Anda di halaman 1dari 30

TINJAUAN FIQIH MUAMALAH TERHADAP AKURASI TIMBANGAN

BUAH KELAPA SAWIT PADA KOPERASI SUMBER AIR PANAS

(Studi Kasus Dusun Tambun Kabupaten Pelalawan)

PROPOSAL

Diajukan untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Sebagian Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Fakultas Syariah dan Hukum,

OLEH :

IRID ALPALA
11920212146

PROGRAM S1
HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023 M/1445 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena kecurangan masih banyak terjadi saat ini penjual yang

mengurangi timbangan dan takaran, banyak penjual yang tidak jujur dalam

memasarkan produknya, semua kecurangan itu akan mengurangi pembeli,

fenomena in di sebabkan banyak penjual yang belum mengetahui tata cara jual

beli yang sesuai dengan syariat islam karna dalam ajaran agama islam tidak boleh

berlaku curang yang merugikan orang lain karena perbuatan itu termasuk perbutan

dzalim.1

Kelapa sawit (Elaeis Guineensis) adalah tanaman perkebunan penghasil

minyak makan dan minyak industri yang penting bagi perekonomian Indonesia.

Perkebunan kelapa sawit telah menjadi salah satu pilar utama dalam

perekonomian Indonesia selama beberapa dekade terakhir.2 Indonesia merupakan

produsen terbesar kelapa sawit di dunia, dan kelapa sawit merupakan komoditas

ekspor utama yang berperan penting dalam meningkatkan pendapatan nasional

dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Salah satu wilayah di Indonesia

yang memiliki kontribusi besar dalam produksi kelapa sawit adalah Kabupaten

Pelalawan, yang terletak di provinsi Riau, Sumatera.

1
Wiwin Anggraini Sagita, „Proses Penimbangan Buah Dalam Transaksi Jual Beli Sawit
Perspektif Fiqh Muamalah‟ (UIN Suska Riau, 2020).
2
Muhammad Firdaus Lubis and Iskandar Lubis, „Analisis Produksi Kelapa Sawit (Elaeis
Guineensis Jacq.) Di Kebun Buatan, Kabupaten Pelalawan, Riau‟, Buletin Agrohorti, 6.2 (2018),
281–86.

1
2

Dalam struktur perekonomian Kabupaten Pelalawan, kelapa sawit menjadi

tulang punggung bagi banyak petani dan perkebunan di wilayah tersebut. Hasil

panen kelapa sawit merupakan sumber pendapatan utama bagi para petani, dan

aktivitas perdagangan kelapa sawit menjadi kegiatan ekonomi yang sangat

penting di tingkat lokal dan regional. Dalam proses perdagangan hasil panen ini,

koperasi berperan sebagai entitas penting dalam mengelola distribusi dan

penimbangan buah kelapa sawit.3

Koperasi Sumber Air Panas yang terletak di Desa Dusun Tambun,

Kabupaten Pelalawan, menjadi pusat penting dalam sistem perdagangan kelapa

sawit di wilayah tersebut. Para petani dan perkebunan di sekitar Desa Dusun

Tambun bergantung pada koperasi ini sebagai tempat untuk menjual hasil panen

mereka dan mendapatkan harga yang adil dan kompetitif. Dalam konteks inilah,

akurasi timbangan menjadi kritis dan esensial, karena hasil penimbangan yang

akurat akan berdampak langsung pada pendapatan dan keadilan bagi para anggota

koperasi. 4

Dalam perspektif Islam, perdagangan dan transaksi ekonomi termasuk

dalam ranah muamalah, yaitu hukum-hukum yang mengatur berbagai aspek

kehidupan manusia, termasuk transaksi bisnis. Muamalah menekankan

pentingnya kejujuran, integritas, dan keadilan dalam setiap transaksi ekonomi.

Prinsip-prinsip fiqih muamalah dalam Islam menganjurkan agar setiap transaksi

3
Lubis and Lubis. Praktek Penimbangan Jual Beli Buah Kelapa Sawit Di Nagari Tabek
Kecamatan Timpeh Dalam Pandangan Hukum Islam
4
Anggi Sadewo, „Mekanisme Timbangan Dalam Jual Beli Kelapa Sawit Menurut Etika
Bisnis Islam (Studi Kasus Desa Karya Bakti Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten
Kampar)‟ (Universitas Islam Riau, 2019).
3

bisnis dilakukan dengan itikad baik, ketelitian, dan akurasi untuk mencapai

keadilan bagi semua pihak yang terlibat. 5

Namun, dalam prakteknya, terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan

dengan akurasi timbangan buah kelapa sawit di Koperasi Sumber Air Panas, Desa

Dusun Tambun, Kabupaten Pelalawan. Beberapa petani dan anggota koperasi

menyatakan adanya ketidaksempurnaan pada timbangan yang digunakan, serta

adanya dugaan ketidakadilan dalam proses penimbangan hasil panen. Masalah ini

tidak hanya mempengaruhi kepercayaan petani terhadap koperasi, tetapi juga

dapat menimbulkan potensi konflik sosial di antara anggota koperasi.6

Oleh karena itu, tinjauan fiqih muamalah terhadap akurasi timbangan buah

kelapa sawit di Koperasi Sumber Air Panas, Desa Dusun Tambun, Kabupaten

Pelalawan menjadi sangat relevan dan penting untuk dilakukan. Penelitian ini

bertujuan untuk menilai apakah praktik penimbangan yang dilakukan di koperasi

sudah sesuai dengan prinsip-prinsip fiqih muamalah dan bagaimana dampaknya

pada anggota koperasi, terutama para petani dan perkebunan.7

Berdasarkan observasi penulis di lapangan, Kebun warga di dusun Tambun,

penulis menemukan timbangan kelapa sawit yang tidak sesuai dengan semestinya

(kelebihan timbangan). Seharusnya, para pekerja penimbang buah kelapa sawit

menimbang buah sawit sesuai dengan timbangan agar kontrak buah kelapa sawit
5
H Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Amzah, 2022).
6
Henny Indrawati, ‘Kajian Tentang Hubungan Strategis Produsen Kelapa Sawit Di
Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau’, PEKBIS, 3.02 (2011).
7
Randi Yohari, et.al., ‘Pelaksanaan Penimbangan Dalam Jual Beli Buah Kelapa Sawit
Dalam Tinjauan Hukum Positif Dan Fiqh Muamalah (Studi Kasus Di Nagari Talao Sungai Kunyit
Kecamatan Sangir Balai Janggo Kabupaten Solok Selatan)‟, Jurnal Integrasi Ilmu Syariah
(Jisrah), 2.2 (2021), 55–67.
4

bersama pabrik tidak melebihi kontrak pada perjanjian awal kontrak koperasi

dengan pabrik kelapa sawit.8

Tinjauan fiqih muamalah terhadap akurasi timbangan buah kelapa sawit di

Koperasi Sumber Air Panas, Desa Dusun Tambun, Kabupaten Pelalawan, akan

menjadi langkah penting dalam memperbaiki sistem perdagangan yang ada,

sehingga dapat mencapai keadilan dan keberkahan dalam bertransaksi, sesuai

dengan nilai-nilai Islam yang mengedepankan integritas dan ketelitian dalam

muamalah. oleh sebab itu membuat penulis untuk memecahkan masalah dengan

judul “Tinjauan Fiqih Muamalah Terhadap Akurasi Timbangan Buah

Kelapa Sawit Pada Koperasi Sumber Air Panas.”

B. Batasan Masalah

Supaya penelitian ini tidak terlalu luas, sekalipun untuk mempermudah

kajian penelitian tentang akurasi timbangan buah kelapa sawit di koperasi

sumber air panas dan meninjau akurasi timbangan buah kelapa sawit dalam

konteks fiqih muamalah (hukum-hukum ekonomi Islam).

8
Observasi Lokasi Penelitian Di Koperasi Sumber Air Panas (Pelalawan, 2023).
5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Pemaparan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat akurasi timbangan buah kelapa sawit yang dilakukan di

Koperasi Sumber Air Panas, Desa Dusun Tambun, Kabupaten Pelalawan?

2. Bagaimana solusi yang sesuai dengan prinsip-prinsip fiqih muamalah

dalam Islam yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan akurasi

timbangan buah kelapa sawit di Koperasi Sumber Air Panas, Desa Dusun

Tambun, Kabupaten Pelalawan?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis tingkat akurasi timbangan buah kelapa sawit yang

dilakukan di Koperasi Sumber Air Panas, Desa Dusun Tambun,

Kabupaten Pelalawan..

b. Mengusulkan solusi yang sesuai dengan prinsip-prinsip fiqih

muamalah dalam Islam untuk meningkatkan akurasi timbangan buah

kelapa sawit di koperasi tersebut.

2. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini

adalah :

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mendapat bahan informasi

dan pengetahuan yang dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi

Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, tentang akurasi timbangan yang


6

ditinjau dalam Fiqih Muamalah, sehingga dapat menjadi referensi

bagi penelitian-penelitian berikutnya yang berkaitan dengan

perdagangan kelapa sawit dan aplikasi prinsip-prinsip fiqih muamalah

dalam sektor ekonomi lainnya.

b. Secara praktis, penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu syarat

memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar S.H pada fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Teoritis

1. Fiqh Muamalah

Fiqh muamalah terdiri dari dua kata utama, yaitu "fiqh" dan

"muamalah." Fiqh memiliki asal dari bahasa Arab "faqiha" dan "yafqahu,"

yang berarti pemahaman dan pengetahuan. Namun, pemahaman di sini

tidak hanya terbatas pada hukum syariah, melainkan juga mencakup

pemahaman tentang muqashid hukum, 'illah hukum, serta sumber-sumber

hukumnya. Selain itu, menurut pandangan Ibnu Khaldun, fiqh adalah ilmu

yang memahami hukum-hukum Allah mengenai perbuatan-perbuatan

manusia, termasuk anjuran, kewajiban, makruh, larangan, dan mubah.

Dengan demikian, fiqh menjadi landasan bagi perilaku atau tindakan kasat

mata manusia, baik dalam hubungannya dengan Sang Pencipta maupun

sesama manusia.9

Fiqh muamalah, pada dasarnya, terdiri dari dua kata, yaitu "fiqh" dan

"muamalah." Kata "muamalah" berasal dari kata Arab "amala, yuamilu,"

yang memiliki arti perlakuan maupun tindakan.10 Dengan arti lain,

muamalah dapat diartikan sebagai interaksi atau hubungan seseorang

dengan orang lain. Menurut pandangan Ibnu Abidin, muamalah dapat

dibagi menjadi lima bagian, yaitu pernikahan, pertikaian, transaksi uang,

9
M Ainun Imam and Khaerul Aqbar, ‘Studi Perbandingan Hukum Ijarah Dalam
Perspektif Fikih Muamalah Dan Hukum Positif’, AL-Qiblah: Jurnal Studi Islam Dan Bahasa
Arab, 2.3 (2023), 234–53.
10
M H Harun, Fiqh Muamalah (Muhammadiyah University Press, 2007).

8
9

warisan, dan amanah. Dalam pandangan Muhammad Ruwas Qal'ah Ji,

muamalah mencakup segala permasalahan dalam syariah yang berkaitan

dengan aspek kehidupan dunia. Dalam konteks fiqh, muamalah mencakup

berbagai aturan dan tata cara yang mengatur perilaku manusia dalam

berbagai interaksi sosial dan transaksi kehidupan sehari-hari, baik yang

bersifat ekonomi, hukum, maupun sosial.

2. Timbangan Buah Kelapa Sawit

a. Pengertian dan Dasar Hukum Menimbang Dalam Islam

Timbangan menurut bahasa Inggris adalah scale/balance,

timbangan menurut bahasa Arab adalah ‫ مقاييس‬,dan timbangan menurut

bahasa Indonesia adalah imbangan, timbalan, bandingan. Timbangan

adalah diambil dari kata imbang yang artinya banding, atau proses,

cara, perbuatan menimbang11 Timbang adalah tidak berat sebelah, sama

berat. Menimbang adalah mengukur (menentukan), berat benda (dengan

neraca dsb). Penimbang adalah orang yang menimbang, tukang

timbang. Dari pengertian tersebut dapat diambil pemahaman bahwa

penimbangan adalah proses, cara, perbuatan menimbang, sedangkan

untuk melaksanakannya kita perlu alat itulah yang disebut timbangan.

Timbangan adalah alat untuk menentukan apakah suatu benda sudah

sesuai (banding) beratnya dengan berat yang dijadikan standart.12

11
Shelvi Ana Mandasari, Rasta Kurniawati, and B R Pinem, ‘Analisis Praktik
Penimbangan Jual Beli Kelapa Sawit Ditinjau Dari Prespektif Islam Pt . Anugrah Langkat
Makmur' (2022), 70–74.
12
Sukriadi, ‘Analisis Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Timbangan Dalam Jual Beli
Kelapa Sawit (Studi Kasus Desa Tasokko, Kec. Karossa, Kab. Mamuju Tengah)‟ (IAIN parepare,
2022).
10

Dari pengertian tersebut dapat diambil pemahaman bahwa

penimbangan adalah perbuatan menimbang, sedangkan untuk

melaksanakannya kit perlu alat itulah yang disebut timbangan. Dalam

berdagang secara islam sudah diatur dalam Al-Qur‟an yitu hukum

dalam penimbangan sudah diatur nabi. Dapat dilihat dari ayat Q.S Ar-

Rahman ayat 9 yang berbunyi :


َ َ َْْ ْ َ َ ُ ْ ُ َ َ‫ْ ْ ز‬
‫ن َوا ِق ْي ُموا‬ َ ِ ‫ل ِبال ِق ْس‬
َ ‫ط الوز‬ َ ‫ان تخ ِِسوا و‬
َ ‫ال ِمي‬
Artinya: “Dan Tegakkanlah timbangan itu dengaan adil dan

janganlah kamu mengurangi neraca itu”.

Takaran adalah alat yang digunakan untuk menakar. Dalam

aktivitas bisnis, takaran (al-kail) biasanya dipakai untuk mengukur

satuan dasar ukuran isi barang cair, makanan dan berbagai keperluan

lainnya. Untuk menentukan isi dan jumlah besarannya biasanya

memang digunakan alat ukur yang disebut takaran. Kata lain yang

sering juga dipakai untuk fungsi yang sama adalah literan dan sukatan.

Kalau takaran digunakan sebagai alat ukur satuan isi, timbangan (al-

wazn) dipakai untuk mengukur satuan berat. Takaran dan timbangan

adalah dua macam alat ukur yang diberikan perhatian untuk benarbenar

dipergunakan secara tepat dan benar dalam perspektif ekonomi syariah.

Timbangan juga mencerminkan keadilan. Apalagi hasil penunjukan

akhir dalam praktik timbangan menyangkut hak manusia13

13
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, Revisi Cet (Jakarta: Rajawali Pers, 2013).
11

َ ْ َ ْ ْ ُْ َ
Dalam (QS. Asy-Syu‟araa‟ : 182) َ‫اسال ُم ْست ِق ْي ِم‬
ِ ‫و ِزنو ِابال ِقسط‬

menunjukkan bahwa dalam berdagang kita tidak boleh berbuat curang

dengan mengurangi takaran, ukuran atau timbangan. Setiap dalil di atas

menyatakan hukum yang wajib bagi kita untuk menegakan timbangan,

ukuran dengan benar. Kecurangan dalam menakar dan menimbang

mendapat perhatian khusus dalam Alqur‟an karena praktik seperti ini

telah merampas hak orang lain. Selain itu, praktik seperti ini juga

menimbulkan dampak yang sangat vital dalam dunia perdagangan yaitu

timbulnya ketidakpercayaan pembeli terhadap pedagang yang curang.

Oleh karena itu, pedagang yang curang pada saat menakar dan

menimbang mendapat ancaman siksa di akhirat. 14

b. Ketentuan Penimbangan Dalam Jual Beli

Timbangan dan takaran adalah jenis alat pengukuran barang yang

paling umum digunakan dalam jual beli. Bahkan, beberapa barang yang

biasanya memiliki diameter atau dapat dihitung satuannya juga

diperjual belikan dengan timbangan atau takaran, misalnya kain kiloan,

telur kiloan, ayam kiloan, dan lain sebagainya. Para pedagang

menggunakan alat untuk menakar yaitu kaleng, tangan, dan lain-lain,

dan alat untuk menimbang yaitu timbangan. Timbangan digunakan

untuk menentukan apakah suatu benda sudah sesuai (banding) beratnya

14
Yasmin Zaerina, ‘Analisis Tingkat Kecurangan Timbangan Oleh Toke Sawit Pada Petani
Di Desa Petapahan Kecamatan Tapung Menurut Perspektif Ekonomi Syariah’ (UIN Suska Riau,
2023).
12

dengan berat yang dijadikan standar, seperti mengukur satuan berat

(ons, gram, kilogram, dan lain-lain). Timbangan mencerminkan

keadilan, karena hasil akhir dalam praktiktimbangan menyangkut hak

manusia. Sehingga timbangan mendapatkan perhatiankhusus untuk

dipergunakan secara tepat dan benar dalam perekonomian masyarakat.15

Dalam surah Asyu‟ara ayat 181-183 juga dikemukakan tentang

penyempurnaan takaran yang berbunyi:


َ ْ َ ْ ُ ْ ‫ن ْال ُم ْخ‬َ ‫ل َت ُك ْو ُن ْوا م‬ ََ َ َْ ْ ُ َْ
٢
٨١‫م ۝‬ َ ِ ‫ َو ِزن ْوا ال ِق ْسط‬٢
َ ِ ‫اس ال ُم ْست ِق ْي‬ ٨١٨ ‫ن‬ََ ‫ِسي‬
ِ ِ َ ِ َ ‫لو‬ َ ‫اوفوا الكي‬
َْ َ ْ ‫َّ َ َ ْ َ ۤ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ ز‬ َ َ ََ
٢٨١‫ض ۝‬َ ِ ‫ف ُمف ِس ِد ْيناْل ْر‬
َ ِ ‫ل تعثوا‬ َ‫مو‬ َ ‫اس اشياءه‬ َ ‫ل ت ْبخ ُسوا الن‬ َ‫و‬

Artinya : sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu Termasuk

orang- orang yang merugikan dan timbanglah dengan

timbangan yang lurus. dan janganlah kamu

merugikanmanusia pada hak-haknya dan janganlah kamu

merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.16

Maksud dari menyempurnakan takaran ialah pada waktu menakar

Barang haruslah dilakukan dengan tepat dan benar, tidak boleh

dikurangi atau dilebihkan takarannya. Baik seseorang yang menakar

barangnya untuk orang lain, membantu orang lain menakarkan

barang,tidak boleh dikurangi. Demikian pula apabila menakar barang

orang lain yang akan diterimanya juga tidak boleh dilebihkan. Sebab

kedua tindakan tersebut sangat merugikan orang lain. Namun, apabila

15
Budi Azwar and Alpis Sabilillah, „Analisis Kepuasan Pembeli Dalam Takaran Timbangan
Menurut Ekonomi Syariah‟, Journal of Sharia and Law, 2.2 (2023), 10.
16
Departemen Agama RI. Al-Quran, p. Hal.232.
13

seseorang menakar barang milik sendiri untuk dipergunakannya sendiri,

maka tidaklah berdosa apabila ia mengurangi takaran atau menambah

sesuka hatinya, sebab hal demikian tidak merugikan siapapun. Takaran

dan timbangan harus dilakukan dengan neraca yang benar, yaitu neraca

yang dibuat seteliti mungkin, sehingga memberikan kepercayaan

kepada orang yang melakukan jual beli dan tidak memungkinkan

terjadinya penambahan maupun pengurangan ataupun ketidakjelasan.

3. Akurasi Timbangan

Akurasi timbangan merujuk pada sejauh mana timbangan dapat

memberikan hasil pengukuran yang tepat dan akurat sesuai dengan standar

atau ukuran yang ditentukan. Dalam konteks muamalah atau transaksi

ekonomi, akurasi timbangan menjadi sangat penting karena dapat

mempengaruhi keadilan dalam bertransaksi antara penjual dan pembeli.17

Timbangan yang akurat akan memberikan hasil pengukuran yang

sesuai dengan nilai sebenarnya tanpa mengalami manipulasi atau

penyimpangan. Dengan demikian, timbangan yang akurat akan

menghasilkan angka atau nilai berat yang dapat dipercaya dan adil bagi

kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi.

Pentingnya akurasi timbangan dalam muamalah terutama berkaitan

dengan prinsip keadilan dalam Islam. Keadilan dalam transaksi

mengharuskan setiap pihak untuk memberikan nilai yang setara dengan


17
Dedi Tamsir, ‘Pemotongan Timbangan Jual Beli Kelapa Sawit Di Desa Pengalihan
Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir Menurut Perspektif Fiqh Muamalah’ (UIN Suska
Riau, 2018).
14

apa yang telah disepakati, dan timbangan yang akurat menjadi salah satu

alat untuk memastikan hal tersebut terlaksana.

Penyalahgunaan atau ketidakakuratantimbangan dapat menyebabkan

ketidakadilan dalam bertransaksi. Misalnya, jika penjual menggunakan

timbangan yang kurang akurat dan memberikan berat yang lebih rendah

daripada sebenarnya, maka pembeli akan merasa dirugikan karena

mendapatkan produk atau jasa yang kurang dari nilai yang telah

dibayarkan. Dengan demikian akurasi timbangan menjadi penting dalam

menciptakan lingkungan bisnis yang adil, menghormati hak-hak

konsumen, dan membangun kepercayaan antara pelaku bisnis dan

konsumen. Penerapan akurasi timbangan yang konsisten akan membantu

menciptakan transaksi yang lebih adil dan berintegritas, sesuai dengan

prinsip-prinsip etika bisnis dalam Islam maupun prinsip-prinsip keadilan

dalam muamalah.18

18
Vera Armaya, ‘Etika Bisnis Dalam Persaingan Jual Beli Buah Kelapa Sawit
Antar Toke Di Desa Ringin Inhu Perspektif Ekonomi Syariah’ (UIN Suska Riau, 2023).
15

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi akurasi timbangan buah kelapa

sawit

Faktor-faktor yang mempengaruhi akurasi timbangan buah kelapa

sawit sebagai berikut :

a. Suhu

Perubahan suhu dapat mempengaruhi akurasi timbangan buah

kelapa sawit. Hal ini dapat terjadi karena perubahan suhu dapat

mempengaruhi viskositas minyak sawit dan berat buah kelapa sawit

b. Getaran

Getaran dapat menyebabkan timbangan buah kelapa sawit

menjadi tidak stabil dan menghasilkan pembacaan yang tidak akurat.

c. Reaksi kimia

Reaksi kimia dapat mempengaruhi akurasi timbangan buah

kelapa sawit. Beberapa sampel dapat sangat sensitif terhadap

perubahan atmosfer dalam suhu dan tekanan angin, yang dapat

mempengaruhi akurasi timbangan analitik.

d. Arus udara

Arus udara dapat mempengaruhi akurasi timbangan buah kelapa

sawit. Perubahan tekanan udara dari kipas langit-langit, AC, dan pintu

yang terbuka juga dapat menyebabkan peralatan sensitif menunjukkan

pengukuran yang salah.

e. Kalibrasi
16

Kalibrasi timbangan buah kelapa sawit secara rutin sangat

penting untuk memastikan akurasi timbangan. Kalibrasi yang tepat

akan memastikan bahwa timbangan memberikan pembacaan yang

akurat.

f. Kesalahan pengguna

Kesalahan Kesalahan dalam penggunaan timbangan buah kelapa

sawit, seperti tidak menempatkan buah dengan benar atau tidak

mengikuti prosedur yang tepat, dapat mempengaruhi akurasi

timbangan.

g. Usia

Usia timbangan buah kelapa sawit dapat mempengaruhi akurasi.

Timbangan yang telah digunakan dalam jangka waktu panjang dapat

mengalami gangguan dalam kalibrasi pengukuran.

h. Kelembaban dan kotoran

Kelembaban dan kotoran pada buah kelapa sawit dapat

mempengaruhi akurasi timbangan. Kelembaban yang tinggi atau

adanya kotoran pada buah kelapa sawit dapat mengganggu pembacaan

yang akurat. 19

19
Rahmawati, Farida, „Faktor-Faktor Penyebab Pemotongan Timbangan Pada Jual Beli
Sawit Perspektif Hukum Ekonomi Syari‟ah Di Desa Kusuma Jaya Kec. Bekri Kab. Lampung
Tengah‟ (IAIN Metro, 2020)
19
Yasmin Zaerina, ‘Analisis Tingkat Kecurangan Timbangan Oleh Toke Sawit Pada Petani
Di Desa Petapahan Kecamatan Tapung Menurut Perspektif Ekonomi Syariah’ (UIN Suska Riau,
2023).
17

5. Implikasi akurasi timbangan buah kelapa sawit terhadap keadilan

dan kepercayaan konsumen

Implikasi akurasi timbangan buah kelapa sawit yang buruk dapat

merugikan konsumen dan merusak kepercayaan konsumen terhadap

penjual atau pedagang. Beberapa implikasi akurasi timbangan buah kelapa

sawit yang buruk adalah sebagai berikut:

a. Ketidakadilan dalam transaksi jual beli

Akurasi timbangan buah kelapa sawit yang buruk dapat

mengakibatkan ketidakadilan dalam transaksi jual beli. Konsumen

dapat dirugikan karena tidak mendapatkan takaran yang sesuai dengan

harga yang dibayarkan.

b. Kerugian financial

Akurasi timbangan buah kelapa sawit yang buruk dapat

mengakibatkan kerugian finansial bagi konsumen. Konsumen dapat

membayar lebih mahal untuk takaran yang kurang dari yang

seharusnya.

c. Merusak kepercayaan konsumen

Akurasi timbangan buah kelapa sawit yang buruk dapat merusak

kepercayaan konsumen terhadap penjual atau pedagang. Konsumen

dapat kehilangan kepercayaan pada penjual atau pedagang dan tidak

ingin melakukan transaksi lagi di tempat tersebut.20

20
Yasmin Zaerina, ‘Analisis Tingkat Kecurangan Timbangan Oleh Toke Sawit Pada Petani
Di Desa Petapahan Kecamatan Tapung Menurut Perspektif Ekonomi Syariah’ (UIN Suska Riau,
2023).
18

d. Pelanggaran hukum

Akurasi timbangan buah kelapa sawit yang buruk dapat

melanggar hukum dan peraturan yang berlaku dalam transaksi jual

beli. Hal ini dapat mengakibatkan sanksi hukum dan merugikan bisnis.

Oleh karena itu, menjaga akurasi timbangan buah kelapa sawit

sangat penting untuk menjaga keadilan dan kepercayaan konsumen.

Penjual atau pedagang harus memastikan bahwa timbangan buah

kelapa sawit yang digunakan akurat dan sesuai dengan standar yang

berlaku.21

B. Peneliti Terdahulu

Pembahasan mengenai masalah tentang akurasi timbangan ditinjau dari

Fiqih Muamalah dalam suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data dan

melalui buku pedoman penulisan skripsi tugas akhir. Sepanjang penelitian,

peneliti mengambil tesis, skripsi, dan artikel yang berkaitan dengan akad

Ijarah tentang upah mengupah di tinjau Fiqih Muamalah. Adapun beberapa

peneliti terdahulu yang hampir mirip dengan pembahasan skripsi ini yaitu :

1. Skripsi dengan judul “Praktek Penimbangan Jual Beli Buah Kelapa Sawit

di Nagari Tabek Kecamatan Timpeh Dalam Pandangan Hukum Islam”

oleh Yol Padly 2018. Dalam hasil penelitiannya tersebut Yol Padly

menyimpulkan bahwa Dalam praktek jual beli yang dilakukan

21
Yasmin Zaerina, ‘Analisis Tingkat Kecurangan Timbangan Oleh Toke Sawit Pada Petani
Di Desa Petapahan Kecamatan Tapung Menurut Perspektif Ekonomi Syariah’ (UIN Suska
Riau, 2023).
19

masyarakat Nagari Tabek sudah memenuhi rukun jual beli. Tetapi objek

yang diperjual belikan belum memenuhi syarat dalam kuantitas objek jual

beli dalam bentuk barang yang ditimbang dan vi terdapat (jahalah) dan

adanya ikrah dalam praktek penimbangan yang dilakukan toke. Sehingga

harga yang diperoleh petani tidak sesuai dengan berat barang yang

diserahkan petani kepada toke.22

2. Rabiul Awaliyah Daulay IAN Padangsidimpuan 2021. Dengan judul

skripsi Tinjauan Fiqih Muamalah Terhadap Pelaksanaan Jual Beli Buah

Kelapa Sawit di Dusun Cinta Damai Desa Pasir Tuntung Kecamatan

Kotap. Hasil penelitiannya yaitu Tinjaun Fiqih Muamalah Terhadap

Pelaksanaan Jual Beli Buah Kelapa Sawit Di Dusun Cinta Damai tidak

sesuai dengan Rukun dan syarat Jual Beli dimana syarat jual beli dari segi

objeknya harus dilihat banyaknya, beratnya, takarannya dan ukuran

lainnya dan tidak ada unsur Gharar (ketidakjelasan) didalamnya.

Sementara Pembeli atau Toke Buah Kelapa Sawit melakukan perkira-

kiraan terhadap berat buah tandan yang dipotong terhadap Buah Kelapa

Sawit sebesar 15% sehingga ada unsur ketidakjelasan di dalam

pelaksanaannya.23

3. Wiwin Anggraini Sagita UIN Suska Riau. 2020 yang mengangkat judul

tentang "Proses Penimbangan Buah dalam Transaksi Jual Beli Sawit

22
Yol Padly, ‘Praktek Penimbangan Jual Beli Buah Kelapa Sawit Di Nagari Tabek
Kecamatan Timpeh Dalam Pandangan Hukum Islam’, 2018.
23
Rabiul Awaliyah Daulay and Zulfan Efendi Hasibuan, ‘Pelaksanaan Penimbangan
Jual Beli Buah Kelapa Sawit Ditinjau Dari Fiqih Muamalah’, Jurnal El-Thawalib, 2.2
(2021), 1–15.
20

Perspektif Fiqh Muamalah" Dalam skripsinya Wiwin mengungkapkan

bahwa sistem penimbangan yang dilakukan tidak sesuai dengan syari‟at

Islam, hal ini dibuktikan dengan terdapatnya penipuan, kecurangan,

ketidakjujuran, atau ketidakjelasan (gharar) dalam menimbang buah sawit

saat pelaksanaan transaksi jual beli buah sawit terhadap petani. Hukum

Islam melarang setiap transaksi jual beli yang mengandung unsur

penipuan, ketidakjelasan, termasuk didalamnya kecurangan terhadap

takaran dan timbangan.24

4. Hayatul Ichsan UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh. 2019 yang

mengangkat judul tentang "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek

Penimbangan dalam Jual Beli Kelapa Sawit" Dalam skripsinya Hayatul

mengungkapkan bahwa praktek penimbangan pada jual beli kelapa sawit

di Pante Ceureumen Aceh Barat dilakukan secara sepihak oleh pembeli,

baik dalam menentukan berat dan pengurangan keranjang timbang,

pembulatan angka hasil timbangan sawit, jasa maupun keuntungan

pembeli.

Dalam tinjauan hukum Islam, praktek penimbangan pada jual beli kelapa

sawit di Kecamatan Pante Ceureumen Aceh Barat belum sesuai dengan

aturan-aturan yang ditetapkan.25

24
Wiwin Anggraini Sagita, „Proses Penimbangan Buah Dalam Transaksi Jual Beli Sawit
Perspektif Fiqh Muamalah‟ (UIN Suska Riau, 2020).
25
Hayatul Ichsan, ‘Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Penimbangan Dalam Jual
Beli Kelapa Sawit (Studi Kasus Di Kecamatan Pante Ceureumen Aceh Barat)’ (UIN Ar-Raniry
Banda Aceh, 2019).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field

ressearch) yang merupakan penelitian kualitatif berdasarkan data yang

didapatkan di lapangan. Jadi pendekatan Fiqih Muamalah dalam penelitian ini

bahwa dalam menganalisi permasalahan yang dilakukan dengan acara

memadukan bahan-bahan hukum (data sekunder) dengan data primer yang

diperboleh dari lapangan. 26

B. Lokasi Penelitian
27
Penelitian dilakukan di koperasi sumber air panas dusun tambun

terhadap pembahasan tentangan "Akurasi timbangan buah kelapa sawit

ditinjau dalam Fiqih Muamalah."

C. Subjek Dan Objek Penelitian

1. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah pekerja menimbang buah

kelapa sawit terhadap koperasi sumber air panas, Pelalawan.

2. Sebagai Objek dalam penelitian ini adalah pihak koperasi sumberair panas,

Pelalawan.

26
Rahmadi, Pengantar Metode Penelitian (Banjarmasin: Antasari Press, 2011).
27
Observasi Lokasi Penelitian Di Koperasi Sumber Air Panas.

19
20

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah keseluruhan objek yang akan atau ingin diteliti. Populasi

ini sering juga disebut dengan universe. Anggota populasi dapat berupa
28
benda hidup maupun mati, dan manusia, keseluruhan subjek penelitian.

Adapun yang menjadi yang menjadi bagian dari populasi dari penelitian

ini adalah dari pekerja menimbang buah kelapa sawit berjumlah 4 orang

pekerja.

2. Sampel adalah sebagian atau jumlah wakil populasi yang di teliti. Sampel

ini merupakan cerminan dari populasi populasi yang sifat-sifatnya akan

diukur dan mewakili populasi yang ada. Dengan adanya sample ini maka

proses penelitian akan lebih mudah dan sederhana. Penelitian ini

merupakan penelitian populasi karna keseluruhan nya dijadikan sampel.29

E. Sumber Data

Karena objek penelitian ini studi lapangan (field research) maka peneliti

berusaha mencari informasi yang terkait dengan masalah ini selain itu peneliti

juga mncari sumber data lain yang berhubungan dengan bahasa seperti artikel-

artikel dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya yang bisa di jadikan sumber-sumber

lainnya. Oleh karena itu sumber data yang saya gunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut :30

1. Data Primer

28 24
, Muhammad Muhyi, Metodologi Penelitian (Surabaya: Adi Buana University Press, 2018).
30
Kartini and Katono, Metodologi Research Sosial (Bandung: Mondar Maju, 1996).
21

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau

objek yang diteliti. Data primer dalam penilitian ini diperoleh dari

lapangan atau lokasi penelitian yang memebrikan informasi langsung

kepada peneliti, yaitu pada pekerja menimbang buah kelapa sawit, dusun

tambun.

2. Data Sekunder

Data Sekunder dalam penelitian ini yang telah tersedia dalam objek

penelitian dan hasil penelitian dalam bentuk laporan. Dalam hal ini sumber

data sekunder yang digunakan oleh penulis yaitu seperti buku-buku. baku

tentang al mutafifin, sistem penimbangan dalam hukum islam, karya

ilmiah, jurnal, dan dokumen-dokumen resmi lainnya, skripsi, tesis dan dari

data koperasi sumber air panas, Pelalawan. yang berupa dokumentasi yang

berkenaan dengan akurasi timbangan buah kelapa sawit.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam usaha menghimpun data untuk penelitian digunakan beberapa

metode, yaitu: Observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi adalah teknik pengumpulan adata, tidak hanya berkomunikasi

pada manusia tetapi juga pada objek-objek lain. Dalam observasi ini

peneliti memperoleh informasi apa saja yang dibutuhkan. Jadi metode

observasi ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan

dengan kondisi objektif mengenai akurasi timbangan buah kelapa sawit.

2. Wawancara (interview) adalah metode pengumpulan data dengan proses

tanya jawab kepada pekerja penimbang buah sawit tentang akurasi


22

timbangan. Penelitian ini yang berlangsung secara lisan antara dua orang

atau lebih, mendengarkan secara langsung informasi-informasi dan

keterangan-keterangan.

3. Dokumentasi, yaitu data-data yang berupa buku-buku, majalah, tulisan-

tulisan, gambar, atau dalam bentuk lain yang dapat menunjang data dalam

penelitian. Dokumentasi yang digunakan dalam mendukung data

penelitian ini bersal dari dokumen data terhadap akurasi timbangan buah

kelapa sawit pada koperasi sumber air panas dusun tambun, pelalawan.31

G. Metode Analisi Data

Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode kualitatif, yaitu suatu produser penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata, tulisan atau lisan dari orang-orang yang berprilaku

yang dapat dimengerti.32 Setelah data terkumpul, maka data tersebut dianalisis

atas dasar-dasar ilmu hukum tentang akad ijarah dan lainnya, setelah analisi

data selesai maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif. Dalam penelitian

ini menggunakan cara berfikir dimana ditarik kesimpulan bersifat umu dari

berbagai kasus yang bersifat individual.

31
Sandu, Siyoto, and Ali Sodik, Dasar Metode Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015).
32
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif (Bandung: Alfabeta, 2015).
23

H. Metode Penulisan

Setelah data-data terkumpul selanjutnya penulis menyusun data tersebut

dengan menggunakan metode deduktif, yaitu mengemukakan data-data yang

bersifat umum yang berkaitan dengan masalah yang diteliti kemudian ditarik

kesimpulan bersifat khusus.


DAFTAR PUSTAKA

Armaya, Vera, „Etika Bisnis Dalam Persaingan Jual Beli Buah Kelapa Sawit

Antar Toke Di Desa Ringin Inhu Perspektif Ekonomi Syariah‟ (Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2023)

Azwar, Budi, and Alpis Sabilillah, „Analisis Kepuasan Pembeli Dalam Takaran

Timbangan Menurut Ekonomi Syariah‟, Journal of Sharia and Law, 2.2

(2023), 10

Daulay, Rabiul Awaliyah, and Zulfan Efendi Hasibuan, „Pelaksanaan

Penimbangan Jual Beli Buah Kelapa Sawit Ditinjau Dari Fiqih Muamalah‟,

Jurnal El-Thawalib, 2.2 (2021), 1–15

Departemen Agama RI. Al-Quran, p. Hal.232

Harun, M H, Fiqh Muamalah (Muhammadiyah University Press, 2007)

Ichsan, Hayatul, „Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Penimbangan Dalam

Jual Beli Kelapa Sawit (Studi Kasus Di Kecamatan Pante Ceureumen Aceh

Barat)‟ (UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2019)

Imam, M Ainun, and Khaerul Aqbar, „Studi Perbandingan Hukum Ijarah Dalam

Perspektif Fikih Muamalah Dan Hukum Positif‟, AL-QIBLAH: Jurnal Studi

Islam Dan Bahasa Arab, 2.3 (2023), 234–53

Indrawati, Henny, „Kajian Tentang Hubungan Strategis Produsen Kelapa Sawit Di

Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau‟, PEKBIS, 3.02 (2011)

Kartini, and Katono, Metodologi Research Sosial (Bandung: Mondar Maju, 1996)

Lubis, Muhammad Firdaus, and Iskandar Lubis, „Analisis Produksi Kelapa Sawit

(Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Buatan, Kabupaten Pelalawan, Riau‟,


Buletin Agrohorti, 6.2 (2018), 281–86

Mandasari, Shelvi Ana, Rasta Kurniawati, and B R Pinem, „Analisis Praktik

Penimbangan Jual Beli Kelapa Sawit Ditinjau Dari Prespektif Islam Pt .

Anugrah Langkat Makmur (2022), 70–74

Muhyi, Muhammad, Metodologi Penelitian (Surabaya: Adi Buana University

Press, 2018)

Mujahidin, Akhmad, Ekonomi Islam, Revisi Cet (Jakarta: Rajawali Pers, 2013)

Muslich, H Ahmad Wardi, Fiqh Muamalat (Amzah, 2022)

Observasi Lokasi Penelitian Di Koperasi Sumber Air Panas (Pelalawan, 2023)

Padly, Yol, „Praktek Penimbangan Jual Beli Buah Kelapa Sawit Di Nagari Tabek

Kecamatan Timpeh Dalam Pandangan Hukum Islam‟, 2018

Rahmadi, Pengantar Metode Penelitian (Banjarmasin: Antasari Press, 2011)

Sadewo, Anggi, „Mekanisme Timbangan Dalam Jual Beli Kelapa Sawit Menurut

Etika Bisnis Islam (Studi Kasus Desa Karya Bakti Kecamatan Kampar Kiri

Tengah Kabupaten Kampar)‟ (Universitas Islam Riau, 2019)

Sagita, Wiwin Anggraini, „Proses Penimbangan Buah Dalam Transaksi Jual Beli

Sawit Perspektif Fiqh Muamalah‟ (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau, 2020)

Sandu, Siyoto, and Ali Sodik, Dasar Metode Penelitian (Yogyakarta: Literasi

Media Publishing, 2015)

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif (Bandung: Alfabeta, 2015)

Sukriadi, Sukriadi, „Analisis Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Timbangan

Dalam Jual Beli Kelapa Sawit (Studi Kasus Desa Tasokko, Kec. Karossa,
21

Kab. Mamuju Tengah)‟ (IAIN parepare, 2022)

Tamsir, Dedi, „Pemotongan Timbangan Jual Beli Kelapa Sawit Di Desa

Pengalihan Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir Menurut

Perspektif Fiqh Muamalah‟ (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau, 2018)

Yohari, Randi, Eficandra Eficandra, and Afrian Raus, „Pelaksanaan Penimbangan

Dalam Jual Beli Buah Kelapa Sawit Dalam Tinjauan Hukum Positif Dan

Fiqh Muamalah (Studi Kasus Di Nagari Talao Sungai Kunyit Kecamatan

Sangir Balai Janggo Kabupaten Solok Selatan)‟, Jurnal Integrasi Ilmu

Syariah (Jisrah), 2.2 (2021), 55–67

Zaerina, Yasmin, „Analisis Tingkat Kecurangan Timbangan Oleh Toke Sawit

Pada Petani Di Desa Petapahan Kecamatan Tapung Menurut Perspektif

Ekonomi Syariah‟ (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

2023)

Anda mungkin juga menyukai