Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KRITIS

ASUHAN KEPERAWATAN
“ABDOMINAL INTERNAL BLEEDING”

Dosen Pembimbing : Dodik Hartono, S. Kep., Ns., M.Tr Kep

Disusun Oleh :

KELOMPOK 14 :

1. Meigy Dwi Rizka (14201.11.19026)


2. Sanik Waras (14201.11.19045)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN

PAJARAKAN – PROBOLINGGO

2022
GAMBARAN KASUS

Pasien Tn. M berusia 36 Tahun datang ke RSUD Wonolangan, dengan


keluhan 1 hari sebelum masuk rumah sakit klien sedang menebang pohon dan
kemudian pasien tertimpa balok kayu pada perut, setelah kejadian kemudian
pasien di bawa ke RSUD Wonolangan. Kemudian tanggal 7 juli 2022 jam 14.00
dilakukan operasi laparatomi pada pasien. Selama proses penyembuhan post op
pasien dianjurkan untuk berpuasa, klien terakhir mengkonsumsi nasi dan sayur ±
40 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan dari radiologi pada tanggal 8 juli 2019 :
tampak gambaran udara bebas di hemidiafragma kanan, Tampak cairan bebas di
marrison pouch, splenorenal space dan paravesika space. Sedangkan Hasil
Laboratorium AL : 11,5 ribu/ul, Hb : 10,2 g/d.

Pada hari senin, 9 juli 2021 kesadaran pasien composmentis pasien


mengatakan mengeluh nyeri pada luka post operasi hari 1, nyeri bertambah saat
pasien bergerak, rasanya seperti di tusuk-tusuk pada abdomen, pasien mengakatan
ADL dibantu oleh keluarga. Hasil pemeriksaan klien tampak meringis menahan
nyeri, klien tegang dengan TD 100/70 mmHg, Nadi 89x/menit, RR 23x/menit,
SpO2 95x/menit, Suhu 37ᵒC. Pasien belum BAB sejak 2 hari yang lalu, dan
setelah post op pasien belum mengalami kentut dan bagian abdomen terasa kram.
I. IDENTITAS
a. Identitas Klien:
Nama : Tn. M
Umur : 36 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa
Alamat : Dsn Gedung galeng, Dringu, Probolinggo
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
Dx medis : Post OP Trauma Abdomen Bledding
No.Registrasi : 245678
Tanggal pengkajian : 9 juli 2022
Sumber Informasi : Pasien
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. K
Umur : 32 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Dsn Gedung galeng, Dringu, Probolinggo
Hubungan dengan klien : Anak

II. DATA SUBYEKTIF


a. Keluhan utama saat pengkajian
Klien mengeluh Nyeri pada abdomen post operasi laparatomi
b. Riwayat penyakit sekarang
1 hari sebelum masuk rumah sakit klien sedang menebang pohon
dan kemudian pasien tertimpa balok kayu pada perut, setelah kejadian
kemudian pasien di bawa ke RSU Medika Mulya wonogiri,
c. Riwayat penyakit yang lalu dan riwayat alergi
Klien tidak mempunyai riwayat hipertensi, Diabetes Mellitus,
jatung, asma dan alergi

III. DATA OBYEKTIF (Menggunakan pendekatan B1-B6)


Pengkajian pada tanggal 9 juli 2022
a. B1 (Breathing)
 Frekuensi pernafasan (Respiratory rate) 23 x/menit
 Irama nafas teratur
 Tidak menggunakan otot bantu pernafasan
 Suara nafas vesikuler (lapang paru kanan dan kiri)
 SpO2: 95%, klien terpasang NRM (Non Rebreathing Mask) O2 3
lpm.
b. B2 (Blood)
 Akral dingin
 TD 100/70 mmHg
 Nadi 89x/menit
 CRT > 3 detik
c. B3 (Brain)
 GCS E4V5M5 (somnolen)
 Gelisah
d. B4 (Bladder)
 Pasien terpasang kateter Urine
 Urine rata-rata 2100 cc/hari warna kuning muda
e. B5 (Bowel)
 Peristaltik Usus 4x/menit
 Mukosa bibir kering

f. B6 (Bone)
 Suhu 37ᵒC
 Warna kulit pucat, Kulit di bagian abdomen ada luka bekas post
operasi laparatomi hari 1, tertutup kassa steril dengan panjang
7cm, capillary refill kembali dalam 3 detik., tidak ada oedema,
tidak ada kelainan pada kulit.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hasil radiologi USG abdomen tgl 9 juli 2022
Hasil Pemeriksaan : Tampak gambaran udara bebas di hemidiafragma kanan -
Tampak cairan bebas di marrison pouch, splenorenal
space dan paravesika space.

V. PENATALAKSANAAN & TERAPI


a. Morfin 500 mg
b. Cefotaxim 1 gr
c. D5% 500cc 20 tpm
d. Metronidazole 500m
e. Ciprofloxaxin 400mg
ANALISA DATA

MASALAH
DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN

DS : Pembedahan Disfungsi motilitas


gastrointestinal
- Pasien mengatakan nyeri
pada abdomen

- Pasien mengatakan belum


kentut selama pasca post op

DO :

- Peristaltic usus 4 kali/ menit

- Residu lambung meningkat

- Pengosongan lambung cepat

DS: pasien mengatakan nyeri Agen Nyeri akut


pencenderaan fisik
DO :

- Pasien tampak meringis


- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak menghindari
nyeri
- TTV
TD 100/70 mmHg
Nadi 89x/menit
CRT > 3 detik
P: nyeri bertambah saat terlalu
banyak bergerak

Q: klien mengatakan seperti di


tusuk tusuk

R: klien mengatakan nyeri di


bagian perut

S: skala 6

T: nyeri seperti di tusuk tusuk

DS : pasien mengeluh lelah kelemahan Intoleransi aktivitas

DO :

- TD 100/70 mmHg
- Nadi 89x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Disfungsi motilitas gastrointestinal b.d pembedahan d.d pasien mengeluh


nyeri pada perut dan kram.

2. Nyeri akut b.d agen cedera fisik d.d pasien tampak meringis, Pasien tampak
meringis, Pasien gelisah,Pasien tampak menghindari nyeri
TTV :TD 100/70 mmHg, Nadi 89x/menit, CRT > 3 detik dengan skala 6
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d pasien Lelah
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Standar luaran keperawatan Indonesia Standar intervensi keperawatan Indonesia
(SLKI) (SIKI)
1. Disfungsi Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Pengontrolan Infeksi (I.14551)
Motilitas selama 1 x 24 jam diharapkan tingkat
Observasi
Gastrointesti nyeri Membaik :
1. Identifikasi pasien-pasien yang
nal 1. Motilitas Gastrointestinal
mengalami penyakit infeksi menular.
Indikator Ekspektasi SA ST
Nyeri Meningkat 2 4 Terapeutik
2. Terapkan kewaspadaan universal.
Kram Meningkat 2 4
3. Tempatkan pada ruangan isolasi
abdomen
bertekanan positif untuk pasien yang
Suara Menurun 2 4
mengalami penurunan imunitas
peristaltik
4. Tempatkan pada ruangan isolasi
Pengosonga Menurun 2 4
bertekanan negatif untuk pasien yang
n lambung
beresiko penyebaran infeksi via droplet
Flatus Menurun 2 4
atau udara.
5. Strelisasi dan desinfeksi alat-alat,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
furnitur, lantai, sesuai kebutuhan.
selama 1 x 24 jam diharapkan tingkat
6. Gunakan hepafilter pada area khusus.
nyeri Meningkat :
7. Berikan tanda khusus untuk pasien-
2. Pemulihan pascabedah
pasien dengan penyakit menular.
Indikator Ekspektasi SA ST
Kenyaman Meningkat 2 4
Edukasi
aan
8. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
Mobilitas Meningkat 2 4
benar.
Waktu Menurun 2 4
9. Ajarkan etika batuk atu bersin.
peneyemb
uhan
b. Penurunan Flatus (I.04161)
Area luka Menurun 2 4
Observasi
operasi
1. Monitor perasaan kembung,
distensi abdomen dan nyeri
abdomen.
2. Monitor suara usus
3. Monitor efek samping pemberian
obat.

Terapeutik
4. Berikan posisi miring
5. Batasi asupan oral jika sistem
gastrointestinal kurang aktif
6. Anjurkan menghindari kondisi
yang menyebabkan udara tertelan
secara berlebihan.
Edukasi
7. Anjurkan menghindari makann
yang menyebabkan perut kembung.
8. Anjurkan melakukan defekasi
secara teratur.
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian oabt
antiflatus, jika perlu
10. Kolaborasi pemberian laksatif,
supositoria, atau enema, jika perlu

2. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Manajemen nyeri (I.08238)


selama 1 x 24 jam diharapkan tingkat
Observasi
nyeri menurun :
1. Identifikasilokasi
1. Tingkat nyeri (L.08066)
karakterstik,durasi,frekuensi,kualitas,i
indikator Ekspektasi SA ST
ntensitas nyeri
Keluhan Menurun 2 4
2. Identifikasi skala nyeri
nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
meringis Menurun 2 4
4. Identifikasi faktor memperberat dan
Sikap Menurun 2 4
memperigan nyeri
proktektif
5. Identifikasi pengaruh nyeri pada
Gelisah Menurun 2 4 kualitas hidup
6. Monitor keberhasilan terapi
kesulitan Menurun 2 4 komplomenter yang sudah diberikan
tidur 7. Monitor efek samping pengunaan
analgetik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapeutik
selama 1 x 24 jam diharapkan tingkat 8. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
nyeri membaik : mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
2. Fungsi gastrointestinal hipnosis,akupresur,terapimusik,biofee
Indikator Ekspektasi SA ST dback,terapi pijat,aroma terapi,teknik
Nafsu Meningkat 2 4 imajinasi terbimbimbing, kompres
makan hangat atau dingin,terapi bermain)
Mual Menurun 2 4 9. Kontrol lingkungan yang memperberat
Nyeri Menurun 2 4 rasa nyeri (mis.suhu
abdomen ruangan,pengcahayaan,kebisingan)
Peristaltik Membaik 2 4 10. Fasilitasi istirahat dan tidur
usus Edukasi
11. Jelaskan penyebab,priode dan pemicu
nyeri
12. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
13. Anjurkan mengunakan analgetik
secara tepat
Kolaborasi
14. Kolaborasi pemberian analgetik,jika
perlu

3 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Manajemen Energi


aktivitas selama 1 x24 jam diharapkan tingkat Observasi
nyeri meningkat : 1. Identifikasigangguan fungsi tubuh
1. Ambulasi yang mengakibatkan kelelahan
Indikator Ekspetasi ST SA 2. Monitor kelelahan fisik dan
Menopang Meningkat 3 4 emosional
berat 3. Monitor pola dan jam tidur
badan 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
Berjalan Meningkat 3 4 selama melakukan aktivitas
dengan Terapeutik
langkah 5. Sediakan lingkungan nyaman dan
efektif rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
Nyeri saat Meningkat 2 4 dan kunjungan)
berjalan 6. Lakukan latihan rentang gerak pasif
Perasaan Menurun 2 4 dan/atau aktif
khawatir 7. Berikan aktivitas distraksi yang
saat menenangkan
berjalan 8. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
9. Anjurkan tirah baring
10. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
11. Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
12. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
13. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan2
2.Dukungan ambulasi

Observasi

1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan


fisik lainnya

2. Identifikasi toleransi fisik melakukan


ambulasi

3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan


darah sebelum memulai ambulasi

4. Monitor kondisi umum selama


melakukan ambulasi

Terapeutik

5. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan


alat bantu (mis. tongkat, kruk)

6. Fasilitasi melakukan mobilisasi tisik,


jika peru

7. Libatkan keluarga untuk membantu


pasien dalam meningkatkan ambulasi

Edukasi

8. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi

9. Anjurkan melakukan ambulasi dini

10. Ajarkan ambulasi sederhana yang


harus dilakukan (mis. berjalan dan
tempat tidur ke kursi roda, berjalan
dari tempat tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi).
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Implementasi Evaluasi

1 Disfungsi a. Pengontrolan Infeksi DS :


Motilitas (I.14551)
1. Mengidentifikasi pasien- - Pasien mengatakan nyeri pada
Gastrointes
pasien yang mengalami abdomen
tinal penyakit infeksi
menular.Terapkan - Pasien mengatakan belum kentut
kewaspadaan universal.
selama pasca post op
2. Menempatkan pada ruangan
isolasi bertekanan positif
DO :
untuk pasien yang mengalami
penurunan imunitas. - Peristaltic usus 4 kali/ menit
3. Menempatkan pada ruangan
isolasi bertekanan negatif - Residu lambung meningkat
untuk pasien yang beresiko
penyebaran infeksi via - Pengosongan lambung cepat
droplet atau udara.
4. Menstrelisasi dan desinfeksi Motilitas Gastrointestinal
alat-alat, furnitur, lantai,
sesuai kebutuhan. Indikator Ekspektasi SA ST
5. Menggunakan hepafilter pada
Nyeri Meningkat 2 4
area khusus.
6. Memberikan tanda khusus Kram Meningkat 2 4
untuk pasien-pasien dengan abdomen
penyakit menular.
Suara Menurun 2 4
7. mengajarkan cara mencuci
tangan dengan benar. peristaltik
8. mengajarkan etika batuk atu Pengosonga Menurun 2 4
bersin.
n lambung

b. Penurunan Flatus Flatus Menurun 2 4


(I.04161)
1. Memonitor perasaan Pemulihan Pascabedah
kembung, distensi abdomen
dan nyeri abdomen. Indikator Ekspektasi SA ST
2. Memonitor suara usus
Kenyaman Meningkat 2 4
3. Memonitor efek samping
aan
pemberian obat.
Mobilitas Meningkat 2 4
4. Memerikan posisi miring Waktu Menurun 2 4
5. Membatasi asupan oral jika peneyemb
sistem gastrointestinal uhan
kurang aktif Area luka Menurun 2 4
6. Menganjurkan menghindari operasi
kondisi yang menyebabkan
udara tertelan secara
berlebihan.
7. Menganjurkan menghindari
makann yang menyebabkan
perut kembung.
8. Menganjurkan melakukan
defekasi secara teratur.
9. Mengkolaborasi pemberian
oabt antiflatus, jika perlu
10. Mengkolaborasi
pemberian laksatif,
supositoria, atau enema, jika
perlu

2 Nyeri akut 1. Mengidentifikasi lokasi DS: pasien mengatakan nyeri


karakterstik, durasi, frekuensi, DO :
kualitas, intensitas nyeri.
- Pasien tampak meringis
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi respon nyeri - Pasien tampak gelisah
non verbal - Pasien tampak menghindari
4. Memberikan teknik
nyeri
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. - TTV
TENS, hipnosis, akupresur, TD 100/70 mmHg
terapimusik, biofeedback,
Nadi 89 x/menit
terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi CRT > 3 detik
terbimbimbing, kompres P: nyeri bertambah saat terlalu banyak
hangat atau dingin, terapi bergerak
bermain)
Q: klien mengatakan seperti di tusuk
5. Mengontrol lingkungan yang tusuk
memperberat rasa nyeri (mis. R: klien mengatakan nyeri di bagian
suhu ruangan, pengcahayaan,
perut
kebisingan)
6. Memfasilitasi istirahat dan S: skala 6
tidur T: nyeri seperti di tusuk tusuk
7. Menganjurkan memonitor
Tingkat nyeri
nyeri secara mandiri
8. Menganjurkan mengunakan indikator EkspeKtasi SA ST
analgetik secara tepat Keluhan Menurun 2 4
9. Menganjurkan teknik
nyeri
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri meringis Menurun 2 4
10. Kolaborasi pemberian Sikap Menurun 2 4
analgetik, jika perlu
proktektif
Gelisah Menurun 2 4
Susah tidur 2 4
Fungsi gastrointestinal
Indicator Ekspetasi SA ST
Nafsu Meningkat 2 4
makan
Mual Menurun 2 4
Nyeri 2 4
abdomen
Peristaltik 2 4
usus
2 4
A: nyeri akut
P: masalah belum teratasi sebagian

intoleransi 1.Manajemen Energi DS : pasien mengeluh Lelah


aktivitasi
1. mengidentifikasi gangguan DO :
fisik fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan - TD 100/70 mmHg
- Nadi 89x/menit
2. Memonitor kelelahan fisik
dan emosional Ambulasi
indikator ekspetasi ST SA
3. Memonitor pola dan jam
tidur Menopang Meningkat 3 4
berat
4. menyediakan lingkungan
badan
nyaman dan rendah stimulus
(mis. cahaya, suara, dan Berjalan Meningkat 3 4
kunjungan) dengan
langkah
5. melakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif efektif
Nyeri saat Meningkat 2 4
6. meberikan aktivitas distraksi
berjalan
yang menenangkan
Perasaan Menurun 2 4
7. menganjurkan tirah baring khawatir
saat berjala
8. meganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap A: intolerasnis aktivitas
P : masalah belum teratasi sebagian
9. menganjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang

2.Dukungan ambulasi

1. Mengidentifikasi adanya
nyeri atau keluhan fisik
lainnya
2. Mengidentifikasi toleransi
fisik melakukan ambulasi
3. Memonitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sebelum
memulai ambulasi
4. Memonitor kondisi umum
selama melakukan ambulasi
5. Memfasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat bantu
(mis. tongkat, kruk)
6. Memfasilitasi melakukan
mobilisasi tisik, jika peru
7. Melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
8. MenJelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
9. Menganjurkan melakukan
ambulasi dini
10. Mengajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan dan
tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari
tempat tidur ke kamar
mandi, berjalan sesuai
toleransi)

Anda mungkin juga menyukai