EKONOMI PERUSAHAAN
PERIKANAN
DIAJUKAN OLEH :
INAYA
22121020
JURUSAN AGROBISNIS PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO MAKASSAR
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha
Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia
yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan
jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti
"keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan
secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah
tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang
menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja (Arjuna, 2010).
Perikanan memang semula berasal dari kegiatan hunting (berburu) yang harus
dibedakan dari kegiatan farming seperti budidaya. Dalam artian yang lebih luas,
perikanan tidak saja diartikan sebagai aktivitas menangkap ikan (termasuk hewan
invertebrate lainnya seperti funfish atau ikan bersirip) namun juga termasuk kegiatan
mengumpulkan kerang-kerangan, rumput laut dan sumberdaya hayati lainnya dalam
suatu wilayah geografis tertentu dengan struktur kepemilikan yang kebanyakan
bersifat common property (milik bersama). Hal ini berbeda dengan budidaya atau
aquaculture yang berhubungan dengan sumberdaya yang dapat dikendalikan serta
struktur kepemilikan yang jelas (private property).
Ekonomi perikanan adalah aplikasi prinsip-prinsip ekonomi dan ilmu produksi
perikanan dalam suatu usaha perikanan. Secara langsung maupun tidak, beberapa
prinsip penting dari ekonomi perikanan berkembang dari kaidah-kaidah dasar teori
ekonomi.
Ekonomi Perikanan merupakan bidang yang unik karena sifat sumber
dayanya fugitive dan kompleksitas pengelolaannya menuntut Potensi ekonomi
perikanan yang jauh lebih besar sesungguhnya terdapat di perikanan budidaya
(akuakultur). Namun, sampai saat ini pemanfaatan perikanan budidaya masih sangat
rendah, hanya 4,88 juta ton pada 2010 atau 8,5 persen dari total potensi produksi 57,6
juta ton per tahun. Perairan laut Indonesia yang berpotensi untuk usaha budidaya laut
(mariculture) 24 juta hektar dengan potensi produksi lestari 41,6 juta ton per tahun.
Pada 2010 baru diproduksi 3,4 juta ton atau 3,4 persen.
Peran ilmu ekonomi dalam bidang usaha perikanan berkaitan erat dengan
bagaimana seorang pengusaha perikanan mengelola (manage), mengalokasikan
1
sumberdaya, memproduksi dan mendistribusikan output yang dihasilkan dari proses
produksi dalam sebuah usaha perikanan. Penerapan prinsip-prinsip ekonomi dalam
usaha perikanan didasari pada dua permasalahan utama, yaitu; kelangkaan sumberdaya
(scarcity) sebagai bahan baku produksi dan bagaimana mengalokasikan sumberdaya
yang terbatas tersebut secara efisien dalam proses produksi (choice).
Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi dibeberapa
Negara, telah mendorong meningkatnya permintaan komoditas perikanan dari waktu
ke waktu. Meningkatnya permintaan ikan ini mengarah pada jumlah yang tidak
terbatas, mengingat kegiatan pembangunan yang merupakan faktor pendorong dari
permintaan ikan berlangsung secara terus menerus. Sementara disisi lain, permintaan
ikan tersebut dipenuhi dari sumberdaya ikan yang jumlahnya di alam memang terbatas.
Kecendrungan meningkatnya permintaan ikan telah membuka peluang berkembang
pesatnya industri perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.
Hanya sayangnya, perkembangan industri perikanan ini lebih banyak dilandasi oleh
pertimbangan teknologi dan ekonomi, dan sekaligus mengabaikan pertimbangan
lainnya seperti lingkungan, social budaya serta kelestarian sumberdaya perikanan.
Akibatnya, jaminan usaha perikanan yang berkelanjutan menjadi tanda tanya,
disamping upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan menjadi semakin jauh. Bagi
Indonesia, perikanan mempunyai peranan yang cukup penting dalam pembangunan
nasional. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa factor, diantaranya adalah :
Sekitar 2.274.629 orang nelayan dan 1.063.140 rumah tangga budidaya,
menggantungkan hidupnya dari kegiatan usaha perikanan.
Adanya sumbangan devisa yang jumlahnya cukup signifikan dan cendrung
meningkat dari tahun ketahun.
Mulai terpenuhinya kebutuhan sumber protein hewani bagi sebagian masyarakat.
Terbukanya lapangan kerja bagi angkatan kerja baru, sehingga diharapkan mampu
mengurangi angka pengangguran dan
Adanya potensi perikanan yang dimiliki Indonesia
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari dari pembuatan paper ini diantaranya adalah:
1) Apa pengertian dari usaha perikanan itu sendiri?
2) Bagaimana ruang lingkup dari usaha perikanan?
2
3) Bagaimana prinsip ekonomi dalam usaha perikanan?
4) Bagaimana sumber daya perikanan di Indonesia ?
5) Bagaimana pengelolaan sumberdaya ikan ?
6) Bagaimana model pengelolaannya
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan paper ini diantaranya adalah:
1) Untuk mengetahui pengertian dari usaha perikanan.
2) Untuk mengetahui ruang lingkup dari usaha perikanan.
3) Untuk mengetahui prinsip ekonomi dalam usaha perikanan.
4) Untuk mengetahui sumber daya perikanan di Indonesia
5) Untuk mengetahui pengelolaan sumberdaya ikan
6) Untuk mengetahui model pengelolaannya
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
kolam atau empang-empang yang diatur sedemikian rupa sehingga memiliki
kondisi sempurna untuk mengembangkan sumber daya yang dibiakkan di sana.
2. Usaha perikanan pengolahan
Yaitu suatu kegiatan usaha dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah
yang dimiliki oleh suatu produk perikanan. Selain itu, usaha perikanan pengolahan
ini juga bertujuan sebagai pendekatan produk perikanan terhadap pasar dengan
harapan agar dapat diterima oleh konsumen secara luas dan menyeluruh. Misalnya
saja dalam pembuatan nugget ikan, kerupuk ikan, bakso ikan, dan usaha-usaha
sejenis lainnya.
3. Usaha tangkap ikan
Usaha satu ini adalah suatu kegiatan usaha yang terfokus dalam produksi
ikan dengan jalan menangkap ikan yang berasal dari perairan darat maupun
perairan laut. Misalnya saja usaha penangkapan ikan tuna, ikan bawal laut, ikan
sarden, dan jenis ikan lainnya. Usaha ini dilakukan dengan kapal-kapal yang
dilengkapi perlatan khusus untuk menangkap hasil laut yang dituju guna
mendapatkan hasil optimal. Sempat metode ini mendapatkan banyak sorotan
karena tidak sedikit usaha ini menyebabkan kerusakan alam karena penangkapan
dengan metode yang tidak bertanggung jawab. Namun sekarang sudah dipertegas
dengan undang-undang.
5
Berdasarkan cirri ekonomis yang melekat pada masing-masing usaha
perikanan, dikenal 2 kategori usaha perikanan, yaitu:
1) Usaha perikanan subsisten
Usaha perikanan subsisten ditandai oleh tidak adanya akses pasar. Hasil
yang didapatkan hanya untuk memenuhi konsumsi keluarga.
2) Usaha perikanan komersil
Usaha perikanan komersil ditandai dengan usaha yang berorientasi pasar.
Seluruh output yang dihasilkan dijual dan tidak dikonsumsi sendiri.
4. Prinsip Subtitusi
Prinsip ini mengatakan bahwa batas dimana substitusi dihentikan terletak
pada suatu titik dimana kerugian teknik yang ditimbulkan oleh pemakaian benda
substitusi menghilangkan keuntungan yang diperoleh karena nilainya rendah.
6
Penggantian faktor satu dengan yang lain selalu menimbulkan keuntungan
teknik maka harga akan lebih tinggi atau kerugian teknik karena harganya rendah
dan keuntungan ekonomik. Misalnya pada pakan udang, susunan makanan tidak
dapat berubah-ubah karena akan mempengaruhi pertumbuhan.
7
Sebagai sumber devisa bagi negara
Dan terakhir sebagai rekreasi atau hiburan
Adapun hal hal yang menunjang atau membantu terperolehnya hal hal tersebut yaitu :
Sosial Ekonomi Perikanan
Pemasaran
Sosial ekonomi
Riset pendidikan
Industri penunjang
Industri penunjang
Perahu, pakan, jaring dll
F. Model Pengelolaan
Pengelolaan sumberdaya perikanan umumnya didasarkan pada konsep “hasil
maksimum yang lestari” (Maximum Sustainable Yield) atau juga disebut dengan
“MSY”. Konsep MSY berangkat dari model pertumbuhan biologis yang
dikembangkan oleh seorang ahli Biologi bernama Schaefer pada tahun 1957. Inti dari
konsep ini adalah menjaga keseimbangan biologi dari sumberdaya ikan, agar dapat
dimanfaatkan secara maksimum dalam waktu yang panjang. Pendekatan konsep ini
berangkat dari dinamika suatu stok ikan yang dipengaruhi oleh 4 (empat) factor utama,
yaitu rekrutment, pertumbuhan, mortalitas dan hasil tangkapan. Pengelolaan
sumberdaya ikan seperti ini lebih berorientasi pada sumberdaya (resource oriented)
8
yang lebih ditujukan untuk melestarikan sumberdaya dan memperoleh hasil tangkapan
maksimum yang dapat dihasilkan dari sumberdaya tersebut. Dengan kata lain,
pengelolaan seperti ini belum berorientasi pada perikanan secara keseluruhan (fisheries
oriented), apalagi berorientasi pada manusia (social oriented).
Pengelolaan sumberdaya ikan dengan menggunakan pendekatan “Maximum
Sustainable Yield” telah mendapat tantangan cukup keras, terutama dari para ahli
ekonomi yang berpendapat bahwa pencapaian“yield” yang maksimum pada dasarnya
tidak mempunyai arti secara ekonomi. Hal ini berangkat dari adanya masalah
“diminishing return” yang menunjukkan bahwa kenaikan “yield” akan berlangsung
semakin lambat dengan adanya penambahan “effort” (Lawson, 1984). Pemikiran
dengan memasukan unsur ekonomi didalam pengelolaan sumberdaya ikan, telah
menghasilkan pendekatan baru yang dikenal dengan “Maximum Economic Yield” atau
lebih popular dengan “MEY”.Pendekatan ini pada intinya adalah mencari titik yield
dan effort yang mampu menghasilkan selisih maksimum antara total revenue dan total
cost. Selanjutnya, hasil kompromi dari kedua pendekatan diatas kemudian melahirkan
konsep “Optimum Sustainable Yield” (OSY), sebagaimana dikemukakan oleh
Cunningham, Dunn dan Whitmarsh (1985).Secara umum konsep ini dimodifikasi dari
konsep “MSY”, sehingga menjadi relevan baik dilihat dari sisi ekonomi, social, lingkungan dan
factor lainnya.Dengan demikian, besaran dari “OSY” adalah lebih kecil dari “MSY”
dan besaran dari konsep inilah yang kemudian dikenal dengan “Total Allowable
Catch”(TAC). Konsep pendekatan ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
“MSY”, diantaranya adalah :
1) Berkurangnya resiko terjadinya deplesi dari stok ikan
2) Jumlah tangkapan per unit effort akan menjadi semakin besar
3) Fluktuasi TAC juga akan menjadi semakin kecil dari waktu ke waktu
Hasil pengkajian terakhir yang telah dilakukan terhadap sumberdaya ikan
Indonesia, menunjukan bahwa jumlah potensi lestari adalah sebesar 6,409 juta ton
ikan/tahun, dengan tingkat eksploitasi pada tahun terakhir mencapai angka 4,069 juta
ton ikan/tahun (63,49%). Dengan demikian, masih ada cukup peluang untuk
meningkatkan produksi perikanan nasional. Namun demikian, yang perlu diperhatikan
adalah adanya beberapa zone penangkapan yang kondisi sumberdaya ikannya cukup
memprihatinkan dan sudah melampaui potensi lestarinya (over fishing), yaitu di
perairan Selat Malaka dan perairan Laut Jawa. Akan tetapi di kedua perairan tersebut,
terdapat beberapa kelompok ikan (ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil di Selat
9
Malaka serta ikan demersal di Laut Jawa) yang masih mungkin untuk dikembangkan
eksploitasinya. Sementara di 7 (tujuh) zone penangkapan lainnya, sekalipun tingkat
pemanfaatan sumberdaya ikannya secara keseluruhan masih berada dibawah potensi
lestari, akan tetapi untuk beberapa kelompok ikan sudah berada pada posisi “over
fishing”. Sebagai contoh, udang dan lobster di perairan Laut Cina Selatan, ikan
demersal; udang dan cumi-cumi di perairan Selat Makasar dan Laut Flores. Oleh
karena itu, pada beberapa perairan yang kondisi pemanfaatan sumberdaya ikannya
telah mendekati dan atau melampaui potensi lestarinya, maka perlu kiranya
mendapatkan perlakuan khusus agar sumberdaya ikan yang ada tidak “collapse”.
Informasi yang berkaitan dengan potensi dan penyebaran sumberdaya ikan laut di
perairan Indonesia, telah dipublikasikan oleh “Komisi Nasional Pengkajian Stok
Sumberdaya Ikan Laut” pada tahun 1998. Dalam publikasi tersebut, wilayah perairan
Indonesia dibagi menjadi 9 (sembilan) zone, yaitu :
1) Selat Malaka
2) Laut Cina Selatan
3) Laut Jawa
4) Selatan Makasar dan Laut Flores
5) Laut Banda
6) Laut Seram dan Teluk Tomini
7) Laut Sulawesi dan Samudra Pasifik
8) Laut Arafura
Samudra Hindia Sementara dalam menentukan stok sumberdaya ikan di perairan
Indonesia, dipergunakan beberapa metoda sesuai dengan jenis dan sifat sumberdaya
ikan Dalam kaitan ini terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan didalam
mengelola sumberdaya perikanan, agar tujuan pengelolaan dapat tercapai.Pendekatan
dimaksud sebagaimana dikemukakan oleh Gulland dalam Widodo dan Nurhudah
(1985) adalah sebagai berikut :
1) Pembatasan alat tangkap
2) Penutupan daerah penangkapan ikan
3) Penutupan musim penangkapan ikan
4) Pemberlakuan kuota penangkapan ikan
5) Pembatasan ukuran ikan yang menjadi sasaran
6) Penetapan jumlah hasil tangkapan setiap kapal
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi perikanan adalah aplikasi prinsip-prinsip ekonomi dan ilmu produksi
perikanan dalam suatu usaha perikanan. Secara langsung maupun tidak, beberapa
prinsip penting dari ekonomi perikanan berkembang dari kaidah-kaidah dasar teori
ekonomi. Peran ilmu ekonomi dalam bidang usaha perikanan berkaitan erat dengan
bagaimana seorang pengusaha perikanan mengelola (manage), mengalokasikan
sumberdaya, memproduksi dan mendistribusikan output yang dihasilkan dari proses
produksi dalam sebuah usaha perikanan. Penerapan prinsip-prinsip ekonomi dalam
usaha perikanan didasari pada dua permasalahan utama, yaitu; kelangkaan sumberdaya
(scarcity) sebagai bahan baku produksi dan bagaimana mengalokasikan sumberdaya
yang terbatas tersebut secara efisien dalam proses produksi (choice).
Suatu usaha perikanan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi jika rasio hasil
produksi netto dengan semua biaya produksi memiliki nilai yang tinggi pula.
Penggunaan suatu faktor produksi (input) dianggap efisien dalam proses produksi jika
rasio dari nilai produk marjinal (hasil perkalian antara produk marjinal dengan harga
output) sama dengan harga masing-masing input yang digunakan dalam proses
produksi. Secara matematis dapat dituliskan sebagai:
Dimana:
MPx= Marjinal Produk dari input X
Py= harga output per satuan unit
Px= harga input per satuan unit
B. Saran
Demikian apa yang dapat kami sampaikan dapat makalah ini semoga apa yang
tertuang dalam makalah ini bisa dimengerti dan bermanfaat.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://azainul340.blogspot.co.id/2013/11/makalah-perikanan-perekonomian-indonesia.html
12