Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN BEDAH PADA Ny D DENGAN

DIAGNOSA APENDISITIS DI RUANGAN JANGER


RSD MANGUSADA
Tanggal 22 Maret 2024

OLEH :
NI WAYAN YUNI ARTININGSIH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2024
I. PENGKAJIAN
A. Tanggal Masuk :21 Maret 2024
B. Tanggal Pengkajian :22 Maret 2024
C. Jam Pengkajian : 09.00
D. Cm : 178608
E. Sumber Data : orang tua
F. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny D
Umur : 23 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln Tukad Badung No XII Denpasar
Status Pernikahan : Belum Menikah

2. Penanggung Jawab Pasien


Nama : Ny M
Umur : 48thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Alamat :Jln Tukad Badung No XII Denpasar
Status Pernikahan : Menikah
Hub.Dengan Px : Ibu

G. Riwayat Kesehatan
1. Alasan Utama Masuk RS
a. Keluhan Utama Masuk Rs
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan bawah
b. Keluhan Utama Saat Pengkajian
a) Sebelum Op
Pasien mengeluh nyeri pada peurt bagian kanan bawah
b) Sesudah Op
Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas oprasi diperut bagian
kanan bawah
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan sakit perut sejak tanggal 17 Maret 2023. Saat itu,
sakit yang dirasakannya masih bisa dikontrol. Lima hari kemudian (21
Maret 2024) pasien kembali merasakan sakit perut hilang timbul pada perut
di bagian kanan bawah, pasien juga mengeluh mual dan sempat muntah
satu kali. Nyeri yang dirasakan semakin bertambah. Akhirnya pasien diajak
ke RSD Mangusada dan diterima di UGD pukul 20.40 WITA. Setelah
dilakukan pemerikasaan laboratorium (DL+UL) pasien didiagnosa
appendik akut dan disarankan menjalani operasi. Di UGD dilakukan
pemeriksaan berupa pengukuran TTV dan didapat hasil N=84kali/menit,
S=36,6ºC, TD=120/70mmHg, dan R=18kali/menit.
Keluarga pasien akhirnya menyetujui untuk dilakukan operasi. Setelah
pasien dan keluarga menyetujui informed consent, kemudian dilakukan
persiapan operasi seperti: pemasangan infus IVFD RL20 tetes/menit di
tangan kiri. Pasien juga mendapat terapi cefotaxim 3x1gram dan dilakukan
skint test sebelum diberikan melalui IV perset, pantoprazole 1 vial. Pasien
dibawa ke ruang A untuk di opname, mendapatkan perawatan lebih lanjut
dan diterima di ruang A pada pukul 21.30 WITA.
Diagnosa Medis : Appendiktomi
Therapi pre operasi pada tanggal 22 Maret 2024
IVFD RL 20 tetes/menit (makro)
Cefotaxime 3 x 1gram (IV perset)
Pantoprazole 1(vial) = 40 mg
(IVperset)
Pada tanggal 22 Maret 2024 pukul 13.00 wita pasien diantar ke ruang
OK RSD Mangusada untuk dilakukan pembedahan pada saat itu pasien
menggunakan pakaian khusus berupa topi dan baju operasi selain itu pasien
juga terpasang IVFD RL 20 tetes/menit. Operasi berlangsung + 30 menit
dimulai pukul 13.45 wita sampai pukul 14.15 wita. Jenis operasi
appendiktomi. Jenis anastesi RA (regional anastesi), dengan tehnik BSA
(Block spinal anastesi). 44 Insisi dilakukan pada area kuadran kanan bawah
sepanjang + 10 cm. Appendiks diangkat kemudian dijahit (6 jahitan) lapis
demi lapis. Luka yang masih basah ditutup dengan supratul, gaas steril dan
hypapik. Dari hasil observasi didapatkan tanda-tanda vital pasien, Tekanan
darah : 120/70 mmHg, Nadi : 84x/menit, Suhu : 36,6oC dan Respirasi :
18x/menit. Pasien kemudian dibawa ke ruang observasi (Recovery Room)
selama 30 menit. Setelah keadaan pasien membaik, pasien dipindahkan ke
Ruang A (bedah), pasien diberikan posisi seperti huruf V (kaki dan kepala
disangga bantal). Pasien mengatakan setelah operasi dipuasakan selama + 8
jam.
Therapi post operasi pada tanggal 22 Maret 2024
IVFD RL 20 tetes/menit (makro)
Cefotaxime 3 x 1gram (IV perset)
Ranitidine 2 x 25 mg (IV perset)
Ketorolac 3 x 30 mg (IV preset)
3. Riwayat kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit sebelumnya, pasien
baru pertama kali di opnama
4. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi makanan atau pun
alergi obat
5. Riwayat Kesehatan Kluarga
Keluarga mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang pernah menderita
penyakit seperti yang dialami pasien saat ini. Keluarga juga mengatakan
dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti
DM dan hepatits.
H. Pola fungsi Kesehatan
1. Aspek fisik Biologis
a. Pola Nutrisi
1) Sebelum Sakit
Pasien makan sehari 1-2 kali, setiap pagi dan sore hari. Pasien suka
makan nasi dan makanan berkuah, klien mengaku dulu suka
makanan yang pedas-pedas, tapi semenjak dia mengetahui bahwa
dia menderita apendiksitis pasien mulai mengentikan kebiasaan
tersebut
2) Selama sakit
Pasien makan 3x sehari sesuai yang diberikan oleh rumah sakit.
Dalam makan, pasien tidak mengalami masalah, selama sakit,
pasien minimal minum 1200mL sehari.
b. Pola eliminasi
a) Buang Air Besar (BAB)
1) Sebelum sakit
pasien mengatakan biasa BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek, warna kuning kecokelatan dan bau khas feses. Saat
sakit pasien mengatakan biasa BAB 1 kali sehari dengan
konsistensi lembek, kadang agak keras, warna kuning
kecokelatan, dan bau khas feses. Saat pengkajian pasien tidak
ada gangguan BAB, pasien mengatakan sudah BAB tadi pagi
dengan konstipasi lembek, warna kuning dan bau khas feses.
2) Selama sakit
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa BAB 1 kali sehari
dengan konsistensi lembek, warna kuning kecokelatan dan bau
khas feses. Saat sakit pasien mengatakan biasa BAB 1 kali
sehari dengan konsistensi lembek, kadang agak keras, warna
kuning kecokelatan, dan bau khas feses. Saat pengkajian pasien
tidak ada gangguan BAB, pasien mengatakan sudah BAB tadi
pagi dengan konstipasi lembek, warna kuning dan bau khas
feses.
b) Buang Air Kecil (BAK)
1) Sebelum sakit
Sebelum sakit dan saat sakit pasien mengatakan BAK ± 5 - 6
kali per hari (± 1000 - 1200cc) dengan warna kuning jernih
dan bau pesing.
2) Selama sakit
Saat pengkajian pasien mengatakan sudah BAK 1 kali ( ± 200
cc) dengan warna kuning dan bau pesing.
c. Pola Aktivitas Istirahat-tidur
1) Sebelum Sakit
Sebelum sakit, pasien mengatakan tidak pernah mengalami
gangguan dalam istirahat dan tidur. Pasien biasa tidur malam pada
pukul 22.00 wita dan bangun pukul 05.30 wita. Saat sakit pasien
mengatakan sering terjaga pada malam hari tetapi pasien bisa tidur
lagi. Pada saat pengkajian pasien mengatakan tidak tidur siang
karena tidak terbiasa tidur siang.
2) Selama Sakit
Saat pengkajian pukul 20.20 wita pasien mengatakan sering terjaga
karena nyeri pada luka bekas operasinya.
d. Gerak dan Aktifitas
1) Sebelum Sakit
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa melakukan aktivitasnya
sehari-hari sebagai pegawa swasta . Saat sakit pasien mengatakan
tidak leluasa dalam melakukan aktivitas karena merasakan sakit
pada perut kanan bawah.
2) Selama Sakit
Saat pengkajian pasien mengatakan sulit bergerak karena lemas
sejak selesai operasi.Pasien tampak berbaring di tempat tidur, dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan dan minum dibantu
oleh keluarga dan perawat.
e. Kebersihan Diri
1) Sebelum Sakit
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa mandi 2 kali sehari setiap
pagi dan sore hari. Gosok gigi 2 kali sehari, keramas 3 kali
seminggu, dan ganti pakaian setiap hari. Saat sakit pasien
menagatakan hanya dilap saja 2 kali sehari sehari setiap pagi dan
sore hari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu, dan
mengganti pakian setiap hari.
2) Selama Sakit
Saat pengkajian pasien mengatakan dilap saja tadi pagi oleh istrinya
sehingga pasien tampak bersih.
f. Data Sosial
Sebelum sakit, saat sakit dan saat pengkajian pasien mengatakan
hubungan dengan keluarga, perawat dan lingkungan sekitarnya baik.
Pasien kooperatif dalam memberikan informasi data dan kooperatif
dalam menerima setiap tindakan yang diberikan
g. Bermain dan Rekreasi
Sebelum sakit pasien mengatakan suka bepergian dengan keluarganya
untuk mengisi waktu liburan. Saat sakit dan saat pengkajian pasien
hanya berbaring di tempat tidur.
h. Prestasi
Pasien mengatakan tidak memiliki prestasi yang dapat dibanggakan.
i. Data Pengetahuan
Pasien mengatakan sudah tahu tentang penyakitnya. Pasien mengatakan
mendapatkan sedikit informasi dari temannya, tetapi pasien mengatakan
masih kurang mengerti tentang penyakit penyebab prognosis dan
pengobatannya.
j. Data Spiritual
Pasien mengatakan beragama hindu. Sebelum sakit pasien mengatakan
biasa sembahyang setiap hari ditempat ibadahnya. Selama sakit dan saat
pengkajian pasien mengatakan hanya berdoa di tempat tidur saja.
I. Pemeriksaan Fisik
1. Vital sign
TD : 120/80mmHg
Suhu : 36*C
Nadi : 82X/mnt
RR :18x/mnt
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Keadaan Umum
a. Sakit/Nyeri : Sedang
Skala Nyeri : 5
Lokasi Nyeri : Perut kanan bagian bawah
b. Status Gizi : normal
BB : 77 kg
TB : 170cm
c. Sikap : Gelisah
d. Personal Hygine : Bersih
e. Orientasi Waktu/tempat/orang : terganggu
4. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
a. Kepala
Dolichephali, warna rambut hitam, penyebaran rambut merata,
benjolan tidak ada, luka tidak ada, ketombe tidak ada, kebersihan
rambut cukup. Tidak ada nyeri tekan
b. Lesi/Luka
Luka sobek di bagian perut kanan bagian bawah
c. Rambut
Warna rambut hitam, distribusi rambut bersih dan tidak ada
kelainan
d. Mata
Bentuk simetris, tidak ada lesi, sklera putih, konjungtiva merah
muda, pergerakan mata terkoordinir, reaksi pupil isokor, pasien
mampu melihat ke segala arah.
e. Hidung
Bentuk simetris, sekret tidak ada, lesi tidak ada, nafas cuping hidung
tidak ada, tidak ada pembengkakan
f. Telinga
Bentuk simetris, lesi tidak ada, serumen tidak ada. Nyeri tekan tidak
ada. Pendengaran baik.
g. Mulut dan Gigi
Mukosa bibir lembab, gigi lengkap, karies tidak ada, lidah bersih,
pembesaran tonsil tidak ada, kebersihan cukup.
h. Leher
Bentuk leher simetris, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada,
bendungan vena jugularis tidak ada, lesi tidak ada. Nyeri tekan tidak
ada, pembesaran kelenjar limfe tidak ada.
i. Thorax
a) Paru-Paru
Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan dada simetris, retraksi
otot dada tidak ada.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, taktil fremitus simetris
diseluruh lapang paru.
Perkusi : Suara paru sonor.
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, wheezing dan ronchi tidak
ada di kedua lapang paru
b) Jantung
Inspeksi : Tampak ictus cordis pada ICS 5 linea midklavikula.
Palpasi : Lokasi point maximal implus terletak pada ruang sela
iga (RSI) V arah medial dari garis midklavikula (medial dari
apek jantung).
Perkusi : Suara jantung dullnes, pada atas jantung di ICS II mid
sternum, batas bawah jantung di ICS V, batas kiri jantung ICS
V midklavikula sinistra dan batas kanan di ICS V midsternum
dextra. 57
Auskultasi : Suara S1S2 tunggal reguler, tidak terdengar suara
jantung murmur dan gallop
j. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, lesi tidak ada, asites tidak ada, distensi
abdomen tidak ada.
Auskultasi : Bising usus 6 x/menit.
Perkusi : Terdengar suara tympani pada sebagian besar region
perut dan dullnes diatas permukaan hati.
Palpasi : Teraba nyeri tekan pada inguinal kanan terutama pada
saat berdiri, tidak ada pembesaran hati, asites tidak ada
k. Ekstremitas
Atas : Pergerakan terkoordinir capilary refile < 3 detik, pada
tangan kanan pasien terpasang IVFD 20 tetes/menit, odema tidak
ada, nyeri tekan tidak ada, cyanosis tidak ada.
Bawah : Pergerakan terkoordinir, lesi tidak ada, odema tidak ada.
Kekuatan otot : 555 555
555 555
l. Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan darah lengkap pre operasi pada tanggal 21maretl 2024.


Parameter Hasil Satuan Nilainormal
WBC 13.91* [10^3/uL] 4.60 – 10.2
NEUT 11.75* [10^3/uL] 2.00 – 6.00
LYMPH 1.27 [10^3/uL] 0.60 – 5.20
MONO 0.80* [10^3/uL] 0.10 – 0.60
EO 0.07 [10^3/uL] 0.00 – 0.40
BASO 0.02 [10^3/uL] 0.00 – 0.10
NEUT% 84.5* [%] 40.0 – 70.0
LYMPH% 9.1- [%] 20.0 – 40.0
MONO% 5.8 [%] 1.70 – 9.30
EO% 0.5 [%] 0.00 – 6.00
BASO% 0.1 [%] 0.00 – 1.00
RBC 4.25 [10^6/uL] 3.80 – 6.50
HGB 12.8 [g/dL] 11.5 – 18.0
HCT 34.3- [%] 37.0 – 54.0
MCV 80.7 [fL] 80.0 – 100
MCH 30.1 [pg] 27.0 – 32.0
MCHC 37.3* [g/dL] 31.0 – 36.0
RDW-SD 39.7 [fL] 37.0 – 54.0
RDW-CV 14.0 [%] 11.5 – 14.5
PLT 308 [10^3/uL] 150 – 400
PDW 8.9- [fL] 15.5 – 17.1
MPV 8.2 [fL] 7.80 – 11.0
P-LCR 13.0 [%] 13.0 – 43.0
PCT 0.25 [%] 0.19 – 0.36
b) Hasil Pemeriksaan Urinalisis Tanggal 21 Maret 2024
Makroskopis Warna : Kuning
Kejernihan : Jernih
c) Pemeriksaan Laboratorium Hematologi pada tanggal 21 maret 2024
Parameter H’asil Satuan Nilai Normal
Dewasa
Waktu pendarahan 2’00’ Menit 1-6
Waktu Pembekuan 14’00’’ Menit 4-15

Terapi medik
a) Injeksi Ciproflaxacin 2x500mg
b) Injeksi Zibzc 2x100mg
c) Injeksi Teranol 2x30mg
d) Infus RL 16tpm
ANALISA DATA
DATA MASALAH ETIOLOGI
Ds : Nyeri Akut Agen Injuri (biologi)
1. Pasien mengatakan
nyeri pada bagian
abdomen, terutama
pada bagian kanan
bawah.
Do :
1. Pasien tampak
meringis menahan
sakit
2. Tanda –tanda Vital
TD : 120/80mmHg
S : 36*C
N : 82X/mnt
RR : 18X/mnt
3. Pasien sering
mengubah posisi
untuk mengindari
nyeri
Ds : Resiko Infeksi Pertahanan tubuh primer
1. Pasien mengatakan yang tidak adekuat
belum pernah oprasi
appendiktomi
Do :
1. Pasien terpasang
infus RL 16tpm
sejak 21 maret 2024
2. Hemoglobin :11,9
g/dL
3. Leukosit : 119000
mm kubik
Ds : Konstipasi Kurang aktifitas fisik
1. Pasien mengatakan Kelemahan otot dinding
pola defeksi 6hari
perut
selam sekali
2. Pasien mengatakan
nyeri pada abdomen
3. Pasien mengatakan
nyeri di rectum dan
abdomen pada saat
defeksi
4. Pasien mengatakan
tidak terlalu suka
olahraga
Do :
1. Perubahan pada pola
defeksi
2. Nyeri tekan pada
abdomen
3. Bising usus tidak
terdengar

J. Diagnose Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologis) ditandai dengan
pasien mengatakn nyeri pada bagian abdomenterutama pada kanan
bawah, pasien tampak meringis menahan sakit TTV , TD :
120/80mmhg, S : 36*C, N : 82X/mnt, RR : 18X/mnt, pasien sering mengubah
posisi umtuk menahan nyeri
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
ditandai dengan pasien belum pernah oprasi appendiktomi, pasien terpasang iv RL
16tpm, hemoglobin : 11,9g/dL, leukosit :119000mm kubik
3. Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktivitas fisik kelemahan otot dinding
perut ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada abdomen, pasien menyatakan
nyeri di rectum dan abdomen, pasien menyatakan konsistensi feses keras, pasien
menyatakan tidak suka berolahraga, pasien mengatakan belum pernah oprasi
appendiktomi perubahan pada pola defekasi, nyeri tekan abdomen, bising usus
tidak terdengar

K. Recana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Perencanaan
Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. kaji karakteristik 1. untuk mengetahui

dengan agen injuri tindakan nyeri, skala nyri, sejauh mana


keperawatan 2x24 sifat nyeri, lokasi perkembangan rasa
(biologis) ditandai
jam pasien tidak dan penyebaran nyeri yang dirasakan
Ds :
mengalami nyeri 2. anjukan relaksasi oleh klien sehingga
1. dengan pasien dengan kriteria nafas dalam dapat dijadikan
mengatakn nyeri hasil : 3. beri posisi aman sebagai acuan untuk
pada bagian 1. mampu dan nyaman intervensi

abdomen terutama mengontrol 4. ukut TTV selanjutnya


nyeri (mampu 5. kelola pemberian 2. relaksasi nafas
pada kanan bawah,
menggunanaka obat analgetik dalam dapat
Do :
n teknik injeksi teranol mengurangi rasa nyri
1. pasien tampak nonfarmatologi 2x30mg/hari dan mempelancar
meringis menahan untuk sirkulasi O2 ke
sakit TTV , mengurangi seluruh jaringan

TD : 120/80mmhg, nyeri) 3. dapat mempengaruhi


2. melaporkan kemampuan klien
S : 36*C,
bahwa nyeri untuk rileks/istirahat
N : 82X/mnt,
berkurang secara efektif dan
RR : 18X/mnt,
3. ttv dalam dapat mengurangi
2. pasien sering
rentang normal nyeri
mengubah posisi
4. peningkatan TTV
umtuk menahan nyeri
dapat menjadi acuan
adanya peningkatan
nyeri
5. analgetik dapat
memlok rangsangan
nyeri sehingga nyeri
tidak dipersepsikan
Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan 1. kaji adanya 1. untuk
dengan pertahanan tubuh tindakan tanda tanda mengetahui
primer yang tidak adekuat keperawatan infeksi secara diri
ditandai dengan 5x24jam resiko 2. lakukan dressing adanya tanda-
Ds : infeksi pasien infuse 1x sehari tanda infeksi
1. pasien belum pernah menurun dengan 3. kwlola sehaingga dapat
oprasi appendiktomi, kriteria hasil : pemberian dengan segera
Do : 1. tidak ada antibiotic injeksi dilakukan
1. pasien terpasang iv RL tanda tanda ciprofloxacin tindakan yang
16tpm, infeksi 2x500mg dan tepat
2. hemoglobin : zibac 2x100mg 2. dressing infuse
11,9g/dL, meminimalkan
3. leukosit :119000mm masuknya
kubik kuman bakteri
3. menghambat
dan membunuh
perkembangan
bakteri sehingga
tidak terjadi
proses infeksi
Konstipasi berhubungan Setelah dilakukan 1. tentukan pola 1. untuk mengetahui
dengan kurangnya aktivitas tindakan defakasi bagi keteraturan pola
fisik kelemahan otot dinding keperawatan 2x24 klien dan letih defekasi klien
perut ditandai dengan jam konstipasi klien untuk 2. untuk
Ds : pasien teratasi menjalankannya memfasilitasi
1. pasien mengatakan dengan kriteria 2. atur waktu yang refleksi defekasi
pola defekasi 6hari hasil : tepat untuk 3. meningkatkan
sekali selama sakit 1. pola BAB defekasi klien pengaruh usus
2. paisen mengatakan teratur 1xsehari seperti sesudah 4. nutrisi serat tinggi
nyeri pada abdomen, dengan makan untuk melancarkan
3. pasien menyatakan konsistensi 3. bantu klien untuk eliminasi fekal
nyeri di rectum dan lunak aktifitas pasif dan 5. untuk melunakkan
abdomen, 2. saat defeksi aktif eliminasi fesef
4. pasien menyatakan tidak terasa 4. berikan 6. pasien mengetahui
konsistensi feses nyeri cangkupan nutrisi cara mencegah dan
keras, 3. cairan dan serat beserat sesuai mengurangi
5. pasien menyatakan adekuat dengan indikasi, sembelit
tidak suka 4. aktivitas hindari makanan 7. merangsang kerja
berolahraga, adekuat mengandung gas usus
6. pasien mengatakan 5. berikan cairan
belum pernah oprasi jika tidak
appendiktomi kontaindikasi 2-3
DO : liter per hari
1. perubahan pada pola 6. berikan
defekasi, pendidikan
2. nyeri tekan abdomen, kesehatan tentang
3. bising usus tidak - personal
terdengar hygine
- kebiasaan diet
- cairan dan
makanan yang
mengandung
gas
- aktifitas
kebiasan BAB
7. kalaborasi :
pemberian
laksatif atau
enema sesuai
indikasi

Anda mungkin juga menyukai