I. IDENTIFIKASI
KLIEN
Nama Initial : Tn. A
Tempat / tgl lahir ( umur ) : Yogyakarta, 14 Januari 1959 (63 Tahun)
Jenis kelamin : √ Laki – laki Perempuan
A. KEADAAN SAKIT : Klien tampak sakit ringan / sedang / berat / tidak tampak sakit
Alasan : pasien mengatakan mengeluh pusing berputar sejak 3 jam sebelum masuk RS
disertai pandangan double, muntah. Ku pasien tampak sakit berat, kesadaran CM, hemiparese
kanan, dengan penggunaan alat medik IV Line di vena cephalika kanan, therapy oksigen nasal 3
lpm, terpasang NGT melalui lubang hidung kanan dan Folley cateter
1. Kesadaran
Kualitatif : √ Compos mentis Somnolens Coma
Apatis Soporocomatous
Kuantitatif:
Skala Coma Glasgow : Respon Motorik :5
Respon Bicara :6 Jumlah 15
Respon Membuka mata : 4
Kesimpulan: Compos Mentis
Flaping Tremor / asterixis Positif √ Negatif
2. Tekanan darah : 160/90 mm Hg
MAP : 113 mm Hg
Kesimpulan :
3. Suhu : 37,5 0C Oral √ Axilliar Rectal
4. Nadi : 99x/menit
5. Pernapasan : Frekuensi 22 x / menit
Irama : √ Teratur Kusmaull Cheysnes - Strokes
Jenis : √ Dada Perut
C. PENGUKURAN
1. Lingkar Lengan Atas..................................Cm
2. Lipat Kulit Triceps......................................Cm
3. Tinggi Badan : 175 Cm Berat Badan: 70 Kg
I.M.T ( Indeks Masa Tubuh ): 22,85 Kg / m2
Kesimpulan : Normal (18-25 kg/m2)
Catatan : status gizi terpenuhi, diit cair menggunakan selang NGT 6 x 250cc
D. GENOGRAM :
PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN – PEMELIHARAAN KESEHATAN
Riwayat Penyakit Yang Pernah Dialami :
Pasien mengatakan punya riwayat hipertensi rutin minum obat norvask 10mg 1x1, setiap obat habis pasien
kontrol ke dokter sebulan sekali
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit :
klien mengatakan ada riwayat hipertensi sejak 2013 rutin minum obat Norvask 10 mg 1x1 pagi
klien mengatakan pusing berputar sejak 3 jam sebelum masuk RS di sertai pandangan double,
muntah ada 1 kali, kesemutan di tangan kanan, bila berjalan tidak seimbang, bicara kadang tidak
nyambung, ada riw. Hipertensi rutin minum obat, kesadaran compos mentis.
2. Data Obyektif
Pasien mengatakan makan tanpa pantangan dan suka makan makanan cepat saji, minuman bersoda
walaupun sudah ada riw. Hipertensi, makan 3 x sehari, makan nasi dan lauk pauk habis 1 porsi,
minum kopi 1 gelas per hari, suka minuman kemasan, minum air putih sehari 2 botol kecil
Pasien mengatakan tidak mampu menelan dan mengunyah, pemenuhan nutrsisi menggunakan
selang NGT
2. Data Obyektif
a. Observasi
Pasien makan menggunakan selang NGT diit cair 6 x250cc
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan rambut tampak bersih tidak ada ketombe
Hidrasi kulit finger print < 3 detik
Palpebrae tidak edema Conjungtiva tampak anemis
Sclera tidak ikterik
Hidung bentuk simetris, tidak ada masa/polip dalam lumen
Mulut bersih gusi: tidak ada peradangan
Gigi geligi lengkap Gigi palsu: -
Kemampuan mengunyah keras : tidak mampu mengunyah dan menelan
Lidah: tampak kemerahan Tonsil: T1
Pharing :
Kelenjar getah bening leher tidak mengalami pembengkakan
Kelenjar parotis dan Kelenjar tyroid tidak mengalami pembesaran
Abdomen
Inspeksi : Bentuk : datar
Bayangan vena tidak tampak
Benjolan vena tidak tampak
Auskultasi: Peristaltik 12 X / menit
Palpasi : Tanda nyeri tidak ada
Massa : t i d a k a d a
Hidrasi kulit baik
Hepar : tidak ada pembesaran
Lien : tidak teraba
Perkusi : Tympani
Kulit :
Spider naevi √ Negatif Positif
Uremic frost √ Negatif Positif
Edema Negatif Positif, Lokasi : kedua
kaki…………………………....
Icteric √ Negatif Positif
c. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium : Hb: 15,6, trombosit: 321.000, Nat: 144, Kalium: 144
GDS: 147
d. Terapi :
Lansoprazole 2x 40mg IV
BAB 1 x /hari warna kuning lembek, BAK 5-7 kali sehari warna kuning kira2 300cc setiap kali BAK
Pasien mengatakan sejak sakit BAB 2 hari sekali warna kuning, bila susah BAB makan pepaya saja,
BAK menggunakan selang kateter urine 24 jam 2400cc
2. Data Obyektif
a. Observasi :
BAB warna kuning, lembek, BAK warna kuning keruh
Urine/ 24 jam 2400cc
Minum: 1500cc
Infus: 500cc
Iwl: 750cc
b. Pemeriksaan Fisik
Peristaltik usus 12 x / menit
Palpasi suprapublika : kandung kemih Penuh √ Kosong
Nyeri ketuk ginjal :
Kiri : Negatif Negatif Positif
Kanan : Positif
c. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium : Creatinin: 1,0
d. Terapi :
Pasien mengatakan sejak sakit pasien tidak bisa melakukan aktivitas, hanya di tempat tidur karena
lemah, berjalan tidak seimbang, pandangan double, tidak dapat turun dari tempat tidur, kelemahan
otot, pemenuhan ADl sepenuhnya dibantu oleh perawat dan keluarga.
2. Data Obyektif
a. Observasi :
Aktifitas Harian :
Makan 2
Mandi 2
0 : mandiri
Berpakaian
2
Kerapian 2 1 : bantuan dengan alat
Buang air besar 2 2 : bantuan orang
Buang air kecil 1
Mobilisasi di tempat tidur
2
Ambulasi : mandiri / tongkat / kursi roda / tempat tidur
Postur tubuh :
Gaya jalan : berbaring lemah di tempat tidur
Anggota gerak yang cacat : kelemahan pada ekstremitas kanan
Fiksasi : tidak ada
Tracheaostomie : tidak ada
b. Pemeriksaan Fisik
Perfusi pembuluh perifer kuku kurang dari 2 detik
Thorax dan pernapasan
Inspeksi : Bentuk thorax : Simetris
Stridor : √ Negatif Positif
Dyspnea d’effort : √ Negatif Positif
Sianosis : √ Negatif Positif
Palpasi : Vocal Fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : √ Sonor Redup Pekak
Batas paru hepar : ICS 5
Auskultasi : Suara Napas : vesikuler
Suara Tambahan : tidak ada
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis : tidak terlihat
Klien menggunakan alat pacu jantung : √ Negatif
Positif
kanan : 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
kanan positif
c. Pemeriksaan Diagnostik
Ct Scan kepala tgl 11/04/21: infark lacunar lama pada cerebellum dan ganglia basalis bilateral
d. Terapi :
1. Data subyektif
Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit sering kurang tidur. Tidur kurang lebih 4-5 jam bila malam hari tidur
jam 24.00 – 05.00 wib karena pekerjaan
Klien mengatakan sejak sakit susah tidur karena di malam hari sering mual, tidur 2- 3 jam dari jam
24.00- 03.00 wib
2. Data Obyektif
a. Observasi :
Expresi wajah mengantuk : Negatif √ Positif
Banyak menguap : √ Negatif Positif
Palpebrae Inferior berwarna gelap : Negatif √ Positif
b. Terapi :
Zypras 1 x 0,5mg PO
1. Data Subyektif
a. Keaadan sebelum sakit : pasien mengatakan tahu penyebab hipertensi disebabkan keturunan,
sering makan makanan cepat saji, pola makan yang tidak sehat, kurang olahraga.
b. Keadaan sejak sakit : pasien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya yaitu stroke,
tangan dan kaki kanan tidak dapat digerakkan, berbicara kadang bingung, tidak dapat menelan
dan mengunyah dengan baik, kadang merasa pusing
2. Data Obyektif
a. Observasi:
pasien tampak lemah, hemiparese dextra, disfagia
b. Pemeriksaan Fisik
Penglihatan
Cornea : mata tidak merah
Pupil : isokor 2/2, +/+
Tekanan Intra Ocular ( TIO ) : TIO kiri dan kanan sama
Pendengaran
Pina : bersih
Canalis : bersih tidak ada serumen
Membran Tympani : utuh
c. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium : Lain – lain :
d. Terapi :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit :
pasien mengatakan sering melakukan hal yg positip dalam aktifitas sehari2nya ,merasa sanggup
menyelesaikan masalah bila terjadi
b. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan tangan dan kaki kanan belum dapat digerakan lagi, sehingga pasien
merasa sedih karena saat ini bergantung pada orang lain
2. Data Obyektif
a. Observasi
Kontak mata : ada saat bicara
Rentang perhatian : pendek
Suara dan cara bicara : suara agak pelan dan bicara kurang jelas
Postur tubuh : lemah berbaring di tempat tidur, hemiparese kanan
b. Pemeriksaan Fisik
Kelainan bawaan yang nyata : tidak ada
Abdomen : Bentuk : tidak ada
Bayangan vena : tidak ada
Benjolan massa : tidak ada
Kulit : lesi kulit : tidak ada
Penggunaan protesa : Hidung Payudara
Lengan Tungkai
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan dapat merawat anaknya dengan baik, komunikasi dengan keluarga, tetangga
teman dengan baik.
Pasien bila berbicara dengan perawat dan dokter dan keluarga seperti kadang bingung, kurang
jelas tapi masih dapat di mengerti.
1. Data Subyektif
1. Data Subyektif
Pasien mengatakan saat ini apa yang di rasakan memberitahu ke keluarga atau perawat
2. Data Obyektif
a. Observasi
Pasien tampak berbaring
b. Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah : Berbaring : 135/80 mm Hg
Kesimpulan : Hipotensi Ortostatik : Negatif Positif
HR : 85 X / menit
Kulit : Keringat dingin : Tidak ada
Basah : Tidak ada
1. Data Subyektif
Klien tidak dapat melakukan sholat hanya berdoa dalam hati saja
2. Data Obyektif
a. Observasi
Pasien selalu di ingatkan anak nya untuk berdoa
Hb: 15,6
Leukosit: 13.050
Hematokrit : 43
Trombosit: 321.000
Eritrosit: 4.98
SGPT: 10
Creatinine: 1,0
GDS: 147
Natrium: 144
Kalium: 4,11
Chloride: 98
Tgl 17/04/21
Hb: 13,1
Leukosit: 15,810
Hematokrit: 36
Trombosit: 256.000
Eritrosit: 4.18
Ct Scan Kepala:
Infark lacunar pada cerebellum dan ganglia basalia bilateral
Thorax foto:
Dalam batas normal
DAFTAR OBAT YANG DIBERIKAN PADA PASIEN
A. Omeperazole
1. Nama obat : Omeprazole
2. Klasifikasi Obat :
3. Dosis umum : 40-80 mg/hari
4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan
5. Cara pemberian obat : intra vena
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat : menurunkan produksi asam
lambung
7. Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan, dosis dan cara
pemberian : mengatasi tukak lambung
8. Kontra indikasi : hipersensitivitas
9. Side effect obat : mual, muntah, diare, sakit kepala,
nyeri perut, pusing, mengatuk, rasa kembung
B. Citicoline
Nama Obat : Citicoline
Klasifikasi oabt : Vitamin syaraf
Dosis umum : 200-600mg/hari
Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 2 x 1 gram
Cara pemberian obat : intra vena
Mekanisme kerja dan fungsi obat :meningkatkan senyawa kimia phospolipid
dylcholine. Senyawa ini memiliki efek untuk melindungi otak, mempertahankan
fungsi otak secara normal, serta mengurangi jaringan otak yang rusak karena cidera
Alasan pemberian obat: meningkatkan daya ingat, mempercepat masa pemulihan
akibat stroke.
Side effect obat : insomnia, sakit kepala, diare, hipotensi, hipertensi, mual,
ganggaun penglihatan
C. CPG
Nama obat : Clopidogrel (CPG)
Klasifikasi obat : Antiplatelet
Dosis umum : 75mg/ hari
Dosis untuk pasien yang bersangkutan: 1x75mg
Cara pemberian obat: oral
Mekanisme kerja dan fungsi obat: untuk mencegah serangan jantung pada orang yang baru
terkena penyakit jantung, stroke, atau penyakit sirkulasi darah.
Alasan pemberian obat:
Side effect obat : mimisan atau perdarahan tanpa henti, fases berdarah atau ada darah
didalam urine, batuk darah atau muntah cairan berwarna gelap seperti kopi, sesak nafas, nyeri
yang menyebar sampai ke lengan atau bahu disertai dengan mual dan berkeringat, kulit pucat,
lemah dan lesu, dan demam.
D. Zypras
Nama obat: zypras
Klasifikasi obat: obat penenang golongan benzodiazepine
Dosis umum: 0,25mg-1mg
Dosis untuk pasien yang bersangkutan: 1x 0,25mg
Cara pemberian oabt: oral
Mekanisme kerja dan fungsi obat:untuk mengatasi gangguan kecemasan dan
gangguan panik (dengan atau tanpa agorafobia)
Kontra indikasi: glaucoma, fobia dan kondisi obsesif psikotik kronis
Side effect obat: ngantuk, kepala pusing, sakit kepala, halusinasi, kebingungan,
penglihatan kabur
E. Norvask
Nama obat : Norvask
Klasifikasi obat: obat hipertensi
Dosis umum: 5-10mg
Dosis untuk pasien yang bersangkutan: 1x 10mg
Cara pemberian: oral
Mekanisme kerja dan fungsi obat:membantu mengobati penyakit darah tinggi (hipertensi),
nyeri dada (angina pektoris), mencegah stroke, mencegah serangan jantung
side effect obat: edema, sakit kepala, pusing, mengantuk, mual, letih, lemah, kram perut, nyeri
abdomen
F. Fenoflex
Nama obat: fenoflex
Klasifikasi obat: Derivate asam fibrat
Dosis umum: 160mg
Dosis untuk pasien yang bersangkutan: 1x 160mg
Cara pemberian: oral
Mekanisme kerja dan fungsi obat:mengurangi kadar kolesterol dalam darah
Side effect obat: sembelit, diare, sakit kepala, nyeri punggung, mual dan muntah
G. Dramamine
Nama obat: dimenhydrinate
Klasifikasi obat: antihistamin
Dosis umum: 50mg
Dosis untuk pasien yang bersangkutan: 3x50mg
Cara pemberian : oral
Mekanisme kerja dan fungsi obat: menghamba penempelan histamine pada reseptor H1 pada
sel-sel efektor di saluran pencernaan , pembuluh darah dan saluran pernapasan, fungsinya:
mencegah mula, muntah, pusing
Side effect obat: mengantuk, mulut kering, sembelit, penglihatan kabur, merasa gelisah.
ANALISA DATA
DO:
kesadaran compos mentis
disfagia positif
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak lemah
TD: 170/100mmhg
S: 37,50C
N: 60 x/menit
RR: 18 x/menit
Terdapat gangguan pada
pemeriksaan nervus IX
glosofaringeus dan XII
hipoglosus
5 3
5 3
DO:
Pasien makan melalui selang
NGT diit cair 6 x250cc
Pasien tampak batuk bila makan
melalui lewat mulut
DO:
Pasien tidak mampu berbicara
Afasia sensorik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Rencana Tindakan
Hasil Yang Tanda tangan Nama Jelas
Tanggal Diagnosa Keperawatan
diharapkan Meliputi : Tindakan Keperawatan, tindakan observatif,
penyuluhan, Pelaksanaan program Dokter
20/04/21 Penurunan kapasitas Setelah dilakukan Obseravsi :
adaptif intrakranial b/d Tindakan 1. monitor peningkatan TD Linco Deby
Edema serebral (stroke keperawatan 2. monitor penurunan frekuensi jantung
iskemik) selama 7 x 24 jam 3. monitor penurunan tingkat kesadaran
diharapkan: 4. monitor status pernapasan
DS:
1. Fungsi kognitif 5. monitor intake dan output
pasien menjadi
mengatakan mampu untuk
kepala terasa berbicara
pusing dengan baik Teraupetik:
pasien 2. Tekanan darah 1. minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang
mengatakan tensi membaik tenang
selalu tinggi dan 170/100 2. berikan posisi semi fowler
punya riw. Darah menjadi 120/80 3. cegah terjadinya kejang
tinggi rutin 3. Sakit kepala 4. pertahankan posisi kepala dan leher
hilang 5. pertahankan suhu tubuh normal
minum obat
4. Gelisah tidak 6. dokumentasikan hasil pemantauan
norvask 1x10mg terjadi
pasien
mengatakan
bicara kurang Edukasi:
jelas 1. jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. informasikan hasil pemantauan, jika perlu
DO:
Pasien tampak kolaborasi:
1. kolaborasi pemberian citicoline 2x 500mg IV
gelisah
2. kolaborasi pemberian norvask 1x10mg
Pasien tampak 3. kolaborasi pemberian candesartan 1x 8mg
lemah
TD:
170/100mmhg
S: 37,50C
N: 60 x/menit
RR: 18 x/menit
Terdapat
Linco Deby
gangguan pada
pemeriksaan
nervus IX
glosofaringeus
dan XII
hipoglosus
5 3
5 3
Segala aktifitas
pasien dibantu
seperti makan,
minum, mandi
dan berpakaian
DO:
Pasien makan
melalui selang
NGT diit cair 6 Edukasi:
x250cc 1. anjurkan makan secara perlahan
2. ajarkan strategi mencegah aspirasi
Pasien tampak
3. ajarkan tehnik mengunyah dan menelan, jika perlu
batuk bila makan
melalui lewat
mulut
Gangguan komunikasi Setelah dilakukan Observasi:
verbal b/d gangguan Tindakan 1. monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume dan
neuromaskuler keperawatan di diksi bicara
harapkan: 2. monitor proses kognitif, anatomis dan fisiologis yang
1. Pasien dapat berkaitan dengan bicara
DS:
berbicara 3. monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang
Pasien dengan baik mengganggu bicara
mengatakan tidak 2. Dapat 4. identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk
dapat bicara memahami komunikasi
dengan baik pembicaraan
Pasien 3. Pemahaman Teraupetik:
mengatakan sulit komunikasi 1. gunakan metode komunikasi alternatif (mis: menulis,
untuk menelan isyarat tangan)
2. modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
DO: 3. ulangi apa yang di sampaikan pasien
4. beri dukungan psikologis
Pasien tidak
mampu berbicara Edukasi:
Afasia sensorik 1. anjurkan berbicara perlahan
2. ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis,
dan fisiologis yang berhubungan dengan kemampuan
berbicara
Kolaborasi:
1. rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Nama Jelas
Tgl. Waktu Dp. Pelaksanaan Keperawatan
21/04/21 08.00 1 - Mengukur TTV hasil TD 138/90 N 75x/mnt,
Linco
RR 18x/mnt S 36,50 celcius
- Membantu merubah posisi pasien miring
kanan dan kiri dan memberikan lotion pada
punggung
- Memonitor tingkat kesadaran composmentis
- Memonitor besarnya pupil dan reaksi dengan
hasil pupil isokor, reaksi positif
- Memberikan diet cair dan terapi oral via NGT
12.00 3&4
- Mengobservasi TTV: TD: 135/75 mmHg. HR: 75 Linco
x/ menit, kesadaran pasien compos mentis, RR:
18 x/menit reguler
- Memberikan posisi semifowler (30-450C) 30
menit sebelum memberikan diit cair
- Memberikan diit cair pasien via selang NGT,
tidak ada suara napas tambahan sebelum dan
sesudah di berikan diit cait
- Berkolaborasi dengan bagian fisiotherapy
untuk therapy bicara
- Mendekatkan barang-barang yang diperlukan
pasien
- Memotivasi pasien untuk tetap semangat agar
lekas sembuh
10.00 2 Linco
- Membantu pasien merubah posisi untuk
miring ke kiri, pasien tampak tenang
- Melibatkan keluarga untuk mobilisasi
- Mengidentifikasi pusing berkurang, pasien
tampak tenang
- Membantu pasien unutk pemenuhan
kebutuhan seperti makan, minum, mandi,
berpakaian, BAK/BAK, dll
Dx 2: Linco
S:
- Pasien mengatakan tangan dan kaki kanan belum dapat
digerakkan
- Pasien mengatakan segala kebutuhan di bantu perawat dan
keluarga
O:
- Pasien ada hemiparese kanan
- Kekuatan otot tangan dan kaki sebelah kanan 3
- ADL dibantu penuh oleh perawat dan keluarga
A:
- Gangguan mobilitas fisik
P:
Lanjutkan intervensi
Dx 3:
S: Linco
- Pasien mengatakan makan masih menggunakan selang NGT
- Pasien mengatakan masih batuk bila makan dari mulut
O:
- Pasien terpasang NGT di hidung
- Pasien tampak batuk bila diberikan makanan dari mulut
A:
- Resiko aspirasi
P:
Lanjutkan intervensi
Dx: 4
S:
- Pasien mengatakan belum dapat berbicara dengan baik
O:
- Pasien tidak mampu bicara dengan baik
- Afasia motorik terganggu
A:
- Gangguan komunikasi verbal
P:
- Intervansi dilanjutkan