KOMUNIKASI BISNIS
DISUSUN OLEH:
NAMA = Moh. Fhadilla putra
NIM = 202210100
DOSEN PENGAMPU = Suparman, SE.,MM
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii
KATA PENGATAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 3
1.3 Tujuan........................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4
2.1 Komunikasi Lintas Budaya......................................................... 4
2.2 Rencana Pesan-Pesan Bisnis....................................................... 8
2.3 Komunikasi tentang Pekerjaan dan Penulisan Resume............... 15
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan.................................................................................. 20
3.2 Saran............................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
lebih menarik dan menyenangkan ( menghidupkan suasana ), mampu mengatur
serta memilih media komunikasi secara tepat, dan juga mampu menggunakan
gerakan-gerakan isyarat ataupun bahasa tubuh untuk memperkuat penyampaian
pesan-pesan bisnis (Ardianto Elvinaro, Soeganda Priyatna. 2019).
Perencanaan bisnis merupakan satu langkah strategis bagi pencaaian tujuan
suatu organisasi secara menyeluruh. Pesan-pesan bisnis yang terencana dengan
baik mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Makalah ini akan
menjelaskan tentang perencanaan pesan-pesan bisnis yang difokuskan pada
perencanaan pesan-pesan bisnis secara tertulis. Perencanaan pesan bisnis adalah
proses komposisi penyusunan pesan bisnis (Ardianto, Elvinaro. 2019).
Untuk membuat perencanaan bisnis yang baik komunikator perlu melakukan
analisis audiens. Caranya adalah dengan mengembangkan profil audiens dan
menganalisa pemuasan konsumen. Komunikator mengantisipasi rekasi audiens,
memperkirakan jumlah, mengetahui hubungan komunikator dengan audiens
apakah kenal atau tidak. Untuk pemuasan audiens komunikator perlu mengetahui
kebutuhan informasi audiens. Pemuasan juga bisa dilakukan dengan motivasional
dengan pendekatan argumentasi, rasional, dan emosi audiens. Pemuasan
emosional digunakan untuk mengubah perilaku audiens. Akan tetapi ada
hambatan yaitu audiens cederung tidak mau berubah untuk hal baru (Bernard,
Kartz. 2016).
Komunikasi tentang pekerjaan juga merupakan salah satu hal yang wajib
diketahui oleh individu yang ingin mendaftar suatu pekerjaan di suatu
perusahaan. Hal ini akan membantu individu untuk lebih mempersiapkan serta
meyakinkan diri tentang apa yang harus dipersiapkan sebelum memasuki suatu
pekerjaan, khususnya dalam melamar suatu pekerjaan. Penulisan surat lamaran
kerja serta penulisan resume merupakan salah satu hal yang biasanya dibuat oleh
para calon pelamar kerja. Surat lamaran pekerjaan (application letters)
merupakan surat yang digunakan oleh seseorang untuk melamar kerja pada suatu
organisasi atau lembaga yang membutuhkan karyawan atau pimpinan pada suatu
bidang tertentu. Pada umumnya ketika melamar kerja, seseorang harus menulis
surat lamaran kerja yang dilengkapi dengan sebuah resume (daftar riwayat hidup)
(Dewi Sutrisna, 2017).
2
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas terdapat berbagai masalah diantaranya :
1. Apakah yang di maksud dengan Komunikasi lintas budaya?
2. Apakah yang dimaksud dengan Rencana pesan-pesan bisnis?
3. Apakah yang dimaksud dengan Komunikasi tentang pekerjaan dan penulisan
resume ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini diantaranya:
1. Untuk Mengetahui Komunikasi lintas budaya?
2. Untuk Mengetahui Rencana pesan-pesan bisnis?
3. Untuk Mengetahui Komunikasi tentang pekerjaan dan penulisan resume ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
berkomunikasi, serta cenderung untuk bertindak dan bertingkah laku
berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
d. Menurut Murphy dan Hildebrandt, budaya diartikan sebagai tipikal
karakteristik perilaku dalam suatu kelompok, yang mengindikasikan bahwa
komunikasi verbal dan nonverbal dalam suatu kelompok juga merupakan
tipikal dari kelompok tersebut dan cenderung unik atau berbeda dengan yang
lainnya.
e. Menurut Mitchel, budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan,
standar, pengetahuan, moral, hukum dan perilaku yang disampaikan oleh
individu-individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang
bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain.
Berdasarkan beberapa pengertian budaya tersebut,ada beberapa hal penting
yang perlu diperhatikan, antara lain bahwa budaya mencakup sekumpulan
pengalaman hidup, pemrograman kolektif, sistem sharing, dan tipikal
karakteristik perilaku setiap individu yang ada dalam suatu masyarakat, termasuk
didalamnya tentang bagaimana sistem nilai, norma, simbol-simbol dan
kepercayaan atau keyakinan mereka masing-masing.
Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya
tertentu sebenarnya merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan
bagaimana mengirim dan menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif.
Sehingga dalam mempelajari keterampilan komunikasi lintas budaya pada
umumnya akan membantu seseorang beradaptasi dalam setiap budaya,
khususnya jika seseorang berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya
yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dan perlu
diketahui dalam memahami perbedaan budaya :
A. Nilai-nilai sosial
Negara-negara maju seperti USA dan negara Eropa, didalam mengelola
industrinya, lebih memilih menggunakan teknologi maju daripada tenaga
kerja kasar (padat karya) . Namun negara-negara dengan jumlah penduduk
yang besar dan jumlah pengangguran yang besar, misalnya Indonesia dan
India, lebih memilih menggunakan tenaga kerja kasar (padat karya) daripada
teknologi maju demi mengurangi tingkat pengangguran dinegara tersebut.
5
B. Peran dan status
Di negara maju seperti USA dan negara Eropa, yang pada dasarnya telah
memiliki pola berpikir yang lebih maju, peran dan status seorang perempuan
dianggap lebih rendah dari seorang pria. Yang sebaliknya terjadi di Indonesia,
peran dan status baik pria dan perempuan dianggap sama, bahkan untuk
memberikan perempuan peluang karir yang sama dengan pria, di Indonesia
dibuat peraturan bahwa minimal 30 % dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat
adalah perempuan.
C. Adat membuat keputusan (adat pengambilan keputusan)
Di USA dan dinegara-negara Eropa, seorang pimpinan dari perusahaan
maupun negara, dalam membuat atau pengambilan keputusan, hanya
mengambil satu keputusan inti (primer), dan keputusan lain yang bersifat
sekunder maupun pelaksanaan dari keputusan inti yang telah dibuat,
didelegasikan kepada bawahannya. Tapi dinegara berkembang seperti
Indonesia, seorang pimpinan membuat keputusan secara menyeluruh, dan para
bawahannya hanya bertugas untuk menjalankan keputusan yang telah dibuat
pimpinannya.
D. Konsep ruang waktu
Dinegara-negara maju seperti USA dan Eropa, kemampuan seseurang
dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan secara efektif dan efisien,
adalah hal yang utama dan merupakan faktor penentu dari keberhasilan suatu
usaha atau bisnis. Namun dinegara berkembang seperti Indonesia, faktor yang
menentukan kelancaran maupun kesuksesan dari suatu usaha atau bisnis
adalah apakah sipemilik usaha atau bisnis memiliki relasi yang baik dengan
pengusaha lainnya maupun dengan pejabat pemerintahan setempat.
E. Konsep ruang pribadi
Dalam melakukan dan membicarakan transaksi bisnis, pengusaha-
pengusaha dari negara maju seperti USA dan dari negara Eropa, cenderung
membuat jarak antara seorang pelaku bisnis dengan pelaku bisnis lainnya.
Namun dinegara Arab, jarak tersebut tiada maupun ditiadakan. Sehingga
apabila pelaku bisnis dari negara-negara dengan budaya yang berbeda tersebut
6
bertemu, mereka harus bisa memahami perbedaan budaya tersebut, saling
menunjukkan sikap toleransi agar bisnis mereka dapat berjalan dengan lancar.
F. Konteks budaya
Negara-negara maju (USA) yang menganut paham kebebasan individu,
pada umumnya memiliki konteks budaya yang rendah. Berbeda dengan
negara-negara yang masih menganut paham kebudayaan tradisional seperti
Korea Selatan dan Taiwan, memiliki konteks budaya yang tinggi.
G.Bahasa atau gerakan tubuh
Pada umumnya apabila seseorang menjulurkan lidahnya, akan dianggap
sedang mengejek orang lain dan merupakan suatu tindakan yang tidak sopan.
Namun di Papua, penduduk lokal akan menjulurkan lidahnya untuk
menyambut kedatangan famili atau keluarga yang sedang berkunjung, dan
bukannya sebagai sikap saat sedang mengejek seseorang.
H. Tingkah laku sosial dan sopan santun
Hal ini dapat terlihat pada wisatawan mancanegara yang sedang berwisata
ke negara-negara dengan budaya yang berbeda. Mereka akan memakai
pakaian yang menurut norma setempat ’ terbuka ’ dan tidak sopan, dan
berperilaku dan bertindak jorok bahkan akan dianggap oleh penduduk
setempat sebagai hal yang memalukan. Misalnya berciuman bibir ditempat
publik.
I. Tingkah laku etis
Dinegara-negara maju seperti di USA dan negara-negara Eropa, sesorang
tidak boleh ditahan tanpa adanya surat penahanan, yang berarti bahwa pihak
berwajib sudah memiliki bukti konkrit yang mendukung dakwaan terhadap
seseorang tersebut. Namun di Indonesia, seseorang dapat ditahan terlebih
dahulu, sementara bukti yang mendukung dakwaan yang digunakan sebagai
dasar penahanan, baru tersedia setelahnya.
J. Budaya perusahaan
Pada umumnya terdapat pada perusahaan–perusahaan asing, berupa
peraturan-peraturan kedisiplinan karyawan misalnya jam masuk dan keluar
kerja, ruangan kusus untuk merokok, makan dan minum, dan juga dapat
7
berupa sistem kesejahteraan dan sistem keselamatan kerja para karyawan
perusahaan tersebut.
8
proses komposisi, penentuan tujuan, analisis audience, penentuan ide pokok dan
seleksi saluran dan media komunikasi (Djurot, Totok. 2014).
Tujuan dalam perencanaan bisnis harus dievaluasi apakah tujuan realistis,
waktu tepat, dan dapat diterima. Tujuan juga harus diuji apakah sesuai dengan
kemampuan, ketepatan waktu dan orang, dan selaras dengan tujuan organisasi.
Untuk membuat perencanaan bisnis yang baik komunikator perlu melakukan
analisis audiens. Caranya adalah dengan mengembangkan profil audiens dan
menganalisa pemuasan konsumen. Komunikator mengantisipasi rekasi audiens,
memperkirakan jumlah, mengetahui hubungan komunikator dengan audiens
apakah kenal atau tidak. Untuk pemuasan audiens komunikator perlu mengetahui
kebutuhan informasi audiens. Pemuasan juga bisa dilakukan dengan motivasional
dengan pendekatan argumentasi, rasional, dan emosi audiens. Pemuasan
emosional digunakan untuk mengubah perilaku audiens. Akan tetapi ada
hambatan yaitu audiens cederung tidak mau berubah untuk hal baru.
A. Pemahaman Proses Komposisi
1. Pencanaan
Dalam fase perencanaan (planning phase), dipikirkan hal-hal cukup
mendasar, seperti yang akan menerima pesan, ide pokok (main idea) pesan-
pesan yang akan disampaikan dan saluran atau media yang digunakan
untuk menyampaikan pesan.
2. Komposisi
Komposisi erat kaitannya dengan penyusunan atau pengaturan kata-kata,
kalimat dan paragraph. Hal ini mengunakan kata-kata yang sederhana,
mudah dipahami, dimengerti dan dilaksanakan oleh si penerima.
3. Revisi
Setelah ide dituangkan dalam kata-kata, kalimat, dan paragraph, perhatikan
apakah kata-kata tersebut telah diekspresikan dengan benar. Seluruh
maksud dan isi pesan harus ditelah kembali, apakah sesuai dengan apa
yang direncanakan sebelumnya atau tidak.
Dalam merencanakan suatu pesan bisnis terdapat beberapa tahapan yang harus
dilakukan oleh komunikator atau penyampai pesan. Antara lain :
1) Penentuan Tujuan
9
Dalam merencanakan suatu pesan bisnis hal yang pertama dilakukan
adalah memikirkan maksuda atau tujuan komunikasi. Untuk dapat
melakukan dan menjaga goodwill di hadapan audience, maka hal pertama-
tama ia harus menentukan tujuan yang jelas dan dapat diukur, sesuai
dengan tujuan organisasi.
a. Mengapa tujuan itu harus jelas.
Dengan tujuan yang jelas maka akan membantu pengambilan beberapa
keputusan diantaranya sebagai berikut :
Keputusan untuk meneruskan pesan
Sebelum menyampaikan suatu pesan, tanyakan pada diri sendiri
sendiri, apakah pesan yang akan disampaikan benar-benar
diperlukan atau tidak?
Keputusan untuk menenggapi audience
Untuk memutuskan cara terbaik menanggapi audience, komunikator
perlu mempertimbangkan motif-motif mereka. Mengapa mereka
memperhatikan inti pesan yang disampaikan? Apakah mereka
mengharapkan keuntungan? Apakah harapan mereka sesuai dengan
harapan komunikator? Tanpa mengetahui tanpa mengetahui motif
audiencenya, komunikator tidak dapat menanggapi mereka dengan
baik.
Keputusan untuk memutuskan isi
Menetapkan tujuan yang jelas akan membantu memusatkan isi pesan.
Komunikator seharusnya hanya memasukkan informasi yang
penting, yang relevan dengan pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Informasi yang tidak relevan harus di singkirkan jauh-
jauh.
Keputusan untuk menetapkan saluran atau media
Penentuan saluran atau media yang akan digunakan untuk
menyampaikan suatu pesan, sangat tergantung pada tujuan yang
dikehendaki. Saluran komunikasi yang akan digunakan dapat berupa
lisan atau tulisan.
2) Tujuan komunikasi bisnis
10
Secara umum, ada tiga tujuan komunikasi bisnis yaitu :
Memberi informasi (informing)
Persuasi (persuading)
Kolaborasi (collaborating) dengan audience.
3) Cara Menguji Tujuan
Ada empat pertanyaan dalam menguji tujuan yang tela ditentukan yaitu:
Apakah tujuan tersebut realistis?
Apakah waktunya tepat?
Apakah orang yang mengirimkan pesan sudah tepat?
Apakah tujuannya dapat diterima oleh perusahaan
B. Analisis Audience
Setelah komunikasi tersebut telah memiliki maksud dan tujuan yang
jelas, langkah selanjutnya adalah memperhatikan audience yang akan
dihadapi. Siapa mereka, bagaimana sikap mereka dan apa yang mereka
ketahui ?
1) Cara mengembangkan profil audience
a. Berapa jumlah dan bagaimana komposisi audience?
Audience dalam jumlah besar tentu saja akan menunjukan prilaku
yang berbeda dengan audience yang berjumlah sedikit sehingga
untuk mengadapi diperlukan teknik komunikasi yang berbeda pula.
Bentuk dan format penulisan materi yang akan disampaikan juga
ditentukan oleh jumlah audience.
b. Siapa audience
Bila audience yang dituju lebih dari satu orang komunikator perlu
mengidentifikasi siapa diantara mereka yang memegang posisi
kunci/posisi yang penting, seperti mereka yang memiliki status
organisasional tinggi.
c. Reaksi audience
Setelah mengetahui siapa yang menjadi audience, perlu diketahui
komposisi audience adalah orang-orang yang tidak suka berdebat
atau kurang kritis,
d. Bagaimana tingkat pemahaman audience?
11
Ketika menyampaikan pesan-pesan, latar belakang audience seperti
tingkat pendidikan, usia, dan pengalaman juga perlu diperhatikan.
Jika komunikator dan audience memiliki latar belakang yang jauh
berbeda, perlu diputuskan terlebih dahulu seberapa jauh audience
tersebut dididik.
e. Bagaimana hubungan komunikator dengan audience?
Jika komunikator adalah orang yang belum dikenal oleh audience,
audience harus dapat diyakinkan sebelum presentasi disampaikan.
Komunikator dengan penampilan yang meyakinkan akan membuat
audience termotivasi untuk mendengarkan dan menyimak
pembicaraannya, sehingga pesan dapat tersampaikan dengan baik.
2) Cara memuaskan kebutuhan informasi audience.
Salah satu kunci dari komunikasi yang efektif adalah mengetahui
kebutuhan informasi audience dan selajuntnya berusaha memenuhi
kebutuhan tersebut. Ada lima tahap yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan audience yaitu :
a. Temukan/cari yang diinginkan oleh audience
b. Antisipasi terhadap pertanyaan yang tak diungkapkan
c. Berikan semua informasi yang diperlukan
d. Yakinkan bahwa informasinya akurat
e. Tekankan ide-ide yang paling menarik bagi audience.
3) Cara memuaskan kebutuhan motivasional audience
Beberapa jenis pesan bertujuan memotivasi audience untuk mau
mengubah prilaku mereka. Tetapi, pemberian motivasi ini seringkali
mengalami hambatan/ kendala. Hal ini disebabkan oleh adanya
kecenderungan dari audience untuk tidak mau mengubah sesuatu yang
ada dengan hal yang lebih baru. Untuk mengatasi kendala-kendala
tersebut perlu melakukan pendekatan dengan memberikan argumentasi
yang bersifat rasional dan pendekatan emosi audience.
C. Penentuan Ide Pokok
Setelah menganalisis tujuan dan audience, langkah selanjutnya adalah
menentukan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Topik dan ide pokok
12
merupakan dua htal yang berbeda. Topik adalah subjek pesan yang luas.
Sedangkan ide adalah pokok adalah pernyataan tentang suatu topik, yang
menjelaskan isi dan tujuan dari topik tersebut sehingga dapat diterima oleh
audience.
Sebelum menentukan ide pokok terlebih dahulu yang harus
diidentisikasi adalah :
1. Teknik Brainstorming.
a) Storyteller’s tour
Hidupkan tape recorder dan telaah pesan-pesan yang
disampaikan. Fokuskan pada alasan berkomunikasi, poin utama,
rasionalitas dan implikasi bagi sipenerima.
b) Random list
Tulis segala sesuatu yang ada dalam pikiran diatas kertas
kosong. Selanjutnya pelajari hubungan antara ide-ide tersebut.
c) CFR (Conclusions, findings, recommendations) Worksheet.
Jika subjek yang dibahas mencekup pemecahan masalah,
gunakanlah suatu worksheet yang akan membantu menjelaskan
hubungan antara temuan (findings), kesimpulan (conclusions) dan
rekomendasi (recommendation) yang akan di berikan.
d) Journalistic Approach
Pendekatan jurnalistik memberika poin yang baik sebagai
langkah awal menentukan ide pokok.
e) Question And Answer Chain
Barangkali pendekatan yang terbaik adalah melihat dari sisi
perspektif audience.
f) Pembatasan cakupan
Penyajian rutin kepada audience yang telah Anda kenal
hendaknya menggunakan kata-kata yang singkat. Cara ini dapat
membangkitkan rasa hormat audience kepada komunikator, sedangkan
penyampaian pesan yang kompleks dan controversial akan memakan
waktu yang lebih lam, terutama jika audience yang hadir terdiri atas
13
orang-orang yang spektial, atau orang-orang yang tidak dikenal
sebulumnya.
D. Seleksi Saluran dan Media
Pesan-pesan bisnis harus sesuai dengan situasi yang ada. Ide-ide dapat
disampaikan melalui dua saluran yaitu saluran lisan dan tulisan. Pilihan
mendasar berbicara dan menulis tergantung pada tujuan dan maksud pesan
audience dan karakteristik dari dua saluran komunikasi tersebut.
a. Komunikasi Lisan
Salah satu kebaikan dari komunikasi lisan adalah kemampuanya
memberikan umpan balik dengan segera. Saluran digunakan bila pesan
yang disampaihakan sederhana, tidak diperlukan catatan permanent dan
audience dapat dibuat lebih nyaman. Kelebihan yang lain yaitu sifatnya
yang ekonomis. Saluran lisan dapat digunakan apabila :
Diperlukan umpan balik secara langsund dari penerima
Pesan relative sederhana dan mudah dimengerti
Tidak memerlukan catatap permanen
Penerima dapat dikumpulkan dengan mudah dan ekonomis
Ingin mendorong interaksi untuk pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan
Komunikasi lisan mencakup antara lain percakapan antara dua orang
yang tidak terencan, pembicaran lewat telepon, wawancaram pertemuan
kelompok kecil, seminar, workshop, program pelatihan, pidato formal dan
prentasi penting lainnya.
b. Komunikasi Tertulis
Pesan-pesan tertulis dapat disampaikan melalui berbagai macam
bentuk seperti surat, memo, dan laporan. Salah satu kebaikan dari
komunikasi tertulis yaitu penulis mempunyai kesempatan untuk
merencanakan dan mengendalikan pesan-pesan mereka.
Saluran komunikasi tertulis tepat digunakan bila :
Tidak diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima
Pesan terinci dan kpmpleks
Memerlukan perencanaan yang seksama
14
Memerlukan catatan permanen
Penerima dalam jumlah banyak
Penerima sulit dijangkau karena tersebar secara geografisingin
meminimalkan peluang distorsi
Kelebihan dari saluran komunikasi tertulis adalah adanya kesempatan
bagi para komunikator untuk merencanakan dan mengendalikan pesan.
Kekurangannya adalah umpan balik secara langsung yang tidak bisa
diperoleh dalam waktu cepat.
15
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi tentang Pekerjaan
Budaya organisasi: Budaya organisasi yang kuat dapat mempengaruhi cara
karyawan berkomunikasi. Misalnya, organisasi yang lebih formal akan
memiliki aturan yang lebih ketat dalam hal komunikasi.
Gaya kepemimpinan: Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh manajer
juga dapat mempengaruhi komunikasi di dalam organisasi. Gaya
kepemimpinan yang lebih otoriter akan cenderung membatasi komunikasi
yang terjadi.
Teknologi: Teknologi yang digunakan dalam komunikasi juga dapat
mempengaruhi bagaimana karyawan berkomunikasi. Misalnya,
penggunaan email atau chat dapat memudahkan komunikasi yang cepat
dan efisien.
Karakteristik individu: Karakteristik individu seperti kepribadian, nilai, dan
sikap juga dapat mempengaruhi cara karyawan berkomunikasi.
C. Komunikasi tentang Pekerjaan yang Efektif
Jelas dan terarah: Komunikasi yang efektif harus jelas dan terarah,
sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah.
Terbuka: Komunikasi yang efektif juga harus terbuka, sehingga semua
orang dapat memberikan masukan dan berbagi informasi dengan bebas.
Responsif: Komunikasi yang efektif harus responsif, sehingga pesan yang
diterima dapat ditanggapi dengan cepat dan tepat.
Bersifat dua arah: Komunikasi yang efektif harus bersifat dua arah,
sehingga tidak hanya ada pengiriman pesan, tetapi juga ada umpan balik
yang diterima.
Memperhatikan nonverbal: Komunikasi yang efektif juga harus
memperhatikan nonverbal seperti bahasa tubuh dan intonasi suara, karena
dapat membantu dalam memahami pesan yang disampaikan.
16
seseorang kepada calon pemberi kerja atau rekan bisnis. Berikut ini adalah
materi lengkap tentang penulisan resume dalam komunikasi bisnis:
1. Format Resume
Format resume harus mudah dibaca dan dapat menarik perhatian pembaca.
Hindari menggunakan format yang terlalu rumit atau terlalu banyak
informasi yang sulit dijangkau. Format resume yang populer adalah:
Kronologis: Mengikuti urutan waktu, dimulai dari pengalaman kerja
paling terbaru hingga terlama.
Fungsional: Fokus pada keterampilan dan pencapaian yang relevan
dengan posisi yang dituju.
Gabungan: Menggabungkan kedua format sebelumnya, dimulai
dengan ringkasan profil, kemudian disusul dengan pengalaman kerja
dan keterampilan.
2. Konten Resume
Konten resume harus memberikan gambaran singkat dan jelas tentang
latar belakang, pengalaman kerja, pendidikan, dan keterampilan yang
dimiliki. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis resume
adalah:
Ringkasan Profil: Berisi tentang profil singkat yang mencakup
keahlian dan tujuan karir yang ingin dicapai.
Pengalaman Kerja: Menyebutkan pengalaman kerja sebelumnya
dengan mencantumkan nama perusahaan, posisi yang dipegang,
tanggal mulai dan berakhir bekerja, dan deskripsi singkat tentang
tanggung jawab dan prestasi yang telah dicapai.
Pendidikan: Menyebutkan nama institusi, jenjang pendidikan, jurusan,
dan tahun lulus.
Keterampilan: Menyebutkan keterampilan teknis dan non-teknis yang
dimiliki.
3. Tips Penulisan Resume
Ada beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam menulis resume, antara
lain:
17
Sesuaikan dengan Posisi yang Dilamar: Sesuaikan konten resume
dengan posisi yang dilamar. Fokus pada keterampilan dan pengalaman
kerja yang relevan dengan posisi tersebut.
Buat Ringkas dan Mudah Dibaca: Hindari menggunakan kalimat yang
terlalu panjang dan kompleks. Buat resume yang mudah dibaca dan
tidak memakan waktu lama.
Perhatikan Tampilan Visual: Gunakan tampilan visual yang menarik
dengan menggunakan font yang mudah dibaca dan ukuran yang sesuai.
Periksa Kesalahan: Pastikan tidak ada kesalahan tata bahasa atau ejaan
dalam resume. Periksa kembali sebelum mengirimkan resume ke pihak
yang dituju.
18
Perbarui resume secara teratur: Perbarui resume Anda secara berkala
dengan kualifikasi dan pengalaman baru yang Anda dapatkan. Pastikan
bahwa resume yang Anda kirimkan selalu up-to-date.
Cek ulang dan periksa kesalahan: Sebelum mengirimkan resume,
pastikan bahwa Anda telah memeriksanya dengan seksama. Periksa
kesalahan tata bahasa dan ejaan yang mungkin terlewatkan.
Ikuti instruksi yang diberikan: Pastikan bahwa Anda mengikuti
instruksi yang diberikan oleh pihak perusahaan dalam proses
pelamaran. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang kurang jelas.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan bisnis merupakan satu langkah strategis bagi pencaaian tujuan suatu
organisasi secara menyeluruh. Makalah ini akan menjelaskan tentang perencanaan
pesan-pesan bisnis yang difokuskan pada perencanaan pesan-pesan bisnis secara
tertulis. Perencanaan pesan bisnis adalah proses komposisi penyusunan pesan
bisnis.
1. Komunikasi merupakan keterampilan yang sangat penting dalam hidup
manusia. Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bukan
sekedar apa yang kita tulis atau yang kita katakan, tetapi karakter kita dan
bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Penerima pesan
tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang disampaikan tetapi juga membaca
dan menilai sikap dan ekspresi kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi yang
efektif adalah karakter kokoh yang dibangun dari fondasi etika serta integritas
pribadi yang kuat.
2. Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk
mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem
organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya
sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia
menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau
kegiatan.
B. Saran
Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah
tim atau seberapapun unggulnya kualitas sebuah produk, keberhasilan tidak akan
diperoleh tanpa penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif. Keterampilan
melakukan komunikasi yang efektif akan berperan besar dalam mendukung
pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Untuk dapat melakukan komunikasi yang
efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau informasi yang baik,
kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan menggunakan
berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian yang sangat penting.
20
DAFTAR PUSTAKA
Bovee, C.L. & Thill, J.V. (2017). Komunikasi Bisnis. Jilid 1& 2. Edisi
Kedelapan. Indeks:Jakarta.
Purwanto,D. (2016). Komunikasi tentang pekerjaan dan penulisan resume. Edisi
Ketiga. Jakarta: Erlangga
Ardianto Elvinaro, Soeganda Priyatna. 2019. Tujuh Pilar Strategi Komunikasi
Bisnis. Bandung : Widya Padjajaran.
Ardianto, Elvinaro. 2019. Komunikasi lintas budaya. Bandung : Simbiosa
Rekatama Media.
Bernard, Kartz. 2016. Rencana pesan-pesan bisnis. Jakarta: Pustaka Binaman
Presindo.
Dewi Sutrisna, 2017. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Djurot, Totok. 2014. Manajemen Peerbitan Pers. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Effendy Uchjana Onong (2019). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
21