(Sigit Purwoko)1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian penerapan akuntansi untuk
pembiayaan mudharabah yang diterapkan dalam BMT Amal Muslim Wonogiri berdasarkan
PSAK 105.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif. Hasil
dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan akuntansi pembiayaan
mudharabah pada BMT Amal Muslim Wonogiri yang meliputi (1) Pengakuan akuntansi
terhadap pembiayaan mudharabah pada BMT Amal Muslim Wonogiri yang terdiri dari
pengakuan keuntungan, pangakuan kerugian, pengakuan piutang dan pengakuan beban telah
sesuai dengan PSAK 105. Namun pengakuan investasi belum sesuai dengan PSAK 105
karena investasi mudharabah diakui sebagai pembiayaan. (2) Pengukuran akuntansi terhadap
pembiayaan mudharabah pada BMT Amal Muslim Wonogiri telah sesuai dengan PSAK 105.
(3) Penyajian akuntansi terhadap pembiayaan mudharabah pada BMT Amal Muslim
Wonogiri telah sesuai dengan PSAK 105. (4) Pengungkapan akuntansi terhadap pembiayaan
mudharabah pada BMT Amal Muslim Wonogiri telah sesuai dengan PSAK 105.
Abstract
The research aimed to analyze conformity implementation of accounting for
mudharabah financing which was applied in BMT Amal Muslim Wonogiri based on PSAK
105. Data collection techniques used in this research were doing interview and taking the
documentation. The analysis data used descriptive analysis. The result of this research were
the accounting treatment for mudharabah financing in BMT Amal Muslim Wonogiri which
include (1) Accounting recognition for mudharabah financing in BMT Amal Muslim
Wonogiri that consists of profit recognition, loss recognition, receivable recognition, and
expenses recognition were acceptable on PSAK 105. Yet, investment recognition was not
match with PSAK 105 because mudharabah investment was recognized as financing (2) The
accounting measurement for mudharabah financing in BMT Amal Muslim Wonogiri was
match with PSAK 105 (3) The accounting presentation for mudharabah financing in BMT
Amal Muslim was match with PSAK 105; and (4) The accounting disclosure for
mudharabah financing in BMT Amal Muslim Wonogiri was match with PSAK 105.
murabahah BUS dan UUS sebesar cukup tinggi. Risiko yang tinggi
112.111(Miliar Rupiah). Hal ini disebabkan karena masih terdapat
menunjukan bahwa LKS lebih banyak beberapa permasalahan dalam penyaluran
mengeluarkan pembiayaan konsumtif dari pembiayaan mudharabah kepada
pada pembiayaan yang bersifat produktif. masyarakat seperti kemungkinan adanya
Pembiayaan produktif adalah pembiayaan moral hazard dari mudharib yang
yang ditujukan untuk pemenuhan menyebabkan berkurangnya return yang
kebutuhan produktif dalam arti luas seperti diterima shahibul mal. Selain moral hazard
pemenuhan modal kerja, peningkatan permasalahan lain adalah asymmetrik
penjualan, peningkatan pertanian maupun information yaitu terjadinya informasi
perkebunan. yang tidak berimbang antara shahibul maal
Salah satu produk pembiayaan dan mudharib seperti kurangnya informasi
produktif yang terdapat pada lembaga mengenai aturan-aturan pembiayaan
keuangan syariah adalah mudharabah. mudharabah yang diterima mudharib dari
Akad mudharabah itu sendiri adalah suatu shahibul mal dan juga informasi yang
transaksi investasi kerjasama antara dua tidak transparant yang disampaikan oleh
pihak dimana pihak pertama (pemilik mudharib kepada shahibul mal hal ini
dana/shahibul maal) merupakan pihak yang menyebabkan dalam penyaluran
yang menyediakan seluruh dana, pembiayaan mudharabah pihak shahibul
sedangkan pihak kedua (pengelola mal akan meminta jaminan. Dalam hukum
dana/mudharib) sebagai pihak yang akan syariah sebenarnya tidak memperkenankan
menjadi pengelola dana, kemudian adanya jaminan, namun dalam penyaluran
keuntungan yang didapat akan dibagi pembiayaan kepada nasabah LKS dapat
sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan, menggunakan jaminan seperti yang tertera
tetapi apabila mengalami kerugian maka dalam fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan
hanya akan ditanggung oleh pemilik dana Syariah Nasional No. 07/DSN-
saja, selama kerugian bukan merupakan MUI/IV/2000 dijelaskan bahwa pada
kesalahan dari pihak pengelola. Apabila prinsipnya dalam pembiayaan
kerugian disebabkan oleh pengelola mudharabah tidak ada jaminan, namun
seperti penyelewengan, kecurangan dan agar mudharib tidak melakukan
penyalahgunaan maka pihak pengelola penyimpangan, bank dapat meminta
akan menanggung kerugian tersebut. jaminan dari mudharib atau pihak ketiga,
Penyaluran pembiayaan mudharabah dan jaminan ini hanya dapat dicairkan jika
oleh LKS dinilai masih meiliki resiko yang mudharib terbukti melakukan pelanggaran
4 Jurnal Profita Edisi 1 Tahun 2017
terhadap hal-hal yang telah disepakati. Usaha Kecil dan Menengah No.
Ketentuan-ketentuan mengenai 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang
pembiayaan mudharabah saat ini diatur Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
dalam Dewan Syariah Nasional No. Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Menurut
07/DSN-MUI/IV/2000 ; Pedoman data INKOPSYAH BMT (Induk Koperasi
Asuransi Perbankan Syariah Indonesia Syariah Baitul Maal wat Tamwil) saat ini
(PAPSI)-05.1 ; Pernyataan Standar telah terdapat 432 BMT yang tercatat
Akuntansi Keuangan (PSAK) 105. sebagai anggota.
Salah satu lembaga keuangan syariah Meskipun badan hukum BMT
yang menyalurkan pembiayaan berbeda dengan lembaga keuangan syariah
mudharabah adalah Baitul Mal Wa lainnya, perlakuan akuntansi pembiayaan
Tamwil (BMT). Menurut Rizal yaya mudharabah dalam BMT harus megikuti
(2009:22) BMT merupakan salah satu peraturan Pernyataan Standar Akuntansi
lembaga keuangan syariah non bank yang Keuangan Syariah (PSAK) 105 tentang
mengarah pada kegiatan bisnis (business mudharabah. Namun masih banyak
oriented) dan sosial (social oriented). BMT penyaluran pembiayaan mudharabah oleh
juga dikenal sebagai jenis keuangan BMT yang belum sesuai dengan PSAK
syariah pertama yang dikembangkan di 105. Penelitian Wahyu Astri Kurniasari
Indonesia. Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) (2013), menunjukan bahwa masih terdapat
merupakan lembaga keuangan mikro ketidaksesuaian perlakuan akuntansi
berbasis syariah yang dikemas dalam pembiayaan mudharabah dengan PSAK
bentuk koperasi jasa keuangan syariah 105 dalam hal pengakuan keuntungan,
(KJKS). BMT memiliki dua fungsi utama, pengungkapan akuntansi dalam hal
yaitu sebagai media penyalur penyisihan kerugian investasi mudharabah
pendayagunaan harta ibadah serta pula dan pengungkapan kerugian akibat
berfungsi sebagai institusi yang bergerak penurunan nilai aktiva mudharabah.
dibidang investasi yang bersifat produktif Penelitian Shela Nursoleha (2015),
sebagaimana layaknya bank. menunjukan bahwa masih terdapat
Berbeda dengan LKS lain yang ketidaksesuaian perlakuan akuntansi
berada di bawah Bank Indonesia, BMT pembiayaan mudharabah dengan PSAK
berada dibawah pembinaan Departemen 105 dalam hal pengakuan dana yang
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. disalurkan sebagai pembiayaan
BMT diatur secara khusus dengan mudharabah.
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan
Analisis Penerapan Akuntansi....(Sigit Purwoko)5
hasil usaha sesuai dengan yang tertera BMT Amal Muslim Wonogiri
dalam akad pembiayaan mudharabah. mengukur pembiayaan mudharabah
sebesar jumlah dana yang dibayarkan
Pembahasan pihak BMT kepada anggota pada saat
Pembahasan Mengenai Kesesuaian pencairan dana sesuai dengan akad yang
Pengakuan Akuntansi Pembiayaan telah disepakati. Seperti dalam contoh
Mudharabah di BMT Amal Muslim kasus transaksi pembiayaan mudharabah
Wonogiri berdasarkan PSAK No. 105 BMT Amal Muslim terlihat BMT
Berdasarkan analisis yang dilakukan mengukur pembiayaan mudharabah
dapat diketahui bahwa belum sepenuhnya sebesar jumlah yang dibayarkan yakni
praktik pengakuan akuntansi sesuai dengan sebesar Rp 15.000.000,00 sesuai dengan
PSAK akad yang disepakati sebelumnya. BMT
No.105.Pengakuankeuntungan,pengakuan Amal muslim hanya memberikan
kerugian, pengakuan piutang dan pembiayaan dalam bentuk kas, BMT tidak
pengakuan beban di BMT Amal Muslim memberikan pembiayaan dalam bentuk
telah sesuai dengan PSAK No.105.Namun, nonkas. Berdasarkan analisis yang
terdapat ketidaksesuaian dalam hal dilakukan dapat diketahui bahwa praktik
pengakuan investasi.Pengakuan investasi pengukuran akuntansi yang dilakukan
di BMT Amal Muslim belum sesuai BMT Amal Muslim telah sesuai dengan
karena pada saat penyerahan dana kepada PSAK No.105 dimana investasi
anggota, BMT mengakui dana mudharabah dalam bentuk kas diukur
mudharabah sebagai pembiayaan sebesar jumlah yang dibayarkan
mudharabah. Dalam PSAK No.105
danamudharabah yang disalurkan kepada Pembahasan Mengenai Kesesuaian
anggota dalam akad pembiayaan Penyajian Akuntansi Pembiayaan
mudharabah diakui sebagai investasi Mudharabah di BMT Amal Muslim
mudharabah. Wonogiri berdasarkan PSAK No.105
Penyajian akuntansi pembiayaan
Pembahasan Mengenai Kesesuaian mudharabah BMT Amal Muslim Wonogiri
Pengukuran Akuntansi Pembiayaan telah sesuai dengan PSAK No.105. BMT
Mudharabah di BMT Amal Muslim Amal Muslim Wonogiri menyajikan
Wonogiri berdasarkan PSAK No.105 pembiayaan mudharabah yang disalurkan
kepada anggota dalam neraca sebesar
dengan nilai yang tercatat. Seperti contoh
12 Jurnal Profita Edisi 1 Tahun 2017
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Sri Nurhayati, Wasilah. (2013). Akuntansi
Usaha Kecil dan Menengah Syariah Di Indonesia.(Edisi 3).
Republik Indonesia Nomor: Jakarta:Penerbit Salemba Empat.
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur
Usaha Koperasi Jasa Keuangan Penelitian: Suatu Pendekatan
Syariah. Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.