Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN MANAJEMEN OPERASI

PADA HOME INDUSTRY BOGA RASA HARUM


DESA KARANGMUNCANG KEC. CIGANDAMEKAR KAB. KUNINGAN

Iman Kurnia
(Pembingbing I: Ubaidillah, S.Ag., M.H.I & Pembingbing II: Eef Saefulloh, M,Ag)
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon
Imankurnia39@gmail.com

Abstract
Operations management is a form of activity that produces a good product or service, and
is also the most costly activity in a company. Every company will certainly not be the same
applied management operation, including Boga Rasa Harum. BRH is a home industry that
makes cakes. The owner of BRH is a Muslim with a majority Muslim consumer making it
necessary to review the management of BRH's operations from the eyes of sharia
economics. This research uses descriptive research with qualitative approach, the data
collecting of this research is done by observation or observation, interview and direct
documentation on research object Home Industry Boga Rasa Harum. Based on the results
of research and analysis dilakukan then in the conclusion that the implementation of
operations management at BRH has been in accordance with the purpose of operations
management of efficiency and effectiveness. However, in the economic review syari'ah is
the capital used by BRH contains elements of usury.

Keywords: operations management, home industry, syari'ah economy

Abstrak
Manajemen operasi merupakan bentuk aktivitas yang menghasil suatu produk baik itu
barang atau jasa, dan juga merupakan aktivitas yang paling banyak menghabiskan biaya
dalam sebuah perusahaan. Setiap perusahaan tentu tidak akan sama manajemen operasi
yang diterapkan, termasuk Boga Rasa Harum. BRH adalah home industry yang
memproduksi kue. Pemilik BRH adalah seorang muslim dengan konsumen yang mayoritas
muslim memjadikan perlu adanya peninjauan terhadap manajemen operasi BRH dari
kacamata ekonomi syari’ah. Penelitian ini meggunakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan
atau observasi, wawancara dan dokumentasi langsung pada objek penelitian Home
Industry Boga Rasa Harum. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan
maka di dapat kesimpulan bahwa penerapan manajemen operasi pada BRH telah sesuai
dengan tujuan manajemen operasi yaitu efisiensi dan efektifitas. Namun pada tinjauan
ekonomi syari’ah yaitu pada modal yang dipergunakan oleh BRH mengandung unsur riba.

Kata kunci : manajemen operasi, home industry, ekonomi syari’ah


1
PENDAHULUAN
Abad-21 adalah abad di mana banyak hal yang telah berubah, diantaranya sangat mudahnya
mengakses informasi, semakin mengglobalnya pasar, permintaan akan perubahan produk
yang cepat, populasi yang meningkat pesat dan masyarakat yang memiliki beragam
permintaan, serta peluang kerja yang memerlukan tenaga kerja yang berwawasan,
menjadikan manajemen tradisoanal saja tidak akan dapat berfungsi. Hal demikianlah yang
menjadi sebuah permasalahan yang mesti difikirkan oleh perusahaan atau organisasi.
Dalam kata lain ada permintaan akan suatu manajemen yang dapat berfungsi pada abad ini
untuk perusahaan, dalam mengelola perusahaan agar bisa membuat perusahaan tidak
tertinggal zaman dan dapat bertahan dalam segala perubahan yang ada.
Menanggapi permintaan itu, hadirlah manajemen operasional yang merupakan bagian
terpenting untuk kelangsungan sebuah perusahaan.1 Karena dengan adanya manajemen
operasi ini pembagian kinerja dan proses kinerja perusahaan dapat berjalan dengan baik
sehingga mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan perusahaan.2
Manajemen operasional adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari secara praktis
tentang proses perencanaan (proses of planning), mendesain produk (product designing),
sistem produksi (production system), untuk mencapai tujuan suatu lembaga.3
Boga Rasa Harum adalah industri rumah tangga atau yang sekarang populer di sebut
Home Industry yang berada di Desa Karangmuncang Kec. Cigandamekar Kab. Kuningan.
Berdiri sejak tahun 2009 yang di pimpin oleh Bapak Mahmud dan Istrinya yaitu, Ibu
Wantia sebagai pembuat produk. Boga Rasa Harum sendiri bergerak di usaha makanan
yaitu, kue basah. Sesuai dengan kategori UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Boga
Rasa Harum hanya memiliki 4 SDM (Sumber Daya Manusia) pekerja di mana di dalam
pekerja itu merangkap pula sebagai pengelola dan sang empunya Boga Rasa Harum.
Pemaparan di atas hanya sedikit dari apa yang dilakukan oleh Pak Mahmud dalam
usahanya, manajemen operasi dapat dikatakan aktivitas yang paling banyak memakan
ruang dari dua aktivitas lainnya yaitu distribusi dan konsumsi, menjadikan perlu adanya
pembahasan lebih lanjut bagaimana penerapan manajemen operasi yang dilakukan oleh Pak
Mahmud pada usahanya.
Tidak hanya itu sebagai seorang muslim dan perusahaan yang berdiri di kawasan yang
mayoritas muslim pula, menjadikan perlu adanya peninjauan terkait manajemen operasi
yang diterapkan oleh Pak Mahmud apakah dibarengi dengan penerapan syari’at Islam atau
tidak
Segala hal yang dilakukan oleh Pak Mahmud dalam melaksanakan kegiatan usahanya
khususnya manajemen operasi, berjalan begitu saja sejalan dengan pengalaman yang di
dapat oleh Pak Mahmud dan kemudian jika terdapat kesalahan maka langsung diperbaiki
(evaluasi). Namun, dari penjelasan di atas bahwa lambat laun persaingan semakin ketat,
menjadikan Pak Mahmud memerlukan adanya pembenahan manajeman operasi yang
diterapkan pada usahanya agar menjadi lebih baik dan benar. Dan tak lupa menerapkan
juga prinsip dan nilai Islam dalam manajemen operasinya.
1
Abd, Rosyad Shaleb, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: PT Bintang Bulan, 1993), 43.
2
R. S. Stainton, Operasional Riset dab Aplikasinya dalam Manajemen, (Jakarta: PT. Bina Aksara,
2005), 7.
3
Suryadi Prawiro Sentono, Manajemen Operasi Analisis dan Study Kasus, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007), 9.
2
Untuk itu maka penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai: 1)
Bagaimana penerapan manajemen operasi pada home industry Boga Rasa Harum Desa
Karangmuncang Kec. Cigandamekar Kab. Kuningan. 2) bagaimana tinjauan ekonomi
syari’ah terhadap penerapan manajemen operasi pada home industry Boga Rasa Harum
Desa Karangmuncang Kec. Cigandamekar Kab. Kuningan ?

LITERATUR REVIEW
Penelitian dari Ani Juliqah tentang “Implementasi Sistem Produksi Secara Islam Pada
Makanan & Munuman di UKMM Karya Bakti Makanan & Minuman Rembang”. 4
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Di dapat hasil dari
penelitian ini bahwa : Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, landasan teori, analisis
data maka dapat diketahui bahwa KBM2 Rembang dalam melakukan proses produksi
sudah didasari dengan sistem produksi secara Islami yang meliputi: a. Faktor tanah
diterapkan dengan baik seperti pemanfaatan lahan kosong yang digunakan sebagai tempat
produksi dan budidaya pohon kawis. b. Faktor tenaga kerja diterapkan dengan
memberdayakan warga sekitar lokasi kerja, mengedepankan nilai-nilai spiritual, serta
memberikan pelatihan-pelatihan skill terhadap karyawan c. Dalam proses pengambilan
keuntungan dilakukan dengan cara halal. Seperti halnya mengambil keuntungan 25 %.
Akan tetapi, dalam melakukan kerja sama permodalan belum Islam. Karena masih
menggunakan Bank Konvensional. d. Faktor bahan baku diterapkan dalam bentuk memilih
bahan baku yang halal. Dalam penentuan takaran bahan tambahan juga sesuai dengan
BPOM. Akan tetapi, dalam memperoleh bahan baku buah kawis belum menggunakan
hubungan kerjasama secara Islami. Kondisi tersebut dapat ditunjukkan dalam pengambilan
bahan baku melalui pengepul tidak pekebun langsung. e. Faktor organisasi kurang begitu
terkoordinir dengan baik, masih lingkup keluarga. Kondisi tersebut dapat ditunjukkan
dengan pengisian kekosongan jabatan melibatkan yang mempunyai hubungan sedarah.
Kedua, Dini Inayati “ Manajemen Operasional Pamella Swalayan Umbulharjo II
Kota Yogyakarta ”. penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Di dapat hasil
dari penelitian ini bahwa : manajemen operasional di Pamella Swalayan telah sesuai dengan
teori D. T. Harding, hanya saja masih ada item yang belum dilaksanakan. Usaha Pamella
semakin meningkat dan sukses, karena manajemen operasional di Pamella Swalayan
berjalan secara alamiah sesuai dengan kondisi masyarakat.5
Ketiga, Maysaroh “Manajemen Operasional Pro-u Media Yogyakarta”. Dengan
memakai metode penelitian kulaitatif. Di dapat hasil dari penelitian ini bahwa manajemen
operasional percetakan Pro-U Yogyakarta sedah sesuai dengan teori D. T. John Harding,
hanya saja ada item-item tertentu yang belum terlaksana secara sempurna. Usaha Pro-u
Media semakin meningkat dan sukses di dunia percetakan, karena manajemen operasional
di Pro-U Media berjalan dengan alamiah sesuai dengan kebutuhan para pembaca.6

4
Ani Juliqah, “Implementasi Sisitem Produksi Secara Islami Pada Makanan & Minuman Di UMKM
Karya Bakti Makanan & Minuman Rembang” (Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, UIN Walisongo
Semarang.2015)
5
Dina Inayati, “ Mnajemen Operasional Pamella Swalayan Umbulharjo II Kota Yogyakarta ”, ( Skripsi,
Manajemen Dakwah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2009)
3
Keempat Amiruddin K“Konsep Produksi Dalam Tinjauan Sosiologi Ekonomi”.
Didapat hasil dari penelitian ini bahwa : a. Produksi dalam pandangan sosiologis memiliki
peran yang cukup signifikan dalam rangka mempertahankan eksistensi (keberadaan) sebuah
masyarakat. Proses produksi dilihat sebagai institusi ekonomi berperan untuk mengadakan
kebutuhan-kebutuhan ekonomis sebuah masyarakat. Oleh karena itu, proses produksi tidak
hanya dilihat dari segi ekonomis tetapi juga sosiologis yang mempunyai peran subsisten
dalam sebuah struktur masyarakat. b. Secara historis sosiologi ekonomi mengalami
perkembangan yang cukup maju seiring denga berkombangnya paham-paham, pemikiran-
pemikiran dan teoriteori tentang ekonomi yang melihat cara kerja sistem ekonomi dengan
menekankan pula pada aspek-aspek non-ekonomi. Paham Merkantilisme, yang
berpandangan, bahwa kekayaan dianggap sama dengan jumlah uang yang dimiliki oleh
suatu negara dan cara untuk meningkatkan kekuasaan adalah dengan meningkatkan
kekayaan negara.7
Kelima, Marno Nugroho“Model Peningkatan Kinerja Operasional Melalui
Praktek-Praktek Manajeman Kualitas Pada Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota
Semarang”. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Di dapat hasil dari
penelitian ini adalah Peningkatan daya saing IKM menjadi sangat penting mengingat IKM
menyerap sekitar 96% tenaga kerja. Penelitian dengan topik pengelolaan lingkungan ini
diharapkan dapat memberikan luaran berupa model pengelolaan kualitas pada industri kecil
menengah di Kota Semarang, yang dikaji dari variabel praktek-praktek manajemen
kualitas, kinerja operasional, dan budaya kualitas.8
Pengembangan Ipteks, hasil kajian amat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan kaitannya dengan peluang yang besar bagi inovasi produk dalam IKM melalui
penciptaan teknologi produksi yang mampu menciptakan produk-produk yang sesuai
dengan keinginan konsumen. Dampak lain adalah tuntutan adanya peningkatan kreativitas
bagi pelaku IKM sehubungan dengan tingakat persaingan yang begitu intens. Temuan
menunjukkan bahwa bahwa IKM masih belum sepenuhnya melakukan prakterk manajemen
kualitas secara strategik sebab penelitian menunjukkan keinginan konsumen belum
sepenuhnya menjadi fokus perhatian perusahaan.
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah objek (place)
penelitiannya yaitu Home Industry yang sekarang menjadi solusi dari permasalahan
ekonomi yang ada yaitu sempitnya lahan pekerjaan diantaranya, home industry yang
dimaksud adalah yang bergerak di bidang makanan yaitu kue basah.

METODOLOGI

6
Maysaroh, “Manjemen Operasional Pro-U Media Yogyakarta” (Skripsi, Manajemen Dakwah, UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.2016)
7
Amiruddin K., “Konsep Produksi Dalam Tinjauan Sosiologi Ekonomi”, (Jurnal Ekonomi Islam, Jurusan
Ekonomi Islam, UIN Alauddin)
8
Marno Nugroho, “Model Peningkatan Kinerja Operasional melalui Praktek –praktek Manjemen Kualitas
Pada Industri Kecil menengah (IKM) di Kota Semarang” (Jurnal Ekonomi, Jurusan Ekonomo, UNISSULA.
2015)
4
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan teori-teori yang
diuraikan sebelumnya. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu situasi kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-
sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 9 Sedangkan penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.10 Lokasi Penelitian penelitian ini dilakukan di home industri Boga Rasa Harum
yang ber alamat di Perum Graha mas Blok A. No. 05 Desa Karangmuncang Kec.
Cigandamekar Kab. Kuningan.
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data yang diperlukan oleh peneliti disini
adalah data yang terkait dengan manejemen operasi yang digunakan oleh home industry
Boga Rasa Harum.
Sumber data adalah subyek darimana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini
terdapat dua sumber data yaitu:Data Primer adalah data yang diperoleh dari wawancara
langsung dengan pihak yang terkait. Yaitu pemilik usaha ada dua orang yaitu Pak Mahmud
dan Ibu Wanti, juga satu karyawan yang terlibat dalam output perusahaan (tetap) dan satu
karyawan yang menjadi kurir dari pabrik ke konter penjualan.Data sekunder adalah data
yang diperoleh secara tidak langsung yaitu dari pihak lain seperti media perantara yang
berbentuk catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumentasi).
Dalam penelitian ini, menggunakan data sekunder yang berupa buku-buku yang
mendukung penilitian dan dari internet.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:Observasi adalah
teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap
objek penelitian, sehingga mendukung informasi yang diperoleh. Teknik observasi digukan
untuk mengambil data penerapan manajemen operasi yang diterapkan di home industry
Boga Rasa Harum. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung
tehadap aktivitas operasi di home industry Boga Rasa Harum Desa Karangmuncang Kec.
Cigandamekar Kab.Kuningan.Data yang diperoleh dari hasil obsrvasi ini dicatat dalam
buku catatan. Di samping dibuat dokumentasi dari observasi tersebut.Wawancara adalah
teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak-
pihak yang terkait. Wawancara ini digunakan untuk mengambil data yang berkaitan dengan
manajemen operasi yang dilakukan oleh home industry Boga Rasa Harum Desa
Karangmuncang Kec. Cigandamekar Kab.Kuningan, dan terkait home Industry Boga Rasa
Harum itu sendiri.Dalam penelitian ini peneliti melakukan cara dengan mendatangi Bapak
Mahmud sebagai pemilik sekaligus pengelola dan dilanjutkan dengan mendatangi Ibu wanti
(istri Pak Mahnud) yang secara otomatis ikut dalam operasi home industry BRH di waktu
yang berbeda yang bertujuan untuk mensinkronkan hasil wawancara yang di dapat dari Pak

9
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003), 54.
10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), 6.
5
Mahmud. Kemudian peneliti juga akan mendatangi karyawan dari Pak Mahmud dan jika
dirasa perlu peneliti akan mendatangi tetangga yang ada di sekitar tempat usaha Pak
Mahmud.Ketika pelaksanaannya peneliti mencatat jawaaban yang di dapat dalam buku
catatan dan jika memang jawabannya banyak dan cepat maka peneliti akan merekamnya
menggunakan alat perekam.Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan informasi yang berasal dari dokumen-dokumen dalam perusahan yang
berhubungan dengan data yang diperlukan. Teknik ini digunakan untuk mengambil data
terkait dengan manajemen operasi yang dilakuakan home industry Boga Rasa Harum
seperti nota-nota transaksi pembelian bahan baku, dan foto-foto terkait manajemen operasi.

TEORI DASAR
Manajemen Operasi
Manajemen operasi terdiri dari dua suku kata yaitu manajemen dan operasi yang berarti
sebelum kita mengetahui definisi dari manajemen operasi maka terlebih dahulu ada baiknya
kita mengetahui pengertian dari manajemen itu sendiri. Manajemen didefinisikan oleh
Mary Parker Follet sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Di
dalam pengertian ini mengandung arti bahwa para manejer mencapai tujuan-tujuan
organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan atau mengerjakan berbagai
tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti dengan dengan tidak tugas itu sendiri.11
Sedangkan menurut Stoner manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha dan penggunaan sumber daya-
sumber daya ataupun sarana dan prasarana perusahaan agar mencapai tujuan perusahaan
yang telah ditentukan.12
Islam menyebut manajemen dengan (‫ تد بير‬- ‫ سيا سة‬- ‫ )ادارة‬yang berasal dari kata (‫دبر‬
‫ ساس‬-‫)– ادار‬. Menurut S. Mahmud Al-Hawary manajemen (al-idārah) ialah:13
‫ااإلدارة هي معرفة إلي أين تدهب ومعرفة المشا كل التي تجنبها ومعرفة القوي والعوامل التي تنعرض لها‬
‫معرفةون كيفيه التصرف لك ولباخرتك والطاقم الباحرة وبكفاءة وبدضياع في مرحلة الذهاب إلي هنا ك‬
“ manajemen adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus
dihindari, kekuatan-kenuatan apa yang dijalankan dan bagaimana mengemudikan kapal
anda serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses
mengerjakannya ”.
Menurut Murfid Haming dan Mahfudz Nurnajamuddin, operasional berasal dari
kata operasi yang berarti proses atau tindakan tertentu yang menjadi unsur dari sejumlah
kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan instansi perusahaan.14
Dalam Islam produksi atau operasi adalah menambahkan kegunaan (nilai guna)
suatu barang. Kegunaan barang akan bertambah apabila barang tersebut memberikan
11
Murdifin Haming, Mahfudz Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern “ Operasi Manufaktur
dan jasa”, (jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 23.
12
G.R. Terry, Prinsiple Of Manajement. (Bandung: Penerbit Alumni, 2003), 27-28.
13
Zainarti, Manajemen Islam Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Iqra’, (Dosen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN-SU, 2014), 49.
14
Murdifin Haming, Mahfudz Nurjamuddin, Manajemen Produksi Modern”Operasi Manufaktur dan
Jasa”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 17.
6
manfaat baru atau lebih dari barang yang semula.15 Ada juga yang mengartikan sebagai
sebuah proses yang terlahir di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini
(bumi). Operasi begitu berpengaruh pada kelangsungan hidup dan peradaban manusia dan
bumi.16 Selanjutnya di artikan juga sebagai kegiatan manusia untuk menciptakan atau
menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. 17Menurut
Siddiqi adalah adalah penyediaan barang dan jasa dengan memperhatikan nilai-nilai dan
kebijakan atau manfaat (maṣlaḥah) bagi masyarakat. Dalam pandangannya, sepanjang
produsen telah bertindak adil dan membawa kebijakan bagi masyarakat maka ia telah
bertindak sesuai dengan ajaran Islam.18
Jay Heizer dan Barry Render bahwa manajemen operasi adalah serangkaian
kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahann dari masukan menjadi
keluaran.19
Menutrut Manahan manajemen operasional adalah manajemen proses konversi,
dengan fasilitas seperti; tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen masukan (input) yang
diubah menjadi keluaran yang di inginkan, berupa barang atau jasa.20
Ada empat fungsi dari manajemen operasi atau operasional menurut Mannahan
yaitu : a) Proses pengolahan, yang menyangkut metode dan teknik yang digunakan untuk
21

pengolahan faktor masukan (input factor). b. Jasa-jasa penunjang, yang merupakan sarana
pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien. c. Perencanaan, yang merupakan penetapan keterkaitan dan
pengorganisasian dari kegiatan operasional yang akan dilakukan dalam suatu kurun waktu
atau priode tertentu. d. Pengendalian dan pengawasan, yang merupakan fungsi untuk
menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan apa yang telah di renanakan, sehingga
maksud dan tujuan penggunaan dan pengolahan masukan (input) yang secara nyata dapat
dilaksanakan.
Tujuan merupakan sebuah tanda tanya dari suatu hal, karena tujuan merupakan apa
yang akan dicapai dari suatu fungsi yang kita terapkan dalam suatu aktivitas, adapun tujuan
dari manajemen operasi adalah:22 a. Mengarahkan perusahaan untuk menghasilkan keluaran
yang sesuai dengan tujuan perusahaan. b. Mengarahkan perusahaan agar dapat
menghasilkan keluaran secara efisien. c. Mengarahkan perusahaan agar mampu
menghasilkan nilai tambah atau manfaat dan keuntungan yang besar. d. Mengarahkan
perusahaan untuk dapat menjadi pemanang dalam setiap usaha. e. Mengarahkan perusahaan
agar output dihasilkan semakin diminati konsumen dan masyarakat.

15
Muhammad, Ekonomi Mikro Dalam Persepektif Ekonomi Islam,(Yogyakarta: BPFE
YOGYAKARTA, 2004), 255.
16
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 102.
17
P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 230.
18
P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008) Hlm. 231
19
Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2001),
2.
20
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), 13.
21
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), 3.
22
Murdifin Hamming, dan Mahfudz Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern “ Operasi
Manufaktur dan Jasa”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), 19.
7
Manajemen operasi dengan kata lain pengelolaan operasi, artinya aktivitas yang
meberikan penambahan nilai suatu barang yang merupakan salah satu dari tiga aktivitas
ekonomi. Tujuan operasi berdasarkan kacamata Islam adalah untuk menciptakan maṣlaḥah
dengan tujuan al-falāḥ atau kemenangan, keselamatan dan kebahagiaan fid dunyā wal
akhiroh. Agar tercapainya semua itu, maka manusia diperintahkan bekerja keras mencari
rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keperluan hidupnya baik yang bersifat
materi atau non-materi, serta berbuat baik dengan harta yang dimilikinya dengan
memperhatikan nilai-nilai dan norma-norma ajaran Islam, berupa pelaksanaan perintah dan
menjauhi larangannya agar tercipta kemaslahatan yang sesungguhnya baik untuk dirinya
sendiri maupun orang lain.23
Usaha atau perusahaan dapat kita lihat memiliki atau mempunyai maṣlaḥahatau
tidak dari tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut, adakah nilai Syi’ar dalam
operasi perusahaan tersebut, untuk siapakah perusahaan melakukan produksi atau operasi,
dan bagaimanakah tampilan produk yang dihasilkan (tidak menambak nilai dan moral).
Manurut Jay Heizer dan Barry Render terdapat sepuluh aspek keputusan manajemen
operasional yang berperan sangat penting bagi mobilitas operasi suatu perusahaan, yaitu : 24
a. mutu barang, b. desain barang, c. desain proses dan kapasitas, d. seleksi lokasi, e. desain
tata letak, f. manusia dan system kerja, g. manajemen rantai pasokan, h. persediaan produk
dan bahan baku, i. penjadwalan produksi, j. pemeliharaan peralatan. Dari sepuluh aspek itu
perlu adanya tinjauan ekonomi Syari’ah, yaitu dari : a. prinsip halal, b. prinsip
keseimbangan, c. prinsip keadilan, d. prinsip kerja sama, e. prinsip maslahah, f. prinsip
pelarangan riba.

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)


UMKM adalah singkatan dari usaha mikro kecil menengah.menurut Titik S. Partomo dan
Abd. Rachman S.25 Jika dilihat dari ciri-cirinya kriteria umum, usaha kecil dan menengah
pada dasarnya dianggap sama, yaitu sebagai berikut: a. Struktur organisasi yang sangat
sederhana, b. Tanpa staf yang berlebihan, c. Bagian kerja yang “kendur”, d. Memiliki
hierarki manajerial yang pendek, e. Aktivitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan
proses perencanaan, f. Kurang membedakan antara pribadi dan perusahaan.
Pengertian usaha mikro secara tidak langsung termasuk dalam pengertian usaha
kecil berdasarkan UU No. 9 tahun 1995. Namun secara spesifikasi dapat di definisikan
sebagai berikut:Usaha mikro adalah kegiatan usaha rakyat bersekala kecil dan bersifat
tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan
hukum. Hasil jualan tahunan bisnis tersebut paling banyak Rp. 100.000.000,00 dan milik
Warga Negara Indonesia.
Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau yang
memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100.000.000,00 dan milik Warga Negara
Indonesia.Terlihat dari penjelasan di atas bahwa home industry masuk ke dalam kategori
23
Anwar Abbas, Dasar-dasar Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN
Syahid, 2009), 14.
24
Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta : Salemba Empat, 2001),
32-33.
25
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 46.
8
usaha kecil karena jenis kegiatan ekonomi yang dilakukan berpusat di rumah. Dalam UU
No. 9 tahun 1995 terdapat pula kriteria lain dari home industry yaitu: milik WNI, berdiri
sendiri, berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan
berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak. Home industry
juga dapat berarti industri rumah tangga karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang
dikelola keluarga.layaknya seperti usaha yang lain, tujuan dari home industry adalah untuk
mencari keuntungan yang optimum dengan pengorbanan yang efisien dan kesinambungan
usaha. Agar kesinambungan usaha bisa tetap terjaga maka memerlukan adanya usaha
memelihara kepuasan pelanggan melalui penciptaan produk yang berkualitas dan pelayanan
sebaik mungkin kepada pasar sasaran.26
Semakin menjamurnya UMKM di Indonesia khususnya menjadikan beragamnya
pula jenis dari UMKM ini, namun dari begitu banyaknya jenis UMKM dapat di
kelompokan ke dalam 4 kelompok yaitu :27 a. Usaha perdaganganKeagenan, agen koran
atau majalah, sepatu, pakaian, dan lain-lain; pengecer: minyak, kebutuhan pokok, buah-
buahan, dan lain-lain; produk lokal dan Internasional; sektor informal: pengumpulan barang
bekas, pedagang kaki lima, dan lain-lain. b. Usaha pertanian, Meliputi perkebunan:
pembibitan dan kebun buah-buahan, sayur-sayuran, dan lain-lain; peternakan: ternak ayam
petelur, susu sapi; dan perikanan: darat atau laut seperti tambak udang, kolam ikan, dan
lain-lain. c. Usaha industri, Industri makanan atau minuman; Pertambangan: pengrajin,
konveksi, dan lain-lain. d. Usaha jasa, Jasa konsultan; perbengkelan; restoran; jasa
konstruksi; jasa transportasi, jasa telekomunikasi; jasa pendidikan, dan lain-lain.
Karakteristik UMKM, Karakteristik yang melekat pada UMKM merupakan
kelebihan dan kekurangan UMKM itu sendiri. Beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM
adalah sebagai berikut:28 a. Daya tahan, b. Padat karya, c. Keahlian khusus, d. Jenis produk,
e. Keterkaitan dengan sektor pertanian, f. Permodalan.
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Penerapan Manajemen Operasi Pada Home Industry Boga Rasa Harum Desa
Karangmuncang Kec. Cigandamekar Kab. Kuningan, boga rasa harum adalah suatu
usaha rumahan atau home industry yang masuk dalam kategori usaha kecil yang
memproduksi makanan (kue basah) yang berdiri sejak tahun 2009, dan dikelola oleh Pak
Mahmud Safari dengan modal awal Rp. 700.000. BRH mempunyai tenaga kerja sebanyak 3
orang termasuk di dalamnya Pak Mahmud sebagai pemilik usaha.29
Penerapan Manajemen Operasi Home Industry Boga Rasa Harum: a)mutu barang,
BRH hanya menggunakan bahan-bahan yang berkualitas, seperti gula tidak memakai gula
bibit yang dapat merusakan cita rasa dari produk kue BRH, BRH sendiri melakukan
monitoring untuk menjaga kualitas dari produknya dengan cara, tetap menggunakan bahan-
bahan yang berkualitas dan tidak sekali-kali menggunakan bahan yang tidak sesuai,

26
Suprayanto, kewirausahaan (Bandung: Alfabeta, 2013), 178.
27
M. Kwartono Adi, Analiis Usaha Kecil dan Menengah, (Yogyakarta: C.V Andi, 2007), 15.
28
Tulus Tambunan, usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu, (Jakarta: PT. Salemba
Empat.2002). 166.
29
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud selaku pemilik BRH pada tanggal 11 Mei 2016 jam
16.30 WIB
9
misalkan menggati gula pasir dengan pemanis buatan. Hal inilah yang membuat BRH dapat
bertahan dalam persaingan dan diminati oleh masyarakat.30
b)desain produk, desain yang digunakan BRH cukup sederhana yaitu hanya
menggunakan mika yang membuat kue terliahat namun tidak terkotori oleh debu.Disinilah
kemudian BRH menawarkan produk yang berbeda dengan produk lain yaitu dengan
tampilan, rasa dan kualitas yang baik namun harga yang terjangkau tentunya. Harga yang
yang terjangkau namun dengan rasa dan kualitas yang baik lah yang menjadikan produk
BRH berbeda dengan yang lain, hal ini pula yang menjadikan BRH dapat bertahan hingga
saat ini.31
c)desain proses dan kapasitas, Membahas desain proses, BRH melakukan cara
dengan fokus produk yaitu jumlah barang yang diproduksi itu besar atau banyak, namun
variasinya sedikit. Setiap hari BRH menghasilkan produk sebanyak 20 Pcs dengan bentuk
bulat dan kotak yang berukuran besar dan kecil sesuai yang diperlukan, dengan kata lain
kapasitas atau kemampuan dari BRH yaitu 20 Pcs/hari, hal ini berkaitan dengan waktu
kerja yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Pak Mahmud dan juga bahan yang
disediakan.32 Semua bahan baku yang dibeli oleh Pak Mahmud adalah bahan mentah dalam
artian harus adanya proses lagi menjadi bahan jadi yang diperlukan untuk membuat produk.
Misalkan coklat, Pak Mahmud hanya membeli yang berbentuk batangan saja yang
kemudian dilebur dan di cetak dengan cetakan yang sudah disiapkan yaitu berbentuk kotak
tipis, yang nantinya akan menghiasi bagian samping kue, dan juga coklat yang masih cair
yang nantinya akan dituangkan ke atas kue supaya mengeras dan menutupi bagian atas kue.
d)seleksi lokasi, BRH beralamatkan di PERUM GRAHA MAS Blok A. No. 05
Desa Karangmuncang Kec. Cigandamekar Kab. Kuningan. Alasan yang diberikan oleh Pak
Mahmud perihal pemilihan tempat untuk usahanyanya ini karena aksesnya yang mudah
yaitu berada di samping jalan bukan di pelosok dan jarak pada tempat pemasok ataupun
penjual kebutuhan yang diperlukan BRH tidak terlalu jauh. Alsan yang paling mendasar
adalah akses yang mudah kemudian jarak yang lumayan dekat pada tempat pemasok
ataupun penjualan bahan baku yang diperlukan BRH untuk memenuhi kebutuhan BRH.33
e)desain tata letak, Tempat usaha BRH sendiri tidak hanya sebuah pabrik akan
tetapi juga tempat tinggal bagi Pak Mahmud dan keluarganya, maka dari itu Pak Mahmud
memberikan ruang untuk melakukan operasi usahanya itu seluas 3x6 M. Dengan posisi alat
yang diatur tidak terlalu jauh bahkan tidak terlalu dekat agar proses satu dengan selanjutnya
tidak memakan waktu lebih, mencari kenyamanan dan menyesuaikan dengan luas
ruangan.“alasan memposisikan tempat melingkar, selain dari mengikuti tempat juga, agar
dari tahap satu ke selanjutnya mudah dan nyaman”.34

30
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud Safari selaku pemilik BRH pada tanggal 21 Juli 2016
jam 07.00 WIB
31
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud Safari selaku pemilik BRH pada tanggal 2 Juni 2016
jam 16.30 WIB
32
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud Safari selaku pemilik BRH pada tanggal 30 Juli 2016
jam 16.45 WIB
33
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud Safari selaku pemilik BRH pada tanggal 30 Juli 2016
jam 16.50 WIB
34
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud Safari selaku pemilik BRH pada tanggal 18 Agustus
2016 jam 16.00 WIB
10
f)manusia dan sistem kerja, BRH masuk dalam kategori UMKM (Usaha Mikro
Kecil Menengah) dimana tidak terlalu memerlukan banyak tenaga kerja karena masih
dalam sekala kecil, jumlah pekerja yang ada di BRH sekarang ini ada tiga orang pekerja,
yaitu Pak Mahmud yang mengurus banyak hal terkait operasi BRH dan juga sebagai
pemilik. Ibu Wanti sebagai orang yang mengurus pembuatan produk, Vera yang bertugas
sebagai penjual produk, dan Udin sebagai penyalur produk35.Perjalanan BRH sudah
berganti pegawai sebanyak tiga kali dengan alasan pegawai itu akan menikah, dalam
merekrut pegawai BRH tidak asal-asalan intinya mempunyai kriteria tersendiri, karyawan
itu selain harus jujur tentulah harus mempunyai keinginana bekerja bukan semata-mata
hanya ingin mencari uang saja, karena hal itu yang akan memperbesar rasa tanggung jawab
seorang pegawai menurut Pak Mahmud. Setiap hari beroprasi BRH mulai dari jam 06.00
s/d 12.00 siang untuk membuat produk, sedangkan untuk bagian penjualan itu dimulai dari
jam 09.00 s/d 19.00. namun untuk bagian pengiriman hanya bertugas setelah produksi
selsai dalam artian hanya sehari satu kali di hari biasa dan sehari dua kali jika menjelang
hari-hari besar seperti hari Ied.36
g)manajemen rantai pasokan, BRH sendiri dalam memenuhi kebutuhannya
(input) yaitu, bahan baku dan segala bahan pendukung yang diperlukan tidak hanya
memiliki satu pemasok saja akan tetapi empat pemasok. BRH dalam pemenuhan kebutuhan
akan bahan baku membelinya dari 4 pemasok,. Yaitu: Toko sembako Pak Yanto dan
Boxcall Pak Oji di dekat rumah, toko DUTA di Pasar Kuningan dan toko saniitas di
Cirebon.37 Pemasok pertama yaitu toko Pak Yanto yang berada di samping rumah.
Pemasok yang kedua yaitu berada masih dalam satu kecamatan namun beda desa tapi
dengan jarak yang masih dekat, yaitu Toko Boxcall milik Pak Oji, alasan berbelanja di toko
ini karena jaraknya yang dekat karena harga dengan toko lain yang berada di Cilimus
dengan jarak yang lebih jauh hanya berbeda sedikit. ketiga yaitu di Sanitas yang ada di Jln.
Pasuketan-Cirebon biasanya Pak Mahmud belanja bahan untuk kemasan di sini yaitu mika,
karena di rasa harga di Sanitas ini lebih murah dan lengkap (sesuai dengan yang
dibutuhkan). Dan yang terakhir itu, ada di dekat Toserba Terbit yaitu di Pasar Baru lebih
tepatnya Toko DUTA, yang menjadi tempat membeli coklat, perbandingan harga yang
sangat jauh dengan cirebon menjadikan beliau membeli disini yang harganya hanya Rp.
21.500 di Cirebon itu Rp. 28.000. dan di Kuningan yang menawarkan coklat ini (merk Pro-
Cho) hanya di toko DUTA.38
h) Persediaan Produk dan Bahan Baku, Berkaitan dengan persediaannya BRH
mempersiapkan persediaan untuk segala keperluan operasi BRH itu dengan waktu
berbelanja setiap satu minggu sekali, alasan yang diberikan Pak Mahmud dalam hal ini

35
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud Safari selaku pemilik BRH pada tanggal 21 Mei 2016
jam 16.25 WIB
36
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud Safari selaku pemilik BRH pada tanggal 21 Mei 2016
jam 16.30 WIB
37
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud Safari selaku pemilik BRH pada tanggal 18 Agustus
2016 jam 16.20 WIB
38
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud Safari selaku pemilik BRH pada tanggal 18 Agustus
2016 jam 16.20 WIB
11
karena waktu satu minggu di rasa sangat pas dan sesuai dengan kebutuhan dan kamampuan
dari BRH.39
i) Penjadwalan Produksi, Penjadwalan yang dilakukan di BRH itu dilakukan
dengan jangka yang pendek, yang penting setiap harinya dapat menghasilkan 20 pcs,
dengan prioritas utama adalah pemenuhan pesanan pelanggan yang telah melakukan
pemesanan. Dalam pemantauan yang dilakukan Pak Mahmud yaitu dengan cara mengecek
setiap pesanan yang ada, telah terselesaikan atau tidak dan tepat waktu atau tidaknya. Hasil
dari pemantauan inilah yang akan menjadi pertimbangan untuk membuat penjadwalan yang
baru ke depannya.40
j) Pemeliharaan, Alat atau mesin yang digukan di BRH sendiri yaitu mixer dan
oven dan alat lainnya, tentu saja memerlukan juga perawatan agar tetap dapat digunakan
dan bertahan lama. Perawatan yang dilakukan oleh Pak Mahmud itu dengan cara perawatan
darurat yaitu, memperbaiki kerusakan setelah ada kerusakan untuk alat besar, sedangkan
untuk alat kecil dilakukan perawatan prepentif maksudnya berkala. Dibedakanya perawatan
antara alat kecil dan besar oleh Pak Mahmud karena berkaitan dengan biaya, yaitu lebih
murah dengan kedua cara tersebut.41
Tinjauan Ekonomi Syari’ah Pada Penerapan ManajemenOperasi Home Indusrty
Boga Rasa Harum Desa KarangmuncangKec. Cigandamekar Kab. Kuningan
Perinsip Halal, dalam prinsip ini dapat dilihat dari 2 sisi yaitu: a) Dilihat dari sisi dzatnya,
BRH hanya mempunyai satu jenis produk yaitu blackforest namun dengan berbagai bentuk,
ukuran, dan tampilan yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan permintaan. Di dalam
pembuatan produknya BRH selalu berusaha menggunaakan bahan baku yang berkualitas
dan tentunya halal menjadi pertimbangan yang penting juga, halal dari segi dzat bahan
bakunya maupun cara mendapatkannya. Upaya untuk mendapatkan bahan baku yang
dilakukan BRH adalah dengan melakukan akad jual beli yang sesuai dengan syar’i karena
bahan baku yang diperlukan tidak dapat di ambil langsung dari alam.
Bahan baku yang digunakan BRH sama seperti usaha-usaha kue pada umumnya
yaitu : tepung terigu, baking powder, vanili, mentega, gula pasir pasta makanan, telur,
ovalet, cokelat, selai stroberi, ceri yang kemudian di kemas dengan menggunakan mika.
Menggunakan deretan bahan baku tersebut produk BRH dapat dikatakan halal dzatnya.42
b) Pada proses pembuatan produk BRH sendiri berusaha memperhatikan sanitasi
atau kebersihan, takutnya ada sesuatu hal yang bersifat kotor, jijik bahkan najis yang masuk
ke dalam adonan pada saat proses pembuatan berlangsung. Cara yang ditempuh oleh BRH
agar terwujudnya hal tersebut sebelum dan sesudahnya melakukan produksi, dilakukan
pembersihan terhadap tempat, peralatan dan juga cuci tangan.Sebagai pemiliki BRH Pak
Mahmud memang mengerti akan hal ini dan juga demi memberikan keyakinan akan

39
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud Safari selaku pemilik BRH pada tanggal 18 Agustus
2016 jam 16.30 WIB
40
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud Safari selaku pemilik BRH pada tanggal 11 September
2016 jam 16.00 WIB
41
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud Safari selaku pemilik BRH pada tanggal 11 September
2016 jam 16.30 WIB
42
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud selaku pemilik BRH pada tanggal 21 Juli 2016 jam 16.30
WIB
12
keamanan dari produknya Pak Mahmud telah mengantongi P-IRT ini dengan No.
206320801294.
Prinsip Keseimbangan, prinsip ini dapat dilihat dari: a) Menyesuaikan Jumlah Produk
Dengan Permintaan, Setiap melakukan produksi biasanya Pak Mahmud membuat 20
pcs/hari akan tetapi jumlah itu akan di perngaruhi yang telah dijelaskan di atas. Sama
halnya dengan produk (stok) pada bahan baku juga beliau hanya berbelanja seminggu
sekali itu pun seandainya persediaan habis sebelum seminggu maka Pak Mahmud akan
segera berbelanja bahan apa saja yang telah habis agar operasi BRH tidak terhenti. Dapat
terlihat dari pernyataan di atas bahwasannya Pak Mahmud tidak melakukan penimbunan
yang berlebihan yang nantinya mungkin akan adanya praktek pengoplosan yang dilarang
b) Kesesuaian Dengan Iklan dengan Produk, BRH dalam mengenalkan produknya
dengan cara informasi dari mulut ke mulut dan juga menggunakan media sosial. Dalam
mengiklankan produknya BRH tidak muluk-muluk dalam artian mengada-ada tentang
produknya, kepercayaan menjadi kunci dari terjadinya pembelian produk BRH ini dengan
menjelaskan sesuai keadaan dan kandungan yang ada pada produk. Hal tersebut akan
menciptakan sebuah kondisi dimana konsumen tidak merasa rugi dengan uang yang telah
dikeluarkannya.
c) Kesesuaian Pengeluaran Uang Dengan Manfaat Yang Di Dapat, komposisi
produk BRH yang dapat kita ketahui dari komposisinya, akan didapatkan berbagai manfaat
seperti karbohidrat untuk tenaga, kalsium untuk tulang, vitamin A untuk mata dan vitamin
E untuk kulit dan lainnya. Selain bermanfaat bagi tubuh dengan kandungan-kandungan
yang terdapat di dalam produk yang akan di dapat juga adalah rasa yang enak karena
menggunakan bahan baku yang berkualitas dan tidak adanya penggantian bahan baku
utama dengan yang lain. Misalnya saja menggati gula pasir dengan pemanis buatan yang
berbahya bagi kesehatan, jika hal ini dilakukan maka nilai kesimbangan ini akan hilang
disebabkan oleh tidak sesuainya apa yang di dapat konsumen.
d) Keseimbangan Waktu Pada Home Industry Boga Rasa Harum, BRH mempunyai
waktu kerja dalam setiap harinya adalah lima jam untuk pembuatan produk yaitu, dari jam
6 pagi sampai jam 12 siang yang dilakukan oleh Pak Mahmud (Pemilik) dan Ibu Wanti,
kemudian setelah menunaikan sholat dzuhur dilakukan pengiriman ke konter oleh Pak
Mahmud. Setelah pengiriman selesai Pak Mahmud akan kembali pulang dan menjaga toko
yang ada di rumahnya. Artinya ada pembagian waktu yang memang dilakukan oleh Pak
Mahmud agar terciptanya suatu keharmonisan hidup yaitu fid dunyā wal akhiroh.
Pekerja di BRH mempunyai waktu kerja sepuluh jam yaitu, dari jam 9 pagi sampai
jam 7 malam dipotong 30 menit di setiap waktu solat yang diberikan Pak Mahmud. Dalam
satu minggu pekerja tidak ada libur bukan tidak dikasih akan tetapi memang sudah
kesepakatan di awal kerja, dan pekerja menyanggupinya dengan alasan ini pekerjaan
utamanya, namun bukan berarti Pak Mahmud tidak memberi keringanan, jika memang ada
keperluan dibolehkannya untuk tidak membuka atau menjaga konter.
Prinsip Keadilan, prinsip ini dapat terlihat dari beberapa poin sebagai berikut: a)
Distribusi Home Industry Boga Rasa Harum, BRH adalah usaha kecil yang baru
mempunyai satu konter penjualan yang artinya hanya melakukan pendistribusian pada satu
tempat yang berada di Toserba Terbit Kuningan di Jln. Siliwangi. Keadan ini membuat Pak
Mahmud mempunyai waktu yang leluasa karena tidak adanya tuntutan keadilan antara satu
13
tempat dengan tempat yang lainnya. BRH sebagai usaha juga menerima jasa pemesanan
(pendistribusian langsung pada konsumen) jika pembeli ingin bentuk kue yang berbeda
karena untuk sebuah acara atau apapun itu, biasanya di BRH pesanan adalah prioritas
utama yang harus disegerakan dan juga sesuai urutan waktu pemesanan jika kebetulan
bersamaan dengan kata lain yang pertama memesan tidak akan diterakhirkan.
b) Pendapatan Home Industry Boga Rasa Harum, Keuntungan yang dapat di
kantongi oleh BRH memang tidak banyak namun cukup bagi penghidupan Pak Mahmud
sekeluarga, dan usaha terus berjalan sampai sekarang. Bagi Pak Mahmud keuntungan
keuntungan yang kecil tidak jadi masalah yang penting lancar, maka bukan menjadi alasan
bagi Pak Mahmud karena penghasilan kecil menjadi gelap mata dan tidak mensyukurinya,
karena beliau menyadari bahwa di dalam harta yang dimilikinya tersimpan hak orang lain
yang harus diberikan, oleh karena itu beliau selalu berusaha menyisihkan dari sedikit
penghasilannya untuk bersedekah dengan cara membuat makanan yang nantinya akan
diberikan pada satu majlis ta’lim yang bertempat di mushola Al-Munajati di Jln. Ciloa Desa
Timbang yang dikelola oleh Bapak Mamat Rahmat.
c) Harga Produk Home Industry Boga Rasa Harum, Kembali membahas produk,
BRH membandrol produk yang biasa di jualnya dengan harga mulai dari Rp. 10.000
sampai Rp. 65.000, sedangkan untuk pesanan disesuaikan dengan ukuran dan bentuk yang
diinginkan tentunya dengan harga yang berbeda pula artinya bukan tidak mungkin harga
yang telah dibandrol dapat ditawar lagi karena pada dasarnya sistem pemasaran BRH masih
tradisional. Produk dipatok dengan harga demikian karena telah disesuaikannya dengan
biaya-biaya bahan baku dan lainnya serta meperhatikan daya beli dari sasaran pasar yaitu
menengah ke bawah, menjadikan harga yang ditawarkan menggunakan harga pada
umumnya.43
d) Upah Pegawai Home Industry Boga Rasa Harum, BRH mempunyai pekerja
berjumlah tiga orang termasuk di dalamnya Pak Mahmud dan Ibu Wanti (keluarga), dan
Vera. Seorang pekerja tentu tidak serta merta bekerja kalau tidak adanya upah, upah yang
ditentukan di BRH adalah dengan kurun waktu per minggu di tambah dengan bonus yang
akan diterima Vera sebesar 2% dari total omset yang akan diterima tiap bulannya. Aturan
pengupahan ini telah diberitahukan sebelumnya oleh Pak Mahmud (awal masuk pekerja)
agar tidak adanya perasaan di dzolimi dan merasa tidak adil antara waktu dan tenaga yang
dikorbankan dengan upah yang diberikan.
Prinsip Kerjasama, dapat kita lihat prinsip ini dari: a) Distributor Home Industry Boga
Rasa Harum, Pemasok atau toko yang biasa menjadi langgan Pak Mahmud berbelanja
keperluaan BRH berjumlah 4 pemasok, dari ke-4 pemsdok ini tidak menerapkan akad yang
khusus pada kerja samanya hanya sebatas jual beli biasa yang sesuai dengan syari’ah
tentunya. Tidak adanya akad khusus yang diterapkan bukan tanpa alasan namun yang
dirasa sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan BRH adalah demikian.
b) Pekrja Home Industry Boga Rasa Harum, Kerja sama tidak hanya terdapat antara
hubungan BRH dan pemasok akan tetapi bisa juga dilihat antara BRH dengan pegawai
yang bekerja padanya. Pak Mahmud sebagai pemilik BRH (pemilik modal) dan Vera

43
Wawancara langsung dengan Pak Mahmud selaku pemilik BRH pada tanggal 21 Mei 2016 jam 16:55
WIB
14
(penjual) melakukan penjualan dengan ketentuan mendapatkan keuntungan yang berupa
gaji dan bonus yang diberikan kepada Vera, artinya ada akad yang disebut Ijarah.
c) Ijarah konter Home Industry Boga Rasa Harum, Berkaitan dengan penjualan,
BRH menjual produknya dengan menggunakan toko fisik (bukan online) yang berada di
Toserba Terbit, yang merupakan sebuah swalayan yang bekerja sama dengan BRH yang
menyediakan tempat sebagai lapak penjualan produk BRH. Kerja sama disini adalah sewa
menyewa (ijarah) adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan
penggantian.44BRH menempati posisi konter yang berada di samping pintu masuk di
Toserba Terbit menjadikan produk yang dijajakan dapat terlihat dengan jelas oleh orang-
orang yang berlalu-lalang (manfaat yang di dapat), hal itu diganti oleh Pak Mahmud dengan
membayar sewa sebesar Rp. 7.200.000/tahun.
Prinsip Maslahat, dilihat dari: a) Tujuan Produksi Home Industry Boga Rasa Harum,
Produk BRH biasanya di ambil sebelum jatuh tempo kadaluarsa dua hari, artinya masih
bisa dikonsumsi. Return (kue) ini tidak lantas dibuang akan tetapi biasanya diberikan
kepada tetangga yang mau. Sedangkan jika memang terlanjur kebablasan (lewat tempo),
maka kue akan dibuang namun kemasannya (mika) di ambil untuk nantinya dirongsokan,
dan limbah yang lainnya seperti cangkang terlur, plastik dibuang ket tempat sampah namun
tidak dengan cara membuang sembarangan akan tetapi melalui tempat sampah yang
disediakan oleh desa. Artinya dengan adanya BRH ini, tetangga bisa kebagian mencicipi
yang namanya blackforest dan limbah dari kemasanpun akan kembali menghasilkan uang
walaupun kecil.45
b) Nilai Syi’ar Pada Home Industry Boga Rasa Harum, Awal terlintas ide dari
mendirikan usaha kue ini karena melihat adanya peluang akan masyarakat yang
membutuhkan suatu perwujudan sebagai persembahan pada momen-momen berharga
seperti pernikahan dan ulang tahun, artinya jika kita lihat dari sisi syi’ar produk BRH ini
adalah untuk mengingatkan waktu yaitu ketika berulang tahun maka umur kita bertambah
dan berusaha terus berubah menjadi lebih baik.
c) Desain Produk Home Industry Boga Rasa Harum, Tampilan dari produk BRH
tidak menampilkan hal-hal yang menabrak nilai moral yang dapat merugikan baik diri
sendiri maupun orang lain, produk BRH adalah kue yang di kemas menggunakan mika
transparan yang menjadikan kue dapat terlihat dari luar kemasan namun tetap terlindung
dari debu, kotoran dan lainnya.46
Prinsip Pelarangan Riba, dilihat dari: a) Modal Home Industry Boga Rasa Harum, Telah
sedikit disinggung di atas bahwa modal yang digunakan oleh BRH tidak diperoleh dari
peminjaman pada instansi keuangan dengan kata lain modal sendiri. Tidak melakukan
peminjaman oleh Pak Mahmud adalah takut tidak bisa mengembalikanya lagi, dari situ juga
dapat dikatakan sebagai penghindaran dari riba yaitu bunga bank.
Namun modal tidak hanya dilihat dari uang, tapi juga rumah atau bangunan sebagai
tempat usaha juga merupakan modal. Pak Mahmud mempunyai satu rumah yang menjadi
tempat usaha dan sekaligus tempat tingga, rumah yang berada di PERUM GRAHA MAS
Desa Karangmuncang ini diperoleh dengan cara kredit, yang alur pembayarannya mau
tidak mau melewati bank, dan penulis beranggapan bahwa pada bank itu terdapat riba. Hal
44
TM. Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, (Semarang: Pustaka Rizqi Putra. 1997), 94.
45
Observasi langsung pada BRH tanggal 5 Nopember 2016
46
Observasi langsung pada BRH tanggal 27 September 2016
15
ini menjadikan modal dari BRH telah terkontaminasi oleh sesuatu yang diharamkan yaitu
riba.
b) Transaksi Yang Dilakukan Home Industry Boga Rasa Harum, Setiap kegiatan
ekonomi akan selalu ada yang namanya transaksi, khusus disini adalah transaksi dengan
pembeli sebagai pemanfaat. Transaksi yang dilakukan BRH ada dua cara yaitu, transaksi
tradisional dan transaksi dengan cara ishtiṣn’a.Pada transaksi tradisonal yaitu, pembeli dan
penjuala bertemu langsung pada sebuah tempat tentunya pembeli dapat melihat produk
yang hendak dibelinya. Sedangkan ishtiṣn’a yaitu,melakuakan pemesanan namun dengan
ketentuan bahan baku berasal dari pembuat 47, adapun pembayarannya bisa di awal, tengah,
akhir, bahkan di cicil. Akan tetapi kebijakan yang diterapkan oleh BRH adalah
mengharuskan adanya DP berapapun sebagai tanda jadi.48
c) Harga Produk Home Industry Boga Rasa Harum, Transaksi tentu akan berkaitan
dengan harga, di atas telah sedikit mengupas harga produk dari BRH ini, penentuan harga
produk dilakukan dengan cara menghitung biaya operasi termasuk didalamnya bahan baku.
Harga yang di patok BRH adalah harga yang wajar jika dilihat dari produk yang sama yang
di jual di Toserba Terbit, dilihat dari bahan baku yang digunakan juga. Artinya uang yang
dikeluarkan pembeli akan sesuai dengan apa yang dibeli.

KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan penelitian terhadap penerapan manajeman operasi pada Home
Industry Boga Rasa Harum maka dapat di simpulkan. Pertama, Home industry Boga Rasa
Harum telah menerapkan sepuluh aspek manajemen operasi yaitu mutu barang dengan
hanya menggunakan bahan yang berkualitas, desain produk dengan cara memberikan harga
yang murah dengan rasa yang enak, desain proses dan kapasitas yaitu dengan menggunakan
fokus produk, seleksi lokasi terletak di dekat pemasok, desain tata letak menyesuaikan
ruang yang disediakan, manusia dan sistem kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
dibuat fleksibel, manajemen rantai pasokan mencari pemasok yang harganya murah dan
jarak yang dekat, persediaan produk dan bahan baku yang disesuaikan dengan permintaan,
penjadwalan produksi dan pemeliharaan peralatan yang disesuaikan dengan kondisi. Ke
dua,Home Industry Boga Rasa Harum telah menerapkan nilai-nilai Islam pada manajemen
operasinya, yaitu prinsip halal, prinsip keseimbangan, prinsip keadilan, prisip kerja sama,
prinsip maslahah. Namun pada prinsip pelarangan riba BRH tidak melaksanakannya secara
menyeluruh, karena adanya unsur riba pada modal yang dipergunakan BRH yaitu bangunan
yang berupa rumah tempat beroprasinya BRH.

DAFTAR PUSTAKA
Abbas,Anwar,Dasar-dasar Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum,
UIN Syahid, 2009.
47
Tim Pengembangan Perbankan Syari’ah Institut Bankir Indonesia, Bank Syari’ah : Produk dan
Implementasi Operasional, (Jakarta: Djambatan: 2001), 126.
48
Observasi langsung pada BRH tanggal 27 September 2016
16
Adi,M. Kwartono,Analiis Usaha Kecil dan Menengah, Yogyakarta: C.V Andi, 2007.
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
P3EI, Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008
Amalia,Euis, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Ash Shiddieqy,TM. Hasbi, Pengantar Fiqh Muamalah, Semarang: Pustaka Rizqi Putra.
1997.
Haming,Murdifin, Mahfudz Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern “ Operasi
Manufaktur dan jasa”, jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.
Inayati,Dina, “ Mnajemen Operasional Pamella Swalayan Umbulharjo II Kota Yogyakarta
”, (Skripsi, Manajemen Dakwah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2009)
Jay Heizer,Barry Render, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Jakarta: Salemba Empat,
2001.
Juliqah,Ani, “Implementasi Sisitem Produksi Secara Islami Pada Makanan & Minuman Di
UMKM Karya Bakti Makanan & Minuman Rembang” (Skripsi, Jurusan Ekonomi
Islam, UIN Walisongo Semarang.2015)
K.Amiruddin, “Konsep Produksi Dalam Tinjauan Sosiologi Ekonomi”, (Jurnal Ekonomi
Islam, Jurusan Ekonomi Islam, UIN Alauddin)
Maysaroh, “Manjemen Operasional Pro-U Media Yogyakarta” (Skripsi, Manajemen
Dakwah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2016)
Moleong,Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif,Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006.
Muhammad, Ekonomi Mikro Dalam Persepektif Ekonomi Islam,Yogyakarta: BPFE
YOGYAKARTA, 2004.
Nazir,Moh,Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003.
Nugroho,Marno, “Model Peningkatan Kinerja Operasional melalui Praktek –praktek
Manjemen Kualitas Pada Industri Kecil menengah (IKM) di Kota Semarang”
(Jurnal Ekonomi, Jurusan Ekonomo, UNISSULA. 2015)
P. Tampubolon,Manahan, Manajemen Operasional, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.
Render,Barry, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, Jakarta : Salemba Empat,
2001.
Rosyad Shaleb,Abd, Manajemen Dakwah Islam,Jakarta: PT Bintang Bulan, 1993.
Stainton, R. S. Operasional Riset dab Aplikasinya dalam Manajemen,Jakarta: PT. Bina
Aksara, 2005.
Sentono,Suryadi Prawiro,Manajemen Operasi Analisis dan Study Kasus,.Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2007.
Suprayanto, kewirausahaan. Bandung: Alfabeta, 2013.
Tambunan,Tulus,usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu,Jakarta: PT.
Salemba Empat.2002.
Terry,G.R. Prinsiple Of Manajement.Bandung: Penerbit Alumni, 2003.
Tim Pengembangan Perbankan Syari’ah Institut Bankir Indonesia, Bank Syari’ah : Produk
dan Implementasi Operasional, Jakarta: Djambatan: 2001.
Zainarti, Manajemen Islam Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Iqra’, Dosen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN-SU, 2014.

17

Anda mungkin juga menyukai