Anda di halaman 1dari 15

KOMPARASI REVENUE DAN PROFIT SHARING PADA SISTEM MUDHARABAH

PADA PT. BPRS MITRA HARMONI SEMARANG


(Kesesuaian dengan fatwa MUI DSN No. 15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Prinsip Bagi
Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan/Perbankan Syariah)
Zaenal Arifin1), Patricia Dhiana P. SE, MM2), Hartono SE, MSi3)
1)
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
2), 3)
Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Pandanaran
Semarang

Abtract: This research aims at comparing the methods of profit sharing with revenue sharing
in syari’ah financial principles, especially in this research is Rural Bank . Syari’ah principles
financial in this issue are mudharabah. The study was conducted at PT. BPRS Mitra
Harmoni Semarang, which is one of the rural bank in Semarang. Besides comparing between
profit sharing and revenue sharing, it also test the suitability of the fatwa of the Council of
Indonesian Ulama (Majelis Ulama Indonesia or MUI) No. 15/DSN – MUI/XI/2000 about
principles of operations in Islamic Financial Institutions. This study found that PT BPRS
Mitra Harmoni Semarang uses profit sharing more frequently than revenue sharing. This is
due to make it decrease the risk of finiancial loss of the bank. Beside that, Its found that the
principles financial of Mudharabah has the suitability with the fatwa of the council of
Indonesian Ulama No. 15/ DSN- MUI/XI/2000 about the principles of opreations in Islamic
Financial Institutions.
Keywords : Mudharabah, Revenue and Profit Sharing.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara sistem profit sharing dengan revenue
sharing pada lembaga keuangan syariah khususnya dalam hal ini Bank Perkreditan Rakyat
(BPR). Prinsip keuangan syari‟ah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem
pembiayaan Mudharabah. Penelitian ini diadakan pada PT BPRS Mitra Harmoni Semarang,
yang merupakan salah satu BPR syariah yang ada di kota Semarang. Disamping
membandingkan antara profit sharing dan revenue sharing, penelitian ini juga menguji
kesesuaiannya dengan fatwa menurut fatwa DSN NO. 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang prinsip
bagi hasil, hasil usaha dalam lembaga keuangan / perbankan syari‟ah. Penelitian ini
menemukan hasil bahwa PT BPRS Mitra Harmoni Semarang lebih sering menggunakan
metode profit sharing dari pada metode revenue sharing. Hal ini dikarenakan metode tersebut
mengurangi resiko kerugian pada pihak bank yang bersangkutan. Selain itu, ditemukan pula
bahwa metode profit sharing yang digunakan terdapat kesesuaian dengan fatwa DSN NO. 15
/ DSN-MUI/IX/2000 tentang prinsip bagi hasilnya.
Kata kunci : Mudharabah, Profit Sharing dan Revenue Sharing.

1
I. Pendahuluan keuangan di Indonesia. BPR merupakan
Dunia perbankan Indonesia dalam hal lembaga perbankan resmi yang diatur
ini perbankan syariah mengalami laju berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun
pertumbuhan di tingkat global mencapai 1992 tentang Perbankan dan sebagaimana
250 miliar dollar As atau rata - rata telah diubah dengan Undang-Undang No.
tumbuh mencapai 15% pertahun. Sektor 10 tahun 1998. Murabahah merupakan
perbankan merupakan media terpenting pembiayaan yang paling banyak
dalam perekonomian karena bank adalah nasabahnya pada BPRS XYZ
suatu badan usaha yang tugas utamanya dibandingkan dengan pembiayaan
sebagai lembaga perantara keuangan lainnya, serta pada perusahaan perbankan
(financial Intermediaries) Prinsip sejenisnya yang ada di Kota Semarang.
perbankan syariah adalah aturan Bank Perkreditan Rakyat Syariah
perjanjian berdasarkan hukum Islam (BPR-Syariah) adalah salah satu lembaga
antara bank dan pihak lain dalam keuangan perbankan syariah, yang pola
melakukan transaksi perbankan yaitu operasionalnya mengikuti prinsip–prinsip
penyimpanan dana, pembiayan atau syariah ataupun muamalah Islam. BPRS
kegiatan lain yang sesuai dengan syariah. berdiri berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992
Dalam hal memberikan imbalan jasa tentang Perbankan dan Peraturan
atas dana yang telah dihimpun dari Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992
masyarakat bukan dalam bentuk tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi
prosentase bunga tetapi memberikan Hasil. Pada pasal 1 (butir 4) UU No. 10
keutungan dalam sistem bagi hasil yaitu Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU
keuntungan yang diberikan kepada No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
kepada nasabah sesuai dengan nisbah atau disebutkan bahwa BPRS adalah bank
porsi yang telah ditetapkan oleh bank. yang melaksanakan kegiatan usaha
Adanya fatwa tentang halal-haram pada berdasarkan prinsip syariah yang dalam
transaksi keuangan syariah di Indonesia kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
telah di tetapkan oleh Majelis Ulama lalu lintas pembayaran. BPR Syariah yang
Indonesia melalui Dewan Syariah pertama kali berdiri adalah adalah PT.
Nasional (DSN), dengan adanya bantuan BPR Dana Mardhatillah, kec. Margahayu,
dari Dewan Pengawas Syariah (DPS) Bandung, PT. BPR Berkah Amal
membawa angin segar bagi sistem Sejahtera, kec. Padalarang, Bandung dan

2
PT. BPR Amanah Rabbaniyah, kec. menjadi milik bersama dan dibagi
Banjaran, Bandung. Pada tanggal 8 menurut kesepakatan”. Mudharib
Oktober 1990, ketiga BPR Syariah menyumbangkan tenaga dan waktunya
tersebut telah mendapat ijin prinsip dari dan mengelola kongsi mereka sesuai
Menteri Keuangan RI dan mulai dengan syarat-syarat kontrak. Sementara
beroperasi pada tanggal 19 Agustus 1991. menurut Nyazee menyatakan dalam
Keberadaan BPRS secara khusus transaksi mudharabah yang dititik
dijabarkan dalam bentuk SK Direksi BI beratkan adalah adanya partisipasi dalam
No. 32/34/Kep/Dir, tanggal 12 Mei 1999 keuntungan.6 Pihak mudharib berperan
tentang Bank Umum berdasarkan Prinsip ganda sebagai agen sekaligus mitra.
Syariah dan SK Direksi BI No. Mudharib menjadi agen untuk shahibul
32/36/Kep/Dir, tertanggal 12 Mei 1999 mal dalam setiap transaksi yang dilakukan
dan Surat Edaran BI No. 32/4/KPPB pada modal dan ia menjadi mitra shahibul
tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank mal ketika mendapat keuntungan.7 Salah
Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip satu ciri utama dari kontrak ini adalah
Syariah. bahwa keuntungan, jika ada, akan dibagi
Secara terminologi, para Ulama Fiqh antara investor dan mudharib berdasarkan
mendefinisikan mudharabah atau qiradh proporsi yang telah disepakati
dengan “Pemilik modal (investor) sebelumnya. Kerugian, jika ada, akan
menyerahkan modalnya kepada pekerja ditanggung sendiri oleh si investor (rab
(pedagang) untuk diperdagangkan, almal), sementara mudharib hanya rugi
sedangkan keuntungan dagang itu dalam tenaga dan pikiran.8 Sementara

menurut Sayyid Sabiq mudharabah yang shahih menurut hukum Islam. Menurut
merupakan salah satu bentuk kerjasama mazhab Hanafi dalam kaitannya dengan
antara rab al-mal (investor) dengan seorang kontrak tersebut, unsur yang paling
pihak kedua (mudharib) yang berfungsi mendasar adalah adanya ijab dan
sebagai pengelola dalam berdagang. Istilah qobul,artinya bersesusainnya keinginan dan
mudharabah oleh ulama fiqh Hijaz dikenal maksud dari pihak tersebut untuk menjalin
dengan istilah Qiradh.9 Mudharabah sebagai ikatan kerjasama.
akad yang terjadi dalam sebuah kegiatan
Rumusan Masalah
kerjasama ekonomi antara dua pihak dengan
beberapa ketentuan yang harus dipenuhi Berdasarkan latar belakang di atas, maka

sehingga adanya ikatan jalinan kerjasama rumusan masalah pada penelitan ini adalah
Apakah metode perhitungan bagi hasil pada

3
pembiayaan mudharabah di PT.BPRS Mitra untuk memprakarsai terbentuknya bank
Harmoni Semarang sudah sesuai dengan syari‟ah, yang dihasilkan dari
fatwa DSN No.15/DSNMUI/IX/2000? rekomendasi Lokakarya Bunga Bank dan
Apakah metode perhitungan bagi hasil pada Perbankan di Cisarua, dan di bahas lebih
pembiyaan mudharabah dengan revenew lanjut dengan serta membentuk tim
sharing sudah sesuai di PT.BPRS Mitra kelompok kerja pada Musyawarah
Harmoni Semarang? Nasional IV MUI yang berlangsung di
Hotel Syahid Jakarta pada tanggal 22-25
II. Tinjauan Pustaka Agustus 1990.

Pengertian Bank Syariah Dalam Handbook of Islamic Banking


dijelaskan bahwa perbankan Islam
Pengertian bank syariah menurut
menyediakan fasilitas keuangan dengan
Muhammad (2005 : 1) adalah “ lembaga
cara mengupayakan instrumen-instrumen
keuangan yang usaha pokoknya
keuangan (Finansial Instrumen) yang
memberikan pembiayaan dan jasa – jasa
sesuai dengan syariah Islam. Capra
lainnya dalam lalu lintas pembayaran
(2000) mengemukakan bahwa dimensi
serta peredaran uang yang
kesejahteraan sosial dapat dikenal pada
mengoperasikannya disesuaikan dengan
suatu pembiayaan bank. Pembiayaan
prinsip syariah Islam”.
bank Islam harus disediakan untuk
Sistem perbankan syariah merupakan meningkatkan kesempatan kerja. dan
sistem perbankan yang paling baik untuk kesejahteraan ekonomi sesuai dengan
mewujudkan kesejahteraan dan nilai-nilai Islam.
kemakmuran rakyat yang berkeadilan
Bank Syari‟ah mempunyai ciri yang
karena sistem syariah dilakukan atas
berbeda dengan bank konvensional,
prinsip kebersamaan. Bank syariah mulai
yaitu:
digagas di Indonesia pada awal periode
1980-an, di awali dengan pengujian pada a) Penggunaan prosentase dalam
skala bank yang relatif lebih kecil, yaitu hal kewajiban untuk melakukan
didirikannya Baitut Tamwil-Salman, pembayaran selalu dihindari. Karena
Bandung. Dan di Jakarta didirikan dalam prosentase bersifat melekat pada sisa
bentuk koperasi, yakni Koperasi Ridho hutang meskipun hutang beda batas
Gusti. Berangkat dari sini, Majlis waktu perjanjian telah berakhir.
Ulama‟ Indonesia (MUI) berinisiatif

4
b) Didalam kontrak pembiyaan berkewajiban mengembalikan pembiyaan
tidak menetapkan perhitungan (qordul hasan).
berdasarkan keuntungan yang pasti (fixed
Pengertian Mudharabah
return) tetapi berdasarkan jenis kontrak
al mudharabah dan al musyarakah Salah satu layanan pembiayaan pada

dengan sistem bagi hasil (profit and loss BPRS (Bank Perkreditan Rakyat

sharing) tergantung pada besarnya Syariah) yaitu mudharabah.

keuntungan. Sedangkan penetapan Mudharabah atau qiradh termasuk salah

keuntungan ditetapkan pada kontrak jual satu bentuk akad syirkah (perkongsian).

beli melalui pembiayaan pemilikan Istilah laian mudharabah digunakan oleh

barang (al mudharabah dan al bai orang Irak, sedangkan orang Hijaz

bithaman ajil, sewa guna usaha (al menyebutnya dengan istilah qiradh.

ijarah) ). c) Pengarahan dana Dengan demikian, mudharabah dan

masyarakat dalam bentuk deposito atau qiradh adalah istilah maksud yang sama.

tabungan oleh penyimpan dianggap Mudharabah termasuk juga


sebagai titipan (al-wadi’ah) sedangkan perjanjian antara pemilik modal (uang
bagi bank dianggap sebagai titipan yang dan barang) dengan pengusaha dimana
diamanatkan sebagai pernyataan dana pemilik modal bersedia membiayai
pada proyek yang dibiayai tidak sepenuhnya suatu usaha / proyek dan
dijanjikan imbalan yang pasti (fixed pengusaha setuju untuk mengelola
return). proyek tersebut dengan bagi hasil sesuai

d) Bank Syari‟ah tidak dengan perjanjian. Disamping itu

menetapkan jual beli atau sewa menyewa mudharabah juga berarti suatu

uang dari mata uang yang sama dan pernyataan yang mengandung pengertian

transaksinya itu dapat menghasilkan bahwa seseorang memberi modal niaga

keuntungan. Jadi mata uang itu dalam kepada orang lain agar modal itu

memberikan pinjaman pada umumnya diniagakan dengan perjanjian

tidak dalam bentuk tunai melaikan dalam keuntungannya dibagi antara dua belah

bentuk pembiyaan pengadaan barang pihak sesuai perjanjian, sedang kerugian

selama pembiyaan. ditanggung oleh pemilik modal. (UU No.


21 tentang perbankan syariah 2008).
e) Adanya produk khusus yaitu
pembiyaan tanpa beban murni yang Pengertian Revenue and Profit

bersifat sosial, dimana nasabah tidak Sharing (Bagi Hasil)

5
Perbankan syariah yang pada pola ini dapat digunakan untuk
menggunakan sistem profit sharing keperluan distribusi hasil usaha lembaga
ataupun revenue sharing tergantung keuangan syariah;
dengan kebijakan yang dipilih oleh bank
b) Bagai pendapatan (Revenue
masing-masing yang dipunyai oleh bank
Sharing) adalah bagi hasil yang dihitung
yang bersangkutan. Bank yang
dari total pendapatan pengelolaan dana.
menggunakan sistem profit sharing
Dalam sistem syariah pola ini dapat
dihitung dari pendapatan netto (bersih)
digunakan untuk keperluan distribusi
setelah dikurangi dengan biaya bank,
hasil usaha lembaga keuangan syariah.
maka kemungkinan yang terjadi bagi
hasil yang diterima oleh pemilik dana Prinsip dari revenue sharing

(shahibul maal) semakin kecil,sehingga diterapkan berdasarkan dengan pendapat

akan mempunyai dampak yang Syafi‟i yang mengatakan bahwa

signifikan apabila ternyata secara umum mudharib tidak boleh menggunakan

tingkat suku bunga pasar lebih besar atau harta mudharabah sebagai biaya baik

tinggi. Sehingga akan mempengaruhi dalam keadaan menetap maupun

keinginan masyarakat dalam bepergian (diperjalanan) karena

menginvestasikan dananya pada bank mudharib telah mendapatkan bagian

syariah dan akan berdampak pula keutungan maka ia tidak berhak

menurunnya jumlah dana dari pihak mendapatkan sesuatu (nafkah) dari harta

ketiga,apabila ingin tetap itu yang pada akhirnya ia akan mendapat

mempertahankan sistem profit sharing yang lebih besar dari bagian shahibul

tersebut dalam perhitungan. Untuk maal.Sedangkan profit sharing

menghindari resiko-resiko tersebut bank diterapkan berdasarkan pendapat dari

harus mengakolasikan sebagian dari Abu Hanifah, Malik, Zaidiyah yang

porsi bagi hasil yang didapatkan untuk mengatakan bahwa mudharib dapat

membagi hasilnya dengan pemilik dana. membelanjakan harta mudharabah bila


perdagangan dipejalanan baik berupa
Metode bagi hasil terdiri dari dua
biaya makan, minum, pakaian dan
sistem:
sebagainya. Hambali menatakan bahwa
a) Bagi laba (Profit Sharing) mudharib boleh menafkahkan sebagian
adalah bagi hasil yang dihitung dari dari harta mudharabah baik dalam
pendapatan setelah dikurangi biaya keadaan menetap atau bepergian dengan
pengelolaan dana. Dalam sistem syariah ijin shahibul maal, tetapi besarnya

6
nafkah yang boleh digunakan adalah mudharabah mutlaqah (investasi tidak
nafkah yang telah dikenal (menurut tetap). Dilakukan dalam perhitugan
kebiasaan) para pedagang dan tidak distribusi hasil usaha yang disebut
boros (Wiroso, 2005:118). dengan profit distribution.

Prinsip pembagian hasil usaha ada 2 3. Pendapatan operasi lainnya


yaitu: yaitu fee administrasi atas penyaluran
dana yang besarnya disepakati antara
a) Revenue Sharing
bank dengan pihak debitur (mudharib).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan Pendapatan yang didapat dari operasi lain
prinsip bagi hasil (Revenue Sharing) yang didapat oleh bank syariah adalah
adalah sebagai berikut; pendapatan atas kegiatan usaha bank

1. Pendapatan operasi utama syariah dalam memberikan layanan jasa

bank syariah adalah pendapatan dari keuangan dan kegiatan lain berbasis dari

penyaluran dana pada investasi yang imbalan seperti pendapatan fee inkaso,

dibenarkan syariah yaitu pendapatan fee transfer, dan fee kegiatan yang

penyaluran prinsip jual beli,bagi hasil berbasis imbalan lainnya.

dan prinsip ijaroh. Besarnya pendapatan 4. Pembagian hasil usaha


dibagikan dalam perhitungan dengan prinsip bagi hasil (revenue
sharing) beban yang di keluarkan oleh
distribusikan hasil usaha dengan prinsip bank syariah sebagai mudharib, baik
bagi hasil (revenue sharing) adalah beban untuk kepentingan bank syariah
tersebut maupun untuk kepentingan
pendapatan (revenue) dari pengelolaan pengelolaan dana mudharabah,seperti
dana (penyaluran) sebesar porsi dana beban tenaga kerja, beban umum dan
administrasi,beban operasi lainnya
mudharabah (investasi tidak terikat) yang ditanggung oleh bank syariah yang
dihimpun tanpa adanya pengurangan bersangkutan sebagai mudharib.
beban yang dikeluarkan oleh bank b) Profit sharing
Syariah. (Wiroso, 2005, Penghimpunan Penerapan distribusi hasil usaha
dengan prinsip bagi untung (profit
Dana dan Hasil Usaha Bank syariah, PT.
sharing) bukan hal yang mudah, karena
Grasindo, Jakarta. Hal. 108 pihak deposan harus siap menerima
bagian kerugian apabila dalam
2. Hak pihak ketiga atas bagi pengelolaan dana mudharabah
mengalami kerugian yang bukan akibat
hasil investasi tidak terikat,merupakan dari kelalaian mudharib. Sehingga uang
porsi bagi hasil dari usaha (pendapatan) yang telah diinvestasikan pada bank
tersebut berkurang, bank syariah juga
yang diserahkan oleh bank syariah harus transparan tentang menyampaikan
tersebut kepada pemilik dana biaya dari mudharabah. Seperti membuat

7
dan menentukan beban yang dibebankan Nisbah keuntungan harus didasarkan
dengan jelas dan tegas, dalam dalam bentuk prosentase antara kedua
pengelolaan dana dari mudhrabah baik belah pihak, misalnya 50 : 50, 70 :
beban langsung maupun tidak langsung. 30, 60 : 40, atau 99:1.
Jika pihak bank syariah menetapkan Bagi untung dan bagi rugi
suatu bagi hasil usaha berdasarkan Dalam kontrak ini,return dan timing
prinsip bagi untung (profit sharing), cash flow kita tergantung kepada
maka bank syariah harus membuat dua kinerja sektor riilnya.
laporan laba rugi yang dibuat secara Komponen bagi hasil pembiayaan
terpisah, yaitu laporan laba rugi sebagai Mudharabah
institusi keuangan syariah dan laporan Beberapa hal yang terkait dengan
pengelolaan dana mudharabah dan bank perhitungan bagi hasil pembiayaan
sebagai mudharib. mudharabah adalah sebagai berikut;
a. Saldo pembiayaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi b. Jangka waktu pengembalian
hasil: c. Sistem pengembalian, apakah
Faktor Langsung: Investment rate, mengangsur atau ditangguhkan
Jumlah dana, Nisbah (Profit Sharing d. Hasil yang diharapkan oleh PT.
Ratio) BPRS
Faktor tidak langsung: Penentuan e. Nisbah bagi hasil
pendapatan dan biaya mudharabah, 2) f. Proyeksi pendapatan dari calon
Kebijakan akunting (prinsip dan peminjam. Berdasarkan pengalaman
metode akunting). usaha sebelumnya, proyeksi ini
Konsep bagi hasil mudah diketahui
Konsep bagi hasil adalah sebagai berikut: g. Realisasi pendapatan yang
a. Pemilik dana akan menginvestasikan sesungguhnya. Berdasarkan laporan
dananya melalui lembaga keuangan keuangan peminjam, besar kecilnya
syariah yang bertindak sebagai laba aktual menjadi dasar dalam
pengelolaa. pengambilan tingkat bagi hasil.
b. Pengelolaa atau lembaga keuangan h. Tingkat persaingan harga, baik
syariah akan mengelolaa dana dengan lembaga keuangan sejenis
tersebut dalam sistem pool of fund maupun dengan lembaga
selanjutnya akan menginvestasikan konvensional.
dana tersebut ke dalam proyek atau
Gambar 2.1
usaha yang layak dan
Kerangka Pemikiran Teoritis
menguntungkan serta memenuhi
aspek syariah.
c. Kedua belah pihak menandatangani
akad yang berisi ruang lingkup kerja
sama, nominal, nisbah dan jangka
waktu berlakunya kesepakatan
tersebut.

Nisbah Keuntungan Berdasarkan


Prinsip Bagi Hasil
Hal-hal yang berkaitan dengan nisbah
bagi hasil yaitu:
Prosentase

8
Sistem Pengembalian pengumpulan data,sehingga dengan
(X1) pembatasan ini peneliti akan fokus dan
terarah dalam memahami masalah-
Hasil yang diharapkan masalah yang menjadi tujuan penelitian.
(X2)
Perumusan masalah dan fokus penelitian
saling terkait. Masalah pada penelitian
Nisbah bagi hasil (X3) kualitatif bertumpu pada sesuatu fokus.
Bagi hasil yang Dalam penelitian ini, peneliti
diperoleh oleh BPRS
Proyeksi Pendapatan mengelompokan fokus penelitian pada
(X4) Analisis komparasi revenue and profit
Fatwa DSN
sharing pada sistem mudharabah pada
Saldo Pembiayaan
(X5) PT. BPR Syariah Mitra Harmoni
Semarang serta keterkaitannya dengan
Jangka waktu fatwa DSN No. 15 / DSN – MUI / IX /
pengembalian (X6) 2000 tentang prinsip bagi hasil usaha
dalam lembaga keuangan / perbankan
syariah.
Fokus penelitian diuraikan dalam
III. Metode Penelitian beberapa sub fokus sebagai berikut :
Desain Penelitian 1. Revenue dan Profit Sharing
Kegiatan teoritis dan empiris pada Revenue sharing, secara bahasa
penelitian ini di klasifikasikan dalam revenue berarti uang masuk, pendapatan,
metode kualitatif. Penelitian ini akan atau income. Dalam istilah perbankan
melaporkan hasil penelitian tentang revenue sharing berarti proses bagi
penerapan revenue sharing dalam sistem pendapatan yang dilakukan sebelum
pembiayaan mudharabah pada BPRS memperhitungkan biaya-biaya
Mitra Harmoni Semarang dan operasional yang ditanggung oleh bank,
kesesuaiannya pada fatwa DSN No. 15 / biasanya pendapatan yang
DSN – MUI / IX / 2000 tentang prinsip didistribusikan hanyalah pendapatan
bagi hasil usaha dalam lembaga atas investasi dana, dana tidak termasuk
keuangan / perbankan syariah. Maka fee atau komisi atau jasa-jasa yang
pendekatan penelitian ini adalah surve, diberikan oleh bank karena pendapatan
yaitu pengumpulan data, informasi atau tersebut pertama harus dialokasikan
keterangan langsung tentang hal – hal untuk mendukung biaya operasional
secara luas yang berkaitan dengan bank. Maksudnya pembagian dana
penelitian ini. Data yang berupa kata terhadap nasabah atas pendapatan-
tertulis atau lisan yang dapat diamati pendapatan yang diperoleh oleh bank
melalui wawancara, observasi atau tanpa menunggu pengurangan-
dokumentasi, maka peneliti menganalisa pengurangan atas pembiayaan-
dengan cara metode kualitatif. Apabila pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank
dilihat dari segi tempat penelitian, maka dalam pengelolaan dana yang
penelitian oini termasuk dalam jenis diamanatkan oleh nasabah, disatu sisi
penelitian lapangan (field research ) pelaksanaan revenue sharing ini
yang berusaha meneliti atau melakukan bertentangan dengan prinsip bagi hasil
studi observasi. itu sendiri, karena dalam prinsip bagi
Fokus Penelitian hasil tentunya investor bertanggung
Fokus penelitian ini sangat penting jawab atas dana yang diamanatkannya,
dalam suatu penelitian yang bersifat artinya ia juga memiliki andil dalam
kualitatif. Fokus memberikan batasan pengelolaan dananya, bahkan jika terjadi
dalam studi dan batasan dalam

9
kerugian dalam usaha maka shohibul 3. Penetapan prinsip pembagian hasil
mall ikut menanggung kerugiannya. usaha yang dipilih harus disepakati
Profit sharing menurut etimologi dalam akad.
Indonesia adalah bagi keuntungan. Kedua : Jika salah satu pihak tidak
Dalam kamus ekonomi diartikan menunaikan kewajibannya atau jika
pembagian laba. Profit secara istilah terjadi perselisihan di antara kedua belah
adalah perbedaan yang timbul ketika pihak, maka penyele-saiannya dilakukan
total pendapatan (total revenue) suatu melalui Badan Arbitrasi Syari‟ah setelah
perusahaan lebih besar dari biaya total tidak tercapai kesepakatan melalui
(total cost). Di dalam istilah lain profit musyawarah.
sharing adalah perhitungan bagi hasil Ketiga : Fatwa ini berlaku sejak
didasarkan kepada hasil bersih dari total tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika
pendapatan setelah dikurangi dengan di kemudian hari ternyata terdapat
biaya - biaya yang dikeluarkan untuk kekeliruan, akan diubah dan
memperoleh pendapatan tersebut. Pada disempurnakan sebagaimana mestinya.
perbankan syariah istilah yang sering Jenis dan Sumber data
dipakai adalah profit and loss sharing, Jenis data
di mana hal ini dapat diartikan sebagai Penelitian ini menggunakan 2
pembagian antara untung dan rugi dari jenis data sebagai berikut:
pendapatan yang diterima atas hasil a. Data primer,yaitu data yang diambil
usaha yang telah dilakukan. langsung dan di olah dari objek
2. Sistem Pembiayan Mudharbah penelitian yang belum mengalami
Mudharabah adalah bentuk kerja sama pengolahan lebih lanjut dan
antara dua atau lebih pihak di mana dikembangkan dengan pemahaman
pemilik modal (shahibul amal) sendiri oleh penulis, misalnya hasil
mempercayakan sejumlah modal kepada wawancara dengan kepala bidang
pengelola (mudharib) dengan suatu pembiayaan dan pemasaran yang
perjanjian di awal. Bentuk ini dianggap dapat memberikan
menegaskan kerja sama dengan informasi atau masukan data yang
kontribusi seratus persen modal dari diperlukan dalam penulisan sikripsi
pemilik modal dan keahlian dari ini.
pengelola. b. Data sekunder,yaitu data yang
3. Keterkaitannya dengan Fatwa DSN diperoleh dari perusahaan sebagai
No. 15 / DSN – MUI / IX / 2000 objek penelitian yang sudah diolah
Ketentuan Fatwa DSN-MUI NO. dan terdokumentasi di perusahaan,
15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Prinsip misalnya : data tentang pembiayaan
Distribusi Hasil Usaha dalam Lembaga mudharabah, akad, angsuran nasabah
Keuangan Syariah ini adalah sebagai di PT. BPRS MITRA HARMONI
berikut : SEMARANG.
Pertama : Ketentuan Umum Sumber data
1. Pada dasarnya, LKS boleh Data yang diperoleh bersumber dari
menggunakan prinsip Bagi Hasil (Net dua proses yaitu:
Revenue Sharing) maupun Bagi a. Wawancara, yaitu melakukan
Untung (Profit Sharing) dalam tanya jawab dan diskusi secara
pembagian hasil usaha dengan mitra langsung dengan pihak
(nasabah)-nya. perusahaan, khususnya dengan
2. Dilihat dari segi kemaslahatan (al- bagian yang berhubungan
ashlah), saat ini, pembagian hasil dengan objek penelitian.
usaha sebaiknya digunakan prinsip b. Dokumentasi,yaitu dengan
Bagi Hasil (Net Revenue Sharing). meneliti bahan – bahan tulisan

10
perusahaan yang berhubungan mewujudkan keinginan masyarakat dan
dengan penelitian ini, misalnya dalam menjalankan fungsi mediasi,
laporan keuangan sistem senantiasa berikhtiar memberi yang
pembiayaan Mudharabah dan terbaik, yang didukung produk-produk
lembar akad pembiayaannya. jasa layanan yang inovatif dan kompetitif,
Pemilihan Informan yang mampu memberi solusi prima bagi
Informan penelitian dalam masyarakat, pembiayaan dengan proses
skripsi ini adalah Bapak Mohamad yang mudah dan murah, pilihan
Noufal Firdaos, SE sebagai kepala berinvestasi yang amanah dan
bidang pembiayaan dan pemasaran menguntungkan sesuai syariah serta
di PT. BPRS Mitra Harmoni sumber daya insani yang profesional,
Semarang. yang berkepribadian mulia sebagai
Instrumen Penelitian landasan budaya kerja 1. Kepercayaan
Dalam penelitian kualitatif masyarakat adalah komitmen BPRS Mitra
yang menjadi instrumen adalah Harmoni Semarang untuk memberi yang
peneliti itu sendiri. Dimana terbaik, dengan visi, menjadi perusahaan
peneliti berperan sebagai jasa layanan keuangan perbankan syariah
instrumen penelitian yang menliti yang sehat, kuat, besar, dan amanah
salah satu sampel data nasabah sesuai prinsip syariah, sebagai pondasi
sistem pembiayaan mudharabah dalam melakukan pengabdian kepada
yang berupa data perhitungan umat dalam memberdayakan usaha mikro,
sistem pembiayaan tersebut. kecil dan menengah dalam membangun
IV. Teknik Analisis data ekonomi umat di kota Semarang pada
Teknik analisis data yang khususnya.
dipakai dengan metode
profit sharing yang sesuai dengan Deskripsi Objek Penelitian
Fatwa DSN No. 15/DSN- a. Diskripsi variabel masalah
MUI/IX/2000. Skema yang penelitian
digunakan oleh penulis adalah Dalam BPRS Mitra Harmoni
(SOP BPRS Mitra Harmonin Semarang menggunakan profit
Semarang): sharing pada sistem pembiayaan
Nisbah = Keuntungan mudharabah karena dinilai dapat
jangka waktu mengurangi dampak kerugian
Bagi Hasil = Nisbah x laba yang akan diterima oleh pihak
debitur.
Keuntungan Bank = Proyeksi x Nisbah
bank b. Diskripsi umum BPRS
Proyeksi keuntungan Bank Mitra Harmoni Semarang
Lo Pembiayaan Bank_____+ BPRS Mitra Harmoni Semarang
kas Total Anggaran salah satu lembaga keuangan dan
i pembiayaan yang berlandaskan
Per hukum syariah menurut Islam.
usahaan BPRS tersebut memiliki banyak
Kantor BPRS Mitra Harmoni produk dan jasa yang meliputi
Semarang terletak di Jalan Majapahit No. pembiayaan (pembiayaan IB
107B, Gayamsari, Semarang. Harum, pembiayaan IB
Sejarah Singkat Berdirinya BPRS Multiguna, pembiayaan IB
Mitra Harmoni Semarang Multijasa, pembiayaan IB PBB,
PT. BPRS Mitra Harmoni Kota Semarang pembiayaan Pundi), tabungan
hadir di kota Semarang ini dilandasi (tabungan IB Harmoni, tabungan
sebuah aktualisasi dinamis guna IB Dinar, tabungan IB Qurban,

11
tabungan IB Harmoni premium), maka asset tersebut harus dinilai
deposito. pada waktu akad.
c. Identitas sampel penelitian 3. Modal tidak dapat berbentuk
Sampel penelitian diambil dari piutang dan harus dibayarkan
salah satu nasabah BPRS Mitra kepada mudharib, baik secara
Harmoni Semarang. Responden bertahap maupun tidak, sesuai
penelitian ini bernama Bapak dengan ksepakatan dalam akad.
Muhsinin yang beralamat tinggal Keuntungan mudharabah adalah
di Sidorejo kelurahan jumlah yang didapat sebagai
Tambangan RT 01 RW 03 Mijen kelebihan dari modal. Syarat
Semarang, pekerjaan dari Beliau keuntungan tersebut harus
adalah wiraswasta yang bergerak dipenuhi sebagai berikut :
dibidang usaha meubel dan a. Harus diperuntukkan bagi kedua
property yang bersifat belah pihak dan tidak boleh
perorangan. Usaha yang disyaratkan hanya untuk satu
dijalankan oleh Bapak Muhsinin pihak.
saat ini adalah sebagai seorang b. Bagian keuntungan proposional
wiraswasta yang bergerak dalam bagi setiap pihak harus diketahui
bidang usaha meubel (furniture). dan dinyatakan pada waktu
Usaha tersebut berlokasi tak jauh kontrak disepakati dan harus
dari tempat tinggalnya, yaitu dalam bentuk prosentasi (nisbah)
diseberang dari rumahnya. Untuk dari keuntungan sesuai
nama usahanya yaitu “Hasan kesepakatan.Perubahan harus
Makmur Meubel” yang bergerak sesuai dengan kesepakatan.
dalam pembuatan lemari, meja c. Penyedia dana menanggung
dan sejenisnya. Bapak Muhsinin semua kerugian akibat dari
memiliki 3 orang karyawan mudharabah, dan pengelola tidak
produksi dan 2 orang karyawan boleh menanggung kerugian
pemasaran sekaligus merangkap apapun kecuali diakibatkan dari
sebagai tenaga pengemudi dalam kesalahan disengaja, kelalaian
menjalankan usahanya. atau pelanggaran kesepakatan.
b. Pengukuran modal
mudharabah
Analisa Data Pengukuran mudharabah yang
Penerapan Akuntansi digunakan oleh BPRS Mitra
pembiayaan mudharabah pada Harmoni Semarang adalah
BPRS Mitra Harmoni Semarang sebagai berikut :
a. Penanganan akuntansi 1. Pada saat pengadaan kontrak
mudharabah a. Bank memberikan modal
Modal adalah sejumlah uang atau mudharabah dalam bentuk tunai,
asset yang diberikan kepada maka jumlah akan diukur dengan
penyedia dana kepada mudharib jumlah yang akan dibayar sesuai
untuk tujuan usaha dengan syarat dengan mudharib.
sebagai berikut : b. Bila bank memberikan dalam
1. Modal harus diketahui jumlah bentuk asset niaga, maka akan
dan jenisnya. diukur dengan nilai setara
2. Modal dapat berbentuk uang atau dengan nilai yang disepakati
barang yang dinilai. Jika modal antara pihak bank dan mudharib,
diberikan dalam bentuk asset, dan jika sesuai penilaian real
terjadi perbedaan antara nilai

12
yang dianggap setara dengan d. Dalam hal mudharib membayar
nilai bukunya, maka akan kembali atau melunasi modal
disahkan sebagai keuntungan yang difasilitasi oleh bank lebih
atas kerugian atas bank tersebut. awal dari waktu yang ditentukan,
c. Modal tersebut asset maka tidak berarti pembayaran
nonmoneter untuk pemanfaatan tersebut akan menghapus atau
asset itu akan diukur pada nilai mengurangi bagian dari
yang setara hasil taksiran pendapatan/keuntungan yang
tersebut berbeda antara nilai menjadi hak bank sebagaimana
setara dengan nilai buku, maka ditetapkan dalam akad.
akan disahkan keuntungan atau Tabel 4.1
kerugian bank itu sendiri . Laporan angsuran Pembiayaan
d. Pengeluaran untuk prosedur Mudharabah
pengadaan kontrak yang
dibayarkan satu/dua belah pihak Nama : Bapak Muhsinin
tidak dianggap sebagai modal Tanggal pembiayaan : 27 Desember
mudharabah kecuali disepakati 2016
Jatuh tempo : 27 Maret 2017
bersama. Jumlah pem biayaan : Rp 49.000.000
2. Setelah pengadaan kontrak No. Tanggal Angsuran Pembiayaan Total
pada akhir jangka waktu (Rp) Angsuran
transaksi keuangan; Angsuran Besar
a. Dalam hal tanggal jatuh tempo Pokok pinjaman
atau saat pembayaran angsuran (Rp) (Rp)
1. 27 1.102.500 - 1.102.500
tidak pada hari kerja bank, maka
Januari
mudharib berjanji dan dengan ini 2017
mengikatkan diri untuk 2. 27 1.102.500 - 1.102.500
menyediakan dana atau Februari
melakukan pembayaran kepada 2017
bank pada 1 (satu) hari kerja 3. 27 1.102.500 49.000.000 50.102.500
Maret
sebelumnya. 2017
b. Setiap pembayaran kembali oleh Sumber : Data Nasabah Pembiayaan mudharabah di
mudharib kepada bank atas BPRS Mitra Harmoni Semarang
pembiayaan yang diberikan oleh
bank dilakukan di kantor bank Dengan mekanisme seperti ini Bank Syariah
atau ditempat lain yang ditunjuk dituntut untuk lebih jujur dan transparan
bank,atau dilakukan melalui dalam menentukan beban-beban yang akan
rekening yang dibuka oleh dan ditanggung dalam pengelolaan dana nasabah.
ats nama mudharib di bank. Namun upaya untuk menerapkan prinsip in
c. Dalam hal pembayaran dilakukan harus terus di lakukan karena prinsip seperti
melalui rekening mudharib di ini lah yang diterapkan oleh Rsulullah SAW
bank, maka dengan ini mudharib dalam melakukan perdagangan.
memberi kuasa kepada bank
untuk mendebet rekening
Interpretasi Hasil
mudharib dengan nomor
Untuk saat ini semua bank syariah
rekening mudharib
di Indonesia masih menggunakan prinsip
bersangkutan.Guna
Profit Sharing. Penggunaan prinsip ini
pembayaran/pelunasan
didasarkan pada kenyataan bahwa :
kewajiban mudharib kepada
1. Dana yang dilemparkan oleh bank ke
bank.
dalam bentuk pembiayaan adalah dana
polling yang berasal dari dana titipan

13
serta bagi hasil sehingga sulit untuk 3) Metode profit sharing pada
menelusuri satu persatu sumber dana pembiayaan mudharabah lebih
yang dilemparkan kepembiyaan. menguntungkan dan sesuai dengan
2. Perhitungan pendapatan dibagi dengan No.15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang
pendekatan ini lebih mudah, khusus Prinsip Bagi Hasil Usaha Dalam
untuk pembiayaan. Dalam prinsip ini Lembaga Keuangan Syariah.
bank syariah tidaka perlu menentukan 4) Pihak bank tidak banyak mengambil
beban-beban terlebih dahulu karena keuntungan dari sistem mudharabah
smua beban akan di tanggung oleh sehingga sistem ini dapat dikatakan
bank syariah sendiri. Dengan ini bank memudahkan bagi nasabah yang
syariah tidak memerlukan banyak menggunakan jasa keuangan pada
petugas untuk mengontrol biaya-biaya BPRS Mitra Harmoni Semarang.
yang akan dikeluarkan nasabah. 5) Sistem pengembalian modal pada
3. Diasumsiakan bahwa para nasabah sistem tersebut dapat dikatakan
belum terbiasa menerima kondisi meringankan nasabah.
berbagi hasil dan berbagi resiko . 6) Pada sistem ini tidak terdapat unsur
4. Pada prisip seperti ini kemungkinan riba dalam sistem mudharabah ini.
bagi hasil yang akan didistribusikan
kepada nasabah akan lebih besar dari Saran
tingkat suku bunga. Sehingga akan Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
mempengaruhi minat para nasabah analisis pendapatan bagi hasil mudharabah
untuk menabung di bank syariah. terhadap profitabilitas diatas,maka saran –
Karena kita tahu aset perbankan saran yang dapat diberikan penulis adalah :
syariah di Indonesia saat ini masih 1) Bagi manajemen BPRS Mitra
sangat kecil dibanding dengan aset Harmoni Semarang alangkah baiknya
bank Konvensional. Dengan prinsip ini dapat menerapkan pula sistem
di harapkan kedepanya dana nasabah revenue sharing dalam pembiayaan
akan masuk ke bank syariah. nasabahnya.
2) BPRS perlu meningkatkan lagi
V. Penutup penggunaan metode revenue sharing
Simpulan yang telah sesuai dengan fatwa DSN
Berdasarkan hasil analisis dan No.15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang
pengamatan secara mendalam pada Prinsip Bagi Hasil Usaha Dalam
BPRS Mitra Harmoni Semarang, Lembaga Keuangan Syariah.
penulis dapat menyimpulkan pada
proses revenue dan profit sharing
mudharabah yang dilakukan pada DAFTAR PUSTAKA
BPRS. Maka dapat disimpulkan pada
berikut : Antonio, Syafi‟i, 2001, Bank Syariah Dari
1) Bagi hasil mudharabah adalah Teori Ke Praktek, Gema Insani
pembiayaan dimana seluruh modal Press, Jakarta.
kerja yang dibutuhkan nasabah
ditanggung oleh pihak bank. Bprsmh–semarang.co.id
Keuntungan yang diperoleh dibagi
sesuai nisbah yang telah disepakati. Foreksunisma. Blogspot. Co.
2) Bagi hasil mudharabah yang Id/2012/02/15 dsn – muiix
dilakukan sudah sesuai dengan fatwa 2000 – prinsip – distribusi.
DSN No.15/DSN-MUI/IX/2000 Html
Tentang Prinsip Bagi Hasil Usaha
Dalam Lembaga Keuangan Syariah.

14
Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Syariah, PT. Grasindo, Jakarta.
Untuk Lembaga Keuangan Hal 108.
Syariah, 2001, Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama
Indonesia dan Bank
Indonesia, Jakarta.

IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia), 2002,


Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 59, Jakarta.

Karim, Adiwarman, 2004, Bank Islam


Analisis Fiqih dan Keuangan, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Muhammad 2005.Manajemen Pembiayaan


Bank Syariah, UPP AMK
YKPN, Yogyakarta.

Rachmat Syafei, MA. Fiqh Muamalah,


(Bandung : Pustaka Setia,
2001) hal 223.

Sop BPRS Mitra Harmoni Semarang.

Sudarsono, Heri, 2004,Bank dan Lembaga


Keuangan Syariah Deskripsi
dan Ilustrasi, Ekonisia,
Yogyakarta.

Tenggarp. Blogspot. Co.


Id/2012/06/pengertian – profit –
sharing – dan – revenue. Html

Triyuwono dan As „ udi, 2002, Akuntansi


Syariah, Salemba Empat,
Jakarta.

UU No. 21 Tentang Perbankan


Syariah,Tahun 2008, Penjelasan pasal 19
ayat 1c.

Warkum Sumito, Asas – asas Perbankan


Islam Dan Lembaga –
Lembaga Terkait.
(Jakarta : PT Grafindo
Persada. 2004) hal 32.

Wiroso, 2005, Penghimpunan Dana dan


Distribusi Hasil Usaha Bank

15

Anda mungkin juga menyukai