Anda di halaman 1dari 29

“PENERAPAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BERDASARKAN PSAK 102 DI BMT UGT NUSANTARA CAPEM

ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO JAWA TIMUR ”

PROPOSAL SKRIPSI

ANAS

NPM/NIMKO: 2018205006

PRODI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

UNIVERSITAS IBRAHIMY

SITUBONDO

2021
JUDUL SKRIPSI

“PENERAPAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BERDASARKAN PSAK 102 DI BMT UGT NUSANTARA CAPEM

ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO JAWA TIMUR ”

A. Latar belakang masalah

Indonesia sebagai negara dengan agama islam yang mayoritas, tentunya

mempunyai peluang besar dalam mengembangkan industri keuangan syariah

yang terdepan. Hal tersebut tidak lepas dari faktor masyarakat dan dukungan

dari perusahaan. kesadaran masyarakat terhadap barang-barang yang halal dan

dukungan penuh dari pemangku-pemangku perusahaan, termasuk didalamnya

adalah lembaga keuangan syariah mikro syariah yakni baitul maal wa tanwil

(BMT), lembaga tersebut merupakan suatu lembaga keuangan mikro syariah

tentunya bisa berpengaruh besar terhadap pengembangan ekonomi syariah,

selain menumbuhkan kesajehtaraan masyarakat menengah kebawah juga

berperan sebagai pembantu untuk memajukan suatu bangsa. Karena BMT

adalah sebagai jembatan antara masyarakat yang kaya dan kelompok

masyarakat yang kurang mampu.1

Di Indonesia sendiri untuk konsep ekonomi syariah sudah mulai

diterapkan sejak 1992 yang diawali dengan beroperasinya Bank Muamalat

Indonesia (BMI) pada tanggal 1 Mei 1992 sebagai bank umum pertama yang

beroperasi berdasarkan prinsip syariah, kemudian seiringan berjalannya waktu

1
Hm. Dumairy Nor, Ekonomi Syariah, (Sidogiri: Pustakaan Sidogiri) Cet, Pertama,
2007, 4.

1
muncul pula lembaga-lembaga keuangan sejenis lainnya. Termasuk Baitul

Maal wa Tanwil (BMT) yang ada di asembagus yaitu BMT UGT Nusantara

Capem Asembagus. Melihat dari segi Penyaluran dana yang dilakukan oleh

BMT menggunakan prinsip jual beli yang paling dominan yakni murabahah.

Secara sederhana konsep murabahah dapat diartikan sebagai bentuk jual beli

dengan adanya komisi atau suatu bentuk penjualan barang dengan harga awal

ditambah keuntungan yang disepakati. Antara pihak BMT dan pihak nasabah,

Pembiayaan murabahah dapat dilakukan secara angsuran ataupun

ditangguhkan dengan kesepakatan bersama.2 Sedangkan Dalam praktiknya

adalah dengan menggunakan sistem murabahah dengan pesanan, Kondisi ini

dapat dimaklumi mengingat BMT bukanlah sebagai tempat yang menyediakan

suatu barang atau komoditas tertentu yang dibutuhkan oleh seorang nasabah.

Untuk mengadakan barang atau komoditas yang dibutuhkan nasabah pihak

BMT terlebih dahulu melakukan pemesanan kepada produsen terkait (pihak

ketiga) yang kemudian disalurkan kepada nasabah yang memesannya. Oleh

karena rumitnya skema pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh BMT

maka dibutuhkan kerangka akuntansi yang menyeluruh yang dapat

menghasilkan pengukuran akuntansi yang tepat dan sesuai sehingga dapat

mengkomunikasikan informasi akuntansi secara tepat waktu dan kualitas yang

dapat diandalkan.3

Oleh karena itu, Pada Tanggal 1 Mei 2002 Dewan Standar Akuntansi

Keuangan (DSAK) Dari Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Telah Mengeluarkan

2
Sri Nurhayati, Akuntansi Syariah Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, Cet, 2), 107.
3
Ibid, 109.

2
Pernyataan Standar Akuntansi Syariah (PSAK) No. 59, Akuntansi Perbankan

Syariah. PSAK No.59 tersebut berisi kerangka dasar penyusunan dan

penyajian. Laporan. keuangan syariah terhadap transaksi transaksi yang lazim

dipraktekkan di Perbankan Syariah Atau Lembaga Keuangan Non Perbankan

Syariah. dalam perjalanannya, ketentuan mengenai akuntansi syariah terus

mengalami perkembangan. Menyusul PSAK NO 59, Komite Akuntansi

Syariah Dewan Standar Akuntansi Keuangan Menerbitkan Enam Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK) salah satunya PSAK 102

Tentang Akuntansi Murabahah, bagi seluruh lembaga keuangan syariah

sebagai Revisi PSAK No.50 Tahun 2001. PSAK tersebut telah disahkan oleh

Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama’ Indonesia (DSN MUI) pada tanggal 27

juni 2007 dan berlaku mulai pada tanggal 01 januari 2008. Penyusunan PSAK

tersebut mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Syariah. (PAPSI) bank

Indonesia dan fatwa akad keuangan syariah yang diterbitkan oleh DSN MUI.4

Dalam lembaga keuangan syariah terkhusus lagi kepada BMT UGT

nusantara capem asembagus yang menggunakan transaksi dengan

menggunakan pembiayaan murabahah harus patuh pada PSAK No 102,

Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh dewan standar akuntansi keuangan

dari ikatan akuntansi indonesia (IAI) yang telah disebutkan diatas, sebagai

pedoman dalam proses pencatatan yang benar dalam laporan keuangan, baik

4
Akuntansi baitul maal wa tamwil(BMT) Arafah Solo (perspektif pernyataan standar
akuntansi keuangan syariah 2007).http://www.pdf, searcher.com/ Akuntansi Baitul Maal Wa
Tamwil(Bmt) Arafah Solo Perspektif-..htm#. diakses pada tanggal 25 desember 2021.

3
itu dari segi pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapannya dalam

laporan keuangan.

Diketahui bahwa pembiayaan dengan akad murabahah menjadi skema

pembiayaan yang paling banyak disalurkan yang ada di BMT UGT Nusantara

Capem Asembagus karena pembiayaan tersebut sangat disenangi oleh berbagai

kalangan nasabah khusususnya disekitar diasembagus. Mengingat BMT UGT

Nusantara Capem Asebagus merupakan lembaga keuangan mikro yang

berbadan hukum koperasi tersebut dioperasionalkan dengan prinsip bagi hasil,

menumbuh kembangkan bisnis usaha kecil dalam rangka mengangkat derajat

dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas

prakarsa dan modal awal dari tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan

pada sistem ekonomi yang berasaskan keselamatan, mengedepankan keadilan,

kedamaian dan kesejahteraan. Peran bank syariah cenderung kurang optimal

dalam mengembangkan UKM dikarenakan manajemen bank syariah

menghimpun dananya secara langsung atau terpusat. Dalam artian, bank

syariah ternyata cenderung menghimpun dananya secara massal dan

mengeluarkan untuk pembiayaan dalam jumlah besar juga, akibatnya dapat

dilihat dari pengucuran dana bank syariah terhadap UKM yang sangat sedikit.

Adanya keinginan yang kuat untuk mangatasi kendala-kendala diatas. Itulah

yang menginpirasi kehadiran BMT UGT Nusantara Capem Asembagus.

Kekuat BMT UGT nusantara memang belum seberapa dari total pembiayaan

yang disalurkan kepada UKM.

4
Namun jika ditinjau dari segi jumlah penerimaan manfaat, maka kita

dapat melihat jumlah yang dilayani oleh BMT UGT Nusantara jauh lebih

banyak dan yang lebih menarik lagi jumlah pembiayaan tiap unit usaha pun

lebih kecil, sehingga dapatlah disimpulkan bahwa pembiayaan pada BMT UGT

nusantara lebih mampu untuk menyentuh pengusaha mikro sebagai unit usaha

terkecil, akan tetapi memiliki jumlah unit usaha yang paling besar diindonesia.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa kontribusi penyaluran dana

terbanyak pada BMT UGT Nusantara Capem Asembagus adalah akad

murabahah. Maka, perlakuan akuntansi murabahah pada BMT UGT nusantara

harus sesuai dengan PSAK NO 102 tentang murabahah yang merupakan revisi

dari PSAK no 59, standar akuntansi tersebut harus menyajikan informasi yang

cukup jelas, dapat dipercaya dan relevan bagi penggunanya, namun tetap pada

konteks syariah islam. penyajian informasi yang semacam itu penting bagi

proses pembuatan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang berhubungan

dengan lembaga keuangan mikro syariah baik pihak intern atau pun dari pihak

entern.

Berdasarkdan deskripsi di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang dituangkan dalam skripsi dengan judul: “PENERAPAN

AKUNTANSI PEMBIAYAAN MURABAHAH BERDASARKAN PSAK 102

DI BMT UGT NUSANTARA CAPEM ASEMBAGUS KABUPATEN

SITUBONDO JAWA TIMUR ”.

5
B. Fokus Penelitian.

Fokus Penelitian Skripsi ini adalah:

1. Bagaimana penerapan akuntansi pembiayaan murabahah pada BMT UGT

Nusantara Capem Asembagus Kabupaten Situbondo?

2. Apakah penerapan akuntansi pembiayaan murabahah sesuai dengan

perlakuan akuntansi (PSAK 102) pada BMT UGT Nusantara Capem

Asembagus kabupaten Situbondo?

C. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah suatu upaya untuk memecahkan masalah-

masalah yang sesuai dengan rumusan yang diteliti.5 Berdasarkan fokus

penelitian di atas, maka di rumuskan tujuan penelitian adalah sebagai

berikut:

a) Untuk mengetahui penerapan akuntansi pembiayaan murabahah di

BMT UGT Nusantara Capem Asembagus kabupaten Situbondo.

b) Untuk mengetahui penerapan pembiayaan murabahah apakah sudah

sesuai atau tidak dengan perlakuan akuntansi PSAK 102 pada BMT

UGT Nusantara Capem Asembagus Kabupaten Situbondo.

2. Kegunaan Penelitian

5
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodeogi Penelitian, (Jakarta: PT.Raja Grapinda Persada),
1996, 15.

6
Adapun kegunaan penelitian ini dapat dibagi menjadi dua bagian,

yakni kegunaan teoritis dan keguaan praktis.

a. Secara teoritis adalah:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

memperkaya khazanah keilmuan bagi kemajuan bangsa dan Negara

dalam perekonomian syariah khususnya, termasuk di dalamnya juga

lembaga keuangan mikro syariah.

b. Secara praktis adalah :

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

yang konstruktif bagi karyawan yang ada Di BMT UGT Nusantara

capem asembagus kabupaten situbondo.

2) Sebagai sumbangan pemikiran dan pertimbangan untuk membantu

instansi tersebut dalam menggunakan pencatatan akuntansi yang

sesuai dengan PSAK NO 102 (pembiayaan murabahah).

3) Sebagai pengetahuan tambahan sekaligus bahan masukan dalam

meningkatkan kualitas pencatatan laporan keuangan yang sesuai

dengan PSAK NO 102.

D. Kajian Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa skripsi di

antaranya adalah :

7
1. Samsid Dhuha, 2020, analisis system informasi akuntansi pembiayaan

murabahah, pada BMT NU jawa timur cabang asembagus jawa

timur.6 Kesimpulan dari skripsi ini adalah Penerapan system akuntansi

pembiayaan murabahah di BMT NU jawa timur menggunakan

komputerisasi guna mengumpulkan data-data transaksi nasabah untuk

mendapatkan informasi yang baik serta akurat dalam kebenaran data nya.

Dan mengenai dampaknya sangat membantu hal tersebut dan laporan

terformat dengan baik, akurat, serta dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya ketika akan dibuat laporan untuk diajukan kepada

pimpinan.

Adapun persamaan skripsi ini dengan peneliti adalah sama-sama

membahas masalah pembiayaan murabahah. Sedangkan perbedaannya

adalah skripsi ini membahas masalah sistem pencatatan mengenai

akuntansi pembiayaan murabahah terhadap data-data nasabah. Sedangkan

peneliti lebih fokus pada kesesuai akuntansi pembiayaan murabahah

terhadap pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) no 102 tentang

murabahah .

2. Ali fauzi, 2017, problematika pebiayaan murabahah kepemilikan

rumah pada bank mandiri syariah,7 Kesimpulan dari skripsi ini adalah

Dalam proses penerapan pembiayaan murabahah kepemilikan rumah

6
Samsid Dhuha, 2020, “Analisis System Informasi Akuntansi Pembiayaan Murabahah,(
Pada BMT NU Jawa Timur Cabang Asembagus)”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah Dan Ekonomi
Islam, Universitas Ibrahimy Sukorejo, 2020).
7
Ali Fauzi, Problematika Pebiayaan Murabahah Kepemilikan Rumah Pada Bank
Mandiri Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Syariah Dan Ekonomi Islam, Universitas Ibrahimy
Sukorejo, 2017).

8
dikaitkan dengan hukum positif pada bank tersebut dan mengenai

praktenya bank tersebut melakukan jual beli murabahah atas rumah yang

secara positif sudah milik nasabah, karena sebelumnya nasabah sudah

membeli rumah terlebih dahulu secara langsung dari developer, dengan

akad jual beli PPAT, baru kemudian dilakukan penandatangan akta

murabahah. Dengan demikian pada saat dibuat akad murabahah

kepemilikan rumah sudah menjadi milik nasabah sehingga murabahah

kepemilian rumah belum menerapkan prinsip-prinsip sebagaimana diatur

dalam fatwa DSN nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 ketentuan murabahah

pada perbankan syriah.

Adapun persamaan skripsi ini dengan peneliti adalah sama-sama

membahas masalah pembiayaan murabahah. Sedangkan perbedaannya

adalah skripsi ini membahas masalah kepemilikan barang nasabah

terhadap pembiayaan murabahah. Sedangkan peneliti lebih fokus pada

kesesuai akuntansi pembiayaan murabahah terhadap pernyataan standar

akuntansi keuangan (PSAK) no 102 tentang murabahah.

3. Herni ali, 2017, determinan yang mempengaruhi pembiayaan

murabahah pada bank syariah.8 Kesimpulan dari skripsi ini adalah

menerapkan perlakuan akuntansi nya terkaitan pada pengakuan,

pengukuran, pengungkapan, dan penyajian laporan keungan yang da di

bank syariah mandiri sukarta, sesuai dengan PSAK NO 107.

8
Herni Ali, Determinan Yang Mempengaruhi Pembiayaan Muarabahah Pada Bank
Syriah (Skripsi S1 Fakultas Syariah Dan Ekonomi Islam, Universitas Ibrahimy Sukorejo, 2017).

9
Adapun persamaan skripsi ini dengan peneliti adalah sama-

sama membahas masalah pembiayaan murabahah. Sedangkan

perbedaannya adalah skripsi ini membahas masalah kesesuai pembiayaan

murabahah terhadap PSAK NO 107 baik dari pengakuan, pemgukuran,

penyajian atau dari pengungkapannya. Sedangkan peneliti lebih fokus

pada kesesuai akuntansi pembiayaan murabahah terhadap pernyataan

standar akuntansi keuangan (PSAK) no 102 tentang murabahah.

E. Landasan teori
Untuk menghindari kesalahan pemahaman tentang istilah- istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, di bawah ini penulis akan menjelasankan

pengertian istilah –istilah tersebut diantaranya :

1. Pembiayaan
a) Pengertian Pembiayaan.

Menurut Undang Undang Perbankan No.10 Tahun 1998,

pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank dan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang

atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan

atau bagi hasil. Di dalam perbankan syariah, pembiayaan yang

diberikan kepada pihak pengguna dan berdasarkan pada prinsip

syariah.Aturan yang digunakan yaitu sesuai dengan hukum Islam.

Menurut ikatan akuntansi Indonesia (IAI) , pengertian pembiayaan

dapat didefinisikan sebagai berikut: “Pembiayaan adalah peminjaman

10
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau

pembagian hasil keuntungan”. Pembiayaan atau financing, yaitu

pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk

mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri

maupun lembaga. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan

bahwa pembiayaan adalah fasilitas penyediaan dana untuk

mendukung investasi yang telah direncanakan berdasarkan

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah

jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

b) Tujuan Pembiayaan.

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi 2 (dua)


kelompok yaitu:

1. Tujuan pembiayaan untuk tingkat makro. Secara makro tujuan

pembiayaan adalah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,

tersedianya dana bagi peningkatan usaha, peningkatan

produktivitas, membuka lapangan kerja baru, terjadinya distribusi

pendapatan.

2. Tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro. Secara mikro tujuan

pembiayaan adalah untuk memaksimalkan laba, meminimkan

11
risiko, pendayagunaan sumber ekonomi, dan penyaluran kelebihan

dana.

c) jenis-jenis pembiayaan

menurut Ismail (2013:113), dilihat dari tujuan penggunaanya,


pembiayaan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu:

(1) Pembiayaan Investasi,

(2) Pembiayaan Modal Kerja, dan

(3) Pembiayaan Konsumsi

2. Murabahah

adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan

dan keuntungan (margin) yang disepakati antara penjual dan pembeli.

Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”,

maka karakteristik murabahah adalah penjual harus memberi tahu

pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah

keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.9

3. Pembiayaan murabahah

adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka

pemenuhan kebutuhan produksi, atas transaksi ini bank memperoleh

sejumlah margin yang telah disepakati antara pihak bank dan calon

nasabah.10

9
Adiwarman A. karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuanga (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2006), h.113
10
Muhammad Syafi’i Antonio, , h.101

12
Tumbuhnya lembaga keuangan dengan sistem bagi hasil dalam

prinsip jual beli murabahah diharapkan akan membantu dan mendorong

kegiatan investasi dan dengan jangkauannya masyarakat lemah mampu

meningkatkan usaha mereka. Sehingga Islam menganjurkan untuk

berbuat baik antara sesama serta menjagakeharmonisan hubungan

masyarakat melaui prinsip saling membantu dalam meningkatkan taraf

hidup melalui mekanisme kerja sama ekonomi dan bisnis.

4. Akuntansi Murabahah

Definisi akuntansi murabahah menurut PSAK No. 102 tentang

akuntansi murabahah paragraf 5 menjelaskan, murabahah adalah akad

jual dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan

yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan

tersebut kepada pembeli..

menurut Nurhayati (2013:177) menjelaskan bahwa dalam

melaksanakan kegiatan jual beli yang berdasarkan pada akad murabahah

terdapat 2 (dua) jenis murabahah yang ada, yaitu;

1. Murabahah tanpa pesanan Murabahah tanpa pesanan adalah akad

murabahah dilakukan tanpa memperhatikan ada yang pesan atau tidak,

ada yang akan membeli atau tidak. Pengadaan barang dilakukan atas

dasar persediaan minimum yang harus dipelihara. Pada prinsipnya,

dalam transaksi murabahah pengadaan barang menjadi tanggung

jawab bank syariah sebagai penjual.

13
2. Murabahah berdasarkan pesanan (murabaha to the purchase order)

Murabahah berdasarkan pesanan dapat dikategorikan, yaitu sifatnya

mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli barang yang

dipesannya. Artinya murabahah bersifat 4 mengikat berarti pembeli

harus membeli barang yang dipesannya dan tidak dapat membatalkan

pesanannya, sedangkan bersifat tidak mengikat bahwa walaupun telah

memesan barang tetapi pembeli tersebut tidak terikat maka pembeli

dapat menerima atau membatalkan tersebut.

5. Perlakuan akuntansi murabahah menurut peraturan PSAK No. 102

PSAK No. 102 tentang akuntansi murabahah merupakan sistem

akuntansi yang melihat bagaimana proses pencataan terhadap produk

pembiayaan yang memakai sistem jual beli dari pihak-pihak yang terkait

menjadi sistem akuntansi yang dapat diterapkan untuk lembaga keuangan

syariah seperti bank, asuransi, lembaga pembiayaan, dana pensiun,

koperasi, dan lainnya yang menjalankan transaksi murabahah. Menurut

Nurhayati menjelaskan bahwa PSAK No. 102 tentang akuntansi

murabahah memuat definisi transaksi murabahah dan memberikan

penjelasan tentang karakteristik transaksi murabahah, yaitu:

1. Pengakuan dan Pengukuran

Pengakuan dan pengukuran akuntansi murabahah untuk penjual

adalah:

14
a. Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan

sebesar biaya perolehan. Pengukuran aset murabahah setelah

perolehan adalah sebagai berikut.:

1) Jika murabahah pesanan mengikat, maka:

a) Aset murabahah dinilai sebesar biaya perolehan.

b) Jika terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak, atau

kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah, maka

penurunan nilai diakui sebagai beban dan mengurangi nilai

aset.

2). Jika murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan

tidak mengikat, maka:

a) Aset murabahah dinilai berdasarkan biaya perolehan atau

nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah.

b) Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari

pada biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai

kerugian.

b. Diskon pembelian aset murabahah diakui sebagai:

1) Pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi

sebelum akad murabahah.

15
2) Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad

murabahah dan sesuai akad yang disepakati menjadi hak

pembeli.

3) Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad

murabahah dan sesuai akad menjadi hak penjual.

4) Pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah

dan tidak diperjanjikan dalam akad.

c. Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian diskon

pembelian akan tereliminasi pada saat:

1) Dilakukan pembayaran kepada pembeli sebesar

jumlah potongan setelah dikurangi dengan biaya

pengembalian.

2) Dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli

sudah tidak dapat dijangkau oleh penjual.

d. Pada saat akad terjadinya murabahah yang dilakukan oleh pihak

penjual dan pembeli, piutang murabahah diakui sebesar biaya

perolehan aset murabahah ditambah keuntungan yang

disepakati. Maka, pada akhir periode laporan keuangan, piutang

murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi,

yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang.

e. Keuntungan murabahah diakui:

16
1). Pada saat terjadinya penyerahan barang jika dilakukan secara

tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun.

2). Selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya

untuk merealisasikan keuntungan tersebut untuk transaksi

tangguh lebih dari satu tahun. Metode- metode berikut ini

digunakan, dan dipilih yang paling sesuai dengan

karakteristik risiko dan upaya transaksi murabahah-nya:

a). Keuntungan diakui saat penyerahan aset murabahah.

Metode ini terapan untuk murabahah tangguh dimana

risiko penagihan kas dari piutang murabahah dan beban

pengelolaan piutang serta penagihannya relatif kecil.

b) Keuntungan diakui proporsional dengan besaran kas

yang berhasih ditagih dari piutang murabahah. Metode

ini terapan untuk transaksi murabahah tangguh dimana

risiko piutang tidak tertagih relatif besar dan/atau beban

untuk mengelola dan menagih piutang tersebut relatif

besar juga.

c) Keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah

berhasil ditagih. Metode ini terapan untuk transaksi

murabahah tangguh dimana risiko piutang tidak tertagih

dan beban pengelolaan piutang serta penagihannya

cukup besar. Dalam praktek, metode ini jarang dipakai,

17
karena transaksi murabahah tangguh mungkin tidak

terjadi bila tidak ada kepastian yang memadai akan

penagihan kasnya.

3) Pengakuan keuntungan, dalam point f (2) (b), dilakukan

secara proporsional atas jumlah piutang yang berhasil ditagih

dengan mengalikan persentase keuntungan terhadap jumlah

piutang yang berhasil ditagih. Persentase keuntungan

dihitung dengan perbandingan antara margin dan biaya

perolehan aset murabahah.

f. Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada

pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari

waktu yang disepakati diakui sebagai pengurang keuntungan

murabahah.

1) Pemberian potongan pelunasan piutang murabahah dapat

dilakukan dengan menggunakan salah satu metode berikut:

a) Diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual

mengurangi piutang murabahah dan keuntungan

murabahah.

b) Diberikan setelah pelunasan, yaitu penjual menerima

pelunasan piutang dari pembeli dan kemudian

membayarkan potongan pelunasannya kepada pembeli.

18
2) Potongan angsuran murabahah diakui sebagai berikut:

a) Jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara

tepat waktu, maka diakui sebagai pengurang keuntungan

murabahah.

b) Jika disebabkan oleh penurunan kemampuan

pembayaran pembeli, maka diakui sebagai beban.

g. Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan

kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diterima

diakui sebagai bagian dana kebajikan.

h. Pengakuan dan pengukuran uang muka adalah sebagai berikut:

1) Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar

jumlah yang diterima.

2) Jika barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui

sebagai pembayaran piutang (merupakan bagian pokok).

3) Jika barang batal dibeli oleh pembeli, maka uang muka

dikembalikan kepada pembeli setelah diperhitungkan dengan

biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual.

F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian

19
Sesuai dengan tujuan penelitian maka penelitian ini hanya dapat

dilakukan dengan jenis penelitian kualitatif. Menurut Hermawan dan

Amirullah penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang didasarkan

pada fakta sosial dan alamiah (naturalistik) dengan peneliti sebagai

instrumen kunci, data deskriptif, tidak berdasarkan analisis statistic, dan

dilaporkan secara naratif. Sehingga peneliti ingin menggali informasi,

memahami pendapat informasi, menganalisis, dan memberikan usulan

pemikiran tentang berbagai hal terkait dengan penerapan akuntansi

pembiayaan murabahah (PSAK 102) Pada BMT NU JAWA TIMUR

CABANG ASEMBAGUS SITUBONDO .

2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah teknis operasional pelaksanaan penelitian

kualitatif yang didasarkan pada judul, rumusan masalah, dan tujuan

penelitian menurut Hermawan dan Amirullah (2016: 194). Penelitian ini

fokus untuk menggali informasi, memahami, dan menganalisis pendapat

informan atas laporan keuangan pada PT. Bank syariah indonesi (BSI)

cabang situbondo, serta penerapan akuntansi PSAK 102 yang ditetapkan

oleh pemerintah.

3. Lokasi Penelitian

Penetapan lokasi penelitian yang dipilih adalah pada instansi itu

sendiri yakni UGT BMT NUSANTRA capem asembagus situbondo.

20
Karena peneliti ingin mengetahui penerapan akuntansi pembiayaan

murabahahnya dan penerapan pada PSAK 102 yang sesuai apa belum.

4. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah jenis data kualitatif

yang bersumber dari data primer dan data sekunder:

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dengan

mengadakan penelitian dan wawancara dengan pihak-pihak terkait

permasalahan yang akan diteliti. Data ini berupa hasil wawancara dan

salinan laporan program dari instansi tersebut.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan

berupa literature, dokumen-dokumen, buku-buku serta bahan tulisan

yang berhubungan dengan materi yang dibahas. Studi kepustakaan ini

bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan

akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengelolaannya

lebih lanjut dalam penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

21
Menurut Hermawan dan Amirullah (2016: 200), pengertian

wawancara adalah bertemunya dua orang atau lebih untuk

memperbincangkan suatu topik atau permasalahan atau bertukar

informasi sehingga akan diperoleh makna tertentu dari proses

wawancara tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan wawancara

semi terstruktur adalah wawancara yang dilakukan antara formal dan

tidak formal. Adapun narasumber dalam penelitian ini adalah kepala

bank itu sendiri dan staf keuangannya.

b.Observasi

Menurut Hermawan dan Amirullah (2016: 204), pengertian

observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti datang

langsung, melihat, merasakan, apa yang terjadi di obyek penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi terus terang atau

tersamar adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti terus

terang menyampaikan maksudnya untuk melakukan observasi pada

obyek penelitian atau malah sebaliknya dengan cara tersamar dalam

pengambilan data observasi. Observasi ini dilakukan dengan terjun

langsung menjajaki berbagai obyek penelitian dan segala hal yang

berkaitan dengan penelitian tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah barang atau hasil dari proses

pendokumentasian menurut Hermawan dan Amirullah (2016: 205).

22
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto dan hasil rekaman

wawancara yang didapatkan pada saat melakukan penelitian.

6. Informan Kunci

Informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala bank itu sendiri

yakni bank syariah indonesia cabang situbondo, dan staf keuangannya.

Teknik pada peneliti ini menggunakan judgment dilakukan dengan

menggunakan kriteriakriteria tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya

oleh peneliti. Kriteria pemilihan informan kunci utama yang disesuaikan

dengan tujuan penelitian, yakni terkait dengan penerapan akuntansi

pembiayaan murabahah serta penerapan pada PSAK 102. Pada penelitian

ini para infoman kunci diatas dipandang cukup cakap dan layak untuk

memberikan informasi yang diperlukan. Diharapkan dengan menggunakan

informan yang demikian maka tujuan penelitian yang telah ditetapkan

dapat dicapai oleh peneliti.

7. Keabsahan Data

Jenis uji keabsahan data penelitian ini menggunakan uji kredibilitas

(Credibility) tujuannya adalah berkenaan dengan derajat kepercayaan atau

derajat akurasi data dalam desain penelitian kualitatif. Keabsahan data

dalam penelitian ini menggunakan triangulasi yang merupakan proses uji

keabsahan data yang memberikan keyakinan pada peneliti bahwa data

telah dikonfirmasikan pada sumber, metode, teori, dan antar peneliti akan

lebih yakin bahwa data yang diperolehnya telah sesuai dengan kenyataan

di lapangan penelitian. Sehingga peneliti menggunakan jenis triangulasi

23
sumber adalah proses uji keabsahan data dengan cara mengonfirmasi data

penelitian yang sudah diperoleh pada sumber yang berbeda menurut

Hermawan dan Amirullah (2016: 223-225).

8. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini mengikuti metode analisis data

kualitatif dari Miles and Huberman (1984), yaitu melakukan analisis

selama tahapan proses pengumpulan data. Analisis data dilakukan secara

interaktif dan dilakukan secara terus menerus selama proses dan sampai

tuntas penelitian dilakukan sehingga situasi konteks dalam suatu fenomena

tidak tertinggal dalam analisis. Aktivitas analisis data selama proses

pengumpulan data meliputi data collection, data reduction, data display,

dan conclusion.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk lebih mempermudah penulis, maka penulisan skripsi ini di bagi

menjadi lima bab, dimana antara bab satu dan lainnya berhubungan satu sama

lain. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif.Berikut ini adalah

sistematikanyayaitu:

Bab I Pendahuluan.

Bab I ini berisi pendahuluan yang menjelaskan konteks penelitian yang

mendasari diadakannya penelitian ini, fokus penelitian, tujuan dan

kegunaan penelitian, kajian penelitian terdahulu, definisi operasional, dan

sistematika pembahasan.

24
Bab II Kajian Teori,

pada bagian ini mengkaji teori yang digunakan dalam penelitian untuk

pengembangan hipotesis dan menjelaskan fenomena hasil penelitian

sebelumnya dengan menggunakan teori yang telah dikaji dan juga

penelitian-penelitian sebelumnya.

Bab III Metodologi Penelitian.

Bab ini menjelaskan metode penelitian, bagian ini mencakup pendekatan

dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data,

teknik pengumpulan data, tenik analisis data, teknik pengecekan

keabsahan data serta tahap-tahap penelitian.

Bab IV Paparan Data dan Pembahasan.

Paparan data; berisi tentang penyajian dan analisis data. Sedangkan

pembahasan; berisi tentang penafsiran atas data-data dan hasil analisis

yang telah ditemukan dengan komposisi menggunakan prinsip fakta,

teori, dan opini (FTO).

Bab V Kesimpulan.

Bab ini berisi tentang simpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban

dari perumusan masalah dan bukan merupakan ikhtisar dari apa yang

ditulis terdahulu. Saran merupakan rekomendasi yang dibuat berdasarkan

pada temuan dan anaaalisis pada Bab IV yang disajikan sesuai dengan

tujuan dan kegunaan penelitian.

H. Agenda Penelitian

25
Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan agenda jadwal
penelitian dibawah ini :

No Kegiatan Sep Okt Nov Des Januari Februar Maret April Agust
2021 2021 2021 2021 2022 i 2022 2022 2022
202
Studi
1. Pendahulua 
n
Proses 
2 Penentuan 
Judul
Seminar
3. Proposal 

4. BAB I 

5. BAB II 
6. BAB III 
7. Penelitian  
8. BAB IV  
9 BAB V 
10. BAB VI 
11. Sidang 
Skripsi
12. Wisuda 
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Dahlan, Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik (Yogyakarta: Teras, 2012).

26
Aminah Lubis, “Aplikasi Murabahah Dalam Perbankan Syariah”. FITRAH Jurnal
Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, Vol. 2, No. 2 (Desember 2016).
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008)

Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, ed. I, cet. II (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008).
Bagya Agung Prabowo, “Konsep Akad Murabahah Dalam Perbankan Syariah
(Analisa Kritis Terhadap Aplikasi Konsep Akad Murabahah Di Indonesia
Dan Malaysia”. Vol.16 No.1 (Januari 2009),
Budi Utomo, “Analisis Pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Banyumanik” (Skripsi Sarjana; Jurusan
Syariah dan Ekonomi Islam: Salatiga, 2014),
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya jilid II Juz 4,5,6 (Yogyakarta:
PT. Dana Bhakti Wakaf, 1990).
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya jilid II Juz 4,5,6 (Yogyakarta:
PT. Dana Bhakti Wakaf, 1990),
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro,
2006).
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an…,
dian ramadhani,system informasi akuntansi pembiayaan mudharabah (studi kasus
:PT.bank pembiayaan rakyat syariah wakalumi, ciputat)”.skripsi
thn.2011.
Ibnu hadjar, dasar-dasar metodeogi penelitian, PT.Raja grapinda persada Jakarta,
1996 .
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: Rajawali Persada 2010).
Muhammad, Bank Syari’ah (Yogyakarta: Ekonisia, 2002),

nur aini rahman,”penerapan system akuntansi pembiayaan murabahah pada PT


bank “X kantor cabang syariah Jakarta pasar minggu”skripsi- thn, 2010

27
Siryanto “system informasi akuntansi penjualan dan persedian pad acv. Maju
makmur.”(skripsi- Fakultas ilmu computer universitas bina
nusantara,thn,2008)
Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep Dan
Aplikasi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010).

28

Anda mungkin juga menyukai