Anda di halaman 1dari 46

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2020 pukul 13.00 Wita di
ruang Flamingo RSUD Wangaya dengan teknik wawancara, observasi,
pemeriksan fisik dan catatan medik pasien.
a. Pengumpulan data
1) Identitas Pasien
Penanggung (Ayahnya)
Nama : MW BA
Umur : 75 th 40 th
Jenis kelamin : Perempuan Laki-laki
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan :- SD
Pekerjaan :- Buruh
Status : Kawin Kawin
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia
Alamat : Jl. Sakura 111/2Denpasar
No CM : 035537
MRS : 12 Juli 2020

2) Alasan dirawat
a) Keluhan Utama
(1) Saat Masuk rumah sakit
Pasien mengatakan sakit pada paha kanannya setelah jatuh
(2) Keluhan Saat Pengkajian
Pasien mengeluh nyeri pada paha kanannya terutama saat
bergerak.
b) Riwayat Penyakit
(1) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dan keluarga mengatakan pada hari selasa tanggal
12 Juli 2020 sekitar jam 08.00 Wita jatuh dihalaman
rumahnya karena licin, dimana pasien mengatakan posisi
jatuhnya terduduk dan disanggah kedua taangan , setelah
jatuh pasien mengatakan tidak bisa bangun lagi. Kaki kanan
terutama paha sangat sulit digerakkan dan terasa sangat
sakit. Oleh keluarga pasien diajak ke ke RSUD Wangaya,
jam 09.00 pasien di terima di ruang UGD. Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik dan foto ronxen pasien
dinyatakan mengalami Fraktur Tertutup Humerus Dextra
dan direncanakan melakukan pembedahan pada tgl 16 Juli
2020 sehingga pasien dirawat di ruang Flaminggo. Diantar
oleh keluarga dan petugas, pasien diterima di ruangan pada
pukul 12.00. Selama di ruang flaminggo pasien mendapat
terapi analgetik dan antibiotik. Persiapan operasi dilakukan
pada tgl 15 Juli 2015 . Dimana mulai jam 12.00 pasien di
puasakan. Pada pagi hari pasien juga dilakukan mandi
besar, pengecekan TTV. Pasien dibawa ke ruang operasi
tanggal 16 Juli 2020 pada pukul 07.30 wita pasien
dipindahkan dari brankar ke meja operasi. Pasien di
anastesi dengan General Anastesi (GA) menggunakan
propofol 200 mg. Posisi pasien terlentang, respirasi
spontan, infus yang terpasang IVFD RL. Dengan
premedikasi cedantron 4mg dan medikasi ketopain 30 mg,
lipuro 400mg dan melalui drip ketese 100 mg, Dolana 200
mg. Operasi dimulai pukul 08.00 wita dan dilakukan incisi
lateral pada daerah operasi. Lengan kanan pasien sudah
terpasang screws schanz. Operasi berakhir pukul 09.00
wita, di recovery room selama 15 menit dan pada lengan
kanan pasien dibalut elastis bandage. Alderet score pasien
selama operasi kesadaran = 2, kardiovaskuler=2,
Respirasi= 2, Warna kulit= 2 dan aktivitas = 2. Score= 10.
Selesai operasi pasien dibawa kembali ke ruang flamingo
untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut, Therapy dari IBS
adalah IVFD RL 20tetes/menit, cabang Dex 5 % 24 tetes
mikro /menit, Ketese 3 x 500 mg.
Diagnosa Medis : Post ORIF Fraktur
Tertutup Humerus Dextra
Therapi Medis Tanggal 27 Juni 2020
IVFD RL 20 tetes/ menit.
Ketese :3x 2, 5 ml
Cefotaxime 3 x 1 gram
Ketese Tablet : 1x 500 mg (Malam)

(2) Riwayat Penyakit Sebelumnya


Pasien mengatakan tidak pernah patah tulang sebelumnya.
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit Jantung, Asma,
TBC dan penyakit menular lainnya.
(3) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menular dan penyakit keturunan, seperti
osteoporosis, asma, kencing manis, jantung, hipertensi, dll

3) Data Bio-Psiko-Sosial –Spiritual


a) Data Sosial
(1) Bernafas
Pasien mengatakan sebelum sakit, selama sakit dan saat
pengkajian tidak mengalami kesulitan dalam bernafas baik
dalam menarik maupun mengeluarkan nafas.
(2) Makan-minum
(a) Makan
Sebelum sakit dan selama sakit pasien mengatakan tidak
mengalami kesulitan dalam makan, pasien biasa makan
3x sehari dengan menu nasi sayur, lauk pauk kadang –
kadang di tambah buah, pasien tidak mengatakan ada
makananpantangan dan habis satu porsi tiap kali makan.
Saat pengkajian pasien masih mengatakan dalam
pengaruh anastesi, sehingga harus menjalani puasa
sampai menunggu ada kentut dan efek anastesi hilang,
dan pasien mengatakan lapar.
(b) Minum
Sebelum sakit dan selama sakit pasien mengatakan tidak
mengalami gangguan dalam minum. Pasien biasa minum
± 7 – 8 gelas sehari (2100 - 2400 cc). Saat pengkajian
pasien dalam pengaruh anastesi sehingga pasien tidak
boleh minum sampai ada kentut atau efek anastesi hilang.
Pasien mengatakan haus dan ingin minum.
(3) Eliminasi
(a) Buang Air Besar (BAB) :
Sebelum sakit dan selama sakit pasien mengatakan tidak
mengalami gangguan dalam BAB. Pasien mengatakan
biasa BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek, warna
kuning kecoklatan dan bau khas feses. Saat pengkajian
pasien mengatakan belum BAB sejak tadi pagi.
(b) Buang Air Kecil (BAK) :
Pasien mengatakan sebelum sakit maupun selama sakit
pasien biasa BAK 4-5 kali sehari (600 – 1400 cc) dengan
konsistensi warna kuning jernih, bau pesing, dan saat
pengkajian pasien mengatakan belum BAK.
(4) Gerak aktivitas
Sebelum sakit pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan
dalam gerak aktivitasnya sehari-hari. Selama sakit dan saat
pengkajian pasien mengatakan tidak bisa menggerakkan
tangannya karena baru selesai menjalani operasi.

(5) Istirahat tidur.


Sebelum sakit dan selama sakit pasien mengatakan tidak
mengalami kesulitan dalam tidur, pasien biasa tidur ( 7-8
jam), tidur malam pukul 22.00-06.00 wita dan kadang-
kadang tidur siang selama ± 1-2 jam, saat pengkajian pasien
dalam keadaan berbaring di tempat tidur.
(6) Kebersihan Diri
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa mandi 2x sehari,
ganti pakaian 1x sekali, cuci rambut 1x seminggu, gosok gigi
2x sehari, selama sakit dan saat pengkajian pasien dalam
keadaan bersih. Pasien tampak dilap di tempat tidur oleh
keluarga. Kebersihan pasien cukup.
(7) Pengaturan Suhu Tubuh
Sebelum sakit, selama sakit dan saat pengkajian pasien
mengatakan belum pernah mengalami peningkatan suhu
tubuh yang sangat tinggi.
b) Data Psikologis
(1) Rasa nyaman (Nyeri)
Sebelum sakit pasien mengatakan belum pernah merasakan
nyeri hebat seperti saat sakit patah tulang. Selama sakit
pasien merasakan nyeri seperti dihantam benda berat Saat
pengkajian pasien mengatakan nyeri pada lengan kanannya
karena baru selesai menjalani operasi. Pasien mengatakan
skala nyeri 2 dari (0-10) skala nyeri yang diberikan. Nyeri
dirasakan saat pasien menggeser dan menggerakkan
tangannya. Pasien tampak meringis.
(2) Rasa aman (Cemas)
Sebelum sakit pasien belum pernah merasakan cemas seperti
saat sakit patah tulang ini. Selama sakit pasien mengatakan
sangat khawatir dengan keadaannya. Saat pengkajian pasien
bertanya – tanya tentang keadaannya, pengobatan dan lama
perawatan. Pasien tampak bingung dan bertanya tentang
perawatan luka .
c) Data Sosial
(1) Sosial
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga, perawat,
begitu pula dengan pasien lainnya baik. Pasien tampak
kooperatif saat diberikan tindakan oleh perawat.
(2) Bermain dan rekreasi
Pasien mengatakan biasa jalan – jalan bersama teman –
temannya.
(3) Prestasi
Pasien mengatakan selama ini tidak pernah mempunyai
prestasi yang membanggakan.
(4) Pengetahuan
Pasien mengatakan kurang mengerti tentang keadaannya,
pengobatan dan lama perawatan.
d) Data Spiritual
Pasien beragama hindu dan biasanya melakukan
persembahyangan pada hari – hari tertentu. Seperti Purnama dan
hari – hari besar lainnya.
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
(1) Kesadaran : Compos Mentis
(2) Bangun tubuh : Sedang
(3) Postur tubuh : Tegak
(4) Keadaan kulit : Turgor kulit kurang elastis, sianosis tidak
ada, edema ekstremitas tidak ada, capilary
refill 2 detik.

b) Gejala kardinal
Tekanan darah : 140/80 mmhg
Nadi : 98x/menit
Suhu : 36 ºC
Respirasi : 22x/menit
c) Ukuran – ukuran
Berat Badan sebelum sakit : 56 kg
Berat Badan saat pengkajian : 56 kg
Tinggi Badan : 170 cm

d) Keadaan Fisik
(1) Kepala : Keadaan kepala bersih, penyebaran rambut
merata, kebersihan cukup, benjolan tidak ada,
nyeri tekan tidak ada.
(2) Wajah : Bentuk simetris, tidak pucat, edema tidak ada,
nyeri tekan tidak ada.
(3) Mata : Bentuk simetris, sklera putih, konjungtiva merah
muda, pergerakan bola mata dapat melihat ke
segala arah, pupil isokor, reflek pupil +/+, nyeri
tekan tidak ada.
(4) Hidung : Bentuk simetris, penumpukan secret tidak ada,
pernafasan cuping hidung tidak ada, nyeri tekan
tidak ada.
(5) Telinga : Bentuk simetris, serumen tidak ada, pasien dapat
mendengar detak arloji 30 cm, nyeri tekan tidak
ada.
(6) Mulut : Bentuk simetris, mukosa bibir kiring, kebersihan
cukup, perdarahan gusi tidak ada, stomatitis
tidak ada, pembesaran tonsil tidak ada.
(7) Leher : Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, bendungan
vena jungularis tidak ada.
(8) Thorak : Bentuk simetris, pergerakan dada simetris,
retraksi otot dada tidak ada, wheezing -/-, ronchi
-/-, irama jantung S1 S2 tunggal regular, suara
jantung tambahan gallop tidak ada, suara
jantung tambahan murmur tidak ada.
(9) Abdomen : Bentuk simetris, bising usus 5 x/menit, distensi
tidak ada, asites tidak ada, pembesaran hati tidak
ada.
(10) Ekstremitas :
Atas Kanan : Terdapat luka post ORIF pada lengan kanan atas
yang dibalut elastis bandage, gerakan kurang
terkoordinir.
Atas Kiri : Terpasang IVFD RL 20tetes/menit cabang Dex
5% 24 tetes mikro/menit. Pergerakan
terkoordinir, edema ekstremitas tidak ada,
sianosis tidak ada, lesi tidak ada. Tampak ada
luka gores sepanjang 5 cm dengan kedalaman 1
cm. luka di hecting dan dittup has steril.
Bawah : Pergerakan terkoordinir, edema ekstremitas
tidak ada, sianosis tidak ada, lesi tidak ada.
Tampak ada luka lecet pada punggung kaki, luas
5x 10 cm. luka tampak mulai mongering dan
sudah dibersihkan serta diolesi betadine
Kekuatan otot : # 555
555 555
(11) Genetalia : Kebersihan cukup, lesi tidak ada.
(12) Anus : Kebersihan cukup.

b) Data Penunjang
(1) Foto Rontgen tgl 12 Juli 2020
Humerus Dexstra AP / Lateral
(2) Data Laboratorium Darah Lengkap Tgl 12 Juli 2020
Parameter Result Units Normal Range
WBC 12.3 10^3/UL 4 – 11
RBC 3.9 10^3/UL 3.5 – 5.5
HGB 12.1 g/dl 11.5 – 16
HCT 36.80 % 35 – 54
MCV 93.9 fl 86 – 100
MCH 30.9 pg 27 – 31
MCHC 33 g/dl 32 – 36
RDW-SD 46.1 fl 35 – 47
PLT 204 10^3/UL 150 – 450
PDW 12, 9 fl 8 – 18
MPV 10, 2 fl 6 – 10
P-LCR 26.6 % 15 – 25
LYM# 2.5 10^3/UL 1 – 3.6
MXD# 1.0 10^3/UL 2 – 7.7
NEUT# 5.8 10^3/UL 2.2 – 6.8
LYM% 27.4 % 25 – 33
MXD% 10.5 % 3 – 10
NEUT% 62.1 % 54 - 62

(3) Data Tambahan bila kasus pre dan post


Intra Operasi
Pasien dibawa ke ruang operasi tanggal 27 Juni 2020 pada pukul 07.30
wita pasien dipindahkan dari brankar ke meja operasi. Pasien di anastesi
dengan General Anastesi (GA) menggunakan propofol 200 mg. Posisi
pasien terlentang, respirasi spontan, infus yang terpasang IVFD RL.
Dengan premedikasi cedantron 4mg dan medikasi ketopain 30 mg,
lipuro 400mg dan melalui drip ketese 100 mg, Dolana 200 mg. Operasi
dimulai pukul 08.00 wita dan dilakukan incisi lateral pada daerah
operasi. Lengan kanan pasien sudah terpasang screws schanz. Operasi
berakhir pukul 09.00 wita, di recovery room selama 15 menit dan pada
lengan kanan pasien dibalut elastis bandage. Alderet score pasien selama
operasi kesadaran = 2, kardiovaskuler=2, Respirasi= 2, Warna kulit= 2
dan aktivitas = 2. Score= 10. Selesai operasi pasien dibawa kembali ke
ruang flamingo untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut, Therapy dari
IBS adalah IVFD RL 20tetes/menit, cabang Dex 5 % 24 tetes mikro
/menit, Ketese 3 x 500 mg.
Data pengkajian post op yang fokus
B. ANALISA DATA
ANALISA DATA KEPERAWATAN PASIEN Tn. MW
DENGAN POST ORIF O/K FRAKTUR TERTUTUP HUMERUS
DEXTRA HARI Ke-0DIRUANG FLAMINGGO RSUD WANGAYA
TANGGAL 16–18 JULI 2020

No
Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan
.
1. -pasien mengatakan tidak bisa - pasien tampak di lap di tempat Hambatan Mobilitas Fisik
menggerakkan tangannya kecuali tidur
dibantu karena baru selesai - tangan kanan pasien tampak sulit
menjalani operasi. di gerakkan
- TTV :
TD = 140/80 mmhG
N = 98x/menit
RR = 22x/menit
-kekuatan otot pasien :
# 555
555 555

2. - pasien mengatakan nyeri pada - pasien tampak meringis Nyeri Akut


lengan kanan atas -TTV :
P : pasien mengeluh nyeri pada TD = 140/80 mmHg
lengan kanan atasnya N = 98x/menit
Q : nyeri seperti dihantam benda RR = 22x/menit
berat
R : nyeri pada lengan kanan
S : skala nyeri 2 dari (0-10)
T : Nyeri dirasakan saat pasien
menggeser dan menggerakkan
tangannya.
-Pasien mengatakan tidak dapat
menggerakan tangan kanannya
karena nyeri
3. - pasien mengatakan nyeri pada -Terdapat luka post ORIF pada Kerusakan Integritas Kulit
lengan kanannya karena baru lengan kanan atas yang dibalut
selesai menjalani operasi. elastis bandage, tampak gerakan
kurang terkoordinir.
- Tampak ada luka gores di
ekstermitas atas kiri sepanjang 5
cm dengan kedalaman 1 cm. luka
di hecting dan dittup has steril.

-Tampak ada luka lecet pada


punggung kaki, luas 5x 10 cm.
luka tampak mulai mongering dan
sudah dibersihkan serta diolesi
betadine.

4. - Selama sakit pasien mengatakan Pasien tampak bingung dan Defisit Pengetahuan
sangat khawatir dengan bertanya tentang perawatan luka.
keadaannya.

- Saat pengkajian pasien bertanya


tanya tentang keadaannya,
pengobatan dan lama perawatan.

-Pasien mengatakan kurang


mengerti tentang keadaannya,
pengobatan dan lama perawatan.
C. RUMUSAN MASALAH
1) Hambatan mobilitas fisik
2) Nyeri akut
3) Kerusakan integritas kulit
4) Defisit pengetahuan
D. ANALISA MASALAH
1) P : hambatan mobilitas fisik
E : gangguan muskuloskeletal
S :pasien mengatakan tidak bisa menggerakkan tangannya kecuali dibantu
karena baru selesai menjalani operasi, pasien tampak di lap di tempat tidur,
tangan kanan pasien tampak sulit di gerakkan, TTV : TD = 140/80 mmhG, N
= 98x/menit, RR = 22x/menit, kekuatan otot pasien : # 555
555 555
Proses terjadinya :gangguan muskoloskelektal (kerusakan integritas struktur
tulang ) akibat post orif o/k fraktur tertutup humerus dektra sehingga
terjadinya gangguan fungsi eksfremitas menimbulkan masalah hambatan
mobilitas fisik.
Akibat jika tidak ditanggulangi :pasien akan mengalami kekakuan otot dan
sendi sehingga memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan resiko
terkena dekubitus (luka tekan).
2) P :nyeri akut
E :cedera fisik (terputusnya kontinuitas jaringan spasme otot)
S :pasien mengatakan nyeri pada lengan kanan atas, P : pasien mengeluh
nyeri pada lengan kanan atasnya, Q : nyeri seperti dihantam benda berat,
R : nyeri pada lengan kanan, S : skala nyeri 2 dari (0-10), T : Nyeri
dirasakan saat pasien menggeser dan menggerakkan tangannya, Pasien
mengatakan tidak dapat menggerakan tangan kanannya karena nyeri,
pasien tampak meringis, TTV : TD = 140/80 mmHg, N = 98x/menit, RR
= 22x/menit, S = 36℃, Terpasang infus IVFD RL 20 tetes/ menit.
Proses terjadinya :Fraktur terjadi bila tulang dikenai stres yang lebih
besar dari yang dapat diabsorbsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh
pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak dan bahkan
kontraksi otot esktrem. Meskipun tulang patah dan jaringan sekitarnya
juga akan terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan
ke otot dan sendi,dislokasi sendi,ruptur tendo, kerusakan saraf dan
kerusakan pembuluh darah.
Akibat jika tidak ditanggulangi :Jika nyeri tidak ditangani secara benar
maka dapat menyebabkan kerusakan jaringan lebih lanjut
3) P : kerusakan intergritas kulit
E :fraktur tetutup
S :pasien mengatakan nyeri pada lengan kanannya karena baru selesai
menjalani operasi, Terdapat luka post ORIF pada lengan kanan atas yang
dibalut elastis bandage, tampak gerakan kurang terkoordinir, Tampak ada
luka gores di ekstermitas atas kiri sepanjang 5 cm dengan kedalaman 1
cm. luka di hecting dan dittup has steril, Tampak ada luka lecet pada
punggung kaki, luas 5x 10 cm. luka tampak mulai mongering dan sudah
dibersihkan serta diolesi betadine.
Proses terjadinya : dikarenakan terjadinya fraktur tertutup sehingga
dilakukan pembedahan atau membuat luka baru untuk melaksanakan
proses pembedahan dalam penyatuan tulang yang patah sehingga
timbulnya luka dan mengakibatkan kerusakan pada integritas kulit.
Akibat jika tidak ditanggulangi : akan menyebabkan infeksi pada kulit.
4) P :defisit pengetahuan
E :kurangnya pengetahuan tentang perawatan pasca operasi
S : Selama sakit pasien mengatakan sangat khawatir dengan keadaannya,
Saat pengkajian pasien bertanya tanya tentang keadaannya, pengobatan
dan lama perawatan, Pasien mengatakan kurang mengerti tentang
keadaannya, pengobatan dan lama perawatan,Pasien tampak bingung dan
bertanya tentang perawatan luka.
Proses terjadinya : karena kurang informasi tentang perawatan post
operasi sehingga pasien kurang mengetahui tentang perawatan pasca
operasu.
Akibat jika tidak ditanggulangi : pasien tidak kooperatif terhadap
perawatan yang diberikan.
II. Diagnosa Keperwatan
1) hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuloskeletal ditandai dengan pasien mengatakan tidak bisa
menggerakkan tangannya kecuali dibantu karena baru selesai
menjalani operasi, pasien tampak di lap di tempat tidur, tangan
kanan pasien tampak sulit di gerakkan, TTV : TD = 140/80 mmhG,
N = 98x/menit, RR = 22x/menit, S = 36℃, kekuatan otot pasien :
# 555
555 555
2) nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik (terputusnya
kontinuitas jaringan spasme otot) ditandai dengan
pasienmengatakan nyeri pada lengan kanan atas, P : pasien
mengeluh nyeri pada lengan kanan atasnya, Q : nyeri seperti
dihantam benda berat, R : nyeri pada lengan kanan, S : skala nyeri
2 dari (0-10), T : Nyeri dirasakan saat pasien menggeser dan
menggerakkan tangannya, Pasien mengatakan tidak dapat
menggerakan tangan kanannya karena nyeri, pasien tampak
meringis, TTV : TD = 140/80 mmHg, N = 98x/menit, RR =
22x/menit, S = 36ºC, Terpasang infus IVFD RL 20 tetes/ menit.

3) kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan fraktur tetutup


ditandai denganpasien mengatakan nyeri pada lengan kanannya
karena baru selesai menjalani operasi, Terdapat luka post ORIF
pada lengan kanan atas yang dibalut elastis bandage, tampak
gerakan kurang terkoordinir, Tampak ada luka gores di ekstermitas
atas kiri sepanjang 5 cm dengan kedalaman 1 cm. luka di hecting
dan dittup has steril, Tampak ada luka lecet pada punggung kaki,
luas 5x 10 cm. luka tampak mulai mongering dan sudah
dibersihkan serta diolesi betadine.

4) defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan


tentang perawatan pasca operasi ditandai dengan pasien
mengatakan sangat khawatir dengan keadaannya, Saat pengkajian
pasien bertanya tanya tentang keadaannya, pengobatan dan lama
perawatan, Pasien mengatakan kurang mengerti tentang
keadaannya, pengobatan dan lama perawatan, Pasien tampak
bingung dan bertanya tentang perawatan luka.
III. Perencanaan Keperawatan
a. Prioritas Diagnosa Keperawatan
prioritas dignosa keperawatan berdasarkan 14 kebutuhan dasar
manusia menurut virginia hendersen :
1) Breath normally (bernapas dengan normal)
2) Eat and drink adequately (kebutuhan makan dan minum
yang adekuat)
3) Eliminate body wastes (kebutuhan eliminasi)
4) Move and maintain desirable postures (kebutuhan bergerak
dan dapat mempertahankan postur tubuh dengan baik
5) Sleep and rest (kebutuhan tidur dan beristirahat)
6) Select suitable clothes; dress and undress (kebutuhan
berpakaian)
7) Maintain body temperature within a normal range by
adjusting clothing and modifying the environment
(mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal, dengan
menyesuaikan pakaian dan memodifikasi lingkungan)
8) Keep the body clean and well groomed and protect the
integument (menjaga tubuh tetap bersih dan melindungi
kulit)
9) Avoid dangers in the environment and avoid injuring others
(menghindari bahaya lingkungan dan menghindari cedera
orang lain)
10) Communicate with others in expressing emotions, needs,
fears, or opinions (Berkomunikasi dengan orang lain untuk
mengungkapkan perasaan emosi, kebutuhan, ketakutan atau
pendapat)
11) Worship according to ones’s faith (mempercayai
keimanan/ketuhanan)
12) Work in such a way that there is a sense of accomplishment
(Kebutuhan akan pekerjaan dan penghargaan)
13) Play or participate in various forms of recreation (kebutuhan
akan hiburan atau rekreasi)
14) Learn, discover, or satisfy the curiosity that leads to normal
development and health and use the available health
facilities (Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin
tahu dan dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
b. Rencana Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN PASIEN Tn.MW
DENGAN POST ORIF O/K FRAKTUR TERTUTUP HUMERUS DEXTRA
HARI Ke-0DIRUANG FLAMINGGO RSUD WANGAYA
TANGGAL 16–18 JULI 2020
No HARI/ DIAGNOSA RENCANA TUJUAN RENCANA RASIONAL
. TANGGA KEPERAWATAN TINDAKAN
L
1. Kamis, 16 Hambatan Setelah dilakukan 1.observasi 1.untuk mengetahui
juli 2020 mobilitas fisik asuhan keperawatan kemampuan factor yang
berhubungan selama 3x24 jam mobilisasi pasien mempengaruhi
dengan gangguan diharapkan hambatan sesuai indikasi keterbatasan gerak
muskuloskeletal mobilitas fisik dapat setiap 8 jam pasien
ditandai dengan terasi dengan kriteria
pasien hasil : 2.Latih keluarga 2.untuk melatih
mengatakan tidak 1. pasien dapat untuk membantu pasien melakukan
bisa meningkatkan pasien dalam pergerakan
menggerakkan aktivitas melakukan
tangannya kecuali 2. menunjukkan mobilisasi 3.Untuk
dibantu karena peningkatan meningkatkan
baru selesai mobilitas 3.Anjurkan pergerakan yang
menjalani operasi, 3. meningkatkan mobilisasi dilakukan pasien
pasien tampak di kemampuan sederhana yang agar otot tidak kaku
lap di tempat berpindah bisa dilakukan
tidur, tangan misalnya 4.Untuk melatih
kanan pasien menggerakan keluarga agar bisa
tampak sulit di tangan. membantu dalam
gerakkan, TTV : melakukan
TD = 140/80 4.Kolaborasi mobilisasi.
mmhG, N = dengan keluarga
98x/menit, RR = untuk melatih
22x/menit, S = mobilisasi seperti
36℃, menggerakan
tangan.
kekuatan otot
pasien :

# 555
555 555
2. Kamis, 16 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. observasi 1. untuk mengetahui
juli 2020 berhubungan asuhan keperawatan lokasi,kualitas,i factor pencetus nyeri
dengan cedera selama 3x24 jam ntensitas nyeri,
fisik (terputusnya diharapkan nyeri Identifikasi 2. untuk mengurangi
kontinuitas akutdapat teratasi skala nyeri adanya rasa nyeri
jaringan spasme dengan kriteria hasil : setiap 8 jam
otot) ditandai 1. mampu 3. untuk memberikan
dengan pasien mengontrol nyeri 2. Berikan teknik edukasi kepada
mengatakan nyeri (tahu penyebab, nonfarmakologi pasien agar dapat
pada lengan kanan mampu s pengurang mengurangi nyeri
atas, P : pasien menggunakan rasa nyeri tanpa obat-obatan
mengeluh nyeri teknik (distraksi
pada lengan kanan farmakologi relaksasi) 4. untuk mengurangi
atasnya, Q : nyeri mengurangi nyeri) rasa nyeri yang
seperti dihantam 3. Ajarkan teknik timbul
benda berat, R : 2. melaporkan nonfarmakologi
nyeri pada lengan nyeri berkurang pengurang
kanan, S : skala denganmanajem nyeri
nyeri 2 dari (0- en nyeri
10), T : Nyeri 4. Pemberian obat
dirasakan saat 3. mampu analgetik
pasien menggeser mengenali (skala,
dan intensitas, frekuensi
menggerakkan nyeri)
tangannya, Pasien
mengatakan tidak 4. menyatakan
dapat rasa nyaman
menggerakan setelah nyeri
tangan kanannya berkurang
karena nyeri,
pasien tampak 5. skala nyeri
meringis, TTV : berkurang
TD = 140/80 menjadi 0
mmHg, N =
98x/menit, RR =
22x/menit, S =
36℃, Terpasang
infus IVFD RL 20
tetes/ menit.

3. Kamis, 16 Kerusakan Setelah dilakukan 1. kaji kulit dan 1. mengetahui sejauh


juli 2020 intergritas kulit asuhan keperawatan observasi pada mana perkembangan
berhubungan selama 3x24 jam tahap luka, mempermudah
dengan fraktur diharapkan kerusakan perkembangan luka dalam melakukan
tetutup ditandai integritas kulit dapat setiap 8 jam tindakan yang tepat.
denganpasien teratasi dengan kriteria
mengatakan nyeri hasil : 2. kaji lokasi, 2. Mengidentifikasi
pada lengan 1. tidak ada tanda – ukuran, warna, bau, tingkat keparahan
kanannya karena tanda infeksi seperti serta jumlah dan lukaakan
baru selesai pus. cairan luka mempermudah
menjalani operasi, intervensi.
Terdapat luka post 2. luka bersih dan tidak 3. pantau 3. Suhu tubuh yang
ORIF pada lengan kotor. peningkatan suhu meningkat dapat
kanan atas yang tubuh diidentifikasi sebagai
dibalut elastis 3. TTV dalam rentan adanya proses
bandage, tampak normal terutama suhu 4. beri perawatan peradangan.
gerakan kurang yaitu (36ºC - 37ºC) luka dengan teknik 4.Tehnik aseptik
terkoordinir, aseptik. membantu
Tampak ada luka 4. tidak terdapat edema 5. kolaborasi mempercepat
gores di atau pembengkakan. pemberian penyembuhan luka
ekstermitas atas antibiotik sesuai dan mencegah
kiri sepanjang 5 indikasi. terjadinya infeksi.
cm dengan 5. Antibiotik
kedalaman 1 cm. berguna untuk
luka di hecting mematikan
dan dittup has mikroorganisme
steril, Tampak ada pathogen pada
luka lecet pada daerah yang
punggung kaki, berisiko terjadi
luas 5x 10 cm. infeksi.
luka tampak mulai
mongering dan
sudah dibersihkan
serta diolesi
betadine.

4. Kamis, 16 Defisit Setelah dilakukan 1. kaji tingkat 1. mengetahui


juli 2020 pengetahuan asuhan keperawatan pengetahuan pasien seberapa jauh
berhubungan selama 3x24 jam dan keluarga pengalaman dan
dengan kurangnya diharapkan dapat tentang pengetahuan pasien
pengetahuan teratasi dengan kriteria penyakitnya dan keluarga tentang
tentang perawatan hasil : 2. beri penjelasan penyakitnya.
pasca operasi 1. melakukan prosedur pada pasien tentang 2. dengan
ditandai dengan yang diperlukan dan penyakitnya dan mengetahui penyakit
pasien menjelaskan alasan dari kondisinya dan kondisinya
mengatakan suatu tindakan sekarang sekarang, pasien dan
sangat khawatir 2. memulai perubahan 3. anjurkan keluarganya akan
dengan gaya hidup yang keluarga dan pasien merasa tenang dan
keadaannya, Saat diperlukan dan ikut untuk mengurangi rasa
pengkajian pasien serta dalam regimen memperhatikan cemas
bertanya tanya perawatan. diet makannyanya 3. diet dan pola
tentang 4. minta pasien dan makan yang tepat
keadaannya, keluarga membantu proses
pengobatan dan mengulangi penyembuhan
lama perawatan, kembali tentang 4. mengetahui
Pasien materi yang telah seberapa jauh
mengatakan diberikan. pemahaman pasien
kurang mengerti dan keluarga serta
tentang menilai keberhasilan
keadaannya, dari tindakan yang
pengobatan dan dilakukan.
lama perawatan,
Pasien tampak
bingung dan
bertanya tentang
perawatan luka.

IV. Pelaksanaan Keperawatan


PELAKSANAAN KEPERAWATANPASIEN Tn.MW
DENGAN POST ORIF O/K FRAKTUR TERTUTUP HUMERUS DEXTRA
HARI Ke-0DIRUANG FLAMINGGO RSUD WANGAYA
TANGGAL 16–18 JULI 2020
No.
Diagnosa
No. Hari/ Tgl Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf
Keperawata
n
1. Jumat, 1 Mengobservasikemampuan DS : Pasien mengatakan tidak
17juli mobilisasi pasien sesuai indikasi bisa menggerakan tangannya
2020 kecuali dibantu karena baru
Pk. 08.00 selesai menjalani operasi.
wita DO : tangan kanan pasien
tampak sulit digerakkan.
TTV :
TD = 140/80 mmhG,
N = 98x/menit,
RR = 22x/menit,
kekuatan otot pasien :
# 555
555 555

Pk. 08.30 1 Melatih keluarga untuk membantu DS : keluarga pasien


wita pasien dalam melakukan mengatakan mau membantu
mobilisasi. melatih mobilisai pasien.
DO : keluarga tampak
membantu pasien melakukan
mobilisasi
Pk. 09.00 1 menganjurkan mobilisasi DS : Pasien mengatakan mau
wita sederhana yang bisa dilakukan melakukan gerakan mobilisasi
misalnya menggerakan tangan. sederhana.
DO : Pasien tampak mau
melakukan gerakan mobilisasi
sederhana.
Pk. 09.30 1 mengkolaborasi dengan keluarga DS : Keluarga pasien
wita untuk melatih mobilisasi sepeerti mengatakan mau membantu
menggerakan tangan. melakukan latihan mobilisasi.
DO : Keluarga pasien tampak
membantu pasien melakukan
latihan mobilisasi.
2. Jumat, 2 Mengobservasi lokasi, kualitas, DS : pasien mengatakan nyeri
17juli intensitas nyeri, identifikasi skala pada lengan kanan atas.
2020 nyeri. P : pasien mengeluh nyeri pada
Pk. 10.00 lengan kanan atasnya
wita Q : nyeri seperti dihantam
benda berat
R : nyeri pada lengan kanan
S : skala nyeri 2 dari (0-10)
T : Nyeri dirasakan saat pasien
menggeser dan menggerakkan
tangannya.
-Pasien mengatakan tidak dapat
menggerakan tangan kanannya
karena nyeri
DO : - pasien tampak meringis
-TTV :
TD = 140/80 mmHg
N = 98x/menit
RR = 22x/menit

Pk. 10.30 2 memberikan teknik DS : pasien mengatakan nyeri


wita nonfarmakologis pengurang rasa dapat dialihkan dengan
nyeri (distraksi relaksasi). melakukan kegiatan seperti
mengobrol dengan keluarga.
DO : pasien tampak mengobrol
dengan keluarganya.
Pk. 11.00 2 mengajarkan teknik DS : pasien mengatakan nyeri
wita nonfarmakologi pengurang nyeri. dapat dialihkan dengan
melakukan kegiatan seperti
mengobrol dengan keluarga.
DO : pasien tampak mengobrol
dengan keluarganya.
Pk. 11.30 2 Delegasi Pemberian obat DS :pasien tampak meringis
wita analgetik. DO : pasien tampak tidak ada
reaksi alergi setelah diberikan
obat

3. Jumat, 3 mengkaji kulit dan observasi pada DS : pasien mengatakan gatal


17juli tahap perkembangan luka. pada area kulit pada lengan
2020 DO : tampak luka post ORIF
Pk. 12.00 pada lengan kanan atas yang
wita dibalut elastis bandage, tampak
gerakan kurang terkoordinir.
Pk. 12.30 3 mengkaji lokasi, ukuran, warna, DS : -
wita bau, serta jumlah dan cairan luka. DO :
- Tampakadaluka gores di
ekstermitas atas kiri sepanjang
5 cm dengankedalaman 1 cm.
luka di hectingdanditutup has
steril.
-
Tampakadalukalecetpadapungg
ung kaki, luas 5x 10 cm.
lukatampak mulai mengering.
Pk. 13.00 3 memantau peningkatan suhu tubuh DS : pasien mengatakan tidak
wita ada peningkatan suhu tubuh
yang signifikan
DO : TTV :
TD = 140/80 mmHg
N = 98x/menit
RR = 22x/menit
S = 36ºC
Pk. 13.30 3 memberi perawatan luka dengan DS : pasien mengatakan
wita teknik aseptik. bersedia untuk dilaksanakan
tindakan perawatan luka
DO: - tampak luka post ORIF
pada lengan kanan atas tampak
dibalut elastis bandage, luka
gores di ekstermitas atas kiri
tampak di hectingdandittup has
steril.
Pk. 14.00 3 Delegasi pemberian antibiotik DS : pasien tampak meringis
wita sesuai indikasi. DO : pasien tampak tidak ada
reaksi alergi setelah diberikan
obat
4. Jumat, 17 4 mengkaji tingkat pengetahuan DS : Pasien dan keluarga
juli 2020 pasien dan keluarga tentang mengatakan kurang mengerti
Pk. 14.30 penyakitnya. tentang keadaannya,
wita pengobatan dan lama
perawatan.
DO : Pasien tampak bingung
dan bertanya tentang perawatan
luka.
Pk. 15.00 4 memberi penjelasan pada pasien DS : pasien mengatakan sudah
wita tentang penyakitnya dan mengerti setelah diberi
kondisinya sekarang penjelasan dengan perawat
tentang penyakitnya dan
kondisinya sekarang
DO : pasien tampak mengerti
dengan penjelasan perawat
tentang penyakitnya dan
kondisinya sekarang
Pk. 15.30 4 menganjurkan keluarga dan pasien DS : Pasien dan keluarga
wita untuk memperhatikan diet mengatakan mau
makannyanya memperhatikan diet makanan
pasien.
DO : Pasien dan keluarga
tampak mempertahatikan diet
makanannya
Pk. 16.00 4 meminta pasien dan keluarga DS : pasien dan keluarga
wita mengulangi kembali tentang mengatakan mau mengulangi
materi yang telah diberikan. kembali tentang materi yang
telah diberikan.
DO : pasien dan keluarga
tampak mengulangi kembali
tentang materi yang telah
diberikan.
1. Sabtu , 1 Mengobservasikemampuan DS : Pasien mengatakan masih
18juli mobilisasi pasien sesuai indikasi merasakan nyeri pada lengan
2020 kanan
Pk. 08.00 DO : pasien tampak meringis.
wita TTV :
TD = 140/80 mmhG,
N = 98x/menit,
RR = 22x/menit,
kekuatan otot pasien :
# 555
555 555

Pk. 08.30 1 melatih keluarga untuk membantu DS : keluarga pasien


wita pasien dalam melakukan mengatakan mau membantu
mobilisasi. melatih mobilisai pasien.
DO : keluarga tampak
membantu pasien melakukan
mobilisasi
Pk. 09.00 1 menganjurkan mobilisasi DS : Pasien mengatakan mau
wita sederhana yang bisa dilakukan melakukan gerakan mobilisasi
misalnya menggerakan tangan. sederhana.
DO : Pasien tampak mau
melakukan gerakan mobilisasi
sederhana.
Pk. 09.30 1 mengkolaborasi dengan keluarga DS : Keluarga pasien
wita untuk melatih mobilisasi seperti mengatakan mau membantu
menggerakan tangan. melakukan latihan mobilisasi.
DO : Keluarga pasien tampak
membantu pasien melakukan
latihan mobilisasi.
2. Sabtu , 2 mengobservasi lokasi, kualitas, DS : - pasien mengatakan nyeri
18juli intensitas nyeri, identifikasi skala sudah mulai berkurang
2020 nyeri. P : pasien mengeluh nyeri pada
Pk. 10.00 lengan kanan atasnya sudah
wita mulai berkurang
Q : nyeri sudah berkurang, tidak
dihantam benda tajam lagi
R : nyeri pada lengan kanan
S : skala nyeri 1 dari (0-10)
T : Nyeri sudah tidak dirasakan
lagi
DO : - pasien tampak tidak
meringis
-TTV :
TD = 140/80 mmHg
N = 98x/menit
RR = 22x/menit

Pk. 10.30 2 memberikan teknik DS : pasien mengatakan nyeri


wita nonfarmakologis pengurang rasa dapat dialihkan dengan
nyeri (distraksi relaksasi). melakukan kegiatan seperti
mengobrol dengan keluarga
DO : pasien tampak mengobrol
dengan keluarganya
Pk. 11.00 2 mengajarkan teknik DS : pasien mengatakan nyeri
wita nonfarmakologi pengurang nyeri. dapat dialihkan dengan
melakukan kegiatan seperti
mengobrol dengan keluarga
DO : pasien tampak mengobrol
dengan keluarganya
Pk. 11.30 2 Delegatif Pemberian obat DS : pasien mengatakan
wita analgetik. bersedia untuk diberikan obat
DO : pasien tampak tidak ada
reaksi alergi setelah diberikan
obat
3. Sabtu , 3 mengkaji kulit dan observasi pada DS : pasien mengatakan gatal
18juli tahap perkembangan luka. pada area kulit pada lengan
2020 sudah berkurang.
Pk. 12.00 DO : Terdapat luka post ORIF
wita pada lengan kanan atas yang
dibalut elastis bandage, tampak
gerakan terkoordinir.
Pk. 12.30 3 mengkaji lokasi, ukuran, warna, DS : -
wita bau, serta jumlah dan cairan luka. DO :
-Tampakadaluka gores di
ekstermitas atas kiri sepanjang
5 cm dengankedalaman 1 cm.
luka di hectingdanditutup has
steril.
-
Tampakadalukalecetpadapungg
ung kaki, luas 5x 10 cm.
lukatampakmulai mongering.
Pk. 13.00 3 memantau peningkatan suhu tubuh DS : pasien mengatakan tidak
wita ada peningkatan suhu tubuh
yang signifikan
DO : TTV :
TD = 140/80 mmHg
N = 98x/menit
RR = 22x/menit
S = 36ºC
Pk. 13.30 3 Memberikan perawatan luka DS : - pasien mengatakan
wita dengan teknik aseptik. bersedia untuk dilakukan
tindakan perawatan luka
DO: - luka post ORIF pada
lengan kanan atas tampak
dibalut elastis bandage
- luka gores di ekstermitas atas
kiri tampak di hectingdandittup
has steril.
Pk. 14.00 3 Delegatif pemberian antibiotik DS : pasien mengatakan
wita sesuai indikasi. bersedia untuk diberikan obat
DO : pasien tampak tidak ada
reaksi alergi setelah diberikan
obat
4. Sabtu , 18 4 mengkaji tingkat pengetahuan DS : Pasien dan keluarga
juli 2020 pasien dan keluarga tentang mengatakan sudah mulai paham
Pk. 14.30 penyakitnya. tentang keadaannya,
wita pengobatan dan lama
perawatan.
DO : Pasien tampak paham
tentang pentingnya perawatan
luka.
Pk. 15.00 4 memberikan penjelasan pada DS : pasien mengatakan mukai
wita pasien tentang penyakitnya dan paham setelah diberi
kondisinya sekarang penjelasan dengan perawat
tentang penyakitnya dan
kondisinya sekarang
DO : pasien tampak mulai
paham dengan penjelasan
perawat tentang penyakitnya
dan kondisinya sekarang
Pk. 15.30 4 menganjurkan keluarga dan pasien DS : Pasien dan keluarga
wita untuk memperhatikan diet mengatakan mau
makannyanya memperhatikan diet makanan
pasien.
DO : Pasien dan keluarga
tampak mempertahatikan diet
makanannya
Pk. 16.00 4 meminta pasien dan keluarga DS : pasien dan keluarga
wita mengulangi kembali tentang mengatakan mau mengulangi
materi yang telah diberikan. kembali tentang materi yang
telah diberikan.
DO : pasien dan keluarga
tampak mengulangi kembali
tentang materi yang telah
diberikan.
1. Minggu, 1 Mengobservasikemampuan DS : Pasien mengatakan mulai
19 juli mobilisasi pasien sesuai indikasi. bisa menggerakan tangannya.
2020 DO : tangan kanan pasien
Pk. 08.00 tampak mulai mudah
wita digerakkan.
TTV :
TD = 120/80 mmhG,
N = 98x/menit,
RR = 22x/menit,
kekuatan otot pasien :
# 555
555 555

Pk. 08.30 1 melatih keluarga untuk membantu DS : keluarga pasien


wita pasien dalam melakukan mengatakan mau membantu
mobilisasi. melatih mobilisai pasien.
DO : keluarga tampak
membantu pasien melakukan
mobilisasi
Pk. 09.00 1 menganjurkan mobilisasi DS : Pasien mengatakan mau
wita sederhana yang bisa dilakukan melakukan gerakan mobilisasi
misalnya menggerakan tangan. sederhana.
DO : Pasien tampak mau
melakukan gerakan mobilisasi
sederhana.
Pk. 09.30 1 mengkolaborasi dengan keluarga DS : Keluarga pasien
wita untuk melatih mobilisasi seperti mengatakan mau membantu
menggerakan tangan. melakukan latihan mobilisasi.
DO : Keluarga pasien tampak
membantu pasien melakukan
latihan mobilisasi.
2. Minggu , 2 mengidentifikasi lokasi, kualitas, DS : - pasien mengatakan nyeri
19 juli intensitas nyeri, identifikasi skala pada lengan kanan atas sudah
2020 nyeri. berkurang.
Pk. 10.00 P : pasien mengatakan nyeri
wita sudah berkurang
Q : nyeri sudah tidak dirasakan
lagi
R : nyeri pada lengan kanan
S : skala nyeri 0 dari (0-10)
T : Nyeri sudah tidak dirasakan
lagi
DO : - pasien tampak tenang.
-TTV :
TD = 120/80 mmHg
N = 98x/menit
RR = 22x/menit

Pk. 10.30 2 memberikan teknik DS : pasien mengatakan nyeri


wita nonfarmakologis pengurang rasa dapat dialihkan dengan
nyeri (distraksi relaksasi). melakukan kegiatan seperti
mengobrol dengan keluarga
DO : pasien tampak mengobrol
dengan keluarganya
Pk. 11.00 2 mengajarkan teknik DS : pasien mengatakan nyeri
wita nonfarmakologi pengurang nyeri. dapat dialihkan dengan
melakukan kegiatan seperti
mengobrol dengan keluarga
DO : pasien tampak melakukan
latihan mobilisasi sederhana
yang bisa dilakukan misalnya
menggerakan tangan
Pk. 11.30 2 Memberikan obat analgetik. DS : pasien mengatakan
wita bersedia untuk diberikan obat
injeksi
DO : pasien tampak tidak ada
reaksi alergi setelah diberikan
obat
3. Minggu, 3 mengkaji kulit dan observasi pada DS : pasien mengatakan gatal
19 juli tahap perkembangan luka. pada area kulit pada lengan
2020 sudah berkurang.
Pk. 12.00 DO : Terdapat luka post ORIF
wita pada lengan kanan atas yang
dibalut elastis bandage, tampak
gerakan mulai terkoordinir.
Pk. 12.30 3 mengkaji lokasi, ukuran, warna, DS : -
wita bau, serta jumlah dan cairan luka. DO :
- Tampakadaluka gores di
ekstermitas atas kiri sepanjang
5 cm dengankedalaman 1 cm.
luka di hectingdandittup has
steril.
-
Tampakadalukalecetpadapungg
ung kaki, luas 5x 10 cm.
lukatampakmulai mongering.
Pk. 13.00 3 memantau peningkatan suhu tubuh DS : pasien mengatakan tidak
wita ada peningkatan suhu tubuh
yang signifikan
DO : TTV :
TD = 120/80 mmHg
N = 98x/menit
RR = 22x/menit
S = 36ºC
Pk. 13.30 3 memberi perawatan luka dengan DS : pasien mengatakan
wita teknik aseptik. bersedia untuk dilaksanakan
tindakan perawatan luka
DO: - luka post ORIF pada
lengan kanan atas tampak
dibalut elastis bandage
- luka gores di ekstermitas
atas kiri tampak di
hectingdandittup has
steril.
Pk. 14.00 3 Delegatif pemberian antibiotik DS : pasien mengatakan
wita sesuai indikasi. bersedia untuk diberikan obat
DO : obat tampak diberikan dan
tidak ada reaksi alergi

4. Minggu, 4 mengkaji tingkat pengetahuan DS : Pasien dan keluarga


19 juli pasien dan keluarga tentang mengatakan sudah paham
2020 penyakitnya. tentang keadaannya,
Pk. 14.30 pengobatan dan lama
wita perawatan.
DO : Pasien tampak paham dan
tidak bertanya lagi tentang
perawatan luka.
Pk. 15.00 4 memberikan penjelasan pada DS : pasien mengatakan sudah
wita pasien tentang penyakitnya dan pahm setelah diberi penjelasan
kondisinya sekarang dengan perawat tentang
penyakitnya dan kondisinya
sekarang
DO : pasien tampak paham
dengan penjelasan perawat
tentang penyakitnya dan
kondisinya sekarang
Pk. 15.30 4 menganjurkan keluarga dan pasien DS : Pasien dan keluarga
wita untuk memperhatikan diet mengatakan mau
makannyanya memperhatikan diet makanan
pasien.
DO : Pasien dan keluarga
tampak mempertahatikan diet
makanan pasiennnya
Pk. 16.00 4 meminta pasien dan keluarga DS : pasien dan keluarga
wita mengulangi kembali tentang mengatakan mau mengulangi
materi yang telah diberikan. kembali tentang materi yang
telah diberikan.
DO : pasien dan keluarga
tampak mengulangi kembali
tentang materi yang telah
diberikan.
V. Evaluasi Keperawatan

EVALUASI KEPERAWATAN PASIEN Tn. MW


DENGAN POST ORIF O/K FRAKTUR TERTUTUP HUMERUS DEXTRA
HARI Ke-0DIRUANG FLAMINGGO RSUD WANGAYA
TANGGAL 16–18 JULI 2020
No
Hari/ Tgl Diagnosa Keperawatan Evaluasi
.
1. Minggu, 19 hambatan mobilitas fisik S:
juli 2020 berhubungan dengan gangguan -Pasien mengatakan mulai bisa menggerakan
muskuloskeletal ditandai dengan tangannya
pasien mengatakan tidak bisa
menggerakkan tangannya kecuali O:
dibantu karena baru selesai TTV :
menjalani operasi, pasien tampak di TD = 120/80 mmhG,
lap di tempat tidur, tangan kanan N = 98x/menit,
pasien tampak sulit di gerakkan, RR = 22x/menit,
TTV : TD = 140/80 mmhG, N = kekuatan otot pasien :
98x/menit, RR = 22x/menit, S = # 555
36℃, kekuatan otot pasien : 555 555

-Pasien tampak mau melakukan gerakan


# 555 mobilisasi sederhana secara bertahap
A :tujuan 1,2,3,4 tercapai, masalah teratasi
555 555 P : pertahankan kondisi pasien
2. Minggu, 19 nyeri akut berhubungan dengan S:
juli 2020 cedera fisik (terputusnya kontinuitas - pasien mengatakan nyeri pada lengan kanan
jaringan spasme otot) ditandai atas sudah berkurang.
dengan pasien mengatakan nyeri P : pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
pada lengan kanan atas, P : pasien Q : nyeri sudah tidak dirasakan lagi
mengeluh nyeri pada lengan kanan R : nyeri pada lengan kanan
atasnya, Q : nyeri seperti dihantam S : skala nyeri 0 dari (0-10)
benda berat, R : nyeri pada lengan T : Nyeri sudah tidak dirasakan lagi
kanan, S : skala nyeri 2 dari (0-10),
T : Nyeri dirasakan saat pasien O:
menggeser dan menggerakkan - pasien tampak tenang.
tangannya, Pasien mengatakan tidak -TTV :
dapat menggerakan tangan TD = 120/80 mmHg
kanannya karena nyeri, pasien N = 98x/menit
tampak meringis, TTV : TD = RR = 22x/menit
140/80 mmHg, N = 98x/menit, RR A : tujuan 1,2,3,4 tercapai, masalah teratasi
= 22x/menit, S = 36℃, Terpasang P : pertahankan kondisi pasien
infus IVFD RL 20 tetes/ menit.

3. Minggu, 19 kerusakan intergritas kulit S:


juli 2020 berhubungan dengan fraktur tetutup -pasien mengatakan gatal pada area kulit pada
ditandai denganpasien mengatakan lengan sudah berkurang.
nyeri pada lengan kanannya karena O:
baru selesai menjalani operasi, - pasien tampak nyaman dengan tindakan
Terdapat luka post ORIF pada perawatan luka yang diberikan.
lengan kanan atas yang dibalut A : tujuan 2,3,4,5 tercapai, masalah teratasi
elastis bandage, tampak gerakan sebagian
kurang terkoordinir, Tampak ada P : lanjutkan tujuan intervensi 1
luka gores di ekstermitas atas kiri
sepanjang 5 cm dengan kedalaman
1 cm. luka di hecting dan dittup has
steril, Tampak ada luka lecet pada
punggung kaki, luas 5x 10 cm. luka
tampak mulai mongering dan sudah
dibersihkan serta diolesi betadine.

4. Minggu , defisit pengetahuan berhubungan S:


19 juli 2020 dengan kurangnya pengetahuan -pasien mengatakan sudah paham setelah
tentang perawatan pasca operasi diberi penjelasan dengan perawat tentang
ditandai dengan pasien mengatakan penyakitnya dan kondisinya sekarang
sangat khawatir dengan O:
keadaannya, Saat pengkajian pasien -pasien tampak paham dengan penjelasan
bertanya tanya tentang keadaannya, perawat tentang penyakitnya dan kondisinya
pengobatan dan lama perawatan, sekarang
Pasien mengatakan kurang mengerti A : tujuan 1,2,3,4 tercapai, masalah teratasi
tentang keadaannya, pengobatan P : pertahankan kondisi pasien
dan lama perawatan, Pasien tampak
bingung dan bertanya tentang
perawatan luka.
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN Tn. MW
DENGAN POST ORIF O/K FRAKTUR TERTUTUP
HUMERUS DEXTRA HARI Ke-0 DI RUANG FLAMINGGO
RSUD WANGAYA

OLEH :
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
PRPGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2020

STATEGI PELAKSANAAN (SP)

Nama Mahasiswa :
Nim/Tingkat/ Semester : 18E100/II/IV
Hari/Tanggal/Waktu : Sabtu/18 Juli 2020/16.00 Wita

A. Tahap pra orientasi


1. Nama Klien : Tn. MW
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 75 Tahun
Diagnosa Medis :Post ORIF Fraktur Tertutup Humerus Dextra

2. Analisa Data
Data subyektif :pasien mengatakan tidak bisa menggerakkan
tangannya kecuali dibantu karena baru selesai menjalani operasi.
Data Obyektif:pasien tampak di lap di tempat tidur, tangan kanan
pasien tampak sulit di gerakkan, TTV : TD = 140/80 mmHg, N =
98x/menit, RR = 22x/menit, S = 36℃, kekuatan otot pasien :

# 555
555 555
Diagnosa Keperawatan:hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
gangguan muskuloskeletal ditandai dengan pasien mengatakan tidak
bisa menggerakkan tangannya kecuali dibantu karena baru selesai
menjalani operasi, pasien tampak di lap di tempat tidur, tangan kanan
pasien tampak sulit di gerakkan, TTV : TD = 140/80 mmhG, N =
98x/menit, RR = 22x/menit, S = 36℃, kekuatan otot pasien :
# 555
555 555

3. Perencanaan Keperawatan
Tujuan Renpra :Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan hambatan mobilitas fisik dapat terasi
Kriteria Hasil : klien dapat meningkatkan aktivitas, menunjukkan
peningkatan mobilitas, meningkatkan kemampuan berpindah.
Rencana Tindakan:Identifikasi adanya nyeri atau keluhan lainnya,
Latih keluarga untuk membantu pasien dalam melakukan mobilisasi,
Anjurkan mobilisasi sederhana yang bisa dilakukan misalnya
menggerakan tangan, Kolaborasi dengan keluarga untuk melatih
mobilisasi seperti menggerakan tangan.
Rasional :untuk mengetahui factor yang mempengaruhi keterbatasan
gerak pasien, untuk melatih pasien melakukan pergerakan, Untuk
meningkatkan pergerakan yang dilakukan pasien agar otot tidak kaku,
Untuk melatih keluarga agar bisa membantu dalam melakukan
mobilisasi.
Bahanya Yang Mungkin Terjadi Apabila Tidak Di Tanggulangi : :
pasien akan mengalami kekakuan otot dan sendi sehingga
memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan resiko terkena
dekubitus (luka tekan).
Pencegahan:Dalam melakukan tindakan ROM harus dilaksanakan
sesuai prosedur agar tidak terjadinya cedera atau kesakitan saat
melakukan tindakan.
B. Tahap Orientasi
1. Salam Terapeutik :selamat sore bu, saya perawat ayu, saya perawat
yang bertugas untuk merawat ibu sore hari ini.
2. Validasi Pasien :apakah benar dengan Tn.MW ? apakah boleh saya
lihat gelang tangannya bu?
3. Kontrak Topik, Tempat, Dan Waktu :
- Topik : ibu saya akan melakukan tindakan membantu menggerakan
tangan ibu.
- Waktu : ibu tindakan ini saya lakukan di ruangan ini ya bu
- Waktu : ibu saya membutuhkan waktu kurang lebih 10 – 15 menit.
Apakah ibu bersedia?

C. Tahap Kerja (Ceklist Terlampir)


1. Hasil Yang Di Dapat Dan Maknanya :pasien tampak nyaman
dengan kondisinya dikarekan tangannya sudah bisa digerakan sedikit
demi sedikit.
2. Evaluasi Tindakan Yang Dilakukan : ibu saya sudah selesai
melakukan tindakan keperawatan yaitu, membantu menggerakan
tangan ibu
3. Identifikasi Tindakan Keperawatan Lainnya Yang Dapat
Dilakukan Untuk Mengatasi Masalah/Diagnosa Tersebut :anjurkan
pasien untuk menngerakan tangannya sedikit demi sedikit secara
mandiri/ dibantu oleh keluarganya.
4. Evaluasi Diri :tindakan sudah dilakukan sesuai prosedur

D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi Subyektif :pasien mengatakannyaman dengan kondisinya
dikarenakan tangannya sudah bisa digerakan sedikit demi sedikit.
2. Evaluasi Obyektif :pasien tampak nyaman dengan kondisinya
dikarenakan tangannya sudah bisa digerakan sedikit demi sedikit.
3. Kontrak Waktu, Tempat, Dan Waktu Kegiatan Selanjutnya :baik
bu, saya sudah selesai melakukan tindakan yaitu membantu
menggerakan tangan ibu. Nanti sekitar 30 menit lagi saya akan
kembali untuk mengecek kondisi ibu dan memberkan ibu obat.
Terikmakasi bu, saya permisi dulu.

Anda mungkin juga menyukai