Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MANAJEMEN NYERI PADA PASIEN POST OP

APENDISITIS DI BANGSAL MULTAZAM RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH


PONOROGO

Disusun oleh :
1.Dewi Nur Hidayah (2310206124)
2. Harum Sari Handayani (2310206097)
Patofiologis Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbangan
lumen apendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing,
struktur karena fikosis akibat peradangan sebelumnya atau
neoplasma. Obstruksi tersebut menimbulkan mucus diproduksi
mukosa mengalami bendungan. Makin lama mucus tersebut makin
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan
emosional yang berkaitan dengan kerusakan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen, tekanan
aktual atau fungsional, dengan onset mendadak yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang
atau lambat dan berintensitas ringan hingga mengakibatkan edema. Diaforesis bakteri ulserasi mukosa pada saat
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri
(PPNI, 2017) epigastrium.
Manifestasi Klinis
a. Nyeri kuadran kanan bawah
dan biasanya demam ringan Penatalaksanaan medis pasca operasi pada
b. Mual, muntah appendisits adalah dilakukan observasi tanda-
c. Anoreksia, malaise tanda vital untuk mengetahui terjadinya
d. Nyeri lepas lokal pada titik Mc. Manajemen Nyeri perdarahan di dalam, syok, hipertermia atau
Burney Post Op Apendisitis gangguan pernapasan. Klien dibaringkan
e. Spasme otot dalam posisi terlentang. Klien dikatakan baik
f. Konstipasi, diare bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan.
Puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali
Pemeriksaan Penunjang normal (Nadialista Kurniawan,2021).
a. Pemeriksaan laboratorium
- SDP
- Urinalisis Komplikasi:
- Foto abdomen a. Perforasi apendiks
b. Pemeriksaan radiologi b. Peritonitis
- USG c. Dehidrasi
- CT Scan d. Sepsis
e. Elektrolit darah tidak seimbang
f. Pneumoni
PENGKAJIAN

Nama : Ny.P
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Pacitan
Diagnosa Medis : Appendicitis
Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2023
Tanggal Pengkajian : 30 Oktober 2023, 10.00 WIB
Alasan masuk RS : Nyeri Perut
Riwayat penyakit sebelumnya : Appendicitis (Penyakit yang sama)
Riwayat penyakit saat ini : nyeri perut bagian kanan bawah terus menerus.
Pemeriksaan fisik

Laboratorium:
Tanda-Tanda Vital : Hemoglobin: 12,3 gr/dl
TD : 137/90 mmHg Hematokrit: 36
Leukosit: 12,6 PEMBERIAN TERAPI
N : 80 x/menit
Trombosit: 238  Infus RL 20 tpm
S : 36˚C Eritrosit: 4,3
 Sanmol infus 3x1
RR : 20 x/menit
 Ciprofloxacin 2x1
Saturasi
O : 97%2

Glasgow Coma Scale  Ranitidin 2x1


E4V5M6  Ketorolac 2x1
Pengkajian Gordon
1. Pola Persepsi Manajemen Kesehatan

Sebelum sakit: pasien dan keluarga menganggap kesehatan adalah hal yang sangat penting, maka dari itu Ketika ada anggota keluarga
yang sakit secepat mungkin mendatangi layanan kesehatan terdekat.

Setelah sakit: pasien optimis akan kesembuhannya, pasien mengatakan dukungan dari keluarga membantu pasien untuk semakin
semangat ingin cepat sembuh.
 TD : 137/90 mmHg
 N : 80 x/menit
 S : 36˚C
 RR : 20 x/menit
 Saturasi O 2 : 97%
2. Pola metabolisme-nutrisi

Sebelum sakit : pasien makan habis 3 porsi sehari 1 piring penuh dengan lauk dan nasi, makan cemilan sesekali. Tidak ada
makanan yang dihindari atau tidak disukai, tidak ada alergi makanan tertentu.
Setelah sakit: pasien makan 3 kali sehari sesuai porsi yang diberikan rumah sakit namun tidak habis, makan cemilan sesekali,
terjadi penurunan nafsu makan. Data pemeriksaan fisik yang berkaitan: Kesadaran (eyes, motorik, verbal) dengan GCS 15,
Rambut lurus dan distribusi tersebar merata. Warna kulit sawo matang, ekstremitas dingin, tidak ada lesi. Permukaan kuku rata,
tidak mudah patah, kebersihan cukup.

3. Pola Eliminasi

Sebelum sakit: Pasien mengatakan BAK 5-8 kali sehari dan warna kuning jernih.

Setelah sakit: Pasien mengatakan BAK 3-5 kali sehari dengan warna kuning pekat.

Pasien mengatakan tidak dapat ke kamar mandi sendiri dan kebersihan diri harus di bantu orang lain. Pasien tidak menggunakan
obat-obatan untuk eksresi.

Keadaan kandung kemih normal, Tidak ada nocturia, Tidak ada penyakit hubungan sexual Balance cairan tidak normal.
4. Pola Aktifitas Latihan

Sebelum sakit: Pasien tidak memiliki kegiatan olahraga rutin, pada sore dan malam hari biasanya berkumpul dengan keluarga untuk
sekedar mengobrol atau menonton tv. Pasien mampu melakukan aktifitas sendiri, tanpa alat bantu.
Setelah sakit: Pasien lebih banyak berbaring di tempat tidur, membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan aktifitas sehari-
hari. Sistem kardiovaskuler: Bibir pucat, Arteri carotis teraba, dan tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis, Ukuran jantung
normal, Ictus cordis/apex teraba, Suara jantung lub dub, Capillary retiling time cepat ≤ 3 detik. Sistem musculoskeletal: Vertebrae:
(bentuk, gerakan, ROM) scoliosis, lordosis maupun kyposis tidak ada, Lutut (Mc Murray Test, Ballotement, ROM) bengkak (-),
gerakan lutut normal/ bebas, kaku (-),Kaki (keutuhan ligamen,ROM). gerakan kaki terbatas, tidak ada pembengkakan,
klien baring, terpasang infus, Bahu baik, tidak ada pembengkakan Bentuk tangan simetris, selama sakit aktifitas tampak dibantu
keluarga.
5. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit: pasien tidur teratur, kadang tidur siang.

Setelah sakit: pasien sering terbangun saat malam hari karena nyeri, jika tidak bisa tidur pasien hanya diam.
6. Pola Kognitif Persepsi

Sebelum sakit: semua indra pasien berfungsi dengan baik, pasien mampu berkomunikasi dengan orang lain secara baik.
Setelah sakit: pasien berkomunikasi dengan baik tanpa hambatan, tidak ada perubahan atau penurunan fungsi indra, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
7. Pola Persepsi Diri/ Konsep Diri
Sebelum sakit: Pasien bersosialisasi dengan baik di lingkungan tempat tinggalnya.
Setelah sakit: Pasien dapat bersosialisasi dengan baik dengan petugas kesehatan dan pasien/keluarga pasien lain di rumah
sakit.
8. Pola Hubungan-Peran

Sebelum sakit: Pasien mengatakan bersosialisasi dengan baik di lingkungan tempat tinggal maupun dengan keluargnya. Pasien
juga selalu berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan.
Setelah sakit: Pasien bisa menyesuaikan diri dengan berkomunikasi secara baik dengan petugas kesehatan di rumah sakit.
9. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit: pasien tidur teratur, kadang tidur siang.

Setelah sakit: pasien sering terbangun saat malam hari karena nyeri, jika tidak bisa tidur pasien hanya diam.
10. Pola Kognitif Persepsi

Sebelum sakit: semua indra pasien berfungsi dengan baik, pasien mampu berkomunikasi dengan orang lain secara baik.
Setelah sakit: pasien berkomunikasi dengan baik tanpa hambatan, tidak ada perubahan atau penurunan fungsi indra, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
11. Pola Persepsi Diri/ Konsep Diri
Sebelum sakit: Pasien bersosialisasi dengan baik di lingkungan tempat tinggalnya.
Setelah sakit: Pasien dapat bersosialisasi dengan baik dengan petugas kesehatan dan pasien/keluarga
pasien lain di rumah sakit.
ANALISA DATA
No DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
DS : Pasien mengatakan nyeri pada bagian yang di Agen pencedera fisik
1. operasi Prosedur operasi

DO: Saat dikaji pasien tampak meringis menahan


nyeri.
P: klien mengatakan nyeri saat bergerak Q:klien
mengatakan nyeri seperti disayat sayat
R:klien mengatakan nyeri dibagian perut
S: skala nyeri 7
T:nyeri hilang timbul

kesadaran compos mentis


TD : 137/90 mmHg
N :86 x/menit
RR:20 x/menit
Suhu : 36 ˚C
Spo2 : 97%
DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan mual.
2. Ketidakmampuan menelan Defisit nutrisi
DO : makanan
- pasien tampak lemas
- pasien tidak menghabiskan makanan
kesadaran compos mentis
TD : 137/90 mmHg
N :86 x/menit
RR:20 x/menit
Suhu : 36 ˚C
Spo2 : 97%

Prioritas Diagnosa Keperawatan

1.Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (Prosedur operasi)


2.Resiko defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan (mual-muntah)
PERENCANAAN
DIAGNOSA INTERVENSI (SIKI)
NO. KEPERAWATAN TUJUAN (SLKI) RASIONAL
1. 1. Untuk mengetahui
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri tingkat nyeri yang di
alami pasien.
pencedera fisik (Prosedur keperawatan selama 3x16 1.Identifikasi lokasi, 2. Untuk mengetahui
operasi) jam, tingkat nyeri menurun. karakteristik, durasi, tingkat nyeri yang di
alami pasien.
Kriteria Hasil: kualitas, 3. Sebagai tolak ukur
untuk mengurangi nyeri
1. Keluhan nyeri menurun. Intensitas nyeri. pasien.
4. untuk mengurangi rasa
2. Meringis menurun. 1.Identifikasi respon nyeri nyeri.
5. untuk mengurangi rasa
3. Sikap protektif menurun. non verbal. nyeri yang di alami
pasien.
4. Gelisah menurun. 2.Identifikasi factor yang

memperberat dan
memperingan nyeri
3.Berikan teknik non

farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
4.Kolaborasi pemberian

analgetik bila perlu


2. 1. Untuk mengetahui
Resiko defist nutrisi Setelah dilakukan 1. Identifikasi status status nutrisi pasien
2. Untuk mengetahui ada
berhubungan dengan intervensi keperawatan nutrisi atau tidak nya alergi
ketidak mampuan selama 3x16 jam, status Identifikasi alergi dan makanan
2.
3. Untuk motivasi agar
menelan makanan (mual nutrisi membaik. Kriteria intoleransi makanan nafsu makan pasien
meningkat
muntah) (D.0032) Hasil: 3. Identifikasi makanan 4. Untuk mengetahui
perlu atau tidaknya
Porsi makan yang yang disukai penggunaan alat bantu
makan.
dihabiskan meningkat 4. Identifikasi perlunya 5. Untuk mengetahui
input makanan yang
Berat badan membaik penggunaan selang dikonsumsi pasien
6. Untuk melihat ada
Indeks massa tubuh (IMT) nasogastrik atau tidaknya
membaik Monitor asupan perubahan berat
5.
badan
makanan 7. Untuk melihat apakah
ada hasil yang
6. Monitor berat badan abnormal.
7. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
13.00 WIB
30 Oktober 2023 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S : - Klien mengatakan nyeri saat bergerak.
- klien mengatakan nyeri sperti disayat sayat
kualitas,Intensitas nyeri. - klien mengatakan nyeri di bagian perut.
(11.00 WIB) - Klien mengatakan faham diajarkan teknik nafas dalam
1. Identifikasi respon nyeri non verbal.(11.00 O : - Klien tampak gelisah - Klien tampak meringis
- Klien mencoba mempraktekkan teknik nafas dalam
WIB) - TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 85x/menit
2. Identifikasi factor yang memperberat dan - Suhu : 36,6 ˚C
- RR : 20x/menit
memperingan nyeri (11.00 WIB) -SPO2 : 97%
P: nyeri saat melakukan aktivitas
3. Berikan teknik non farmakologis untuk Q: tertusuk -tusuk R:abdomen kanan bawah
mengurangi rasa nyeri. (11.10 WIB) S: skala 5
T: hilang timbul
4. Kolaborasi pemberian analgetik (Ketorolac
2x1) A : Masalah teratasi sebagian
(12.00 WIB)
P : Lanjutkan intervensi
1. mengidentifikasi lokasi , karakteristik, durasi, frekuensi,
kulaitas nyeri, intensitas nyeri, skala nyeri.
2. mengidentifikasi respon nyeri non verbal.
3. memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri.
4. mengajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Perawat
S : - Klien mengatakan nyeri saat bergerak.
31 Oktober 2023 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, - klien mengatakan nyeri sperti disayat sayat
- klien mengatakan nyeri di bagian perut.
kualitas,Intensitas nyeri. - Klien mengatakan faham diajarkan teknik nafas
2. Identifikasi respon nyeri non verbal. dalam
3. Identifikasi factor yang memperberat dan O : - Klien tampak gelisah - Klien tampak meringis
- Klien mencoba mempraktekkan teknik nafas dalam
memperingan nyeri TD : 118/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
4. Berikan teknik non farmakologis untuk Suhu : 36 ˚C
RR : 20 x/menit
mengurangi rasa nyeri. SPO2 : 96%
P: nyeri saat melakukan aktivitas
5. Kolaborasi pemberian analgetik bila perlu. Q: tertusuk -tusuk R:abdomen kanan bawah
S: skala 4
T: hilang timbul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. mengidentifikasi lokasi , karakteristik, durasi,
frekuensi, kulaitas nyeri, intensitas nyeri, skala nyeri.
2. mengidentifikasi respon nyeri non verbal.
3. memberikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
4. mengajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Perawat
Dewi Nur
S : - Klien mengatakan nyeri
1 November 2023 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, berkurang
kualitas,Intensitas nyeri. O : - Klien tampak rilex TD : 123/90
2. Identifikasi respon nyeri non verbal. mmHg Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,1 ˚C
3. Identifikasi factor yang memperberat dan RR : 21 x/menit
SPO2 : 98%
memperingan nyeri
P: nyeri saat melakukan aktivitas
4. Berikan teknik non farmakologis untuk Q: tertusuk -tusuk R:abdomen kanan
bawah
mengurangi rasa nyeri. S: skala 1
T: hilang timbul
5. Kolaborasi pemberian analgetik bila perlu.
A : Masalah nyeri teratasi
P : intervensi di hentikan
Perawat
Dewi Nur
2. Resiko defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan (mual-muntah)
TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
S : Pasien mengatakan tidak nafsu makan
30 Oktober 2023 1. Mengidentifikasi status nutrisi (11.00 WIB) dan mual.
2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi
O:
makanan (11.00 WIB)
- pasien tampak lemas
3. Mengidentifikasi makanan yang disukai.
- pasien tidak menghabiskan makanan.
(11.00 WIB)
kesadaran composmentis
4. Mengidentifikasi perlunya penggunaan TD : 120/80 mmHg
selang nasogastric atau tidak. (11.00 WIB) Nadi : 85x/menit
Suhu : 36,6 ˚C
5. Memonitor asupan makanan RR : 20x/menit
SPO2 : 97%
6. Memonitor hasil pemeriksaan
A : Masalah belum teratasi
laboratorium.
P : Intervensi dilanjutkan
Perawat
Harum Sari
S : Pasien mengatakan tidak nafsu makan
31 Oktober 2023 dan mual.
1.Mengidentifikasi status nutrisi O:
2.Mengidentifikasi alergi dan intoleransi
- pasien tampak lemas
makanan - pasien tidak menghabiskan makanan.
3.Mengidentifikasi makanan yang disukai
kesadaran composmentis
4.Mengidentifikasi perlunya penggunaan selang TD : 118/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
nasogastrik Suhu : 36 ˚C
RR : 20 x/menit
5.Memonitor asupan makanan SPO2 : 96%
6.Memonitor berat badan A : Masalah belum teratasi
7.Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium P : Intervensi dilanjutkan
Perawat
Dewi Nur
S : - Klien mengatakan sudah tidak mual
1 November 2023 1. Mengidentifikasi status nutrisi dan nafsu makan sudah meningkat
2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi O : - Klien tampak lebih segar, klien
makanan sudah menghabiskan 1 porsi makanan
yang di berikan RS.
3. Mengidentifikasi makanan yang disukai TD : 123/90 mmHg
Nadi : 82 x/menit
4. Mengidentifikasi perlunya penggunaan Suhu : 36,1 ˚C
RR : 21 x/menit
selang nasogastrik SPO2 : 98%
5. Memonitor asupan makanan A : Masalah teratasi sebagian
6. Memonitor berat badan P : Lanjutkan intervensi
7. Memonitor hasil pemeriksaan Perawat
laboratorium Dewi Nur

Anda mungkin juga menyukai