OLEH:
DEWI KRISTYANINGSIIH
NIM: 2216009
i
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH:
DEWI KRISTYANINGSIH
NIM: 2216009
ii
iii
iv
v
MOTTO
telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
vi
PERSEMBAHAN
2. Untuk teman-teman dan sahabat (Fatonah, Atika, Dian, Septi, Titik, Suci)
yang turut memberikan semangat dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
3. Untuk teman satu stase anak dalam karya tulis ilmiah ini (Dila, Verdina,
Yunita, Arif, Mifta, Santoso) semoga kedepannya kalian sukses dan doa yang
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah diberi nikmat sehat sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir karya tulis ilmiah untuk
Pada Pasien Anak Dengan Gangguan Sistem Persyarafan Di Ruang Cendana 4 IRNA
bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini
1. Bapak Dr. dr. Darwito, S.H.,Sp.B(K) Onk selaku Direktur RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta yang telah memberi izin untuk praktik di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
2. Ibu Tri Arini, S.kep.,Ns.,M.kep selaku Direktur Akper YKY Yogyakarta yang
4. Bapak Tri Yuni Rahmanto, S. Kep., Ns., MPH selaku dosen pembimbing II
viii
penulisan karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktunya.
5. Ibu Tri Hartati, AhPP. Spd. M.Kes selaku dosen penguji dari Rumah sakit
Sardjito Yogyakarta.
9. Kedua orangtua, dan kakaku serta seluruh keluarga tercinta yang telah
banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saya selaku penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah
ini.
Dewi Kristyaningsih
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ............................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ v
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ vi
MOTTO....................................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Studi Kasus ........................................................................ 7
D. Ruang Lingkup............................................................................... 8
E. Manfaat Studi Kasus ...................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori............................................................................... 11
1. Konsep Risiko Jatuh ................................................................ 11
a. Definisi ............................................................................. 11
b. Faktor yang Mempengaruhi.............................................. 12
c. MasalahYang Terjadi........................................................ 12
d. Batasan Karateristik .......................................................... 13
e. Pengkajian ........................................................................ 13
f. Teori Risiko Jatuh ............................................................. 19
2. Konsep Sistem Persyarafan ..................................................... 20
a. Definisi ............................................................................. 20
b. Faktor Yang Mempengaruhi ............................................. 20
c. Masalah Yang Terjadi....................................................... 21
d. Pengkajian pada Sistem Persyarafan ................................ 29
3. Gambaran Asuhan Keperawatan Sistem Persyarafan .............. 39
a. Asuhan Keperawatan pada Sistem Persyarafan................ 39
b. Pengkajian ........................................................................ 40
c. Diagnosa Keperawatan ..................................................... 41
d. Perencanaan Keperawatan ................................................ 42
e. Pelaksanaan ...................................................................... 45
f. Evaluasi Keperawatan ...................................................... 45
g. Dokumentasi keperawatan ................................................ 46
B. Kerangka Teori .............................................................................. 50
x
C. Kerangka Konsep ........................................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Studi Kasus.................................................................. 52
B. Subyek Studi Kasus ....................................................................... 52
C. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ...................................................... 53
D. Definisi Operasional ...................................................................... 53
E. Instrumen Studi Kasus ................................................................... 54
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 54
G. Analisa Data ................................................................................... 55
H. Etika Penulisan............................................................................... 56
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ............................................................................................... 59
1. Gambaran Lokasi Studi Kasus ................................................ 59
2. Karakteristik Partisipan ........................................................... 60
3. Gambaran Asuhan Keperawatan ............................................. 60
4. Gambaran Partisipan ............................................................... 68
B. Pembahasan.................................................................................... 71
C. Keterbatasan Studi Kasus................................................................ 75
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 76
B. Saran .............................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Dewi Kristyaningsih.(2019). Gambaran Risiko Jatuh pada Pasien Anak Dengan
Gangguan Sistem Persyarafan Di Ruang Cendana 4 IRNA I RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Akademi Keperawatan “YKY”
Yogyakarta.
Pembimbing I : Tri Arini, S. Kep., Ns., M. Kep
Pembimbing II : Tri Yuni Rahmanto,S. Kep., Ns., MPH
ABSTRAK
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bersifat kronik, berlangsung seumur hidup anak dan mengakibatkan cacat atau
yang mengenai susunan saraf pusat dan perifer, serta penyakit pada otak atau
faktor lain yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Kelainan pada susunan
metabolisme dan infeksi pada ,masa neonatus dengan gejala kejang, juga
tanpa tekanan intrakranial yang meninggi seperti pada kista porensefali atau
negara adalah sebagai berikut: di Singapura pada anak 0-9 tahun: 0,5%,
Malaysia 5-12 tahun 15% India anak 2-4 tahun 4% di Indonesia berdasarkan
(WHO, 2013).
menderita hidrosefalus berjumlah 115 orang, lalu pada tahun 2015 dari bulan
Januari sampai Mei jumlah pasien penderita hidrosefalus adalah 210 orang.
Pada tahun 2016 meningkat menjadi 311 orang, sementara di Bengkulu pada
Rumah Sakit M. Yunus pada tahun 2015 ada 9 orang penderita hidrosefalus,
dan pada tahun 2016 ada penderita hidrosefalus, dan 10 diantaranya tidak bisa
Ganggunan lain yaitu spina bifida Anak yang mengalami spina Bifida
terjadi, terapi dapat meliputi abnormalitas medula spinalis yang lebih berat,
Carman, 2014).
yaitu defek dalam penutupan saluran tulang belakang. Keadaan ini biasana
terjadi pada minggu ke-4 masa embrio. Gangguan penutupan biasanya terjadi
pada posterior, dan terbanyak pada vertebra. Adakalanya sebagai akibat eksisi
3
Kelainan saraf pada bayi dan anak relatif sering ditemukan, hampir 20 –
30% pasien rawat inap maupun rawat jalan merupakan kasus gangguan
persyarafan. Satu pada umumnya anak dibawa oleh orang tua berobat akibat
dan aktivitas dari tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu perlu adanya
pengawasan dari orang tua dan perawat. Sehingga dengan adanya komplikasi
tersebut berkaitan dengan kejadian jatuh pada anak, dan pengawasan tentang
merupakan suatu masalah karena dala indikator mutu seharusnya 100% tidak
Data yang diperoleh dari buku registrasi di Ruang Cendana 4 RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta dari bulan Maret 2018 sampai dengan bulan Februari
2019 jumlah pasien 760, pasien dengan Hidrosefalus 32 dari 760 pasien atau
Hichsprung 36 atau sekitar 4,6% pasien Atresia Ani 15 pasien dari 760 atau
sekitar 2,6% kasus dan Spina bifida ada satu pasien dari 760 pasien.
Begitu pula dengan spina bifida. Spina bifida adalah defek tuba neural
Hal ini menyebabkan terbentuknya tonjolan mirip kista pada meninges saja
persarafan adalah masalah biologi, psikologi, sosial dan spiritual antara lain
yang dapat mencegah terciptanya manfaat atau mengkikis manfaat yang lebih
ada, risiko dapat diseimpulkan sebagai kejadian yang belum terjadi dan
Republik Indonesia , 2014). Oleh sebab itu dari adanya massalah risiko jatuh
persyarafan.
5
Risiko Jatuh pada anak juga termasuk pencegahan jatuh pada anak
merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya jatuh pada anak
(Wilson dan Hockenberry, 2012). Dari pengertian tersebut, risiko jatuh akan
Dari pernyataan diatas maka ada beberapa dampak yang timbul dari
lecet, memar, luka sobek, cidera kepala, bahkan dalam kasus yang fatal jatuh
Dari berbagai masalah yang timbul dari gangguan persarafan maka pasien
penatalaksanaan keperawatan. Oleh karena itu dari data diatas peran perawat
secara umum dalam kasus tersebut adalah memberikan asuhan aman pada
dan keluarga untuk beradaptasi secara fisik dan psikososial demi mencapai
B. Rumusan Masalah
merumuskan masalah Studi Kasus : Gambaran Risiko Jatuh Pada Pasien Anak
Sardjito Yogyakarta.
1. Tujuan Umum
Sardjito Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
keperawatan.
D. Ruang Lingkup
24 jam dimulai dari tanggal 8 April 2019 sampai tanggal 10 April 2019 ada
studi kasus asuhan keperawatan ini diberikan kepada pasien anak dengan
Sardjito Yogyakarta.
1. Teoritis
c. Bagi Penulis
2. Praktis
persyarafan.
c. Bagi Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Inernational, 2015-2017).
Saving Patient safety Solution dari WHO Patient Safety 2007, yang
yakni:
International (2015-2017):
1) Dewasa
2) Anak
3) Kognitif
4) Lingkungan
5) Agen Farmaseutikal
6) Fisiologis
adalah:
2) Riwayat jatuh
(2013) adalah:
11
1) Masalah fisiologis
luka sobek, fraktur, cidera kepala, bahkan dalam kasus yang fatal
2) Masalah Psikologis
3) Masalah Finansial
d. Batasan Karakteristik
2 Jenis kelamin 2
Laki-laki
Perempuan 1
3 Diagnosis
Kelainan 4
neurologi
Gangguan 3
oksigenasi(ganggua
n pernafasan,
dehidrasi, anema,
anoreksia, sinkop,
skait kepala, dan
lain-lain)
Kelemahan fisik 2
atau kelainan psikis
Ada diagnosis 1
tambahan
4 Gangguan kognitif
Tidak memahami 3
keteratasan
Lupa 2
keterbatasan
Orientasi 1
terhadap kelemahan
13
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tgl. Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl. Tgl Tgl
.. ... ... ... ... ... ... .. ... ...
5 Faktor lingkungan
Riwayat jatuh 4
dari tempat tidur
Pasien 3
menggunakan lat
bantu
Pasien berada 2
ditempat tidur
Pasien berada 1
diluar area ruang
perawatan.
6 Respon terhadap
reaksiobat penenang
Kurang dari 24 3
jam
Kurang dari 48 2
jam
Lebih dari 48jam 1
7 Penggunaan obat
Penggunaan obat 3
sedatif (kecuali
pasien ICU yang
menggunakan sedasi
dan paralisis).
Hipnotik, 2
barbitural,
fenotiazin,
antidepresan,
laksatif/diuretik,
narkotik/metadon.
Salah satu obat 1
diatas
Pengobatan lain
Total skor
KETERANGAN:
rawat inap.
kegiatan rutin.
15
meminta bantuan.
terkunci.
(5) Bed alarm diaktifkan pada semua pasien saat pasien tidur
untuk berjalan.
perawat.
jangkauan pasien.
kebutuhan pasien.
jalan lainya.
1) Pengkajian
3) Faktor risiko:
b) Riwayat jatuh.
4) Perencanaan
5) Implementasi
anak.
dilakukan orangtua.
6) Evaluasi
tua.
7) Dokumentasi
dari infeksi atau trauma, bahkan masalah kongenital (Kyle dan arman,
2014).
spina bifida.
1) Hidrosefalus
a) Definisi Hidrosefalus
b) Etiologi
adalah:
setelahnya.
c) Patofisiologi
2014).
d) Manifestasi klinis
(1) Iritabilitas.
(2) Letargi.
(4) Muntah.
e) Klasifikasi
ventrikel.
(kongenital).
f) Komplikasi
hidrosefalus adalah:
mekanik.
23
dan ileus.
(6) Kematian.
g) Penatalaksanaan
adalah:
(2) Pembedahan
2) Spina Bifida
spinalis dan meningen. Defek ini tidak terlihat dari luar dan
24
association, 2009).
(http://www.essexmums.com/pregnancy-and-parenting/spina-
bifida/)
b) Etiologi
c) Patofisiologi
d) Gambaran Klinis
spinalis.
e) Perangkat diagostik
f) Komplikasi
mielomeningokel.
g) Penatalaksanaan
diperlukan pengobatan.
selanjutnya.
1) Riwayat kesehatan
a) Mual.
b) Muntah.
d) Gangguan penglihatan.
g) Perubahan kognisi.
j) Letargi.
k) Peningkatan iritabilitas.
l) Demam.
m) Nyeri leher.
2) Pemeriksaan Fisik
usia.
stimulus kuat.
30
seperti meningitis.
(6) Refleks.
neurologis bayi.
spinalis.
b) Palpasi
membesar.
c) Auskultasi
tekanan spinal.
ukuran ventrikel.
fraktur.
kematian otak.
metabolisme otak.
empeng, ibu jari pemeriksa, atau botol susu. Pada anak, kaji
Pada anak yang lebih tua kaji prosedur yang sama dengan
pada anak gunakan uji bisik atau uji weber dan Rinne.
lain
b. Pengkajian
Macam macam data menurut Rohmah & Walid (2012) adalah sebagai
berikut:
1) Data dasar
2) Data fokus
pemeriksan.
3) Data Subjektif
4) Data Objektif
c. Diagnosa keperawatan
d. Perencanaan keperawatan
TIK.
(d) Beri tahu dokter dan ketua tim segera jika ditemukan
(b) Lindungi anak dari mencederai diri sendiri ketika kejang atau
berisiko kejang.
terhadap stimulus.
adanya infeksi.
e. Pelaksanaan Keperawatan
f. Evaluasi Keperawatan
2016).
keperawatan.
44
dilakukan tercapai.
secara paripurna.
g. Dokumentasi Keperawatan
lainnya.
45
keperawatan.
2011).
1) Dokumentasi pengkajian
(Hidayat, 2011).
masalah resiko.
46
4) Dokumentasi Implementasi
2011).
5) Dokumentasi Evaluasi
B. Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
Proses Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan keperawatan
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
6. Dokumentasi keperawatan
50
BAB III
peneliti atau subyek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian
(Arikunto, 2013).
Subyek studi kasus ini adalah 2 orang pasien dengan kriteria inklusi:
Spina Bifida).
Bifida).
Yogyakarta.
51
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian studi kasus ini adalah sejak pasien pertama kali dirawat
sampai pasien pulang minimal 3 hari, jika sebelum 3 hari pasien sudah
D. Definisi Operasional
1. Studi kasus dalam penelitian ini adalah studi yang digunakan dalam
2. Risiko Jatuh yang diambil dalam kasus ini adalah pasien anak yang
kejadian jatuh.
52
serebral.
4. Spina Bifida adalah kelainan bawaan lahir atau kongenital dengan adanya
data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian dalam studi kasus ini adalah:
2. Thermometer
3. Kertas
4. Pulpen
5. Stetoskop
6. Timbangan
7. Medline
8. Jam tangan
data (Sugiyono 2013). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam studi
3. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan fisik dan data lain
yang relevan)
G. Analisa Data
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan
penelitian yang telah diperoleh dari hasil interpretasi data dengan wawancara
Teknik analisis data digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi
peneliti dibandingkan dengan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan
adalah:
1. Pengumpulan data
2. Triagulasi data
3. Penyajian data
Penyajian data dapat berupa tabel, gambar, diagram, bagan atupun teks
4. Kesimpulan
H. Etika Penulisan
Masalah etika yang harus dipehatikan antara lain adalah sebagi berikut:
yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi
(Hidayat, 2009).
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang disajikan (Hidayat, 2009). Untuk menjaga
3. Confidentially (Kerahasiaan)
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2009). Pada tahap
4. Autonomy (otonomi)
dari kesalahan atau kejadian yang disebabkan oleh diri sendiri dan orang
6. Veracity (Kejujuran)
penulis lakukan seperti nama inisal, persetujuan yang ditanda tangan oleh
BAB IV
A. Hasil
Rumah Sakit Tipe A dan merupakan Rumah Sakit Rujukan DIY dan Jawa
Tengah. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta terdiri dari:
Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Rawat Jalan (IRJ), Poli, Instalasi
Rawat Inap I, Instalasi Rawat Inap II, Instalasi Rawat Inap III, Instalasi
Rawat Inap IV, dan Instalasi Rawat Inap V. Adapun yang kami gunakan
Penyakit THT.
Senin sampai dengan Rabu tanggal 08 April 2019 sampai dengan 10 April
2. Karakteristik Partisipan
a. Pasien An. R
membesar dan saat ini pasien menangis karena ada luka bekas operasi
dibagian tulang belakang, side rail pada tempat tidur pasien tidak
tampak menangis, tanda-tanda vital suhu 36°C nadi 104 kali per
menit.
karena habis operasi, dan ada verban di bagian tulang ekor, data
infus Makro, Ringer Lactat 20 tetes per menit , tampak ada luka
bersih.
An. R tampak aktif ditempat tidur, skor risiko jatuh 16. Sehingga
atau kriteria hasil pasien tidak jatuh dari tempat tidur, dan pasien
rail pada tempat tidur pasien dan dan pasang stiker risiko jatuh pada
untuk memberikan tanda risiko jatuh pada lantai yang licin. Dalam
kali 24 jam, yaitu pada hari pertama, hari senin tanggal 08 April
Vestingel tail post resecti. Dan skala risiko jatuh pada An. R adalah
risiko jatuh pada An. R dengan hasil, ibu pasien mengatakan bahwa
risiko jatuh menggunakan skala Humpty Dumpty adalah 14. Dan An.
jatuh dirumah sakit selama tidur di rumah sakit selalu diawasi Ibunya.
dan saat pasien bermain dan beristirahat selalu diawasi oleh ibunya.
62
evaluasi hari kedua yaitu hari selasa tanggal 09 April 2019 dengan
hasil yang berbeda, ibu pasien telah menggunakan side rail pada
adalah mengkaji kembali skor risiko jatuh, skor risiko jatuh adalah
masalah teratasi, hal ini dari kriteria hasil ada indikator lantai tidak
adanya pengaman tempat tidur: side rail, bel berfungsi dengan baik,
b. Pasien An. T
dan diketahui pada usia 3 bulan setelah lahir. Ibu pasien mengatakan
ukuran lingkar kepala 60 cm. Riwayat kesehatan dahulu dari ibu, ibu
Humpty Dumpty skor yang diperoleh adalah 17, saat pasien terbaring
ditempat tidur pasien hanya diganjal dengan bantal dan side rail tidak
digunakan. Dan saat ini pasien hanya terbaring ditempat tidur, segala
diagnosa yang terkait dengan risiko yang akan terjadi pada An. T.
teraba ada dileher, tanda tanda vilal Nadi 47 kali permenit, suhu
37, 4 °C.
17.50 10ˆ3/uL.
3 kali 24 jam tujuan yang diharapkan adalah tidak ada kejadian jatuh
rail pada tempat tidur pasien dan pasang risiko jatuh ditempat tidur
kali 24 jam, yaitu pada hari pertama, hari senin tanggal 08 April
keluarga pasien. Dan skala risiko jatuh pada An. T adalah 17 pada
side rail tempat tidur pasien saat pasien istirahat maupun beraktivitas
risiko jatuh pada An. T dengan hasil, ibu pasien mengatakan bahwa
jatuh dirumah sakit selama tidur di rumah sakit selalu diawasi Ibunya.
Side rail pada tempat tidur pasien sudah terpasang saat pasien tidur.
adalah mengkaji kembali skor risiko jatuh, skor risiko jatuh adalah
menghasilkan evaluasi.
teratasi, hal ini dari kriteria hasil ada indikator Lantai tidak licin,
Adanya pengaman tempat tidur: side rail, Bel berfungsi dengan baik,
Anak didampingi
4. Gambaran Partisipan
B. Pembahasan
sebanyak 16 pada hari pertama, hari kedua 14, hari ketiga skor risiko jatuh
sebanyak 14, sedangkan pada An. T didapatkan skor pengkajian risiko jatuh
humpty dumpty pada hari pertama sebanyak 17, hari kedua 17, hari ke tiga
17. Dari hasil pengkajian risiko jatuh dari pasien An. R dan An. T juga
didapatkan data dari masing-masing keluarga pasien, bahwa pada pasien An.
R keluarga mengatakan bahwa anaknya aktif dan side rail pada tempat tidur
pasien An. R tidak pernah digunakan. Begitu pula dengan data yang diperoleh
kaku pada semua badannya saat An. T menangis, juga side rail pada tempat
tidur tidak digunakan dan An. T hanya diganjal dengan bantal. Hal ini
Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Setiawati (2017)
bahwa hal yang harus dikaji dalam pencegahan kejadian jatuh pada anak
prosedur dan kemampuan kooperatif. Hal ini didukung oleh penelitian yang
risiko jatuh. Kondisi ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan
jatuh di rumah sakit bahwa risiko jatuh dapat terjadi karena beberapa hal,
keluarga dan pasien hanya terbaring ditempat tidur, dan data yang diperoleh
dari hasil observasi Pasien tampak kooperatif ditempat tidur, skor risiko jatuh
pasien 16. Sedangkan pada pasien An. T dengan diagnosa keperawatan risiko
pasien mengatakan aktivitas anaknya dibantu oleh keluarga dan pasien aktif
ditempat tidur, data yang diperoleh hasil observasi yaitu pasien tampak
terbaring ditempat tidur, pasien tidak kooperatif, Skor risiko jatuh 17.
jatuh adalah risiko jatuh, dan faktor risiko pada diagnosa keperawatan risiko
jatuh adalah usia kurang dari 2 tahun, riwayat jatuh, penurunan tingkat
kesadaran, lingkungan tidak aman. Dalam studi kasus ini faktor risiko yang di
peroleh adalah usia kurang dari 2 tahun dan penurunan tingkat kesadaran
An. T selama 3 kali 24 jam mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan oleh
penulis, yaitu pasien tidak mengalami kejadian jatuh dengan. Hal ini juga
diungkapkan oleh teori Setiawati (2017) bahwa tujuan dari diagnosa risiko
jatuh adalah untuk mencegah terjadinya jatuh pada anak saat dirawat dirumah
sakit, dan rencana tindakan yang diungkapkan oleh Setiawati (2017) adalah,
adanya side rail pada tempat tidur, anak didampingi oleh orang tua atau
dan kaji risiko jatuh, rasionalnya: skala risiko jatuh banyak digunakan tatanan
perawatan akut dan tatanan jangka panjang serta mencakup skala penilaian
dengan angka untuk riwayat jatuh, diagnosis sekunder, penggunaan alat bantu
ambulasi, adanya akses IV, kemampuan berjalan dan berpindah, status mental
rail pada tempat tidur, pasang stiker risiko jatuh digelang tangan pasien,
mengobservasi dan melakukan pengkajian risiko jatuh pada An. R dan An. T,
melakukan pemasangan side rail pada tempat tidur An. R dan An.T,
Pelaksanaan ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Setiawati (2017)
bahwa pelaksanaan keperawatan pada pasien anak dengan risiko jatuh adalah
kepada orang tua tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang aman bagi
anak yang sudah dilakukan orang tua, dan memberikan reinforcement atas
memahami bagaimana cara mencegah jatuh yang sering terjadi pada balita.
Dalam studi kasus ini juga dapat diberikan edukasi kepada orang tua untuk
bahkan lebih besar lagi. Seperti penelitian lain dari Kuschithawati (2007)
adalah faktor lingkungan rumah. Faktor yang lainnya adalah usia. Diharapkan
Evaluasi yang diperoleh dari pasien An. R dan pasien An. T adalah
masalah teratasi, yaitu pada kriteria hasil lantai tidak licin, hindari benda-
tidur: side rail, bel berfungsi dengan baik, kondisi diruangan tenang dan
aman, kondisi di ruangan yang bersih, anak didampingi oleh orang tua, dan
partisipan masih berusia kurang dari 2 tahun, dan partisipan ke dua belum bisa
diajak berkomunikasi.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil karya tulis ilmiah tersebut didapatkan kesimpulan seperti yang
ada perbedaan pada kedua partisipan tersebut antara lain, jenis kelamin,
diagnosa medis, hasil skor pengkajian risiko jatuh pada An. R adalah 16,
dan skor pengkajian risiko jatuh pada An. T adalah 17, pada An. R
yaitu adalah masalah risiko jatuh pada An. R menjadi prioritas ke tiga dan
dan setelah teratasi risiko jatuh tetap menjadi masalah karena selalu
dinilai.
74
B. Saran
dapat disampaikan oleh penulis melakukan studi kasus pada Gambaran Risiko
Candana 4 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, maka ada beberapa saran
gangguan persyarafan.
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.essexmums.com/pregnancy-and-parenting/spina-bifida/
Kuschithawati, S., dan Mgetsari, R. (2007). Faktor Risiko Terjadinya Cedera Pada
Anak SD. Berita Kedokteran Masyarakat: Vol. 23. No. 3.diakses tanggal
04 Mei 2019 Website:
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewjournal&journal=5017
Kemenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017. Tentang Keselamatan Pasien. Diakses dari www.bprs.kemkes.go.id
pada tanggal 21 mei 2019.
Kyle, T., Carman, S. (2014). Buku Ajar keperawatan Pediatri. Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Nasrullah, Dede. (2014). Etika dan Hukum Keperawan Untuk Mahasiswa dan
Praktikan Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.
Rosdahl & Kolwalski. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar Edisi 10. Jakarta.
EGC.
Rohmah, Nikmatur & Walid Saiful. (2012). Proses Keperawatan & Aplikasi.
Yogyakarta. Ar-Ruzz Medika.
Ropper, A.H, & Brown, R.H. (2011). Adams and Victor’s principlesof neurology.
USA.
Wilson, D., & Hockenberry, M. J., (2012.). Wong’s Clinical Manual of Pediatric
Nursing. St. Louis: Elsevier