Anda di halaman 1dari 17

AT-TAUZI’ : Jurnal Ekonomi Islam Vol 19 No 1 : Juni 2018

Analisis Kepatuhan Syariah Implementasi Prinsip Bagi Hasil pada


Simpanan Mudharabah di KSPPS Binamas Purworejo

Soim Khudori
KSPPS BMT Binamas Pituruh
soimbhedor@gmail.com

ABSTRAK

Bagi Hasil merupakan branding pada produk simpanan (tabungan) di Bank Syariah dan
Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS). Ada dua prinsip distribusi hasil usaha
yang difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) boleh diimplementasikian, yaitu Profit
Sharing dan Revenue Sharing.
Penelitian ini bertujuan untuk mereview aspek kepatuhan syariah atas distribusi
perhitungan basi hasil simpanan mudharabah di KSPPS Binamas Purworejo yang menggunakan
prinsip Profit Sharing. Referensi syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fatwa No.
15/DSN-MUI/IX/2000 dan PSAK No. 105 Pasal 11.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data
wawancara dan studi dokumentasi. Alat analisis menggunakan pendekatan komparasi
(comparation approach), dengan membandingkan struktur akuntansi perhitungan bagi hasil
pada KSPPS Binamas dengan referensi syariah dalam penelitian ini. Hasil penelitian
menemukan bahwa perhitungan distribusi bagi hasil pada simpanan mudharabah di KSPPS
Binamas Purworejo sesuai syariah atau telah memenuhi kepatuhan syariah.
Kata Kunci: Profit Sharing, Distribusi Bagi Hasil Pendanaan, Fatwa No. 14/DSN-MUI/IX/2000,
PSAK 105

I. PENDAHULUAN lugas, wa-ahallallahu bay’a wa harramar


A. Latar Belakang riba’ (QS. 2:275), bahwa Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan
Bagi hasil merupakan representasi
riba. Jaul-beli merupakan simbol transaksi-
transaksional pada Lembaga Keuangan
onal dengan syart dan rukun yang jelas. Ada
Syariah (LKS) bank maupun bukan bank.
penjual, ada pembeli, ada barang yang
Bagi hasil merupakan bagi keuntungan atas
diperjual belikan, ada alat transaksi pemba-
sejumlah dana masyarakat yang diikutkan
yaran, dan di situ ada keuntungan yang jelas.
dalam operasional bank syariah dalam
Yaitu, dari selisih harga beli pada penjual
melayani akan kebutuhan pembiayaan dan
terhadap harga jual barangnya. Selisih harga
pembayaran masyarakat. Hal ini didasarkan
itu dalam terminologi LKS disebut dengan
pada perintah Allah SWT yang teramat
marjin.

1
Marjin dalam jual beli (bai’) akan keuangan syariah tidak berbeda dengan
menjadi ujrah (upah) dalam transaksi ijarah perhitungan bunga?” Jika demikian
(sewa menyewa). Pada dasarnya hukum transaksional bagi hasil pun masih berbau
Islam yang berkenaan dengan praktik ribawi? Padahal, bagi hasil selama ini telah
muamalat hanya memuat norma-norma menjadi unsur kepercayaan bagi masyara-
dasar sebagai pedoman. Sedangkan opera- kat untuk menyimpan dananya ke lembaga
sionalisasinya secara rinci, diserahkan keuangan syariah karena bebas riba?.
kepada umat manusia, sesuai dengan Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
kebutuhan dan kemaslahatan mereka. merupakan satu lembaga keuangan syariah
Dengan demikiam praktik muamalat dapat yang tidak mungkin terhapus peran
mengalami perubahan sesuai dengan kesejarahannya. Eksistensi KSPPS di
perkembangan masyarakat. Dalam konteks Indonesia lebih tua satu-dua tahun dari
umum, Syeikh Al-Azhar, Muhammad Sayyid Bank Muamalat. Secara kelembagaan KSPPS
Thanthawi dalam Muamalat al-Bunuk wa adalah lembaga keuangan mikro yang
Ahkamuha al-Syar’iyah, memberikan tiga beroperasi untuk usaha ekonomi rakyat
rumusan penting Syariah Islam. Pertama, kecil yang beranggotakan orang-orang atau
Islam selalu memperhatikan kemaslahatan badan hukum berdasarkan prinsip syariah
umum. Kapan dan dimanapun terdapat dan prinsip koperasi, berdasarkan Undang-
maslahat maka hukum yang ditetapkan Undang (UU) No. 25 tahun 1992 tentang
adalah yang sejalan dengan kemaslahatan Perkoperasian. Sehubungan dengan itu,
itu, dan ketika muncul mafsadah/kerusakan maka saat ini BMT lebih dikenal sebagai
maka hukum (bolehnya sesuatu) tidak Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
berlaku lagi. Kedua, Islam selalu memberi- Syariah (KSPPS). Banyak ahli ekonomi Islam
kan prinsip toleransi, kemudahan dan di Indonesia yang menyatakan bahwa KSPPS
meng-hilangkan kesulitan. Ketiga, prinsip adalah replikasi bisnis dari bank syariah.
keadilan merupakan prioritas utama dalam Sebab, profitabilitas yang didapatkan harus
Islam. Dalam ketiga prinsip inilah, seluruh juga dibagi hasil dengan nasabah atau
ajaran Islam dibumikan, tidak terkecuali anggota.
konsep ekonomi Islam. KSPPS Binamas Purworejo yang sejak
Bagi hasil merupakan branding pada berdiri hingga kini telah memiliki lebih dari
lembaga keuangan syariah untuk 60.000 anggota, beroperasi dengan berbagai
menggantikan “bunga” pada lembaga varian produk, satu diantaranya adalah
konvensional. Maka masyarakat tidak boleh Simpanan Sukarela Berjangka (Si SUKA)
salah dalam memahami bagi hasil agar tidak sebagai satu bentuk deposito dengan akad
terkontaminasi dengan sistem bunga mudharabah. Artinya, pada produk Si SUKA
(interest). Jangan sampai muncul celaan ini ada implementasi bagi hasil untuk KSPPS
masyarakat yang menyatakan tidak ada Binamas yang dalam akadnya bertindak
bedanya antara bank syariah dengan bank selaku mudharib dan nasabah atau anggota
konvensional. Celaan itu muncul bisa jadi penyimpan selaku shahibul maal. Prinsip
karena perhitungan bagi hasil tidak berbeda bagi hasil pada KSPPS Binamas adalah profit
dengan perhitungan bunga. Maka, muncul sharing. Meskipun Fatwa No 15/DSN-
pertanyaan, “Apakah demikian, bahwa MUI/IX/2000 memperbolehkan lembaga
perhitungan bagi hasil pada lembaga keuangan syariah menggunakan prinsip

2
profit sharing, akan tetapi fatwa dan MUI No: 15/DSN-MUI/IX/2000 dan
ketentuan fikiyah lain lebih menyarankan PSAK No. 105 Pasal 11.
untuk menggunakan revenue sharing yang D. Manfaat Penelitian
dalam pandangan Fuqaha lebih syar’i. Jika 1. Manfaat bagi dunia akademis, dalam hal
demikian, bagaimana dengan kesyar’ian ini diwakili oleh STEI Hamfara, bahwa
prinsip profit sharing yang selama skripsi ini merupakan produk ilmiah
diimplementasikan pada KSPPS Binamas? dari sivitas akademikanya, semoga
Apakah perhitungan distribusi bagi hasil memberi manfaat akademis, setidaknya
pada KSPPS sudah sesuai syariah? sebagai referensi penulisan skripsi bagi
Studi dalam penelitian ini merupakan mahasiswa lain.
studi deskriptif, menjabarkan bagaimana 2. Manfaat bagi dunia profesional, dalam
prinsip distribusi bagi hasil usaha pada hal ini diwakili oleh KSPPS Binamas
simpanan Mudharabah Si SUKA KSPPA Purworejo, bahwa skripsi ini merupakan
Binamas, dan melakukan uji kesesuaian ungkapan situasional pola perhitungan
dengan Fatwa DSN-MUI tentang distribusi bagi hasil di lembaganya. Mudah-
bagi hasil usaha dan PSAK No. 105 tentang mudahan dapat memberi manfaat
akuntansi Mudharabah. Berdasarkan sebagai bahan evaluasi terhadap
paparan latar belakang masalah di atas, kepatuhan syariah secara kaffah.
rasanya menjadi penting untuk melakukan 3. Manfaat bagi birokrasi, dalam hal ini
penelitian dalam topik: “Analisis Kepatuhan dimaksudkan kepada Pemerintah
Syariah Implementasi Prinsip Bagi Hasil Daerah daerah Tingkat II Kabupaten
Pada Simpanan Mudharabah Di KSPPS Purworejo. Mudah-mudahan skripsi atau
Binamas Purworejo”. hasil penelitian ini memberi manfaat
B. Rumusan Masalah untuk melakukan pengawasan terkait
1. Bagaimanakah mekanisme perhi- aspek kesyariahan perhitungan bagi
tungan bagi hasil Simpanan Mudha- hasil pada LKS-LKS yang ada di
rabah di KSPPS Binamas Purworejo? Kabupaten Purworejo.
2. Apakah perhitungan bagi hasil usaha
Simpanan Mudharabah di KSPPS II. LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN
Binamas Purworejo telah memenuhi PUSTAKA
aspek kepatuhan berdasar Fatwa A. Landasan Teori
DSN-MUI No: 15/DSN-MUI/IX/2000 1. Teori Bagi Hasil
dan PSAK No. 105 tentang Akuntansi
a. Pengertian Bagi Hasil
Mudharabah Pasal 11?
Bagi hasil menurut terminologi asing
C. Tujuan Penelitian
(Inggris) dikenal dengan profit sharing.
1. Menjabarkan mekanisme distribusi
Profit sharing dalam kamus ekonomi
bagi hasil usaha pada produk
diartikan dengan pembagian laba. Secara
simpanan Mudharabah di KSPPS
definitif profit sharing diartikan distribusi
Binamas.
beberapa bagian dari laba pada para
2. Mendapatkan rekomendasi kepatuh-
pegawai dari suatu perusahaan. Bagi Hasil
an syariah pada prinsip bagi hasil
adalah bentuk return (perolehan kembalian-
produk Simpanan Mudharabah di
nya) dari kontrak investasi, dari waktu ke
KSPPS Binamas terhadap Fatwa DSN-
3
waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar- Ada dua macam faktor yang
kecilnya perolehan kembali itu bergantung mempengaruhi bagi hasil dalam trnsaksi
pada hasil usaha yang benar-benar terjadi. keuangan, yaitu:
Jadi, sistem bagi hasil merupakan 1) Faktor langsung, adalah faktor-faktor
sistem di mana dilakukannya perjanjian langsung yang mempengaruhi perhi-
atau ikatan bersama dalam melakukan tungan bagi hasil adalah investment rate,
kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut jumlah dana yang tersedia dan nisbah
diperjanjikan adanya pembagian hasil atas bagi hasil (profit sharing ratio)
keuntungan yang akan di dapat antara 2) Faktor tidak langsung, adalah faktor-
kedua belah pihak atau lebih. Besarnya faktor tidak langsung yang mempenga-
penentuan porsi bagi hasil antara kedua ruhi perhitungan bagi hasil.
belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan d. Akad Bagi Hasil Produk Pembiayaan
bersama, dan harus terjadi dengan adanya
Secara umum, prinsip bagi hasil dalam
kerelaan (an-tarodhin) di masing-masing
perbankan syariah dapat dilakukan dalam
pihak tanpa adanya unsur paksaan.
empat akad utama, yaitu al-Musyarokah, al-
b. Konsep Bagi Hasil Mudharabah, al-Muzara’ah, dan al-
Pada tataran konsep bagi hasil muncul Musyaqah. Namun demikian, prinsip yang
sebagai konsekuensi hubungan transaksio- paling banyak dipakai adalah al-Musyarakah
nal sebagai berikut. Pertama, pemilik dana dan al-Mudharabah, sedangkan yang lain
akan menginvestasikan dananya melalui dipergunakan khusus untuk plantation
lembaga keuangan syariah yang bertindak financing atau pembiayaan pertanian oleh
sebagai pengelola. Kedua, pengelola atau beberapa Bank Islam.
lembaga keuangan syariah akan mengelola e. Prinsip Bagi Hasil
dana tersebut dalam sistem pool of fund
Secara prinsip, bagi hasil dan bonus
selanjutnya akan menginvestasikan dana
mengharuskan adanya kesiapan nasabah
tersebut ke dalam proyek atau usaha yang
pendanaan untuk menerima imbalan
layak dan menguntungkan. Ketiga, kedua
berapapun jumlahnya, atau bahkan tidak
belah pihak menandatangani akad yang
menerima sama sekali. Demikian juga
berisi ruang lingkup kerja sama, nominal,
sebaliknya, bagi nasabah pembiayaan harus
nisbah dan jangka waktu berlakunya
siap memberikan bagi hasil sesuai dengan
kesepakatan tersebut.
keuntungan berdasarkan porsi yang telah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
disepakati bersama. Dari dua hal tersebut
untuk menghitung bagi hasil, yaitu: dapat dirumuskan prinsip bagi hasil, yaitu :
Besarnya pembiayaan, Jangka waktu
a) Dana Mudharabah, di mana semua
pengembalian, Sistem pengembalian, apa-
pendapatan penyaluran dana (prinsip
kah mengangsur atau ditangguhkan, Hasil
jual beli, prinsip bagi hasil dan prinsip
yang diharapkan, Nisbah bagi hasil, Proyeksi
syariah lainnya) yang sumber dananya
pendapatan dari peminjam, Realisasi
dari “mudharabah mutlaqah” yang
pendapatan yang sesungguhnya. Tingkat
dihimpun, diakui sebagai unsur
persaingan harga.
pendapatan pada distribusi hasil usaha.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
b) Dana Wadi’ah, di mana (i) Pendapatan
Bagi Hasil
atas pengelolaan dana wadi’ah sepenuh-
4
nya menjadi hak bank, dan (ii) Tanpa menetap maupun bepergian. Karena
perjanjian sebelumnya, bank dapat mudharib telah mendapatkan bagian
memberikan bonus. keuntungan, maka ia tidak berhak
f. Metode Pembagian Hasil Usaha mendapatkan sesuatu (nafkah) dari
Dalam operasionalnya, bank syariah harta itu, mendapatkan bagian yang
lebih besar dari shahibul maal.
(LKS) dituntut untuk selalu sesuai dengan
nilai-nilai syariah. Hal ini menuntut kehati- g. Pendapatan yang Dibagihasilkan
hatian pengelola. Selain itu, LKS juga Pendapatan yang diperoleh bank
dituntut untuk mampu bersaing dengan berasal dari hasil penempatan dana pihak
lembaga keuangan yang lebih besar dan juga ketiga melalui pembiayaan yang berakad
bank-bank konvensional yang berjalan jual beli, sewa maupun syirkah atau jasa.
dengan sistem bunga. Untuk itu, dalam Hasil dari pendapatan tersebut dibagihasil-
operasional LKS metode yang dipergunakan kan kepada nasabah pemilik dana
untuk pembagian hasil usaha, adalah:1 (deposan). Namun perlu diperhatikan
1) Profit Sharing (bagi laba), yaitu bagi hasil bahwa untuk menghasilkan pendapatan
yang dihitung dari pendapatan setelah tersebut harus dilihat perbandingan antara
dikurangi biaya pengelolaan dana. jumlah dana yang dikelola (modal sendiri,
Landasan syariah profit sharing menu- giro, tabungan, deposito, dan lainnya)
rut: (a) Abu Hanafi, Malik, Zaidiyah dengan jumlah pembiayaan.
berpendepat bahwa Mudharib dapat Jika total pembiayaan lebih kecil dari
membelanjakan harta mudharabah total dana masyarakat, maka pendapatan
hanya bila perdagangannya itu diperja- tersebut seluruhnya dibagihasilkan antara
lanan saja baik itu berupa biaya makan, nasabah dengan bank. Sebaliknya, jika
minum, pakaian dan sebagainya; (b) jumlah pembiayaan lebih besar dari total
Imam Hambali, (i) Membolehkan dana masyarakat, maka modal bank juga
mudharib untuk menafkahkan sebagian harus memperoleh bagian pendapatan.
dari harta mudharabah baik dalam h. Faktor yang Mempengaruhi
keadaan menetap atau bepergian dengan Pembagian dan Perhitungan Hasil
ijin shahibul maal; (ii) Besarnya nafkah Usaha
yang boleh digunakan adalah nafkah 1) Metode atau prinsip bagi hasil:
yang telah dikenal (menurut kebiasaan) revenue sharing atau profit sharing.
para pedagang dan tidak boleh boros.
2) Pembobotan sumber dana.
2) Revenue Sharing (bagi pendapatan),
3) Kebijakan Akuntansi.
yaitu bagi hasil yang dihitung dari total
pendapatan penyaluran dana. Landasan 4) Penentuan Pendapatan.
syariah revenue sharing menurut 5) Nisbah yang Disepakati.
mazdhab Syafi’iyah, mudharib tidak 6) Prioritas Sumber Dana.
boleh menggunakan harta mudharib i. Sistem Perhitungan Bagi Hasil Sisi
sebagai biaya baik dalam keadaan Pendanaan
a) Dari Sudut Pandang Nasabah
1
Tim Pengembangan Perbankan Syariah, Institute
Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi
Investor
Operasional Bank Syariah, Djambatan, 2001, hal.264 -
265
5
a) Mudharabah Muqayyadah off 2) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk
balance sheet ijarah atau sewa beli dalam bentuk
b) Mudharabah Muqayyadah on ijarah muntahiya bittamlik
balance sheet 3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang
c) Mudharabah Mutlaqah on balance murabahah, salam, dan istishna
sheet 4) Transaksi pinjam meminjam dalam
b) Dari Sudut Pandang Pihak Bank bentuk piutang qardh
a) Penentuan Tingkat Bobot, adalah 5) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam
tingkat prosentase produk penda- bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa
naan yang dapat dimanfaatkan berdasarkan persetujuan atau kesepa-
untuk pembiayaan. katan antara Bank Syariah dan/atau UUS
b) Perhitungan dengan Saldo Rata- dan pihak lain yang mewajibkan pihak
Rata Harian yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas
c) Determinasi Profit Sharing Ratio dana untuk mengembalikan dana
j. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan tersebut setelah jangka waktu tertentu
Mudharabah dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan,
Tabungan Mudharabah adalah atau bagi hasil.
tabungan yang dijalankan berdasarkan akad b. Jenis-jenis Mudharabah
Mudharabah. Bank syari’ah akan memberi- 1) Mudharabah Muthlaqah adalah
kan bagi hasil kepada pemilik dana sesuai bentuk kerja sama antara shahibul
dengan nisbah yang telah disepakati dan maal dan mudharib yang cakupannya
ditulis dalam akad pembukaan rekening. sangat luas dan tidak dibatasi oleh
Perhitungan bagi hasil tabungan mudhara- spesifikasi jenis usaha, waktu, dan
bah dilakukan berdasarkan saldo rata-rata daerah bisnis.
harian yang dihitung di tiap akhir bulan dan
2) Mudharabah Muqayyadah atau
di buku awal bulan berikutnya.
restricted mudharabah atau specified
k. Deposito Mudharabah mudharabah adalah mudharib
1) Mudharabah mutlaqah (unrestricted dibatasi dengan batasan jenis usaha,
investment account, URIA) waktu, atau tempat usaha.
2) Mudharabah muqayyadah (restricted
c. Rukun dan Syarat Mudharabah
investment account, RIA)
1) Pelaku (pemilik modal maupun
2. Teori Pembiayaan Mudharabah pelaksana usaha)
a. Pengertian Pembiayaan Mudharabah 2) Objek mudharabah (modal dan kerja)
UU No. 21 Tahun 2008 Pasal 19 ayat 1, 3) Persetujuan kedua belah pihak (ijab-
yang dimaksud pembiayaan adalah penye- qabul)
diaan dana atau tagihan yang dipersamakan 4) Nisbah Keuntungan
dengan itu berupa: a) Keuntungan harus dibagi untuk
1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk kedua pihak
mudharabah dan musyarakah b) Proporsi keuntungan masing-
masing pihak harus diketahui

6
pada waktu kontrak dan proporsi 2) Lalai dan kesalahan yang disengaja.
tersebut harus dari keuntungan 3) Penyembunyian keuntungan oleh
c) Nisbah keuntungan dapat disepa- nasabah, bila nasabahnya tidak jujur.
kati untuk ditinjau dari waktu ke 3. Fatwa DSN-MUI No. 14/DSN-
waktu MUI/IX/2000
d) Kedua belah pihak juga harus
a. Pada dasarnya, LKS boleh mengguna-
menyepakati biaya-biaya apa saja
kan prinsip Bagi Hasil (Net Revenue
yang ditanggung pemodal dan
Sharing) maupun Bagi Untung (Profit
pengelola.
Sharing) dalam pembagian hasil
d. Manfaat Mudharabah
usaha dengan mitra (nasabah)-nya;
1) Bank akan menikmati peningkatan b. Dilihat dari segi kemaslahatan (al-
bagi hasil pada saat keuntungan ashlah), saat ini, pembagain hasil
usaha nasabah meningkat usaha sebaiknya digunakan prinsip
2) Bank tidak berkewajiban membayar Bagi Hasil (Net Revenue Sharing).
bagi hasil kepada nasabah pendana- c. Penetapan prinsip pembagian hasil
an secara tetap, tetapi disesuaikan usaha yang dipilih harus disepakati
dengan pendapatan/hasil usaha bank dalam akad.
sehingga bank tidak akan pernah
4. Pernyataan Standar Aluntansi
mengalami negative spread.
Keuangan (PSAK) Nomor: 105 tentang
3) Pengembalian pokok pembiayaan
Akuntansi Mudharabah
disesuaikan dengan cash flow/arus
Prinsip pembagian hasil usaha pada
kas usaha nasabah sehingga tidak
PSAK No. 105 tentang Mudharabah di atur
memberatkan nasabah.
dalam Pasal 11 yang menyatakan:
4) Bank akan lebih selektif dan hati-hati
“Pembagian hasil usaha mudharabah dapat
mencari usaha yang benar-benar
dilalukan berdasarkan prinsip bagi hasil
aman, halal dan menguntungkan
atau bagi laba. Jika berdasarkan prinsip bagi
karena keuntungan yang konkrit dan
hasil, maka dasar pembagian hasil usaha
benar-benar terjadi itulah yang akan
adalah laba bruto (gross profit) bukan total
dibagikan.
pendapatan usaha (omset). Sedangkan jika
5) Prinsip bagi hasil dalam mudharabah berdasarkan prinsip bagi laba, dasar
ini berbeda dengan prinsip bunga pembagian adalah laba neto (net profit)
tetap dimana bank akan menagih yaitu laba bruto dikurangi beban yang
penerima pembiayaan satu jumlah berkaitan dengan pengelolaan dana
bunga tetap berapapun keuntungan mudharabah.”
yang dihasilkan nasabah, sekalipun
merugi dan terjadi krisis ekonomi. Contoh:
e. Risiko Mudharabah, terutama pada Uraian Jumlah Metode Bagi Hasil
penerapannya dalam pembiayaan, relatif Penjualan 100
tinggi. Diantaranya sebagai berikut: Harga Pokok 65
Penjualan
1) Side streaming; nasabah mengguna- Laba Kotor 35 Gross Profit Margin
kan dana itu bukan seperti yang Beban 25
disebut dalam kontrak. Laba rugi bersih 10 Profit Sharing
7
B. Kajian Penelitian Terdahulu Peneliti & Variabel &
Judul Hasil
Publikasi Metodologi
Tabel 1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Islam Syariah Rekening serta bagi
Peneliti & Variabel & (JEBI), Vol. Tabungan hasil
Judul Hasil
Publikasi Metodologi 1, No. 2, (Y) BPRSW
Tuti Kualitas Variabel:  Kualitas Juli- berpengaru
Metodologi
Hastuti Pelayanan Kualitas pelayanan Desember h terhadap
: Causall
Jurnal dan Pola Pelayanan dan Pola 2016 Jumlah
Research;
Manajeme Bagi Hasil (X1), Pola bagi hasil Rekening
Alat analisis
n dan Terhadap Bagi Hasil secara Tabungan.
Regresi
Akuntansi, Kepuasan (X2), dan simultan Berganda
Vol. 2, No. Nasabah Kepuasan dan par-
1, April Penyimpa Nasabah (Y) sial berpe-
2013 n Pada ngaruh III. METODE PENELITIAN
Metodologi
Bank terhadap
: Research A. Jenis Penelitian
Syariah Kepasan
survey,
Nasabah Penelitian ini merupakan penelitian
kerangka
(Y);
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
kausalitas;  Pola bagi
hasil ber- Jenis penelitian ini sebangun dengan
Cluster
Random pengaruh penelitian deskriptif kualitatif, yaitu jenis
Accidental lebih penelitian yang diarahkan untuk
Sampling; dominan.
mengungkap atau menjabarkan fenomena
Alat analisis
Regresi sosial berdasarkan data-data kualitatif.
Berganda. Selanjutnya melalui pendekatan
Nugroho Optimali- Variabel:  Deposito deskriptif kualitatif akan lebih banyak
Heri sasi Pem- Deposito Mudha-
Purnomo biayaan Mudharaba rabah, menganalisis permukaan data, atau hanya
Jurnal: Berbasis h (X1), spread memerhatikan proses-proses kejadian suatu
Accounting Bagi Hasil Spread Bagi bagi hasil, fenomena, dan bukan kedalaman data
Analysis Pada Bank Hasil (X2), dan ting-
Syariah di Tingkat
ataupun makna data. Oleh karenanya
Journal, kat bagi
AAJ 2 (2) Indonesia Bagi hasil hasil ber- penelitian ini dilakukan melalui cara
(2013) (X3) dan pengaruh mengembangkan suatu kerangka kerja
Pembiayaan thd pem-
deskriptif, yakni prosedur penelitian yang
Berbasis biayaan.
Bagi Hasil menghasilkan data deskriptif berbentuk
 Secara
(Y). parsial kata-kata tertulis, lisan dari orang-orang
Metodologi tingkat atau perilaku yang diamati, yang menunjuk-
: uantitaive bagi hasil kan berbagai fakta yang ada dan dilihat
Asosiative tidak ber-
Research; pengaruh selama penelitian berlangsung.
Purposive terhadap
B. Data dan Teknik Pengumpulan
Sampling; pembia-
Alat analisis yaan Jenis data yang digunakan dalam
Regresi berbasis penelitian ini adalah data primer dan data
berganda. bagi hasil.
sekunder. Data primer dalam penyusunan
Wirdayani Pengaruh Variabel: Secara
skripsi ini menggunakan data hasil wawan-
Wahab Tingkat Bagi Hasilo simultan
Jurnal Bagi Hasil BUS dan maupun cara terkait prtransip atau konsep bagi hasil
Ekonomi Terhadap UUS (X1), secara di KSPPS Binamas Purworejo. Data
dan Minat Bagi Hasi parsial bagi
sekunder yang digunakan untuk menyusun
Bisbnis Menabung BPRS (X2), hasil BUS
Di Bank dan Jumlah dan UUS skripsi ini adalah data sekunder jenis
8
eksternal yang berupa buku, journal dan Binamas dan barangkali juga pada LKS lain,
berbagai terbitan pada KSPPS Binamas mengingkat simpanan jenis ini bersifat
Purworejo. investasi yang dengannya LKS bisa leluasa
Pada sisi perhitungan bagi hasil, data memanfaatkan untuk kepentingan
dalam penelitian ini berupa data kuantitatif pembiayaan produktif. Si Suka merupakan
(angka-angka). Oleh karena itu, perhitungan salah satu bentuk simpanan Mudharabah.
didasarkan pada nilai pembiayaan dan Simpanan jenis ini memiliki manfaat yang
simpanan mudharabah bulan Februari 2019. berefek ganda. Pertama, anggota merasa
Sementara terkait dengan evaluasi aman karena uangnya telah disimpankan
kepatuhan syariah pada distribusi bagi hasil pada lembaga keuangan terpercaya, dalam
pada KPPS Binamas. Studi dokumentasi hal ini KSPPS Binamas. Kedua, uang tersebut
merupakan upaya merujuk bahan-bahan melalui manajemen KSPPS dipergunakan
tertulis yang mendukung kelengkapan data untuk membiayai usaha produktif, sehingga
dari penelitian. pada fungsi ini “anggota” beramal saleh
meminjamkan uangnya untuk usaha
C. Analisis Data
produktif, yang berarti telah mengentaskan
Teknik analisis data yang digunakan pengangguran dan memberi kesejahteraan
dalam penelitian ini adalah analisis data karena usaha produktif tersebut
kualitatif model interaktif Milles dan memperoleh laba.
Huberman (1984): (1) Pengumpulan data;
Dalam implementasinya, prinsip
(2) Reduksi data; (3) Penyajian data: (4)
distribusi bagi hasul usaha yang KSPPS
Menarik kesimpulan.
Binamas yang dipergunakan adalah prinsip
bagi hasil profit sharing atau bagi laba.
IV. ANALISIS DAN PEMBAHSAN Sebagaimana difahami, bahwa prinsip profit
A. Analisis Temuan Data Penelitian sharing adalah bagi hasil yang dihitung dari
1. Mekanisme Perhitungan Distribusi Bagi pendapatan setelah dikurangi biaya
Hasil pengelolaan dana. Artinya laba yang
Simpanan Sukarela Berjangka yang dibagihasilkan adalah laba bersih (net
disingkat dengan Si SUKA, pertama dimak- profit). Pilihan terhadap prinsip profit
sudkan untuk memudahkan pengingatan sharing berisiko pada kecilnya bagi hasil
terhadap merek, berikutnya bagi anak-anak usaha yang diberikan kepada anggota. Di
Si SUKA itu nama tokoh kartun seorang mana angka bagi hasil, sering diperban-
gadis cilik yang cantik dan cerdas pada dingkan dengan tinggi suku bunga bank
cerita kartun Doraemon, selanjutnya Si konvensional. Oleh karenanya, upaya
SUKA merupakan produk tabungan mengomunikasikan prinsip-prinsip keber-
berjangka yang dalam penarikannya sesuai sihan syariah itu perlu dilakukan secara
dengan jangka waktu yang ditentukan (1 intens dan intensif. Bahwa, dalam bisnis itu
bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan). Bagi yang perlu dicari adalah berkah atau
hasil akan dihitung tiap bulan dengan keberkahan dari Allah SWT. Jumlah bagi
ketentuan mengikuti manajemen yang hasil yang kecil tapi berkah lebih baik, dan
berlaku. jauh lebih baik dari pada besar tapi masih
ada subhat atau hal-hal yang meragukan
Simpanan dalam berakad Mudharabah
dari bagi hasil yang kita terima.
menjadi produk andalan bagi KSPPS
9
2. Kepatuhan Syariah Pada Beban Opera- itu berupa biaya makan, minum, pakaian
sional Akad Mudharabah Di KSPPS dan sebagainya. Sementara, Imam Hambali
Binamas memberi dua catatan: (i) membolehkan
Dalam proses bagi hasil terhadap mudharib untuk menafkahkan sebagian dari
produk simpanan mudharabah, lembaga harta mudharabah baik dalam keadaan
keuangan syariah, dalam hal ini KSPPS menetap atau bepergian dengan ijin
Binamas Purworejo berada pada dua posisi. shahibul maal, dan (ii) besar nafkah yang
Pertama, sebagai mudharib dalam boleh digunakan adalah nafkah yang telah
hubungannya dengan anggota penyimpan dikenal (menurut kebiasaan) para pedagang
dana yang dalam skim produk simpanan ini dan tidak boleh boros. Sementara, kaidah
bertindak sebagai shahibul maal. Kedua, fikih kontemporer, khususnya Fatwa No.
dalam kedudukan seabagai pengelola dana 15/DSN-MUI/IX/2000 dan PSAK No. 105
simpanan mudharabah, KSPPS Binamas Pasal 11, berikut ini akan dilakukan analisis
bertindak sebagai mudharib eksekutif berdasarkan laporan perhitungan bagi hasil
mewakili mudharib penyimpan atau pemilik pada KSPPS Binamas untuk simpanan
dana sebenarnya. mudharabah Si Suka per Februari 2019.
Mencoba untuk melakukan transaksi Berdasarkan ketentuan Akuntansi
mudharabah secara syar’i adalah sebuah Mudharabah pada PSAK No. 105 Pasal 11
dambaan. Dalam 23 tahun perjalanan bahwa: “Pembagian hasil usaha mudharabah
mengelola dana-dana titipan dan simpanan dapat dilalukan berdasarkan prinsip bagi
masyarakat, KSPPS Binamas selalu memper- hasil atau bagi laba. Jika berdasarkan
hatikan ketentuan-ketentuan pengelolaan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian
yang berlaku. hasil usaha adalah laba bruto (gross profit)
Sebagaimana telah disampaikan sebe- bukan total pendapatan usaha (omset).
Sedangkan jika berdasarkan prinsip bagi
lumnya, bahwa prinsip bagi hasil yang
laba, dasar pembagian adalah laba neto (net
diimplementasikan di KSPPS Binamas
profit) yaitu laba bruto dikurangi beban
adalah membagikan net profit atau laba
yang berkaitan dengan pengelolaan dana
bersih, maka pilihan metode perhitungan
mudharabah.”
bagi hasil disadarkan pada profit sharing.
Artinya, bagi hasil “laba” dihitung dari Dari sisi pemetaan belanja barangkali,
pendapatan setelah dikurangi biaya prinsip akuntansi profit sharing pada KSPPS
pengelolaan dana. Memperhatikan kaedah Binamas sudah sesuai dengan ketentuan
fikih terkait bagi hasil dengan prinsip profit Akuntansi Mudharabah pada PSAK No. 105
sharing, setidaknya ijma’ para imam fikih Pasal 11. Demikian juga, pilihan prinsip
bisa dijadikan rujukan akan kebolehan dan profit sharing pun sudah sesuai ketentuan
tidaknya prinsip digunakan, serta bagai- kaedah fikih Fatwa No. 15/DSN-
mana penerapannya. MUI/IX/2000, yang menyatakan bahwa:
Kaidah fikiyah Imam Abu Hanafi, a. Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan
Imam Malik, dan Imam Zaidiyah terkait akad prinsip Bagi Hasil (Net Revenue Sharing)
mudharabah bahwa mudharib dapat maupun Bagi Untung (Profit Sharing)
membelanjakan harta mudharabah hanya dalam pembagian hasil usaha dengan
jika perdagangan itu diperjalanan saja, baik mitra (nasabah)-nya;

10
b. Dilihat dari segi kemaslahatan (al- dari penitipan sebagaian dananya pada
ashlah), saat ini, pembagain hasil usaha lembaga keuangan syariah lain (BMT
sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil dan/atau Bank Syariah), dan (v)
(Net Revenue Sharing). Administrasi simpanan, adalah laba yang
c. Penetapan prinsip pembagian hasil usaha diperoleh KSPPS Binamas dari jasa layanan
yang dipilih harus disepakati dalam akad. administrasi produk jasa simpanan dari
anggota.
Namun demikian, yang perlu dikritisi
selanjutnya adalah kesesuaian item-item Kontek pada konteks Harga Pokok
konten pada implementasi KSPPS Binamas Penjualan (HPP) pada PSAK No. 15 dalam
terhadap konten Akuntansi mudharabah konteks KSPPS Binamas diinterpretasi
pada PSAK No. 105 Pasal 11. Pertama, dengan Beban Pokok Operasional (BPO).
Pendapatan operasional pada KSPPS Berdasarkan pengertian umum, HPP adalah
Binamas sepadan dengan konten Penjualan biaya yang muncul dari barang yang
pada PSAK No. 105. Penjualan merupakan diproduksi dan dijual dalam kegiatan bisnis.
suatu kegiatan transaksi yang dilakukan Pada KSPPS Binamas BPO adalah sejumlah
oleh dua belah pihak atau lebih dengan biaya yang muncul dari jasa keuangan yang
menggunakan alat pembayaran yang sah. dilakukan. Seperti pelayanan administrasi,
Adapun tujuan penjualan adalah menda- biaya kertas, biaya pencetakan akad, biaya
tangkan keuntungan atau laba dari produk- materai, biaya notaris, dan lain-lain. Dari sisi
produk atau jasa yang dihasilkan produsen fisik layanan konten BPO sesuai dengan
dengan pengelolaan yang baik dan berharap konten HPP, akan tetapi yang perlu lebih
akan keuntungan yang sebesar-besarnya. dikritisi barangkali “keterbukaan” dari
Pada KSPPS Binamas Purworejo, penjualan KSPPS Binamas terhadap harga pada setiap
dilakukan terhadap jasa keuangan pada item jasa dalam BPO. Jika bersifat samar,
ranah pembiayaan dan amal usaha lain maka beban operasional lebih bersifat semu
untuk menghasilkan laba yang sebesar- sehingga tidak sesuai syariah.
besarnya. Dalam ranah ini, konten Konteks beban pada PSAK No. 105
pendapatan operasional pada KSPPS adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan
Binamas sesuai dengan makna penjualan berkaitan dengan pengadaan produk
pada PSAK No. 105. (barang atau jasa), dalam ranah bank dan
Kedua, item-item pada “pendapatan lembaga keuangan dinyatakan sebagai
operasional” meliputi: (i) Bagi Hasil, adalah Beban Operasional, atau operating expenses,
laba yang diperoleh KSPPS Binamas dari ialah biaya berupa pengeluaran uang untuk
usaha jasa produk pembiayaan kemitraan melaksanakan kegiatan pokok, yaitu berupa
(mudharabah dan musyarakah), (ii) Mark biaya penjualan dan administrasi untuk
up, adalah laba yang diperoleh KSPPS memperoleh pendapatan, tidak termasuk
Binamas dari usaha jasa dari produk pengeluaran yang telah diperhitungkan
pembiayaan jual-beli (murabahah), (iii) Jasa dalam harga pokok penjualan dan
adalah laba yang diperoleh KSPPS Binamas penyusutan.
dari usaha jasa layanan (servise), misal Mengkritisi item demi item beban
pembayaran token listrik, pembayaran operasional yang ditetapkan oleh KSPPS
pensiunan, lain-lain, (iv) Basil tabungan Binamas. Pertama, beban tenaga kerja.
adalah laba yang diperoleh KSPPS Binamas Dalam posisinya sebagai manajemen
11
(mudharib) yang berkewajiban mengelola KSPPS Binamas dalam rangka mempro-
DPK untuk mening-katkan kesejahteraan mosikan produk-produknya, salah satunya
anggotanya, ada kerja yang dilakukan oleh simpanan mudharabah. Dengan demikian
KSPPS Binamas dengan melibatkan maka beban promosi menjadi biaya yang
karyawan yang harus digaji atau diberi secara otomatis ada dalam pengelolaan
upah. Di sisi lain, KSPPS Binamas akan program mudharabah. Demikian pula
berperan sebagai shahibul maal mewakili halnya dengan dua beban lain, yaitu “beban
para shahibul maal penyimpan dana perkoperasian” dan “pajak penghasilan”
mudharabah untuk bertransaksi dengan merupakan aspek biaya yang tidak dapat
mitra usaha pemanfaat dana simpanan dihindari dalam usaha perkoperasian.
mudharabah. Pada kasus ini muncul Artinya, pengeluaran biaya untuk beban
konsekuensi pengupahan kerja pada karya- promosi, beban perkoperasian, dan pajak
wan yang diamanahi untuk memberikan penghasilan dalam kasus ini sesuai syariah.
layanan administrasi dan kemitraan usaha. Ketiga, terkait dengan item “beban
Barangkali beban tenaga kerja tidak jauh penyusutan aset tetap” dan “beban penyu-
berbeda dengan beban perkantoran. Oleh sutan aset produktif” secara akuntansi
sebab itu, Laba atas jasa “beban tenaga merupakan biaya yang tidak dapat
kerja” dan “beban perkantoran” lebih dielekkan. Kriteria beban ini sebagaimana
merupakan bagian dari peran KSPPS baban promosi dan pajak penghasilan. Maka
Binamas sebagai mudharib. Sehingga memasukan dua beban ini dalam item
pembiayaan atas beban ini akan menjadi pembiayaan mudharabah sesuai syariah.
overlap dengan nisbah KSPPS Binamas Keempat, Zakat sebagai bagian dari
sebagi mudharib. Artinya, beban tenaga beban operasional pembiayaan mudharabah
kerja dan beban perkantoran itu tidak perlu terasa agak janggal. Mengingat beberapa
muncul. Jika pun muncul sebaiknya dikomu- ketentuan terkait Zakat. Bahwa Zakat
nikasikan dengan pihak shahibul maal merupakan “belanja” yang wajib dikeluar-
(anggota). Ijma’ ulama menyatakan terha-
kan oleh seorang muslim yang bersifat nafsi
dap beban belanja dalam akad mudharabah nafsi, dan memiliki ketentuan terhadap maal
yang seperti itu “boleh untuk sekedar biaya itu sendiri, yakni sesuai nisab dengan jumlah
makan dan minum” asal tidak boros. maal setara dengan harga > 85gr emas
Kedua, Beban promosi. Promosi murni dan haul atau waktu terkuasai maal
merupakan sarana paling ampuh untuk selama satu tahun penuh. Padahal,
menarik dan mempertahankan nasabah pembagian nisbah bagi hasil diperhitungkan
atau anggota dan mitra pada konteks KSPPS per bulan, sehingga dalam hal ini menyalahi
Binamas. Salah satu tujuan promosi adalah haul, belum lagi terkait dengan jumlah nisab
menginformasi-kan segala jenis produk harta yang barangkali jika dikaitkan dengan
yang ditawarkan dan berusaha menarik jumlah simpanan dari anggota masih belum
calon anggota/mitra baru. Secara garis memuhi nisab.
besar sarana-sarana promosi antara lain: 3. Implementasi Perhitungan Distribusi
Periklanan (advertising), Promosi penjualan Basi Hasil Pada Si SUKA
(sales promotion), Penjualan pribadi
Sebenarnya perlakukan membagikan
(personal selling), dan Publisitas (publicity).
nisbah bagi hasil dalam perhitungan
Jadi, biaya-biaya yang harus dikeluarkan

12
bulanan itu tidak faktual. Sangat faktual jika SISUKA 1 0,25
dilakukann per hari, oleh karena usaha SIAQUR 0,3
dilakukan harian sehingga perolehan laba MULTAZAM 0,4
pun bersifat harian. Barangkali idealisasi SISUKA 3 0,35
tersebut mudah diklaim akan tetapi agak SISUKA 6 0,45
sulit pelaksanaannya. Membutuhkan inten- SISUKA 12 0,6
sitas tenaga yang cukup tinggi, disamping Perhitungan distribusi bagi hasil pada
munculnya beberapa kendala di lapangan. KSPPS Binamas di dasarkan pada jumlah (i)
Di mana ketika KSPPS Binamas dalam Pembiayaan Yang Disalurkan (PYD), (ii)
pembiayaan mudharabah berhadapan Rata-rata Dana Pihak Ketiga (DPK), (iii)
dengan bakul atau pedagang kecil, kendala Pendapatan Operasional, dan (iv) Nisbah.
utamanya adalah faktor pembukuan laba Tercatat, bahwa selama Februari 2019:
yang diperoleh per harinya. Dengan kata
lain, bakul tidak memiliki tatabuku baku Rata-rata PYD Rp 99.194.084.108,00
apalagi tatabuku yang baik dan tertib. Rata-rata DPK Rp 144.090.900.530,00
Persoalan ini yang sering memicu keputusan Pendapatan Rp 1.802.528.454,00
orang lapangan dengan mengganti nisbah Operasional
bagi hasil dengan “angsuran” pinjaman per Dengan nisbah sebagaimana data di
bulan. Keputusan ini pun akhirnya atas dapat disimulasikan perolehan bagi
mengundang perdebatan antara orang hasil anggota SISUKA sebagai berikut:
lapangan dengan kalangan akademik.
Rata-rata PYD
Terkait analisis implementasi perhi- N = ------------------ x Pendapatan Operasional
tungan yang akan dilakukan, kita mencoba Rata-rata DPK
untuk mengesampingkan perdebatan. 99.194.084.108,00
Selanjutnya untuk memper-mudah simulasi = -------------------------- x 1.802.528.454,00
144.090.900.530,00
perhitungan digunakan angka sebagaimana .
= 1.240.884.458,00
Ketetapan nisbah bagi hasil pada Si
SUKA 3 adalah 35%, Si SUKA 6 adalah 45%,
Selanjutnya bagi hasil yang akan
dan Si SUKA 12 adalah 60%. Produk Si SUKA
diterimakan kepada Anggota yang memiliki
3 adalah produk simpanan mudharabah
simpanan Mudharabah SISUKA dihitung
berjangka 3 (tiga) bulanan; Si SUKA 6
berdasarkan Rata-rata Saldo Nasabah dalam
berjangka 6 bulan; Si SUKA 12 berjangka 12
per Juta rupiah, sehingga bagi hasilnya
bulan atau satu tahun. Semakin lama jangka
adalah:
penyertaan dana anggota dalam proyek-
proyek yang dibiayai oleh KSPPS Binamas Rata-rata Saldo Anggota
Bagi
semakin besar nisbah bagi hasilnya. Nilai = ------------------------------ x N x Nisbah
Hasil Rata-rata PYD
nisbah masiong-masing simpanan pada
SISUKA 1.000.000
KSPPS Binamas adalah: = -------------------- x 1.240.884.458,00 x 25%
1
99.194.084.108,00
Simpanan Nisbah = 3.127
SIRELA 0,25 1.000.000
SISUKA
SIMPEL 0,25 = -------------------- x 1.240.884.458,00 x 35%
3
99.194.084.108,00
WALIMAH 0,25 = 4.378

13
SISUKA
1.000.000 syariah yang memiliki produk simpanan dan
= -------------------- x 1.240.884.458,00 x 45%
6
99.194.084.108,00 atau jasala layanan. Dengan promosi
= 5.629 diharapkan masyarakat menjadi tahu dan
1.000.000 mau menggunakan jasa yang ditawarkan.
SISUKA
= -------------------- x 1.240.884.458,00 x 60%
12 Beban penyusutan aset tetap dan aset
99.194.084.108,00
= 7.506 produktif dimasukkan dalam beban
Dari angka-angka bagi hasil jenis operasional terkait dengan penyusutan nilai
SISUKA tersebut dapat dibandingkan kekayaan aset yang digunakan dalam
dengan tingkat suku bunga pada bank pelayanan simpanan mudharabah. Dengan
konvensional. Perolehan Rp 7,506,00 per Rp memasukan kedua biaya ini dalam beban
1.000.000,00 simpanan adalah 0,007506% operasional diharapkan KSPPS Binamas
atau 0,090072 per tahun. setiap saat siap memberikan layanan secara
B. Pembahasan prima sehingga tidak mengecewakan
Dalam analisis terkait kepatuhan Anggota/Mitra.
syariah terhadap item-item beban operasio- Berikutnya, ada satu beban biaya yang
nal, dari delapan item, yaitu: (1) Beban sebenarnya tidak layak menjadi beban
tenaga kerja, (2) Beban promosi, (3) Beban KSPPS Binamas dalam nisbah bagi hasil
Penyusutan Aset Tetap, (4) Beban mudharabah ini, yakni beban Zakat.
Penyusutan aset produktif, (5) Beban Mengingat, zakat merupakan belanja harta
kantor, (6) Beban Perkoperasian, (7) Zakat, (maal) yang bersifat nafsi-nafsi atau
dan (8) Pajak penghasilan. Dua beban, yakni perorangan. Zakat dipungut berdasarkan
Beban tenaga kerja dan Beban kantor ketentuan syariah yang juga sudah jelas,
seharusnya merupakan kontribusi keahlian yakni pada jumlah maal sesuai nisab atau
KSPPS Binamas yang menjadikan KSPPS senilai harga 85 gr emas 24 karat. Jika, kurs
Binamas memperoleh bagi hasil sesuai harga murni 24 karat saat ini sebesar Rp
nisbah yang diperjanjikan. Pembebanan dua 650.000,00 maka Zakat baru dipungutkan
biaya tersebut dalam akad pembiayaan kepada perseorangan yang memiliki
murabahah akan mengurangi jumlah bagi endapan maal sejumlah Rp 55.250.000,00.
hasil yang seharusnya diterimakan secara Ketentuan zakat kedua setelah nisab adalah
adil kepada Anggota Simpanan. Dengan haul atau waktu pemungutan, yaitu satu
demikian terhadap pembebanan tersebut tahun penuh. Sementara pemungutan Zakat
KSPPS Binamas telah bertindak zalim, pada beban operasional simpanan SISUKA
sehingga dinyatakan tidak sesuai syariah. adalah per bulan. Meskipunn bebarapa
Selanjutnya pada beban operasional ulama memperbolehkan pemungutan Zakat
yang berupa beban promosi, beban per bulan sebagai model takjil Zakat. Untuk
penyusutan aset tetap, beban penyusutan proses edukasi bagi Anggota SISUKA terkait
aset produktif, dan beban perkoperasian, belanja Zakat dengan takjil dari perolehan
merupakan jenis pembiayaan yang tidak bagi hasil simpanan boleh-boleh saja dengan
dapat dielakkan dari operasional suatu catatan ada keridaan dari Anggota. Dengan
usaha. Sebagaimana deskripsi pada analisis demikian menjadikan Zakat sebagai bagian
tanpa beban promosi maka tidak akan ada dari beban operasional dalam akad bagi
orang atau masyarakat yang tahu bahwa hasil pada produk SISUKA siperbolehkan
KSPPS Binamas adalah lembaga keuangan sesuai syariah.

14
Secara matematis, maka tingkat menggunakan prinsip profit sharing,
kesesuaian implementasi perhitungan bagi ternyata dugaan beberapa anasir tepat,
hasil pada simpanan mudharabah SISUKA, bahwa hasil baginya akan kecil bahkan
dari delapan item lima item (beban promosi, sangat kecil. Terbukti jumlah bagi hasil
beban perkoperasian, beban penyusutan untuk bulan Februari 2019 pada simpanan
aset tetap, beban penyusutan aset produktif, SISUKA 12 adalah sebesar 0,007506% atau
dan pajak penghasilan) dinyatakan sesuai 0,090072 per tahun. Nilai ini hampir
syariah atau 62,5%. Dua item tidak sesuai sepadan dengan nilai suku bunga bank
syariah (beban tenaga kerja dan beban konvensional sebesar 9% per tahun.
kantor) atau 25%; dan satu item Padahal tingkat suku bunga deposito satu
diperbolehkan sesuai syariah (Zakat) atau tahun pada bank-bank konvensional cukup
12,5%. Melihat kalkulasi kesesuaian atau kompetitif, yakni 11% hingga 12%.
kepatuhan syariah pada beban operasional Terkait dengan temuan kepatuhan
KSPPS Binamas, maka perlu menjadi syariah atas iyem-item beban operasional
perhatian serius bagi Dewan Pengawas yang ditetapkan, serta temuan tingkat bagi
Syariah (DPS). Bahwa dalam bisnis lembaga hasil yang masih di bawah suku bunga bank
keuangan syariah, keberkahan hasil tetap konvensional, rasa-rasanya KSPPS Binamas
menjadi hal harus dikedepankan. Firman Purworejo perlu membenahi prinsip dan
Allah SWT dalam QS. At-Taubah [9]:105, implementasi perhitungan bagi hasilnya.
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya Tidak ada salahnya jika prinsip distribusi
serta orang-orang mukmin akan melihat bagi hasil menggnakan revenue sharing.
pekerjaanmu dan kamu akan dikembalikan Disamping akan mempengaruhi tingkat
kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui akan kepatuhan syariah juga akan didapatkan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan- bagi hasil lebih tinggi.
Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan”.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Di ayat lain, QS. An-Najm [53]:39-41,
A. Kesimpulan
Allah SWT berfirman: “Dan bahwasanya
seorang manusia tiada memperoleh selian Berdasarkan deskripsi analisis data
apa yang diusahakan-nya. Dann bahwasanya temuan penelitian dan pembahasan
usaha itu kelak akan diperlihatkan sebagaimana sebelumnya, maka bisa
(kepadanya). Kemudian akan diberi balasan diambil kesimpulan:
kepadanya dengan balasan yang paling 1. Mekanisme perhitungan bagi hasil pada
sempurna.” Di ayat lain Allah SWT memberi produk simpanan mudharabah khususnya
bayan: “Barangsiapa yang menangani pada produk Simpanan Sukarela
pekerjaan dengan baik-baik maka pahalanya Berjangka (SISUKA) di KSPPS Binamas
untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak berbeda pada perhitungan bagi hasil
mengerjakan pekerjaan dengan buruk maka dibeberapa lembaga keuangan syariah
(dosanya) untuk dirinya sendiri, dan sekali- lain, yaitu dengan pool of fund kemudian
kali Tuhanmu tidaklah menaganiaya hamba- menggunakan pembiayaan yang
hamba-Nya. dibagihasilkan atau outstanding, rata-rata
Sementara pada implementasi perhi- dana pihak ketiga (DPK), dan rata-rata
tungan bagi hasil KSPPS Binamas yang saldo anggota sebagai dasar penghitungan

15
bagi hasil pada beberapa produk sebagai mudharib seharusnya mampu
tabungan SISUKA,yakni SSUKA 1 menjaga tingkat kepercayaan nasabah
(berjangka satu bulan), SISUKA 3 atau anggota simpanan mudharabah-nya.
(berjangka tiga bulan), SIKUA 6 Dalam kajian sementara, dengan
(berjangka enam bulan), dan SISUKA 12 mengganti prinsip ke revenue sharing
(berjangka satu tahun atau 12 bulan). insyaAllah bagi hasil pada shahibul maal
Ditemukan bahwa tingkat bagi hasil akan menjadi tinggi, dan kesakahan
produk SISUKA 1 dengan nisbah bagi hasil memasukkan beban biaya operasional
25% memperoleh bagi hasil Rp 3.127,- akan dapat dihindari. Meskipun tidak
per bulan; SISUKA 3 dengan nisbah 35% menafikkan terhadap kecerdasaran
memperoleh bagi hasil Rp 4.378,- per religiusitas anggota, akan tetapi bagi hasil
bulan, SISUKA 6 dengan nisbah bagi hasil yang besar yang bisa bersaing dengan
45% memperoleh bagi hasil Rp 5.629,- suku bunga bank konvensional akan
per hulan; dan SISUKA 12 dengan nisbah memperkuat kepuasan dan loyalitas
bagi hasil 60% memperoleh bagi hasil Rp Anggota.
7.506,- per bulan. 2. Dewan Pengawas Syariah (DPS) sebagai
2. Berdasarkan Fatwa DSN No. 15/DSN- dewan kehormatan yang diharapkan
MUI/IX/2000 menggunakan prinsip dapat berfungsi optimal untuk dapat
distribusi bagi hasil profit sharing mengoptimalkan mesin kesyariahan
diperbolehkan, artinya dari sisi lembaga keuangan syariah sebagaimana
keterbolehan maka pilihan prinsip bagi KSPPS Binamas. Kontrol ketat terhadap
hasil pada KSPPS suadah sesuai syariah. perilaku syariah dalam penetapan biaya
Akan tetapi dengan menggunakan dalam simpanan mudharabah khususnya,
pendekatan perbandingan dengan PSAK rasanya akan meningkatkan pula rasa
No. 105 Pasal 11 dan melalui telaah kritis hormat karyawan dan anggota secara
terhadap item-item yang menjadi beban berkelindan.
operasional pada perhitungan bagi hasil,
ditemukan 62,5% item sesuai syariah,
25% tidak sesuai syariah, dan 12,5%
DAFTAR PUSTAKA
diperbolehkan sesuai syariah.
Antonio, M. Syafi’i. Bank Syari’ah dari
B. Saran
Teori ke Praktek. Gema Insani
1. Untuk lebih menjaga kehati-hatian dalam Press, Jakarta, 2001
mengambil laba agar bisa dibagi-hasilkan
Bungin, Burhan. 2010. Metodologi
secara adil maka mengganti prionsip bagi
Penelitian Kualitatif, Aktualisasi
hasil dari profit sharing ke revenue sharing
Metodologis ke Arah Ragam Varian
rasanya merupakan langlah yang harus
Kontemporer. Jakarta: RajaGrafin-
segrea diambil oleh KSPPS Binamas.
do Persada. Hlm. 144
Mengingat memasukan unsur “biaya
tenaga kerja” dan “biaya perkantoran” Djamal, M. 2017. Paradigma Penelitian
dalam beban tenaga kerja dan beban Kualitatif. Edisi Revisi. Cetakan
perkantoran rasanya kurang lazim bahkan Ketiga. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
terkesan menzalimi pihak shahibul maal. Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Padahal KSPPS Binamas dalam posisinya Kamus Besar Bahasa Indonesia.
16
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Sumitro, Wakum. 1996. Asas-asas
Utama. Perbankan Islam danLembaga-
Jusup, Haryono. 1999. Dasar-dasar lembaga terkait. PT. Raja Grafindo
Akuntansi. BP STIE YKPN. Persada. Jakarta.
Yogyakarta. Tim Pengembangan Bank Syari’ah,
Karim, Adiwarman A., 2004. Bank Islam Institute Bankir Indonesia. 2001.
Analisis Fiqih dan Keuangan edisi II. Konsep, Produk dan Implementasi
Raja Grafindo Persada. Jakarta. Operasional Bank Syari’ah.
Djambatan. Jakarta.
Marzuki. 2002. Metodologi Riset. BPFE –
UII. Yogyakarta. Wiroso, Perhitungan Pembagian Hasil
Muhammad. 2004. Bank Syari’ah Analisis Usaha (Profit Distribution), Bank
Indonesia, Tidak diterbitkan
Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman. Ekonisia. Yogyakarta.. Nugroho Heri Purnomo. Optimalisasi
Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
Muhammad, 2003. Metodologi Penelitian
Pada Bank Syariah di Indonesia.
Pemikiran Ekonomi Islam, Ekonisia,
Jurnal: Accounting Analysis
Jogjakarta.
Journal, AAJ 2 (2) (2013)
Nawawi, Hadari. 2003. Metodologi
Tuti Hastuti. Kualitas Pelayanan dan Pola
Penelitian Bidang Sosial. Gajah
Bagi Hasil Terhadap Kepuasan
Mada University Press, Yogyakarta.
Nasabah Penyimpan Pada Bank
Rahmawan, Ivan. 2005. Kumpulan Ayat-
Syariah. Jurnal Manajemen dan
ayat Al-Qur’an Tema Muamalah
Akuntansi, Vol. 2, No. 1, April 2013
atau Ekonomi. Pilar Media.
Wirdayani Wahab. Pengaruh Tingkat
Yogyakarta.
Bagi Hasil Terhadap Minat
Rachman, Maman. 2015. 5 Pendekatan
Menabung Di Bank Syariah. Jurnal
Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif,
Ekonomi dan Bisbnis Islam (JEBI),
Mixed, PTK, R&D. Magnum Pustaka
Vol. 1, No. 2, Juli-Desember 2016
Utama. Yogyakarta..
Sangaji, Eta Mamang & Sopiah, 2010.
Metodologi Penelitian. Andi Offset.
Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai