Anda di halaman 1dari 36

SEMINAR SKRIPSI

SISTEM BAGI HASIL PUNGGAWA-SAWI


(Studi Kasus Pada Masyarakat Nelayan Desa Topejawa Kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar)

SAMSUDDIN YUNUS
A31114010

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
1
Pendahuluan
Latar Belakang
a. Sektor perikanan merupakan mega sektor yang sangat vital bagi
perekonomian Indonesia. Namun demikian pelaku perikanan
khususnya nelayan masih dalam kondisi memprihatinkan.

b. Dibutuhkan solusi yang mampu menjembatani kesejahteraan


masyarakat nelayan yaitu melalui adanya kerjasama antara pemilik
modal dan penggarap.

c. Pola kerjasama masyarakat nelayan Indonesia menciptakan suatu


strata sosial.

3
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tergerak untuk melakukan
penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul:

“Sistem Bagi Hasil Punggawa-Sawi


(Studi Kasus pada Masyarakat Nelayan Desa
Topejawa-Kabupaten Takalar)”
Rumusan Masalah
Bagaimana sistem bagi hasil punggawa sawi dalam usaha
perikanan yang terjadi di desa Topejawa, kecamatan
Mangarabombang, kabupaten Takalar?

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui sistem bagi hasil punggawa sawi dalam
usaha perikanan yang terjadi di desa Topejawa, kecamatan
Mangarabombang, kabupaten Takalar.

5
Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian terkait penerapan sistem bagi hasil
berkeadilan adalah sistem bagi hasil yang diterapkan di
Desa Topejawa Kecamatan Mangarabombang Kabupaten
Takalar. Adapun komunitas punggawa dan sawi yang akan
diteliti dibatasi hanya pada komunitas punggawa sawi
di Desa Topejawa Kecamatan Mangarabombang
Kabupaten Takalar.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Bagi Hasil Perikanan

“terminology
asing (inggris)
bagi hasil
dikenal dengan
profit sharing” Secara umum, bagi hasil usaha perikanan tangkap dapat didefinisikan sebagai
bentuk perjanjian antara dua pihak yaitu pemilik kapal/perahu dengan buruh
nelayan yang bersepakat untuk melakukan pembagian hasil menurut
imbalan yang telah disetujui sebelumnya.

8
SISTEM PEMBAGIAN HASIL

HASIL BERSIH =
PENJUALAN HASIL
TANGKAPAN - (ONGKOS + BIAYA
PERAWATAN)

ABK 1
50% 50% ABK 2

ABK 3
Pemilik Kapal ABK Sumber : Penelitian yang dilakukan Febrianti, Muin dan
Dahri (2017:137) pada masyarakat nelayan di
Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten
Sinjai.
Konsep Bagi Hasil Usaha Perikanan dalam Islam

Salah satu bentuk kerjasama dalam bisnis ekonomi


Islam adalah qiradh atau mudharabah.

Apa itu Mudharabah?


Mudharabah adalah kerjasama atau kontrak usaha antar dua pihak,
Shohibu salah satu pihak menyediakan modal dan pihak lain menyerahkan
l Ma a l a ri b
h tenaganya sebagai andal untuk mencapai tujuan usaha, kemudian
Mud
keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha dibagi berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak sedangkan jika terjadi kerugian yang
menanggung adalah pihak penyedia modal.

10
Keadilan merupakan salah satu prinsip dasar dalam
Islam, Khususnya dalam ekonomi Islam. Dalam
Keadilan dalam Sistem menerapkan prinsip keadilan pada setiap kegiatan

Bagi Hasil ekonomi yang dilakukan, tentunya pemahaman akan


nilai-nilai keadilan sangat diperlukan
3
METODOLOGI
PENELITIAN
Rancangan
Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif.

Alasan pemilihan metode ini didasarkan pada tujuan


yang ingin dicapai yaitu untuk memperoleh gambaran
yang jelas dan terperinci mengenai sistem bagi hasil
usaha perikanan serta merumuskan konsep bagi hasil
usaha perikanan tangkap menurut perspektif nilai Islam
dengan melakukan studi pustaka berasaskan Al-Qur‘an
dan As-Sunnah (Hadits), yang didukung oleh
pengamatan lapangan mengenai pelaksanaan bagi hasil
usaha perikanan tangkap tersebut.
LOKASI PENELITIAN
Desa Topejawa, Kecamatan Mangarabombang,
Kabupaten Takalar
Besarnya Potensi Tingginya kesenjangan
Perikanan yang sosial antara punggawa
dimiliki Kabuten dan sawi di desa
Takalar. tersebut

Desa Topejawa menjadi


salah satu kontributor Masyarakat nelayan di desa Mayoritas Masyarakat
andalan pada sektor Topejawa secara turun temurun pemeluk agama Islam
perikanan di kabupaten menggunakan sistem bagi hasil
Takalar dalam pembagian hasil
tangkapannya
SUMBER DATA

Data Primer

Data yang berasal dari sumber pertama beberapa laporan tertulis yang
diambil dari pemilik kapal dan pengelola/nelayan yang berada di Desa
Topejawa Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.

Data Sekunder

Data yang diperoleh dengan mempelajari berbagai literatur terkait


konsep bagi hasil berkeadilan menurut Islam.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 15


TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Wawancara
01 wawancara akan dilakukan dengan para informan yaitu orang-orang
yang dianggap banyak mengetahui permasalahan nelayan.

Observasi
02 dilakukan untuk melihat kondisi lingkungan daerah penelitian, dan juga melihat
secara langsung aktivitas bagi hasil usaha perikanan di Desa Topejawa.

Dokumentasi
03 rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak dapat berupa
catatan, surat, buku harian, dan dokumen-dokemen

Penelitian Pustaka
04 peninjauan pada berbagai pustaka dengan membaca berbagai referensi
seperti Al-Qur’an, hadits-hadits Rasulullah saw, fiqih, publikasi-publikasi
serta referensi lain yang relevan dengan konsep bagi hasil dalam ekonomi
Islam.
16
Analisis Data
proses transparansi di antara kedua
Peneliti menggunakan teknik belah pihak.
analisis deskriptif kualitatif.
penetapan nisbah bagi hasil yang
proporsional
dengan menganalisis, memaparkan, dan menjelaskan
data yang terkumpul untuk menggambarkan mengenai
praktik pelaksanaan bagi hasil usaha perikanan
konsistensi dari setiap pihak yang terlibat
tangkap, kemudian dianalisis dengan teori dalam dalam perjanjian bagi hasil
konsep bagi hasil menurut perspektif nilai Islam untuk
mengetahui sejauh mana praktik bagi hasil tersebut
sejalan dan sesuai dengan konsep nilai Islam.
keseimbangan bargaining power

Menurut Handayani (2013:92) keadilan dalam sistem


serta adanya ganti rugi jika terjadi
bagi hasil dapat diukur melalui lima indikator yakni :
pemberhentian kerja sama di tengah
akad

17
Nilai-Nilai Keadilan

Proposional Persamaan Kompensasi

Adil tidak selalu diartikan sebagai kesamaan hak, memberikan kompensasi yang sepadan kepada pihak
namun hak ini disesuaikan dengan ukuran setiap lain sesuai dengan pengorbanan yang telah dilakukan.
individu atau proporsional, baik dari sisi tingkat
kebutuhan, kemampuan, pengorbanan, tanggung
jawab, ataupun kontribusi yang diberikan oleh
seseorang.

Moderat Persamaan Hukum

Nilai adil dianggap telah diterapkan seseorang jika dapat diartikan dengan adanya persamaan perlakuan
orang yang bersangkutan mampu memposisikan pada setiap orang dalam setiap aktivitas maupun
dirinya dalam dalam posisi di tengah. transaksi ekonomi.

Sumber : P3EI UII Yogyakarta (2008:61) 18


4
PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM LOKASI
PENELITIAN
Tahun 2019, jumlah penduduk sebanyak 3912 jiwa dengan mata pencaharian mayoritas
sebagai nelayan. Pada sektor perikanan Desa Topejawa memiliki pesisir pantai dengan
luas sekitar 46,75 Ha, dan tanah tubuh air untuk penggunaan tambak seluas 135 Ha.

20
STRUKTUR KELOMPOK KERJA
PUNGGAWA-SAWI NELAYAN DESA TOPEJAWA

Eksportir/bos di Makassar Punggawa Caddi

Berstatus sebagai pembeli/penada hasil


tangkapan ikan dari punggawa lompo Pemilik modal dan ikut memimpin pelayaran

dan aktivitas penangkapan ikan dilaut.

Punggawa Lompo Sawi

Bertugas membeli ikan dari punggawa


Bertugas dalam proses menangkap di laut yang
laut/punggawa caddi, penyedia modal
pinjaman untuk punggawa caddi sekaligus dipimpin langsung oleh punggawa laut/punggawa

bertugas sebagai distributor ikan ke caddi kemudian menjualnya ke punggawa


eksportir/bos di Makassar
darat/punggawa lompo.

21
PELAKSANAAN SISTEM BAGI HASIL
DI DESA TOPEJAWA

Latar Belakang Penentuan


Imbalan Kerja Usaha Perikanan 1

mereka cenderung memilih sistem bagi hasil


ketimbang sistem gaji ataupun sistem upah
Bentuk Akad Perjanjian Bagi
2 Hasil
proses awal terjadinya bagi hasil untuk sawi dan
punggawa dapat dikatakan hanya didasarkan
Proses Penentuan Nisbah Bagi pada kebiasaan dan tidak dalam bentuk perjanjian
Hasil 3 tertulis.

Bagi hasilnya dikenal dengan istilah bagi hasil tunga’-


tunggala, satu bagian kapal, satu bagian untuk mesin
kapal,satu bagian untuk mesin kompresor/alat tangkap, dan
satu bagian untuk sejumlah buruh nelayan dan punggawa laut.

22
Biaya Investasi dan
4 Produksi Usaha Perikanan

Distribusi Pendapatan Bagi


Hasil Usaha Perikanan 5

23
BAGI HASIL

01 Pemilik Kapal : 1/8 x Rp. 6.941.000

: Rp. 867.600

02 Pemilik Mesin : 1/8 x Rp. 6.900.000

: Rp. 867.600
Dasar bagi hasil tersebut, kemudian
dibagihasilkan sesuai dengan proporsi
yang disepakati yakni nisbah 1/n, 03 Pemilik Alat Tangkap : 1/8 x Rp. 6.900.00

dengan “n” adalah sejumlah faktor : Rp. 867.600

produksi yang berhak mendapat bagian.


04 Sawi Penyelam

05 Sawi Pajama Rate

24
5
ANALISIS
KEADILAN DALAM
SISTEM BAGI
HASIL USAHA
PERIKANAN
ELEMEN-ELEMEN PENILAIAN KEADILAN
BAGI HASIL USAHA PERIKANAN

Nisbah dan Pendapatan


Transparansi yang Proporsional Konsistensi
yaitu transparansi yang mencakup Keadilan dalam nisbah bagi hasil Keadilan dalam konsistensi dapat
transparansi objek bagi hasil, ditentukan dengan membandingkan tercapai ketika masing-masing pihak
transparansi jangka waktu besarnya kontribusi biaya yang konsisten dengan segala perjanjian
berlangsungnya akad, transparansi
dikeluarkan serta kontribusi yang telah disepakati di awal akad.
biaya, serta transparansi pendapatan
pendapatan yang diterima.
Bargaining Power yang Penanggungan Risiko
Seimbang Adanya Ganti Rugi Ketika Terjadi Kerugian
Keadilan dari sisi bargaining power Ganti rugi tersebut dimaksudkan untuk Keadilan dalam hal pembagian risiko
dapat dicapai ketika masing-masing mengganti kontribusi yang telah ketika terjadi kerugian dapat dicapai
pihak memiliki bargaining power dikeluarkan. ketika mekanisme pembagian risiko
(kekuatan tawar) yang setara. kerugian telah sesuai dengan syariat
Islam.

26
Proporsionalitas Nisbah
dan Pendapatan Bagi
Hasil Usaha Perikanan
mengukurnya dengan cara mempersentasekan total biaya yang
telah dikeluarkan oleh masing-masing pihak dengan total seluruh
biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, serta
mempersentasekan pendapatan bagi hasil yang diterima oleh
masing-masing pihak dengan total seluruh penghasilan yang
diterima dari produksi perikanan.

27
PROPORSIONALITAS KONTRIBUSI BIAYA
Dalam mengukur biaya yang dibebankan kepada pihak punggawa sebagai pemilik sarana produksi.
Maka peneliti melakukan pendekatan dengan menghitung nilai depresiasi dari setiap aset investasi
sarana produksi yang akan dibebankan sepenuhnya sebagai tanggungan pihak punggawa

28
Dengan demikian, persentase kontribusi biaya yang dikeluarkan serta pendapatan yang diterima
oleh punggawa dan nelayan sawi di Desa Topejawa dapat dilihat pada tabel berikut :

29
Proporsionalitas penghasilan bersih yang diperoleh oleh nelayan sawi melalui analisis
perbandingan dengan standar UMP Sulawesi Selatan.

Diketahui :
Total jam kerja nelayan dalam satu pekan
sebanyak 84 Jam ( 17.00 s/d 07.00 @ 6 hari)

30
Proporsionalitas penghasilan bersih yang diperoleh oleh punggawa melalui analisis
perbandingan dengan Instrumen Deposito Syariah
A. Berinvestasi pada Bagi Hasil Usaha Perikanan

Total Investasi sebesar Rp. 61.350.000,- memperoleh return sebesar Rp3.618.000 per pekan

B. Berinvestasi pada Deposito syariah


Dengan jumlah investasi yang sama tingkat pengembalian deposito syariah diperoleh proyeksi bagi hasil sebesar
Rp241.719.- per bulan atau hanya sebesar Rp60.430,- per pekan

31
HASIL ANALISIS KEADILAN SISTEM BAGI HASIL
USAHA PERIKANAN DI DESA TOPEJAWA
Elemen Penilaian Deskripsi Penilaian Keadilan Keterangan

Transparansi Objek Keterbukaan dan Belum adil Belum tersampaikan


Bagi Hasil kejujuran mengenai sepenuhnya infonya dari
kondisi objek bagi hasil punggawa mengenai kondisi
  objek bagi hasil
 

Transparansi Jangka Keterbukaan dan Belum adil Belum terdapat kesepakatan


Waktu Akad kejelasan mengenai di awal akad mengenai
lamanya perjanjian jangka waktu
berlangsung di awal akad berlangsungnya perjanjian.
 

Transparansi Biaya Keterbukaan dan Adil Telah terdapat kejujuran


kejujuran mengenai biaya mengenai biaya produksi dan
produksi adanya kepercayaan yang
  kuat antara punggawa dan
nelayan sawi.
 

32
Penilaian
Elemen Penilaian Deskripsi Keterangan
Keadilan
       
Transparansi Keterbukaan dan Adil Telah terdapat keterbukaan
Pendapatan kejujuran mengenai nelayan sawi mengenai
pendapatan dari hasil jumlah hasil tangkap yang
produksi perikanan diperoleh.
   
       
Nisbah Bagi Hasil Proporsionalitas dari Belum Adil Kontribusi biaya yang
nisbah bagi hasil yang ditanggung bersama para
ditetapkan pada akad nelayan sawi masih belum
bagi hasil perikanan sebanding dengan proporsi
  pendapatan yang
diterimanya.
 
       
Konsistensi Masing-masing pihak Adil Didorong oleh adanya rasa
konsisten dengan segala kekeluargaan dan keinginan
perjanjian yang telah untuk menjaga hubungan
disepakati di awal akad. yang baik,masing-masing
  pihak telah memiliki sikap
konsisten
 

33
Elemen Penilaian Deskripsi Penilaian Keadilan Keterangan
       
Bargaining power yang Masing-masing pihak Belum Adil Ketidakseimbangan
seimbang memiliki kekuatan tawar permintaan dan penawaran
yang setara. tenaga kerja dan rendahnya
taraf pendidikan nelayan sawi
       
Ganti Rugi ketika Akad Ada atau tidaknya ganti Adil Terdapat ganti rugi bagi sawi
Diberhentikan rugi yang diberikan ketika yang berhenti maupun yang
perjanjian diberhentikan diberhentikan untuk
ketika proses produksi mengganti kontribusi yang
masih berlangsung. telah dilakukan.
 
       
Pembagian risiko ketika Apakah mekanisme dalam Belum Adil Penanggungan resiko ketika
terjadi kerugian menanggung risiko ketika terjadi kerugian masih belum
terjadi kerugian sesuai sesuai dengan syariat Islam
dengan syariat Islam

34
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa


sistem bagi hasil di Desa Topejawa belum sepenuhnya mencapai sistem
bagi hasil yang berkeadilan dikarenakan masih terdapat beberapa aspek
yang belum memenuhi kriteria adil.

35
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai