Anda di halaman 1dari 35

Laporan kasus KMB

A. Hasil Studi Kasus


1. Pengkajian Keperawatan

Unit / Ruangan : Bougenvile Tanggal Pengkajian : 15 April 2019


Kamar / No. TT : Kamar 6/ Bed 3 Waktu Pengkajian : 14:30 WIB
Tgl. Masuk RS : 15 April 2019 Auto Anamnesa : 
Allo Anamnesa : -
I. Identifikas
a. Klien
Nama (Initial) : Ny. D
Tempat / Tgl. Lahir (Umur) : Bukit Tinggi, 26 Juni 1976 (42 Tahun)
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Jumlah Anak : 4 Orang
Agama / Suku : Islam/ Minang
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat Rumah : Jl. B. Kamsoro, Gg Resak, Batu 2, RT 5/RW
1, Kecamatan Bintan Bestari.
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Alamat : Jl. B. Kamsoro, Gg Resak, Batu 2, RT
5/RW 1, Kecamatan Bintan Bestari.
Hubungan dengan klien : Suami
c. Data Medik
1. Dikirim oleh : UGD
2. Diagnosa Medik
Saat Masuk : Acute Abdomen Supp App
Saat Pengkajian : Post Op Apendiktomi

41
42

d. Keadaan Umum
1. Keadaan Sakit : Klien tampak sakit: ringan/ sedang / berat/
tampak tidak sakit
Alasan : tidak bereaksi / berbaring lemah / duduk /
aktif / gelisah / posisi tubuh : supine /
pucat / sianosis / sesak nafas /
Penggunaan alat medik : Infus RL 20 tts/menit
Lain lain : Tidak ada
2. Kesadaran
Kualitatif : Compos mentis
Kuantitatif
Coma Glasglow Scale : Respon motorik :6
Respon bicara : 5 TOTAL = 15
Respon buka mata : 4
Kesimpulan : Kesadaran Penuh
Flaping Tremor / Asterixis : Tidak terdapat Flapping Tremor
3. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan darah : 130/80 mmHg
MAP : 130 + 2 (80) = 96,6
3
Kesimpulan : Perfusi ginjal memadai
b. Denyut nadi : 89 x / menit
c. Pernapasan
Frekuensi : 21 x/menit
Irama : Teratur
d. Suhu : 36,7 oC
e. Jenis : Axillar
e. Pengkuran
1. Lingkar lengan atas : Tidak dikaji
2. Lingkar kulit triceps : Tidak dikaji
3. Tinggi badan : 153 cm Berat badan : 61 Kg
IMT : 36,06 Kg
Catatan : Berat badan berlebih tingkat berat
43

f. Genogram

X X X X

42

Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan

X : Klien
: Meninggal
x
: Tinggal Serumah

g. Pengkajian Pola Kesehatan (11 Pola Gordon)


1. Pola Persepsi Kesehatan – Pemeliharaan Kesehatan
(Sakit berat, dirawat, kecelakaan, operasi, gangguan kehamilan /
persalinan, abortus, transfusi, reaksi alergi)
Kapan : Catatan :
Klien mengatakan mempunyai
Maag 1 tahun yang
lalu riwayat penyakit maag sejak
melahirkan anaknya yang ke 3 dan
pernah di rawat dirumah sakit sejak
1 tahun yang lalu di RSUD Kota
Tajungpinang karena mual muntah
44

dan pingsan.

Klien mengatakan mempunyai


Diabetes 1 tahun yang
Melitus riwayat DM sejak 10 tahun yang
lalu
lalu, klien juga mengatakan ibu klien
juga menderita DM, klien dirawat di
RSUD Kota tanjungpinang sejak 1
tahun yang lalu karena klien
mempunyai luka di kaki sebelah
kanan akibat terkena serpihan kaca
yang semakin hari semakin
memburuk dan harus dioperasi.
a. Data Subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Sebelum sakit klien mengatakan selalu pergi cek kesehatan ke
pelayanan kesehatan, klien juga mengatakan sering mengalami
nyeri perut di bagian kanan bawah yang disertai mual dan muntah,
namun saat klien pergi berobat ke puskesmas, dokter mengatakan
maag klien hanya kambuh saja. Klien mengatakan nyeri diperut
bagian kanan bawah hilang timbul, dan cara klien menghilangkan
nyeri dengan berbaring setengah duduk.
2) Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit klien mengatakan nyeri dibagian kanan bawah luka
insisi post apendiktomi pada hari pertama dan kedua, klien
mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk. Klien
mengatakan hari pertama nyeri terus menerus dan hari kedua nyeri
hilang timbul. Klien juga mengatakan setelah berbaring nyeri yang
dirasakan sedikit berkurang.
b. Data Obyektif
1) Observasi

Kebersihan rambut : Tampak bersih, rambut hitam


Kulit kepala : Tampak bersih, tidak ada luka
Kebersihan kulit : Tampak bersih
45

Hygiene rongga mulut : Tampak bersih


Kebersihan genitalia : Tidak dikaji
Kebersihan anus : Tidak dikaji
Tanda / Scar vaksinasi : - BCG - Campak

2. Pola Nutrisi – Metabolik


a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit nafsu makan klien baik dan
dapat makan dengan teratur, klien mengatakan biasanya makan 3x
(pagi, siang, sore) sehari kadang lebih dan banyak minum air
putih. Klien juga mengatakan suka mengkonsumsi makanan yang
pedas-pedas dan waktu kecil klien juga mengatakan suka makan
biji dari jambu biji. Namun, klien mengatakan sejak 1 tahun yang
lalu karena terkena maag klien sudah tidak pernah lagi
mengkonsumsi makanan yang pedas.
2) Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit klien mengatakan nafsu makan berkurang, porsi
makan yang diberikan dari rumah sakit kadang tidak habis. Klien
mengatakan hanya makan 3-4 sendok saja. Klien mengatakan
tidak bisa makan banyak karena terasa mual dan kadang muntah.
Klien juga mengatakan hanya minum sekitar ±1500 ml saja.
b. Data obyektif
1) Observasi :
Klien tampak berbaring lemah, mukosa bibir tampak pucat,
kulit tampak kering, dan klien tampak hanya menghabiskan 3-4
sendok saja dari satu porsi makanan yang diberikan dari rumah
sakit.
2) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan rambut : Tampak bersih dan sedikit berminyak
b) Hidrasi kulit : Tampak kering
c) Palpebrae : Tampak gelap
d) Conjungtiva : Tampak Anemis
e) Sclera : Tampak AnIkterik
46

f) Hidung : Tampak simetris, tidak ada peradangan,


penciuman baik
g) Gigi geligi : M3 M2 P1 P2 P1 C1 I1 I2 I1 I2 P1 P2 P1 M1 M3
M3 M2 P1 P2 P1C1 I1 I2 I1 I2 P1 P2 P1 M1 M3
h) Gigi palsu : Klien tidak menggunakan
gigi palsu.
i) Kemampuan mengunyah keras : Klien mampu mengunyah
keras
j) Lidah : Tampak bersih, tidak ada
luka
k) Tonsil : Tidak ada peradangan
l) Faring : Tidak ada kelainan
m) Kelenjer getah bening leher : Tidak ada pembesaran
n) Kelenjer parotis : Tidak ada pembesaran
o) Kelenjer thyroid : Tidak ada pembesaran
p) Abdomen
- Inspeksi : Abdomen tampak datar,
simetris kiri dan kanan, tampak
adanya luka jahitan post
apendiktomi luas luka lebih
kurang 1 cm. Pada saat ganti
perban tampak sedikit
kemerahan disekitar area luka
inisisi post apendiktomi
Bentuk : Simetris
Bayangan vena : Tidak ada bayangan vena
Benjolan vena : Tidak ada benjolan vena
- Auskultasi : Peristaltik : 14 x/m

- Palpasi
Tanda nyeri umum : Adanya nyeri abdomen
Massa : Tidak ada
Hidrasi kulit : Kulit kering
47

Nyeri tekan : R. Epigastric dan Titik Mc


Burney
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak terdapat pembesaran pada
pankreas
- Perkusi : Ascites : Tidak ada
q) Kelenjar limfe inguinal : Tidak teraba ada pembesaran
r) Kulit : Kering
- Spider naevi : Tidak ada
- Uremic frost : Tidak ada
- Edema : Tidak ada
- Icteri : Tidak ada
- Tanda-tanda radang : Tidak ada
- Lesi : Ada luka post apendiktomi
3) Pemeriksaan diagnostik
a) Pemeriksaan laboratorium :
Tabel 4.1 Tabel Pemeriksaan Laboratorium Klien
(15/04/2019)
NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1. Hb 12,6 gr % p12-16, 14-18 gr %
2. Leukosit 6.800 mm3 5000-10000 mm3

3. Eritrosit 4,3 jt/mm3 p3-5 jt, 4-6 jt/mm3


4. Trombosit 149.000 mm3 150.000-400.000 mm3
5. PCV 36 v% p37-47. 40-45 v%
6. GDP 171 mg/dl < 200 mg/dl

4) Terapi :
Table 4.2 Tabel Terapi Obat Klien
CARA
NO TERAPI OBAT DOSIS INDIKASI
PEMBERIAN
1. Gentamicin 2x1 IV Menurunkan kadar
asam yang
diproduksi di dalam
lambung
2. Asam 2x1 IV Untuk mengurangi
Tranexamat atau menghentikan
pendarahan.
3. Ranitidine 2x1 IV Untuk penetral
peningkatan asam
lambung
4. Infus RL 500 cc IV Cairan infus yang
48

digunakan sebagai
sumber elektrolit
dan air untuk
hidrasi.

3. Pola Eliminasi
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit dapat BAB dan BAK dengan
lancar dan tidak ada masalah. Klien mengatakan frekuensi BAB
1x dalam sehari tetapi kadang juga 2 hari sekali baru BAB,
sedangkan BAK lebih dari 4 kali dalam sehari.
2) Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit klien mengatakan BAB 2 hari sekali dan untuk
BAK hanya 4x berwarna kuning.
b. Data obyektif
1) Observasi :
Tidak teraba adanya distendi abdomen. Klien mengatakan pola
BAB dan BAK selama sakit tidak ada masalah.
2) Pemeriksaan fisik
a) Peristaltik usus : 14 x/m
b) Palpasi suprapublik : Kosong
c) Nyeri ketuk ginjal : Kiri :Tidak ada nyeri
Kanan : Tidak ada nyeri
d) Mulut urethra : Tidak adanya lesi/ peradangan
e) Anus : Tidak dikaji
i. Peradangan : Tidak ada peradangan
ii. Fisura : Tidak ada fisura
iii. Hemorhoid : Tidak ada hemoroid
iv. Prolapsus recti : Tidak ada prolapsus recti
3) Pemeriksaan diagnostik
a) Pemeriksaan laboratorium :
Tabel 4.3 Tabel pemeriksaan laboratorium klien
NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1. SGOT 12 u/l p10-35 u/l
2. SGPT 11 u/l p10-50 u/l
49

3. BUN/UREA 35 mg/dl 15-38 mg/dl


4 CREATININE SERUM 0,9 mg/dl p0,51-95 mg/dl

4. Pola Aktivitas dan Latihan


a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit dapat beraktivitas seperti
biasa dan secara mandiri seperti memasak, membereskan rumah,
menyuci, dan lain-lain selayaknya ibu rumah tangga.
2) Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit klien mengatakan hanya bisa berbaring, klien
juga mengatakan sering mengeluh nyeri di bagian luka oprasi saat
mau bergerak dan memindahkan posisi saat berbaring. Klien juga
mengatakan aktivitasnya seperti makan, minum, ganti baju
dibantu keluarga.
b. Data objektif
1) Observasi
a) Aktivitas harian
- Makan :2
0 : Mandiri
- Mandi :2
- Berpakaian :2 1 : Bantuan dengan alat
- Kerapian :2
2 : Bantuan orang
- Buang air besar :0
- Buang air kecil :0
3 : Bantuan orang dan alat
- Mobilisasi ditempat tidur : 0
- Ambulasi :2
b) Postur tubuh : Berbaring lemah
c) Gaya berjalan : lurus, dan sedikit membungkuk
d) Anggota gerak yang cacat : Tidak ada
e) Fiksasi : Tidak ada
f) Trakheostomi : Tidak ada Trakheostomi
2) Pemeriksaan fisik
a) JVP : Tidak dikaji
50

Kesimpulan : Tidak dikaji


b) Capillary refill : Kembali < 3 detik
c) Thoraks dan pernapasan
- Inspeksi : Bentuk thoraks : Simetris, tidak ada kelainan
Stidor : Tidak ada
Dyspnea d’Effort : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
- Palpasi : vocal fremitus : sama perut kanan dan kiri
- Perkusi : Sonor
Batas paru hepar : Tidak teraba
Kesimpulan :-
- Auskultasi
Suara napas : Vesikuler
Suara ucapan : -
Suara tambahan : Tidak ada
d) Jantung
i. Inspeksi
Ictus cordis : Tidak terlihat adanya kelainan
Penggunaan alat pacu jantung : Tidak ada
ii. Palpasi :
Ictus Cordis : Teraba di ICS 5, línea
midclavicularis sinistra
Thrill : Negatif
iii. Perkusi :
Batas atas jantung : ICS 3, linea midclavicularis kiri.
Batas kanan jantung : ICS 3, linea parasternalis kanan
Batas kiri jantung : ICS 4, linea midclavicularis kiri
iv. Auskultasi :
Bunyi Jantung II (A) : Tunggal di ICS 2 Linea Sternalis
kanan
Bunyi Jantung II (P) : Tunggal di ICS 2 Linea Sternalis
kiri
Bunyi Jantung I (T) : Tunggal di ICS 4 Linea Sternalis
kiri
51

Bunyi Jantung I (M) : Tunggal di ICS 5 Linea


Midclavicularis
Bunyi Jantung III : Irama Gallop : Negatif
Murmur : Negatif
Tempat :
Grade :
HR : 89x/menit
e) Lengan dan tungkai :
i. Atrofi otot : Tidak ada atrofi otot
Tempat : -
ii. Rentang gerak : Tidak ada keterbatasan rentang gerak
Mati sendi : Tidak ada
Kaku sendi : Tidak ada
iii. Uji kekuatan otot
Ekstremitas atas : Kiri 1 2 3 4 5
Kanan
1 2 3 4 5
Ekstremitas bawah : Kiri 1 2 3 4 5

Kanan 1 2 3 4 5
iv. Refleks fisiologis : Tidak dikaji
v. Refleks patologi : Babinski:
Kiri : Positif
Kanan : Positif
vi. Clubing finger : Tidak ada
vii. Varices tungkai : Tidak ada
f) Columna vertebralis
i. Inspeksi : kelainan bentuk : Tidak ada
ii. Palpasi : nyeri tekan : Tidak ada
iii. Nervus Cranialis III – IV – VI : Dapat menggerakkan bola
mata
iv. Nervus Cranialis VII :Romberg test : Negatif
v. Nervus Cranialis XI: simetris antara kedua bahu, mampu
mengangkat bahu kiri dan kanan
vi. Kaku duduk : Tidak ada kaku duduk
52

5. Pola istirahat dan tidur


a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit dapat tidur secara
teratur, namun klien mengatakan sering terbangun saat
malam hari karena klien mempunyai bayi yang masih
berumur 8 bulan.
2) Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit klien mengatakan sulit tidur saat malam
hari, karena kepikiran sama anaknya yang bayi dirumah.
Klien mengatakan jam 24:00 wib baru tidur dan bangun jam
06:00 wib pagi.
b. Data Obyektif
1) Observasi
a) Ekspresi wajah : mengantuk : Tidak ada
b) Banyak menguap : Tidak ada
c) Palpebrae Inferior : Tidak ada

6. Pola Persepsi Kognitif


a. Data Subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan tidak ada gangguan daya ingat,
konsentrasi, gangguan penglihatan, pendengaran, pengecapan,
perabaan, serta jarang nyeri atau sakit pada daerah ekstremitas
atau bagian lainnya, klien mengatakan belum pernah
mengalami penyakit seperti ini.
2) Keadaan sejak sakit:
Sejak sakit klien mengatakan ingin cepat sembuh, klien
mengatakan ingin seperti dulu yang bisa mengurus keluarga.
Klien juga mengatakan sejak sakit klien sering mengalami
nyeri di bagian sebelah kanan bawah. Klien hanya berbaring
untuk mengurangi rasa nyerinya.

Pengkajian Nyeri (PQRST)


53

1. Provocative / Palliative
a. Apa penyebabnya :
Penyebab nyeri yang dirasakan karena luka insisi post op apendiktomi
b. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :
Klien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat dan posisi supine.
2. Quality
a. Bagaimana dirasakan :
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan perih selama 1-3
menit dengan skala nyeri 6.
b. Bagaimana dilihat :
Klien tampak gelisah, klien tampak meringis menahan nyeri, tampak sesekali
mengubah posisi tidurnya dan terlihat lemah. Pada saat ganti perban tampak kulit
disedikit kemerahan dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka insisi post
apendiktomi.
3. Region
a. Dimana lokasinya :
Klien mengatakan nyeri di bagian kanan bawah di luka post operasi
b. Bagaimana penyebarannya :
Klien mengatakan nyeri di bagian perut kanan bawah dan nyeri yang di rasakan
menyebar sampai ke daerah pinggang kanan.
4. Severity(menggangu aktivitas) :
Klien mengatakan sangat mengganggu aktivitas klien.
5. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya) :
Klien mengatakan nyeri timbul kadang tiba-tiba, pada saat memindahkan posisi, dan saat
batuk, lama nyeri antara 1-3 menit dengan waktu yang tidak bisa ditentukan (pagi, siang
atau malam).
b. Data Obyektif
1) Observasi :
Klien tampak gelisah, klien tampak meringis menahan nyeri,
skla nyeri yang dirasakan 6 (nyeri sedang).
2) Pemeriksaan fisik
a) Penglihatan
- Cornea : Tampak bersih
- Visus : Klien dapat melihat dengan baik
- Pupil : Isokhor kanan dan kiri
- Lensa mata : Lensa berwarna hitam
- Tekanan Intra Ocular (TIO) : Tidak ada nyeri tekan
b) Pendengaran
- Pina : Tampak
- Canalis : Tampak bersih
- Membran Tympani : Tampak utuh
- Test Pendengaran : Klien dapat mendengar dengan baik
c) Pengenalan rasa posisi pada gerakan lengan dan tungkai : -
d) Nervus Cranialis I : Klien dapat menghirup bau Minyak
kayu putih
54

e) Nervus Cranialis II : Kien dapat membaca dengan jarak


30 cm
f) Nervus Cranialis V (Sensorik) : Berespon terhadap sentuhan
g) Nervus Cranialis VII (Sensorik) : Klien dapat menggerakkan
alis
h) Nervus Cranialis VIII (Pendengaran) : Klien dapat mendengar
dengan baik dan jelas
a) Test Romberg : Tidak dikaji
c. Terapi
Tabel 4.4 Tabel terapi obat klien
CARA
NO TERAPI / OBAT DOSIS INDIKASI
PEMBERIAN
1 Norages 2x1 IV Untuk meredakan
nyeri akut dan
kronik termasuk
nyeri
trauma/pasca
operasi
2 Ceftriaxone 2x1 IV Antibiotik, untuk
mengobati
berbagai macam
infeksi bakteri

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri


a. Data Subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit dirinya seperti biasa apa
adanya dengan tubuh yang sehat dan tidak ada gangguan
dengan konsep dirinya.
2) Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit klien mengatakan tidak merasa putus asa
dengan penyakit yang dialaminya dan klien juga mengatakan
ingin cepat sembuh seperti dulu dan dapat melakukan aktivitas
sehari-hari.
b. Data Obyektif
1) Observasi
a) Kontak mata : Ada kontak mata saat berbicara
b) Rentang perhatian : Baik
c) Suara dan cara bicara : Pelan dan jelas
55

d) Postur tubuh : Tampak berbaring lemah


2) Pemeriksaan fisik
a) Kelainan bawaan yang nyata : Tidak ada kelainan bawaan
b) Abdomen : Bentuk : Simetris kiri dan kanan
Bayangan vena : Tidak ada bayangan vena
Benjolan / Massa : Tidak tampak adanya massa
c) Kulit : Lesi pada kulit : Tampak adanya lesi luka
insisi apendiktomi
d) Penggunaan protes : Hidung

8. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama


a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Kien mengatakan sebelum sakit selalu berkumpul dengan
keluarganya. Klien juga mengatakan hubungan klien dengan
tetangga juga baik.
2) Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit klien mengatakan masih sering berkumpul
dengan keluarganya yang setia menemaninya saat ia di rawat
di rumah sakit dan hubungan klien dengan perawat ruangan
juga baik.
b. Data Objektif
1) Observasi :
Selama pengkajian klien termasuk orang yang sangat
ramah, tampak sangat akrab dengan keluarganya yang
menemaninya selama dirumah sakit.

9. Pola Reproduksi – Seksualitas


a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit alat reproduksinya tidak
ada masalah, menstruasi secara teratur, klien juga mengatakan
dulu pernah mengikuti KB suntik 3 bulan, namun sejak 2 tahun
kebelakang klien tidak pernah menggunakan KB lagi.
56

2) Keadaan sejak sakit :


Sejak sakit klien mengatakan juga tidak ada masalah pada
alat reproduksinya.
b. Data obyektif
a. Observasi : Klien tampak tenang dengan kondisinya
kesehatannya yang sekarang.
2) Pemeriksaan fisik : Tidak dikaji

10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress


a. Data Subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit pernah mengalami stres/
kepikiran terhadap masalah ekonominya yang kurang untuk
kebutuhan sehari-hari dan sekolah anaknya.
2) Keadaan sejak sakit:
Sejak sakit kien mengatakan selalu kepikiran anaknya
dirumah, klien mengatakan klien mempunyai anak bayi yang
masih berumur 8 bulan yang sekarang dititipkan ke
tetangganya. Klien berharap supaya cepat sembuh dan bisa
pulang kerumah untuk mengurusi suami dan anaknya.
b. Data Obyektif
1) Observasi :
Klien tampak gelisah dan berharap semoga diberi
kesembuhan dan ingin pulang kerumah.
2) Pemeriksaan fisik
a) Tekanan darah :Berbaring : 130/80 mmHg
Duduk : Tidak dikaji
Berdiri : Tidak dikaji
b) Kesimpulan : hipotensi ortostatik : Negatif
c) Heart rate : 89 x/menit
d) Kulit : Keringat dingin : Tidak ada
Basah : Tidak ada
11. Pola Sistem Nilai Kepercayaan
a. Data Subyektif
57

1) Keadaan sebelum sakit :


Klien mengatakan sebelum sakit klien selalu melaksanakan
sholat 5 waktu, klien mengatakan bergama islam. Klien percaya
adanya tuhan dan klien percaya dengan agama yang dianutnya.

2) Keadaan sejak sakit :


Klien mengatakan sejak sakit klien tidak dapat melakukan
ibadah seperti biasanya. Klien hanya berdoa diberi kesembuhan
terhadap penyakitnya dan agar diberikan kesehatan selalu.
b. Data Obyektif
1) Obervasi :
Klien tampak percaya dengan adanya tuhan, klien tampak
berdoa agar diberikan kesembuhan terhadap penyakitnya.

Mahasiswa Yang Mengkaji

(UTARI RAHMADINA)

Tabel 4.5
ANALISA DATA
58

Nama Klien : Ny. D Ruangan/No.Bed : Bougenvile /6


Umur : 42 Tahun Diagnosa Medis : Post Apendiktomi

NO SYMPTOM ETIOLOGI (PENYEBAB) PROBLEMN


(DATA SUBYEKTIF DAN (MASALAH)
OBJEKTIF)
1. DS : Agen cidera fisik Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri pada (luka insisi post
luka insisi post apendiktomi. apendiktomi)
- Klien mengatakan rasanya perih
dan seperti tertusuk-tusuk.
- Klien mengatakan nyeri
berlangsung ± 1-3 menit.
- Klien mengatakan nyeri timbul
saat mengubah posisi dan saat
batuk.
- Klien mengatakan nyeri
menyebar sampai ke daerah
pinggang kanan.
DO :
- Klien tampak terbaring lemah
dan sedikit gelisah.
- Klien tampak sesekali meringis
menahan nyeri.
- Durasi nyeri ± 1-3 menit
- Skala nyeri 6 (nyeri sedang)
- TTV : - TD : 130/80 mmHg
- N : 89x/mnt
- S : 36,7oC
- RR : 21x/mnt

2. DS : Nyeri (luka insisi post Hambatan mobilitas fisik


- Klien mengatakan badannya apendiktomi)
terasa lemah.
- Klien mengatakan sulit untuk
beraktivitas karena nyeri.
- Klien mengatakan semua
aktivitasnya dibantu keluarga.

DO :
- Klien tampak berbaring lemah.
- Klien tampak terpasang infus
pada tangan kanan
- Tampak luka insisi apendiktomi
- Program pasien tirah baring
selama 24 jam setelah dilakukan
operasi

3. DS : Prosedur invasif (Nyeri Resiko Infeksi


- Klien mengatakan nyeri di luka luka insisi post
insisi post apendiktomi apendiktomi)
DO :
- Tampak terdapat luka inisisi post
apendiktomi
59

- Pada saat ganti perban tampak


kemerahan pada area luka insisi
post apendiktomi.
- S : 36,70C
- Leukosit 6.800 mm3

Tabel 4.6
DIAGNOSA KEPERAWATAN
60

Nama Klien : Ny. D Ruangan/No.Bed : Bougenvile/ 6


Umur : 42 tahun Diagnosa Medis : Post Apendiktomi

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NAMA JELAS


1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (luka insisi
post apendiktomi)

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka


insisi post apendiktomi.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (Nyeri


luka insisi post apendiktomi)
61

Tabel 4.7
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama klien : Ny. D Diagnosa Keperawatan : Post Apendiktomi


Umur : 43 Tahun Ruang : Bougenvile

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriterial hasil Intervensi keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC:
agen cidera fisik 3 x 24 jam, klien dapat: Manajemen Nyeri
Mengontrol Nyeri Defenisi : Pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada tingkat
Defenisi : tindakan pribadi untuk kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.
mengontrol nyeri. 1. Lakukan pengkajian nyeri secara kompherensif yang meliputi
Indikator: lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
1. Mengenali kapan nyeri terjadi. atau beratnya nyeri dan factor pencetus.
2. Menggambarkan faktor penyebab. 2. Observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
3. Menggunakan tindakan ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak dapat
pengurangan nyeri non analgesik. berkomunikasi secara efektif.
4. Menggunakan analgesik 3. Berikan analgesik sesuai anjuran.
5. Melaporkan perubahan terhadap 4. Gunakan komunikasi teraupetik agar pasien dapat
gejala nyeri pada tim kesehatan mengekspresikan nyeri.
(dokter, perawat).. 5. Kaji pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri.
6. Melaporkan nyeri yang terkontrol 6. Tentukan dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup:
(0-3) pola tidur, nafsu makan, aktifitas mood, hubungan pekerjaan,
tanggung jawab peran.
Menunjukkan tingkat nyeri 7. Kaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga dengan
Defenisi: keparahan dari nyeri yang riwayat nyeri kronis.
diamati atau dilaporkan. 8. Evaluasi tentang ketidakefektifan dari tindakan mengontrol
Indikator: nyeri yang telah digunakan.
1. Panjangnya episode nyeri. 9. Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama
2. Ekspresi nyeri wajah. terjadi, dan tindakan pencegahan.
62

3. Tidak bisa beristirahat. 10. kontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi respon klien
4. Kehilangan nafsu makan terhadap ketidaknyamanan.
5. Perubahan frekunesi nafas. 11. Anjurkan klien untuk memonitor nyeri secara mandiri.
6. Perubahan Heart rate. 12. Anjurkan penggunaan tehnik farmakologi.
7. Perubahan tekanan darah 13. Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah
digunkan.
14. Tingkatkan tidur/ istirahat yang cukup.
15. Informasikan kepada tim kesehatan lainnya. Anggota keluarga
saat tindakan non farmakologi dilakukan, untuk pendekatan
preventif.
16. Monitor kenyamanan klien terhadap manajemen nyeri.

Pemberian Analgetik
Defenisi : pengunaan agen farmakologi untuk mengurangi atau
menghilangkan nyeri.
Intervensi :
1. Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas, dan keparahan
sebelum pengobatan.
2. Cek riwayat alergi obat.
3. Libatkan klien dalam pemilihan analgetik yang akan digunakan.
4. Pilih analgetik secara tepat/ kombinasi lebih dari satu analgetik
jika telah diresepkan.
5. Monitor tanda-tanda vital, sebelum dan sesudah pemberian
analgetik.
6. Monitor reaksi obat dan efek samping obat.
7. Dokumentasikan respon dari analgetik dan efek-efek yang tidak
diinginkan.
8. Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek analhetik
(konstipasi/ iritasi lambung)

Manajemen lingkungan: kenyamanan


Defenisi : memanipulasi lingkungan untuk kepentingan teraupetik.
Intervensi:
1. Batasi pengunjung.
63

2. Tentukan hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan.


3. Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih.
4. Tentukan temperature ruangan yang paling nyaman.
5. Sediakan lingkungan yang tenang.
6. Perhatikan hygiene pasien untuk menjaga kenyamanan.
7. Perhatikan hygiene pasien untuk menjaga kenyamanan.
8. Atur posisi pasien yang membuat nyaman.

2. Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC :


berhubungan dengan nyeri (insisi selama 3 x 24 jam, klien menunjukkan Terapi Latihan : Ambulasi
post apendiktomi) Pergerakan sendi Defenisi : Peningkatan dan bantuan untuk menjaga atau
Defenisi : Kemampuan untuk bisa mengembalikan fungi tubuh otonom dan volunter selama pengobatan
bergerak bebas ditempat atau tanpa dan pemulihan dari penyakit atau cidera.
alat bantu 1. Monitor vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien
Indikator : saat latihan.
1. Dapat bergerak dengan mudah 2. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai
tanpa adanya gangguan (3-5) dengan kebutuhan.
Perawatan diri : aktivitas sehari- 3. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang tehnik ambulasi
hari 4. Kaji kemampuan pasien dalam mobilitas
Indikator : 5. Berikan alat bantu jika klien membutuhkan
1. Dapat melakukan aktivitas secara
mandiri tanpa adanya gangguan Bantuan Perawatan Diri
nyeri (3-5) Defenisi : Membantu orang lain untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari.
1. Pertimbangkan budaya dan usia pasien ketika meningkatkan
aktivitas perawatan diri.
2. Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri
3. Monitor kebutuhan pasien terkait alat-alat kebersihan diri, alat
bantu untuk berpakaian, berdandan, eliminasi dan makan.
4. Berikan bantuan sampai pasien mampu melakukan perawatan diri
secara mandiri
64

5. Bantu pasien menerima kebutuhan (pasien) terkait dengan kondisi


ketergantungannya
6. Dorong kemandirian pasien, tapi bantu pasien ketika pasien tak
mampu melakukannya.
7. Ajarakan keluarga untuk mendukung kemandirian dengan
membantu hanya ketika pasien tak mampu melakukan (perawatan
diri).
3 Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC :
dengan prosedur invasif (Nyeri selama 3 x 24 jam, klien menunjukkan Kontrol infeksi
luka insisi post apendiktomi) Pengetahuan klien tentang kontrol Defenisi : Meminimalkan penerimaan dan transmisi agen infeksi.
infeksi 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
Defenisi : Tindakan untuk mengurangi 2. Pertahankan teknik isolasi
ancaman kesehatan aktual dan 3. Batasi pengunjung bila perlu
potensial. 4. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
Indikator : 5. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan.
1. Klien bebas dari tanda dan gejala 6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
infeksi 7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
2. Mendeskripsikan proses 8. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
penularan penyakit, faktor yang 9. Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan
mempengaruhi penularan serta petunjuk umum
penatalaksanaannya, 10. Tingkatkan intake nutrisi
3. Menunjukkan kemampuan untuk 11. Berikan terapi antibiotik bila perlu
mencegah timbulnya infeksi
4. Jumlah leukosit dalam batas Perlindungan Infeksi
normal Defenisi : pencegahan dan deteksi diniinfeksipada pasien berisiko
5. Menunjukkan perilaku hidup 1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local
sehat 2. Monitor hitung granulosit, WBC
3. Monitor kerentanan terhadap infeksi
4. Batasi pengunjung
5. Saring pengunjung terhadap penyakit menular
6. Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
7. Pertahankan teknik isolasi k/p
8. Berikan perawatan kulit pada area epidema
65

9. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,


drainase
10. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
11. Dorong masukkan nutrisi yang cukup
12. Dorong masukan cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
16. Ajarkan cara menghindari infeksi
17. Laporkan kecurigaan infeksi
18. Laporkan kultur positif
66

Tabel 4.8
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI

Hari/Tanggal : Selasa, 16 April 2019 Ruangan : Bougenvile/ 6


Nama Klien : Ny. D Diagnosa : Post Apendiktomi
Umur : 42 Tahun

NO TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


KEPERAWATAN NAMA
JELAS
1. 16/04/2019 08:40 Nyeri akut berhubungan 1. Melakukan pengkajian nyeri, lokasi, S: .
degan agen cidera fisik (luka frekuensi, penyebaran, skala nyeri. Klien mengatakan masih nyeri
insisi post apendiktomi) Hasil : namun sudah sedikit berkurang
a. Klien mengatakan nyeri dibagian setelah dilakukan tehnik
luka post apendiktomi. relaksasi benson. Klien
b. Rasanya perih dan seperti tertusuk- mengatakan saat nyeri timbul
tusuk. klien mencoba melakukan
c. Nyeri berlangsung ± 1-3 menit. tehnik relaksasi benson.
d. Klien mengatakan nyeri terasa
sampai ke pinggang sebelah kanan. O :
e. Nyeri yang dirasakan pada skala 6 Klien tampak sedikit rileks,
(nyeri sedang) tampak sesekali meringis
menahan nyeri, klien tampak
2. Observasi secara verbal dan non verbal berbaring dengan posisi supine,
08:30 Hasil: skala nyeri 6.
Klien tampak sesekali meringis menahan
nyeri dan sedikit gelisah. A:
Masalah nyeri belum teratasi.
3. Mengatur posisi klien dengan supine
08: 30 atau berbaring P:
Hasil: Intervensi dilanjutkan dengan:
Klien mengatakan nyaman, klien terlihat 1. Manajemen nyeri
lebih rileks 2. Pemberian analgetik
3. Manajemen lingkungan
67

: kenyamanan

12:00 4. Memonitor tanda-tanda vital


TD : 120/80
S: 36,5 C
N: 88 x/m
RR : 22 x/m

06:30 5. Kolaborasi dengan dokter, pemberian


analgetik.
a. Norages 50 mg/2ml (2x1) suntikan
IV

2. 16/ 04/ 2019 09:15 Hambatan mobilitas fisik 1. Menganjurkan pasien mengungkapkan S:
berhubungan dengan nyeri perasaan secara verbal mengenai Klien mengatakan badannya
luka insisi post apendiktomi keterbatasan yang dialami masih terasa lemah, klien
Hasil: memngatakan masih sulit
a. Klien mengatakan badannya melakukan aktivitas karena
terasa lemah nyeri.
b. Klien mengatakan sulit untuk
beraktivitas karena nyeri O:
c. Klien mengatakan semua Klien tampak berbaring lemah,
aktivitasnya di bantu keluarga. tampak segala kebutuhan klien
masih dibantu keluarga.
2. Ajarkan pasien dan keluarga
melakukan latihan ambulasi dengan A:
melakukan ROM aktif dan melakukan Masalah hambatan mobilisasi
09:30 perawatan diri secara mandiri sesuai fisik belum teratasi
kemampuan klien.
3. Melakukan bantuan perawatan diri P:
10:30 pada klien Intervensi dilanjutkan dengan :
Hasil: 1. Terapi latihan: ambulasi
Personal hygine klien terpenuhi seperti 2. Bantuan perawatan diri
mandi dan mengganti baju

3. 16/05/19 08:15 Resiko infeksi berhubungan 1. Melakukan perawatan luka dengan S:


dengan prosedur invasif menggunakan tehnik steril. Klien mengatakan luka post
(Nyeri luka insisi post Hasil: apendiktomi masih teranya
68

apendiktomi) Luka tidak tampak adanya tanda-tanda nyeri, dan sesekali perih. Klien
infeksi, luka tampak bersih dan menutup mengatakan hanya makan
kering, alat perawatan luka yang makanan yang diberi dari
digunakan steril, dan melakukan rumah sakit, namun hanya 3-4
perawatan luka sesuai dengan SOP. sendok saja.
Keluarga dan klien
2. Mengkaji tanda-tanda infeksi pada luka. mengatakan memahami tentang
08:30 penyebab resiko infeksi dan
Hasil: luka tampak berih, sedikit tampak
kemerahan disekitar area luka. memahami kebutuhan hygiene
dengan mencuci tangan yang
3. Menganjurkan makan-makanan dengan baik dan benar.
09:00 asupan nutrisi yang cukup.
Hasil : O:
Kolaborasi dengan ahli gizi dengan Luka tampak bersih, tampak
pemberian makanan yang mengandung sedikit kemerahan di area luka.
protein tinggi dan rendah serat. Penkes tehnik cuci tangan yang
benar, klien dan keluarga
4. Mengajarkan pasien dan keluarga untuk kooperatif.
10.00 mencuci tangan yang benar dan
memberikan informasi mengenai resiko A:
infeksi Masalah resiko infeksi masih
belum teratasi.
5. Anjurkan kepada pengunjung untuk
mencuci tangan sewaktu masuk dan P:
10.30
meninggalkan ruangan pasien. Intervensi dilanjutkan dengan:
1. Kontrol adanya infeksi
6. Kolaborasi dengan dokter untuk 2. Perlindungan terhdap
pemberian antibiotik. infeksi
06:30 Hasil:
Klien mendapatkan terapi obat
ceftriaxone 2x1.
69

Hari/Tanggal : Rabu, 17 April 2019 Ruangan : Bougenvile/ 6


Nama Klien : Ny. D Diagnosa : Post Apendiktomi
Umur : 42 Tahun

NO TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


KEPERAWATAN
NAMA
JELAS
1. 17/04/2019 08:40 Nyeri akut berhubungan 1. Melakukan pengkajian nyeri, lokasi, S:
degan agen cidera fisik (luka frekuensi, penyebaran, skala nyeri. Klien mengatakan nyerinya
insisi post apendiktomi) Hasil : sudah sedikit berkurang setelah
a. Klien mengatakan masih nyeri dilakukan tehnik relaksasi
dibagian luka post apendiktomi. benson. Klien juga mengatakan
b. Rasanya masih sedikit perih. sudah bisa melakukan secara
c. Nyeri berlangsung ± 1 menit. mandiri tehnik relaksasi benson
d. Nyeri yang dirasakan pada skala 6 apabila nyeri timbul.
(nyeri sedang)
O :
2. Observasi secara verbal dan non verbal Klien tampak rileks, klien
08:30 Hasil: tampak berbaring dengan posisi
Klien tampak sesekali menahan nyeri supine, nyeri tekan disekitar
dan sedikit gelisah saat dilakukan abdomen berkurang, skala nyeri
perawatan luka. 5.

3. Mengatur posisi klien dengan supine A:


08: 30 atau berbaring Masalah nyeri belum teratasi.
Hasil:
Klien mengatakan nyaman, klien terlihat P:
lebih rileks Intervensi dilanjutkan dengan:
70

1. Manajemen nyeri
4. Memonitor tanda-tanda vital 2. Pemberian analgetik
TD : 120/80 3. Manajemen lingkungan:
12:00 S: 36,3 C kenyamanan
N: 84 x/m
RR : 20 x/m

5. Kolaborasi dengan dokter, pemberian


analgetik.
b. Norages 50 mg/2ml (2x1) suntikan
06:30 IV

2. 17/ 04/ 2019 09:15 Hambatan mobilitas fisik 1. Menganjurkan pasien mengungkapkan S:
berhubungan dengan nyeri perasaan secara verbal mengenai Klien mengatakan badannya
luka insisi post apendiktomi keterbatasan yang dialami masih terasa lemah, klien juga
Hasil: mengatakan sudah bisa berjalan
a. Klien mengatakan badannya pelan-pelan melakukan
terasa lemah aktivitas secara mandiri
b. Klien mengatakans sudah bisa
beraktivitas pelan-pelan O:
Klien tampak masih lemah,
2. Ajarkan pasien dan keluarga tampak sudah bisa ke wc secara
09:30 melakukan latihan ambulasi dengan mandiri secara perlahan-lahan.
melakukan ROM aktif dan melakukan
perawatan diri secara mandiri sesuai A:
kemampuan klien. Masalah hambatan mobilitas
fisik belum teratasi.
3. Melakukan bantuan perawatan diri P:
10:30 pada klien Intervensi dilanjutkan dengan :
Hasil: 1. Terapi latihan: ambulasi
Personal hygine klien terpenuhi seperti 2. Bantuan perawatan diri
mandi dan mengganti baju.

3. 08:15 Resiko infeksi berhubungan 1. Melakukan perawatan luka dengan S:


dengan prosedur invasif menggunakan tehnik steril. Klien mengatakan luka post
(Nyeri luka insisi post Hasil: apendiktomi masih terasa nyeri
apendiktomi) Luka tidak tampak adanya tanda-tanda namun sudah sekit berkurang.
infeksi, luka tampak bersih dan menutup Klien mengatakan makan
71

kering, alat perawatan luka yang makanan yang diberi dari


digunakan steril, dan melakukan rumah sakit tidak habis hanya
perawatan luka sesuai dengan SOP. menghabiskan 6 sendok saja.

2. Mengkaji tanda-tanda infeksi pada luka. O:


08:30 Hasil: luka tampak berih, tidak ada Luka tampak bersih, sudah
tanda-tanda infeksi, tidak tampak kemerahan di area
luka, nyeri tekan disekitar
3. Menganjurkan makan-makanan dengan abdomen berkurang.
asupan nutrisi yang cukup.
09:00 Hasil :
Kolaborasi dengan ahli gizi dengan A:
pemberian makanan yang mengandung Masalah resiko infeksi teratasi
protein tinggi dan rendah serat. sebagian.

4. Kolaborasi dengan dokter untuk P:


pemberian antibiotik. Intervensi dilanjutkan dengan:
06:30 Hasil: 1. Kontrol adanya infeksi
Klien mendapatkan terapi obat 2. Perlindungan terhdap
ceftriaxone 2x1. infeksi
72

Hari/Tanggal : Kamis, 18 April 2019 Ruangan : Bougenvile/ 6


Nama Klien : Ny. D Diagnosa : Post Apendiktomi
Umur : 42 Tahun

NO TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


KEPERAWATAN NAMA
JELAS
1. 18/04/2019 08:40 Nyeri akut berhubungan 1. Melakukan pengkajian nyeri, lokasi, S:
degan agen cidera fisik (luka frekuensi, penyebaran, skala nyeri. Klien mengatakan nyerinya
insisi post apendiktomi) Hasil : sudah berkurang setelah
a. Klien mengatakan nyeri dibagian dilakukan tehnik relaksasi
luka post apendiktomi. benson. klien juga mengatakan
b. Rasanya perih dan seperti tertusuk- jika nyeri timbul klien mencoba
tusuk. melakukan tehnik relaksasi
c. Nyeri berlangsung ± 10-30 detik. benson yang telah diajarkan
d. Klien mengatakan nyeri terasa saat secara mandiri
dilakukan ganti perban
e. Nyeri yang dirasakan pada skala 5 O :
(nyeri sedang) Klien tampak berbaring dengan
posisi supine, nyeri tekan
2. Observasi secara verbal dan non verbal disekitar abdomen berkurang,
Hasil: skala nyeri 3.
08:30 Klien rileks dan mengeluh tentang nyeri
di luka berkurang. A:
Masalah nyeri teratasi sebagian.
3. Mengatur posisi klien dengan supine
08: 30 atau berbaring P:
Hasil: Intervensi dilanjutkan dengan:
Klien mengatakan nyaman, klien terlihat 3. Manajemen nyeri
lebih rileks 4. Pemberian analgetik
5. Manajemen lingkungan
73

: kenyamanan
4. Memonitor tanda-tanda vital
TD : 120/80
12:00 S: 36,6 C
N: 80 x/m
RR : 20 x/m

5. Kolaborasi dengan dokter, pemberian


analgetik.
a. Norages 50 mg/2ml (2x1) suntikan
06:30 IV

2. 18/ 04/ 2019 09:15 Hambatan mobilitas fisik 1. Menganjurkan pasien mengungkapkan S:
berhubungan dengan nyeri perasaan secara verbal mengenai Klien mengatakan badannya
luka insisi post apendiktomi keterbatasan yang dialami sudah tidak lemah lagi, klien
Hasil: mengatakan sudah bisa
a. Klien mengatakan badannya melakukan aktivitas secara
sudah tidak lemah lagi. mandiri secara perlahan-lahan.
b. Klien mengatakn sudah bisa
beraktivitas secara mandiri O:
Klien tampak rileks dengan
2. Ajarkan pasien dan keluarga posisi duduk, tampak sudah
09:30 melakukan latihan ambulasi dengan bisa melalukan aktivitas
melakukan ROM aktif dan melakukan perlahan-lahan secara mandiri.
perawatan diri secara mandiri sesuai
kemampuan klien. A:
Masalah Hambatan mobilitas
3. Melakukan bantuan perawatan diri fisik teratasi.
10:30 pada klien
Hasil: P:
Personal hygine klien terpenuhi seperti Intervensi dihentikan.
mandi dan berganti baju
3. 18/ 04/ 2019 08:15 Resiko infeksi berhubungan 1. Melakukan perawatan luka dengan S:
dengan prosedur invasif menggunakan tehnik steril. Klien mengatakan nyeri pada
(Nyeri luka insisi post Hasil: luka post apendiktomi
apendiktomi) Luka tidak tampak adanya tanda-tanda berkurang dari sebelumnya.
infeksi, luka tampak bersih dan menutup Klien mengatakan nafus makan
kering, alat perawatan luka yang klien sudah seperti biasa, porsi
74

digunakan steril, dan melakukan makanana yang diberikan dari


perawatan luka sesuai dengan SOP. rumah sakit habis.

2. Mengkaji tanda-tanda infeksi pada luka. O:


08:30 Hasil: luka tampak berih, luka tampak Luka tampak bersih, tidak ada
bagus dan tidak ada tanda-tanda infeksi. tanda-tanda infeksi saat
mengganti perban, nyeri tekan
3. Menganjurkan makan-makanan dengan di sekitar area abdomen
asupan nutrisi yang cukup. berkurang.
Hasil : A:
09:00 Masalah resiko infeksi teratasi
Kolaborasi dengan ahli gizi dengan
pemberian makanan yang mengandung sebagian.
protein tinggi dan rendah serat.
P:
4. Kolaborasi dengan dokter untuk Intervensi dilanjutkan dengan:
pemberian antibiotik. 1. Kontrol adanya infeksi
06:30 Hasil: 2. Perlindungan terhdap
Klien mendapatkan terapi obat infeksi
ceftriaxone 2x1.
75

Anda mungkin juga menyukai