Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


Stase Keperawatan Dasar

Di susun oleh:

ANGGRI AGUSTINA
14420221073

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
ANALISA SINTESIS TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. K

Umur : 71 tahun

Alamat : Jln. Abu Bakar Lamboga I No. 4

Diagnosa Medik : Low back pain

No. RM : 709001

1. Diagnosa keperawatan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dibuktikan dengan :
Ds :
- Klien mengatakan dibantu keluarga untuk melakukan aktivitas
- Klien mengatakan nyeri bertambah berat saat beraktivitas
Do :
- Klien tampak dibantu keluarga untuk beraktivitas
- TD : 110/70 mmhg, P : 22x/i, N : 70 x/i, S : 37˚c
- Skala nyeri 4
2. Dasar pemikiran
Sebagian besar pasien yang pasien yang mengalami low back pain
untuk bergerak dikarenakan muncul nyeri sehingga pergerakannya
menjadi terbatas. Batasan karakteristik hambatan mobilitas fisik yaitu
perilaku meliputi kesulitan membolak-balik posisi, keterbatasan rentang
gerak sendi, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan
motorik kasar.
Setelah dilakukan pengkajian, didapatkan data subjektif pasien
mengatakan dibantu keluarga untuk melakukan aktivitas dan nyeri
bertambah berat saat beraktivitas dengan data objektif pasien tampak
dibantu keluarga untuk berativitas, TD : 110/70 mmHg, P : 22x/i, N :
70x/i, S : 37˚C, skala nyeri 4. Dengan demikian, diperoleh diagnosa
keperawaatan yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
3. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah dukungan mobilisasi
yaitu memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas pergerakan fisik.
a. Pre interaksi
- Membaca rekam medik pasien
- Mencuci tangan, kemudian memakai handscoon
b. Orientasi
- Komunikasi terapeutik (Salam)
- Memperkenalkan diri
- Memverifikasi identitas pasien (secara verbal serta mengecek
gelang identitas)
- Menjelaskan tujuan tindakan
- Meminta kesediaan pasien terhadap pemberian tindakan
c. Kerja
1) Miring
- Anjurkan klien berbaring di sisi kanan tempat tidur dengan posisi
terlentang
- Letakkan tangan kiri klien di area insisi bila perlu alasi dengan
bantal kecil
- Tekuk kaki kanan dan kaki kiri diluruskan
- Anjurkan klien untuk meraih pegangan tempat tidur bagian kanan
sambil membalikkan badan ke kiri
2) Duduk/setengah duduk
- Tinggikan tempat tidur bagian kepala
- Letakkan bantal pada sisi kanan dan sisi kiri klien sebagai
penopang jika klien tidak dapat duduk dengan baik
- Bila klien merasa pusing, segera kembalikan ke posisi semula
- Berikan motivasi pada klien untuk melakukannya sendiri secara
bertahap
d. Terminasi
- Rapikan pasien
- Evaluasi perasaan pasien
- Edukasi tindakan mobilisasi dini
- Berdoa untuk kesembuhan pasien
- Pamit
4. Prinsip tindakan
- Jangan terlalu cepat untuk melakukan mobilisasi dini sebab bisa
menyebabkan pasien terjatuh terutama bila kondisi lemah
- Lakukan mobilisasi secara bertahap
- Mobilisasi yang dilakukan segera mungkin dengan cara yang benar
dapat mempercepat proses pemulihan kondisi tubuh
5. Analisa tindakan
Dengan dilakukannya mobilisasi dini membantu mengembalikan
aktivitas pasien agar dapat bergerak normal dan memenuhi kebutuhan
gerak harian serta mengembalikan tingkat kemandirian pasien. Selain itu,
mobilisasi dini dapat memperlancar peredaran darah, membantu
pernapasan menjadi lebih baik, dan mempercepat penutupan jahitan
setelah operasi.
6. Bahaya dan pencegahan
Bahaya yang dapat ditimbulkan dari tindakan ini yaitu risiko jatuh
dapat terjadi jika keadaan pasien lemah. Untuk mencegahnya, pastikan
selalu kondisi umum pasien dalam keadaan baik saat latihan dilakukan
agar semuanya berjalan dengan lancar.
7. Hasil yang didapatkan dan maknanya
Setelah dilakukan pemberian latihan, didapatkan hasil sebagai berikut.
S : - Pasien mengatakan sudah mencoba bergerak secara perlahan-lahan
O : - Pasien tampak mulai menggerakkan badannya miring kiri-miring
kanan
- Pasien tampak masih beraktivitas dibantu oleh keluarga
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Pasien sudah bisa miring kiri-kanan bahkan duduk di tempat tidur.
8. Tindakan keperawatan lain
Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan terkait dengan
diagnosis gangguan mobilitas fisik adalah dukungan ambulasi, yaitu
memfasilitasi pasien untuk dapat meningkatkan aktivitas berpindah,
misalnya dari tempat tidur ke kursih roda.
9. Evaluasi diri
Tindakan mobilisasi dini sudah dapat dipahami dan diajarkan langsung
kepada pasien.

Pembimbing Mahasiswa

(Wa Ode Sri Asnaniar, S. Kep, Ns., M. Kes) (Anggri Agustina)


ANALISA SINTESIS TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. R

Umur : 53 tahun

Alamat : Jln. Lompobattang

Diagnosa Medik : Kesmen e.c Susp. Sepsis

No. RM : 707120

1. Diagnosa keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan dibuktikan dengan :
Ds :
- Pasien mengatakan merasa sesak
- Pasien mengatakan tidak mampu untuk mengeluarkan dahaknya
Do :
- Pasien tampak sesak
- Pasien tampak tidak mampu mengeluarkan dahaknya
- Pasien terpasang O2 menggunakan NRM 8 lpm
2. Dasar pemikiran
Sesak napas dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal. Salah
satunya adalah adanya sputum yang tidak mampu dikeluarkan pasien.
Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya pasien dianjurkan untuk
melakukan batuk efektif. Namun, cara ini bisa saja tidak dapat
menyelesaikan masalah dikarenakan sputum yang terlalu kental dan
lainnya. Untuk itu, perlu dilakukan nebulizer sebagai bentuk tindakan
lanjut dari batuk efektif dan juga pemberian oksigen agar pasien bisa
kembali bernapas dengan bebas.
Setelah dilakukan pengkajian, didapatkan data subjektif pasien
mengatakan merasa sesak dan tidak mampu untuk mengeluarkan dahaknya
dengan data objektif pasien tampak sesak, pasien tampak tidak mampu
mengeluarkan dahaknya, dan terpasang O2 menggunakan NRM 8 lpm.
Dengan demikian, diperoleh diagnosa keperawaatan yaitu bersihan jalan
napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan.
3. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian obat
inhalasi (nebulizer).
I. Tahap Persiapan
a. Persiapan pasien
- Memberi salam dan memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan prosedur/langkah yang akan dilakukan
- Menanyakan persetujuan pasien untu diberikan tindakan
- Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan
b. Persiapan lingkungan
- Menutup pintu dan memasang sampiran
c. Persiapan alat
- Set nebulizer
- Obat bronkodilator
- Tissue
II. Tahap Pelaksanaan
- Mencuci tangan dan memakasi handscoon
- Mengatur pasien dalam posisi duduk atau semifowler
- Mendekatkan peralatan yang berisi set nebulizer ke bed pasien
- Memasukkan obat sesuai dosis
- Memasang masker pada pasien
- Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien napas dalam sampai
obat habis
- Matikan nebulizer
- Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
- Buka handscoon dan cuci tangan
III. Tahap Terminasi
- Evaluasi perasaan pasien
- Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
- Dokumentasi prosedur dan hasil observasi
4. Analisa tindakan
Dengan dilakukannya pemberian obat inhalasi (nebulizer) dapaat
membantu mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan dan
melonggarkan jalan napas. Selain itu, nebulizer menjadi solusi yang tepat
untuk pasien yang tidak dapat melakukan batu efektif dengan baik dan
benar.
5. Bahaya dan pencegahan
Bahaya yang dapat ditimbulkan dari pemberian nebulizer yang
tidak tepat efeknya dapat menyebabkan keringnya saluran pernapasan dan
dapat menyebabkan timbulnya jamur di mulut (lidah akan terlihat bercak
putih). Untuk mencegahnya, disarankan untuk tidak digunakan secara
sering.
6. Hasil yang didapatkan dan maknanya
Setelah dilakukan pemberian obat inhalasi, didapatkan hasil sebagai
berikut.
S : - Pasien mengatakan sesak sedikit berkurang
O : - Pasien tampak masih menggunakan O2 NRM 8 lpm
- Pasien tampak sedikit sesak
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
7. Tindakan keperawatan lain
Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan terkait dengan
diagnosis bersihan jalan napas tidak efektif adalah latihan batuk efektif,
yaitu melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif
untuk membersihkan laring, trakea dan bronkiolus dari sekret atau benda
asing di jalan napas.
8. Evaluasi diri
Tindakan pemberian obat inhalasi (nebulizer) sudah dapat dipahami dan
diajarkan langsung kepada pasien.

Pembimbing Mahasiswa

(Wa Ode Sri Asnaniar, S. Kep, Ns., M. Kes) (Anggri Agustina)

Anda mungkin juga menyukai