Anda di halaman 1dari 5

1. Pengertian hemodialysis dan dialysis ?

- Dialisis merupakan suatu proses yang di gunakan untuk mengeluarkan cairan dan
produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan proses
tersebut.
- Hemodialisis adalah proses dimana darah penderita dialirkan untuk dilakukan
pemisahan (penyaringan) sisa-sisa metabolisme melalui selaput permeabel dalam
ginjal buatan dengan bantuan mesin hemodialisis. (Kristiana, 2011)
2. Pengertian Gagal Ginjal Kronik (GGK) ?
- Gagal ginjal kronik adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan
metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit di tandai dengan penurunan
GFR ( glomelular filtration rate).
3. Tanda gejala GGK ?
a. Kemunculan darah dalam urine
b. Pembengkakan pada tungkai
c. Tekanan darah tinggi tidak terkendali
4. Pasien gagal ginjal stadium berapakah yang harus dilakukan hemodialisa ?

Stadium 4
5. GFR laju filtrasi dan cara menghitungnya ?
Kecepatan Penyaringan Glomeruli
Tes ini, yang umumnya disebut sebagai GFR (glomerular filtration rate) atau LFG (laju filtrasi
glomerulus), mengukur jumlah darah yang disaring oleh ginjal setiap menit.
Tes GFR bertujuan untuk mengetahui kemampuan ginjal dalam menyaring atau memfiltrasi zat
sisa metabolisme tubuh sehingga dapat menunjukkan seberapa optimal dan baik laju filtrasi yang
dilakukan oleh ginjal.
Ginjal yang sehat memiliki nilai GFR normal yakni 60 mg/dL atau di atasnya. Jika dibawah
60 maka itu pertanda bahwa ginjal tidak bekerja sebagaimana mestinya. Dalam kasus cuci
darah atau transplantasi maka angka GFR menunjukan angka dibawah 15.

National Kidney Foundation telah membagi beberapa jenis gagal ginjal berdasarkan nilai GFR
nya,  yaitu : 

 Normal
 Stage 1 : terindikasi adanya kerusakan ginjal dengan nilai GFR normal (> 90)
 Stage 2 : penurunan fungsi ginjal dengan GFR 60 -  89
 Stage 3 : penurunan fungsi ginjal dengan GFR 30 -  59. Penurunan  tingkat lanjut ini
seringkali ditemui gejala anemia dan gangguan pada tulang akibat kerusakan ginjal
 Stage 4 : penurunan derajat berat dengan GFR 15 -  29. Upaya pengobatan untuk
mengurangi resiko komplikasi dan pencegahan ke arah kegagalan ginjal
 Stage 5 (kegagalan ginjal)  : ginjal telah tak mampu lagi menjalankan fungsinya
dengan nilai GFR dibawah 15. Penanganan yang sesuai adalah transplantasi ginjal atau
hemodialisis rutin.

Menghitung laju GFR dapat dilakukan dengan perhitungan berikut :

GFR laki laki = (140 - umur) x kgBB / (72 x serum kreatinin)

GFR perempuan = (140 - umur) x kgBB x 0,85 / (72 x serum kreatinin)


6. AV Shunt ?
Operasi kecil untuk menghubungkan salah satu pembuluh darah arteri dengan pembuluh darah
vena prosedur ini bertujuan untuk membuat akses pembuluh darah guna keperluan cuci darah,
biasanya proses ini dilakukan pada pergelangan(lengan bawah) dan pada siku bagian dalam
sebanyak 2 sampai 4 cm.
7. BB kering
Berat badan kering adalah berat badan tanpa kelebihan cairan yang terbentuk setelah tindakan
hemodialisis atau berat terendah yang aman dicapai pasien setelah dilakukan dialisis (Kallenbach,
2005).
Berat badan pasien ditimbang secara rutin sebelum dan sesudah hemodialisis.
Diukur dengan cara menghitung berat badan pasien setelah (post) HD pada periode
hemodialisis pertama (pengukuran I).
Periode hemodialisis kedua, berat badan pasien ditimbang lagi sebelum (pre) HD (pengukuran
II), selanjutnya menghitung selisih antara pengukuran II dikurangi pengukuran I dibagi
pengukuran II dikalikan 100%.
- Grafik Rentang Prosentase Kenaikan Rentang Kenaikan dalam Penelitian
a. Ringan 2 % < 4% < 3,9%
b. Sedang 5 % 4-6% 4-6%
c. Berat 8 % > 6% (Kozier, 2004) (Yetti, 1999)
CONTOH : BB pasien post HD ke 1 adalah 54 kg, BB pasien pre HD ke 2 adalah 58 kg,
prosentase IDWG (58 -54) : 58 x 100% = 6,8 % (Istanti, 2009).
8. Kenapa fungsi HB harus di cek pada pasien hemodialisa?
Bila Hb rendah, menunjukkan Hb di bawah nilai normal atau di bawah nilai 12 gr%, maka hal ini
disebut juga dengan anemia. Sedangakan anemia itu sendiri meruoakan salah satu efek samping
dari Hemodialisa. Oleh karena itu, bila efek samping hemodialisa adalah anemia, maka bila
pasien anemia menjalani prosedur hemodialisa, maka anemia akan semakin berat dan berisiko
terhadap sistem sirkulasi, oksigenasi, serta berisiko terhadap keselamatan pasien.
9. Apakah ketika darah dimasukan ke hemodialisa perlu pengencer ? apabila iya apa
namanya ?
Ya, diperlukan pengencer yaitu Larutan Diasilat,
Dialisat adalah cairan yang digunakan untuk menarik limbahlimbah tubuh dari darah. Sementara
sebagai buffer umumnya digunakan bikarbonat yang bersifat basa, dibandingkan dengan buffer
natrium, walaupun sama sama bersifat basa tetapi bikarbonat memiliki risiko lebih kecil untuk
menyebabkan hipotensi. Kadar setiap zat di cairan dialisat juga perlu diatur sesuai kebutuhan.
Sementara itu, air yang digunakan harus diproses agar tidak menimbulkan risiko kontaminasi
(Septiwi, 2010).
10. Penusukan dialysis dimana saja ?
Ada 3 macam akses pembuluh darah yang dapat digunakan untuk cuci darah, yaitu:
1. Arteriovenous (AV) fistula
AV fistula dibuat melalui operasi untuk membuat sambungan antara arteri dan vena. Akses ini
biasanya dibuat di lengan yang lebih jarang digunakan.
2. Arteriovenous (AV) graft
AV graft adalah akses pembuluh darah yang dipilih jika kondisi pasien tidak memungkinkan
untuk dibuatkan AV fistula, misalnya karena pembuluh darah pasien terlalu kecil. Dokter bedah
dapat membuat hubungan antara arteri dan vena menggunakan tabung sintetis fleksibel yang
disebut graft.
3. Kateter pembuluh darah balik (kateter vena)
Kateter pembuluh darah balik (vena) dilakukan dengan memasukkan suatu tabung ke dalam
salah satu pembuluh darah vena besar di leher, pangkal paha, atau dada.
Akses kateter vena memiliki sejumlah kelemahan, antara lain:
a. Hanya bersifat sementara sebelum dilakukan operasi untuk membuat AV fistula
b. Perlu penggantian secara berkala
c. Berisiko menyebabkan infeksi (pada akses di pangkal paha), pembuntuan pembuluh
darah, atau perlukaan paru (pada akses di dada).
11. Diagnose pasien hemodialisa dan Intervensi
Diagnosa
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual
dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membram mukosa mulut.
Intervensi

 Awasi konsumsi makanan atau cairan dan hitung masukan kalori perhari
Rasional : mengidentifikasi kekurangan nutrisi / kebutuhan terapi.
 Kaji adanya mual muntah
Rasional : gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah
/ menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi.
 Anjurkan cemilan tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium diantara waktu
makan.
Rasional : mengurangi makanan dan protein yang dibatasi dan menyediakan
kalori untuk energi, membagi protein untuk pertumbuhan dan penyembuhan
jaringan.
 Timbang berat badan harian
Rasional : untuk memantau status cairan dan nutritisi jelaskan pembatasan diet
dan hubunganya dengan penyakit gagal ginjal dan peningkatan urea dan kadar
kreatinin.
Rasional : meningkatakan pemahaman pasien tentang hubungan antara diet, urea,
kadar kreatinin dengan penyakit renal.
 Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasional : berguna untuk program diet individu untuk memenuhi kebutuhan pola
hidup, meningkatkan kerja sama pasien.

Anda mungkin juga menyukai