Oleh :
DENA ARIESTA ROHILLAH
NIM. 2106277011
A. DEFINISI
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan saja
bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan wanita hamil agar tidak
terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat. Pelayanan antenatal adalah untuk mencegah
adanya komplikasi obstretri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin
(Masriroh, 2013).
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama
masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan (Depkes RI, 2012). Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang diberikan
oleh perawat kepada ibu hamil, seperti pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis,
termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo & Putrono,
2016)
B. TUJUAN
Tujuan antenatal care untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau
janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi
kehamilan. (Kemenkes RI, 2018). Selain itu menurut Kemenkes RI (2018), tujuan ANC
antara lain:
1. Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu serta
tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.
2. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi saat
kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakitdan tindak pembedahan.
3. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
4. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi dengan selamat
serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa persalinan.
5. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.
6. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak agar
mengalami tumbuh kembang dengan normal.
7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat memberikan
ASI eksklusif pada bayinya.
C. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN
1. Tanda Pasti
a) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan stetoskop pada minggu ke 17-
18. Serta dapat didengarkan dengan stetoskop ultrasonik (Doppler) sekitar
minggu ke 12 (Kumalasari, 2015: 3).
b) Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat melakukan
pemeriksaan.
c) Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG (Sunarti, 2013:
60).
2. Tanda Obyektif (Probability/ Kemungkinan)
a) Pembesaran Rahim/ Perut
b) Perubahan Bentuk dan Konsistensi Rahim
c) Perubahan Pada Bibir Rahim
d) Kontraksi Braxton Hicks (Kontraksi rahim yang tidak beraturan yang terjadi
selama kehamilan)
e) Adanya Ballotement (pantulan yang terjadi saat jari telunjuk pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus)
f) Tanda Hegar dan Goodells (melunaknya isthmus uteri)
g) Tanda Chadwick (warna kebiru-biruan pada vagina dan vulva)
h) Hyperpigmentasi Kulit (bintik –bintik hitam pada muka dan areola mamae)
3. Tanda Subjektif
a) Adanya amenorrhea (tidak menstruasi)
b) Mual dan muntah
c) Ibu merasakan adanya pergerakan janin
d) Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung kemih
e) Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati et al, 2008).
D. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi),
yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma)
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh
sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba fallopi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan
zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki,
masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut
pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar
tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan
sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai
mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi
(konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
1. Sel telur (ovum) : Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum
terjadi di geneta-bridge.
2. Sel mani (spermatozoa) : Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala,
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak
dengan cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas) : Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu
antara sel mani dengan sel telur di tuba pallofi.
4. Nidasi (implantasi) : Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium.
E. PERUBAHAN FISIK SELAMA KEHAMILAN
1. Perubahan Fisik Ibu Hamil Pada Trimester I
a) Morning Sickness, mual dan muntah
b) pembesaran payudara
c) Sering buang air kecil
d) Konstipasi atau sembelit
e) Sakit kepala atau pusing
f) Kram perut
g) Peningkatan berat badan
2. Perubahan Fisik Ibu Hamil Pada Trimester II
a) Perut semakin membesar
b) Sendawa dan buang angin
c) Rasa panas di perut
d) Sakit perut bagian bawah
e) Pusing
f) Perubahan kulit (timbulnya linea nigra, chloasma, dan stretch mark)
g) Payudara semakin membesar dan keluar kolostrum
h) Oedema pada ekstremitas
3. Perubahan Fisik Ibu Hamil Pada Trimester III
a) Sakit bagian tubuh belakang (punggung-pinggang)
b) Konstipasi
c) Sesak nafas karena tekanan pada diafragma
d) Sering buang air kecil
e) Varises
f) Kontraksi perut (Braxton-hicks)
g) Bengkak
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes Urine
Tes urine dapat dilakukan dirumah atau dilaboratorium menggunakan Tes
Pack atau alat tes kehamilan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hormon
kehamilan HCG (Human Chorionic gonadotropin) di dalam tubuh yang merupakan
salah satu tanda kehamilan. Tes ini sebaiknya dilakukan di pagi hari, karena saat
pagi hari (bangun tidur) urine dalam keadaan murni belum tercampur oleh zat-zat
makanan yang dikonsumsi (Siswosuharjo, Suwignyo & Fitria C.2010: 28-29).
2. Tes Darah
Prinsipnya sama dengan tes urine yaitu menguji adanya HCG dalam tubuh.
Bedanya, tes darah ini tidak dapat dilakukan sendiri dirumah, melainkan dilakukan
di laboratorium dengan jalan mengambil contoh darah. Jika terdapat peningkatan
HCG didalam darah, maka dinyatakan positif hamil, demikian juga seterusnya.
3. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
4. Tes USG (Ultra Sonography)
Tes ini di lakukan oleh seorang dokter dengan memastikan kehamilan
melalui USG yang dapat melihat bagian dalam tubuh manusia. Selain melihat ada
tidaknya embrio, penggunaan USG juga dapat digunakan untuk amengetahui
taksiran persalinan, perkiraan usia kehamilan, serta perkiraan berat badan dan
panjang janin (Siswosuharjo, Suwignyo & Fitria C. 2010: 30).
H. PENATALAKSANAAN
1. Kunjungan ANC
Pada awal pemeriksaan yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang
mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan
laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu tes untuk mendeteksi
keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur dengan
radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari
sejak periodemenstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan
merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-
kadang dapat dideteksi dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Bobak, 2014).
c) Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan kecuali
jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain,
harus lebih sering dan intensif.
I. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
8. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat pendidikan.
Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada kehamilan usia
remaja, apalagi kehamilan di luar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis
yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan
risiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia,
ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.
2. Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa hamil, atau
ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.
3. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari pertama haid
terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan usia
kehamilan menstrual dan memperkirakan saat persalinan menggunakan Rumus
Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah
pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan
kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial
pemeriksaan kita). Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang
berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.
4. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau diperberat oleh
kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat alergi
makanan / obat tertentu dan sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya
maupun operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya.
6. Riwayat khusus obstetri ginekologi
Adakah riwayat kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode
GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup. Ada/tidaknya masalah2
pada kehamilan / persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian
janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan,
penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika
masih ingat.
7. Riwayat menarche: siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan haid lainnya,
riwayat penyakit kandungan lainnya. kapan HPHT, hali ini penting untuk
memperkirakan usia kehamilan menstrual dan memperkirakan atau menentukan
tanggal persalinan menggunakan rumus Naegele:
- Januari – Maret: 7+9+0
- April – Desember: 7-3+1
8. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.
9. Seksualitas
a) Penghentian menstruasi
b) Perubahan respon /aktivitas seksual
c) Leukosa mungkin ada.
d) Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis (pada 10
– 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke bawahkartilago
ensiform (pada 36 minggu)
e) Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas
lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan arcolar,
hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan (trimester pertama dan ketiga);
kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12 minggu
f) Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi, strial
gravidarum.
Pemeriksaan Leopold
1. Leopold I
Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian apa yang di
fundus.
- Kaki pasien ditekuk
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan
penderita dan melihat kearah muka
penderita.
- Rahim dibawa ke tengah
- Tingginya fundus uteri ditentukan dan
bagian apadari anak yang terdapat dalam
fundus
2. Leopold II
Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana
letaknya bagian-bagian kecil
3. Leopold III
Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian
bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh pintu atas panggul.
- Dipergunakan satu tangan saja.
- Bagian bawah di tentukan antara
ibu jaridan jari lainya
- Cobalah apakah bagian bawah
masih dapat digoyangkan.
4. Leopold IV
Tujuan : menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian
bawah kedalam rongga panggul.
- Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah
kaki si penderita
- Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi
bagian bawah
- Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke
dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian
bawah.
- Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian terbawahdari
kepala yang masih teraba diluar :
a. Convergent → bagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul
b. Sejajar → separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
c. Divergent → sebagian besar dari kepala masuk kedalam ronggapanggul
c) Auskultasi
- Djj terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang,
30menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
- Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menitatau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial
(kekurangan O2)
13. Pemeriksaan Diagnostik
a) DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
b) Golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
c) Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
d) Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
e) Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil vagina,
lesi, rabas abnormal.
f) Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
g) Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
h) Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi, diabetes
penyakit ginjal)
i) Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
j) Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
k) Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya dilakukan antara
24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus pengkajian dilakukan pada
setiap kunjungan prenatal.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Trimester I
a. Perfusi jaringan perifer tidak efektif b.d penurunan kadar Hb
b. Gangguan citra tubuh b.d perubahan bentuk dan kulit tubuh selama hamil
c. Gangguan eliminasi urin b.d tekanan pada vesica urinaria
d. Nausea
e. Konstipasi b.d penurunan kerja usus
f. Nyeri akut b.d perubahan postur tubuh
g. Perubahan peran b.d koping individu tidak efektif
h. Deficit pengetahuan b.d kurang pengetahuan mengenai kehamilan
i. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
Diagnosa keperawatan yang sering muncul :
a. Nausea
b. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
2) Trimester II
a. Penurunan curah jantung b.d tekanan darah meningkat
b. Pola nafas tidak efektif b.d desakan uterus ke diafragma
c. Intoleransi aktivitas b.d mudah lelah
d. Nyeri akut b.d perubahan postur tubuh dan payudara
e. Gangguan eliminasi urin b.d penekanan vesica urinaria
f. Pola seksual tidak efektif b.d vaskularisasi serviks dan vagina
g. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua b.d keyakinan
untuk meningkatkan pengetahuan tentang proses kehamilan-persalinan
h. Ansietas b.d kurangnya informasi
i. Risiko cedera pada janin b.d Hb dan O2 menurun
Diagnosa keperawatan yang sering muncul :
a. Pola nafas tidak efektif b.d desakan uterus ke diafragma
b. Nyeri akut b.d perubahan postur tubuh dan payudara
c. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua b.d keyakinan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang proses kehamilan-persalinan.
3) Trimester III
a. Konstipasi b.d disfungsi motilitas GI
b. Intoleransi aktivitas b.d mudah lelah
c. Nyeri akut b.d perubahan postur tubuh dan payudara
d. Kesiapan persalinan b.d keyakinan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang proses kehamilan-persalinan
e. Ansietas b.d kurangnya informasi
f. Risiko cedera pada ibu
Diagnosa keperawatan yang sering muncul :
a. Konstipasi b.d disfungsi motilitas GI
b. Kesiapan persalinan b.d keyakinan untuk meningkatkan pengetahuan
c. Risiko cedera pada ibu
B. Intervensi
Trimester 1
(5) Terapeutik
4. Pertahankan kepatenan jalan
Kedalaman napas menurun
(5) napas dengan head- tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)
5. Posisikan semi-fowler atau
fowler
6. Berikan Oksigen
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2 Nyeri Akut Kode : L.01004 Kode : I.08238
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam 1 Identifikasilokasi,
diharapka gagguan rasa nyaman karakteristik, durasi,
teratasi dengan KH : frequensi, kualitas, intensitas
Kesejahteraan fisik nyeri
meningkat (5) 2 Identifikasi skala nyeri
Kesejahteraan psikologis 3 Identifikasi respon non verbal
meningkat (5) 4 Idemtifikasi faktor yang
Dukungan sosial dari memperberat dan
keluarga meningkat (5) memperingan nyeri
Dukungan sosial dari teman 5 Monitor keberhasilan terapi
meningkat (5) komplementer yang sudah
Perawatan sesuai keyakinan diberikan
budaya meningkat (5) Terapeutik
Perawatan sesuai kebutuhan 6 Berikan teknik
meningkat (5) nonfarmakologis untuk
Kebebasan melakukan mengurangi rasa nyeri (mis.
ibadah meningkat (5) teknik imajinasi terbimbing,
Rileks meningkat (5) kompres hangat/dingin,Tarik
Keluhan tidak nyaman napas dalam)
menurun (5) 7 Kontrol lingkungan yang
Gelisah menurun (5) memperberat rasa nyeri (mis.
Kebisingan menurun (5) Suhu ruangan, pencahayaan,
Keluhan sulit tidur menurun
kebisingan)
(5)
8 Fasilitas istirahat dan tidur
9 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
10 Jelaskan penyebab, periode,
pemicu
11 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
12 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
13 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
14 Anjurkan tektik
Nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
15. Kolaborasi penggunaan
analgetik, jika perlu