PENDAHULUAN
sebagai tuntutan dan panduan bagi kehidupan umat manusia. Ajaran Islam
bukan hanya tentang ibadah belaka, tetapi suatu sistem kehidupan yang
seharusnya dijalankan oleh manusia selaku khalifah Allah SWT di muka bumi.
Islam mencakup berbagai aspek kehidupan umat manusia, baik dalam hal
main bagi umat manusia dalam rangka menjalankan fungsi sosialnya di muka
bumi ini. Termasuk dalam hal ini adalah peranan manusia dalam menjalankan
sektor muamalah yang berkaitan dengan harta dan ekonomi. Usaha manusia
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan hidup umat di muka bumi ini sangat
syariah telah beroperasi di Indonesia pada tahun 1992 dengan berdirinya Bank
1
Nurul Huda, Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 1-2
2
Ibid, h. 2-3
1
Muamalat dan disusul dengan Asuransi Syariah Takaful yang didirikan pada
tahun 1994. Kedua lembaga keuangan syariah tersebut bisa katakan menjadi
pionir tumbuhnya bisnis syariah di Indonesia. Pada awal berdirinya, bukan hal
mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Mulai dari istilah yang cukup
belit.
konvensional yang lebih besar, serta memiliki konsep operasional yang lebih
sangat familiar dengan istilah bunga, kredit, dan terminologi lain yang sangat
melekat dibenak mereka. Belum lagi penguasaan pasar yang lebih kuat
membuat para pionir tersebut sempat ragu dengan kelangsungan bisnis berbasis
syariah ini. Namun, krisis moneter tahu 1997 telah membawa hikmah yang
keuangan syariah yang tidak tegantung dengan peran bunga, akhirnya selamat
dari krisis dan bahkan sekarang menjadi sebuah potensi kekuatan yang suatu
2
Kemudian mulai bermunculan Lembaga Keuangan Syariah di
musyarakah
prinsip as-salam
3
Muhammad Riwan, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil, (Yogyakarta: UII press, 2014),
h. 72
4
Nurul Huda, Lembaga Keuangan, h. 363
3
3. Pembiayaan sewa-menyewa berdasarkan prinsip ijarah (sewa murni) dan
ijarah al-muntahia bit-tamlik (sewa beli atau sewa dengan hak opsi)
3. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada
dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat dari
4. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
musyawarah
terdapat salah satu ketentuan pembiayaan yang diduga tidak sesuai dengan
yang berarti tidak ada perjanjian yang mengaitkan dengan kejadian dimasa
depan yang belum tentu terjadi, maksudnya ialah agar tidak ada sesuatu yang
4
belum jelas atau belum tentu dialami oleh masing-masing pihak di dalam
kontrak tersebut.
anggota dalam pembiayaan masih kurang lancar atau macet, bangkrut dan atau
jika ada anggota yang meninggal dunia. Kontrak itu dilakukan, agar pihak
BMT tidak mengalami kerugian yang cukup besar. Padahal sudah dijelaskan
1. Identifikasi Masalah
5
b. Adanya kontrak yang dilakukan oleh KSPPS BMT Ngiring Tunas Paice
2. Pembatasan Masalah
(Qiradh) yang dilakukan oleh KSPPS BMT Ngiring Tunas Paice Desa
Barejulat
3. Perumusan Masalah
Desa Barejulat?
mudharabah?
C. Tujuan Penelitian
6
2. Untuk menganalisis kesesuaian pendapatan Akad Mudharabah dengan
mudharabah (Qiradh)
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Pembiayaan Mudharabah.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
gambaran secara faktual tentang keadaan sebenarnya yang terjadi dari objek
yang sedang diamati mengenai masalah yang ada, dengan cara memberikan
kuesioner dan wawancara kepada pihak KSPPS BMT Ngiring Tunas Paice
7
Desa Barejulat kemudian dianalisis dengan Fatwa DSN-MUI tentang Akad
Mudharabah.
2. Pendekatan Penelitian
3. Sumber/Badan Hukum
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari sumber
Akad Mudharabah.
8
b. Data Sekunder
misalnya berupa dokumen atau data-data yang ada pada KSPPS BMT
a. Wawancara
Adapun teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam hal ini
ubah pada saat wawancara, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang
ada di KSPPS BMT Ngiring Tunas Paice Desa Barejulat, yaitu Ibu
b. Studi Dokumen
sebagainya.
9
c. Studi Kepustakaan
teknik studi kepustakaan. Adapun buku atau jurnal yang menjadi sumber
seluruh data yang terkumpul, menyajikan data dengan rapi, dan setelah itu
hasil wawancara dan data kepustakaan yang akan dikutip dalam penulisan.
tertentu dari data yang telah dipaparkan secara deskriptif sesuai dengan
rumusan masalah.
10
F. Sistematika Penelitian
Skripsi ini akan disusun dalam beberapa bab, dengan tujuan untuk
Bab kedua, bab ini memuat landasan teori tentang akad pembiayaan
Bab ketiga, bab ini menjelaskan terkait penjelasan BMT secara umum
dan BMT Ngiring Tunas Paice Desa Barejulat secara spesifik, seperti
mudharabah.
Bab keempat, pada bab ini, berisi hal tentang penerapan akad yang
dilakukan oleh KSPPS BMT Ngiring Tunas Paice Desa Barejulat dengan
11
Bab kelima, bab ini berisi kesimpulan, dan saran oleh penulis dalam
melakukan penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
Seperti dikemukakan oleh Muhammad bin Ismail “Qirad dengan kasroh qof
adalah kerja sama pemilik modal dengan amil dengan pembagian laba,
dalam istilah ahli hijaz disebut mudharabah diambil dari kata (berjalan di
muka bumi) karena menurut kebiasaan laba itu diperoleh dengan berjalan-
yang mana kata qiradh berasal dari kata alqardh yang artinya a-qat’u yakni
muamalah, yang maksudnya adalah akad antara dua belah pihak yang
12
mengharuskan salah satu dari keduanya untuk menyerahkan sejumlah uang
a. Menurut Fiqih
merupakan sebuah perjalanan jauh yang bertujuan bisnis. Nabi dan para
umat Islam, dan bentuk kongsi dagang semacam ini tampaknya terus
5
Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga Studi Kritis dan Interpretasi Kontemporer
Tentang Riba dan Bunga, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), Cetakan II, h. 91
13
hidup sepanjang periode awal era Islam sebagai tulang punggung
b. Menurut Fatwa
Secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara 2 pihak,
14
Spesifikasi produk ini dapat diterapkan untuk proyek baik jangka pendek
kontrak kerja sama antara dua pihak, dimana satu pihak berperan sebagai
Singkatnya, akad Mudharabah yaitu persetujuan antara harta dari salah satu
a) Al-Qur’an
Allah..”
usaha.7
7
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,
h. 225
15
Artinya: “Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu
Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil
b) Hadits
“Dari Shalih bin Shuhaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, “tiga hal
keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah No. 2280, Kitab
At-Tijarah)9
8
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 5, Jakarta : Gema Insani, 2011, h.
477
9
Hafidz Abi Abdillah Muhammad ibn Yazid Al-Qazwini, Sunan Ibnu Majah Jilid 2, Darul Fikri, 207-
275 M, h. 768
16
Artinya :
Darulquthni)10
c) Ijma
Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadits yang dikutip
Abu Ubaid.11
d) Qiyas
kerjasama antara satu pihak dengan pihak lain guna meningkatkan taraf
17
manusia memiliki modal, tetapi tidak bisa menjalankan usaha-usaha
ini, pihak miskin yang kekurangan modal itu akan sangat terbantu, dan
a) Mudharabah Muthlaqah
18
waktu, metode pembayaran dan lain-lain. Walaupun jenis mudharabah
penggunaan dana yang telah disimpannya, maka dari itu bank berhak
dana.
b) Mudharabah Muqayyadah
cara dan atau objek investasi atau sektor usaha. Mudharabah ini juga
disebut investasi yang terikat, ketika pemilik dana atau shahibul maal
c) Mudharabah Musyarakah
19
kerjasama akad yang disepakati adalah akad mudharabah dengan modal
dana atau investor (shahibul maal) dan nasabah pengelola dana atau
investasikan melalui bank syariah, pada saat yang sama bank menjalin
nisbah yang telah disepakati bersama, bank dan investor mendapat bagi
sebelumnya.
d. Nisbah keuntungan
20
Berikut beberapa penjelasan rukun dan syarat akad mudharabah
1) Pelaku
muslim
akad mudharabah:
a) Modal
(1) Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau aset lainnya
(2) Modal harus tunai dan tidak hutang. Tanpa adanya setoran
21
(5) Pengelola dana tidak diperbolehkan untuk meminjam modal
b) Kerja
(4) Pengelola dana harus mematuhi semua ketepatan yang ada dalam
kontrak
c) Ijab Qabul14
14
Kautsar Riza Salman, Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah,
Jakarta, Akademia Permata, 2012, Cetakan 1, h. 224
22
melakukan korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi
modern.
d) Nisbah Keuntungan
diperoleh
pihak
menimbulkan riba.
‘aqd ghayr lazim (kontrak yang tidak mengikat), dan karena itu, dapat
dapat diakhiri oleh salah satu pihak tanpa persetujuan pihak yang lain.
Mayoritas ulama memilki opini bahwa kontrak tersebut ‘aqd ghayr lazim.
Asyraf Wajdi Dusuki, Sistem Keuangan Islam: Prinsip dan Operasi, Jakarta, PT
15
23
Disisi lain, Imam Malik memilki opini bahwa kontrak tersebut dapat
diakhiri hanya bila disertai persetujun bersama dari para pihak yang
berkontrak.
Lamanya kerjasama dalam mudharabah tidak tentu dan tidak terbatas, tetapi
1. Pengertian Fatwa
16
Sri Nurhayati, Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta, Salemba
Empatt, 2014, Edisi 3, h. 125.
17
Yusuf Qardhawi, Fatwa antara Ketelitian dan Kecerobohan, (Jakarta: Gema
Insani Press, 1997), h. 5
24
bukunya al-Kasyaf, pengertian fatwa adalah suatu jalan yang lempeng atau
lurus.18
seorang mujtahid atau faqih sebagai jawaban yang diajukan peminta fatwa
dalam suatu kasus yang sifatnya tidak mengikat. 19 Fatwa juga dapat
masalah
seseorang yang bertanya, baik penjelasan itu jelas atau ragu-ragu dan
adalah bahasa arab yang berarti “jawaban pertanyaan” atau “hasil ijtihad”
18
Rohadi Abdul Fatah, Analisis Fatwa Keagamaan dalam Fiqih Islam, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2006), h. 7
19
Abdul Aziz Dahlan, et.al., Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru van
Hoeve, 1996), Jilid I, h. 326
20
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h.
275
25
hukum tentang suatu masalah atau peristiwa yang dinyatakan oleh
Qur’an dan sunnah dalam berbagai kasus, baik diminta oleh pihak lain,
yang bisa dijawab sesuai dengan pengetahuannya. Oleh sebab itu, mufti
26
penalaran yang dilakukan oleh para ulama dalam menjawab suatu
opinion). Oleh karena itu, ada 3 (tiga) hal yang penting terkait fatwa,
yaitu:
syariah
3. Dalil
27
Q.S Al-Baqarah ayat 283
Mudharabah (Qiradh)
MEMUTUSKAN
(QIRADH)
dengan pengusaha).
bersama dan sesuai dengan syari’ah; dan LKS tidak ikut serta dalam
28
managemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk
meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya
10. Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau
hukum.
29
2. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
kontrak (akad).
3. Modal ialah sejumlah uang dan/atau aset yang diberikan oleh penyedia
dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut:
b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal
diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai pada
waktu akad.
30
prosentasi (nisbah) dari keun-tungan sesuai kesepakatan. Perubahan
kesepakatan.
pengawasan.
31
3. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada
dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat dari
4. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
melalui musyawarah.
32
BAB III
GAMBARAN UMUM KSPPS NGIRING TUNAS PAICE
DESA BAREJULAT
pada awal tahun 2002 yang awal mulanya lembaga ini bernama Kopwan
Tunas Paice .Dan semakin lama seiring dengan kemajuan koperasi tersebut
tahun 2019 dan namanya pun ikut berubah menjadi KSPPS NGIRING
Sehingga koperasi ini dulu di kenal dengan nama koperasi keluarga atau
KSPPS Ngiring Tunas Paice ini dulu hanyalah koperasi kecil namun
semakin lama menjadi koperasi besar dan memiliki beberapa cabang mulai
sendiri.
33
C. VISI, MISI DAN TUJUAN LEMBAGA KSPPS NGIRING TUNAS
PAICE
1. Visi
2. Misi
3. Tujuan Lembaga
1. Simpan pinjam
Merupakan program yang disediakan oleh kspps ngiring tunas paice untuk
juga tetap menggunakan akad akad didalam ekonomi guna untuk mencapai
keuntungan bersama.
2. Titip Jaminan
34
membutuhkan uang dengan cara cepat.Program ini menyediakan jasa
masuk kerja dalam satu minggu 6 hari kerja yang dimulai pada pukul 07:00-
3: H.Akup S.Sp
Pengurus Harian
Sekertaris :Supardi
- Koordinator 1
Nama : Hirpan
- Koordinator II
35
Nama : Igb Nakstara SH
- Koordinator III
Nama : Gunawan
- Koordinator IV
- Koordinator V
36
DAFTAR PUSTAKA
37
Ridwan, Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta, UPP AMP YKPN,
2003
Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wa Tanwil, Yogyakarta: UII
Press, 2005
Risky, Awalil, BMT Fakta dan Prospek Baitul Maal Wa Tamwil,Yogyakarta,
Kreasi Wacana,2007
Riwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil, Yogyakarta: UII press,
2014
Saeed, Abdullah, Bank Islam dan Bunga Studi Kritis dan Interpretasi
Kontemporer Tentang Riba dan Bunga, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004, Cetakan II
Saeed, Abdullah, Menyoal Bank Syariah, Paramadina: 2004 Cetakan I
Salman, Kautsar Riza, Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah,
Jakarta, Akademia Permata, 2012, Cetakan 1
Sa’diyah, Mahmudatus, Meuthiya Athifa Arifin, Mudharabah dalam Fiqih dan
Perbankan Syariah, Jurnal, Volume 1, No.2, Desember 2013
Sri Nurhayati, Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta, Salemba Empatt,
2014, Edisi 3
Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi,
Yogyakarta: Ekonisia
Yusuf, Sri Dewi, Peran Strategis BMT dalam Peningkatan Ekonomi Rakyat,
Volume 10 No.1 Edisi Juni 2014
38