Anda di halaman 1dari 9

Hastin Umi Anisah/Universitas Lambung Mangkurat/hastin_umi@yahoo.

com
Penerapan Nilai-Nilai Kewirausahaan Islami dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing UMKM

PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN ISLAMI DALAM


MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING UMKM
Hastin Umi Anisah
FE Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Jl. Trans Kalimantan Komplek Handil Bhakti Indah Jalur 1 No.6 Kel. Berangas Kec. Alalak Barito Kuala
Kaliamantan Selatan
Email: hastin_umi@yahoo.com
Abstract
The aim of this study is to study the relationship between Islamic entrepreneurship and competitive
advantage on small medium enterprises (SMEs). Theoretically, this study sees unification between Islamic
entrepreneurship and competitive advantage. This study focus exclusively on Islamic entrepreneurship.
The design of this research is qualitative methods with phenomenology approach. Target population of this
research is SMEs in Handil Bhakti Barito Kuala, South Kalimantan. Participants are small trader who have
had business in fruits and foods. The qualitative approachwere interviewed five (5) participants from the key
person who experience in fruits and foods business.To analyzed in qualitative approach by Miles and
Huberman Model.
The research findings demonstrate that Islamic entrepreneurship has influenced and improved to the
competitive advantage of SMEs. Future studies are expected to develop this topic further. The focus on this
topic has the potential to enrich theory about Islamic entrepreneurship which play important role in
improving success of SMEs.
Key Words: Islamic Entrepreneurship, Competitive advantage, Small-to-medium Enterprises (SMEs).
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kewirausahaan Islami dan keunggulan bersaing
di Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Secara teori penelitian ini melihat keunikan antara
kewirausahaan Islami dan keunggulan bersaing. Penelitian ini fokus kewirausahaan islami.
Desain penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Target populasi dalam
penelitian ini adalah UMKM (pedagang kecil) di Handil Bhakti Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedagang kecil makanan dan buah-buahan.
Pendekatan kualitatif dengan melibatkan 5 informan dari informan kunci yang berpengalaman dalam usaha
makanan dan buah-buahan. Analisa yang digunakan dalam pendekatan kualitatif adalah dengan
menggunakan model Miles dan Huberman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kewirausahaan Islami terbukti berpengaruh dan meningkatkan
keunggulan bersaing UMKM. Penelitian yang akan datang diharapkan bisa mengembangkan topic
penelitian ini. Focus dalam penelitian ini sangat berpotensi untuk dikembangkan yang berhubungan dengan
teori kewirausahaan Islami yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan keberhasilan UMKM.
Kata Kunci: Kewirausahaan Islami, Keunggulan Bersaing, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Hastin Umi Anisah/Universitas Lambung Mangkurat/hastin_umi@yahoo.com


Penerapan Nilai-Nilai Kewirausahaan Islami dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing UMKM

1.

Pendahuluan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga di negara-negara maju seperti AS, Eropa dan Jepang.
UMKM juga mempunyai peran yang sangat penting untuk perekonomian Indonesia dalam pembangunan
perekonomian di daerah yang langsung menyentuh masyarakat menengah ke bawah. Peranan UMKM dalam
membangun perekonomian di Indonesia sangat penting seperti untuk mengurangi kemiskinan, mengurangi
pengangguran, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat kecil menengah.
Krisis ekonomi yang pernah melanda negara-negara seperti AS pada tahun 2008, Yunani dan Eropa secara
tidak langsung berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Kasali (2008) menyatakan bahwa cepat atau
lambat dampak krisis ekonomi akan dirasakan oleh UMKM. Lebih lanjut Kasali menyarankan UMKM saat ini
sangat perlu melakukan strategi proaktif untuk menghadapi gempuran krisis ini. Strategi bersaing bertujuan
untuk menegakkan posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan yang
menentukan persaingan industri. Ada dua jenis dasar keunggulan bersaing (competitive advantage) yaitu
keunggulan biaya dan diferensiasi. Keunggulan bersaing didalam suatu industri dapat ditingkatkan dengan kuat
oleh antar hubungan dengan unit-unit perusahaan yang bersaing didalam industri-industri terkait (Porter, 1992).
Bacon and Hofer (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perusahaan baru harus mengadopsi strategi
low-cost untuk mengembangkan kompetensinya untuk mencapai keunggulan bersaing terhadap pesaingnya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil yaitu kemampuan wirausaha dalam
menjalankan usahanya. Oleh karena itu, agar usaha kecil yang dijalankan dapat berhasil dengan baik,
wirausaha diharapkan mempunyai kemampuan dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen.
Orientasikewirausahaan (entrepreneurial orientation) menunjuk kepada proses kewirausahaan, yakni bagaimana
kewirausahaan dilaksanakan, yang meliputi metode, praktik, gaya pembuatan keputusan yang digunakan untuk
mengambil tindakan secara wirausaha(Lee dan Peterson, 2000: 45).
Berdasarkan data BPS (2006) jumlah UMKM di Kalimantan Selatan pada tahun 2006 tercatat sebanyak
394.212 unit atau 99.8% dari total unit usaha yang ada (394.749 unit). Dari jumlah tersebut unit usaha yang
tergolong usaha mikro sebanyak 329.019 unit, usaha kecil sebanyak 62.915 unit dan usaha menengah sebanyak
2.187 unit. Adapun tenaga kerja yang terserap oleh UMKM seluruhnya berjumlah 753.994 jiwa dengan
perincian 524.657 jiwa pada usaha mikro, 149.315 jiwa pada usaha kecil dan 29.994 jiwa pada usaha menengah
(Dinas Koperasi dan UMKM Prop. Kalsel, 2006).
Di Kabupaten Barito Kuala jumlah pedagang kecil cukup banyak yang bergerak disektor makanan dan
buah-buahan yang terpusat di sepanjang jalan Handil Bhakti memiliki karakteristik yang khas yaitu memiliki
budaya Banjar dengan prinsip (semboyan) haram manyarah waja sampai ka puting yang artinya perjuangan
yang tidak mengenal menyerah, dan dengan tekad baja mencapai tujuan hingga akhir yang lebih kohesif yang
dipengaruhi dengan nilai-nilai ajaran Islam dan struktur organisasi yang lebih sederhana serta jumlah lini produk
dan pelanggan yang lebih terbatas. Kedua karakteristik tersebut dapat memperkuat kemampuannya untuk
melakukan orientasi pasar (Pelkam dan Welson, 1996). Selain itu masyarakat Banjar dalam melakukan aktivitas
baik itu aktivitas dalam kehidupan sehari hari maupun aktivitas untuk berbisnis disandarkan kepada nilai-nilai
Islam (kewirausahaan Islami), sehingga nilai-nilai Islam terinternal dalam etos kerja masyarakat Banjar, yang
dalam penelitian ini lebih digali dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Daud (2000) menyatakan
bahwa etnis Banjar mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) Berkeyakinan bahwa ia harus berjuang agar
tetap hidup dan harus bekerja agar hidup sejahtera. (2) Masyarakat Banjar lebih tradisional, belum menerima
pandangan yang rasional yang mengharuskan mereka melepaskan diri dari kungkungan magis dan menerima
anggapan bahwa kejujuran merupakan andalan.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Kewirausahaan Islami
Islam merupakan agama yang mengatur kehidupan manusia baik didunia maupun di akhirat. Agama Islam
merupakan agama yang integral yang mengatur semua urusan manusia sehingga Islam sangat memandang
penting pemberdayaan umat, maka Islam memandang bahwa bekerja atau berwirausaha merupakan bagian
integral dalam Islam. Ambroise (1993) menjelaskan bahwa nilai merupakan daya pendorong atau prinsip-prinsip
atas pola berpikir, sikap-sikap, dan pola tingkah laku. Lebih lanjut Ambroise (1993) menyimpulkan nilai-nilai
juga ditanamkan pada seorang pribadi dalam suatu proses sosialisasi, melalui sumber-sumber yang berbeda:
keluarga, lingkungan sosialnya yang terdekat dan masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan, agama, media
massa, tradisi-tradisi, kelompok, kelompok sebaya tertentu dan sebagainya.
Islam juga mengajarkan keharusan untuk berwirausaha. Sifat-sifat dasar dalam berwirausaha terdapat dalam
ayat-ayat alquran serta hadis-hadis Rasulullah Saw. Berikut ayat-ayat dalam alquran yang terdapat keharusan
untuk berwirausaha atau bekerja:
Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper "Improving Performance by Improving
Environment" 2012
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
Page |2

Hastin Umi Anisah/Universitas Lambung Mangkurat/hastin_umi@yahoo.com


Penerapan Nilai-Nilai Kewirausahaan Islami dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing UMKM

1.

Surah Al-Jumuah (62) ayat 10, Allah SWT berfirman:

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah
dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Tafsir Ibnu Katsir Ar-Rifai (2000:704-705) menjelaskan bahwa maksud dari Allah Taala berfirman
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah, yaitu
ketika Allah melarang mereka berjual beli ketika terdengar kumandang azan dan memerintahkan mereka untuk
berkumpul, maka Allah mengizinkan kepada mereka, bila kewajiban Jumat telah usai, untuk bertebaran kembali
di muka bumi dan mencari karunia Allah. Selanjutnya Allah SWT berfirman, Dan ingatlah Allah banyakbanyak supaya kamu beruntung, yaitu dikala membeli dan menjual, dikala mengambil dan memberi, hendaklah
kamu berdzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya dan janganlah kesibukan dunia melalaikan kamu dari sesuatu
yang mendatangkan manfaat kepadamu di hari akhirat. Itulah sebabnya diterangkan dalam sebuah hadits,
Barangsiapa yang masuk ke dalam satu pasar, kemudian ia mengucapkan, Tidak ada Tuhan selain Allah Yang
Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nyalah segala puji. Dan Dia berkuasa atas segala sesuatu, maka Allah
akan mencatatkan baginya sejuta kebaikan dan akan menghapuskan darinya sejuta keburukan.
2.

Surah An-Najm (53) ayat 39-41, Allah SWT berfirman:

Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan
bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya
dengan balasan yang paling sempurna.
Tafsir Ibnu Katsir Ar-Rifai (2000:517) menjelaskan bahwa tidak akan dibebankan kepadanya dosa orang lain,
demikian pula dia tidak akan mendapatkan pahala melainkan dari apa yang telah diusahakan oleh dirinya
sendiri.
3. Islam memang menuntun sekaligus menuntut umatnya untuk berkerja keras, yang terdapat di dalam
berbagai ayat dan hadist. Seperti yang terdapat dalam al-quran Surah An-naba (78) ayat 11, Allah SWT
berfirman:

Artinya Dan Kami jadikan waktu siang untuk mencari penghidupan,


Tafsir Ibnu Katsir Ar-Rifai (2000:894-895) menjelaskan bahwa Allah SWT telah menjadikan siang itu cerah
dan terang, agar umat manusia dapat pulang pergi untuk mendapatkan penghidupan mereka.

4. Surah Al-Baqarah (2) ayat 29, Allah SWT berfirman:

Artinya: Dialah Allah yang menciptakan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju
langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
5.

Surah Hud (11) ayat 61

...

Artinya: ...Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya.
Maksudnya adalah manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.
Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper "Improving Performance by Improving
Environment" 2012
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
Page |3

Hastin Umi Anisah/Universitas Lambung Mangkurat/hastin_umi@yahoo.com


Penerapan Nilai-Nilai Kewirausahaan Islami dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing UMKM

6. Islam mengajarkan kepada manusia untuk melakukan perubahan pada masalah-masalah muamalah, termasuk
peningkatan kualitas kehidupan seperti yang terdapat di dalam surah Ar-Rad (13) ayat 11, Allah SWT
berfirman:

Artinya: ...Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum hingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri...
Tafsir Ibnu Katsir Ar-Rifai (2000:906) menjelaskan bahwa Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibrahim, dia
berkata: Allah mewahyukan kepada salah seorang nabi Bani Israel: Katakanlah kepada kaummu, Tidaklah
penduduk suatu negeri dan tidaklah penghuni suatu rumah yang berada dalam ketaatan kepada Allah, kemudian
mereka beralih kepada kemaksiatan terhadap Allah melainkan Allah mengalihkan dari mereka apa yang mereka
cintai kepada apa yang mereka benci. Kemudian Ibrahim berkata: Pembenaran atas pernyataan itu terdapat
dalam kitab Allah, Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah apa
yang ada pada diri mereka sendiri.
7.
Islam mengajarkan kepada manusia untuk tidak berbuat curang seperti dalam Surah Ar-Rahman (55) ayat
9, Allah SWT berfirman:

Artinya: Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.
Tafsir Ibnu Katsir Ar-Rifai (2000:540) menjelaskan bahwa Allah SWT berfirman Dan tegakkanlah timbangan
itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu, akan tetapi timbanglah dengan benar dan adil. Hal
ini seperti firman-Nya, Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. (asy-Syuara (42): 182)
8. Islam menganjurkan kepada manusia untuk tidak berbuat curang dan tidak pula memberi mudharat pada
orang lain, seperti yang terdapat dalam surah Al-Mutaffifin (83) ayat 1-3, Allah SWT berfirman

Artinya: Kecelakaanlah yang besar bagi orang-orang yang curang.

Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi.

Artinya: dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
Tafsir Ibnu Katsir Ar-Rifai (2000:931-932) menjelaskan bahwa Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
curang. Yang dimaksud dengan tathfif didalam ayat ini adalah berbuat curang dalam menimbang dan menakar,
dengan menambah bila minta timbangan dari orang lain, atau bisa juga dengan mengurangi bila memberikan
timbangan kepada orang lain. Itulah Allah SWT menjelaskan bahwa orang-orang yang curang akan ditimpa
wail, yaitu kerugian dan kebinasaan, dengan firman-Nya, Orang-orang yang apabila menerima takaran dari
orang lain mereka minta dipenuhi, yaitu mereka mengambil hak mereka dengan sempurna dan tambahannya.
Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Padahal sesungguhnya,
Allah Taala telah memerintahkan agar menimbang dan menakar dengan sempurna, yaitu firman-Nya, Dan
sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih
utama dan lebih baik akibatnya.
9.
Islam mengajarkan kepada manusia bahwa sebuah karya usaha haruslah dibangun dengan berkelanjutan,
bukan hanya untuk sesaat atau untuk kepentingan individu, melainkan untuk jangka waktu yang lebih panjang
dan bagi generasi-generasi selanjutnya seperti dalam surah An-Nisaa (4) ayat 9, Allah SWT berfirman:

Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper "Improving Performance by Improving


Environment" 2012
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
Page |4

Hastin Umi Anisah/Universitas Lambung Mangkurat/hastin_umi@yahoo.com


Penerapan Nilai-Nilai Kewirausahaan Islami dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing UMKM

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Tafsir Ibnu Katsir Ar-Rifai (2000:656-657) menjelaskan bahwa Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari
Ibnu Abbas, dia berkata, Ayat ini berkaitan dengan seseorang yang menjelang ajal. Ada orang lain yang
mendengar orang itu menyampaikan wasiat yang menyengsarakan ahli warisnya, maka Allah Taala menyuruh
orang yang mendengar wasiat itu agar bertakwa kepada Allah, meluruskan dan membenarkan orang yang
berwasiat serta memperhatikan ahli warisnya yang tentunya dia ingin berbuat baik kepada mereka dan khawatir
jika dia membuat mereka terlantar.
Nilai-nilai kewirausahaan atau sifat-sifat dasar kewirausahaan juga banyak terdapat dalam hadits Rasulullah
Saw (Tasmara, 2002; Pareno, 2001; Yusanto & Widjajakusuma, 2002), yaitu:
1. Hadis riwayat Tabrani dan Baihaki, Rasulullah Saw berkata Bahwa Allah sangat mencintai orang-orang
mukmin yang suka bekerja keras dalam usaha mencari mata pencaharian.
2. Hadis riwayat Tabrani dan Baihaki juga menyatakan bahwa Rasulullah Saw berkata Seseorang yang letih
karena berkerja keras ia akan diampuni Allah.
3. Selanjutnya dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah Saw berkata Tidak ada satupun makanan yang lebih
baik daripada yang dimakan dari hasil keringat sendiri.
4. Hadis riwayat Turmudzi dan Ibnu Majah menjelaskan mengenai balasan yang luar biasa bagi seorang
entrepreneur muslim, sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad Saw bahwa: Pedagang yang jujur dan
amanah (akan ditempatkan) di surga bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada.
5. Hadis riwayat Ath-Thabrani, Rasulullah Saw mengatakan bahwa: Semua nabi yang terdahulu, sebelum
aku, menyibukkan diri mereka dengan berburu dan berpergian (di gurun pasir dan hutan-hutan) karena
dengan jalan ini mereka dapat memperoleh penghidupan. Mengenai shalat berjamaah, cukuplah bagi
kamu, jika kamu mencintai jamaah, mencintai orang-orang yang shalat berjamaah, mencintai asma Allah,
dan berkeinginan untuk memperoleh nafkah yang halal untuk keluarga. Semua itu cukup untuk
menggantikan ketidakhadiranmu dari berjamaah. Hendaklah kamu berusaha untuk memperoleh nafkah
yang halal bagi keluargamu, sebab itu sama saja dengan berjuang di jalan Allah.
6. Hadis riwayat Ath-Thabrani juga menyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda: Kalau dia bekerja untuk
menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, itu adalah fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi
kedua orang tuanya yang lanjut usia, itu adalah fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya
sendiri agar tidak meminta-minta, itu juga fi sabilillah.
7. Hadis riwayat Bukhari, Nabi Muhammad Saw berkata bahwa Sungguh seandainya salah seorang di antara
kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian pergi ke gunung kemudian kembali memikul seikat kayu
bakar dan menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik
daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka member maupun tidak.
8. Hadis riwayat Al-Bazzar, diriwayatkan bahwa pernah suatu saat Rasulullah ditanya oleh para sahabat;
Pekerjaan apa yang paling baik ya Rasulullah? Beliau menjawab; Seseorang bekerja dengan tangannya
sendiri dan setiap jual beli yang bersih.
Islam mengajarkan kepada manusia agar berupaya secara sungguh-sungguh untuk bermanfaat bagi
orang lain seperti yang terdapat dalam:
9. Hadis riwayat Ath-Thabrani, Rasulullah Saw berkata: Manusia terbaik adalah manusia yang bermanfaat
bagi orang lain. Siapa yang membantu seseorang untuk menyelesaikan kesulitan di dunia, niscaya Tuhan
akan melepaskannya dari kesulitan di hari kemudian.
10. Hadis riwayat Baihaqi, Nabi Muhammad Saw berkata: Siapa yang menyayangi seseorang di dunia, maka
Yang Di Langit akan menyayanginya.
11. Hadis riwayat Muslim, Nabi Muhammad Saw berkata: Tidak disebut seseorang itu beriman sebelum ia
menyayangi saudaranya sebagaimana ia menyayangi dirinya sendiri.
Islam mengajarkan bahwa sebuah karya usaha haruslah dibangun dengan berkelanjutan, bukan hanya
untuk sesaat atau untuk kepentingan individu, melainkan untuk jangka waktu yang lebih panjang dan bagi
generasi-generasi selanjutnya seperti dalam:
12. Hadis riwayat Muslim, Rasulullah Saw berkata: Bekerjalah kamu untuk dunia seolah-olah engkau akan
hidup selama-lamanya, dan bekerjalah untuk akhirat, seolah-olah kamu akan mati esok hari.
13. Hadis riwayat ath-Thabrani, Rasulullah Saw berkata: Sekiranya kamu tahu bahwa engkau akan mati esol
hari, silakan kamu menanam kurma hari ini.
Islam menempatkan aktifitas perdagangan dalam posisi yang amat strategis di tengah kegiatan manusia
Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper "Improving Performance by Improving
Environment" 2012
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
Page |5

Hastin Umi Anisah/Universitas Lambung Mangkurat/hastin_umi@yahoo.com


Penerapan Nilai-Nilai Kewirausahaan Islami dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing UMKM

mencari rejeki dan penghidupan, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw dalam:
14. Hadis riwayat Ahmad, Nabi Muhammad Saw berkata bahwa Perhatikan olehmu sekalian, sesungguhnya
perdagangan itu di dunia ini adalah Sembilan dari sepuluh pintu rezeki.
15. Rasulullah menceritakan bahwa Allah SWT memberitahu kepadanya melalui wahyu (Hadis Qudsi): Hai
Muhammad, Aku berikan untuk semua manusia 10 pintu rejeki, satu pintu lagi buat yang lain.
Masih banyak ayat dalam alquran dan hadis yang menganjurkan umat Islam untuk berwirausaha atau untuk
bekerja. Islam mengajarkan bahwa bekerja dan berusaha termasuk berwirausaha merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia, karena keberadaan manusia sebagai khalifah fil ardh yang dimaksudkan
untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik (QS. Hud (11) ayat 61), Allah SWT
berfirman:
...

Artinya: Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya.
Menurut Tasmara (2002) setelah mengemukakan sejumlah ayat dalam Al-quran dan mengutip beberapa
hadis pada gilirannya sampai pada kesimpulan bahwa apabila seorang muslim ingin berhasil didalam
pekerjaannya harus memiliki apa yang disebutnya sebagai etos kerja muslim. Ciri-ciri etos kerja muslim
tersebut, merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan wirausaha muslim, adalah sebagai berikut:
menghargai waktu; memiliki moralitas yang bersih (ikhlas); memiliki jiwa yang jujur; memiliki komitmen
(aqidah, aqad, dan Itiqad); istiqamah, kuat pendirian; disiplin; konsekuen dan berani menghadapi tantangan;
memiliki sikap percaya diri; kreatif; bertanggung jawab; bahagia karena melayani; memiliki harga diri; memiliki
jiwa kepemimpinan (leadership); berorientasi ke masa depan; hidup berhemat dan efisien; memiliki jiwa
wiraswasta (entrepreneurship); memiliki insting bertanding dan bersaing (Fastabiqul khairat); keinginan untuk
mandiri (independent); belajar dan haus mencari ilmu; memiliki semangat perantauan; memperhatikan
kesehatan dan gizi; angguh dan pantang menyerah; berorientasi pada produktivitas; memperkaya jaringan
silaturrahmi; memiliki semangat perubahan (spirit of change); dan memperkaya jaringan silaturrahmi
Aulia (1996) dalam Pareno (2001) menyusun daftar pengaruh yang membuat pengusaha menjadi sukses,
yaitu:
1. Mengetahui ilmu sehingga berusaha untuk mensahkan jual beli dan muamalah-muamalah yang dapat
dipelajari dari kitab-kitab fiqih.
2. Menghindari diri dari riba, menipu, menganiaya, berdusta, berkhianat, menjual barang-barang yang
diharamkan dan lain-lain.
3. Memperbanyak bersyukur kepada Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.
4. Menjaga dan memelihara waktu-waktu shalat.
5. Hendaknya bersifat takwa, zuhud, sabar, tawadhu (rendah hati), benar, jujur, dan amanat.
6. Menunaikan zakat dan memperbanyak sedekah.
7. Hendaklah berlaku adil dan ihsan dalam muamalah.
8. Berniatlah dengan niat yang baik, yakni berusaha untuk bekal amal-amal akhirat, jangan berniat untuk
bermegah-megahan, pamer, riya, takabur.
9. Perbanyaklah berzikir mengingat Allah selama dalam berniaga.
10. Pengeluaran hendaknya lebih kecil daripada pemasukan.
11. Membelanjakan uangnya sekadar menurut status sosialnya di masyarakat, dan selebihnya disimpan.
12. Hendaklah membeli apa yang dibutuhkan, bukan apa yang diinginkan.
13. Jangan biasakan berutang jika tidak penting sekali.
14. Mempunyai daftar khusus tentang pengeluaran dan pemasukan.
15. Hendaklah memperhatikan apa yang dibeli, kekuatan dan keindahannya.
Berikut ini instrumen untuk mengukur kewirausahaan Islami ini yang dikembangkan berdasarkan pada hasil
eksplorasi terhadap ayat-ayat dalam Alquran dan hadist Nabi Muhammad saw. yang berkenaan dengan
kewirausahaan Islami yang telah disarikan oleh Tasmara (2002) mengenai membudayakan etos kerja Islami dan
penelitian pendahuluan yang telah dilakukan serta diilhami oleh faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
wirausaha muslim yang diulas oleh Pareno (2001), yang terdiri dari: kemauan berbuat, kreativitas, inovasi, jujur,
tanggungjawab, amanah, disiplin, ulet, bekerja keras, suka bersyukur, mengejar hasil; dan berani mengambil
resiko serta suksesi usaha keluarga.
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing
Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper "Improving Performance by Improving
Environment" 2012
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
Page |6

Hastin Umi Anisah/Universitas Lambung Mangkurat/hastin_umi@yahoo.com


Penerapan Nilai-Nilai Kewirausahaan Islami dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing UMKM

Strategi bersaing adalah pencarian akan posisi bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri, arena
fundamental tempat persaingan terjadi. Strategi bersaing bertujuan untuk menegakkan posisi yang
menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan yang menentukan persaingan industri.
Ada dua jenis dasar keunggulan bersaing (competitive advantage) yaitu keunggulan biaya dan diferensiasi.
Keunggulan bersaing didalam suatu industri dapat ditingkatkan dengan kuat oleh antar hubungan dengan unitunit perusahaan yang bersaing didalam industri-industri terkait (Porter, 1994). Bacon and Hofer (2003) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa perusahaan baru harus mengadopsi strategi low-cost untuk mengembangkan
kompetensinya untuk mencapai keunggulan bersaing terhadap pesaingnya.
Menurut Hitt, dkk (1997:8), daya saing nasional (national competitiveness) adalah tingkat sampai sejauh
mana suatu negara dapat memenuhi permintaan pasar internasional dalam memproduksi barang dan jasa,
sementara itu juga mempertahankan atau meningkatkan pendapatan riil penduduknya. Dengan analogi ini maka
dapat dikatakan bahwa daya saing usaha kecil adalah tingkat sampai sejauh mana suatu perusahaan dapat
memenuhi permintaan pasar, baik domestik maupun internasional, dalam memproduksi barang dan jasa, dengan
tetap mempertahankan atau meningkatkan pendapatan perusahaan dan karyawannya.
Porter (1992) memberikan suatu strategi dalam menghadapi persaingan yang dikenal sebagai strategi persaingan
generik (Generic Competitive Strategies). Strategi persaingan generik didasarkan atas analisis posisi dari suatu
perusahaan dalam industri, apakah keuntungan perusahaan berada di atas atau di bawah rata-rata industri. Suatu
perusahaan yang baik akan mempunyai tingkat pendapatan yang tinggi walaupun struktur industri kurang
menguntungkan dan rata-rata tingkat keuntungan industri adalah sedang. Jika demikian maka perusaha an itu
mampu menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage). Untuk
mencapai hal ini, perusahaan dapat memiliki dua tipe dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah atau
diferensiasi. Dua tipe dasar keunggulan bersaing yang dikombinasi dengan bidang kegiatan yang dicari untuk
dicapai oleh suatu perusahaan menuju ke arah tiga persaingan generik untuk mencapai kinerja di atas rata-rata
industri, yaitu kepemimpinan biaya (cost leadership), diferensiasi, dan fokus. Kekuatan atau kelemahan yang
secara signifikan dimiliki oleh sebuah perusahaan pada akhirnya merupakan suatu fungsi dari dampak biaya
relatif dan diferensiasi. Implikasi strategi generik Porter pada industri kecil, adalah bagaimana usaha kecil
beroperasi dengan biaya rendah atau diferensiasi dalam hal pelayanan.
3.

Kerangka Konsep Penelitian


Penelitian ini pada prinsipnya berusaha mencari penjelasan tentang hubungan dan pengaruh antara variabel
kewirausahaan Islamiyang mempengaruhi keunggulan bersaing dari pedagang kecil di sepanjang Sepanjang
Jalan Trans Kalimantan Handil Bhakti Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan. Faktor budaya Banjar dapat
berpengaruh secara langsung terhadap kewirausahaan Islami, strategi, kinerja dan keunggulan bersaing IKM,
serta berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja kecil dan keunggulan bersaing IKM melalui
kewirausahaan Islami dan strategi.

3.1 Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka Konseptual Penelitian

Kewirausahaan
Islami

Keunggalan
Bersaing UMKM

Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper "Improving Performance by Improving


Environment" 2012
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
Page |7
Digali dari
Al Quran dan
Hadist

Hastin Umi Anisah/Universitas Lambung Mangkurat/hastin_umi@yahoo.com


Penerapan Nilai-Nilai Kewirausahaan Islami dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing UMKM

Sumber: Diolah dari Kajian Teori dan Empirik (2011)


3.2 PreposisiPenelitian
Melihat fenomena yang terjadi di masyarakat Banjar dimana budaya Banjar sangat dipengaruhi oleh nilainilai ajaran agama Islam yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga dalam beraktifitas
untuk mencari nafkah. Sebagian besar pekerjaan utama masyarakat Banjar adalah pedagang dan petani (Daud,
2000). Oleh karena itu persoalan pokok yang perlu dikaji dalam penelitian ini adalah:
Mengapa dan bagaimana kewirausahaan Islami berkemampuan meningkatkan keunggulan bersaing
UMKM?

4.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi, yang bertujuan untuk mengali lebih dalam fenomena mengenai kewirausahaan Islami dalam
mempengaruhi keunggulan bersaing UMKM. Wawancara mendalam dilakukan terhadap 5 informan kunci yaitu
terhadap pedagang kecil di Sepanjang Jalan Trans Kalimantan Handil Bhakti Kabupaten Barito Kuala
Kalimantan Selatan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Miles dan Huberman
(1984) yaitu dengan melakukan analisis selama tahapan proses pengumpulan data. Analisis data dilakukan
secara interaktif dan dilakukan secara terus menerus selama proses dan sampai tuntas penelitian yang dilakukan,
sehingga situasi atau konteks dalam suatu fenomena tidak tertinggal dalam analisis.
5. Analisis dan Hasil
Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan sektor usaha yang langsung berhubungan dengan ekonomi
masyarakat menegah ke bawah, sehingga persaingan UMKM semakin kompleks karena hal ini tidak hanya
dikarenakan persaingan dari dalam negeri tetapi juga persaingan dari UMKM luar negeri yang produk-produk
mereka sudah merambah ke Indonesia. Hal ini diakui oleh semua informan yang diwawancarai. Banyak faktor
yang mempengaruhi keberhasilan keunggulan bersaing serta dalam memenangkan persaingan, yang terdiri dari
faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang disebutkan oleh informan adalah faktor persaingan
yang sekarang banyak muncul produk buah-buahan dari Cina, kondisi perekonomian Indonesia. Faktor internal
yang disebutkan oleh informan adalah diantaranya nilai-nilai kewirausahaan Islami yang mendasari mereka
ketika menjalankan aktivitas usahanya memegang peranan yang penting dalam meningkatkan keunggulan
bersaing usahanya.
Pelaku UMKM yaitu pedagang kecil menerapkan kewirausahaan Islami dalam melakukan aktivitasnya
setiap hari seperti kemauan berbuat, kreativitas, inovasi, jujur, tanggungjawab, amanah, disiplin, ulet, bekerja
keras, suka bersyukur, mengejar hasil, berani mengambil resiko, dan suksesi perusahaan keluarga. Hal ini sesuai
dengan budaya masyarakat Banjar yang lebih Islami (Daud, 2000), dimana Islam sendiri tidak mengenal adanya
pemisahan antara kehidupan dunia dan akhirat, tetapi Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia
(hablumminnallah dan hablumminannas), sehingga hal ini mengakibatkan adanya kesadaran hubungan dengan
Allah swt (idrak sillah billah) ketika melakukan perbuatan, hal ini sesuai dengan QS. An-Nahl (16) ayat 89:

...

.
Artinya: Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
Nilai-nilai kewirausahaan Islami ini diwujudkan oleh pelaku UMKM yaitu pedagang kecil dalam aktivitas bisnis
(habbluminannas) yang mencakup hubungan UMKM dengan pedangan kecil lainnya, hubungan dengan
pelanggan (pembeli), dan hubungan dengan masyarakat sekitar.
Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper "Improving Performance by Improving
Environment" 2012
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
Page |8

Hastin Umi Anisah/Universitas Lambung Mangkurat/hastin_umi@yahoo.com


Penerapan Nilai-Nilai Kewirausahaan Islami dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing UMKM

6. Kesimpulan
Penelitian ini menguji dan menganalisis penerapan kewirausahaan Islami terhadap keunggulan bersaing
UMKM, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa meningkatnya penerapan kewirausahaan Islami dapat
meningkatkan keunggulan bersaing UMKM. Adapun uraian kesimpulan dijelaskan sebagai berikut:
Kewirausahaan Islami yang tercermin didalamnya nilai-nilai Islam sudah diterapkan sepenuhnya oleh pedagang
kecil di Sepanjang Jalan Trans Kalimantan Handil Bhakti Kabupaten Barito Kuala dalam menjalankan
bisnisnya, sehingga dapat meningkatkan keunggulan bersaing. Penerapan nilai-nilai kewirausahaan Islami
seperti kemauan berbuat, kreativitas, inovasi, jujur, tanggungjawab, amanah, disiplin, ulet, bekerja keras, suka
bersyukur, mengejar hasil, berani mengambil resiko, dan suksesi usaha keluargayang merupakan cerminan dari
kewirausahaan Islami bisa menimbulkan motivasi yang kuat bagi pedangang kecil untuk mempengaruhi dan
meningkatkan keunggulan bersaing usaha mereka. Temuan ini menegaskan bahwa semakin pedang kecil
menerapkan kewirausahaan Islami dalam aktivitas bisnisnya maka keunggulan bersaing juga meningkat,
sehingga semakin luas penerapan kewirausahaan Islami maka semakin memacu pemilik/pengelola IKM untuk
unggul dalam persaingan.

Daftar Pustaka
Ambroise, Yvon. 1993. Pendidikan Nilai; dalam EM.K.Kaswardi (Ed.), Pendidikan Nilai Memasuki Tahun
2000. Jakarta : Grasindo.
Ar-Rifai, Muhammad Nasib. 2000. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4. Gema Insani. Jakarta.
Bacon, Calvin M., Jr. and Charles W. Hofer, 2003. Matching Strategic Resources with Strategy and Industry
Structure, Academy of Entrepreneurship Journal, Volume 9, Number 2, pp. 67-83.
Badan Pusat Statistik. 2008. Produk Domestik Regional Bruto Kab. Banjar menurut Lapangan Usaha 20062008.Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar.
Daud, Alfani. 2000. Perilaku Orang Banjar Dalam Berbagai Tata Pergaulan. Makalah dalam Musyawarah
Besar Pembangunan Banua Banjar Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Tanggal 10 13 Agustus 2000.
Hitt, Michael A et al. 1999. Manajemen Strategi Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi. Cetakan kedua.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hodgetts, E.M. and F. Luthans, 1994. International Management, 2nd edition, New York, Mc Graw Hill, Inc.
Kasali, R. 2008. UMKM Wajib Siasati Krisis. Harian Umum Kompas, 9 Oktober 2008. h. 20.
Lee, S.M., & Peterson, S.J. 2000. Culture, Entrepreneurial Orientation, and Global Competitiveness, Journal of
World Business, 35 (4).

Meng, L.A. and T.W. Liang. 1996. Entrepreneurs, Entrepreneurship and Entreprising
Culture, Paris : addison-Wosley Publishing Company.
Miles, Matthew B. and Michael Huberman. 1984. Qualitative Data Analysis. 2ed, Sage
Publication New Delhi.
Pareno. 2001. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Wirausaha Muslim Jawa Timur dalam
Perspektif Pendidikan Nilai. Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Ekonomi. Universitas
Negeri Malang.
Porter, M.E. 1992. Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance, New York: The
Free Press.
Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Gema Insani Press. Jakarta.
Yusanto, M.I. & Widjajakusuma, M.K., 2002. Menggagas Bisnis Islami, Gema Insani, Jakarta.

Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper "Improving Performance by Improving


Environment" 2012
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
Page |9

Anda mungkin juga menyukai