Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SINTESIS TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. M


Umur : 48 tahun
Alamat : Lonrong jampu, Liliriaja, Soppeng
Diagnosa Medik : Post op batu empedu
No. RM : 712222
1. Diagnosa keperawatan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot dibuktikan
dengan :
a. Data subjektif
- Pasien mengatakan sakit pada daerah perut saat bergerak
- Pasien mengatakan enggan untuk bergerak karena nyeri
- Pasien mengatakan sulit untuk memposisikan miring kanan-kiri
b. Data objektif
- Pasien tampak berbaring di tempat tidur
- Pasien tampak tidak mau bergerak
- Pasien nampak dibantu aktivitas oleh keluarganya
2. Dasar pemikiran
Sebagian besar pasien yang telah melakukan operasi merasa takut untuk
bergerak dikarenakan biasanya muncul nyeri sehingga pergerakannya menjadi
terbatas. Batasan karakteristik hambatan mobilitas fisik yaitu perilaku meliputi
kesulitan membolak-balik posisi, keterbatasan rentang gerak sendi, keterbatasan
kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar.
Setelah dilakukan pengkajian, didapatkan data subjektif pasien mengatakan
sakit pada daerah perut saat bergerak, enggan untuk bergerak karena nyeri, dan sulit
untuk memposisikan miring kanan, miring kiri dengan data objektif pasien tampak
baring di tempat tidur, pasien tampak tidak mau bergerak, dan aktivitas pasien dibantu
oleh keluarga. Dengan demikian, diperoleh diagnosa keperawaatan yaitu hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot.
3. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah dukungan mobilisasi yaitu
memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas pergerakan fisik.
a. Pre interaksi
- Membaca rekam medik pasien
- Mencuci tangan, kemudian memakai handscoon
b. Orientasi
- Komunikasi terapeutik (Salam)
- Memperkenalkan diri
- Memverifikasi identitas pasien (secara verbal serta mengecek gelang identitas)
- Menjelaskan tujuan tindakan
ANALISA SINTESIS TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. M
Umur : 48 tahun
Alamat : Lonrong jampu, Liliriaja, Soppeng
Diagnosa Medik : Post op batu empedu
No. RM : 712222
1. Diagnosa keperawatan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot dibuktikan
dengan :
a. Data subjektif
- Pasien mengatakan sakit pada daerah perut saat bergerak
- Pasien mengatakan enggan untuk bergerak karena nyeri
- Pasien mengatakan sulit untuk memposisikan miring kanan-kiri
b. Data objektif
- Pasien tampak berbaring di tempat tidur
- Pasien tampak tidak mau bergerak
- Pasien nampak dibantu aktivitas oleh keluarganya
2. Dasar pemikiran
Sebagian besar pasien yang telah melakukan operasi merasa takut untuk
bergerak dikarenakan biasanya muncul nyeri sehingga pergerakannya menjadi
terbatas. Batasan karakteristik hambatan mobilitas fisik yaitu perilaku meliputi
kesulitan membolak-balik posisi, keterbatasan rentang gerak sendi, keterbatasan
kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar.
Setelah dilakukan pengkajian, didapatkan data subjektif pasien mengatakan
sakit pada daerah perut saat bergerak, enggan untuk bergerak karena nyeri, dan sulit
untuk memposisikan miring kanan, miring kiri dengan data objektif pasien tampak
baring di tempat tidur, pasien tampak tidak mau bergerak, dan aktivitas pasien dibantu
oleh keluarga. Dengan demikian, diperoleh diagnosa keperawaatan yaitu hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot.
3. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah dukungan mobilisasi yaitu
memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas pergerakan fisik.
a. Pre interaksi
- Membaca rekam medik pasien
- Mencuci tangan, kemudian memakai handscoon
b. Orientasi
- Komunikasi terapeutik (Salam)
- Memperkenalkan diri
- Memverifikasi identitas pasien (secara verbal serta mengecek gelang identitas)
- Menjelaskan tujuan tindakan
ANALISA SINTESIS TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. R, Umur : 45 tahun


Alamat : Lonrong jampu, Liliriaja, Soppeng No. RM : 71dss
Diagnosa Medik : Post op batu empedu
1. Diagnosa keperawatan Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot
dibuktikan dengan :
a. Data subjektif
o Pasien mengatakan sakit pada daerah perut saat bergerak
o Pasien mengatakan enggan untuk bergerak karena nyeri
o Pasien mengatakan sulit untuk memposisikan miring kanan-kiri
b. Data objektif
o Pasien tampak berbaring di tempat tidur
o Pasien tampak tidak mau bergerak
o Pasien nampak dibantu aktivitas oleh keluarganya
2. Dasar pemikiran
Sebagian besar pasien yang telah melakukan operasi merasa takut untuk bergerak
dikarenakan biasanya muncul nyeri sehingga pergerakannya menjadi terbatas. Batasan karakteristik
hambatan mobilitas fisik yaitu perilaku meliputi kesulitan membolak-balik posisi, keterbatasan
rentang gerak sendi, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar.
Setelah dilakukan pengkajian, didapatkan data subjektif pasien mengatakan sakit pada
daerah perut saat bergerak, enggan untuk bergerak karena nyeri, dan sulit untuk memposisikan
miring kanan, miring kiri dengan data objektif pasien tampak baring di tempat tidur, pasien tampak
tidak mau bergerak, dan aktivitas pasien dibantu oleh keluarga. Dengan demikian, diperoleh
diagnosa keperawaatan yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali
otot.
3. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah dukungan mobilisasi yaitu memfasilitasi pasien
untuk meningkatkan aktivitas pergerakan fisik.
a. Pre interaksi
o Membaca rekam medik pasien
o Mencuci tangan, kemudian memakai handscoon
b. Orientasi
o Komunikasi terapeutik (Salam)
o Memperkenalkan diri
o Memverifikasi identitas pasien (secara verbal serta mengecek gelang identitas)
o Menjelaskan tujuan tindakan
o Meminta kesediaan pasien terhadap pemberian tindakan
c. Kerja
1) Miring
o Anjurkan klien berbaring di sisi kanan tempat tidur dengan posisi terlentang
o Letakkan tangan kiri klien di area insisi bila perlu alasi dengan bantal kecil
o Tekuk kaki kanan dan kaki kiri diluruskan
o Anjurkan klien untuk meraih pegangan tempat tidur bagian kanan sambil
membalikkan badan ke kiri
2) Duduk/setengah duduk
o Tinggikan tempat tidur bagian kepala
o Letakkan bantal pada sisi kanan dan sisi kiri klien sebagai penopang jika klien tidak
dapat duduk dengan baik
o Bila klien merasa pusing, segera kembalikan ke posisi semula
o Berikan motivasi pada klien untuk melakukannya sendiri secara bertahap
d. Terminasi
o Rapikan pasien
o Evaluasi perasaan pasien
o Edukasi tindakan mobilisasi dini
o Berdoa untuk kesembuhan pasien
o Pamit
4. Prinsip tindakan
o Jangan terlalu cepat untuk melakukan mobilisasi dini sebab bisa menyebabkan pasien terjatuh
terutama bila kondisi lemah
o Lakukan mobilisasi secara bertahap
o Mobilisasi yang dilakukan segera mungkin dengan cara yang benar dapat mempercepat proses
pemulihan kondisi tubuh
5 Analisa tindakan Dengan dilakukannya mobilisasi dini membantu mengembalikan aktivitas pasien
agar dapat bergerak normal dan memenuhi kebutuhan gerak harian serta mengembalikan tingkat
kemandirian pasien setelah operasi. Selain itu, mobilisasi dini dapat memperlancar peredaran darah,
membantu pernapasan menjadi lebih baik, dan mempercepat penutupan jahitan setelah operasi.
6 Bahaya dan pencegahan Bahaya yang dapat ditimbulkan dari tindakan ini yaitu risiko jatuh dapat
terjadi jika dilakukan terlalu cepat. Untuk mencegahnya, pastikan pasien tidur terlentang selama 8
jam setelah operasi, kemudian boleh miring kiri-kanan, duduk, bahkan berjalan. Selain itu, selalu
pastikan kondisi klien sebelum melakukan tindakan agar latihan mobilisasi berjalan dengan lancar.
7. Hasil yang didapatkan dan maknanya
Setelah dilakukan pemberian analegesik, didapatkan hasil sebagai berikut.
S: Pasien mengatakan sudah mencoba bergerak secara perlahan-lahan
O: - Pasien tampak mulai menggerakkan badannya miring kiri-miring kanan
- Pasien tampak masih beraktivitas dibantu oleh keluarga
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi Pasien sudah bisa miring kiri-kanan bahkan duduk di tempat tidur.
8. Tindakan keperawatan lain
Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan terkait dengan diagnosis gangguan mobilitas fisik
adalah dukungan ambulasi, yaitu memfasilitasi pasien untuk dapat meningkatkan aktivitas
berpindah, misalnya dari tempat tidur ke kursih roda.
9. Evaluasi diri Tindakan mobilisasi dini sudah dapat dipahami dan diajarkan langsung kepada pasien.

Pembimbing Mahasiswa

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )

Anda mungkin juga menyukai