Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“Etika Bisnis pada Bidang Pengolahan Hasil Pertanian Terhadap Petani Jagung”
Mata Kuliah : Kewirausahaan

DOSEN PENGAMPUH :
Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, Ms.

OLEH :
Kelas ITP B 2021, Kelompok 4,9, & 11

 Nur Ramadhani Q1A121071


 Satri Fauziah Fajran Q1A121048

 Widhy Febi Ananda Putri Q1A121053

 Risfayanti Q1A121088
Q1A121075
 Wa Ode Firda Aulia
Q1A121047
 Putri Yanti
Q1A121062
 Kaleb Wula Tabba Saingu
Q1A120079
 Raihan Fatwa

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Kelompok kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Etika Bisnis pada
Bidang Pengolahan Hasil Pertanian Terhadap Petani Jagung”.
Makalah ini disusun bertujuan agar sekiranya dapat memahami dan
mempelajari lebih jauh tentang pentingnya etika bisnis, sehingga dapat menambah
ilmu pengetahuan mengenai mata kuliah kewirausahaan. Penulis juga ingin
mengucapkan kepada pihak yang ikut serta membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari makalah ini belum sepenuhnya sempurna, olehnya itu
apabila ada penulisan kata yang tidak sesuai mohon dikoreksi agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi kedepannya dan semoga makalah ini bermanfaat.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1...............................................................................................................................
Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2...............................................................................................................................
Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3...............................................................................................................................
Tujuan..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4

2.1...............................................................................................................................
Pentingnya Etika Bisnis.......................................................................................4
2.2...............................................................................................................................
Tujuan Etika Bisnis..............................................................................................5
2.3...............................................................................................................................
Pengaruh Penyempitan Lahan Terhadap Usaha Tani Tanaman Jagung..............6
2.4...............................................................................................................................
Penguasaan Lahan Tani Tanaman Jagung...........................................................7
2.5...............................................................................................................................
Permasalahan Permodalan Petani Jagung............................................................8
2.6...............................................................................................................................
Etika Kerja Para Petani Jagung............................................................................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................10

3.1. Kesimpulan..................................................................................................10

ii
3.2. Saran.............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini bisnis telah memberikan kontribusi yang besar dalam kemajuan,
ekonomi, sosial dan budaya, namun juga menimbulkan konsekuensi yang disebabkan
oleh kegiatan perusahaan tersebut. Dalam berbagai kegiatan perusahaan
dimungkinkan munculnya perilaku pelanggaran etika karena ada kecenderungan
orang yang merasa dirinya paling benar dalam berbagai macam situasi. Oleh sebab itu
dalam situasi apapun perlu suatu kesadaran moral, agar keputusan yang dibuat walau
dalam kondisi apapun tetap bernilai etika. Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat
menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat
memenangakan persaingan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya
(Hasoloan, 2018).
Etika berkaitan dengan nilai kejiwaan seseorang, hendaknya setiap pribadi
muslim harus mengisinya dengan kebiasaan-kebiasaan yang positif. semacam untuk
menunjukan kepribadiannya sebagai seorang muslim dalam bentuk hasil kerja serta
sikap dan perilaku yang menuju atau mengarah kepada hasil yang sempurna. Etika
bukan sekedar kepribadian  atau sikap, melainkan lebih mendalam lagi, etika adalah
martabat, harga diri dan jati diri seseorang. Dalam berbisnis ada yang namanya etika
bisnis, etika bisnis adalah prinsip-prinsip mengenai sebuah kebijakan yang
memberikan pedoman dalam melakukan aktivitas bisnis.
Sektor pertanian merupakan salah satu unsur yang mendapat prioritas utama
dalam kegiatan pembangunan. Hal ini didasari karena Negara Indonesia merupakan
Negara Agraris, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan
perekonomian nasional. Oleh sebab itu filosofi pembangunan pertanian harus
dipahami dengan benar oleh setiap pihak yang terkait. Salah satu yang termasuk
komoditas dari sektor pertanian yang dalam pengolahan budidayanya tidak

1
membutuhkan perawatan intensif dan dapat ditanam dihampir semua jenih tanah dan
merupakan tanaman pangan kedua setelah beras yaitu jagung. Jagung sebagai bahan
pangan dan merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Jagung sebagai
makanan pokok dan potensial menjadi komoditas strategis yang cukup berperan
dalam meningkatkan pendapatan. Kebutuhan pasar akan jagung masih terus
meningkat, dan harga yang tinggi merupakan faktor yang merangsang petani untuk
dapat membudidayakan jagung. Ditinjau dari segi geografisnya, Indonesia memiliki
keuntungan dimana tanaman dapat tumbuh dengan baik. Akhir-akhir ini permintaan
akan jagung di Indonesia terus meningkat seiring dengan munculnya swalayan-
swalayan yang senantiasa membutuhkan jagung dalam jumlah yang cukup besar. oleh
karena itu perlu diketahui apa saja yang berkaitan dengan etika bisnis serta dampak
apa yang akan mempengaruhu skala usaha tani.

1.2. Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang dapat dikemukakan bahwa rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut.
1. Mengapa dalam berbisnis, penting adanya etika bisnis?
2. bagaimana tujuan dari etika bisnis?
3. bagaimana pengaruh penyempitan lahan terhadap skala usaha tani tanaman
jagung?
4. bagaimana penguasaan lahan tani tanaman jagung?
5. bagaimanakah permasalahan permodalan petani jaung?
6. bagaimana etika kerja para petani jagung?

1.3. Tujuan 
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut. 
1. Untuk mengetahui dalam penting adanya etika bisnis?
2. untuk mengetahuu  tujuan dari etika bisnis?

2
3. Untuk mengetahui pengaruh penyempitan lahan terhadap skala usaha tani
tanaman jagung?
4. Untuk mengetahui penguasaan lahan tani tanaman jagung?
5. Untuk mengetahui permasalahan permodalan petani jaung?
6. Untuk mengetahui etika kerja para petani jagung?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pentingnya Etika bisnis 

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, Suatu
perusahaan akan berhasil bukan hanya berlandaskan moral dan manajemen yang baik
saja, tetapi juga harus memiliki etika bisnis yang baik. Perusahaan harus dapat
mempertahankan mutu serta dapat memenuhi permintaan pasar yang sesuai dengan
apa yang dianggap baik dan diterima masyarakat. Perilaku tidak etis dalam kegiatan
bisnis sering juga terjadi karena peluang-peluang yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan yang kemudian disahkan dan disalah gunakan dalam
penerapannya dan kemudian dipakai sebagai dasar untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang melanggar etika bisnis. Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya
praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka
menengah maupun jangka panjang, karena mampu mengurangi biaya akibat
dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan
eksternal, mampu meningkatkan motivasi pekerja, melindungi prinsip kebebasan
berniaga, mampu meningkatkan keunggulan bersaing (Hasoloan, 2018).
Menurut Azkiya (2022), salah satu alasan yang membuat etika bisnis sangat
penting adalah tetap membuat bisnis tersebut dalam batas-batas hukum, dan
memastikan bahwa mereka tidak melakukan kejahatan terhadap karyawan,
pelanggan, konsumen, atau pihak lain. Namun selain itu, ada beberapa hal yang
membuat etika bisnis ini menjadi penting antara lain sebagai berikut.
  Etika bisnis mempengaruhi reputasi
Adapun etika bisnis ini sangat bisa mempengaruhi reputasi sebuah perusahaan
atau lebih tepatnya brand. Singkatnya ketika perusahaan tidak menerapkan etika
bisnis dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan akan banyak masalah yang
terjadi di perusahaan tersebut. Contohnya, menjual data konsumen tanpa izin.

4
Hal ini dapat membuat reputasi perusahaan menjadi buruk. Selain buruk di
mata konsumen, reputasi tersebut juga bisa mempengaruhi keputusan investor dan
pemegang saham. Mereka bisa saja menarik dana mereka sehingga tentunya
berdampak merugikan perusahaan itu sendiri.
 Membangun kepercayaan antara bisnis dan konsumen
       Sejalan dengan reputasi, pentingnya etika bisnis juga dapat
mempengaruhi kepercayaan konsumen. Biasanya bisnis yang menerapkan etika
dengan baik, membuat konsumen merasa bahwa bisnis tersebut dapat dipercaya.
Sehingga mereka akan lebih cenderung memilih bisnis itu daripada pesaingnya. 
 Etika bisnis mempengaruhi perilaku karyawan
Dikutip dari blog Limestone University, salah satu contoh bagaimana etika
bisnis dapat mempengaruhi perilaku karyawan adalah ketika CEO melakukan
tindakan suap untuk mengamankan kontrak  dan hal tersebut dianggap lumrah
serta menjadi rahasia perusahaan. Tanpa banyak orang sadari, perilaku yang
ditunjukkan oleh si CEO dapat memberi sinyal kepada karyawan lain bahwa
perilaku tersebut tidak apa-apa.
Di sisi lain, ketika para pemimpin menunjukkan etika yang baik, seperti
menjunjung tinggi nilai kejujuran, maka itu dapat mendorong orang lain untuk
melakukan hal yang sama. Dari contoh tersebut, kamu bisa menyimpulkan, bahwa
etika bisnis tidak hanya berdampak pada individual, melainkan juga dapat
mempengaruhi sekelompok orang, yang pada contoh ini yaitu karyawan.

2.2. Tujuan etika bisnis

Bisnis terdiri dari hal-hal yang berkaitan dengan  industri, trading, keuangan
dan jasa. Aktivitas bisnis terjadi kalau ada interaksi antara konsumen dan produsen
yang mana produsen menyediakan kebutuhan yang dibutuhkan oleh konsumen dan
meminta imbalan uang demi kebutuhan tertentu. Bila tidak ada konsumen, bisnispun

5
tidak mungkin ada, etika dalam berbisnis mempunyai tujuan bisa disebut tujuan etika
bisnis. Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis
untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty
business. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen
bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang
mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau
citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat.
Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta
tanggungjawab etis bagi pelakunya (Kusmiarti, 2020).

2.3. Pengaruh Penyempitan Lahan Terhadap Usaha Tani Tanaman Jagung

Penyebab terjadinya penyempitan lahan pertanian berdasarkan daerah hasil


penelitian disebabkan oleh dua faktor. Pertama, adanya fragmentasi atau penyusutan
kepemilikan lahan pertanian karena pola pewarisan. Akibatnya, sebagian dari lahan
tersebut dijual oleh ahli waris karena dianggap tidak mencukupi untuk diusahakan
secara optimal. Hasil penjualannya direncanakan untuk modal usaha di luar sektor
pertanian. Akan tetapi hanya beberapa petani yang beruntung dari hasil penjualan
lahan tersebut, sehingga akhirnya sebagian menjadi petani penggarap atau buruh tani
di lahannya sendiri.
Kedua, alih fungsi lahan melalui transaksi penjualan kepada perorangan atau
pengusaha dari luar desa yang notabene kurang mengerti atau tidak menghiraukan
eksistensi lahan pertanian di lokasi setempat. Biasanya, sebelum dialihfungsikan ke
penggunaan nonpertanian, lahan pertanian tersebut boleh diusahakan oleh petani
penggarap sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Namun para petani penggarap
diliputi rasa kekhawatiran mengingat alih fungsi penggunaan lahan yang dimaksud
sewaktu-waktu bisa terjadi dan dapat mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan.
Hal-hal tersebut berdampak besar bagi para petani jagung seperti
permasalahan yang telah disebutkan diawal tadi seperti penyusutan kepemilikan lahan

6
dan juga alihfungsi sehingga menyebabkan fenomena skala penyempitan lahan petani
menjadi makin sempit atau bahkan ada petani yang tidak memiliki lahan lagi (tuna
lahan). Fenomena tersebut berlangsung seiring perjalanan waktu dan dampak
menimbulkan dampak sosial. 

2.4. Penguasaan Lahan Tani Tanaman Jagung

Terdapat beberapa fenomena terkait dengan penguasaan lahan pertanian terhadap


petani jagung, antara lain adalah sebagai berikut.
a) Penentuan pola penguasaan lahan tergantung pada kesepakatan awal antara
pemilik dengan penggarap. Biasanya penerapan pola penguasaan lahan
tersebut dilakukan sejak transaksi jual beli.
b) Tidak semua pemilik lahan menguasakan lahan kepada penggarap dengan
pola yang sama. Umumnya pemilik lahan menguasakan lahannya untuk
digarap secara temporer oleh petani penggarap, namun dalam batas waktu
yang tidak ditentukan. Dengan kata lain, kapanpun lahan tersebut dapat
digunakan oleh pemilik. Konsekuensinya, petani yang menggarap lahan
tersebut harus menyerahkan sepenuhnya kepada pemilik (tanpa syarat).
Biasanya setelah tidak digarap, lahan pertanian yang dimaksud
dialihfungsikan ke lahan non-pertanian (pabrik atau gudang).
c) Penyerahan penguasaan lahan dari pemilik kepada petani penggarap dapat
menyebabkan pengelolaannya menjadi tidak optimal. Bahkan pada beberapa
kasus terjadi pengalihan wewenang pengelolaan lahan ke petani penggarap
berikutnya. Dalam hal ini petani penggarap pertama berperan jadi manajer
atau hanya sebagai perantara saja. Keberadaan petani penggarap sifatnya
musiman (ganti-ganti) sehingga relatif sulit diarahkan untuk kegiatan suatu
program.
d) Pengaruh pemilik cukup tinggi dalam pengelolaan lahan, bahkan lebih
menentukan dibandingkan peran penggarap lahan. Misalnya, apabila

7
penggarap lahan mau menerapkan anjuran teknologi baru, pemilik lahan
memiliki kekhawatiran terhadap kegagalan (penurunan produksi) yang
berimplikasi pada berkurangnya bagi hasil atau pendapatan yang diperoleh.
Jika tidak mengikuti kehendak pemilik lahan, dampaknya dapat berupa
pemutusan hubungan kerjasama. Oleh karena itu, peran pemilik lahan cukup
menentukan dalam penerapan teknologi dan peningkatan produktivitas lahan.

2.5. Permasalahan Permodalan Petani Jagung

Permasalahan petani jagung selain menyempitnya lahan,juga terdapat


permasalahan krusial lainnya yang dihadapi para petani jagung yaitu modal usaha
tani. terjadi hubungan antara permodalan dan luas lahan yang dimiliki. Biasanya
semakn luas lahan kecil maka pendapatan akan semakin kecil. pennndapatan ini
digunakan petani jagung untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk permodalan usaha
tani pada musim berikutnya.
Sebagian besar para petani jagung memperoleh fasilitas modal dari pemilik
lahan dan pedagang. Besarnya modal dari masing-masing sumber tersebut bervariasi,
yaitu tergantung kesepakatan antar penyedia dan peminjam modal. Dengan kata lain,
tidak ada ketentuan formal yang mengatur kesepakatan tersebut, namun posisi petani
jagung berada dipihak yang lemah.
Alternatif lain, lembaga keuangan formal, kurang atau tidaknya terjangkau
oleh para petani. Pengajuan pinjaman oleh petani (kelompok tani) boleh dikatakan
tidak mendapat respon dari lembaga perbankan. Hal tersebut dikarenakan posisi
petani lemah dari sisi agunan yang menjadi persyaratan mutlak bagi bank. Bukti
temuan sederhana (anecdotal evidence) menujukkan bahwa realisasi kredit sepeda
motor lebih mudah dibandingkan realisasi kredit usahatani. Hal tersebut karena kredit
sepeda motor dapat dicicil bulanan sementara kredit usahatani tidak dapat dicicil
musiman.

8
2.6. Etika Kerja Para Petani Jagung
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak biasa berdiri sendiri dan
sangat membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain di berbagai aspek
kehidupan supaya mereka saling tolong menolong, tukar menukar keperluan dalam
segala urusan kepentingan hidup masing-masing baik dengan jual beli, sewa
menyewa, bercocok tanam atau berusaha cari cara yang lain baik itu kepentingan
sendiri maupun kepentingan kemaslahatan umum (Risjid, 1994).
 Petani jagung dalam menjalankan bisnisnya juga perlu adanya etika kerja.
Kegiatan bisnis yang berlandaskan etika adalah bisnis yang dilakukan berdasarkan
metode-metode yang baik serta cara berpikir yang sesuai dengan logika dan estetika
yang berkembang di masyarakat. Etika harus menjadi pedoman dalam kegiatan
masyarakat, dan seharusnya juga menjadi pedoman bagi pebisnis. Mana tindakan
yang tepat benar dan boleh dilakukan dalam bisnis yang diterapkan menguntungkan
semua pihak yang terlibat. Ada 3  poin penting dalam menjalakan etika kerja bagi
para petani, diantaranya ialah sebagai berikut.
a) Melakukan kerja yang berkeseimbangan/keadilan
b) bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
c) kejujuran dan kebijakan perlu ada dalam diri seorang pekerja

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
         
Berdasarkan ulasan mengenai etika bisnis pada bidang pengolahan hasil
pertanian contohnya petani jagung dapat disimpulkan bahwa, etika bisnis sangat
diperlukan dan mempunyai peranan penting terhadap usaha tani, etika bisnis
mempunyai tujuan yang jelas untuk mengajak mengajak para pelaku bisnis
mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik (etis). Dalam berbisnis misal pada
hasil pengolahan pertanian contohnya tanaman jagung ada beberapa yang dapat
mempengaruhi kinerja bisnis tersebut mulai dari terjadinya penyimpitan lahan dapat
mempengaruhi usaha para petani jagung, penguasaan lahan petani jagung,
permodalan petani jagung serta etika kerja kerja para petani jagung, maka dalam hal
tersebut pentingnya etika bisnis diperlukan guna menghasilkan dan mewujudkan
bisnis yang etis (baik).

3.2. Saran

Jika ditinjau etika bisnis sangat diperlukan dalam mewujudkan bisnis yang
beretika  oleh karena itu sebaiknya para pengusaha perlu memperhatikan hal-hal
mengenai etika dalam berbisnis.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alfaqiih A. 2017. Prinsip – Prinsip Praktik Bisnis Islam Bagi Pelaku Usaha  Muslim.
Jurnal Hukum Ius Quia Iustum. Vol 24 (3) : 462.

Azkiya H. 2022. Mengenal Etika Bisnis, Penjelasan, Prinsip dan Contohnya.


https://blog.skillacademy.com/etika-bisnis-adalah. Diakses pada tanggal
13/04/2023.

Hasoloan A. 2018. Peranan Etika Bisnis Dalam Perusahaan Bisnis. Jurnal Warta
Edisi : 57 .  ISSN : 1829-7463.

Kusmiarti P. 2020. Implementasi Etika Bisnis Dan Good Corporate Governance pada
Perkebunan Kelapa Sawit PT. Bumitama Gunajaya Agro. Jurnal Ilmu
Manajemen Terapan. 1(3):196-210.

Oktavia I. 2021. Penerapan Etika Bisnis Islam Pada UMKM Distribusi Jagung Di
Malampah Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman.

Rahmi A,  Oktavia I. 2021. Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Umkm Distribusi
Jagung Di Malampah Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman. MABIS:
Jurnal Manajemen Bisnis Syariah. 1(2):95-103.

Risjid, Sulaiman, Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Aglesindo, 1994.

11

Anda mungkin juga menyukai