:
200070302111016
Kelompok 2B
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
A. Identitas Klien
Nama : Tn.P No. RM :1190xxxxx
Usia : 40 Tahun Tgl. Masuk : 16 Agustus 2019
Jenis kelamin : Laki-laki Tgl. Pengkajian : 26 Agustus 2019
Alamat : Pakis Jam Masuk : 24.00 WIB
Sumber informasi : Pasien & Ibu pasien Jam Pengkajian : 06.30 WIB
No. telepon :- Nama klg. dekat yg bisa dihubungi: Ny. P
Status pernikahan :Cerai nikah
Agama : Islam Status : Cerai Mati
Suku : Jawa Alamat : Tumpang
Pendidikan : SMA No. telepon : 08230xxxxxxx
Pekerjaan : wiraswasta Pendidikan : SD
Lama berkerja :5 tahun Pekerjaan : IRT
Klien mengeluh badan terasa lemas dan sudah tidak keluar kamar kos selama 3 hari.
klien kemudian dibawa ke puskesmas Pakis oleh temannya dan segera di rujuk ke RSSA
dan masuk ke ruang 26U pada pukul 24.00 WIB. Hasil pemeriksaan swaktu di IGD
menunjukkan GCS 354, TD 90/60 mmHg, Nadi 92x menit, RR 24x/menit, Suhu 36.2
derajat, dan SpO2 98%. Hasil laboratorium GDS 1060, Keton serum 6.8, SE 159/3.7/123
(Na/K/Cl). Klien mengatakan sebelumnya tidak memiliki penyakit apa-apa dan baru
pertama kali mengalami kondisi seperti sekarang. Saat dilakukan pengkajian kepada Ibu
Tn. P (Ny.M), Ny. M mengatakan Tn. P memiliki penyakit kencing manis sejak kurang
lebih mulai tahun 2012, namun Tn. P tidak rutin minum obat ataupun rutin control gula
darah. Ny. N mengaku tidak mengetahui persis kondisi anaknya selama ini karena
mereka putus kontak dan jarang seklai pulang ke rumah. Ny. M mengatakan mengetahui
kondisi anaknya sekarang dari teman-temannya. Tn. P mengatakan tidak memiliki
pantangan mankanan sebelumnya. Selama di RS klien telah menerima terapi regulasi
berupa IVFD WFD 0.45% 1500cc/24 jam, drip insulin 1 iu/ jam, Iv ciprofloxacin 2x200
mg, novorapid 6x6 iu, Levemir 0-20 iu, terapi oksigen via nasal canul 4 lpm. Klien
mendapatkan diet RPRG, diet DM lunak 1700 kkal/ahi.
4. Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok tidak pernah - -
Kopi 1xsehari 1 gelas 12 tahun
Alkohol Tidak pernah - -
E. Riwayat Keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama.
Riw. DM
GENOGRAM
Ny. N
Tn.P
Keterangan:
: Laki-laki : Pasien/ Klien
: Perempuan : Menikah
: Tinggal satu rumah : Meninggal
: Hubungan anak kandung : Cerai
F. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan Disapu 2x/hari Kurang, karena banyak polusi
Bahaya Minimal, rumah bersih, lantai tidak Cukup, ramai kendaraan, bahaya
kecelakaan licin, perabotan ditata rapi kecelakaan lalu lintas
Polusi Tidak ada, rumah jauh dari pabrik Adanya polusi udara
Ventilasi Baik, jendela dibuka setiap hari Cukup
Pencahayaan Baik, cahaya dapat masuk ke
Baik
rumah
G. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
Makan/minum 0 2
Mandi 0 2
Berpakaian/berdandan 0 2
Toileting 0 2
Mobilitas di tempat tidur 0 2
Berpindah 0 2
Berjalan 0 tidak terkaji
Naik tangga 0 tidak terkaji
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang
lain, 4 = tidak mampu
H. Pola Nutrisi Metabolik
Jenis Rumah Rumah Sakit
Jenis diit/makanan Tidak ada Diet RPRG
Frekuensi/pola 3x/hari 3x/hari
Porsi yang dihabiskan ½ porsi ½ porsi
Komposisi menu Nasi, ikan, tahu tempe Susu, bubur, telur dadar,
pisanh
Pantangan Hindari makan manis RPRG
Napsu makan baik Sedikit menurun
Fluktuasi BB 6bln terakhir Tidak ada fluktuasi BB Tidak ada fluktuasi BB
Jenis minuman Air putih, kopi Susu
Frekuensi/pola 4-5 x/hari 3 x/hari
Gelas yang dihabiskan 4-5 gelas/hari (1000cc) 1 gelas/hari atau ±300 cc
Sukar menelan Tidak ada Tidak ada
Pemakaian gigi palsu Tidak ada Tidak ada
Rwt peyembuhan luka Tidak ada Tidak ada
I. Pola Eliminasi
Jenis Rumah Rumah Sakit
BAB
Frekuensi/pola 2 hari sekali 1 x/ 2hari
Konsistensi Padat Padat
Warna dan bau Khas feses Khas feses
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
BAK
Frekuensi/pola 4-5x/hari 2200/ 24 jam
Konsistensi Cair Cair
Warna dan bau Kekuningan, berbau Kekuningan, berbau
Kesulitan Tidak ada Terpasang kateter urine
Upaya mengatasi Tidak ada Terpasang kateter urine
J. Pola Tidur-Istirahat
Jenis Rumah Rumah Sakit
Tidur siang
Lamanya ± 2 jam 1 jam
Jam .... s/d .... 12.00-14.00 12.00-13.00
Kenyamanan setelah tidur Segar Tidak nyaman karena
sering terbangun
Tidur malam
Lamanya 6 jam 7 jam
Jam .... s/d .... 22.00 – 04.00 21.00-04.00 WIB
Kenyamanan setelah tidur Kurang nyaman Kurang nyaman
Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
Kesulitan Tidak ada Sulit berpindah posisi tubuh
Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
K. Pola Kebersihan Diri
Jenis Rumah Rumah Sakit
Mandi/frekuensi 2x/hari 2x/hari diseka air hangat
Penggunaan sabun Menggunakan sabun Menggunakan sabun, waslap
Keramas/frekuensi 3-4 hari sekali Belum keramas
Penggunaan shampoo Menggunakan shampoo Tidak menggunakan shampoo
Gosok gigi/frekuensi 2x/hari 2x/hari
Penggunaan odol Iya Iya
Ganti baju/frekuensi 2x/hari 1x/hari
Memotong kuku/frekuensi 1x/minggu Belum potong kaku
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya yang dilakukan Tidak ada Tidak ada
L. Pola Toleransi-Koping Stres
1. Pengambilan keputusan: () sendiri (v) dibantu orang lain, sebutkan: Ibu
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri,
dll): Tidak ada
3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: bercerita ke teman
4. Harapan setelah menjalani perawatan: ingin ada perkembangan pada keluhan yang
dirasakan berupa beraktivitas seperti biasa
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: tidak dapat beraktivitas karena badan terasa
lemas
M. Konsep Diri
1. Gambaran diri: Klien mengatakan tidak malu dengan kondisinya saat ini
2. Ideal diri: Harus dapat bekerja dengan baik
3. Harga diri: Klien mengatakan tidak rendah diri
4. Peran: sebagai anak dan sebagai ayah meski sudah bercerai dengan isterinya
5. Identitas diri: Tn. P berusia 40 tahun yang berperilaku dan berpakaian sesuai dengan
jenis kelaminnya.
P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: (√) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan: tidak ada
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti...............
Kekuatan otot
5 5
5 5
9. Sistem Neorologi
GCS E4V5M6 Reflek fisiologis +/+ Reflek patologis -/-
10. Kulit & Kuku
a. Kulit : Warna sawo matang, turgor kulit normal, tidak pucat, kulit kering
b. Kuku : Kuku klien sedikit kotor dan panjang, belum dipotong, CRT <2 detik
26/08/2019 27/08/2019
1. Bedrest a. Bedrest
2. Diet bebas RPRG (lunak b. Diet bebas RPRG (lunak
1700kkal/hari) 1700kkal/hari)
3. Drip NE 2cc/jam c. Drip NE 2 cc/jam
4. Drip insulin 1 iu/24 jam d. Drip insulin 1 iu/ jam (stop 08.30)
5. Drip D5% 108 cc/jam dan drip wida e. Drip D5% 108 cc/jam drip wida KN2
KN2 10 ptm (terapi dihentikan jika 10 ptm (stop pukul 08.30)
drip insulin sudah berhenti) f. IVFD maintenance IVFD 0.45%
6. IVFD maintenance IVFD 0.45% 1500cc/24 jam
1500cc/24 jam g. Iv. Ciprofloxacin
7. Iv. Ciprofloxacin 2x200 mg h. Iv. Lansoprazole
8. Iv. Lansoprazole 1x30 mg i. Sc novorapid 6x6 iu
9. Sc novorapid 6x6 iu j. SC. Levemir 0-20 iu
10. SC. Levemir 0-20 iu k. Oksigen via nasal canul 4 lpm
11. Oksigen via nasal canul 4 lpm
ANALISA DATA
Diagnosa
No Data Etiologi
Keperawatan
1. DS : Asupan insulin tidak cukup, infeksi Ketidakstabilan
- Tn. P mengeluh kadar glukosa darah
badan lemas sudah 3 Sel beta pancreas rusak atau b.d resistensi insulin
hari. terganggu d.d kelelahan/lesu
- Ny. M mengatakan dan kadar glukosa
Tn. P memiliki Penurunan produksi insulin dalam darah tinggi.
penyakit kencing
manis sejak kurang Glucagon meningkat
lebih mulai tahun
2012, namun Tn. P Hiperglikemia
tidak rutin minum obat
ataupun rutin kontrol Ketidakstabilan Kadar Glukosa
gula darah. Darah
- Tn. P mengatakan
tidak memiliki
pantangan makanan
sebelumnya.
- Tn. P mempunyai
kebiasaan minum kopi
1xsehari sebanyak 1
gelas selama 12 tahun
DO :
- Pola aktivitas-latihan
Tn. P seperti
makan/minum, mandi,
berpakaian/berdandan
, toileting, mobilitas di
tempat tidur,
berpindah dilakukan
dengan dibantu orang
lain.
- Jenis diit/makanan
diet RPRG
- GDS 26 Agustus 2019
jam 08.31 140 mg/dl
- Drip insulin 1 iu/24
jam
- Sc novorapid 6x6 iu
- SC. Levemir 0-20 iu
- Keton urin 2+
- Glukosa urin +3
2. DS : Asupan insulin tidak cukup, infeksi Resiko
- Tn.P mengeluh badan ketidakseimbangan
lemas sudah 3 hari Sel beta pancreas rusak atau elektrolit d.d
DO : terganggu ketidakseimbangan
- Tekanan darah : 90/70 cairan, gangguan
mmHg Penurunan produksi insulin mekanisme (DM)
- Nadi : 113 x/menit
- Suhu : 37,5oC Glukagon meningkat
- RR : 24 x/menit
- Pola aktivitas Tn. P Hiperglikemia
seperti makan/minum,
mandi, Glukosuri
berpakaian/berdandan
, toileting, mobilitas di Diuresis Osmotik
tempat tidur,
berpindah dilakukan Poliuri
dengan dibantu orang
lain. Dehidrasi
- Nafsu makan sedikit
menurun Resiko Ketidakseimbangan
- Jumlah minum yang Elektrolit
dihabiskan hanya 1
gelas/hari atau ±300
cc
- Makan yang
dihabiskan hanya
setengah
- Drip D5% 108 cc/jam
dan drip wida KN2 10
ptm
- Terapi IVFD
maintenance IVFD
0.45% 1500cc/24 jam
- Terapi Iv.
Lansoprazole 1x30
mg
- Drip NE 2cc/jam
- Ureum 147.10 mg/dl
- Kreatinin 4.13 mg/dl
- Terapi Iv.
Ciprofloxacin 2x200
mg
- Albumin 2,66 g/dL
- Pemeriksaan Kepala:
Inspeksi : terdapat
pembengkakan pada
area pelipis kiri.
Palpasi: area
pembengkakan teraba
padat
- Limfosit 5.4%
- Urobilinogen 3.2
3. DO : Asupan insulin tidak cukup, infeksi Gangguan
- Mendapatkan terapi pertukaran gas b.d
oksigen via nasal Sel beta pancreas rusak atau ketidakseimbangan
canul 4 lpm terganggu ventilasi-perfusi d.d
- RR : 24 x/menit dispnea PCO2
- PO2 : 33.3 (normal Penurunan produksi insulin menurun dan PO2
80-100) menurun.
- PCO2 : 30,1 (normal Glukagon meningkat
35-45)
Lipolisis meningkat
Ketonemia
Ketonuri
Ketoasidosis
Asidosis metabolik
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin d.d kelelahan/lesu dan kadar glukosa
dalam darah tinggi.
2. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d dispnea PCO2 menurun
dan PO2 menurun.
3. Resiko ketidakseimbangan elektrolit d.d ketidakseimbangan cairan, gangguan mekanisme
(DM).
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa
Tujuan SLKI SIKI
o Keperawatan
1 Ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan Kestabilan kadar glukosa Manajemen hiperglikemia
glukosa darah b.d intervensi darah Observasi :
resistensi insulin d.d keperawatan Ekspektasi : meningkat, dengan 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
kelelahan/lesu dan selama 3x24 jam, kriteria : hiperglikemia (pasien DM tipe 2 tidak
kadar glukosa dalam maka kestabilan 1. Lelah/lesu cukup menurun terkontrol sejak 2012, ada faktor
darah tinggi. kadar glukosa 2. Mulut kering cukup menurun keturunan)
berada pada 3. Kadar glukosa dalam darah 2. Identifikasi situasi yang
rentang normal membaik menyebabkan kebutuhan insulin
4. Kadar glukosa dalam urine meningkat (penyakit DM tipe 2)
membaik 3. Monitor kadar glukosa darah
5. Jumlah urine membaik 4. Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia (kelemahan, poliuri)
5. Monitor intake dan output cairan
6. Monitor keton urin, kadar Analisa gas
darah, elektrolit, tekanan darah
ostostatik dan frekuensi nadi
Terapeutik
1. Berikan asupan cairan oral
2. Konsultasi dengan medis jika tanda
dan gejala hiperglikemia tetap ada
atau memburuk.
Edukasi
1. Anjurkan monitor kadar glukosa
darah secara mandiri
2. Anjurkan kepatuhan terhadap diet
dan olahraga
3. Ajarkan pengelolaan diabetes
(penggunaan insulin, obat oral,
monitor asupan cairan pengganti
karbohidrat, dan bantuan
professional Kesehatan) - relaksasi
benson
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian insulin (Drip
insulin 1 iu/24 jam, Sc novorapid 6x6
iu, SC. Levemir 0-20 iu)
2. Kolaborasi pemberian cairan IV (Drip
D5% 108 cc/jam dan drip wida KN2
10 ptm, Terapi IVFD maintenance
IVFD 0.45% 1500cc/24 jam).
2 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Pertukaran gas Terapi oksigen
gas b.d intervensi Ekspektasi : meningkat, dengan Observasi
ketidakseimbangan keperawatan kriteria : 1. Monitor kecepatan aliran oksigen
ventilasi-perfusi d.d selama 3x24 jam, 1. Dipnea menurun 2. Monitor efektifitas terapi oksigen
dispnea PCO2 maka diharapkan 2. PCO2 membaik (oksimetri, Analisa gas darah)
menurun dan PO2 pertukaran gas 3. PO2 membaik Terapeutik
menurun. pada rentang 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
normal Kolaborasi
1. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
2. Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan atau tidur
Dukungan Ventilasi
Observasi
1. Identifikasi efek perubahan posisi
terhadap status pernafasan
2. Monitor status respirasi dan
oksigenasi (frekuensi dan kedalaman
nafas, saturasi oksigen)
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
2. Berikan posisi semifowler atau fowler
3. Fasilitasi mengubah posisi
senyaman mungkin
4. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
Edukasi
1. ajarkan melakukan Teknik relaksasi
nafas dalam
2. ajarkan mengubah posisi secara
mandiri
3 Resiko Setelah dilakukan Keseimbangan elektrolit Pemantauan elektrolit
ketidakseimbangan intervensi Ekspektasi : meningkat, dengan Observasi
elektrolit d.d keperawatan kriteria : 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
ketidakseimbangan selama 2x24 jam 1. Serum natrium ketidakseimbangan elektrolit
cairan, gangguan elektrolit pada 2. Serum klorida 2. Monitor kadar elektrolit serum
mekanisme (DM) rentang normal 3. Monitor tanda dan gejala
Keseimbangan Cairan hypernatremia (membrane mukosa
Ekspektasi : meningkat, dengan kering, hipotensi, hipotensi, dll)
kriteria : Terapeutik
1. Asupan cairan meningkat 1. Atur interval waktu pemantauan
2. Kelembaban membran sesuai dengan kondisi pasien
mukosa meningkat 2. Dokumentasi hasil pemantauan
3. Asupan makanan meningkat Edukasi
4. Dehidrasi menurun 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
5. Tekanan darah membaik pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan
Status Cairan
Ekspektasi : membaik, Manajemen cairan
dengan kriteria : Observasi
1. Dispnea menurun 1. Monitor status hidrasi (frekuensi dan
2. Perasaan lemah menurun kekuatan nadi, akral, pengisian
3. Frekuensi nadi membaik kapiler, kelembaban mukosa, turgor
4. Tekanan darah membaik kulit, tekanan darah)
5. Tekanan nadi membaik 2. Monitor berat badan harian
6. Intake cairan membaik 3. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium (hematokrit, Na, K, Cl,
berat urine jenis, BUN)
4. Monitor status hemodinamik (MAP,
CVP, PAP, PCWP)
Terapeutik
1. Catat input-output dan hitung
balance cairan 24 jam
2. Berikan cairan intravena
3. Berikan asupan cairan