Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA INFEKSI MATERNAL

“Infeksi Pasca Partum”

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Musfirah C051171032
2. Trie Saputri Tuna C051171040
3. Ika Alfionita Liling C051171037
4. Arfan Irwan C051171341
5. Andi Rani Alfiani Mahajaya C051171516
6. Fitri Sain C051171338
7. Nur Aulia Lestari C051171020
8. Sahruni Raja C051171314
9. Nurul Pratiwi C051171520
10. Elvira Hasdin C051171033
11. Chintya Rezky Amaliya Putri C051171007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat meyelesaikan penulisan makalah dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Infeksi Maternal : Infeksi Pasca Partum” yang merupakan
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas 2 mahasiswa keperawatan
Universitas Hasanuddin. Dalam penulisan makalah ini kami bekerja sama dengan semua anggota
kelompok untuk menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kami
berharap kepada pembaca agar kiranya member kritik dan saran yang membangun demi
kemajuan dan perkembanganpengetahuan.Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah
wawasan kita semua.

Makassar, 29 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. Latar belakang ................................................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ............................................................................................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 6
A. Definisi Infeksi Pasca Partum ........................................................................................................... 6
B. Jenis-jenis Infeksi Pasca Partum ....................................................................................................... 6
C. Etiologi Infeksi Pasca Partum ........................................................................................................... 7
D. Faktor Predisposisi ............................................................................................................................ 7
E. Manifestasi Klinis Infeksi Pasca Partum........................................................................................... 8
F. Pathway Infeksi Pasca Partum ........................................................................................................ 11
G. Deteksi Dini Infeksi Pasca Partum.................................................................................................. 13
H. Diferensial Diagnosa Infeksi Pasca Partum .................................................................................... 13
I. Pemeriksaan Penunjang Infeksi Pasca Partum................................................................................ 16
J. Penatalaksanaan Infeksi Pasca Partum ........................................................................................... 16
K. Asuhan Keperawatan Infeksi Pasca Partum.................................................................................... 17
BAB III ....................................................................................................................................................... 20
PENUTUP .................................................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 21
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Infeksi post partum atau infeksi puerperium mungkin merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas ibu di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, infeksi ini terjadi
pada sekitar 2% pada kelahiran pervaginam dan 10 hingga 15% pada kelahiran (Caesar
Katz, 2007 dalam Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013). Infeksi post partum merupakan
infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi setelah melahirkan. Infeksi ini ditandai
dengan adanya demam 38˚C atau lebih selama 2 hari pada 10 hari pertama post partum.
Pada dasarnya prognosisnya baik jika ditangani dengan pengobatan yang sesuai.
Kasus infeksi pada post partum merupakan kasus yang sering terjadi. Oleh karena
itu, sebagai mahasiswa keperawatan yang nantinya akan memberi asuhan keperawatan
pada pasien, perlu untuk mengetahui mengenai infeksi post partum ini, bagaimana
manifestasi klinisnya, hingga bagaimana memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif bagi pasien dengan infeksi post partum.

B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan infeksi post partum?
2. Apa etiologi infeksi post partum?
3. Apa saja faktor predisposisi infeksi post partum?
4. Apa saja manifestasi klinik infeksi post partum?
5. Bagaimana deteksi dini infeksi post partum?
6. Apa diferensial diagnose untuk infeksi post partum?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk infeksi post partum?
8. Bagaimana penatalaksanaan infeksi post partum?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada infeksi post partum?
C. Tujuan
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi infeksi post partum
2. Mengetahui etiologi infeksi post partum
3. Mengetahui faktor predisposisi infeksi post partum
4. Mengetahui manifestasi klinik infeksi post partum
5. Mengetahui deteksi dini infeksi post partum
6. Mengetahui diferensial diagnosa untuk infeksi post partum
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk infeksi post partum
8. Mengetahui penatalaksanaan infeksi post partum
9. Mengetahui asuhan keperawatan pada infeksi post partum
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Infeksi Pasca Partum

Infeksi pasca partum, atau infeksi peurperium, merupakan infeksi klinis pada saluran
genital yang terjadi dalam 28 hari setelah keguguran, aborsi yang diinduksi, atau
kelahiran anak. Ditambah dengan adanya demam 38˚C atau lebih selama 2 hari pada 10
hari pertama postpartum (24 jam pertama setelah melahirkan tidak dihitung)
(Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013)

Infeksi puerperium mungkin merupakan penyebab utama morbilitas dan mortalitas


ibu diseluruh dunia. Infeksi postpartum lainnya yang umum terjad meliputi infeksi luka,
mastitis, infeksi saluran kemih (ISK), dan infeksi saluran nafas. Adapun organisme yang
sering menginfeksi adalah sejumlah streptokokus dan organisme anaerob. Stafilokokus
aureus, gonokokus, bakteria coliform, dan klostridium jarang menginfeksi, namun
merupakan organisme patogenik serius yang juga menyebabkan infeksi peurperium.
Gejalanya berupa menggigil, sakit kepala, merasa tidak enak badan, wajah pucat, denyut
jantung yang cepat, peningkatan jumlah sel darah putih, rahimnya lunak, membengkak
dan nyeri bila ditekan, cairan yang keluar dari Rahim berbau busuk. Namun, apabila
infeksi menyerang jaringan di sekeliling Rahim, maka nyeri dan demamnya lebih hebat.

B. Jenis-jenis Infeksi Pasca Partum


 Endometritis, merupakan penyebab tersering infeksi postpartum. Endometritis biasanya
dimulai sebagai infeksi terlokalisasi pada tempat penempelan plasenta namun dapat
menyebar hingga meliputi seluruh endometrium. Insiden lebih tinggi setelah kelahiran
cesar dibandingkan setelah kelahiran pervaginam.
 Luka terinfeksi, juga merupakan infeksi post partum yang umum terjadi namun lebih
sering terjadi setelah ibu pulang kerumah . Tempat infeksi meliputi luka insisi caesar dan
episiotomi atau lokasi jahitan.
 Infeksi Saluran Kemih, ISK terjadi 2% sampai 4% pada ibu postpartum. Faktor risiko
terjadinya ISK meliputi kateterisasi urine, seringnya dilakukan pemeriksaan panggul,
anestesi epidural , perlukaan saluran genital, riwayat ISK, dan kelahiran cesar.
 Mastitis, terjadi pada sekitar 1% hingga 10% segera setelah melahirkan, sebagian besar
dari mereka merupakan ibu yang baru pertama kali menyusui. Mastitis hampir selalu
unilateral dan terjadi setelah aliran ASI telah keluar. Edema pleh inflamasi dan
pembengkakan payudara segera mengobstruksikan aliran ASI dalam lobus; Regional,
kemudian menyeluruh dan terjadilah mastitis. Jika pengobatan tidak dilakukan mastitis
dapat berlanjut menjadi abses payudara.

C. Etiologi Infeksi Pasca Partum


Infeksi pasca partum mencakup semua peradangan yang disebabkan oeleh
masuknya kuman-kuman dan bakteri kedalam alat genital pada waktu persalinan dan
nifas. Faktor penyebab terjadinya pasca partum ini bisa berasal dari perlukaan pada jalan
lahir yang merupakan media yang baik untuk berkembangnya kuman yang disebabkan
oleh daya tahan tubuh ibu yang rendah setelah melahirkan, perawatan yang kurang baik
dan kebersihan yang kurang terjaga (Bataha, Kundre, & Prety, 2017)

Infeksi pasca partum terjadi akibat adanya bakteri di traktus genitalia setelah
melahirkan, akibat adanya perlukaan pada daerah serviks , vulva, vagina, dan perineum
pada proses persalinan. Bermacam-macam jalan masuk kuman kedalam jalan lahir seperti
eksogen (kuman yang datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam
tubuh), endogen (dari jalan lahir sendiri). Kuman dengan penyebab terbanyak adalah
Streptococcus anaerob. Berikut ini bakteri yang paling sering ditemukan menyebabkan
infeksi antara lain (Wardhani, Sumarno, & Endharti, 2017) :

a. Streptococcus Haemoliticus Anaerobic


b. Staphylococcus Aureus
c. Escherichia Coli
d. Clostridium Welchi

D. Faktor Predisposisi

1. Faktor-faktor Prekonsepsi atau Antepartum


 Riwayat trombosis vena sebelumnya, infeksi saluran kemih, mastitis,
pneumonia.
 Diabetes mellitus
 Alkoholisme
 Penyalahgunaan obat
 Imonosupresi
 Anemia
 Malnutrisi
2. Faktor-faktor Intrapartum
 Kelahiran cesar
 Kelahiran vagina secara operatif
 Pecahnya selaput ketuban memanjang
 Korioamnionitis
 Persalinan memanjang
 Kateterisasi kandung kemih
 Pengawasan tekanan uterus atau janin secara internal
 Pemeriksaan vagina berulang setelah pecahnya selaput ketuban
 Anestesi epidural
 Tertahannya fragmen plasenta
 Perdarahan postpartum
 Episiotomi atau laserasi
 Hematoma

E. Manifestasi Klinis Infeksi Pasca Partum


Adapun manifestasi klinis dari infeksi pasca partum adalah sebagai berikut :
1) Endometritis, tanda dan gejalanya berupa: demam biasanya lebih dari 38oC,
denyut meningkat, menggigil, anoreksia, mual, kelelahan, letargi, nyeri panggul,
nyeri uterus atau lokia yang banyak dan berbau menyengat.
2) Luka terinfeksi, tanda dan gejalanya berupa: eritema, edema, nyeri, sekret
seropurulen dan pemisahan luka.
3) Infeksi saluran kemih (ISK), tanda dan gejalanya berupa: disuria (nyeri saat
kencing) , frekuensi dan urgensi, demam ringan, retensi urin, hematuria (kencing
darah), dan piuria (urin mengandung leukosit).
4) Mastitis, tanda dan gejalanya berupa: menggigil, demam, malaise dan nyeri
payudara yang terlokalisasi, bengkak, memerah dan adenopati aksila juga dapat
terjadi. (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013).

1. Endometritis

Penyebab tersering infeksi postpartum. Endometritis biasanya dimulai sebagai


infeksi terlokalisasi pada tempat penempelan plasenta, namun dapat menyebar hingga
meliputi seluruh endometrium. Pengkajian tanda-tanda endomatrium dapat menunjukkan
demam (biasanya lebih dari 38•c, denyut meningkat, menggigil, anoreksia, mual,
kelelahan, letargi, nyeri panggul, nyeri uterus, atau lokia yang banyak berbau menyengat
(Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013).

2. Luka infeksi

Luka terinfeksi juga merupakan infeksi postpartum yang umum terjadi namun
sering terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Tempat infeksi meliputi luka insisi cesar dan
episiotomi atau lokasi jahitan. Tanda-tanda luka infeksi meliputi eritema, edema, hangat,
nyeri, sekret seropurulen, dan pemisahan luka (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013).

3. Infeksi Saluran Kemih

ISK terjadi pada 2% sampai 4% ibu postpartum. Faktor risiko terjadinya ISK
meliputi katerisasi urine, seringnya dilakukan pemeriksaan panggul, anestesi epidural,
perlukaan saluran genital, riwayat ISK dan kelahira cesar. Tanda-tanda ISK meliputi
disuria, frekuensi, dan urgensi, demam ringan, retensi urine, hematuria, dan pyuria
(Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013)

4. Mastitis

Organisme yang menginfeksi umumnya S.aureus hemolitik. Fisura puting susu yang
terinfeksi biasanya merupakan lesi awal, namun sistem duktus ikut terinfeksi setelahnya.
Edema oleh inflamasi dan oembengakakan payudara segera mengobtruski aliran ASI
dalam lobus, regional, kemudian menyeluruh, dan terjadilah mastitis
Gejala jarang tampak sebelum akhir minggu pertama postpartun dan lebih sering
terjadi pada minggu kedua hingga emoat, menggigil, demam, malaise, dab nyeri
payudara (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013)
F. Pathway Infeksi Pasca Partum

Bakteri patogen:
streptokokus, E. coli,
stafilokokus aureus,
gonokokus, klostridium Persalinan

Kontaminasi sarung tangan Insisi caesar Episiotomi Kateterisasi urin,VT Stasis ASI Fisura pada
petugas, droplet infeksi, VT berulang, kontaminasi puting
berulang kali dan kontaminasi, dari perineum
imunitas menurun
Hygiene yang buruk
pasca persalinan Jaringan mammae
Bakteri patogen masuk
menjadi tegang
Bakteri masuk ke dalam ke traktus urinarius
luka desidua plasenta Port de entry bakteri
patogen Bakteri melekat & Lubang duktus
Perkembangbiakan bakteri mengkolonisasi di laktiferus lebih
ke dalam lapisan uterus epitelium traktus urinarius terbuka
Infeksi pada luka
insisi / episiotomi
Bakteri masuk
Merusak lapisan Infeksi pada traktus
Ulkus & pus urinarius
endometrium
Peradangan
Kerusakan integritas
ISK
Endometritis kulit
Mastitis
Infeksi Postpartum

Inflamasi

Akumulasi monosit, makrofag, Pelepasan mediator


fibroblast, sel T helper nyeri

Pelepasan pirogen endogen Merangsang nosiseptor


(sitokin)

Medulla spinalis
Interleukin-1
Interleukin-6
Hipotalamus & sistem
limbik
Pembentukan
prostaglandin
Otak (korteks
somatosensorik)
Hipertermi
Merangsang hipotalamus
untuk meningkatkan titik
patokan suhu Persepsi nyeri

Nyeri akut
Peningkatan suhu tubuh

Hipertermi
G. Deteksi Dini Infeksi Pasca Partum
Suhu 38 ̊C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur
peroral sedikitnya 4 kali sehari disebut morbiditas puerperalis. Kenaikan suhu tubuh yang
terjadi di dalam masa nifas, dianggap sebagai infeksi nifas jika tidak diketemukan sebab-
sebab ekstragenital. (Sukma, Hidayati, & Jamil, 2017)

H. Diferensial Diagnosa Infeksi Pasca Partum


1. Endometritis :

Pelvic Inflamatory Disease (PID) :

Infeksi dalam sistem reproduksi wanita yang sering disebabkan oleh bakteri dari infeksi
menular seksual seperti chlamydia. PID dan endometriosis memiliki gejala yang sama seperti
nyeri panggul, nyeri haid, nyeri saat berhubungan seks, dan buang air kecil yang menyakitkan.

Penyakit radang usus :


Peradangan jangka panjang dalam saluran pencernaan yang sering disertai dengan sakit perut
atau kram, dan pergerakan usus yang sulit atau menyakitkan.

2. Kista ovarium :
Massa padat di ovarium yang biasanya diisi dengan cairan. Meskipun satu jenis kista
ovarium, endometrioma, adalah tanda endometriosis, ada jenis kista ovarium lainnya yang dapat
terjadi sebagai akibat dari berbagai penyebab. Gejala umum yang dialami oleh kista ovarium dan
endometriosis adalah nyeri haid, nyeri saat berhubungan seks, sering buang air kecil, dan perut
kembung.

3. Fibromyalgia:
Nyeri kronis, rasa sakit yang menyebar di seluruh tubuh, dengan penyebab yang tidak
dipahami dengan baik. Fibromyalgia dapat menyebabkan rasa sakit di banyak area tubuh,
termasuk perut, panggul, punggung, dan kaki, mirip dengan endometriosis.
4. Sistitis interstitial:
Suatu kondisi yang mempengaruhi kandung kemih dan diduga disebabkan oleh iritasi di dalam
lapisan kandung kemih. . Seperti halnya endometriosis, wanita dengan sistitis interstitial juga
dapat mengalami rasa sakit saat buang air kecil, nyeri panggul kronis, atau nyeri saat
berhubungan seks.

5. Adenomyosis:
Terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh ke dinding rahim. Adenomyosis dan
endometriosis memiliki banyak gejala, termasuk perdarahan menstruasi yang tidak normal,
periode nyeri (dismenore), nyeri saat berhubungan seks, dan nyeri panggul kronis.

6. Fibroid rahim:
Pertumbuhan jinak (non-kanker) dalam rahim yang dapat menyebabkan perdarahan
menstruasi dan siklus menstruasi yang abnormal, nyeri panggul, sakit punggung, sakit kaki, dan
kesulitan kandung kemih dan usus.

7. Polycystic ovary syndrome (PCOS):


Gangguan hormon yang mempengaruhi ovarium dan dapat menyebabkan kista ovarium, siklus
menstruasi abnormal, atau infertilitas.

8. Infeksi saluran kemih (ISK):


Infeksi dalam saluran kemih yang dapat menyebabkan nyeri buang air kecil dan nyeri panggul
Infeksi Saluran Kemih (ISK) :

- Servisitis
- Vaginitis
- Chlamydia trachomatis
- Neisseria Gonorrheae
- Prostatitis
- Sistisis hemoragik
Mastitis :

- Fibroadenoma mamma
- Fibrocystic of the breast (mamary dysplasia)
- Sistosarkoma filoides
- Galactocele
1. Luka Terinfeksi :

 Erisipelas, Memiliki batas yang jelas dan tinggi, warna merah terang.

 Dermatitis Statis, Biasanya terdapat pada kedua tungkai bawah, riwayat trauma pada
tungkai sebelumnya. Tidak ada nyeri atau demam

 Hematoma, Terdapat riwayat trauma, atau penggunaan antikoagulasi (dapat dipastikan


dengan USG).

 Dermatitis Kontak Alergi. Gatal, tidak ada demam, biasanya muncul setelah pemakaian
benda tertentu.

 Urtikaria dan Angioedema yang Besar. Gatal, tidak ada demam.

 Erupsi Obat. Biasanya terjadi setelah konsumsi obat. Tidak nyeri, kecuali terdapat erosi.
Biasanya muncul pada genitalia, wajah, badan, dan ekstremitas bawah.

 Necrotizing Fasciitis. Terdapat trias nyeri hebat, bengkak, dan demam. Terdapat bula,
gas, atau krepitus yang kebiruan atau berdarah. Toksisitas tinggi.

 Sweet Syndrome. Sering dianggap sebagai selulitis, namun sebenarnya tidak. Lesi
berbentuk papul dan plak. Biasanya muncul di ekstremitas atas dan wajah.

 Osteomielitis. Diagnosis banding selulitis lainnya adalah osteomielitis yang disebabkan


sinusitis paranasal. Pemeriksaan radiologi, terutama CT scan, dapat digunakan untuk
menyingkirkan diagnosis banding ini.

 Vein Thrombosis. Ultrasonografi dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan


diagnosis banding deep vein thrombosis pada pasien
I. Pemeriksaan Penunjang Infeksi Pasca Partum
1. Hitung Darah Lengkap
Untuk memperkirakan apakah ibu mengalami kehilangan darah atau tidak, untuk mengetahui
apakah ada/tidak terjadi perubahan Hb atau Ht dan peningkatan sel darah putih (SDP). Salah
satu yang mengindikasikan seseorang terkena infeksi adalah terjadi peningkatan leukosit,
yaitu mencapai >11.000/mm3
2. Kultur uterus dan vagina
Untuk memastikan diagnosa infeksi postpartum dan juga mengesampingkan diagnosa
banding lainnya. Dengan kultur uterus atau vagina dapat diketahui mikroorganisme yang
dapat menyebabkan infeksi pada ibu, sehingga tenaga kesehatan dapat melakukan
penatalaksanaan dengan tepat.
3. Urinalis
Untuk mengetahui jumlah urine, dan untuk memastikan apakah ada kerusakan kandung
kemih atau tidak.
4. USG
Pemeriksaan menggunakan USG penting jika infeksi pada ibu diduga terjadi karena
tertinggalnya sisa plasenta dalam uterus. (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013)

J. Penatalaksanaan Infeksi Pasca Partum


1. Mastitis

Non Farmakologis

1. Menyusui tetap dilanjutkan. Pertama, bayi disusukan pada payudara yang sakit
selama dan sesering payudara kosong kemudian lakukan hal yang sama pada payudara yang
normal

2. Beri kompres panas dengan menggunakan shower hangat atau lap basah panas pada
payudara yang terkena.

3. Ubah posisi menyusui pada setiap kali menyusui, yaitu dengan posisi tidur, duduk,
atau posisi memegang bola (football position)

4. Kenakan bra yang longgar

5. Istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi

6. Banyak minum (sekitar 2 liter per hari) (Bahiyantu, 2009)


Farmakologis

Perawatan utama mastitis biasanya diberikan dengan salep atau intramuscular atau injeksi
antibiotik intravena, seperti streptomisin, ampisilin, cloxacillin, penicillin, dan tetrasiklin.
(Tristanti & Nasriyah, 2019)

2. Endometritis

Farmakologis

Terapi antibiotik spektrum IV (seperti, sefalosporin, penisilin, klidanmisin, dan


gentamisin)

Non Farmakologi

Anjurkan pasien untuk beristirahat, minum banyak cairan, mempertahankan nutrisi yang
baik, melakukan perawatan perineum dengan baik

3. Luka Infeksi

Farmakologis

Terapi antibioti Penicillin G, (Apriliana, Rukomono, Erdian, & Tania, 2013)

Non Farmakologis

Perawatan berupa perendaman, kompres hangat, dan perawatan perineum. (Lowdermilk,


Perry, & Cashion, 2013)

4. Infeksi Saluran Kemih

Farmakologis

Terapi antibiotik antibiotik Ciprofloxacin yang termasuk dalam golongan Kuinolon,


Betalaktam yaitu Ceftriaxone dan pemberian antibiotik terendah, yakni pada antibiotik golongan
Sefalosforin yaitu Cefixime dengan presentase. (Goenawi, Bodhi, & Mantu, 2015)

Non Farmakologis

- Sistokopi
- Intervensi pembedahan jika terjadi obstruksi. (Nuari & Widdayti, 2017)

K. Asuhan Keperawatan Infeksi Pasca Partum


Diagnosa keperawatan Outcome Intervensi
Hipertermia b.d penyakit Keparahan infeksi (NOC hlm Perlindungan infeksi (NIC
(proses infeksi) (NANDA 145-146) hlm 398-399)
Domain 11. Kriteria hasil : Aktivitas-aktivitas :
Keamanan/Perlindungan 1. Kemerahan 1. Monitor kerentanan
Kelas 6. Termoregulasi hlm 2. Cairan (luka) berbau terhadap infeksi
457) busuk 2. Anjurkan istirahat
3. Demam 3. Ajarkan pasien dan
4. Nyeri keluarga mengenai
tanda dan gejala
infeksi dan kapan
harus melaporkannya
kepada pemberi
layanan kesehatan
4. Ajarkan pasien dan
anggota keluarga
bagaimana cara
menghindari infeksi
Nyeri akut b.d Agens Cedera kontrol nyeri (NOC hlm 247) Manajemen nyeri (NIC hlm
Biologis (misalnya, infeksi, kriteria hasil : 198)
iskemia, neoplasma) 1. Menggunakan Aktivitas-aktivitas :
(NANDA Domain 12. tindakan pengurangan 1. Lakukan pengkajian
Kenyamanan Kelas 1. nyeri tanpa analgesic nyeri yang
Kenyamanan Fisik hlm 469) 2. Melaporkan perubahan komprehensif yang
terhadap gejala nyeri meliputi lokasi,
pada professional karakteristik,
kesehatan onset/durasi, frekuensi,
3. Mengenali apa yang kualitas, intensitas atau
terkait dengan gejala beratnya nyeri dan
nyeri faktor pencetus
2. Kendalikan faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan
(misalnya suhu
ruangan, pencahayaan,
suara bising)
3. Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyerinya
dengan tepat
4. Kolaborasi dengan
pasien, orang terdekat
dan tim kesehatan
lainnya untuk memilih
dan
mengimplementasikan
tindakan penurunan
nyeri nonfarmakologis,
sesuai kebutuhan
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi pasca partum, atau infeksi peurperium, merupakan infeksi klinis
pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah keguguran, aborsi yang
diinduksi, atau kelahiran anak. Ditambah dengan adanya demam 38˚C atau lebih
selama 2 hari pada 10 hari pertama postpartum (24 jam pertama setelah
melahirkan tidak dihitung). Organisme yang paling sering menginfeksi
diantaranya: Streptococcus Haemoliticus Anaerobic, Staphylococcus Aureus,
Escherichia Coli, Clostridium Welchi. Beberapa infeksi pascapartum yang sering
terjadi adalah endometritis, luka terinfeksi, ISK, dan mastitis. Masalah
keperawatan pada infeksi post partum diantaranya hipertermi, nyeri akut, dan
kerusakan integritas kulit.

B. Saran
 Mahasiswa keperawatan perlu untuk memahami konsep teori beserta asuhan

keperawatan pada infeksi post partum, karena infeksi post partum ini adalah kasus
yang sering terjadi dan mungkin akan sering ditemui saat menjalankan profesi
sebagai perawat.
 Perlunya peningkatan pelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya infeksi
pada ibu post partum
DAFTAR PUSTAKA

Apriliana, E., Rukomono, P., Erdian, D. N., & Tania, F. (2013). Bakteri Penyebab Sepsis
Neonatorum Pola Kepekaannya Terhadap Antibiotik. Jurnal Penelitian Universitas
Lampung .

Bahiyantu. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Bataha, Y., Kundre, R., & Prety, V. D. (2017, Februari). Hubungan Perawatan Luka Perineum
Dengan Perilaku Personal Hygiene Ibu Post Partum Di Rumah Sakit Pancaran Kasih
GMIM Manado. E-Journal Keperawatan, V, 1-9.

Goenawi, L. R., Bodhi, W., & Mantu, F. N. (2015). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien
Infeksi. Jurnal Ilmiah Farmasi, IV(4).

Hall & Guyton (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC

Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, K. (2013). Keperawatan Maternitas (8th ed., Vol.
2). (F. Sidartha, & A. Tania, Trans.) Singapore: Elsevier.

Nuari, N. A., & Widdayti, D. (2017). Gangguan Pada Sistem Perkemihan dan Penatalaksanaan
Keperawatan (1 ed.). Yogjakarta: Deepublish.

Sukma, F., Hidayati, E., & Jamil, N. S. (2017). Asuhan Kebidanan pada masa Nifas. jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Tristanti, I., & Nasriyah. (2019). Mastitis (Literatur Review). Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan, X(2).

Wardhani, R. K., Sumarno, & Endharti, A. T. (2017, December 22). Pengaruh Pemberian
Prebiotik Lactobacillus Reuteri Terhadap Presentase Sel Regulator dan Sel T Helper 22
Pada Limpa Mencit Nifas Yang Diinduksi Bakteri Staphylococcus Auresus. Journal Of
Issues In Midwifery, I, 18-28.

Anda mungkin juga menyukai