Allow Anamnese
I. IDENTITAS
A. KLIEN
Nama inisial : Tn “ A “
Tempat/tanggal lahir (Umur) : Bantaeng, 9 september 1972 ( 48 tahun )
Jenis Kelamin : laki laki
Status perkawinan : Menikah
Jumlah anak :4
Agama/Suku : Islam
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bahasa daerah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Sopir
Alamat : Bantaeng
B. Penanggung jawab pasien
Nama : Ny “ A “
Alamat : Bantaeng
Hubungan dengan pasien : Istri
Kuantitatif: GCS = 15
SKALA COMA GLASGOW : RESPON MOTORIK : 6
RESPON BICARA : 5
REPON MEMBUKA MATA : 4
Jenis : √ Dada
D. PENGUKURAN
Lingkar lengan atas : - Tinggi badan : 160 Cm
Indeks Massa Tubuh (IMT) : 17 Kg/m² BB sebelums sakit : 48 kg
BB setelah sakit : 43 kg
D.Genogram
x x
49
Ket :
: laki laki
: perempuan
: pasien
c. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan endoskopi tanggal 17 januari 2022
Hasil :
1. Skop masuk sampai second part duodenum persiapan endoskopi >90%
2. Orofaring : tidak tampak kelainan
3. Esophagus : tampak dilatasi vena esophagus 1/3 proksimal >5 mm
tampak RCS (+)
4. Korpus : mukosa tampak edema
5. Antrum : tampak patchy eritema
6. Biopsy : antrum ( 1 buah )
Kesimpulan :
- varises esophagus Gr III
- Gastropati hipertensi portal
c.Laboratorium : 14/01/2022
Pemeriksaan Lab Hasil Nilai Normal Ket.
HB 6,5 g/dL 12,0 – 16,0 uL Anemia
RBC 1,77 uL 4000 – 6000 uL Eritrosit rendah
PLT 155.000 uL 150.000 – 400.000 uL Normal
WBC 19.100 uL 4000 – 10.000 uL Normal
LYM 8,1 ul 20 - 40 % Normal
PT 15,4 detik 10 – 14 detik Normal
PTT 25,2detik 22,0 – 30,0 detik Normal
SGOT 143 iu < 38 U/L Normal
SGPT 60 iu < 41 U/L Normal
GDS 140 mg/dL Normal
99 g/dL
2. Data Objektif
a. Observasi : Tampak klien tidak menggunakan kateter
b. Peristaltik usus : 10 x/menit
Palpasi Supra Pubik : Kandung kemih Kosong
Nyeri Ketuk Ginjal : Tidak terdapat nyeri pada daerah ginjal
Anus :
Peradangan : tidak tampak adanya peradangan
Fisura : tidak tampak adanya fisura / sobekan
kecil di lapisan anus
Hemoroid : tidak tampak adanya hemoroid /
ambeien.
Auskultasi :
Suara Nafas : Vesikuler
Suara Tambahan : Tidak ada
JANTUNG
Inspeksi : Ictus Cordis
Klien menggunakan alat pacu jantung : tidak menggunakan alat pacu
jantung
Perkusi
Batas atas jantung : Ruang ICS ke-3 linea parasternal kanan s.d
ICS ke-3 linea parasternal kiri.
Batas kanan jantung : Ruang ICS ke-3 s.d 5 pada linea parasternal
kanan
Batas bawah jantung : Ruang ICS ke-5 linea parasternal kanan s.d
ruang ICS ke-5 linea axillaries anterior kiri.
HR : 60 ×/menit
LENGAN TUNGKAI
Rentang gerak : Kaku Sendi
Uji Kekuatan Otot : 5 5
Refleks fisiologi : Positif
5 5
Refleks patologi : Negatif
Clubbing jari – jari : Negatif
Varises Tungkai : Negatif
COLUMNA VERTEBRATALIS
Inspeksi Kelainan bentuk : Tidak ada kelainan
Palpasi : Nyeri tekan : Tidak ada
N III – IV –VI : klien mampu melakukan putaran bola mata,
menggerakkan konjungtiva, reflex pupil dan inspeksi
kelopak mata .
N VIII : pendengaran klien kurang baik
N XI : klien mampu menggerakan kepala ke kiri dan ke kanan
Kaku Kuduk : Negatif
b. Pemeriksaan fisik
Kelainan bawaan yang nyata : tidak ada
Abdomen :
Bayangan vena : Tidak nampak
Bayangan massa : Tidak ada
H. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN SESAMA
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan sering beradaptasi dengan
masyarakat di lingkungan tempat klien tinggal.
b. Keadaan sejak sakit : klien mengatakan tidak dapat melakukan
aktivitas seperti biasanya.
2. Data Objektif
a. Observasi : klien ditemani oleh anaknya, klien nampak berkomunikasi
dengan keluarga. Selama pengkajian klien mampu berkomunikasi
secara verbal.
2. Data Objektif
a. Observasi : klien mampu menerima keadaannya yang sekarang dan
percaya bahwa dirinya bisa sembuh.
KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif Data Objektif
1) Klien mengeluh nyeri. 1) Klien tampak meringis kesakitan.
2) PQRST : 2) Klien tampak memegang area nyeri.
P : nyeri akibat adanya penumpukan 3) Klien tampak gelisah.
cairan di perut. 4) TTV :
Q : nyeri yang dirasakan tajam TD : 110/80 mmHg
seperti ditusuk-tusuk. S : 36,5̊ C
R : nyeri dirasakan di daerah perut N : 60 ×/menit
bagian bawah. P : 18 ×/menit
S : nyeri berat dengan skala 7 5) Klien tampak lemah.
T : nyeri yang dirasakan hilang 6) Klien tampak kurus.
timbul (5-10 menit). 7) Klien tampak tidak menghabiskan
3) Klien mengatakan tidak nafsu porsi makan.
makan. 8) Klien tampak kurang nafsu makan.
4) Klien mengatakan mual dan muntah 9) Hb : 6,5
5) Klien mengatakan BAB nya 10) RBC : 1,77
berwarna hitam dan bercampur darah 11) Indeks Massa Tubuh (IMT) = 17
6) Klien mengatakan kram/nyeri Kg/m² (BB dibawah normal).
abdomen. BB sebelum sakit : 48 kg
7) Klien sering mengeluh lemas. BB setelah sakit : 43 Kg
8) Klien merasa dirinya lemah ketika 12) Klien tampak dibantu oleh
mau melakukan aktivitas. keluarganya saat melakukan
9) Klien mengatakan perut semakin aktivitas.
membesar. 13) Nampak perut membesar dengan
10) Klien mengatakan jumlah urin yang Lingkar Pinggang = 110 cm.
keluar hanya sedikit dalam sehari.
ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1 DS : Disfungsi
mitokondria hati
1) Klien mengeluh nyeri.
2) (NRS) :
P : nyeri akibat adanya
Penurunan
penumpukan cairan di perut. Nyeri Akut
antioksida hati
Q : nyeri yang dirasakan tajam
menurun
seperti ditusuk-tusuk.
R : nyeri dirasakan di daerah
perut bagian bawah. Daya tahan tubuh
S : nyeri berat dengan skala 7. menurun
T : nyeri yang dirasakan hilang
timbul (5-10 menit).
DO : Peradangan
Nyeri
dipersepsikan
Nyeri Akut
2. DS : Empedu tidak bisa
mengalir secara
1) Klien mengatakan tidak nafsu
normal ke dalam
makan.
usus
2) Klien mengatakan kram/nyeri
abdomen.
3) Klien mengatakan mual dan
Pencernaan lemak
muntah
terganggu Defisit Nutrisi
DO :
Anemia
Kelemahan
Intoleransi
aktivitas
4. DS : Pendarahan
1.klien mengatakan mual dan dilambung
muntah
2.klien mengatakan BAB nya
berawarna hitam dan bercampur Muntah darah dan
darah
berak darah
DO :
1.HB : 6,5 HB menurun
Plasma darah
menurun
Resiko syok
hipovolemik
FORMAT DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama / Umur : Tn “ A “ / 49 taun
Ruang / Kamar : Lontara 1 atas bagian belakang / kamar 11 bed 4
No DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN (SIKI)
NO
(SDKI) (SLKI)
1. (D.0077) Nyeri akut Setelah dilakukan (I.08238) Manajemen nyeri :
berhubungan dengan tindakan asuhan Observasi
agen pencedera keperawatan 3x24 jam 1. Identifikasi lokasi,
fisiologis. diharapkan pasien karakteristik durasi,
dapat menunjukkan frekuensi, kualitas,
DS:
(L.08066) tingkat intensitas nyeri
1) Klien mengeluh
nyeri menurun dengan 2. Identifikasi skala nyeri
nyeri.
kriteria hasil : 3. Identifikasi respon nyeri
2) PQRST :
P : nyeri akibat 1. Keluhan nyeri non verbal
1) Klien tampak
meringis kesakitan.
2) Klien tampak
memegang area
nyeri.
3) Klien tampak
gelisah.
4) Klien tampak sulit
tidur dikarenakan
nyeri yang
dirasakan.
5) TTV :
TD : 110/80 mmHg
S : 36,5̊ C
N : 60 ×/menit
P : 18 ×/menit
2. (D.0019) Defisit nutrisi Setelah dilakukan (I.03119) Manajemen nutrisi
berhubungan dengan tindakan asuhan :
ketidakmampuan keperawatan 3x24 jam
Observasi
menelan. diharapkan pasien
1) Identifikasi status gizi.
dapat menunjukkan
DS : 2) Identifikasi makanan
(L.03030) Status
1) Klien mengatakan yang disukai.
nutrisi membaik
tidak nafsu makan. 3) Monitor asupan makan.
dengan kriteria hasil:
2) Klien mengatakan 4) Monitor berat badan.
1) Porsi makan 5) Monitor hasil
hanya makan 4
yang dihabiskan pemeriksaan
sendok
meningkat. laboratorium
DO : 2) Nyeri abdomen Terapeutik:
1) Klien tampak menurun.
1) Lakukan oral
lemah. Nafsu makan
hygiene sebelum
2) Klien tampak kurus. membaik.
makan, jika perlu
3) Klien tampak tidak
2) Berikan makan yang
menghabiskan porsi
tinggi serat untuk
makan.
mencegah konstipasi
4) Klien tampak
3) Berikan makan tinggi
kurang nafsu
serat dan tinggi protein
makan.
4) Berikan suplemen
5) Indeks Massa
makanan, jika perlu
Tubuh (IMT) = 17
Edukasi
Kg/m² (BB dibawah
normal) 5) Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
6) BB sebelum sakit
:48 kg Kolaborasi
BB setelah sakit :
Kolaborasi dengan ahli
43 kg
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang
dibutuhkan, jika perlu
Pukul 09.15
- Mengidentifikasi faktor
yang memperberat dan
memperingan nyeri.
- Hasil: klien mengatakan
faktor yang memperberat
nyeri ialah saat
melakukan pergerakan
sedangkan faktor yang
memperingan nyeri ialah
saat beristirahat.
Pukul 09.18
- Mengajarkan teknik non-
farmakologi yaitu
(Teknik napas dalam)
pada pasien.
- Hasil : klien mampu
melakukan teknik napas
dalam dan mengatakan
nyerinya berkurang.
Pukul 09.24
- Berkolaborasi pemberian
analgetik.
- Hasil: untuk membantu
proses penyembuhan
klien / untuk mengurangi
nyeri.
Pukul 09.00
- Memberikan makan
tinggi serat dan tinggi
protein.
- Hasil: untuk mencegah
terjadinya konstipasi
pada klien.
Pukul 09.05
- Berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan, jika
perlu.
- Hasil : agar berat badan
klien tidak dibawah
normal.
Pukul 09.24
- Berkolaborasi pemberian
analgetik.
- Hasil: untuk membantu
proses penyembuhan
klien / untuk mengurangi
nyeri.
Pukul 09.00
- Memberikan makan
tinggi serat dan tinggi
protein.
- Hasil: untuk mencegah
terjadinya konstipasi
pada klien.
Pukul 09.05
- Berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan, jika
perlu.
Hasil : agar berat badan klien
tidak dibawah normal.
Pukul 09.00
- Menganjurkan
melakukan mobilisasi
dini.
- Hasil: agar klien mampu
melakukan aktivitas
secara mandiri tanpa
harus dibantu oleh
keluarga.