Anda di halaman 1dari 4

Page |1

Peranan Tengkulak dalam pemasaran Hasil Perikanan di


Wilayah Desa Banjarasri Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten sidoarjo.
Jauhar Satria Wijaya1), Dra. Lilik Indahani., MM *,2)
1)
Program Studi Manajemen, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
2)
Program Studi Manajemen, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

*Email Penulis Korespondensi: _______@umsida.ac.id (wajib email institusi)

Abstract. This study aims to look at the role of middlemen as collectors and distributors in the marketing of fishery
crops through extensive trade network connections. The network connection of middlemen is used as a means of
transaction between farmers, middlemen and consumers. In this case study, middlemen help farmers to market
fishery products. When viewed in terms of transactions, middlemen have advantages and disadvantages. The
disadvantage of using middleman services is that the harvest will be deducted by 5% for the cost of middleman
services. And the advantage of using middleman services is that when farmers have abundant fish yields, middlemen
help make it easier for farmers to distribute the harvest. This research was conducted in the village of Banjasasri,
Tanggulangin District, Sidoarjo. In this study, data collection was carried out through interviews with as many as
10 informants.
Keywords – middleman; fish cultivation; fish farmers

Abstrak. Penelitian ini bertujuan melihat peranan tengkulak sebagai penadah dan penyalur dalam pemasaran hasil
panen perikanan melalui koneksi jaringan perdagangan yang luas. Koneksi Jaringan dari tengkulak digunakan
sebagai sarana transaksi antara petani, tengkulak dan konsumen. Pada studi kasus ini tengkulak membantu pihak
petani untuk memasarkan hasil perikanan. Apabila dilihat dari segi transaksi tengkulak mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kekurangan menggunakan jasa tengkulak adalah hasil panen akan dipotong 5% keseluruhan untuk
biaya jasa tengkulak. Dan kelebihan menggunakan jasa tengkulak adalah apabila petani mempunyai hasil panen
ikan melimpah, tengkulak membantu mempermudah petani untuk mendistribusikan hasil panen. Penelitian ini
dilakukan di desa Banjasasri, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data
melalui wawancara terhadap narasumber sebayak 10 orang.
Kata Kunci – Tengkulak;Budidaya ikan; petani ikan

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budidaya beragam jenis ikan di perairan merupakan upaya untuk meningkatkan produksi hasil perikanan. Pada
sektor budidaya perikanan dianggap pendukung perkembangan ekonomi pedesaan khususnya pada desa banjarasri.
Pemanfaatan sumberdaya di perairan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan kebutuhan akan
konsumsi, dan meningkatkan sumberdaya alam untuk kepentingan masyarakat [1] Desa Banjarasri kecamatan
Tanggulangin, kabupaten sidoarjo merupakan suatu pembudidaya ikan dengan hasil panen yang melimpah
khususnya ikan mujair, bandeng dan udang. Hasil dari panen perikanan di desa banjarasri diperkirakan sekitar 8
kuintal perhari . Namun dengan hasil panen yang melimpah tentu saja timbul suatu permasalahan di mana
keterbatasan sumber daya manusia dalam hal jual dan beli. Kehadiran tengkulak di wilayah desa banjarasri sidoarjo,
sebagai penadah dan penyalur dalam pemasaran hasil panen perikanan melalui koneksi jaringan perdagangan yang
luas. Koneksi Jaringan dari tengkulak digunakan sebagai sarana transaksi antara petani, tengkulak dan konsumen
[2].
Tengkulak memiliki peran dalam sistem pemasaran pertanian, karena tengkulak memiliki jaringan sosial yang
luas. Tengkulak bebas menerima dan mendistribusikan hasil ikan petani tambak dalam cakupan wilayah sidoarjo
atau luar wilayah sidoarjo, untuk kemudian dijual ke pabrik olahan ikan, rumah makan dan pasar-pasar tradisional
dengan harga yang telah disepakati. Daerah-daerah yang didistribusikan yaitu daerah jawa timur; Malang, madiun,
jombang tulungagung, kediri, luar jawa hingga ekspor ke luar negeri. Namun Kekurangan menggunakan jasa
tengkulak adalah hasil panen akan dipotong 5% keseluruhan untuk biaya jasa tengkulak. Hal ini dikarenakan status
dari petani adalah pemilik modal yang bersatus formal berbeda dengan tengkulak yang bersifat informal
berdasarkan [3] berpendapat bahwasannya petani akan lebih untung jika menjual langsung hasil pertaniannya

http://doi.org/10.21070/ijccd.v4i1.843
2|Page

kepada konsumen atau pedagang pasar daripada menjual ke tengkulak, namun dalam kondisi secara riil di desa
banjarasri sidoarjo panen dalam jumlah besar akan sulit di jual secara langsung ke pedagang, kecuali ada permintaan
industri pabrik atau rumah makan dalam jumlah banyak untuk ditampung, oleh karena itu tengkulak menjadi
jaringan yang lekat dalam sistem pertanian. Pada penelitian ini penulis akan memaparkan peranan tengkulak dalam
sistem perikanan di desa Banjarasri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Peranan tengkulak pada sistem pendistribusian hasil Panen di desa Banjarasri?
2. Bagaimana respon petani terhadap kehadiran tengkulak pada sistem jual-beli hasil panen ikan di desa
Banjarasri?
3. Bagaimana perbedaan penjualan hasil panen petani secara langsung dan melalui tengkulak?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui peranan Tengkulak pada sistem pendistribusian hasil Panen di desa Banjarasri.
2. Untuk mengetahui respon petani terhadap kehadiran tengkulak pada sistem jual-beli hasil panen ikan di
desa Banjarasri
3. Untuk mengetahui perbedaan penjualan hasil panen petani secara langsung dan melalui tengkulak.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Sebagai media penambah wawasan tentang hubungan petani dan tengkulak.
2. Memberikan gambaran atau pemikiran baru mengenai pendistribusian hasil panen dari segi pandang petani
dan tengkulak.
3. Adanya penelitian ini adalah memberikan masukan – masukan yang membangun bagi petani dan
tengkulak.

II. KAJIAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu
Pada penelitian terdahulu akan dipaparkan mengenai kelebihan dan kekurangan tengkulak serta metode yang
digunakan untuk pengambilan data.
Tabel 2.1 Literature Review
Author Judul Pembahasan singkat Metode atau teknik
Erfrida Nurul Azizah Peran Positif Tengkulak Pada paper ini membahas membahas Metode kualitatif dan
Departemen dalam Pemasaran Buah sisi positif dari Tengkulak buah teknik snowball
Sosiologi, FISIP, Manggis manggis di mana Tengkulak yang tidak
Universitas Petani: Studi Jaringan memiliki peran
Indonesia(Indonesian Sosial Tengkulak di Desa sebagai kreditor/pemilik modal dapat
Journal of Sociology Karacak, dikatakan memiliki sisi
and Education Kecamatan Leuwiliang, positif.
Policy)[4] Kabupaten Bogor
Iwan Zaenul Fuad, Belenggu Tengkulak Atas Pada paper ini membahas keberadaan Metode kualitatif
Aenurofik, Ahmad Petani Pembudidaya relasi patron-klien hal ini tidak
Rosyid(Jurnal Lele: Relasi Patron-Klien membantu upaya pensejahteraan
Hukum Islam (JHI), Budidaya Lele Di ekonomi petani lele, melainkan hanya
Volume 13, Nomor Wonotunggal Jawa agar budidaya lele tetap lestari,
2, Desember 2015, Tengah selestari kesetiaan dan
(88-98)[5] kepatuhan mereka dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan tengkulak.
Eka Romawati1, Peranan Toke Pada paper ini membahas peranan Metode deskriptif
Muh. Marwan Dalam Usaha Budidaya lembaga yang kurang maksimal dalam kualitatif dan teknik
Arwani2, Asep Perikanan Petani Plasma permodalan dan pemasaran ikan. Pada Snowball Sampling
Topan .(jurnal sosial (Studi Kasus Di Desa kondisi ini lembaga berperan sebagai
nusantara vol 3, no 2, Tambak Rejo, Kecamatan sarana bukan sebagai lembaga aktif
2017)[1] Padang Jaya, yang belum mampu memasarkan ikan
Kabupaten Bengkulu petani sehingga hanya dijadikan
Utara) sebagai kolam penampungan.

Copyright © 2018 Author [s]. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). The use,
distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original
publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply
with these terms.
Page |3

2.2 Landasan Teoritis


2.2.1 Tengkulak
Pengertian dari tengkulak sendiri dapat dibedakan menurut perannya. Tengkulak memiliki beberapa peran
yaitu tengkulak sebagai pengumpul, pembeli, penghubung, pemasar dan kreditor/pemilik modal. [2].
a. Tengkulak sebagai pengumpul yaitu ia berperan mengumpulkan hasil pertanian dari lebih dari satu
orang petani yang ada di satu desa atau beberapa desa.
b. Tengkulak sebagai pembeli yaitu ia membeli hasil pertanian dari satu atau lebih petani.
c. Tengkulak sebagai penghubung yaitu ia sebagai perantara atau yang menjembatani transaksi
antara petani dengan pembeli yang akan membeli hasil pertanian tersebut.
d. Tengkulak sebagai pemasar yaitu ia memasarkan hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani
selaku produsen kepada banyak jejaringnya sebagai konsumen.
e. Tengkulak sebagai kreditor/pemilik modal yaitu Tengkulak yang memberikan uang atau modal
kepada petani yang kemudian petani tersebut harus mengganti uang tersebut dengan cara dicicil.
Jika petani tidak dapat membayar maka tengkulak akan mengambil lalu kemudian membeli hasil
pertanian yang dihasilkan oleh petani dengan harga yang rendah.

2.2.2 Jaringan sosial .


Jaringan sosial menurut Granovetter memiliki dua bentuk yaitu kelekatan relasional dan kelekatan
struktural [4]
a. Kelekatan relasional
Kelekatan relasional berfokus pada pola hubungan yang menggambarkan kelekatan di antara individu
dengan individu.
b. Kelekatan struktural
kelekatan struktural yaitu hubungan antara individu dengan kelompok, atau kelompok dengan
kelompok yang lebih luas lagi. Hubungan yang terjalin tersebut bersifat formal. Formal disini berarti
memiliki perjanjian secara tertulis dan jelas.

2.3 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Blok diagram penelitian


Copyright © 2018 Author [s]. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). The use,
distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original
publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply
with these terms.
4|Page

Pada kerangka konseptual pada gambar blok diagram penelitian 2.1 langkah awal penulis
melakukan studi literature mengenai tengkulak dan jaringan sosial tengkulak untuk
memperoleh relasi. Kemudian melakukan observasi di tempat pelelangan ikan borg dan
melakukan wawancara ke narasumber yaitu petani tambak dan tengkulak. Pada proses
wawancara, data yang diambil berupa data primer sesuai dengan data narasumber. Kemudian
dilakukan analisis data dilapangan dengan teori dan studi literatur terdahulu. Kemudian
dibuat laporan sesuai kajian data,teori dan komparasi keuntungan dan kerugian hubungan
sosial antara petani dan tengkulak.

REFERENSI

[1] E. Romawati, A. Topan, and P. Plasma, “PERANAN TOKE DALAM USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PETANI PLASMA (Studi
Kasus di Desa Tambak Rejo, Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara),” J. Sosiol. Nusant., vol. Vol.3, no. 2, pp. 71–84,
2017, [Online]. Available: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jsn
[2] Y. Asromi, “Peran pedagang pengumpul hasil bumi dalam pemasaran lada dan kopi : studi kasus pedagang pengumpul hasil bumi di
Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Propinsi Lampung,” no. November 2002, 2003.
[3] P. Quartey, C. Udry, S. Al-hassan, and H. Seshie, “Igc Project on Agricultural Financing and Credit Constraints: the Role of
Middlemen in Marketing and Credit Outcomes in Ghana,” Inst. Stat. Soc. Econ. Res. Igc, no. March, p. 33, 2012.
[4] E. Nurul Azizah, “Peran Positif Tengkulak dalam Pemasaran Buah Manggis Petani : Studi Jaringan Sosial Tengkulak di Desa Karacak ,
Kecamatan Leuwiliang , Kabupaten Bogor,” Indones. J. Sociol. Educ. Policy, vol. 1, no. 1, pp. 81–102, 2016, [Online]. Available:
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/ijsep/article/view/6213
[5] A. R. Iwan Zaenul Fuad, Aenurofik, “BELENGGU TENGKULAK ATAS PETANI PEMBUDIDAYA LELE: Relasi Patron-Klien
Budidaya Lele Di Wonotunggal Jawa Tengah,” vol. 13, no. 88, pp. 88–98, 2019.

Copyright © 2018 Author [s]. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). The use,
distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original
publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply
with these terms.

Anda mungkin juga menyukai