Skripsi Eka B1a118220
Skripsi Eka B1a118220
OLEH :
EKA
B1A1 18 220
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Halu Oleo
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program sarjana
OLEH :
EKA
B1A1 18 220
2022
ii
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
viii
Melalui kesempatan ini, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih setulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun, M.Si, M.Sc selaku Rektor Universitas
Halu Oleo Kendari.
2. Bapak Prof. Dr. H. Arifuddin Mas’ud, SE., M.Si., AK., CA., ACPA selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas halu Oleo.
3. Bapak Dr. Tajuddin, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.
4. Ibu Asrianti, SE., M.Ec.Dev selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.
Ibu Dr. Ernawati, SE., M.Si , Bapak Teguh Permana, SE., ME, dan Fitraman,
SE., MSA. , selaku Dewan Penguji yang telah banyak memberikan saran dan
kritik yang membangun guna mencapai kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Ahmad, SE., M. Si. selaku Penasehat Akademik yang telah banyak
memberikan saran dan nasehat-nasehat yang membangun guna tercapainya
cita-cita, kesuksesan dan kebaikan saya.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada umumnya yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis.
7. Seluruh Staf Administrasi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.
8. Terimakasih but kakak saya Wdayanti, Jesen dan adik saya Salwa atas doa
dan dukungannya, salam sayang selalu utuk kalian. Sahabat dan Saudaraku
Wa Ode Susanti, Rezki Mutiara Sani Ms, Herawati, Selfian. Untuk teman-
teman kelas IESP Kelas D dan teman- teman di kelembagaan Mahasiswa
Pencinta Mushol (MPM) Fakultas
9. Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo,kak Dinda Rahayu, Warni Nur
Aqurat dan masih banyak lagi teman-teman yang tidak dapat ditulis akan
tetapi tidak melebihi rasa persaudaraanku.
ix
10. Ibu-ibu yang bekerja sebagai pembuat gula merah di Desa Karemotingge,
Kecamatan Tirawuta, Kabupaten Kolaka Timur yang telah membantu
memberikan keterangan yang dibutuhkan oleh penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
11. Semuah pihak yang telah membantu dalam menyusun hasil penelitian ini
yang tidak disebutkan satu persatu.
Eka
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................i
HALAMAN JUDUL .........................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................iv
HALAMAN KEASLIAN TULISAN ...............................................................v
ABSTRAK .........................................................................................................vi
ABSTRACT .......................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................viii
DAFTAR ISI......................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................6
1.2.Rumusan Masalah..................................................................................6
1.3.Tujuan Penelitian...................................................................................6
1.4.Manfaat Penelitian.................................................................................6
1.5.Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................8
2.1 Kajian Teori ............................................................................................8
2.1.1 Keterlibatan Istri ............................................................................8
2.1.2 Kedudukan Istri dalam Sudut Pandang Islam................................9
2.1.3 Rumah Tangga Perspektif Islam....................................................10
2.1.4 Hak dan Kewajiban Suami ............................................................13
2.1.5 Kewajiban Istri kepada Suami .......................................................19
2.1.6 Peran Ganda Istri Perspektif Islam ................................................21
2.1.6.1 Wanita sebagai Istri...............................................................22
2.1.6.2 Peran Istri Sebagai Ibu Rumah Tangga.................................23
2.1.6.3 Peran Istri Sebagai Pendidik .................................................24
2.1.6.4 Dasar Hukum Peran Ganda Istri Bekerja ..............................28
2.1.7 Ekonomi Rumah Tangga ...............................................................29
xi
2.1.8 Ekonomi Islam ...............................................................................30
2.1.9 Pendapatan Rumah Tangga ...........................................................32
2.2 Penelitian Terdahulu ...............................................................................33
2.3 Kerangka Pikir Penelitian .......................................................................40
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................42
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian ...................................................................42
3.2 Penentuan Informan ................................................................................42
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................42
3.4 Metode Pengumpulan Data .....................................................................43
3.5 Metode Analisis Data..............................................................................43
3.6 Definisi Operasional................................................................................44
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN.......................................46
4.1 Gambaran Umum ....................................................................................46
4.2 Karakteristik Informan ............................................................................47
4.3 Deskripsi Variabel Penelitian..................................................................48
4.3.1 Perspektif Istri-Istri dalam Melibatkan Diri pada Kegiataan
Ekonomi Rumah Tangga ..............................................................48
4.3.2 Peran Istri dalam melaksanakan kewajibannya ............................54
4.3.2.1 Menunaikan Kewajiban Kepada Suami ................................54
4.3.2.2 Pendidikan Rumah Tangga ...................................................58
4.4 Pembahasan.............................................................................................61
4.4.1 Perspektif Istri-Istri dalam Melibatkan Diri pada Kegiatan
Ekonomi Rumah Tangga Menurut Pandangan Islam .................61
4.4.2 Pemahaman Para Istri Terhadap Kewajibannya Sebagai
Ibu Rumah Tangga dalam Bekerja atau Terlibat dalam
Kegiatan Ekonomi Rumah Tangga .............................................64
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Istri merupakan seorang pendamping suami, sebagai pendorong suami dan kelak
istri memiliki tugas tambahan jika sudah menjadi ibu yaitu pemberi pendidikan atau
madrasah pertama pada anak-anaknya. Menurut Ulfiah (2016) peran istri dalam
keluarga adalah pendamping suami, pengendali keluarga, ibu atau orang tua,
didikan, batu pertama bangunan sebuah keluarga sekaligus sebagai hati penuh kasih
tersebut dapat terpenuhi atau tidak. Bagi suatu keluarga yang mempunyai ekonomi
secara fisik, mental dan material. Tetapi sangat berbeda apabila dalam keluarga
tersebut mengalami ekonomi yang kurang, maka akan sulit untuk mencapai sebuah
dapat tercipta apabila terdapat sistem manajemen atau pengelolaan yang baik dan
juga peran maupun fungsi disetiap anggota keluarga berjalan dengan seimbang
(Marzuki, 2015).
1
2
sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah utama membuat sebagian besar istri
ikut serta bekerja guna memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan latar pendidikan
yang minim, membuat sejumlah wanita mencari pekerjaan yang sesuai dengan
Keputusan untuk mengambil peran ganda tentu diikuti dengan tuntutan dari
dalam diri dan pemenuhan ekonomi, keduanya menyerukan hal yang sama yaitu
keberhasilan. Idealnya memang setiap wanita bisa menjalani semua peran dengan
baik dan sempurna, namun ini bukanlah hal yang mudah. Banyak istri yang berperan
ganda mengakui bahwa secara operasional sulit untuk membagi waktu bagi urusan
rumah tangga dan urusan pekerjaan. Akibat yang sering dihadapi oleh istri yang
atau hanya berhasil disalah satu peran saja dan peran yang lain dinomor duakan
kemudian terbengkalai.
manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian juga diatur dalam Islam
dengan prinsip illahiah. Harta yang ada pada kita sesungguhnya bukan milik kita,
baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan kembali
Di dalam pekerjaan, peran seorang istri adalah sebagai pencari nafkah tambahan
tidak sebagai pencari nafkah utama sebagaimana halnya suami. Dalam sudut
pandang Islam status penghasilan seorang istri sepenuhnya milik istri. Jika
Dalam hukum Islam, tidak dilarang bagi seorang istri yang ingin bekerja
mencari nafkah, selama cara yang ditempuh tidak melenceng dari syariat Islam.
mendorong seorang istri yang bekerja antara lain adalah ekonomi keluarga, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, dan jam kerja.
Adapun kesulitan yang sering kali dihadapi oleh seorang ibu yang bekerja
diantaranya yaitu faktor internal yakni manajemen waktu, dan faktor eksternal
Attamimi (2012) juga melakukan penelitian mengenai istri yang bekerja dalam
perspektif islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang
4
mendorong istri memiliki peran ganda, salah satunya adalah keterpaksaan karena
keadaan ekonomi yang lemah. Agama Islam juga mendukung adanya kesetaraan
mayoritas bekerja sebagai petani karena potensi perbukitan yang besar menjadikan
menanam pohon aren pada kebun mereka dan mendirikan Home Industri Gula
Merah, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga mereka. Jumlah
istri yang terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga sebagai pembuat gula
Ibu Hartati, bekerja sebagai pembuat gula merah, memiliki 3 orang anak dan 1
orang suami yang bekerja sebagai petani. Ibu Intang, bekerja sebagai pembuat gula
merah, memiliki 3 orang anak dan 1 orang suami yang bekerja sebagai petani. Ibu
Labo, bekerja sebabagai pembuat gula merah, memiliki 5 orang anak dan 1 orang
suami yang bekerja sebagai petani. Ibu Itang, bekerja sebagai pembuat gula merah,
memiliki 3 orang anak dan 1 orang suami bekerja sebagai petani. Ibu suna, bekerja
sebagai pembuat gula merah, memiliki 2 orang anak dan 1 orang suami bekerja
sebagai petani.
perekonomian. Ibu rumah tangga ini menganggap bahwa mereka dapat meringankan
beban suami dalam hal ekonomi melalui keterlibatannya dalam kegiatan ekonomi
5
rumah tangga yaitu dengan membuat gula merah, tanpa meninggalkan kewajibannya
kepada suami dan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga serta sebagai pendidik
bagi anak-anaknya. Para ibu rumah tangga ini harus bisa membagi waktu untuk
anak dan keluarganya. Hal ini mereka lakukan untuk mencapai keluarga yang
Peran ganda wanita atau istri didalam berbagai kesibukan akan menyita waktu
perhatiannya terhadap urusan rumah tangga dan keluarganya. Hal itu nantinya akan
perhatian, dan kasih sayang didalam keluarga dan pendidikan khususnya bagi anak-
anak mereka akan kurang secara optimal. Perempuan pun dijadikan sebagai
atas rumah tangga suaminya dan anak suaminya, dan ia akan ditanyakan tentang
Ekonomi Rumah Tangga Perspektif Islam (Studi Kasus Home Industri Gula
Timur).”
6
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
tangga
Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini, maka manfaat yang dapat diberikan
a. Secara Teoritis
b. secara praktis
istri terhadap kewajibannya sebagai ibu rumah tangga dalam bekerja atau
KAJIAN PUSTAKA
adalah keadaan terlibat. O’cass (2005) dalam Japarianto dan Sugiharto (2013)
ditimbulkan oleh stimulus atau situasi tertentu, dan ditujukan melalui ciri
penampilan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), Istri (sanskerta: Stri’
yang artinya adalah “wanita” atau “perempuan”) adalah salah seorang pelaku
bidang pekerjaan (bekerja) dalam Islam diwajibkan jika berada dalam dua kondisi.
Pertama, jika seseorang istri harus menaggung biaya hidup dirinya sendiri beserta
keluarga pada saat orang yang menaggungnya tidak ada atau sudah tidak berdaya
dibutuhkan. Kedua, dalam kondisi istri dianggap fardhu kifayah untuk melakukan
muslim. Dalam kondisi seperti ini, seorang istri harus bekerja (berusaha) sebaik
8
9
suamilah yang wajib memasakkan istri. Dalam satu kitab fikih yang muktamad
dalam mazhab dalam mazhab ini “Badai’ Ash-Shanai” yang disusun oleh Al-
makanan yang masih harus dimasak dan diolah, lalu istrinya enggan memasak
dalam syariat Islam tidak ada kewajiban bagi istri berkhidmat pada suaminya.
Salah satu kitab rujukan yang sering digunakan dalam mazhab ini “ Kitab Al-
berkhidmad untuk membuat roti, memasak, mencuci dan bentuk khidmat lainnya
keawajiban.”
Selain beberapa pendapat tersebut, ada juga pendapat lain yang perlu kita
meskipun pekerjaan rumah tangga itu bukan kewajiban bagi seorang istri, tetapi
jika istri mau membantu pekerjaan sang suami, maka seorang istri akan mendapat
10
pahala yang besar dari Allah. Sebagaiman firma-Nya dalam Al-Qur’an surah An-
menyapu, mengepel bisa menjadi amal ibadah yang bisa menjadi bekal ketika kita
menghadap Allah. Di mana kegiatan itu bisa mendatangkan pahala besar, jika kita
melakukannya dengan ikhlas. Jadi ibadahnya seorang wanita itu tidak melulu
dalam hal shalat, dzikir, mengaji, atau membaca Al-Qur’an, tetapi kegiatan
bersih-bersih rumah pun bisa bernilai ibadah. Di sisi lain kebiasaan tersebut
memang sesuai adat dan budaya setempat khususnya di Indonesia yang tentunya
seluruh bagunan fisik dan biasanya tinggal serta makan dari satu dapur. Makan
dari satu dapur berarti pembiyaan keperluan apabila pengurusan kebutuhan sehari-
Nurliana (2019) Menurut ajaran agama Islam, pengertian rumah tanggah adalah
ikatan pernikahan yang sah dan dilandsasi dengan nilai-nilai atau syariat Islam.
Jika sesuai dengan agama dan syariat Islam, maka akan membawa kemudahan
11
a. Sakinah
Kata Sakinah dalam bahasa Arab memiliki arti kedamaian, tenang, tentram,
dan aman. Asal mula kata sakinah yang dijadikan landasan kedamaian,ketenangan
dan ketenteraman dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Terdapat dalam Al-
untuk kalian pasangan hidup (isteri) yang berasal dari diri kalian sendiri dengan
perempuan lainnya dari nutfah laki-laki dan perempuan (Tafsir al-Munir: 2016).
berganti, namun bisa diatasi dengan solusi-solusi yang baik. Ketentraman hanya
bisa muncul jika anggota keluarga memiliki persepsi yang sama tentang tujuan
b. Mawaddah
Kata mawaddah terdiri dari huruf mim, waw dan dal, barganda tasdid yang
mengandung arti cinta dan harapan. Rangkaian huruf tersebut mengandung arti
kekosongan jiwa dari kehendak buruk Cinta yang tampak buahnya dalam sikap
dan perlakuan, serupa dengan kepatuhan sebagai hasil dari rasa kagum kepada
c. Rahma
Dikutip oleh Ninawati (2018) Rahma adalah kasih sayang atau belas kasihan
kepada orang lain karena lebih adanya pertimbangan yang bersifat moral
mengartikan anak (buah hasil dari rasa kasih sayang). Pada umumnya rahma lebih
kekal dan lebih tahan lama keberadaannya. Dimana dia akan tetap senantiasa ada
13
selama pertimbangan moral psikologis itu masih ada (Muslich Taman dan Anis
Faidah, 2007).
Artinya: “Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan
saling berpesan untuk saling bersabar dan saling berpesan untuk berkasih
sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah
golongan kanan.” (https://tafsirq.com).
tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya”. Kata
satu tingkatan kelebihan dapat ditafsirkan dengan firmannya : “Kaum laki-laki itu
Kewajiban adalah segala hal yang harus dilakukan oleh setiap individu,
sementara hak adalah segala sesuatu yang harus diterima oleh setiap individu.
Menurut Abdul Wahab Khallaf bahwa hak terdiri dari dua macam yaitu hak Allah
dan hak Adam. Hak isteri atas suami tentunya merupakan dimensi horizontal yang
kategori hak Adam. Adapun yang menjadi hak istri atau bisa juga dikatakan
1) Mahar
Kata “mahar” berasal dari bahasa Arab yang termasuk kata benda bentuk
abstrak atau mashdar, yakni “mahram” atau kata kerja. Ini berarti mahar adalah
oleh pihak mempelai laki-laki kepada pihak mempelai perempuan (Beni Ahmad
Saebani, 2001).
Wa Ta’ala. bagi calon suami sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an surat An-Nisa
ayat 4:
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa kata ًؕ اﻟﻨِﺤْ ﻠَﺔmenurut lbnu ‘Abbas
Sedangkan menurut Ibnu Zaid ًؕ اﻟﻨِﺤْ ﻠَﺔdalam perkataan orang Arab, artinya sebuah
dengan sesuatu yang wajib diberikan kepadanya, yakni mahar yang telah
ditentukan dan disebutkan jumlahnya, dan pada saat penyerahan mahar harus pula
disertai dengan kerelaan hati sang calon suami (Shalah ‘Abdul Fattah Al-Khalidi,
2017).
15
Praktik pemberian mahar tidak semua dibayarkan tunai ketika akad nikah
istrinya ataupun membayarnya dengan sistem cicil, dan ini dibolehkan dalam
Islam dengan syarat adanya kesepakatan dari kedua belah pihak, hal ini selaras
dengan hadits Nabi saw. yang berbunyi, “sebaik-baik mahar adalah mahar yang
paling mudah (ringan).” (HR. al-Hakim : 2692, beliau mengatakan “Hadits ini
yang baik atau dibelanjakan untuk orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya
Maksud dari kata ﻟَ ٗﮫ ا ْﻟﻤَﻮْ ﻟُﻮْ ِدpada ayat di atas adalah ayah kandung si anak. Artinya,
ayah si anak diwajibkan memberi nafkah dan pakaian untuk ibu dari anaknya dengan
cara yang ma’ruf. Yang dimaksud dengan ِ ﺑِﺎ ْﻟ َﻤﻌْﺮُ وْ فadalah menurut kebiasaan yang telah
berlaku di masyarakat tanpa berlebih-lebihan, juga tidak terlalu di bawah kepatutan, dan
menyediakan tempat tinggal yang layak adalah juga kewajiban seorang suami
Menggauli istri dengan baik dan adil merupakan salah satu kewajiban suami
terhadap istrinya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat
19 yang artinya:
”Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita
dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak
mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya,
terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah
dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (https://tafsirq.com).
Maksud dari kata ﺑِﺎ ْﻟ َﻤﻌْﺮُ وْ فِ وَ ﻋَﺎﺷِﺮُ وْ ھُﻦﱠadalah ditujukan kepada suami-suami agar
berbicara dengan baik terhadap para istri dan bersikap dengan baik dalam
perbuatan dan penampilan. Sebagaimana suami juga menyukai hal tersebut dari
istrinya, maka hendaklah suami melakukan hal yang sama. Sebagaimana hadist
bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan
aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku”. Dan di antara akhlak
bersikap lemah lembut, memberi kelapangan dalam hal nafkah, dan bersenda
Kata ا ْﻟ َﻤﻌْﺮُ وْ فmemiliki pengertian yang lebih tinggi tingkatannya dari kata al–
mawaddah. Karena makna kata al-mawaddah berarti perbuatan baik kita kepada
orang lain hanya didasarkan karena rasa cinta (al-hubb) atau karena kita merasa
senang dan bahagia dengan keberadaan orang itu. Adapun kata ا ْﻟ َﻤﻌْﺮُ وْ فmaknanya
kita berbuat baik kepada seseorang yang belum tentu kita sukai atau kita senangi
Asy-Sya’rawi, (2010). Artinya jika suatu saat istri kita sudah tidak lagi menarik
tersebut, karena bisa jadi satu sisi dia buruk namun pada sisi lainnya banyak
pendidikan agama kepada istri dan anak-anaknya agar taat kepada Allah dan
buruknya prilaku dan dapat menjaga diri dari berbuat dosa. Selain ilmu agama,
seorang suami juga wajib memberikan nasehat atau teguran ketika istrinya khilaf
atau lupa atau meninggalkan kewajiban dengan kata-kata bijak yang tidak melukai
18
hati sang istri, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala. surah At-Tahrim
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (https://tafsirq.com).
21 di atas pada kalimat َ رَ ﺣْ َﻤﺔًؕ وﱠ ﻣﱠﻮَ دﱠةً ﺑَ ْﯿﻨَ ُﻜ ْﻢ َﺟﻌَ َﻞ وdapat juga dimaknai bahwa seorang
suami wajib memberikan cinta dan kasih sayang kepada istrinya yang terwujud
dalam perlakuan dan perkataan yang mampu membuat rasa tenang dan nyaman
bagi istri dalam menjalankan fungsinya sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga.
Dalam memberikan cinta dan kasih sayang bukanlah atas dasar besar kecilnya
rasa cinta kita kepada istri, akan tetapi hal tersebut merupakan perintah Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. agar suami istri saling mencinta dan berkasih sayang
cinta dan kasih sayang antara suami istri sudah disandarkan pada perintah Allah
sebagaimana yang tersirat dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa ayat 34 yang artinya:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka. Sebab itu maka wanita yang salehah ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
(mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah
mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan
untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
(https://tafsirq.com).
ّ ِ ﻗَﻮﱣ ﻣُﻮْ نَ ا
Menurut Ibnu Abbas dalam tafsir Ibnu Katsir, yang dimaksud dari َﻟﺮﺟَﺎ ُل
اﻟﻨِّﺴَﺂءِ َﻋﻠَﻰadalah kaum laki-laki merupakan pemimpin bagi kaum wanita. Artinya
dalam rumah tangga seorang suami adalah kepala rumah tangga yang harus
didengar dan ditaati perintahnya, oleh karenaa itu sudah seharusnya seorang Istri
maksud kata ٌ ﻗٰ ﻨِﺘٰﺖadalah para istri yang taat kepada suami. Artinya wanita sholeh
itu salah satu tandanya adalah taat kepada suami selama perintahnya tidak
(istri) yang sholehah dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan oleh An Nasa’i
tempat tinggal, karena kebiasaan orang Indonesia pada masa-masa awal menikah
suami istri masih ikut di rumah orang tua salah satu pasangan lalu kemudian
mencari tempat tinggal sendiri. Dalam hal ini seorang istri harus mengikuti
dimana suami bertempat tinggal, entah itu di rumah orang tuanya atau di tempat
kerjanya. Karena hal tersebut merupakan kewajiban seorang istri untuk mengikuti
sebagai berikut:
Seorang wanita yang sudah menikah dan memulai rumah tangga maka harus
membatasi tamu-tamu yang datang ke rumah. Ketika ada tamu lawan jenis maka
yang harus dilakukan adalah tidak menerimanya masuk ke dalam rumah kecuali
jika ada suami yang menemani dan seizin suami. Karena perkara yang dapat
berfirman:
21
Artinya: “Wanita shalihah adalah yang taat kepada Allah dan menjaga diri
ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara mereka.” (QS. An-
nisa’: 34).
Dikutip oleh Stevin, Femmy dan Selvi (2017) peran ganda adalah dua
peran atau lebih yang dijalankan dalam waktu yang bersamaan, dalam hal ini
peran yang dimaksud adalah peran perempuan sebagai istri bagi suaminya, ibu
bagi anak-anaknya dan peran sebagai perempuan yang memiliki karir di lauar
rumah. Peran ganda ini dijalani bersamaan dengan oeran kaum perempaun sebagai
istri dan ibu bagi keluarga, seperti menjadi mitra suami dalam membina ruamh
Dikutip oleh Samsidar (2019) Peran wanita sesuai dengan fitrah. Pada
wanita dan laki-laki telah memilki peran masing-masing agar mereka bisa saling
melengkapi satu sama lain dengan demikian hubungan antara laki-laki dan wanita
akan menjadi sepasang suami istri yang akan membina rumah tangga dan menjadi
orang tua bagi anak-anak mereka. Pembagian peran suami istri yang diterangkan
sunah sejatinya selaras dengan fitrah laki-laki dan wanita. Allah telah memberikan
beberapa kelebihan kepada laki-laki. Misalnya kekuatan fisik dan akal, dengan
demikian, dia lebih layak dan lebih mampu untuk menanggung kewajiban
mencari rezeki, memberi perlindungan dan rasa aman, dan membela negara (Rida
Seorang istri mempunyai peran yang sangat dominan dalam bentuk suatu
rumah tangga yang harmonis. Adapun tugas atau peran yang disandang oleh
Menurut Afifah (2021) istri tidak hanya sebagai Ibu rumah tangga tetapi juga
sebagai pendamping suami setelah menikah, sehingga dalam rumah tangga tetap
terjalin ketentraman yang dilandasi kasih sayang yang sejati. Wanita sebagai istri
dituntut untuk setia pada suami agar dapat menjadi motivator kegiatan suami.
Artinya: “Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezeki dari yang baik-baik...”
Menurut Susanti (2018) Sebagai Ibu rumah tangga yang bertanggung jawab
secara terus menerus memperhatikan kesehatan rumah dan tata laksana rumah
tangga, mengatur segala sesuatu didalam rumah tangga untuk meningkatkan mutu
hidup. Keadaan rumah harus mencerminkan rasa nyaman, aman, tentram, dan
Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas bahwa janganlah wanita keluar rumah
kecuali ada hajat seperti ingin menunaikan shalat di mesjid selama memenuhi
rumah, menjadi ibu rumah tangga karena wanita itu aurat. Disebutkan dalam
“Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan
menyambutnya. Keadaan perempuan paling dekat dengan Allah adalah ketika dia
berada di dalam rumah.” (HR. Ibnu Khuzaimah no. 1685 dan Tirmidzi no. 1173.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Dikutip oleh Halimah (2015) Pendidikan dalam rumah tangga berarti luas,
yaitu pendidikan iman, moral, fisik, intelektual, psikologis, sosial serta seksual.
Tentang perkara ini, Allah ‘azza wa jalla berfirman dalam surah At-Tharim ayat 6.
Menurut Astuti (2012) Ibu adalah wanita pendidik pertama dan utama dalam
keluarga bagi putra-putrinya. Menanamkan rasa hormat, cinta kasih kepada tuhan
yang Maha Esa serta kepada masyarakat dan orang tua. Pada lingkungan keluarga,
25
peran Ibu sangat menentukan perkembangan anak yang tumbuh menjadi dewasa
Islam yaitu mampu mendidik anak dengan nilai ke-Islaman sejak masih dini,
memiliki budi pekerti yang baik (akhlakul karimah), selalu menjaga perilakunya
agar menjadi teladan bagi anaknya, memiliki sikap penyabar, sopan serta lembut
dalam berbicara agar kelak sang anak dapat memiliki kepribadian yang tangguh
dan baik.
“Keluarga merupakan tempat anak dibesarkan dan dididik, dan yang menjadi
tokoh utama dalam keluarga adalah orang tua terutama ibu. Ibu sebagai manager
pola asuh yang pertama dan utama dan menjadi panutan yang dilihat dan ditiru
oleh anakanak. Oleh karena itu, pola pengasuhan anak merupakan serangkaian
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang tua khususnya ibu. Jika
pengasuhan anak belum bisa dipenuhi secara baik dan benar, maka kerap kali
akan memunculkan masalah dan konflik, baik di dalam diri anak itu sendiri
maupun antara anak dengan orangtua, juga terhadap lingkungan. Oleh karena itu,
karakter merupakan hal sangat penting. Karena karakter adalah mustika hidup
yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia tanpa karakter adalah
manusia yang sudah “membinatang” (Nurlina, 2016).
Dalam rangka membentuk akhlak anak yang soleh dan solehah maka pokok-
pokok yang harus diberikan adalah ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an
dan Sunnah Rasul, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu,
berikut:
26
1. Pendidikan Aqidah
Relevansi antara arti kata “Aqa dan “Aqidah” adalah keyakinan itu tersimpul
Akidah dan agama merupakan suatu keyakinan yang harus ditanamkan kepada
anak. Akidah adalah keyakinan yang menjadi landasan seseorang menjadi yakin
yang diajarkan kepada anak itu berupa keyakinan yang memberikan pelajaran
bagi anak sebagai upaya yang paling dasar untuk mengenal Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, malaikat, Rasul Allah, hari akhir dan Qodo‟ dan Qodar Allah.
2. Pendidikan Ibadah
muslim dalam rangka mencapai ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala (Moh. Slamet
Islam itu hendaknya diperkenankan sedini mungkin dan sedikit dibiasakan dalam
diri anak. Hal itu dilakukan agar kelak mereka tumbuh menjadi insan yang benar-
benar bertaqwa, yakni insan yang taat melaksanakan segala perintah agama dan
taat pula dalam segala larangan-Nya. Ibadah sebagai realisasi dari akidah
Islamiyah harus tetap terpancar dan teramalkan dengan baik oleh setiap anak
(Mansur, 2011).
27
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyaat: 56). (https://tafsirq.com).
Berdasarkan kutipan dan ayat di atas dapat dipahami bahwa, pendidikan
agama Islam yang diberikan oleh orangtua terutama oleh seorang Ibu adalah
melalui pendidikan Ibadah yang tercermin dalam diri seorang anak yaitu tentang
3. Pendidikan Akhlak
segala aspek kehidupan (Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, 2010).
Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari kata
khuluq, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, pada
hakikatnya khuluq ( budi pekerti ) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang
telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga timbul berbagai macam
perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan memerlukan
pemikiran (Asmaran As, 2009).
Seperti yang termaktub dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala. yang
artinya:
”Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21). (ht.tps://tafsirq.com).
Berdasarkan kutipan dan ayat di atas dapat dipahami bahwa, peran ibu
sebagai Pendidik Agama Islam yang akan membentuk akhlak anak yang mana
anak perlu asupan dari Pembina berupa pendidikanpendidikan yang Islami seperti
kehidupan sehari-hari seoranga anak, meliputi akhlak terhadap orangtua, guru dan
sesama/teman.
Dikutip oleh Sari (2019) Dasar hukum wanita bekerja dijelaskan dalam Al-
ayat 32:
Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan
Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena)
bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang merek usahakan, dan bagi
para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mekera usahakan, dan mohonlah
kepada Allah sebagian dari karuniaNya. Sesunghuhnya Allah maha mengetahui
segala sesuatu.” (QS. AlNisā’: 32). (https://tafsirq.com).
Dalam tafsir Jalalain (2001) Ayat di atas bicara dalam konteks di mana laki-
laki dan wanita memiliki peluang usaha dan mendapatkan rezeki dari peluang
usaha tersebut. Ayat ini turun ketika Ummu Salamah mempertanyakan tentang
eksistensi kalangan wanita yang tidak bisa ikut berjihad sebagaimana laki-laki.
Selain ayat di atas, ayat lainnya menjelaskan dalam makna umum bahwa Allah
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.” (QS. Qaṣaṣ: 77). (https://tafsirq.com).
Berangkat dari uraian beberapa ayat di atas, dapat dipahami bahwa manusia
secara umum, baik laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama
29
untuk bekerja. Hal ini diperkuat dengan adanya riwayat yang masyhur tentang
payahnya banyak menunjang dakwah di masa awal Islam (Ali Muhammad al-
(Muhammad Raji Kinas: 2009). Artinya, poin penting yang dapat dimengerti yaitu
Dikutip oleh Vioriska (2019) ilmu ekonomi adalah suatu bidang studi yang
sudah cukup lama berkembang sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (Sadono
Sukirno: 2013). Pokok pikiran Adam Smith, tujuan utama menegakkan ilmu
secara umum atau secara khususadalah aturan raumah tangga atau manajemen
Rumah tangga yaitu salah satu pelaku ekonomi yang menggunakan, memakai
atau menghabiskan barang dan jasa yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
penghasilan yang didapat dari gaji suami mereka tinggi, cenderung lebih tinggi
pokoknya, maka akan muncul pula kebutuhan lainnya. Faktor lain yang
sosial, pengaruh lingkungan, gaya hidup, serta kebiasaan atau selera (Juliana Ibnu
Mubarok: 2012).
Hasan Aedy (2007) dikutip oleh Nurlela (2019) Ekonomi Islam adalah
sebahagian kecil dari usaha manusia dalam aspek bermuamalah yang dilakukan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan tujuan ini adalah meraih kesejahtraan
lahir bathin dan kebahagiaan dunia akhirat. Ekonomi Islam bukan sekedar
akhirat (fallah). Salah satu landasan ekonomi Islam yang paling kuat adalah
firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Qs. Al-Qassas ayat 77 yang artinya:
berdasar pada tujuan utama yakni keseimbangan untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat.
kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas
yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran islam, tanpa
yang berkesinambungan (Capra dalam Beti dkk, 2017) sedangkan menurut (Lubis
dalam Beti dkk, 2017), Ekonomi Islam adalah sekumpulan dasar-dasar ekonomi
lingkungan masa.
Dalam buku Islamic Economics yang ditulis oleh Veithzal Rivai dan Andi
Buhcari dalam (Reskianti, 2017) menjelaskan bahwa Ekonomi Islam adalah ilmu
dan aplikasi petunjuk dan aturan syariah yang mencegah ketidak adilan dalam
manusia dan agar dapat menjalankan kewajiban kepada Allah dan masyarakat.
bersama yaitu untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain. Dalam perspektif
(keluarga) adalah jumlah penghasilan rill dari seluruh anggota rumah tangga yang
rumah tangga. Pendapatan keluarga merupakan balas karya atau jasa atau imbalan
yag diperoleh karena sumbangan yang diberikan dalam kegiatan produksi. Secara
wiraswastawan
karyawan
Bentuk pendapatan bisa berupa uang maupun barang seperti: beras, maupun
bentuk barang lainnya. Pada zaman dulu kala kebanyakan pendapatan itu beruoa
barang karena fungsi alat tukar uang belum sepopuler sekarang ini. Begitu juga
akan semakin besar pulahlah tingkat kesejatraan rumah tangga tersebut. Adapun
kepala keluarga saja tetapi lebih pada semua anggota keluarga yang bisa
produksi tersebut dalam bentuk gaji, sewa tanah, modal kerja dan sebagainya.
yang dapat dikategorikan tiga kelompok yaitu pendapatan rendah, sedang dan
tinggi. Suatu keluarga yang peda umumnya terdiri dari suami, istri dan anak-anak,
besaerta jumlah anggota keluarga akan banyak tersedia tenaga kerja untuk
Pada Studi Kasus Multi Mart Batang Hari Kabupaten Lampung Timur”
oleh Nia Susanti pada tahun 2015, Jurusan Syariah dan Ekonomi Syari’ah,
Ulil Amri melihat yang terjadi pada perlindungan hak buruh di multi Mart
semestinya, sehingga hak tersebut belum terlaksana dengan baik. Hal ini
dapat dilihat dari hak jaminan asuransi sosial yang tidak diasuransikan, hak
cuti tidak terkait dengan cuti haid, cuti melahirkan hanya diberikan dua
bulan.
34
2. Judul skripsi “Peran Ganda Istri Dalam Hukum Islam Terhadap Pekerjaan
Aceh)” oleh Sartika Indah Sari 2019, Jurusan Hukum Keluarga, Fakultas
pekerja wanita Pasar Aceh tentang hukum wanita bekerja sebagai pedagang
apa saja yang mereka geluti, bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap
dibolehkan dengan syarat harus mendapat izin suami dan wali bagi yang
belum menikah. Adapun jenis perdagangan apa saja yang mereka geluti di
ayat 32, surat al-Aḥzāb ayat 33. Dalam HR. Bukhari dan HR. Abu Dawud
35
sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini. Hasil
Hasil uji tujuh variabel keislaman menunjukkan bahwa zakat, shadaqah dan
perempuan.
lainnya dan dampak yang timbulkan meliputi dampak positif dan negatif.
sosial yang sangat dirasakan oleh anak, perhatian dan kasih sayang dari ibu
mereka akan berkurang, serta perhatian dalam hal pendidikan pun juga
sangat berkurang karena bapak dan juga ibu bekerja di luar rumah.
Negeri Raden Intan Lampung. Permasalah dalam skripsi ini yaitu Adapun
terhadap peran home industry kerajinan tapis dan bordir “AUDY” terhadap
hasil kerajinan tangan, sementara dari pengadaan bahan baku dan modal
juga masih terbatas. Adapun peran home industry ini adalah membantu
bahwa usaha home industry ini dilakukan dengan baik dan sejalan dengan
Islam Negeri (UIN) Sultan Sarif Kasim Riau. Permasalahn dalam skripsi
Analisis data yang digunakan ialah analisis isi (content analysis), data yang
terhindar dari perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga, terhindar dari
Rumah Tangga Ditinjau Dari Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Pedagang
dari ekonomi Islam, faktor apa saja yang mempengaruhi peran istri dalam
Islam, dimana seorang istri yang bekerja dianggap membantu suami dalam
sering kali dihadapi oleh seorang ibu yang bekerja diantaranya yaitu faktor
faktor relasional.
seorang istri sekaligus sebagai ibu rumah tangga mengupayakan keluarga sejatera
dengan ikut terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga yang bekerja sebagai
pembuat gula merah untuk membantu meringankan beban suami dan menambah
Istri-istri Pekerja
Hasil Penelitian
Analisis Deskriptif
Kualitatif
METODE PENELITIAN
dikarenakan jarak tempat penelitian yang dekat dengan tempat tinggal penulis
ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat
istri yang terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga sebagai pembuat gula
merah di Desa Karemotingge yaitu ibu Hartati, ibu Intang, ibu Labo, ibu Itang dan
ibu Suna.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Adapun
sumber data dalam penelitian ini, pertama sumber data primer , yaitu sumber data
pertama di lapangan yang bersumber dari 5 orang istri yang terlibat dalam
kegiatan ekonomi rumah tangga di Desa Karemotingge yaitu ibu Hartati, ibu
42
43
Intang, ibu Labo, ibu Itang dan ibu Suna. Kedua sumber data sekunder, data
1. Metode wawancara
sebagai pedoman.
pertanyaan, kontak mata dan kepekaan non verbal. Wawancara ini digunakan untuk
mengubah data menjadi informasi yang secara langsung yang diberikan oleh
seseorang.
2. Dokumentasi
1. Perspektif Islam dalam penelitian ini yaitu pandangan dari sisi agama Islam
seorang istri sebagai ibu rumah tangga, sebagai pendidik anak-anaknya serta
4. Rumah tangga perspektif Islam yang dibina sesuai dengan tutuntunan Allah
5. Kewajiban istri kepada suami adalah patuh terhadap perintah suami demi
usaha agar dapat menambah pendapatan rumah tangga yang sesuai dengan
tuntunan syariah.
BAB IV
Tenggara.
1. Keadaan geografis
Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas 3000 kali 7000 m, 210 km
Konawe
Kolaka Timur.
2. Keadaan Demografi
46
47
Desa, 1 Taman Kanak-kanak, dan 1 Sekolah Dasar, serta 1 tempat wisata yaitu
Permandian Baros.
yang paling menonjol adalah dalam bidang pertanian. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya pohon aren yang ditanam pada kebun masyarakat Desa Karemotingge
yang kemudian diolah menjadi gula merah dan terbentuklah usaha Home Industri
Gula Merah.
Jumlah informan pada penelitian ini sebanyak lima orang istri, identitas yang
dideskripsikan pada kajian ini adalah gambaran tentang umur dan pendidikan.
1. Ibu Hartati sebagai pembuat gula merah dengan umur 39 tahun dan
pendidikan tamat SD
2. Ibu Intang sebagai pembuat gula merah dengan umur 49 tahun dan
pendidikan tamat SD
3. Ibu Labo sebagai pembuat gula merah dengan umur 48 tahun pendidikan
tamat SD
4. Ibu Itang sebagai pembuat gula merah dengan umur 67 tahun dan
5. Ibu Suna sebagai pembuat gula merah dengan umur 37 tahun dan
Rumah Tangga
Rumah tangga merupakan bagian masyarakat yang terdiri oleh suami, istri,
anak-anak, orang tua dan oranng lain yang menetap di dalamnya. Rumah tangga
terbentuk karena adanya jalinan yang kokoh melalui pernikahan. Rumah tangga
Berkaitan dengan masalah ekonomi, kondisi ini banyak fenomena istri ikut
keluarga, selain menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri dan sebagai ibu
rumah tangga yang selalu siap mendidik anak-anak serta menjaga harta
keluarganya.
yang mereka meiliki. Semakin besar kualitas intelektual mereka maka semakin
49
tinggi juga apa yang mereka dapatkan dari pengetahuan yang mereka miliki. Hal
kehidupan para istri yang bekerja sebagai pembuat gula merah maka secara
langsung dapat kita katakan bahwa pekerjaan yang mereka geluti adalah pekerjaan
yang tidak mengandalkan tingkat intelektual atau pendidikan yang tinggi, tetapi
kekuatan fisik yang berperan pada profesi mereka. Berikut faktor-faktor yang
melatar belakangi istri ikut terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga sebagai
1. Faktor Ekonomi
Agar dapat menjadikan kapal tersebut berlayar dengan baik dan mengarah pada
tujuan yang telah ditentukan, bahkan saat badai menerpa, perlu adanya kerja sama
antara para awak kapal termasuk antara nahkoda dan anak buah kapal. Demikian
pula dalam keluarga membutuhkan adanya kerja sama antara sang kepala rumah
tangga yaitu suami dan partner yaitu istri dan seluruh anggota keluarga agar
para istri atau ibu rumah tangga ikut terlibat dalam pembuatan gula merah di Desa
Informan ibu Hartati, ibu Itang dan ibu Suna: “Pekerjaan membuat gula
merah adalah pekerjaan yang gampang dan cepat menghasilkan uang. Kami
membuat gula merah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperi bensin,
beras, ikan, sayur dan bumbu-bumbu dapur serta kebutuhan lainnya. Karena
kalau hasil dari kebun yang diharpakan itu musiman jadi saat masa
senggang begini hasil pendapatan dari gula merah yang kami belanjakan
untuk memenuhi kebutahn sehari-hari.”
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh ibu Hartati, ibu Itang dan
ibu Suna menyatakan bahwan, mereka memilih membuat gula merah karena
kebutuhan sehari-hari saat masa senggang, karena hasil dari pendapatan kebun
Berbeda dengan hasil wawancara ibu Labo dan ibu Intang, bahwa untuk
memenuhi kebutuhan beras dalam rumah tangga mereka bersumber dari sawah
yang mereka garap. Dan mereka juga berpendapat bahwa membuat gula merah
Faktor kedua istri ikut terlibat dalam pembuatan gula merah di Desa
Karemotingge adalah karena dipicu oleh kamauan sendiri untuk ikut membantu
suami bekerja karena ia kasihan jika harus membiarkan suami memikul sendiri
sehingga menjadi tindakan, mereka para istri tahu sebenarnya tentang apa manfaat
yang didapatkan dari tindakan itu, bagi dirinya dan keluarganya dalam hal ini istri
ikut bekerja sebagai pembuat gula merah tidak semata-mata bertujuan untuk
Pengetahuan para istri dalam bidang pembuatan gula merah, adalah membawa
Informan ibu Hartati, ibu Intang, ibu Suna dan ibu Labo: “Saya ikut
membuat gula merah untuk bantu-bantu suami, kan kita mau makan sama-
sama, karena suami tidak bisa kalau harus kerja sendiri, Menurut saya
membantu suami mencari nafkah memang buka kewajiban istri tapi jika istri
ikhlas mengerjakannya maka akan jadi pahala buat istri, dan kebetulan
suami tidak begitu paham cara buat gula merah.”
Dari jawaban yang dikemukakan ibu Hartati, ibu Intang, ibu Suna dan ibu
Labo menunjukkan bahwa, mereka ikut membuat gula merah untuk membantu
meringankan beban suami dan disamping itu mencari pahala. Dan menurut ibu
Labo ia ikut membaut gula merah karena suaminya tidak begitu paham dalam
proses pembuatannya.
Berbeda dengan ibu Itang yang sudah berumur 67 tahun, sehingga tidak
bisa dipungkiri bahwa diusia itu adalah keadaan dimana penyakit tua mulai
dirasakan dan hal itu yang menyebabkan ibu Itang tidak bisa pergi ke kebun
“Saya membuat gula merah untuk bantu suami dan karena hanya itu yang
bisa saya kerja tidak bisa pergi kebun, tinggal mendorong kayu api saja di
tungku, saya tidak bisa pergi kebun karena dada saya sering sakit.”
52
bahan baku yaitu pohon aren dengan jumlah yang tepat tentunya sangat
petani, dengan berbagai tanaman yang ditanam pada kebun mereka, pohon aren
Informan ibu Intang, ibu Labo dan ibu Suna: “Alhamdulillah karena
banyaknya pohon aren yang sudah ditanam di kebun sehingga suami memilih
untuk menyadap pohon aren untuk dijadikan gula merah dan harga dari
penjualan gula merah alhamdulillah bisa digunakan memenuhi kebutuhan
untuk makan sehari-hari.”
Selain memperoleh bahan baku dari kebun milik sendiri, ada juga
beberapa masyarakat yang memperoleh bahan baku dari kebun milik orang lain
“Saya memilih membuat gula merah karena di Desa sini banyak pohon aren
jadi lebih bagus kalau dimanfaatkan untuk menghasilkan uang. Penghasilan
tidak banyak juga tergantung banyaknya air aren. Ada banyak kalau dikerja
punya orang (mengambil air aren orang lain) yang sebelumnya saya dan
suami sudah minta izin, kalau punya saya tidak banyak. Secukupnya saja
Alhamdulillah ada sedikit tapi cukup.”
Secara umum, agama Islam yang diturunkan Allah dan diajarkan oleh
yang bersifat ibadah semata, namun juga mendaji panduan bagi manusia dalam
berprilaku sehari-hari. Pedoman tersebut secara garis besar diatur oleh Hukum
53
syari’ah. Salah satu bagian dari hukum syariah yaitu mu’amalah. Hukum tersebut
mengandung babi, minuman keras, narkoba dan sebagainya. Selain itu, produk
juga harus di didapatkan dengan cara yang halal, bukan barang curian dan lain-
baku pembuatan gula merah dari kebun mereka sendiri dan dari kebun milik orang
gula merah di Desa Karemotingge merupakan hal yang dibolehkan, karena pada
proses pembuatannya tidak mengandung bahan pengawet atau bahan kimia dan
tidak merusak sumber daya alam dalam kegiatan produksinya. Seperti jawaban
yang dikemukakan oleh kelima informan yaitu ibu Hartati, ibu Intang, ibu Labo,
ibu Itang dan ibu Suna mereka sepakat bahwa pekerjaan membuar gula merah
merupakan pekerjaan yang halal karena cara mereka peroleh bahan baku dan
dalam proses pembuatan gula merah tidak bertentang dengan hukum syari’ah.
istri membuat gula merah adalah pekerjaan yang dibolehkan dalam agama Islam
karena dari proses pengambilan air aren sampai proses pembuatan gula merah
sama sekali tidak mengandung unsur haram. Mereka memilih pekerjaan sebagai
pembuat gula merah karena ada banyak pohon aren yang ditanam pada kebun
uang. Keterlibatan istri dalam kegiatan ekonomi rumah tangga yaitu ikut
membuktikan bahwa pendapatan yang dihasilkan para istri dan suami dari proses
tangga mereka.
Mengatur dan mengelolah rumah tangga merupakan tugas utama para istri
atau ibu rumah tangga. Kegiatan ini seolah tidak mengenal waktu dan
pelakasanaanya. Sebagai istri atau ibu rumah tangga yang bertanggung jawab
secara terus menerus memperhatikan kesehatan rumah dan tata laksana rumah
tangga, mengatur segala sesuatu didalam rumah tangga untuk meningkatkan mutu
hidup. Keadaan rumah harus mencerminkan rasa nyaman, aman, tentram, dan
Seoranng istri yang bekerja bukan berarti ia terbebas dari pekerjaan rumah
istri atau ibu kepada orang lain. Dengan demikian hendanya seorang istri harus
pandai membagi waktu antara pekerjaan mencari nafkah dan pekerjaan rumah
tangga, karena tugas dan beban kerja di dalam rumah tangga begitu berat.
khususnya istri yang bekerja sebagai pembuat gula merah sebagai berikut:
aktivitasnya sebagai seorang istri atau ibu rumah tangga dimulai dari jam setengah
pembuat gula merah saat jam 6 dan berlanjut sampai jam 3 sore. Ditengah
pekerjaanya sebagai pembuat gula merah ibu Hartati juga masih melayani suami
serta mengurus suami, dan dari semau aktivitas ia lakukan ibu Hartati tidak
merasa terbebani.
tidak merasa terbebani dengan pekerjaan saya karena itu memang tuganya
istri bantu-bantu suami.”
Dari jawaban yang dikemukakan ibu Intang menunjukkan bahwa, ibu Intang
memulai aktivitasnya jam 5 subuh, setelah sholat subuh ia bergegas memasak dan
sarapan bersama suami sebelum pergi di kebun. Setelah pulang dari kebun ia
dibantu oleh anaknya yang telah menikah. Ditengah banyaknya pekerjaan yang
dikerjakan ibu Intang ia masih tetap melayani suaminya, mencuci dan mengurus
melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri yaitu mengurus rumah dan tetap
melayani suami. Ibu Itang juga berpendapat bahwa tidak boleh seorang istri
merasa terbebani dengan tugas yang saya lakukan, karena kita kerjakan
bersama-sama suami.”
aktivitasnya sebagai seorang istri atau ibu rumah tangga dimulai saat subuh,
seperti cuci piring dan memasak untuk keluarga. Saat pagi hari ia dan suami pergi
ke kebun, ibu labo mengambil kayu bakar sedangkan suaminya mengambil air
aren. Saat sore hari tugas rumah yang sama kembali dilakukan yaitu memasak
untuk keluarga. Ia baru akan istirahat dari banyaknya aktivitas saat jam 9 atau
setengah 10 malam. Namun ditengah banyaknya peran yang dijalankan, ibu labo
telah mendapat izin dari suami dan berkata bahwa ia tetap melayani suami dan ia
merasa tidak terbebani dengan peran-peran tersebut, karena suaminya pun ikut
membantu.
bermula pada pagi hari yaitu dimulai dengan memasak, membuatkan air panas
suaminya dan tak lupa pula mengurus anaknya yang masih kecil, menyapu,
mencuci dan mengurus rumah. Ibu suna selalu membawa anaknya yang kecil
pergi ke kebun dengan alasan tidak ada yang menjaganya. Pekerjaanya dalam
beliu telah mendapat izin dari suami. Beliua juga tidak merasa kesusahan dalam
Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa para istri yang berperan
sebagai istri atau ibu rumah tangga masih melaksanakan tugasnya, dibuktikan
dengan para istri tetap memasak, mencuci, menyapu dan patuh terhadap
perkataan suami disamping itu pula ia bekerja sebagai pembuat gula merah.
Ibu adalah wanita pendidik pertama dan utama dalam keluarga bagi putra-
putrinya. Menanamkan rasa hormat, cinta kasih kepada Tuhan yang Maha Esa
serta kepada masyarakat dan orang tua. Pada lingkungan keluarga, peran Ibu
Peran ibu sebagai pendidik bagi anak dalam rumah tangga yaitu ibu yang
mampu mendidik anaknya dengan nilai ke-Islaman sejak masih dini, memiliki
budi pekerti dengan baik (akhlakul karimah), selalu menjaga prilakunya agar
menjadi teladan bagi anaknya, memiliki sikap penyabar, sopan, serta lembut
dalam berbicara agar kelak sang anak dapat memiliki keperibadian yang tangguh
dan baik.
pendidikan pertama dan paling baik adalah pendidikan di dalam keluarga yaitu
orang tuanya terutama seorang ibu, karena ibu adalah orang tua yang melahirkan
Dari jawaban yang dikemukakan ibu Hartati menunjukkan bahwa, ibu Hartati
memiliki empat orang anak perempuan dan waktunya banyak diluangkan pada
pekerjaannya sebagai pembuat gula merah. Namun dalam proses pembuatan gula
ada waktu luang ia mengajar anak-anaknya mengaji. Disamping itu ia juga tetap
mengajar anaknya bersikap sopan kepada orang lain dan mengajarkan agar
Jawaban yang diperoleh dari ibu Intang, menunjukkan bahwa ibu Intang
memiliki empat orang anak tiga diantaranya telah menikah. Aktivitas ibu Intang
saat siang hari yaitu pergi di kebun dan pada malam hari barulah ia mengajar anak
bungsunya jika sempat, namun kadang anaknya yang muda diajar pula oleh
anaknya yang lebih tua atau diajar oleh anak menantunya. Ibu Intang juga tetap
mengaji.
60
Jawaban yang dikumukakan oleh ibu Labo menunjukkan, bahwa dia memiliki
lima orang anak, dua diantarnya sudah menikah. Tiga orang orang anak laki-
lakinya telah bekerja dan dua diantanya masih tinggal bersamanya. Ibu Labo
membagi waktu antara bekerja di rumah dan bekerja sebagai pembuat gula merah.
Walaupun anak ibu labo sudah dewasa tapi ia masih tetap mengingatkan anaknya
Jawaban yang diberikan oleh ibu Itang , menunjukkan bahwa dia dan anak
bungsuhnya tidak lagi tinggal serumah disebabkan karena sinyal yang jelek, ia
baru akan berkomunikasi dengan anaknya jika melalui telpon atau anaknya yang
kepada anaknya.
Dari jawaban ibu Suna menujukkan, bahwa selama bekerja dia selalu
mengajak anaknya karena tidak ada yang menjaganya. Ibu Suna belum mengajar
anaknya mengaji karena anaknya masih kecil dan belum bisa berbicara dengan
dan menjadi ibu yang terbaik ditengah kesibukannya bekerja sebagai pembuat
gula merah.
4.3 Pembahasan
Agama Islam sebagai sebuah ajaran berlandaskan aturan hukum yang telah
terkonstruksi dengan baku dan berlaku untuk mengatur hubungan manusia dengan
manusia, baik dalam lingkup rumah tangga sampai dalam lingkup lebih luas yaitu
hubungan dengan masyarakat. Dalam lingkup rumah tangga, Islam telah mengatur
hak dan kewajiban yang berlaku bagi suami dan istri yang wajib dipenuhi secara
berimbang.
baku dan tidak boleh diganti misalnya kewajiban bekerja dan mencari nafkah
bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini dimungkinkan apabila dalam
62
keadaan mendesak, sebab tidak ada pihak yang memberinya nafkah. Dalilnya
Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan
Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena)
bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang merek usah akan, dan bagi
para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mekera usahakan, dan mohonlah
kepada Allah sebagian dari karuniaNya. Sesunghuhnya Allah maha mengetahui
segala sesuatu.” (QS. AN-Nisā’: 32).
Munzir dari Ikrimah, bahwa makna ayat di atas menegenai bagian-bagian yang
menetapkan bagian kepada laki-laki atas apa yang dikerjakannnya, begitu juga
bagi seorang wanita. Ibn Jafir al-Tabari menyebutkan asbab al-nuzul ayat tersebut
dengan harapan mendapatkan apa yang diperoleh kaum lelaki tersebut. Oleh
andai tentang sesuatu yang batil, dan memerintahkan meraka agar meminta
karunia dari-Nya, karena berandai-andai dapat menimbulkan sifat iri, dengki, dan
Maksud ayat di atas yaitu “bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka
kerjakan, yang berupa pahala atas ketaatan dan siksa atas maksiat yang dilakukan.
Para wanita juga mendapat bagian seperti halnya laki-laki, ia mendapat apa yang
telah mereka usahakan dan kerjakan”. Ayat ini juga memiliki arti bagian warisan
representatif saat ini, dapat dipahami bahwa kandungan makna ayat di atas masih
bersifat umum. Namun, dalam kaitan dengan usaha dan pekerjaan, maka laki-laki
oleh masing-masing.
Berangkat dari uraian beberapa ayat di atas, dapat dipahami bahwa manusia
secara umum, baik laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama
untuk bekerja. Hal ini diperkuat dengan adanya riwayat yang masyhur tentang
payahnya banyak menunjang dakwah di masa awal Islam (Ali Muhammad al-
(Muhammad Raji Kinas: 2009). Artinya, poin penting yang dapat dimengerti yaitu
sendiri, atau keluarganya hal itu adalah yang mulia berupa ibadah dan bisa
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah
mereka kerjakan.”
Dapat disimpulkan bahwa profesi pekerja istri sebagai pembuat gula merah
normatif, logis maupun historis, istri yang membantu pekerjaan suami dibenarkan
selama ia tidak melalaikan tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang istri dan
ibu bagi anak-anaknya, tidak menyimpang dan memenuhi segala syarat dan etika
Tangga
aqidah dan ibadah), dengan dirinya sendiri (makan, pakaian, akhlak), mengatur
dan kewajiban antara suami dan istri. Agar dapat terlaksana dengan baik, haruslah
tercipta saling pengertian serta adanya rasa kasih sayang antara suami dan istri.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surah Ar-Rum ayat 21.
Saat memasuki pintu gerbang pernikahan, maka suatu kehidupan baru dan
syarat-syarat dan nilai-nilai ibadah mulai terbuka. Pada saat itu setiap pasangan
65
suami istri memikul taklif (beban) syariat sesuai dengan kedudukan dan tugasnya
sebagai suami dan ayah serta sebagai istri dan ibu. Mengenai tugas masing-
bersabda”... suami adalah pemimpin dalam rumah tangga dan dia akan dimintai
dan lainnya. Dalam hal pekerjaan rumah tangga istri wajib menyiapkan tugas-
tugas ibu rumah tangga pada umumnya, seperti memasak, menyapu bahkan
mencuci pakaian anak dan suaminya hal ini dilandaskan pada kebiasaan mayoritas
tangga adalah seperti seorang manajer kauangan. Hal ini didasarkan hadist
istri tidak boleh bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangganya,
hanya saja bolehnya seorang istri bekerja harus dengan ijin suami. Sebab istri
wajib taat kepada suaminya selama ketaatan tersebut tidak keluar dari koridor
ayat: 34 “...Wanita shalihah adalah yang taat kepada Allah dan menjaga diri
ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara mereka.”
66
Sifat-sifat wanita (istri) yang sholehah dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan
oleh An Nasa’i dari Abu Hurairah r.a Rasulullah Sahallallahu ‘alahi wasallam
bersabda:
rumah tangga. Adapun ketentuan yang harus diperhatikan oleh para istri yang
berikut:
1. Bekerja dengan seizin suami, seorang istri yang ingin bekerja baik bekerja
di luar rumah ataupun di dalam rumah harus seizin suami agar segala
sama sebagai ibu rumah tangga dan tidak akan pernah berubah. Istri yang
tangga.
mencerminkan sikap tetap patuh terhadap suami, hal ini dibuktikan mereka
ikut bekerja sama dalam proses pembuatan gula merah demi memenuhi
kebutuhan sehari-hari rumah tangga mereka, dan para istri masih melayani
dikatakan sangat mulai, meraka telah melakukan peran ganda sebagai istri
Dalam hukum Islam kewajiban istri atau ibu rumah tangga selain taat dan
patuh terhadap suami, ibu rumah tangga juga berkewajiban untuk mendidik putra
putri mereka. Pendidikan dalam rumah tangga berati luas, yaitu pendidikan iman,
membentuk akhlak anak yang soleh dan solehah maka pokok-pokok yang harus
68
diberikan adalah ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul,
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu, Pendidikan Akidah,
jalla terhadap pendidikan putra-putri mereka. Tentang perkara ini, Allah ‘azza wa
Ibu atau wanita sangat berperan dalam pendidikan di dalam rumah tangganya.
Mereka menanamkan dan menjadi panutan bagi generasi yang akan datang
tentang perlakuan terhadap lingkungan. Dengan demikian wanita atau ibu rumah
tangga ikut serta menentukan kualitas lingkungan hidup ini. Pendidikan rumah
tangga di Desa Karemotingge dalam hal intelektual cukup baik, orang tua yang
berlatar belakang sebagai petani dan pembuat gula merah tetap bisa
menyekolahkan anaknya bahkan sampai ada yang sukses atau telah bekerja dan
berumah tangga. Sedangkan dalam hal pendidikan agama para ibu rumah tangga
anaknya mengaji, serta menasihati anaknya agar berlaku sopan kepada orang lain.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut:
mendapatkan hasil dari usahanya, seperti QS. An-Nisa’ ayat 32. Dari sisi
juga bekerja pada masa Rasulullah. Dari sisi logis, keterlibatan istri dalam
sendiri oleh para istri karena kasihan melihat suami bekerja sendiri
Faktor kehalalan, membuat gula merah adalah pekerjaan yang halal karena
dalam cara perolehan bahan baku dan dalam proses pengolahan tidak
69
70
2. Para istri yang melibatkan diri pada kegiatan ekonomi rumah tangga di
yang telah dilaksanakan oleh para istri atau ibu rumah tangga yaitu, 1)
yang berlatar belakang sebagai seorang petani dan pembuat gula merah
5.2 Saran
bahwa:
tangga.
peran istri dari sisi yang berbeda, karena dalam penelitian ini penyusun
71
72
73
75
76
Lampiran 1
Dokumentasi Wawancara