Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S
DENGAN POST OP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)
DI RUANG CEMPAKA
RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO

Disusun Oleh:
Almas Nida Nabila
NIM. P 1337420216089

Kelas II B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S
DENGAN POST OP. HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)
DI RUANG CEMPAKA
RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO

Tanggal Masuk : Jum’at, 6 Juli 2018


Waktu : 06.31 WIB
No RM : 02-05-93-72
Tanggal Pengkajian : Senin, 9 Juli 2018
Waktu : 10.00 WIB
Diagnosa Medis : HNP

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 47 Tahun
Alamat : Karangendep, RT 003 RW 002
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Suku, bangsa : Jawa, Indonesia
Status : Kawin
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 46 Tahun
Alamat : Karangendep, RT 003 RW 002
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku, bangsa : Jawa, Indonesia
Status : Kawin
Hub. dg pasien : Istri
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri terasa pada daerah pinggang,
Pengkajian nyeri:
1) P : Pasien mengatakan setelah jatuh dari pohon ±4 hari yang lalu
sudah terasa nyeri,
2) Q : Pasien mengatakan nyeri seperti senod senod, seperti nyeri
tumpul atau kemeng yang terus-menerus,
3) R : Pasien mengatakan nyeri di daerah pinggang melingkar menjalar
ke kaki yang terasa kesemutan dan tebal
4) S : Skala nyeri 5 dari skala 1-10. Pasien mengatakan nyeri sangat
dirasakan ketika sedang bergerak walaupun sedikit, untuk
berjalan sudah sangat sakit, dibawa tidur sakit tidak kunjun
hilang,
5) T : Pasien mengatakan nyeri hilang timbul, terkadang sangat terasa
nyeri,
b. Keluhan tambahan
Pasien mengatakan terkadang kesemutan tangan dan kaki merasa tebal,
sering mengira tidak mndapat obat untuk nyeri karna dirasa nyeri tidak
berkurang, sulit untuk aktivitas, kesulitan untuk membolak balikkan
posisi, terkadang ketika ingin BAK tidak dapat ditahan, tidak ada sensasi
penuhya kandung kemih sehingga terkadang langsung BAK tanpa
disadari. Merasa sering haus. Pasien juga mengatakan sulit tidur karena
nyeri pinggang.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada
tanggal 5 Juli 2018 pukul 22.00 WIB diantar oleh istrinya. Pasien
mengatakan merasakan nyeri di daerah pinggang sudah lama. Sudah
pernah melakukan MRI tahun 2016 dan dinyatakan HNP. Nyeri sebelum-
sebelumnya hanya dirasakan cleng saat berjalan terlalu lama, dan
membungkuk. Nyeri menjadi sangat sering dan berat dirasakan sudah
dari 4 hari yang lalu, setelah pasien jatuh dari pohon sedang memetik
buah. Selama di rumah nyeri diobati dengan jamu pegel linu, nyeri
bertambah di daerah pinggang yang menjalar sering kesemutan pada
kedua kaki hingga kram dan terasa tebal kesemutan masih terasa di kedua
tungkai, tidak kuat untuk berjalan, kencing normal, bab tidak bisa. Pasien
merasa nyeri mulai bertambah berat dan ini mulai mengganggu
aktivitasnya sehari-hari, namun pasien masih bisa tidur di malam hari
sebentar-sebentar.
Pada tanggal 6 Juli 2018 pukul 06.31 pasien masuk ke Ruang
Cempaka Kamar Nomor 8 Bed nomor 32 dan telah dioperasi pada
tanggal 8 Juli 2018. Pada saat pengkajian didapatkan data pasien masih
mengeluh nyeri, hasil pemeriksaan BB : 60 kg TB : 165 cm, TTV,
dengan TD : 120/80 mmHg, N : 80x/menit, S : 36 oC, Rr : 20x/menit,
GCS : 15 (E : 4, M : 6, V : 5), KU : baik, Inj. Ranitidin 2x1 amp IV, Inj.
Ketorolak 3x30 mg IV. Telah dioperasi pada tanggal 8 Juli 2018.
Rencana MRI pada tanggal 11 Juli 2018. Pasien mengatakan skala nyeri
saat ini nilainya 6 dari skala 1-10.
d. Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat trauma/ terjatuh 2 tahun yang
lalu, memiliki riwayat HNP, 2 tahun yang lalu nyeri kambuhan, tidak
pernah mengalami cedera yang sampai harus diopname di RS, tidak ada
riwayat hipertensi, DM, ginjal, gula dan penyakit menular dan keturunan
yang lain.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat
keluarga dengan keluhan serupa, tidak memiliki turunan darah tinggi, dan
penyakit gula.
f. Alergi Obat atau makanan
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat dan
makanan maupun minuman.
g. Kebiasaan
Ny. S mengatakan Tn. S seringkali meminum kopi pada pagi dan
malam hari. Tn. S merupakan seorang perokok, dan tidak pernah
meminum-minuman alkohol maupun obat-obatan terlarang lainnya.
3. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Manajemen kesehatan-persepsi kesehatan
Ds: Pasien mengatakan ingin cepat pulang, harapan setelah menjalani
perawatan, pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan beraktifitas
seperti biasanya. Pasien mengatakan tau hal-hal yang tidak boleh
dilakukan dan boleh dilakukan sehubungan dengan operasi dan
penyakitnya.
Do : Pasien sering menanyakan kapan dokter visit, pasien sering
menanyakan kapan pulang. Pasien tampak mengikuti perintah dan
prosedur perawatan dengan baik.
b. Pola Aktivitas dan Latihan,
Ds : Pasien mengatakan sebelum sakit aktivitas tidak terbatas,
Pasien mengatakan setelah sakit aktivitas terganggu,
Do :

Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan ˅
Mandi ˅
Berpakaian ˅
Eliminasi ˅
Mobilisasi di tempat tidur ˅
Ambulasi ˅
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Di bantu sebagian
2 : Di bantu orang lain
3 : Di bantu orang dan peralatan
4 : Ketergantungan / tidak mampu
c. Pola Istirahat Tidur,
Ds : Pasien mengatakan sebelum sakit tidur pada malam hari selama ±7-8
jam perhari, dan tidur pernah tidur siang.
Pasien mengatakan saat sakit tidur pada malam hari sering
terbangun karena masih merasakan nyeri setelh operasi, dan tidur
siang selama 1 jam.
Do : Pasien tampak masih terjaga pada pukul 22.00 WIB, kantong mata
pasien menebal, mata memerah.
d. Pola Nutrisi Metabolik,
Ds : Sebelum sakit pasien mengatakan makan pasien 3 kali sehari, nafsu
makan pasien baik tidak ada mual dan muntah, porsi makan yang
dihabiskan pasien adalah satu porsi, tidak ada makanan yang tidak
disukai oleh pasien dan tidak ada makanan yang membuat pasien
alergi, dan tidak ada makanan pantangan apapun makanan diet, dan
pasien tidak menggunakan obat-obatan sebelum makan dan pasien
tidak menggunakan alat bantu makan seperti NGT.
Setelah sakit pasien mengatakan terkadang ada rasa mual dan
muntah sehingga walaupun makan 3 kali sehari, jatah makanan dari
rumah sakit hanya dapat makan setengah porsi saja.
Do : Tampak makanan di meja pasien masih tampak setengah porsi,
pasien masih terlihat lemas.

e. Pola Eliminasi,
Ds : Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1 kali sehari, dan BAK 5
kali sehari. Saat sakit BAK : kuning keruh, tidak terukur, khas,
BAB : Kuning kecoklatan, 1 kali sehari, padat.
Do : pasien terpasang DC.
f. Pola Konsep Diri,
Ds: Pasien mengatakan sebagai kepala rumah tangga dengan 5 anak,
memiliki peran penting untuk mencari nafkah sehingga
menginginkan cepat sembuh, cemas terhadap pekerjaan yang
ditinggalkan. Dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
jawa ngapak.
Do : Pasien mendapat dukungan keluarga (untuk perawatan dan
pengobatan memenuhi), perilaku terkontrol, sabar dan kesadaran
baik, pasien tampak lebih diam dan jarang bersuara.
g. Pola Toleransi Stress-Koping,
Ds : Pasien mengatakan orang yang terdekat dengan pasien adalah istri
dan anak, interaksi dalam keluarga baik, pola komunikasi pasien
baik yang membuat keputusan dalam keluarga adalah pasien (Tn.
S) dengan jalan bermusyawarah, kegiatan kemasyarakatan yang
diikuti oleh pasien adalah pengajian.
Do : Pasien dengan keluarganya nampak guyub rukun.
h. Pola Reproduksi-Seksualitas,
Ds : Pasien mengatakan berumur 47 tahun, masih gagah.
Do : Pasien berjenis laki-laki
i. Pola Nilai dan Keyakinan
Ds : Pasien mengatakan selalu berdo’a sesuai dengan agama dan
kepercayaannya serta bertaakal dengan harapan tetap dalam
lindungan-Nya dan diberi ketabahan dan kesembuhan sehingga
dapat mandiri dan bisa beribadah seperti sebelumnya.
Do : Pasien tampak selalu mengucapkan bismillah ketika sedang di
injeksi.
4. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : komposmentis
3) GCS
Eye (respon membuka mata): 4
Ket. Skala:
1: tidak ada respon
2: dengan rangsang nyeri
3: dengan rangsang suara
4: spontan
Motorik (gerakan): 6
Ket. Skala:
1: tidak ada respon
2: ekstensi abnormal
3: flexi abnormal
4: withdraws
5: melokasil nyeri
6: mengikuti perintah
Verbal (respon verbal): 5
Ket. Skala:
1: tidak ada respon
2: suara tanpa arti
3: kata-kata kurang jelas
4: bingung suara mengacau
5: orientasi baik
Hasil pemeriksaan kesadaran GCS:
E+M+V= 4+6+5= 15 (Composmentis)
Ket. Hasil:
Composmentis : 15-14
Apatis : 13-12
Delirum : 11-10
Samnolen : 9-7
Stupor : 6-4
Coma :3
4) TTV (TD : 120/80 mmHg S : 36oC Rr : 20x/menit N : 80x/menit)
5) BB 60 Kg, TB 165 cm.
b. Pemeriksaan Fisik
1)Kulit : turgor baik, kebersihan cukup,
2)Kepala : nonmocephal, rambut hitam bersih, tak mudah rontok,
3)Mata : pupil bulat isokor 3mm/ 3mm, reflek cahaya (+), konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak icterik, tak ada gangguan dalam
penglihatan,
4)Telinga : simetris, tak ada serumen/sekret,
5)Hidung : tak ada polip, tak, ada sekret, tak ada pernapasan cuping
hidung,
6)Mulut dan tenggorok : mulut tidak ada caries, nafas tidak bau keton,
tak ada kesulitan mengunyah, tak ada keluhan dalam menelan,
7)Leher : tak ada pembesaran thiroid, vena jugularis dan pembesaran
limpha, kaku kuduk (-),
8)Dada : simetris, tak ada tarikan dinding dada,
9)Paru : taktil fokal premitus normal, bunyi paru vesikuler,
10)Jantung : tak ada pulsasi ictus cordis,
11)Thorax
Inspeksi : nafas normal, gerakan dada normal
Palpasi : dada simetris, tidak ada retraksi otot napas.
Perkusi : Bunyi paru sonor dan bunyi jantung redup atau pekak.
Auskultasi : Tidak didapatkan bunyi napas tambahan.
12) Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada tanda kelainan lainnya.
Palpasi : Konsistensi lembek, suhu hangat, palpasi
hepatosplenomegani negatif, palpasi lien negatif, palpasi
ginjal negatif.
Perkusi : Tidak ada tanda acites, perkusi sonor.
Auskultasi: BU 5 – 35 kali per menit, terdengar bising aorta
13)Kulit : turgor kulit elastis, temperature kulit hangat, warna kuit pasien
coklat sawo matang, kondisi kulit di daerah pemsangan infus bersih
tidak ada tanda-tanda infeksi, cairan infus pasien menetes dengan
lancar tidak ada kelainan pada kulit pasien.
14) Neuorologik
a) Sikap tubuh            : lurus dan simetris
b) Gerakan abnormal  : tidak ada
c) Nervus kranialis

Nervus Pemeriksaan Kanan Kiri

N. I Olfaktorius Daya penghidung N N


N. II Optikus Daya penglihatan N N
Penglihatan warna N N
Lapang pandang N N
N. III Okulomotorius Ptosis – –
Gerakan mata ke medial N N
Gerakan mata ke atas N N

Gerakan mata ke bawah N N


Ukuran pupil 3 mm 3 mm
Refleks cahaya langsung N N
Refleks cahaya konsensuil N N
Strabismus divergen – –
N. IV Trokhlearis Gerakan mata ke lateral N N
bawah
Strabismus konvergen – –
Menggigit N
Membuka mulut N
N. V Trigeminus Sensibilitas muka N N
Refleks kornea N N
Trismus – –
N. VI Abdusens Gerakan mata ke lateral N N
Strabismus konvergen – –
N. VII Fasialis Kedipan mata N N
Lipatan nasolabial N N
Sudut mulut N N
Mengerutkan dahi N N
Menutup mata N N
Meringis Simetris
Menggembungkan pipi N N
Daya kecap lidah 2/3 depan N N
N. VIII Vestibulo- Mendengar suara berbisik – –
Mendengar detik arloji – –
kokhlearis
Tes Rinne Tidak dilakukan
Tes Schwabach
Tes Weber
(keterbatasan alat)
N. IX Glossofaringeus Arkus faring Simetris
Daya kecap lidah 1/3 N N
belakang
Refleks muntah N
Sengau –
Tersedak –
N. X Vagus Denyut nadi 72 x/menit, reguler,
kuat angkat
Arkus faring Simetris
Bersuara N
Menelan N
N. XI Aksessorius Memalingkan kepala N N
Sikap bahu N N
Mengangkat bahu N N
Trofi otot bahu – –
N. XII Hipoglossus Sikap lidah N
Artikulasi N
Tremor lidah –
Menjulurkan lidah N
Trofi otot lidah – –
Fasikulasi lidah –

d) Ekstremitas
 Tes Patrick                      : -/-
 Tes Contrapatrick            : -/-
 Tes Laseque                    : -/+
 Tes Sicard                      : -/+
 Tes Bragard                    : -/+
 Tes Valsava                    : -/+
 Tes Door-Bell                 : -/+
 Tes Bonnet                     : -/+
 Tes Spurling                   : -/+
 Tes Naffziger                  : -/+
 Sensibilitas                     : baik
 Vegetatif                        : dalam batas normal
 Motorik : Gerak : terbatas
Kekuatan : 4
Tonus :3

15) Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan MRI akan dilakukan pada hari Rabu, 11 Juli 2018
2. Pemeriksaan Laboratorium
Nama : Tn. S,
Tanggal pemeriksaan : 8 Juli 2018 ; 08.16 WIB
Diagnosa Klinik : HNP
No RM : 02-05-93-72

Kimia Klinik Hasil Satuan Nilai Normal


HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 19.8 g/dL 11.2-17.3
Leukosit H 13320 U/L 9800-10600
Hematokrit 41 % 40-52
Eritrosit 4.6 10^6/uL 4.4-5.9
Trombosit 292.000 /uL 150.000-440.000
MCV 89.2 fL 80-100
MCH 30 pg/cell 26-34
MCHC 33.7 % 32-36
RDH 13.4 % 11.5-14.5
RDW 9.4 fL 9.4-12.4
Hitung Jenis
Basofil 0.2 % 0-1
Eosinofil L 0.0 % 2-4
Batang L 0.7 % 3-5
Segmen H 82.0 % 50-70
Limfosit L 14.1 % 25-40
Monosit 2.9 % 2-8
KIMIA KLINIK
SGOT 24 U/L 15-37
SGPT 42 U/L 16-63
Ureum Darah H 46.1 mg/dL 7.0-18.0
Kreatinin Darah 0.79 mg/dL 0.70-1.30
Glukosa Sewaktu 99 mg/dL <= 200
Natrium 128 mmol/L 134-146

16) Therapy

Nama Obat Dosis Tujuan


Untuk meringankan rasa sakit, seperti sakit
kepala, nyeri sendi, nyeri otot, dan lain-lain.
Antrain (IV) 3x500 mg
Terkadang digunakan juga untuk
menurunkan demam.
Mengurangi jumlah asam lambung dalam
Ranitidin (IV) 2x50 mg
perut
Mengatasi nyeri sedang hingga berat untuk
Ketorolak (IV) 3x30 mg
sementara
Sodium Chloride Sebagai elektrolit dengan fungsi
20 tpm
0,9% (Inf) untuk mengatur jumlah air dalam tubuh

B. Analisa Data
No Data Masalah Penyebab
1. Ds: Nyeri akut Agen cedera
a. Pasien mengatakan nyeri terasa di (00132) fisik
daerah pinggang setelah operasi.
Pengkajian:
P : Pasien mengatakan setelah jatuh
dari pohon ±4 hari yang lalu sudah
terasa nyeri,
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti
senod senod, seperti nyeri tumpul
atau kemeng yang terus-menerus,
R : Pasien mengatakan nyeri di
daerah pinggang melingkar
menjalar ke kaki yang terasa
kesemutan dan tebal
S : Skala nyeri 6 dari skala 1-10.
Pasien mengatakan nyeri sangat
dirasakan ketika sedang bergerak
walaupun sedikit, untuk berjalan
sudah sangat sakit, dibawa tidur
sakit tidak kunjung hilang,
T : Pasien mengatakan nyeri hilang
timbul, terkadang sangat terasa
nyeri,
b. Pasien mengatakan terasa
kesemutan di kedua tungkainya,
Do:
a. Pasien dengan HNP L4-L5.
b. Pasien tampak sesekali meringis
c. Pasien fokus pada diri sendiri
cenderung diam,
d. Terlihat megekspresikan nyeri
dengan gelisah
e. TD 120/80 mmHg, Nadi 80 x/m, R
20 x/m.
2. Ds : Inkontinensia Gangguan
a. Pasien mengatakan kadang waktu BAK urine refleks neurologis
tidak ada dorongan untuk BAK tapi (00018) diatas lokasi
tiba-tiba sudah keluar, pusat mikturisi
b. Pasien mengatakan sering minum, sakral
c. Pasien mengatakan tidak ada sensasi
penuhnya kandung kemih.
d. Pasien mengatakan sering haus
Do :
a. Pasien terpasang DC, jumlah urin 1800
mm/ 24 jam,
b. Membran mukosa kering
c. Turgor kulit kering
d. BB 60 kg, TB 165 cm
e. Pasien nampak minum 1-2 gelas
sebelum tidur.
3. Ds : Hambatan Gangguan
a. Pasien mengatakan tidak dapat bergerak Mobilitas Neuromuskuler
dengan leluasa, Fisik (00085)
b. Pasien mengatakan tidak nyaman,
c. Pasien mengatakan kesulitan dalam
membolak balikkan posisis.
Do :
a. Pasien tampak melakukan aktivitas lain
sebagai pengganti pergerakan (seperti:
meningkatkan perhatian pada aktivitas
orang lain)
b. Pasien sering mengeluh menceritakan
aktivitas sebelum sakit kepada perawat

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agen cidera fisik, ditandai oleh :
pengkajian PQRST, ekspresi wajah nyeri seperti meringis, mata tidak
fokus, adanya laporan perubahan aktivitas akibat nyeri,
2. Inkontinensia urine refleks (00018) berhubungan dengan Gangguan
neurologis diatas lokasi pusat mikturisi sakral, ditandai oleh :tidak ada
sesnsai penuhnya kandung kemih, ketidakmampuan memulai berkemih
secara volunter.
3. Hambatan Mobilitas Fisik (00085) berhubungan dengan gangguan
neuromuskular ditandai oleh : keterbatasan rentang gerak,
ketidaknyamanan, kesulitan membolak-balikkan posisi, penurunan
kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar dan halus,
meningkatkan perhatian kepada orang lain.

D. Intervensi Keperawatan
No Rencana Perawatan
Tgl Rasional Ttd
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
09/7 I Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
2018 perawatan 2x24 jam (1400)
diharapkan nyeri berkurang, 1. Lakukan pengkajian 1. Untuk memilih
(3016) nyeri komprehensif intervensi yg
Kriteria Hasil : yang meliputi loka- cocok dan untuk
si, karakteristik, du- mengevaluasi
Indikator A T
rasi, frekuensi, kua- keefektifan terapi
Nyeri terkontrol 2 4
litas, intensitas dan yang diberikan.
Mengambil 2 4
faktor pencetus,
tindakan untuk
2. Observasi adanya
mengontrol 2. Mencegah
petunjuk nonverbal
nyeri kemungkinan
Mengambil 2 4 mengenai
komplikasi.
tindakan untuk ketidaknyamanan,

memberikan 3. Gali bersama pasien


3. Untuk mencegah
kenyamanan faktor-faktor yang
terjadinya nyeri
Memberikan 2 4 dapat memperberat
yang berulang.
informasi atau menurunkan
tentang nyeri.
pembatasan 4. Berikan informasi
aktivitas 4. Informasi untuk
mengenai nyeri,
Ket : mengurangi
seperti penyebab
1 : Tidak puas ansietas yang
nyeri, berapa lama
2: Agak puas berhubungan
3 : Cukup puas nyeri dirasakan dan dengan sesautu
4 : Sangat puas antisipasi dari yang diperkirakan,
5 : Sepenuhnya puas ketidaknyamanan
dari prosedur, 5. Mencegah kea-
5. Kurangi faktor- daan yang akan
faktor yang dapat memperberat
meningkatkan atau nyeri.
mencetuskan nyeri
(misal: kelelahan,
keadaan monoton,
kurang
pengetahuan) 6. Mengontrol faktor
6. Kendalikan faktor
pencetus nyeri.
lingkungan yang
dapat mempenga-
ruhi respon pasien
terhadap ketidak-
nyamanan (misal:
suhu ruangan, pen-
7. Tindakan ini me-
cahayaan dan suara
mungkinkan pasien
bising),
untuk
7. Ajarkan penggunaan
mendapatkan rasa
teknik non
kontrol terhadap
farmakologi (seperti
nyeri.
hypnosis, relaksasi,
terapi bermain,
8. Istirahat dapat
terapi aktivitas, dll),
mengurangi ak-
8. Dukung
tivitas yang ber-
istirahat/tidur yang
lebihan sehingga
adekuat untuk
nyeri timbul, ti-rah
membantu
penurunan nyeri, baring dalam
dengan tirah baring posisi yang nya-
seperti: letakkan man memung-
pasien pada posisi kinkan pasien utk
semi fowler dengan menurunkan
tulang spinal, penekanan pada
pinggang dan lutut bagian tubuh
dalam keadaan tertentu dan
fleksi : posisi memfasilitasi
terlentang dengan terjadi reduksi dari
atau tanpa tonjolan diskus.
meninggikan kepala
9. Perlu untuk
10-30 derajat atau
menghilangkan
pada posisi lateral.
nyeri sedang
9. Berikan individu
sampai berat.
penurun nyeri yang
optimal dengan
peresepan analgesik.
II Setelah dilakukan tindakan Manajemen Cairan Manajemen Cairan
perawatan 2x24 jam (2080) 1. Tanda-tanda vital
diharapkan eliminasi urine 1. Monitor TTV yang sebagai acuan
normal (0503). sesuai, untuk mengetahui
Kriteria Hasil: 2. Jaga laju aliran infus keadaan umum
iv dengan tepat, pasien,
Indikator A T
3. Minimalkan asupan 2. Mengontrol intake
Pola eliminasi 4 5
minuman dengan cairan,
Intake cairan 4 5
diuretik, seperti : 3. Minuman diuretik
Mengenali 4 5
teh, kopi dapat mereabsorbsi
keinginan untuk
Latihan kandung air.
berkemih
Inkontinensia 4 5 kemih (0570) Lat. Kandung kemih

berkemih 1. Pertimbangkan 1. Menyiapkan


Ket : kemampuan untuk kesiapan kandung
1 : Sangat terganggu mengenali dorongan kemih,
2: Banyak terganggu pengosongan
3 : Cukup terganggu kandung kemih,
4 : Sedikit terganggu 2. Tentukan jadwal 2. Melatih bladder
5 : Tidak tergangggu interval eliminasi training,
tidak kurang dari 1
jam dan sebaiknya
tidak kurang dari 2
jam,
3. Anjurkan pasien 3. Mengembalikan
untuk secara sadar fungsi spingter
menahan urin kandung kemih
sampai saat buang
hajat yang
dijadwalkan.
III Setelah dilakukan tindakan Peningkatan latihan Peningkatan Lat.
perawatan 1x25 menit (0200) 1. Mengapersepsi dan
diharapkan pengetahuan: 1. Gali pengalaman meluruskan
promosi kesehatan dapat individu sebelumnya pemahaman
dipahami (1823). mengenai latihan . mengenai latihan,
Kriteria Hasil: 2. Gali hambatan untuk 2. Perlunya
melakukan latihan, bimbingan,
Indikator A T
3. Lakukan promosi 3. Pemahaman dan
Latihan rutin 2 4
kesehatan, demonstrasi,
yang efektif
Perilaku untuk 2 4 4. Intruksikan individu 4. Menghindari cede-

mencegah terkait teknik. ra selama latihan,

cedera yang 5. Dampingi individu 5. Menghindari hal-

tidak disengaja pada saat hal yang tidak


Ket : mengembangkan diperkirakan.
1 : Tidak ada pengetahuan program latihan
2 : Pengetahuan terbatas untuk memenuhi
3 : Pengetahuan sedang kebutuhannya.
4 : Pengetahuan banyak
5 : Pengetahuan sangat
banyak
Setelah dilakukan tindakan
perawatan 2x24 jam Terapi Latihan : Terapi Latihan :
diharapkan pergerakan sendi Mobilitas (Pergerakan Mobilitas
: panggul baik (0207). Sendi) (0224) (Pergerakan Sendi)
Kriteria Hasil: 1. Tentukan batasan 1. Untuk batasan
pergerakan sendi dalam melakukan
Indikator A T
dan efeknya latihan, dan
Fleksi dan 3 5
terhadap fungsi mencegah
Ekstensi lutut
sendi, terjadinya cedera.
lurus 90o (R dan
2. Jelaskan pada pasien 2. Menyelaraskan
L)
Rotasi internal 3 5 atau keluarga man- tujuan bersama,

40 o, eksternal faat dan tujuan me-

30o (R dan L) lakukan latihan


Abduksi 45o, dan 3 5 sendi.
Adduksi 30o 3. Inisiasi pengukuran 3. Memberikan
Ket :
kontrol nyeri batasan sesuai
1 : Deviasi berat dari
sebelum memulai kemampuan.
kisaran normal
latihan sendi.
2: Deviasi yang cukup besar
4. Lakukan latihan 4. Agar gerakan lati-
dari kisaran normal
ROM pasif, sesuai han selalu dibim-
3 : Deviasi sedang dari
indikasi. bing sesuai indi-
kisaran normal
5. Bantu untuk me- kasi.
4 : Deviasi ringan dari
lakukan pergerakan 5. Dilakukan secara
kisaran normal
sendi yang ritmis dinamis dan ritmis,
5 : Tidak ada deviasi dari
dan teratur sesuai
kisaran normal
kadar nyeri yang
bisa ditoleransi,
ketahanan dan per-
gerakan sendi.
6. Dukung ambulasi, 6. Mengembalikan
jika memungkinkan, aktivitas seperti
7. Sediakan dukungan semula.
positif dalam 7. Motivasi dapat
melakukan latihan menjadi sebuah
sendi. semangat yang
besar.

E. Implementasi
Hari,
No
Tgl/Ja Implementasi Respon Ttd
Dx
m
Senin, I 1. Melakukan pengkajian nyeri 1. Ds : Pasien mengatakan nyeri terasa
9Juli komprehensif yang meliputi di daerah pinggang setelah operasi.
2018 loka-si, karakteristik, durasi, Pengkajian:
11.00 frekuensi, kualitas, intensitas P : Pasien mengatakan setelah operasi
dan faktor pencetus, terasa nyeri
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti senod
senod, seperti nyeri tumpul atau
kemeng yang terus-menerus,
R : Pasien mengatakan nyeri di daerah
pinggang melingkar
S : Skala nyeri 5 dari skala 1-10. Pasien
mengatakan nyeri sangat dirasakan
ketika sedang bergerak walaupun
sedikit, untuk berjalan sudah sangat
sakit, dibawa tidur sakit tidak kunjung
hilang,
T : Pasien mengatakan nyeri hilang
timbul, terkadang sangat terasa nyeri,
Do: Pasien tampak sesekali meringis ketika
sedang bergerak, pasien terdengar
merengek, gelisah, fokus pada diri
sendiri cenderung diam.
I 2. Mengobservasi adanya 2. Do : Pasien tampak mengerutkan
petunjuk nonverbal mengenai dahi, memegangi daerah yang nyeri
ketidaknyamanan
11.30 I 1. Menggali bersama pasien 1. Ds : Pasien mengatakan sakit sangat terasa
faktor-faktor yang dapat ketika bergerak, dan sedikit menurun saat
memperberat atau diam.
menurunkan nyeri. Do : Pasien ketika tidur terlentang
sebentar tampak anteng, ketika sudah
terlalu lama dan ingin bergerak langsung
mengaduh.
I 2. Memberikan informasi 2. Ds : Pasien paham bahwa setelah operasi
mengenai nyeri, seperti daerah yang dioperasi akan terasa nyeri,
penyebab nyeri, berapa lama pasien mengatakan mengerti untuk
nyeri dirasakan dan antisipasi mengatisipasi ketidaknyamanan dengan
dari ketidaknyamanan dari dilakukan tirah baring.
prosedur, Do : Pasien menganggukkan kepala dan
memperhatikan penjelasan
I 3. Mengurangi faktor-faktor yg 3. Ds : Pasien mengatakan tidak akan stress
dapat meningkatkan atau yang menyebabkan merasa lelah fisik dan
mencetuskan nyeri (misal: batin, tidak akan ragu untuk latihan gerak
kelelahan, keadaan monoton, Do : Pasien kooperatif
kurang pengetahuan)
I 4. Mengendalikan faktor 4. Ds : Pasien mengatakan tidak nyaman
lingkungan yang dapat ketika jam besuk yang sangat bising,
mempengaruhi respon pasien Do :Pasien nampak menggerutu
terhadap ketidak-nyamanan
(misal: suhu ruangan, pen-
cahayaan dan suara bising),
12.15 I 1. Mengajarkan penggunaan 1. Ds : Pasien bertanya kenapa nyeri
teknik non farmakologi diredakan dengan latihan nafas, pasien
(latihan nafas dalam), mengatakan paham urutannya
Do : Pasien tampak mampu mengikuti
intruksi nafas dalam dengan baik dan
benar, mampu melakukannya, pasien
kooperatif.
12.40 II 1. Monitor TTV 1. Do : TD 120/80 mmHg, Nadi 80 x/m, R
20 x/m, S : 36oC
2. Menjaga laju aliran infus 2. Do : 20 tpm.
13.00 II 1. Menganjurkan jangan minum 1. Do : Pasien kooperatif
teh ataupun kopi terlebih
dahulu
13.30 I 1. Menganjurkan istirahat, 1. Ds : Pasien mengatakan belum
Memposisikan semi fowler mengantuk, masih nyeri belum bisa tidur
Do : Pasien sedang mengobrol dengan
istrinya.
14.00 III 1. Menggali pengalaman pasien 1. Ds : Pasien mengatakan tidak mau banyak
tentang latihan gerak bergerak takut jahitannya lepas, namun
jika berdiam diri terlentang nyeri juga
Do : Pasien menjawab dengan nada sedikit
tinggi saat mengatakan takut bergerak.
III 2. Menggali hambatan untuk 2. Ds : Pasien mengatakan masih nyeri kalo
melakukan latihan. bergerak,
III 3. Melakukan promosi 3. Ds : Pasien dapat mengikuti dengan baik
kesehatan, Do : Pasien kooperatif mengikuti
III 4. Mengintruksikan individu 4. Do : Pasien kooperatif
terkait teknik.
III 5. Mendampingi individu pada 5. Ds : Pasien lupa-lupa ingat urutan gerakan
saat mengembangkan Do : Pasien setelah melakukan selalu
program latihan untuk bertanya urutan dan gerakan betul atau
memenuhi kebutuhannya. tidak.
Selasa, II 1. Mempertimbangkan 4. Ds : Pasien mengatakan tidak kerasa
10 Juli kemampuan untuk mengenali BAKnya sudah tuntas atau belum
2018 dorongan pengosongan kan-
21.00 dung kemih,
II 2. Tentukan jadwal interval 5. Ds : Pasien dan keluarga mengatakan
eliminasi tidak kurang dari 1 paham
jam dan sebaiknya tidak Do : Mengikuti intruksi dengan baik
kurang dari 2 jam,
II 3. Menganjurkan pasien untuk 6. Ds : Pasien mengatakan akan langsung
secara sadar menahan urin ngomong ke istrinya jika ingin BAK.
sampai saat buang hajat yang
dijadwalkan.
22.00 I 1. Menganjurkan istirahat 1. Do : Pasien kooperatif
kepada pasien.
23.00 I 1. Memberikan terapi 1. Do : Antrain 3x500 mg IV
Ranitidin 2x50 mg IV
Ketorolac 3x30 mg IV
01.00 I 2. Mengobservasi latihan nafas 1. Ds : Pasien mengatakan terbangun karena
dalam kepada pasien karena tiba-tiba merasakan nyeri
nyeri tidak berkurang Do : Pasien nampak meringis dan
mendesis sakit
II 3. Melatih teknik hypnosis 2. Ds : Pasien mengatakan lebih rileks
untuk mengurangi nyeri Do : Pasien tampak sudah terlelap
05.00 II 1. Mengevaluasi bladder 1. Ds : Pasien mengatakan sudah terasa
training. ketika akan BAK
2. Melakukan TTV 2. Do : TD : 120/70 mmHg, S : 36,6 o, Rr :
23x/menit, N : 74x/menit
06.30 I 1. Mengkaji nyeri 1. Ds : Pasien mengatakan nyeri masih terasa
P : Pasien mengatakan setelah operasi
terasa nyeri
Q : Pasien mengatakan nyeri senod-senod
R : Pasien mengatakan nyeri di daerah
pinggang melingkar
S : Skala nyeri 4 dari skala 1-10.
T : Pasien mengatakan nyeri sesekali
timbul.
III 2. Melakukan latihan 2. Do : Pasien melakukan dengan ritmis
pergerakan sendi

F. Evaluasi
Hari,Tgl No
No Evaluasi TTd
Jam Dx
1. Senin, 9 I S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
Juli P : Pasien mengatakan setelah operasi terasa nyeri
2018 Q : Pasien mengatakan nyeri seperti senod senod, dan
15.00 kemeng yang terus-menerus,
R : Pasien mengatakan nyeri di daerah pinggang melingkar
S : Skala nyeri 5 dari skala 1-10. Pasien mengatakan nyeri
sangat dirasakan ketika sedang bergerak walaupun
sedikit, untuk berjalan sudah sangat sakit, dibawa tidur
sakit tidak kunjung hilang,
T : Pasien mengatakan nyeri hilang timbul, terkadang
sangat terasa nyeri,
O : Pasien tampak sesekali meringis dan mengaduh, tampak
sudah bisa melakukan latihan nafas dalam untuk mengurangi
nyeri, Hasil TTV : TD 120/80 mmHg, Nadi 80 x/m, R 20
x/m, S : 36oC
A : Masalah teratasi sebagian

Indikator Awal Tujuan Hasil


Nyeri terkontrol 2 4 3
Mengambil tindakan untuk 2 4 3
mengontrol nyeri
Mengambil tindakan untuk 2 4 3
memberikan kenyamanan
Memberikan informasi tentang 2 4 3
pembatasan aktivitas
Ket :
1 : Tidak puas
2: Agak puas
3 : Cukup puas
4 : Sangat puas
5 : Sepenuhnya puas
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji nyeri,
- Latih teknik non farmakologi lainny,
- Lanjutkan therapi
Senin, 9 II S : Pasien mengatakan masih belum merasakan ketika ingin
Juli BAK, masih sering minum
2018 O : Pasien lemas, pucat, seperti tidak bertenaga, turgor kulit
kembali >3s
A : Masalah belum teratasi

Indikator Awal Tujuan Hasil

Pola eliminasi 3 5 3
Intake cairan 3 5 3
Mengenali keinginan 3 5 3
untuk berkemih
3 5 3
Inkontinensia berkemih
Ket :
1 : Sangat terganggu
2: Banyak terganggu
3 : Cukup terganggu
4 : Sedikit terganggu
5 : Tidak tergangggu
P :Lanjutkan intervensi,
Kaji TTV,
Latihan bladder training,
Hitung intake output cairan,
Senin, 9 III S : Pasien mengatakan masih sulit untuk bergerak namun
Juli sudah tau cara latihan pergerakan sendi
2018 O : Pasein tampak gelisah, berfokus pada diri sendiri, mampu
melakukan latihan pergerakan sendi dengan baik.
A : Masalah teratasi sebagian

Indikator Awal Tujuan Hasil


Latihan rutin yang 2 4 3
efektif
Perilaku untuk 2 4 3
mencegah cedera yang
tidak disengaja
Ket :
1 : Tidak ada pengetahuan
2 : Pengetahuan terbatas
3 : Pengetahuan sedang
4 : Pengetahuan banyak
5 : Pengetahuan sangat banyak

Masalah teratasi sebagian

Indikator Awal Tujuan Hasil


Fleksi dan Ekstensi lutut 3 5 4
lurus 90o (R dan L)
Rotasi internal 40 o, 3 5 4
eksternal 30o (R dan L)
Abduksi 45o, dan 3 5 4
Adduksi 30o
Ket :
1 : Deviasi berat dari kisaran normal
2: Deviasi yang cukup besar dari kisaran normal
3 : Deviasi sedang dari kisaran normal
4 : Deviasi ringan dari kisaran normal
5 : Tidak ada deviasi dari kisaran normal
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi latihan pergerakan sendi
2. Selasa, I S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
10 Juli P : Pasien mengatakan setelah operasi terasa nyeri
2018 Q : Pasien mengatakan nyeri senod-senod
07.00 R : Pasien mengatakan nyeri di daerah pinggang melingkar
S : Skala nyeri 4 dari skala 1-10.
T : Pasien mengatakan nyeri sesekali timbul.
O : Pasien tampak sesekali meringis, sudah bisa melakukan
latihan nafas dalam dan teknik hypnosis untuk mengurangi
nyeri, Hasil TTV : TD 110/70 mmHg, Nadi 74 x/m, R 23 x/m,
S : 36,6oC
A : Masalah teratasi sebagian

Indikator Awal Tujuan Hasil

Nyeri terkontrol 2 4 3
Mengambil tindakan untuk 2 4 4
mengontrol nyeri
Mengambil tindakan untuk 2 4 4
memberikan kenyamanan
Memberikan informasi tentang 2 4 4
pembatasan aktivitas
Ket :
1 : Tidak puas
2: Agak puas
3 : Cukup puas
4 : Sangat puas
5 : Sepenuhnya puas
P : Lanjutkan intervensi
- Lanjutkan therapi
Selasa, II S : Pasien mengatakan sudah sedikit merasakan ketika ingin
10 Juli BAK
2018 O : pasien tampak lebih nyaman, mampu melakukan latihan
07.00 perkemihan, turgor kulit 3s
A : Masalah teratasi sebagian

Indikator Awal Tujuan Hasil

Pola eliminasi 3 5 4
Intake cairan 3 5 4
Mengenali keinginan 3 5 4
untuk berkemih
3 5 4
Inkontinensia berkemih
Ket :
1 : Sangat terganggu
2: Banyak terganggu
3 : Cukup terganggu
4 : Sedikit terganggu
5 : Tidak tergangggu
P :Lanjutkan intervensi,
Kaji TTV,
Hitung intake output cairan,
Selasa, III S : Pasien mengatakan bergerak banyak sudah mendingan,
10 Juli sudah tau cara latihan pergerakan sendi
2018 O : Pasein tampak mampu melakukan latihan pergerakan sendi
07.00 dengan baik.
A : Masalah teratasi sebagian
Indikator Awal Tujuan Hasil
Latihan rutin yang 2 4 3
efektif
Perilaku untuk 2 4 3
mencegah cedera yang
tidak disengaja
Ket :
1 : Tidak ada pengetahuan
2 : Pengetahuan terbatas
3 : Pengetahuan sedang
4 : Pengetahuan banyak
5 : Pengetahuan sangat banyak

Masalah teratasi sebagian

Indikator Awal Tujuan Hasil


Fleksi dan Ekstensi lutut 3 5 5
lurus 90o (R dan L)
Rotasi internal 40 o, 3 5 5
eksternal 30o (R dan L)
Abduksi 45o, dan 3 5 5
Adduksi 30o
Ket :
1 : Deviasi berat dari kisaran normal
2: Deviasi yang cukup besar dari kisaran normal
3 : Deviasi sedang dari kisaran normal
4 : Deviasi ringan dari kisaran normal
5 : Tidak ada deviasi dari kisaran normal
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi latihan pergerakan sendi

Anda mungkin juga menyukai