Anda di halaman 1dari 7

ANALISA SINTESA TINDAKAN

KEPERAWATAN STASE

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

(KDP)
Dosen Pembimbing : Adi Nurapandi, S. Kep., Ners., M. Kep

Disusun oleh :

Dena Ariesta
Fitrah Ma’rifatul Fitri Mutiara Rizky

( KELOMPOK 6 )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMMADIYAH CIAMIS

Jl. K.H. Ahmad Dahlan NO. 20 Ciamis Tlp. 0265-773052


fax.0265-771931

2021
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan :


Melakukan tindakan pengkajian fisik (head to toe)
Diagnosa medis: Hipertermi
2. Diagnosa Keperawatan : Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :
Prinsip tindakan dalam keperawatan harus menerapkan komunikasi
terapeutik termasuk pada tindakan pemeriksaan fisik agar tercapainya tujuan
dari tindakan tersebut dan memberikan kenyamanan bagi pasien dan
keluarga, tahapan tersebut terdiri dari:
a. Tahap pra interaksi
b. Tahap orientasi
c. Tahap kerja
d. Tahap terminasi (Anggraeny,2018)

No. Prinsip tindakan


Rasional

1 Tahap pra interaksi


Tidak terjadi kesalahan pasien
Melakukan verifikasi data dalam melakukan
tindakan
Menyiapkan alat Mempermudah saat melakukan
tindakan
2. Tahap orientasi
Memberi salam dan menyapa nama Komunikasi terapeutik
pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur Pasien dan keluarga memahami
tindakan pada pasien dan keluarga tindakan yang dilakukan perawat
serta kontrak waktu
Pasien memiliki hak untuk menolak
Menanyakan persetujuan pasien tindakan yang dilakukan

3. Tahap kerja
Sebelum melakukan tindakan pastikan :
- Melakukan tindakan sesuai gender
- Melakukan tindakan diawali
dengan basmalah Menerapkan prinsip islam
- Melakukan tindakan jangan (Muh. Abdurrouf,2019)
sampai membuka aurat pasien
Pastikan menerapkan prinsip A3:
- Aman diri Agar pada saat melakukan tindakan
- Aman pasien tercipta rasa aman dan nyaman.
- Aman lingkungan
(Samuel Tampubolon,2019)

Memasang sampiran
Menjaga privasi pasien
Mencuci tangan dan memakai sarung Mencegah mikroorganisme
tangan

Lakukan pemeriksaan tanda vital :


Agar pasien terpantau bila pasien
- suhu tubuh dengan kasus hipertermi biasa nya
- denyut nadi suhu dan denyut nadinya akan naik
- pernafasan sehingga ditakutkan pasien
- tekanan darah mengalami gangguan konsep diri
contohnya megigau
Penanganannya : lakukan kompres
pada pasien
(Abdul Wakhid,2019)
melalui inspeksi, palpasi, perkusi,
Melakukan tindakan pemeriksaan secara auskultasi
head to toe
(Arafah.2021)
a. Inspeksi
- Atur posisi sehingga bagian tubuh
dapat diamati secara detail pemeriksaan yang dilakukan dengan
- Berikan pencahayaan yang cukup cara melihat bagian tubuh yang
- Bandingkan area sisi tubuh dengan diperiksa melalui pengamatan
tubuh yang lainya
- Jangan melakukan inspeksi secara
terburu-buru
- Focus inspeksi pada setiap bagian
tubuh meliputi : ukur tubuh, warna,
bentuk, posisi, simetris
- Perlu bandingkan hasil normal dan
abnormal bagian tubuh satu dengan
tubuh lainya (kesemetrisan bentuk
dan ukuran)
b. Palpasi
- Ciptakan lingkungan yang nyaman pemeriksaan dengan dengan
dan santai menggunakan indra peraba, yaitu
tangan, untuk menentukan ketahanan,
- Tangan perawat harus dalam kekeyalan kekerasaan dan tekstur,
keadaan hangat dan kering mobilitas, temperature turgor,
- Kuku jari perawat harus dipotong bentuk, kelembapan, ukuran.
pendek
- Semua bagian yang nyeri dipalpasi
paling akhir

c. Perkusi untuk mengidentifikasi lokasi,


Ada 2 cara dalam perkusi yaitu cara ukuran bentuk, dan konsistensi
jaringan. Perawat menggunakan
langsung dan cara tidak langsung : kedua tangannya sebagai alat untuk
- Cara langsung : mengetuk secara menghasilkan suar.
langsung dengan menggunakan
tangan satu / dua jari

- Cara tidak langsung : menempatkan


jari tengah tangan diatas permukaan
tubuh dan jari tangan lainya dan
telapak tangan tadi pada permukaan
kulit, setelah mengetuk jari tangan
ditarik kebelakang.

Adapun suara-suara yang dijumpai


pada perkusi adalah :

- Sonor : suara perkusi jaringan yang


normal
- Redup : suara perkusi jaringan yang
yang lebih padat misalnya di daerah
paru-paru pada pneumonia
- Pekek : suara perkusi jaringan yang
padat seperti pada perkusi daerah
hepar
- Hipersonor / timpani : suara perkusi
pada daerah yang lebih berongga
kosong, misalnya daerah caverna
paru, pada klien asthma kronik

d. Auskultasi
- menggunakan alat yang
Pemeriksaan fisik yang dilakukan
disebut dengan stetoskop. dengan cara mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh
- Hal-hal yang perlu
didengarkan adalah bunyi
jantung, suara nafas, dan
bising usus.

- Beberapa hal yang perlu


didengarkan antaranya
frekuensi siklus gelombang
bunyi, kekerasan/amplitude
bunyi.
- Suara yang tidak normal
yang dapat diauskultasi pada
nafas adalah rales, ronchi,
wheezing, pleura friction
rub.
4. Tahap terminasi

Mencuci tagan Mencegah mikroorganisme

Mengetahui perasaan pasien


Mengevaluasi hasil tindakan setelah dilakukan tindakan
Memberi tahu hasil secara umum dari
pemeriksaan fisik Agar pasien tenang tidak cemas
dan memberikan motivasi
(Reza Maghfirotun Nisa,2018)

4. Bahaya - bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahanya:
a. Dapat menyebabkan cedera
Pencegahan: lakukan tindakan dengan hati hati selalu menanyakan
sakit/tidak bila pasien sadar.
b. Resiko pasien terjatuh
Pencegahan : selalu memasangan pengaman bed
c. Privasi pasien
Pencegahan : selalu memasang sampiran saat melakukan tindakan. Bila
perlu selalu di dampingi oleh keluarga.
5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :

- Untuk menentukan status kesehatan pasien

- Mengidentifikasi masalah pasien

- Mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan


keperawatan.

6. Hasil yang didapat dan maknanya

Hasil : di dapatkan keluhan / data dari pemeriksaan fisik

Makna : perawat dapat menentukan rencana tindakan keperawatan

selanjutnya

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah/diagnose tersebut. (mandiri dan kolaborasi)


Mandiri : menentukan diagnosa selanjutnya

Kolaborasi dengan dokter mengenai tindakan selanjutnya.

REFERENSI

Abdul Wakhid,(2019). Konsep Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisis.
Anggraeny,(2018). Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Pasien di Ruang Teratai
RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kualu Kapuas.
Arafah,(2021). Pengetahuan Perawat Dalam Melakukan Pemeriksaan Fisik Pada
Kasus Kardiovaskuler.
Muh. Abdurrouf,(2019). Pelayanan Syariah dalam Bidang Keperawatan dengan
Tingkat Kepuasan Pasien di Rumah Sakit.
Reza Maghfirotun Nisa,(2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Ansietas Pasien Pre Operasi Mayor.
Samuel Tampubolon,(2019). Meningkatkan Keamanan Dan Kenyamanan Di Rumah
Sakit Demi Meningkatkan Derajat Kesehatan Pasien.

Anda mungkin juga menyukai