Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ANALISA TINDAKAN

HASIL OBSERVASI DI RUMAH SAKIT UNHAS

OLEH:

NAMA : SAHRUNI RAJA


NIM : C051171314

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ANALISA TINDAKAN

NAMA MAHASISWA : SAHRUNI RAJA


NIM : C051171314

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan : Pemeriksaan TTV


2. Identitas klien :
- Nama klien : An. Muh. Athar
- Diagnosa medis : Immune trombositopenia purpura
- Tanggal dilakukan : 3 Mei 2018
- Diagnosa keperawatan : Risiko kekurangan volume cairan
3. Tujuan tindakan : memperoleh data tentang nilai tekanan darah, respirasi,
nadi, dan suhu klien, serta memonitor perkembangan kondisi klien.
4. Prinsip dan rasional tindakan :
Prinsip tindakan Rasional
Mempersiapkan alat pada Mempermudah dalam melakukan
tempatnya tindakan
Mencuci tangan Mencegah transmisi mikroorganisme
Mengucapkan salam pada klien, Menerapkan etika keperawatan dan
perkenalkan diri, jelaskan klien memahami tujuan tindakan
prosedur, tujuannya, persetujuan yang akan dilakukan.
klien, kontrak waktu.
Pengukuran Suhu (Aksila)
 Kaji keadaan aksila klien dan Mengetahui kondisi klien
keringkan
 Tempatkan thermometer pada Mengukur suhu
aksila klien
 Anjurkan klien menyilangkan Agar termometer benar-benar
tangan di dada terkena kulit

 Baca termometer setelah Untuk mengetahui suhu tubuh klien


waktu yang ditentukan
 Bersihkan termometer yang Mencegah terjadinya penularan
telah dipakai Infeksi

Pengukuran Pernapasan
 Observasi pergerakan dada Menghitung pernapasan
klien
 Kaji kedalaman dan ritme Agar perhitungan benar-benar akurat
respirasi selama 1 menit penuh
Pengukuran Nadi
 Tentukan titik nadi yang akan Menentukan nadi yang tepat
dikaji
 Tempatkan tiga jari tengah di Agar penekanannya tepat
atas titik nadi
 Lakukan penghitungan nadi Untuk memperoleh hasil akurat
selama 1 menit
Pengukuran Tekanan Darah
 Tentukan lokasi pengukuran Lokasi pengukuran yang tidak tepat
tekanan darah terbaik dapat menghasilkan amplifikasi
suara yang buruk sehingga hasil
pengukuran tidak tepat.
 Pilih ukuran manset yang Manset yang terlalu kecil akan
sesuai mengakibatkan hasil pengukuran
yang tinggi, manset terlalu besar
mengakibatkan hasil pengukuran
rendah.
 Minta klien untuk mengambil Mempertahankan kenyamanan klien
posisi duduk atau berbaring
 Letakkan lengan atas klien Jika ekstremitas tidak disandarkan,
setinggi jantung, paha dalam klien akan mengalami aktivitas
keadaan lurus (sediakan isometrik yang meningkatkan
sandaran sesuai kebutuhan). tekanan diastolik. Duduk dengan
Jika duduk, instruksikan kaki menyilangkan kaki menyebabkan
klien untuk tetap rata pada peningkatan TD.
lantai tanpa bersila.
 Buka pakaian pada area Memastikan pemasangan manset
pemasangan manset sudah tepat
 Palpasi arteri brachialis Untuk penempatan manset
 Tutup kunci pompa manset Agar udara yang dipompa tidak
keluar

 Palpasi arteri radialis, pompa Untuk menentukan hasil tekanan


manset sampai arteri radialis darah yang benar-benar akurat
takteraba, naikkan 30 mmHg
 Letakkan stetoskop pada arteri Menentukan sistole dan diastole
brachialis
 Buka pompa sambil Mengeluarkan udara pada manset
diturunkan 2-3 mmHg/detik penahan secara perlahan

 Auskultasi sistole dan diastole Mengetahui sistole dan diastole


(Korotkof 5)
Tindakan sudah dilakukan
 Lepaskan manset

5. Analisa tindakan yang dilakukan


Pada pemeriksaan TTV yang dilakukan oleh perawat di rumah sakit,
sebagian besar langkah-langkahnya sesuai dengan prinsip tindakan dan
teori yang dipelajari di perkuliahan. Yang tidak sesuai adalah sebelum
melakukan tindakan pemeriksaan TTV, perawat tidak melakukan kontrak
waktu dengan pasien, padahal kontrak waktu penting agar pasien tahu
berapa lama tindakan tersebut akan dilakukan.
6. Evidence Based :
 Jurnal ”Pelatihan Kader Pemeriksaan Fisik: Tanda-Tanda Vital di
Dusun Demangan dan Karangsari, Wodemartani, Sleman,
Yogyakarta” yang ditulis oleh Thomas Aquino dan Muflih. Dalam
jurnal ini dijelaskan “pemeriksaan tanda vital adalah cara untuk
mendeteksi perubahan yang ada di dalam tubuh. Tanda vital
meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan
tekanan darah. Perubahan tanda vital merupakan indikator adanya
gangguan sistem tubuh.”
 Jurnal Profesi Keperawatan Vol. 3, No. 2, Juli 2016
“Trombositopenia pada Dengue Haemoragic Fever (DHF) di
Ruang Dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak” yang ditulis oleh
F.S. Misbakh dan I.N. Pramudaningsih,. Dalam jurnal ini
dipaparkan bahwa Trombositopenia pada DHF dapat menimbulkan
risiko perdarahan yang dapat mengakibatkan syok karena
kekurangan volume cairan (syok hipovolemik). Untuk memonitor
perkembangan kondisi pasien, penulis memonitor KU dan tanda-
tanda vital. Setelah melakukan pengelolaan selama 2 hari, penulis
menyimpulkan bahwa masalah teratasi.

Pembimbing

( )
ANALISA TINDAKAN

NAMA MAHASISWA : SAHRUNI RAJA


NIM : C051171314

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan : Pemberian obat intravena


(Ceftriaxone 1 gr, Ranitidin 500 mg, dan Ketorolac 30 mg)
2. Identitas klien :
- Nama klien : Ny. Hj. Nursyamsiah, S.Pd
- Diagnosa medis : Tumor punggung
- Tanggal dilakukan : 4 Mei 2018
- Diagnosa keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera fisik
3. Tujuan tindakan :
- Memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi sehingga dapat
diperoleh efek yang dinginkan yaitu mencegah infeksi pada area bekas
operasi, dan menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan pasien.
- Menghindari terjadinya kerusakan jaringan
- Memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
4. Prinsip dan rasional tindakan :
Prinsip tindakan Rasional
Mengucapkan salam pada klien, Menerapkan etika keperawatan
perkenalkan diri, jelaskan
prosedur, tujuannya, persetujuan
klien, dan kontrak waktu.
Cuci tangan Mencegah transmisi mikroorganisme
Menjaga privasi klien dan atur Memastikan kenyamanan klien
posisi sesuai kenyamanan klien selama dilakukan tindakan
Dekatkan peralatan di dekat pasien Untuk memudahkan dalam
serta pasang pengalas dan perlak melakukan tindakan dan mencegah
cairan jatuh ke tempat tidur
Menggunakan sarung tangan steril Mencegah transmisi mikroorganisme
Siapkan obat, masukkan obat dari Mencegah terjadinya kesalahan
vial atau ampul dengan benar, dan prosedur tindakan
identifikasi klien (mengecek
identitas klien)
Desinfeksi area penyuntikan obat Mencegah transmisi mikroorganisme
menggunakan kapas alkohol
Mengakhiri tindakan, evaluasi Menerapkan etika keperawatan
klien
Merapikan klien dan membereskan Agar klien terlihat rapi dan nyaman
alat kembali

5. Analisa tindakan yang dilakukan


Tindakan pemberian obat melalui jalur intravena yang dilakukan
perawat di rumah sakit masih terdapat beberapa langkah yang tidak sesuai
dengan prinsip tindakan, diantaranya: perawat tidak melakukan kontrak
waktu dengan pasien sehingga pasien tidak memperoleh informasi tentang
berapa lama tindakan tersebut akan dilakukan, serta perawat tidak
menggunakan pengalas untuk mencegah cairan jatuh ke tempat tidur
pasien saat melakukan tindakan pemberian obat melalui intravena.

6. Evidence Based :
 Jurnal STIKES Volume 6, No.1, Juli 2013 “Pemberian Obat Melalui
Intravena terhadap Kejadian Phlebitis pada Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit” yang ditulis oleh Winda Pratama Iradiyanti dan Erlin
Kurnia. Dalam jurnal ini, penulis menjelaskan bahwa pemberian obat
melalui selang intravena merupakan salah satu cara pemberian obat
dengan cara menyuntikkan obat melalui selang intravena pada pasien
yang sedang diinfus dengan tujuan agar obat bekerja lebih cepat.
Pasien tidak hanya mendapatkan obat intravena sebanyak 1 jenis
obat, tetapi ada juga yang mendapatkan 2-3 jenis obat. Setiap
pemberian obat melalui intravena perawat mementingkan ketepatan
keenceran obat dan ketepatan dosis agar tidak terjadi phlebitis.
 Jurnal Akademika Baiturrahman Vol. 6, No. 1, Maret 2017
“Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Perawat tentang Terapi
Intravena dengan Pencegahan Plebitis di Ruang Rawat Inap RSUD
Raden Mattaher Kota Jambi” yang ditulis oleh Ayu Rahayu dan
Hasyim Kadri. Dalam jurnal ini menyebutkan “dengan jumlah rata-
rata 30 pasien per hari diketahui bahwa rata-rata 7-8 pasien
mengalami phlebitis dikarenakan pada saat pemberian terapi intravena
sebagian besar perawat belum melakukan teknik aseptic yang sesuai
dengan SOP seperti jarang mencuci tangan sebelum tindakan, tidak
menggunakan pengalas saat tindakan, dan perawat kurang
memperhatikan tetesan cairan intravena secara tteratur”.
 Jurnal “Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pa.da Tn. S dengan Post
Operasi Herniotomi di Ruang Mawar RSUD dr Soehadi Prijonegoro
Sragen” yang ditulis oleh Moh. Afif Syarifuddin menjelaskan bahwa
perawat berkolaborasi dengan dokter, memberikan terapi analgetik
(ketorolac) disuntikkan lewat intravena digunakan untuk
penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut derajat sedang
sampai berat segera setelah operasi.

Pembimbing

( )

Anda mungkin juga menyukai