Anda di halaman 1dari 14

Analisis Penerapan Akuntansi....

(Sigit Purwoko)1

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUDHARABAH


BERDASARKAN PSAK 105

AN ANALYSIS OF ACCOUNTING IMPLEMENTATION FOR MUDHARABAH


FINANCING BASED ON PSAK 105

Oleh: Sigit Purwoko


Prodi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
spurwoko17@gmail.com
Ngadirin Setiawan
Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian penerapan akuntansi untuk
pembiayaan mudharabah yang diterapkan dalam BMT Amal Muslim Wonogiri berdasarkan
PSAK 105.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif. Hasil
dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan akuntansi pembiayaan
mudharabah pada BMT Amal Muslim Wonogiri yang meliputi (1) Pengakuan akuntansi
terhadap pembiayaan mudharabah pada BMT Amal Muslim Wonogiri yang terdiri dari
pengakuan keuntungan, pangakuan kerugian, pengakuan piutang dan pengakuan beban telah
sesuai dengan PSAK 105. Namun pengakuan investasi belum sesuai dengan PSAK 105
karena investasi mudharabah diakui sebagai pembiayaan. (2) Pengukuran akuntansi terhadap
pembiayaan mudharabah pada BMT Amal Muslim Wonogiri telah sesuai dengan PSAK 105.
(3) Penyajian akuntansi terhadap pembiayaan mudharabah pada BMT Amal Muslim
Wonogiri telah sesuai dengan PSAK 105. (4) Pengungkapan akuntansi terhadap pembiayaan
mudharabah pada BMT Amal Muslim Wonogiri telah sesuai dengan PSAK 105.

Kata kunci: Analisis, Akuntansi, Pembiayaan, Mudharabah, PSAK 105

Abstract
The research aimed to analyze conformity implementation of accounting for
mudharabah financing which was applied in BMT Amal Muslim Wonogiri based on PSAK
105. Data collection techniques used in this research were doing interview and taking the
documentation. The analysis data used descriptive analysis. The result of this research were
the accounting treatment for mudharabah financing in BMT Amal Muslim Wonogiri which
include (1) Accounting recognition for mudharabah financing in BMT Amal Muslim
Wonogiri that consists of profit recognition, loss recognition, receivable recognition, and
expenses recognition were acceptable on PSAK 105. Yet, investment recognition was not
match with PSAK 105 because mudharabah investment was recognized as financing (2) The
accounting measurement for mudharabah financing in BMT Amal Muslim Wonogiri was
match with PSAK 105 (3) The accounting presentation for mudharabah financing in BMT
Amal Muslim was match with PSAK 105; and (4) The accounting disclosure for
mudharabah financing in BMT Amal Muslim Wonogiri was match with PSAK 105.

Keywords: Analysis, Accounting, Financing, Mudharabah, PSAK 105


2 Jurnal Profita Edisi 1 Tahun 2017

PENDAHULUAN keuangan berdasarkan fatwa yang


Pada saat ini lembaga keuangan dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
berbasis syariah di Indonesia semakin kewenangan dalam penetapan fatwa
mengalami perkembangan. Dari tahun ke dibidang syariah yang dilandasi oleh nilai-
tahun jumlah lembaga keuangan syariah di nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan
indonesia semakin banyak. Bank dan keuniversalan. Semakin
Muamalat hadir menjadi bank syariah berkembangnya lembaga keuangan syariah
pertama di Indonesia pada tahun 1991 dan saat ini cukup membuktikan bahwa
mulai beroperasi penuh pada tahun 1992. masyarakat mulai memilih untuk beralih
Pada tahun 2000 dari data yang diterbitkan ke suatu sistem keuangan yang adil dan
Bank Indonesia di Indonesia terdapat 2 tidak bertentangan dengan nilai-nilai
Bank Umum Syariah, 3 Unit Usaha syariah. Selain itu masyarakat mulai sadar
Syariah, dan 79 Bank Pembiayaan Rakyat bahwa riba merupakan hal yang
Syariah (BPRS). Lembaga keuangan bertentangan dengan prinsip Islam.
syariah di Indonesia setiap tahunnya Lembaga keuangan syariah dibagi menjadi
mengalami peningkatan yang cukup lembaga keuangan syariah berbentuk bank
signifikan dari data yang diterbitkan seperti Bank Umum Syariah, Bank
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan
bulan Desember 2015 di Indonesia sudah juga lembaga keuangan syariah non bank
terdapat 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit seperti BMT (Baitul Mal Wa Tamwil),
Usaha Syariah, dan 104 Bank Pembiayaan Asuransi Syariah, Pegadaian Syariah dan
Rakyat Syariah (BPRS). Berkembangnya Pasar Modal Syariah.
lembaga keuangan syariah yang Kenyataannya pada saat ini lembaga
berlandaskan prinsip Islam di Indonesia keuangan syariah masih lebih banyak
merupakan salah satu upaya untuk mengeluarkan pembiayaan yang bersifat
menerapkan prinsip Islam dalam kegiatan konsumtif dari pada pembiayaan yang
ekonomi. bersifat produktif. Seperti data yang
Didirikannya lembaga keuangan dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
syariah memiliki tujuan untuk (OJK) per bulan Desember 2015 hanya
mengembangkan prinsip-prinsip syariah terdapat 14.820(Miliar Rupiah)
dalam transaksi keuangan dan perbankan. pembiayaan mudharabah yang
Prinsip syariah menurut Andri dikeluarkan oleh bank umum syariah
Soemitra(2009) adalah prinsip hukum kepada masyarakat, hal ini masih lebih
Islam dalam kegiatan perbankan dan sedikit dibandingkan dengan pembiayaan
Analisis Penerapan Akuntansi....(Sigit Purwoko)3

murabahah BUS dan UUS sebesar cukup tinggi. Risiko yang tinggi
112.111(Miliar Rupiah). Hal ini disebabkan karena masih terdapat
menunjukan bahwa LKS lebih banyak beberapa permasalahan dalam penyaluran
mengeluarkan pembiayaan konsumtif dari pembiayaan mudharabah kepada
pada pembiayaan yang bersifat produktif. masyarakat seperti kemungkinan adanya
Pembiayaan produktif adalah pembiayaan moral hazard dari mudharib yang
yang ditujukan untuk pemenuhan menyebabkan berkurangnya return yang
kebutuhan produktif dalam arti luas seperti diterima shahibul mal. Selain moral hazard
pemenuhan modal kerja, peningkatan permasalahan lain adalah asymmetrik
penjualan, peningkatan pertanian maupun information yaitu terjadinya informasi
perkebunan. yang tidak berimbang antara shahibul maal
Salah satu produk pembiayaan dan mudharib seperti kurangnya informasi
produktif yang terdapat pada lembaga mengenai aturan-aturan pembiayaan
keuangan syariah adalah mudharabah. mudharabah yang diterima mudharib dari
Akad mudharabah itu sendiri adalah suatu shahibul mal dan juga informasi yang
transaksi investasi kerjasama antara dua tidak transparant yang disampaikan oleh
pihak dimana pihak pertama (pemilik mudharib kepada shahibul mal hal ini
dana/shahibul maal) merupakan pihak yang menyebabkan dalam penyaluran
yang menyediakan seluruh dana, pembiayaan mudharabah pihak shahibul
sedangkan pihak kedua (pengelola mal akan meminta jaminan. Dalam hukum
dana/mudharib) sebagai pihak yang akan syariah sebenarnya tidak memperkenankan
menjadi pengelola dana, kemudian adanya jaminan, namun dalam penyaluran
keuntungan yang didapat akan dibagi pembiayaan kepada nasabah LKS dapat
sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan, menggunakan jaminan seperti yang tertera
tetapi apabila mengalami kerugian maka dalam fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan
hanya akan ditanggung oleh pemilik dana Syariah Nasional No. 07/DSN-
saja, selama kerugian bukan merupakan MUI/IV/2000 dijelaskan bahwa pada
kesalahan dari pihak pengelola. Apabila prinsipnya dalam pembiayaan
kerugian disebabkan oleh pengelola mudharabah tidak ada jaminan, namun
seperti penyelewengan, kecurangan dan agar mudharib tidak melakukan
penyalahgunaan maka pihak pengelola penyimpangan, bank dapat meminta
akan menanggung kerugian tersebut. jaminan dari mudharib atau pihak ketiga,
Penyaluran pembiayaan mudharabah dan jaminan ini hanya dapat dicairkan jika
oleh LKS dinilai masih meiliki resiko yang mudharib terbukti melakukan pelanggaran
4 Jurnal Profita Edisi 1 Tahun 2017

terhadap hal-hal yang telah disepakati. Usaha Kecil dan Menengah No.
Ketentuan-ketentuan mengenai 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang
pembiayaan mudharabah saat ini diatur Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
dalam Dewan Syariah Nasional No. Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Menurut
07/DSN-MUI/IV/2000 ; Pedoman data INKOPSYAH BMT (Induk Koperasi
Asuransi Perbankan Syariah Indonesia Syariah Baitul Maal wat Tamwil) saat ini
(PAPSI)-05.1 ; Pernyataan Standar telah terdapat 432 BMT yang tercatat
Akuntansi Keuangan (PSAK) 105. sebagai anggota.
Salah satu lembaga keuangan syariah Meskipun badan hukum BMT
yang menyalurkan pembiayaan berbeda dengan lembaga keuangan syariah
mudharabah adalah Baitul Mal Wa lainnya, perlakuan akuntansi pembiayaan
Tamwil (BMT). Menurut Rizal yaya mudharabah dalam BMT harus megikuti
(2009:22) BMT merupakan salah satu peraturan Pernyataan Standar Akuntansi
lembaga keuangan syariah non bank yang Keuangan Syariah (PSAK) 105 tentang
mengarah pada kegiatan bisnis (business mudharabah. Namun masih banyak
oriented) dan sosial (social oriented). BMT penyaluran pembiayaan mudharabah oleh
juga dikenal sebagai jenis keuangan BMT yang belum sesuai dengan PSAK
syariah pertama yang dikembangkan di 105. Penelitian Wahyu Astri Kurniasari
Indonesia. Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) (2013), menunjukan bahwa masih terdapat
merupakan lembaga keuangan mikro ketidaksesuaian perlakuan akuntansi
berbasis syariah yang dikemas dalam pembiayaan mudharabah dengan PSAK
bentuk koperasi jasa keuangan syariah 105 dalam hal pengakuan keuntungan,
(KJKS). BMT memiliki dua fungsi utama, pengungkapan akuntansi dalam hal
yaitu sebagai media penyalur penyisihan kerugian investasi mudharabah
pendayagunaan harta ibadah serta pula dan pengungkapan kerugian akibat
berfungsi sebagai institusi yang bergerak penurunan nilai aktiva mudharabah.
dibidang investasi yang bersifat produktif Penelitian Shela Nursoleha (2015),
sebagaimana layaknya bank. menunjukan bahwa masih terdapat
Berbeda dengan LKS lain yang ketidaksesuaian perlakuan akuntansi
berada di bawah Bank Indonesia, BMT pembiayaan mudharabah dengan PSAK
berada dibawah pembinaan Departemen 105 dalam hal pengakuan dana yang
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. disalurkan sebagai pembiayaan
BMT diatur secara khusus dengan mudharabah.
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan
Analisis Penerapan Akuntansi....(Sigit Purwoko)5

METODE PENELITIAN wawancara dengan beberapa karyawan


Jenis Penelitian yang bersangkutan untuk mendapatkan
Penelitian ini merupakan penelitian informasi yang dibutuhkan.
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini juga
menggunakan data sekunder seperti
Tempat dan Waktu Penelitian laporan keuangan BMT, PSAK 105 dan
Tempat penelitian kali ini adalah di beberapa literatur yang berkaitan dengan
BMT Amal Muslim di Kabupaten pembiayaan mudharabah. Data sekunder
Wonogiri. Waktu penelitian dilakukan yang dibutuhkan dalam penelitian ini
pada bulan April 2016 – selesai. diperoleh dengan cara mengumpulkan,
membaca, menelaah berbagai literatur
Subjek dan Objek Penelitian artikel maupun sumber-sumber lain yang
Subjek pada penelitian ini adalah berhubungan dengan pembiayaan
BMT Amal Muslim Wonogiri. Objek mudharabah.
penelitian ini adalah perlakuan akuntansi
pembiayaan mudharabahBMT Amal Teknik Pengumpulan Data
Muslim Wonogiri. Teknik pengumpulan data
merupakan cara yang digunakan untuk
Instrumen Penelitian mendapatkan data. Teknik yang digunakan
Instrumen penelitian pada penelitian adalah dengan cara dokumentasi.
ini adalah PSAK 105. PSAK 105 menjadi Dokumentasi dilakukan dengan cara
instrumen utama yang digunakan dalam mengumpulkan dokumen pencatatan
penelitian ini, sedangkan hasil wawancara akuntansi pembiayaan mudharabah. Data
menjadi data pelengkap penelitian. tersebut selanjutnya dicocokkan
kesesuaiannya dengan PSAK 105.
Jenis Data
Data yang digunakan dalam Teknik Analisis Data
penelitian ini yaitu data yang didapat Teknik analisis yang digunakan
langsung dari sumber (data primer) berupa dalam penelitian ini adalah dengan cara
pencatatan perlakuan akuntansi mengidentifikasi penerapan akuntansi
pembiayaan mudharabah. Data primer pembiayaan mudharabah pada BMT Amal
yang dibutuhkan dalam penelitian ini Muslim Wonogiri kemudian melakukan
diperoleh dengan meninjau secara analisis guna menilai kesesuaian dengan
langsung objek penelitian serta melakukan cara membandingkan perlakuan akuntansi
6 Jurnal Profita Edisi 1 Tahun 2017

pembiayaaan mudharabah pada BMT yakni akad murabahah, akad musyarokah,


Amal Muslim dengan PSAK 105. akad mudharabah, akad ijarah, akad
wadi’ah. Pembiayaan mudharabah dalam
HASIL PENELITIAN DAN BMT Amal Muslim terdapat pembiayaan
PEMBAHASAN bulanan dan jatuh tempo.Perbedaan dari
Penulis telah melakukan penelitian kedua pembiayaan tersebut hanya terdapat
mengenai analisis perlakuan pada salah pada angsuran pembayarannya. Dalam
satu produk pembiayaan pada BMT Amal kegiatan angsuran pihak BMT
Muslim Wonogiri, yaitu pembiayaan menggunakan sistem jemput bola yakni
mudharabah. Produk pembiayaan bagian marketing melakukan kunjungan ke
mudharabah merupakan salah satu setiap pengelola dana untuk penagihan.
vaariabel penelitian. Variabel yang Hal ini dilakukan untuk memudahkan
digunakan sebagai dasar untuk pengelola dana.
menganalisis pembiayaan mudharabah BMT Amal Muslim saat ini hanya
yaitu PSAK No. 105.Berdasarkan hasil menyalurkan pembiayaan dalam bentuk
penelitian yang dilakukan di BMT Amal kas, BMT tidak melayani pembiayaan
Muslim Wonogiri diperoleh data sebagai dalam bentuk non-kas.Dalam penyaluran
berikut : pembiayaan BMT menerapkan jaminan
BMT Amal Muslim merupakan untuk anggota yang mengajukan
lembaga keuangan syariah yang berada di pembiayaan.Prinsip jaminan yang
Kabupaten Wonogiri. BMT Amal Muslim diterapkan oleh BMT bertujuan untuk
berfokus untuk mengembangkan menjaga supaya anggota memenuhi setiap
perekonomian syariah di Kabupaten kewajibannya. BMT memiliki hak
Wonogiri sehingga BMT Amal Muslim terhadap barang jaminan tanpa terkecuali
tidak memiliki cabang di kabupaten untuk menarik jaminan atau untuk menjual
ataupun kota lain. BMT Amal Muslim jaminan tersebut apabila selama tiga
melakukan kegiatan menghimpun dana periode angsuran pengelola dana tidak
dari masyarakat melalui program simpanan dapat memenuhi kewajiban untuk
dan menyalurkan dana kepda masyarakat mengangsur tetapi, BMT masih
melalui program pembiayaan, dan BMT mengedepankan aspek kekeluargaan
Amal Muslim melayani penyaluran Zakat, sehingga apabila pengelola dana tidak
Infaq, Sedekah (ZIS). dapat memenuhi kewajibannya BMT
Pembiayaan yang dilakukan BMT memberikan kelonggaran untuk
Amal Muslim terdapat beberapa jenis memberikan jangka waktu lebih kepada
Analisis Penerapan Akuntansi....(Sigit Purwoko)7

pengelola dana untuk memenuhi 5) Pengajuan pembiayaan kemudian


kewajibannya. Jaminan yang diterapkan dibahas oleh manajemen untuk diproses
pihak BMT dapat berupa dan dianalisis berdasarkan 5C yaitu:
BPKB/sertifikat.Barang yang dijadikan a) Character atau kepribadian anggota
sebagai jaminan dituliskan secara yang dimaksud untuk menilai kejujuran
terperinci dalam akad pembiayaan anggota agar dikemudian hari tidak
mudharabah. menyulitkan proses pelunasan
Mekanisme pembiayaan mudharabah pembiayaan.
merupakan tahapan penyaluran b) Capacity atau kemampuan anggota
pembiayaan mudharabah. Dalam hal ini untuk membayar angsuran pembiayaan
penyaluran pembiayaan dari pihak BMT yang diajukan dengan melihat prospek
(Shohibul Maal) kepada pihak usahanya.
nasabah/anggota yang mengajukan c) Capital atau modal usaha yang ada pada
pembiayaan (Mudharib).Mekanisme BMT sehingga fungsi dari BMT dalam
pembiayaan mudharabah pada BMT Amal penyediaan modal adalah sebagai
Muslim Wonogiri meliputi tahapan pemberi modal tambahan saja karena
sebagai berikut: sebelumnya usaha anggota telah
1) Anggota datang ke BMT Amal Muslim berjalan.
Wonogiri untuk mengajukan d) Collateral atau jaminan anggota yang
pembiayaan. mudah dicairkan.
2) Anggota mengisi formulir pembiayaan e) Condition of economy atau prospek
mudharabah yang telah disediakan oleh usaha anggota.
BMT. 6) Survei pembiayaan dilakukan dalam
3) Melengkapi data administrasi untuk rangka silaturahmi dengan calon
pengajuan pembiayaan seperti KTP pembiayaan untuk membandingkan dan
(Kartu Tanda Penduduk) , KK (Kartu menilai data antara hasil wawancara
Keluarga), dll. dengan hasil lapangan.
4) Melakukan wawancara untuk 7) Pengambilan keputusan persetujuan
penggalian data bagi pihak BMT terkait pembiayaan oleh manajemen terkait
besarnya pengajuan dana dan pengajuan pembiayaan berdasarkan
penggunaan dana. Data yang diperoleh hasil survei.
digunakan untuk menentukan besarnya 8) Jika pembiayaan disetujui maka
angsuran, besarnya bagi hasil, dan langsung dilakukan pembuatan akad
lamanya jangka waktu pembiayaan. dan pencarian dana.
8 Jurnal Profita Edisi 1 Tahun 2017

maka pihak BMT memiliki hak terhadap


Akad pembiayaan mudharabah barang jaminan tanpa terkecuali untuk
merupakan suatu surat perjanjian antara menarik jaminan atau untuk menjual
pihak pemilik dana yakni BMT dan jaminan tersebut.
pengelola dana yakni anggota BMT. Akad Nisbah bagi hasil pembiayaan
pembiayaan mudharabah pada BMT Amal mudharabah ditentukan berdasarkan
Muslim ini berisi 5 pasal yang memuat pendapatan laba dari pengelola dana.
data pelaku pembiayaan mudharabah dan Nisbah bagi hasil ditentukan dengan
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat negosiasi antara pihak BMT dengan
mengenai pembiayaan mudharabah. anggota.dalam contoh kasus nisbah bagi
Dalam akad pembiayaan hasil ditetapkan presentase sebesar 70:30
mudharabah tertulis besarnya pembiayaan yakni 70% untuk pihak pengelola dana dan
yang diberikan BMT kepada anggota. 30% untuk pihak BMT. Sedangkan untuk
Selain jumlahpembiayaan, jangka waktu pengakuan pendapatan bagi hasil, BMT
pembiayaan yang telah disepakati antara Amal Muslim mengakuinya secara cash
pihak BMT dengan pihak anggota dan basis yaitu pendapatan baru akan diakui
nisbah bagi hasil yang telah disepakati pada saat kas diterima. Permohonan
serta tata cara pengembalian dana juga pembiayaan yang didanai pembiayaan
tertulis secara terperinci dalam akad mudharabah merupakan suatu usaha yang
mudharabah ini. sudah berjalan.
Sebagai salah satu upaya untuk Berikut contoh kasus transaksi
menjamin keamanan dan terpenuhinya pembiayaan mudharabah pada BMT Amal
akad dalam perjanjian bagi hasil yang Muslim Wonogiri :
ertera dalam akad pembiayaan Pada tanggal 20 Juli 2015 “Andi”
mudharabah maka pihak anggota BMT bersepakat menandatangani pembiayaan
sebagai pengelola dana wajib memberikan mudharabah dengan BMT Amal Muslim
jaminan atas akad mudharabah yang telah Wonogiri. Dana pembiayaan sebesar Rp
disepakati. Jaminan dapat berupa 15.000.000,00 akan digunakan untuk
BPKB/sertifikat. Barang yang dijadikan membesarkan usaha konveksi yang
sebagai jaminan dituliskan secara dimiliki. Jangka waktu pembiayaan yang
terperinci dalam akad pembiayaan telah disepakati adalah 6 bulan. Sesuai
mudharabah. Apabila selama tiga periode kesepakatan, dana pembiayaan
angsuran pengelola dana tidak dapat mudharabah akan diserahkan pada tanggal
memenuhi kewajiban untuk mengangsur 1 Agustus 2015. Pengembalian investasi
Analisis Penerapan Akuntansi....(Sigit Purwoko)9

mudharabah dilakukan saat akad Perlakuan Akuntansi Mengenai Pengakuan


berakhir.BMT dan Andi sepakat Pembiayaan Mudharabah di BMT Amal
menentukan nisbah bagi hasil sebesar 30% Muslim Wonogiri.
: 70%.
Biaya-biaya yang ditanggung oleh Pengakuan Investasi
“Andi” adalah biaya materai Rp 7.000,00, BMT Amal Muslim Wonogiri
ta’awun 0,2%, simpanan pokok Rp mengakui pembiayaan mudharabah yang
10.000,00 per bulan. Biaya-biaya tersebut disalurkan kepada anggota dalam bentuk
dibayarkan saat penyerahan pembiayaan kas pada saat pencairan dana. Pencairan
mudharabah. dana dilakukan setelah akad pembiayaan
Setelah usaha berjalan Andi mudharabah disepakati. Pembayaran
melaporkan laba yang diterimanya bulan angsuran pembiayaan dapat dilakukan
pertama sebesar Rp 600.000,00 bulan secara bertahap yakni bulanan maupun
kedua sebasar Rp 400.000,00 bulan ketiga jatuh tempo sesuai dengan kepsepakatan
sebesar Rp 500.000,00 bulan keempat antara BMT dengan anggota. BMT Amal
sebesar Rp 300.000,00 bulan kelima Muslim tidak memberikan layanan
sebesar Rp 600.000,00 dan bulan keenam pembiayaan dalam bentuk aset non kas.
sebesar Rp 600.000,00.
Pengakuan Kerugian
Tabel 1. Perhitungan Bagi Hasil BMT Amal Muslim Wonogiri
Bagi Hasil mengakui penurunan nilai investasi yang
Tang Pendapata (Rupiah)
gal n Laba Nasabah BMT bukan merupakan kelalaian atau kesalahan
(Rupiah) (70%) (30%) yang disengaja atau menyalahi perjanjian
1 Sep 600.000 420.000 180.000
2015 oleh anggota dan juga kerugian yang
1 Okt 400.000 280.000 120.000 terjadi dalam suatu periode sebelum akad
2015
1 Nov 500.000 350.000 150.000 mudharabah berakhir sebagai kerugian
2015 yang mengurangi saldo investasi
1 Des 300.000 210.000 90.000
2015 mudharabah. Kerugian yang bukan
2 Jan 600.000 420.000 180.000 merupakan kesalahan dari anggota dalam
2016
hal ini adalah karena anggota meninggal
1 Feb 600.000 420.000 180.000
2016 atau kerugian akibat terkena bencana alam.
10 Jurnal Profita Edisi 1 Tahun 2017

Pengakuan Keuntungan BMT Amal Muslim Wonogiri


BMT Amal Muslim Wonogiri mengukur pembiayaan mudharabah
mengakui kentungan bagi hasil ketika sebesar jumlah dana yang dibayarkan
anggota menyetorkan pembayaran bagi pihak BMT kepada anggota pada saat
hasil. Pembayaran bagi hasil biasanya pencairan dana sesuai dengan akad
dilakukan setiap bulan. Perhitungan nisbah pembiayaan mudharabah yang telah
bagi hasil menggunakan prosentase yang disepakati. BMT Amal Muslim hanya
telah ditentukan dan disepakati oleh kedua memberikan pembiayaan dalam bentuk kas
belah pihak di awal akad mudharabah. dan tidak memberikan pembiayaan dalam
Bagi hasil dihitung dari prosentase nisbah bentuk aset non-kas.
yang telah ditetepkan kedua belah pihak di
awal akad pembiayaan mudharabah Perlakuan Akuntansi Mengenai Penyajian
berdasarkan laba yang diperoleh anggota Pembiayaan Mudharabah di BMT Amal
yang dilaporkan setiap bulan. Muslim Wonogiri
BMT Amal Muslim Wonogiri
Pengakuan Piutang menyajikan pembiayaan mudharabah yang
BMT Amal Muslim mengakui disalurkan kepada anggota dalam neraca
pembiayaan mudharabah dan bagi hasil sebesar dengan nilai yang tercatat.
usaha yang belum dibayarkan sebagai Komponen leporan keuangan BMT Amal
piutang. Muslim terdiri dari neraca, laporan
perhitungan hasi usaha, laporan arus kas,
Pengakuan Beban laporan perubahan kekayaan bersih serta
BMT Amal Muslim tidak mengakui catatan atas laporan keuangan.
beban yang terjadi yang berkaitan dengan
akad pembiayaan mudharabah sebagai Perlakuan Akuntansi Mengenai
kerugian. Kerugian yang diakibatkan oleh Pengungkapan Pembiayaan Mudharabahdi
adanya kelalaian ataupun kesalahan BMT Amal Muslim Wonogiri
pengelola dana akan dibebankan kepada BMTAmal Muslim Wonogiri
anggota dan hal tersebut tidak mengurangi mengungkapkan isi kesepakatan usaha
nilai investasi mudharabah. mudharabah dalam lalporan hasil usaha.
Perlakuan Akuntansi Mengenai Pengungkapan pembiayaan mudharabah
Pengukuran Pembiayaan Mudharabah di dalam laporan hasil usaha mencakup hal-
BMT Amal Muslim Wonogiri hal seperti jumlah dana dan pembagian
Analisis Penerapan Akuntansi....(Sigit Purwoko)11

hasil usaha sesuai dengan yang tertera BMT Amal Muslim Wonogiri
dalam akad pembiayaan mudharabah. mengukur pembiayaan mudharabah
sebesar jumlah dana yang dibayarkan
Pembahasan pihak BMT kepada anggota pada saat
Pembahasan Mengenai Kesesuaian pencairan dana sesuai dengan akad yang
Pengakuan Akuntansi Pembiayaan telah disepakati. Seperti dalam contoh
Mudharabah di BMT Amal Muslim kasus transaksi pembiayaan mudharabah
Wonogiri berdasarkan PSAK No. 105 BMT Amal Muslim terlihat BMT
Berdasarkan analisis yang dilakukan mengukur pembiayaan mudharabah
dapat diketahui bahwa belum sepenuhnya sebesar jumlah yang dibayarkan yakni
praktik pengakuan akuntansi sesuai dengan sebesar Rp 15.000.000,00 sesuai dengan
PSAK akad yang disepakati sebelumnya. BMT
No.105.Pengakuankeuntungan,pengakuan Amal muslim hanya memberikan
kerugian, pengakuan piutang dan pembiayaan dalam bentuk kas, BMT tidak
pengakuan beban di BMT Amal Muslim memberikan pembiayaan dalam bentuk
telah sesuai dengan PSAK No.105.Namun, nonkas. Berdasarkan analisis yang
terdapat ketidaksesuaian dalam hal dilakukan dapat diketahui bahwa praktik
pengakuan investasi.Pengakuan investasi pengukuran akuntansi yang dilakukan
di BMT Amal Muslim belum sesuai BMT Amal Muslim telah sesuai dengan
karena pada saat penyerahan dana kepada PSAK No.105 dimana investasi
anggota, BMT mengakui dana mudharabah dalam bentuk kas diukur
mudharabah sebagai pembiayaan sebesar jumlah yang dibayarkan
mudharabah. Dalam PSAK No.105
danamudharabah yang disalurkan kepada Pembahasan Mengenai Kesesuaian
anggota dalam akad pembiayaan Penyajian Akuntansi Pembiayaan
mudharabah diakui sebagai investasi Mudharabah di BMT Amal Muslim
mudharabah. Wonogiri berdasarkan PSAK No.105
Penyajian akuntansi pembiayaan
Pembahasan Mengenai Kesesuaian mudharabah BMT Amal Muslim Wonogiri
Pengukuran Akuntansi Pembiayaan telah sesuai dengan PSAK No.105. BMT
Mudharabah di BMT Amal Muslim Amal Muslim Wonogiri menyajikan
Wonogiri berdasarkan PSAK No.105 pembiayaan mudharabah yang disalurkan
kepada anggota dalam neraca sebesar
dengan nilai yang tercatat. Seperti contoh
12 Jurnal Profita Edisi 1 Tahun 2017

kasus transaksi pembiayaan mudharabah


BMT Amal Muslim Wonogiri terdapat SIMPULAN DAN SARAN
penyaluran investasi mudharabah sebesar Simpulan
Rp 15.000.000,00. BMT Amal Muslim Berdasarkan hasil analisis data yang
menyajikan investaasi mudharabah yang diperoleh dari BMT Amal Muslim
disalurkan kepada anggota dalam laporan Wonogiri dan pembahasan yang dilakukan
keuangan yakni sebesar Rp 15.000.000,00. oleh peneliti,dapat disimpulkan bahwa:
Hal ini telah sesuai dengan PSAK 105 1. Perlakuan akuntansi yang diterapkan
Paragraf 36 dimana pemilik dana BMT Amal Muslim Wonogiri
menyajikan investasi mudharabah dalam mengenai pengakuan akuntansi
laporan keuangan sebesar nilai tercatat. pembiayaan mudharabah belum
sepenuhnya sesuai dengan PSAK No.
Pembahasan Mengenai Kesesuaian 105. Pengakuan keuntungan, pegakuan
Pengungkapan Akuntansi Pembiayaan kerugian, pengakuan piutang dan
Mudharabah di BMT Amal Muslim pengakuan beban di BMT Amal
Wonogiri berdasarkan PSAK No.105 Muslim telah sesuai mudharabahdengan
BMT Amal Muslim Wonogiri PSAK No.105. Namun, terdapat
mengungkapkan isi kesepakatan usaha ketidaksesuaian dalam hal pengakuan
mudharabah dalam laporan hasil usaha. investasi. Pengakuan investasi di BMT
Pengungkapan pembiayaan mudharabah Amal Muslim belum sesuai karena pada
dalam laporan hasil usaha mencakup hal- saat penyerahan dana kepada anggota
hal seperti jumlah dana dan pembagian diakui sebagai pembiayaan mudharabah
hasil usaha dan penyisihan kerugian seharusnya BMT mengakui penyerahan
investasi mudharabah sesuai dengan yang dana mudharabah kepada anggota
tertera dalam akad pembiayaan sebagai investasi mudharabah.
mudharabah. Dari contoh kasus transaksi 2. Perlakuan akuntansi mengenai
pembiayaan mudharabah BMT Amal pengukuran akuntansi terhadap
Muslim mengungkapkan jumlah dana pembiayaan mudharabah yang
pembiayaan mudharabah sebesar Rp diterapkan BMT Amal Muslim
15.000.000,00 pembagian hasil usaha Wonogiri telah sesuai dengan PSAK
sebesar 30% dari laba sesuai dengan No. 105.
nisbah yang telah ditetapkan pada akad 3. Perlakuan akuntansi mengenai
pembiayaan mudharabah. Hal ini telah penyajian akuntansi terhadap
sesuai dengan PSAK 105 Paragraf 38. pembiayaan mudharabah yang
Analisis Penerapan Akuntansi....(Sigit Purwoko)13

diterapkan BMT Amal Muslim perhitungan bagi hasil yang seharusnya


Wonogiri telah sesuai dengan PSAK didasarkan pada laporan keuangan dari
No.105. anggota pembiayaan mudharabah.
4. Perlakuan akuntansi mengenai 4. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
pengungkapan akuntansi terhadap dapat memperbanyak data sekunder
pembiayaan mudharabah yang yang diperoleh.
diterapkan BMT Amal Muslim
DAFTAR PUSTAKA
Wonogiri telah sesuai dengan PSAK
No. 105. Ahmad Kamarudin. (2007). Akuntansi
Manajemen: dasar-dasar konsep
biaya dan pengambilan keputusan.
Saran Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Berdasarkan kesimpulan di atas,
penulis dapat memberikan beberapa saran Ahmad Sumiyanto. (2008). BMT Menuju
Koperasi Modern. Yogyakarta:
baik untuk BMT Amal Muslim Wonogiri
DEBETA.
dan bagi peneliti selanjutnya antara lain :
Alsofwah.“Jenis Al Mudharabah” Diakses
1. Bagi BMT Amal Muslim Wonogiri
dari
diharapkan untuk dapat mengikuti http://alsofwah.or.id/index.php?pilih
=lihatekonomi&parent_id=98&idjud
perkembangan peraturan terutama yang
ul=1&section=e012, pada tanggal 14
berkaitan dengan pembiayaan Maret 2016.
mudharabah terkait pengakuan investasi
Andi Prastowo. (2012). Metode Penelitian
mudharabah. Kualitatif dalam Perspektif
Rancangan Penelitian.Yogyakarta:
2. Bagi BMT Amal Muslim Wonogiri
Ar-Ruzz Media.
diharapkan dapat meningkatkan
Andri Soemitra. (2009). Bank & Lembaga
kompetensi karyawan mengenai
Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana
akuntansi syariah dan tidak sepenuhnya Prenada Media Group.
bergantung pada sistem akuntansi
Ayu Sastika Rani. (2015). “Analisis
terkomputerisasi yang telah digunakan Penerapan Akuntansi Sistem Bagi
Hasil Pembiayaan Mudharabah pada
di BMT.
BMT Barokah Amanah Syariah
3. Bagi BMT Amal Muslim Wonogiri Warujayeng”.Skripsi.Universitas
Nusantara Persatuan Guru Indonesia
diharapkan dapat memberikan
Kediri.
sosialisasi atau edukasi kepada
Bank Indonesia.“Perbankan Syariah”
masyarakat khususnya calon anggota
Diaksesdari http://www.bi.go.id/id/
yang akan mengajukan pembiayaan perbankan/syariah/Contents/Default.
aspx, padatanggal 20 Oktober 2015.
mudharabah khususnya mengenai
14 Jurnal Profita Edisi 1 Tahun 2017

PSAK 105 Studi Kasus di BMT


FATWA DSN MUI No. 07/DSN- Khalifah Bandung”.
MUI/IV/2000. Skripsi.Universita Islam Bandung.

Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Sri Nurhayati, Wasilah. (2013). Akuntansi
Usaha Kecil dan Menengah Syariah Di Indonesia.(Edisi 3).
Republik Indonesia Nomor: Jakarta:Penerbit Salemba Empat.
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur
Usaha Koperasi Jasa Keuangan Penelitian: Suatu Pendekatan
Syariah. Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Muhammad Ridwan. (2004). Manajemen Undang-Undang Perbankan Syariah No.


Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). 21Tahun 2008 pasal 1 ayat (25)
Yogyakarta: UII Press.
Wahyu Astri Kurniasari. (2013). “Evaluasi
Muhammad. (2005). Pengantar Akuntansi Penerapan Akuntansi Pembiayaan
Syariah.(Edisi 2). Jakarta: Penerbit Mudharabah dengan PSAK No.59
Salemba Empat. dan PSAK No.105 pada KJKS-BMT
Ummat Sejahtera Yogyakarta”.
Otoritas Jasa Keuangan. “Statistik Skripsi. Universitas Negeri
perbankan syariah Desember 2015”. Yogyakarta.
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syaria
h/data-dan-statistik/statistik- Wiroso.(2011). Akuntansi Transaksi
perbankan-syariah/Default.aspx. Syariah. Jakarta: IkatanAkuntan
Diunduh pada tanggal 29 Februari Indonesia.
2016.

Otoritas Jasa Keuangan. “Statistik


perbankan syariah Juni 2015”.
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syaria
h/data-dan-statistik/statistik-
perbankan-syariah/Default.aspx.
Diunduh pada tanggal 20 Oktober
2015.

PAPSI – 05.1 Akad Bagi Hasil –


Mudharabah.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


(PSAK) 105 tentang Akuntansi
Mudharabah.

Rizal yaya, dkk.(2009). Akuntansi


Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba
empat.

Shela Nursoleha. (2015). “Analisis


Kesesuaian Perlakuan Akuntansi
Pembiayaan Mudharabah dengan

Anda mungkin juga menyukai