Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN MASALAH KOMUNIKASI

“BEDA BAHASA”

Kelas: A Ners A 2017

Kelompok 11

Cindy Gloria Masiku (C051171005) = Edit video

Sisilia Linda Parinding (C051171035) = Membuat skrip

Sharuni Raja (C051171314) =Pemeran perawat

Arfan Irwan (C051171341) = Pemeran anak pasien

Nurul Pratiwi (C051171520) = Pemeran pasien

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
KOMUNIKASI BEDA BAHASA

Perawat : “Assalamualaikum Bu”

Pasien : “Waalaikumsalam”

Perawat : “ Saya perawat Sahruni yang akan merawat ibu pagi ini pukul 8.00 sampai pukul 14.00 siang nanti.
Bagaimana perasaannya sekarang ibu ?”

Anak pasien : “ Mak, nakutanaiki perawat e magani tasedding iye essoe”

Pasien : “Makanja-kanja mo usedding tapi engka to mapeddi cede”

Anak pasien : “ Mama bilang baik-baikji tapi kakinya masih terasa sakit”

Perawat : “Jadi Ibu hanya menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi ya Pak?”

Anak pasien : “Iya suster. Ibuku tidak bisa bahasa Indonesia”

Perawat : “ Kalau begitu Pak, saya mau minta bantuannya untuk menerjemahkan apa yang akan saya sampaikan
nanti ke Ibu, karena saya juga kurang mengerti bahasa daerah. Bisa pak?”

Anak pasien : “Iya bisa suster”

Perawat : “Ibu, kalau boleh tau namanya siapa ?”

Anak pasien : “ Mak, nakutanaiki perawat inisial ta ?”

Pasien : “Tiwi”

Anak pasien : “Ibu tiwi”

Perawat : “O., Ibu Tiwi ya?

Anak pasien : “Iya”

Perawat : “Ibu, Umurnya berapa?”

Anak pasien : “Siaga umuruta mak?”

Pasien : “Anneng pulona lima”

Anak pasien : “65 Tahun ”

Perawat : “Ibu, kalau boleh tau kita tinggal sama siapa di rumah?”

Anak pasien : “ Mak, makkadasi perawat e sibawaki niga monro bola”

Pasien : “Sibawaka anakku, appoku, lakkengku”

Anak pasien : “ Kami masih tinggal serumah, jadi Ibu tinggal bersama anak, cucunya, dan suaminya”

Perawat : “Ibu, kenapa sampai kita dibawa ke rumah sakit, apa keluhannya?”

Anak pasien : “Magiro mak lebawaki lao rumah sakit e?”

Pasien : “Mapeddi maneng aleleku, mapeddi aga ajeku yako jokka ka”

Anak pasien : “ Kakinya sakit suster, tidak bisa digerakkan kalau sakitnya kambuh lagi”

Perawat : “Jadi kakinya selalu terasa sakit ya? “


Pasien : “Iya”

Perawat : “Kapan biasanya rasa sakit itu muncul Ibu?”

Anak pasien : “Pernah muncul bias aero peddi na mak?”

Pasien : “Iya, jokka ka madderri jadi mapeddi sih”

Anak pasien : “ Dia biasa rasakan kalau jalan, biasanya muncul di pagi hari”.

Perawat : “ Jadi selalu dirasa sakit kalau jalan ya”

Anak pasien : “ Iya suster”

Perawat : “ Kalau sakit biasanya apa yang kita lakukan, supaya rasa sakitnya berkurang?”

Anak pasien : “Aga je ro biasa mak tominum yako mapeddi aje ta?”

Pasien : “ Minum ero daun nappa i nasu”

Anak pasien : “Oh ero pura daun e dih, daun aga pesi asenna ero, daun sirih dih”

Pasien : “Iya daun sirih”

Anak pasien : “Kalau sakitnya kambuh lagi ibu biasa minum air daun siri yang direbus”

Perawat : “Berarti selama ini hanya obat herbal yang di konsumsi ?”

Anak pasien : “Iya, Ibu lebih suka minum obat-obat herbal dari pada dari dokter”

Perawat : “Tapi obat dari dokter yang diresepkan tadi sudah ada ?”

Anak pasien : “Engkana nangge pabbura pura yaleangki okko dokter e mak dih”

Pasien : “ Iya engkana”

Perawat : “O.. sudah ada. Nah Obat yang dari dokter, kita harus minum secara teratur ya bu sesuai dengan
resepnya, mungkin nanti keluarga bisa membantu”

Anak pasien : “Isuroki minum wae pabburae makanja-kanja, pole okko dokter e”

Pasien : “Iya iya”

Perawat : “ Kalau begitu, sekarang saya kembali ke ruangan perawat dulu. Saya akan kembali lagi kesini nanti
siang pukul 12:00 untuk mengukur tekanan darah ibu”

Anak pasien : “Mak laosi matu perawat e periksai tekanan darah ta toh, jadi tette seppulo dua engkasi matu perawat e”

Pasien : “Iya”

Perawat : “Kalau begitu silakan ibu istirahat dulu. Permisi…”

Anak pasien : “Iya suster, terimakasih”

Anda mungkin juga menyukai