Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS


ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS IMBANAGARA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Maternitas


Dosen : Yanti Srinayanti, S. Kep., Ners., M. Kep

Oleh :
DENA ARIESTA ROHILLAH
NIM. 2106277011

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
2021
KONSEP DASAR ANTENATAL CARE

A. DEFINISI
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan saja
bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan wanita hamil agar tidak
terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat. Pelayanan antenatal adalah untuk mencegah
adanya komplikasi obstretri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin
(Masriroh, 2013).
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama
masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan (Depkes RI, 2012). Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang diberikan
oleh perawat kepada ibu hamil, seperti pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis,
termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo & Putrono,
2016)
B. TUJUAN
Tujuan antenatal care untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau
janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi
kehamilan. (Kemenkes RI, 2018). Selain itu menurut Kemenkes RI (2018), tujuan ANC
antara lain:
1. Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu serta
tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.
2. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi saat
kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakitdan tindak pembedahan.
3. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
4. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi dengan selamat
serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa persalinan.
5. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.
6. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak agar
mengalami tumbuh kembang dengan normal.
7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat memberikan
ASI eksklusif pada bayinya.
C. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN
1. Tanda Pasti
a) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan stetoskop pada minggu ke 17-
18. Serta dapat didengarkan dengan stetoskop ultrasonik (Doppler) sekitar
minggu ke 12 (Kumalasari, 2015: 3).
b) Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat melakukan
pemeriksaan.
c) Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG (Sunarti, 2013:
60).
2. Tanda Obyektif (Probability/ Kemungkinan)
a) Pembesaran Rahim/ Perut
b) Perubahan Bentuk dan Konsistensi Rahim
c) Perubahan Pada Bibir Rahim
d) Kontraksi Braxton Hicks (Kontraksi rahim yang tidak beraturan yang terjadi
selama kehamilan)
e) Adanya Ballotement (pantulan yang terjadi saat jari telunjuk pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus)
f) Tanda Hegar dan Goodells (melunaknya isthmus uteri)
g) Tanda Chadwick (warna kebiru-biruan pada vagina dan vulva)
h) Hyperpigmentasi Kulit (bintik –bintik hitam pada muka dan areola mamae)
3. Tanda Subjektif
a) Adanya amenorrhea (tidak menstruasi)
b) Mual dan muntah
c) Ibu merasakan adanya pergerakan janin
d) Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung kemih
e) Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati et al, 2008).
D. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi),
yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma)
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh
sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba fallopi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan
zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki,
masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut
pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar
tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan
sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai
mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi
(konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
1. Sel telur (ovum) : Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum
terjadi di geneta-bridge.
2. Sel mani (spermatozoa) : Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala,
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak
dengan cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas) : Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu
antara sel mani dengan sel telur di tuba pallofi.
4. Nidasi (implantasi) : Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium.
E. PERUBAHAN FISIK SELAMA KEHAMILAN
1. Perubahan Fisik Ibu Hamil Pada Trimester I
a) Morning Sickness, mual dan muntah
b) pembesaran payudara
c) Sering buang air kecil
d) Konstipasi atau sembelit
e) Sakit kepala atau pusing
f) Kram perut
g) Peningkatan berat badan
2. Perubahan Fisik Ibu Hamil Pada Trimester II
a) Perut semakin membesar
b) Sendawa dan buang angin
c) Rasa panas di perut
d) Sakit perut bagian bawah
e) Pusing
f) Perubahan kulit (timbulnya linea nigra, chloasma, dan stretch mark)
g) Payudara semakin membesar dan keluar kolostrum
h) Oedema pada ekstremitas
3. Perubahan Fisik Ibu Hamil Pada Trimester III
a) Sakit bagian tubuh belakang (punggung-pinggang)
b) Konstipasi
c) Sesak nafas karena tekanan pada diafragma
d) Sering buang air kecil
e) Varises
f) Kontraksi perut (Braxton-hicks)
g) Bengkak

F. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU HAMIL


Menurut Sulistyawati (2009) perubahan psikologis pada ibu hamil menurut
trimester adalah:
1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c. ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar hamil. Hal ini dilakukan
sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan
merahasiakannya
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
b. Ibu sudah bias menerima kehamilannya
c. Merasakan gerakan anak
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e. Libido meningkat
f. Menuntut perhatian dan cinta
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
h. Hubungan social meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru
3. Perubahan Psikologis pada Trimester III
a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
kekhawatiran akan keselamatannya
d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f) Merasa kehilangan perhatian
g) Perasaan mudah terluka (sensitive)

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes Urine
Tes urine dapat dilakukan dirumah atau dilaboratorium menggunakan Tes
Pack atau alat tes kehamilan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hormon
kehamilan HCG (Human Chorionic gonadotropin) di dalam tubuh yang merupakan
salah satu tanda kehamilan. Tes ini sebaiknya dilakukan di pagi hari, karena saat
pagi hari (bangun tidur) urine dalam keadaan murni belum tercampur oleh zat-zat
makanan yang dikonsumsi (Siswosuharjo, Suwignyo & Fitria C.2010: 28-29).
2. Tes Darah
Prinsipnya sama dengan tes urine yaitu menguji adanya HCG dalam tubuh.
Bedanya, tes darah ini tidak dapat dilakukan sendiri dirumah, melainkan dilakukan
di laboratorium dengan jalan mengambil contoh darah. Jika terdapat peningkatan
HCG didalam darah, maka dinyatakan positif hamil, demikian juga seterusnya.
3. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
4. Tes USG (Ultra Sonography)
Tes ini di lakukan oleh seorang dokter dengan memastikan kehamilan
melalui USG yang dapat melihat bagian dalam tubuh manusia. Selain melihat ada
tidaknya embrio, penggunaan USG juga dapat digunakan untuk amengetahui
taksiran persalinan, perkiraan usia kehamilan, serta perkiraan berat badan dan
panjang janin (Siswosuharjo, Suwignyo & Fitria C. 2010: 30).
H. PENATALAKSANAAN
1. Kunjungan ANC
Pada awal pemeriksaan yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang
mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan
laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu tes untuk mendeteksi
keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur dengan
radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari
sejak periodemenstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan
merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-
kadang dapat dideteksi dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Bobak, 2014).

TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT


atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT

Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus.


Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2019), kunjungan antenatal untuk
pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali pemeriksaan
selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
a) Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan.
b) Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan.

c) Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan kecuali
jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain,
harus lebih sering dan intensif.

Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:


a. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
b. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan. Menentukan
usia kehamilan dilakukan manuver Leopold.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
· Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d Desember
· Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
c. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
d. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta
ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
e. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
apakah ibu bisa melahirkan secara normal atau tidak.
2. Standart Minimal Pelayanan ANC
Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan
standar minimal “10 T” yang terdiri dari (Buku KIA, 2020):
a) Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
- Tinggi badan ibu untuk menentukan status gizi
- Minimal BB ibu naik sebanyak 9 kg atau 1 kg setiap bulannya
b) Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah normal 120/80 mmhg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama
dengan 140/90 mmhg ada factor resiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam
kehamilan.
c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Bila < kurang dari 23,5 cm menunjukan ibu hamil Kurang Energi Kronis ((ibu
hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi Berat Badan Rendah (BBLR).
d) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri/Tinggi Rahim
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah
sesuai dengan usia kehamilan (Buku KIA 2016).
e) Penentuan Letak Janin (Presentase janin) dan perhitungan Denyut JantungJanin.
Untuk melihat kelainan letak janin atau masalah yang lain
f) Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas. Tabel
pemberian imunisasi TT dari lama perlindungannya.
Imunisasi Selang waktu
Lama perlindungan
TT Minimal
TT 1 Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap penyakit
Tetanus
TT 2 1 Bulan setelah TT
3 Tahun
1
TT 3 6 Bulan setelah TT
5 Tahun
2
TT 4 12 Bulan setelah TT
1 Tahun
3
TT 5 12 Bulan setelah TT
>25 Tahun
4
g) Pemberian Tablet Tambah Darah
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari
minimal selama 90 hari.
h) Tes Laboratorium
1) Tes golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila
diperlukan
2) Tes Haemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah
(Anemia).
3) Tes pemeriksaan urine (air kencing).
4) Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis, sementara
pemeriksaan malaria dilakukan di daerah endemis.
i) Tata Laksana/Penanganan Kasus
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,
pencegahan kelaianan, persalinan dan inisiasi menyusui dini (IMD), ASI
eksklusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan
secara bertahap pada saat kunjungan hamil (Buku KIA 2020).
Apabila ditemukan masalah, segera ditangani atau dirujuk
j) Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan.
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.

I. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
8. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat pendidikan.
Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada kehamilan usia
remaja, apalagi kehamilan di luar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis
yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan
risiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia,
ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.
2. Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa hamil, atau
ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.
3. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari pertama haid
terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan usia
kehamilan menstrual dan memperkirakan saat persalinan menggunakan Rumus
Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah
pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan
kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial
pemeriksaan kita). Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang
berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.
4. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau diperberat oleh
kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat alergi
makanan / obat tertentu dan sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya
maupun operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya.
6. Riwayat khusus obstetri ginekologi
Adakah riwayat kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode
GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup. Ada/tidaknya masalah2
pada kehamilan / persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian
janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan,
penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika
masih ingat.
7. Riwayat menarche: siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan haid lainnya,
riwayat penyakit kandungan lainnya. kapan HPHT, hali ini penting untuk
memperkirakan usia kehamilan menstrual dan memperkirakan atau menentukan
tanggal persalinan menggunakan rumus Naegele:
- Januari – Maret: 7+9+0
- April – Desember: 7-3+1
8. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.
9. Seksualitas
a) Penghentian menstruasi
b) Perubahan respon /aktivitas seksual
c) Leukosa mungkin ada.
d) Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis (pada 10
– 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke bawahkartilago
ensiform (pada 36 minggu)
e) Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas
lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan arcolar,
hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan (trimester pertama dan ketiga);
kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12 minggu
f) Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi, strial
gravidarum.

10. Riwayat sosial / ekonomi


Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari.
11. Daily Activity
a) Aktivitas dan Istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu) kembali pada
tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir. Denyut nadi dapat
meningkat 10 – 15 det/mnt..
b) Varises
Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada trimester
akhir)
c) Integritas Ego : Menunjukkan perubahan persepsi diri
d) Integritas Sosial
- Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
- Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor
kehamilan
- Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional.
e) Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi
perkemihan dan peningkatan berat jenis serta hemoroid
f) Makanan/Cairan
- Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum terjadi
- Penambahan berat badan : 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester kedua
dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
- Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah
berdarah
- Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
- Sedikit edema dependen
- Sedikit glikosuria mungkin ada
12. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
a) Inspeksi
- Muka : adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah
adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah, gigi.
- Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran kelenjar
gondok dan limpe.
- Dada : bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan gelanggang susu,keadaan
puting susu, adakah kolostrum
- Abdomen GIT : bentuk abdomen, warna, adakah luka bekas operasi
apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar), epigastrik
(gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan dan kiri (ginjal),
umbilikus, iliaka kanan (apendiksitis), hipokondria, iliaka kiri (scibala).
- Abdomen obstetrik : perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan
pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi uterus,
adakah strie gravidarum atau bekas luka.
- Vulva : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick, condyloma
akuminata, flour albus.
- Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha, CRT
kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
b) Palpasi
1. Tujuan :
- Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia
kehamilan.
- Menentukan letaknya anak dalam rahim
2. Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
- Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis pubis
dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3. Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara internasional
- Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
- 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
- 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
- 24 minggu – setinggi pusat
- 28 minggu – 3 jari diatas pusat
- 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
- 36 minggu – 3 jari dibawah px
- 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)

Pemeriksaan Leopold
1. Leopold I
Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian apa yang di
fundus.
- Kaki pasien ditekuk
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan
penderita dan melihat kearah muka
penderita.
- Rahim dibawa ke tengah
- Tingginya fundus uteri ditentukan dan
bagian apadari anak yang terdapat dalam
fundus

2. Leopold II
Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana
letaknya bagian-bagian kecil
3. Leopold III
Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian
bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh pintu atas panggul.
- Dipergunakan satu tangan saja.
- Bagian bawah di tentukan antara
ibu jaridan jari lainya
- Cobalah apakah bagian bawah
masih dapat digoyangkan.

4. Leopold IV
Tujuan : menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian
bawah kedalam rongga panggul.
- Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah
kaki si penderita
- Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi
bagian bawah
- Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke
dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian
bawah.

- Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian terbawahdari
kepala yang masih teraba diluar :
a. Convergent → bagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul
b. Sejajar → separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
c. Divergent → sebagian besar dari kepala masuk kedalam ronggapanggul
c) Auskultasi
- Djj terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang,
30menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
- Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menitatau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial
(kekurangan O2)
13. Pemeriksaan Diagnostik
a) DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
b) Golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
c) Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
d) Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
e) Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil vagina,
lesi, rabas abnormal.
f) Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
g) Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
h) Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi, diabetes
penyakit ginjal)
i) Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
j) Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
k) Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya dilakukan antara
24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus pengkajian dilakukan pada
setiap kunjungan prenatal.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Trimester I
a. Perfusi jaringan perifer tidak efektif b.d penurunan kadar Hb
b. Gangguan citra tubuh b.d perubahan bentuk dan kulit tubuh selama hamil
c. Gangguan eliminasi urin b.d tekanan pada vesica urinaria
d. Nausea
e. Konstipasi b.d penurunan kerja usus
f. Nyeri akut b.d perubahan postur tubuh
g. Perubahan peran b.d koping individu tidak efektif
h. Deficit pengetahuan b.d kurang pengetahuan mengenai kehamilan
i. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
Diagnosa keperawatan yang sering muncul :
a. Nausea
b. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
2) Trimester II
a. Penurunan curah jantung b.d tekanan darah meningkat
b. Pola nafas tidak efektif b.d desakan uterus ke diafragma
c. Intoleransi aktivitas b.d mudah lelah
d. Nyeri akut b.d perubahan postur tubuh dan payudara
e. Gangguan eliminasi urin b.d penekanan vesica urinaria
f. Pola seksual tidak efektif b.d vaskularisasi serviks dan vagina
g. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua b.d keyakinan
untuk meningkatkan pengetahuan tentang proses kehamilan-persalinan
h. Ansietas b.d kurangnya informasi
i. Risiko cedera pada janin b.d Hb dan O2 menurun
Diagnosa keperawatan yang sering muncul :
a. Pola nafas tidak efektif b.d desakan uterus ke diafragma
b. Nyeri akut b.d perubahan postur tubuh dan payudara
c. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua b.d keyakinan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang proses kehamilan-persalinan.
3) Trimester III
a. Konstipasi b.d disfungsi motilitas GI
b. Intoleransi aktivitas b.d mudah lelah
c. Nyeri akut b.d perubahan postur tubuh dan payudara
d. Kesiapan persalinan b.d keyakinan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang proses kehamilan-persalinan
e. Ansietas b.d kurangnya informasi
f. Risiko cedera pada ibu
Diagnosa keperawatan yang sering muncul :
a. Konstipasi b.d disfungsi motilitas GI
b. Kesiapan persalinan b.d keyakinan untuk meningkatkan pengetahuan
c. Risiko cedera pada ibu
B. Intervensi

Trimester 1

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1 Nausea Kode : L.08065 Kode : I. 03117
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam 1 Identifikasi pengalaman mual
diharapka tingkat nausea 2 Identifikasi isyarat nonverbal
menurun dengan KH : ketidaknyamanan
 Nafsu makan meningkat (5) 3 Identifikasi dampak mual
 Keluhan mual menurun (5) terhadap kualitas hidup
 Perasaan ingin mutah 4 Identifiksi faktor penyebab
menurun (5) mual
 Perasaan asam dimulut Terapeutik
menurun (5) 5 Kendali faktor lingkungan
 Sensasi panas menurun (5) penyebab mual

 Pucat membaik (5) 6 Kurangi atau hilangkan

 Takikardi membaik (5) keadaan penyebab mual


7 Berikan makan dalam jumlah
kecil dan menarik
Edukasi
8 Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
9 Anjurkan sering
membersihkan mulut, kecuali
jika merasa mual
10 Anjurkan makan tinggi
karbohidrat rendah lemak
11 Anjurkan penggunaan tekhnik
nonfarmakologi untuk
mengatasi mual
Kolaborasi
12 Kolaborasi pemberian
antimetik, jika perlu
2 Ansietas Kode : L.09093 Kode : I.09314
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam 1 Identifikasi saat tingkat
diharapkan tingkat ansietas ansietas berubah (mis.
menurun dengan KH : Kondisi, waktu, stressor)
 Verbalisasi kebingungan 2 Identifikasi kemampuan
menurun (5) mengambil keputusan
 Verbalisasi khawatir akibat 3 Monitor tanda-tanda ansietas
kondisi yang dihadapi Terapeutik
menurun (5) 4 Ciptakan suasana terapeutik
 Perilaku gelisah menurun untuk menumbuhkan rasa
(5) kepercayaan
 Perilaku tegang menurun (5) 5 Temani pasien untuk
 Konsentrasi membaik (5) mengurangikecemasan

 Pola tidur membaik (5) 6 Pahami situasi yang membuat


ansietas
7 Dengarkan dengan penuh
perhatian
8 Gunakan pendekatan yang
tengan dan penuh meyakinan
9 Ajarkan Teknik relaksasi
(napas dalam , imajinasi
terbimbing,diktraksi)
Edukasi
10 Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
11 Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
11 Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
Kolaborasi
12 Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
Trimester II

1 Pola nafas Kode : L.01004 Manajemen Jalan Napas (I.01011)

tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Observasi


keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Monitor pola napas (
diharapka pola nafas tidakefektif frekuensi, kedalaman, usaha

membaik dengan KH : napas)

 Dispnea menurun (5) 2. Monitor bunyi napas

 Penggunan otot bantu napas tambahan (mis. Gurgling,

menurun (5) mengi, wheezing, ronkhi

 Pemanjangan fase ekspirasi kering )

menurun (5) 3. Monitor sputum ( jumlah,

 Frekuensi napas menurun warna, aroma)

(5) Terapeutik
4. Pertahankan kepatenan jalan
 Kedalaman napas menurun
(5) napas dengan head- tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)
5. Posisikan semi-fowler atau
fowler
6. Berikan Oksigen
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2 Nyeri Akut Kode : L.01004 Kode : I.08238
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam 1 Identifikasilokasi,
diharapka gagguan rasa nyaman karakteristik, durasi,
teratasi dengan KH : frequensi, kualitas, intensitas
 Kesejahteraan fisik nyeri
meningkat (5) 2 Identifikasi skala nyeri
 Kesejahteraan psikologis 3 Identifikasi respon non verbal
meningkat (5) 4 Idemtifikasi faktor yang
 Dukungan sosial dari memperberat dan
keluarga meningkat (5) memperingan nyeri
 Dukungan sosial dari teman 5 Monitor keberhasilan terapi
meningkat (5) komplementer yang sudah
 Perawatan sesuai keyakinan diberikan
budaya meningkat (5) Terapeutik
 Perawatan sesuai kebutuhan 6 Berikan teknik
meningkat (5) nonfarmakologis untuk
 Kebebasan melakukan mengurangi rasa nyeri (mis.
ibadah meningkat (5) teknik imajinasi terbimbing,
 Rileks meningkat (5) kompres hangat/dingin,Tarik
 Keluhan tidak nyaman napas dalam)
menurun (5) 7 Kontrol lingkungan yang
 Gelisah menurun (5) memperberat rasa nyeri (mis.
 Kebisingan menurun (5) Suhu ruangan, pencahayaan,
 Keluhan sulit tidur menurun
kebisingan)
(5)
8 Fasilitas istirahat dan tidur
9 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
10 Jelaskan penyebab, periode,
pemicu
11 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
12 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
13 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
14 Anjurkan tektik
Nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
15. Kolaborasi penggunaan
analgetik, jika perlu

3 Kesiapan Setelah dilakukan asuhan Promosi Antisipasi Keluarga


keperawatan selama…x…jam Observasi
peningkatan
diharapkan Kesiapan 1. Identifikasi kemungkinan krisis
menjadi orang peningkatan menjadi orang situasi atau masalah
tua dengan kriteria hasil: perkembangan serta dampaknya
tua
a) Bounding attachment meningkat pada kehidupan keluarga
b) Perilaku positif menjadi 2. Identifikasi metode pemecahan
orangtua masalah yang sering digunakan
c) meningkat keluarga
d) Interaksi perawatan bayi Terapeutik
meningkat 1. Fasilitasi dalam memutuskan
e) Verbalisasi kepuasan memiliki strategi pemecahan masalah yang
bayi dihadapi keluarga
f) meningkat 2. Lakukan kunjungan kepada
g) Kebutuhan fisik anak/anggota keluarga secara berkala, jika
keluarga perlu
3. Buat jadwal aktivitas bersama
h) terpenuhi meningkat
keluarga terkait masalah
i) Kebutuhan emosi anak/anggota
keluarga terpenuhi meningkat kesehatan yang dihadapi
j) Keinginan meningkatkan peran Edukasi
menjadiorang tua meningkat 1. Jelaskan perkembangan dan
perilaku yang normal kepada
keluarga
Kolaborasi
1. Kerjasama dengan
tenaga kesehatan terkait lainnya,
jika perlu

Edukasi Perawatan bayi


Observasi
1. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan
a. R Terapeutik
i 1. Sediakan materi dan media
s pendidikan kesehatan.
i 2. Berikan kesempatan untuk
k bertanya
o Edukasi
c 1. Jelaskan manfaat perawatan bayi
e 2. Ajarkan memandikan bayi
d dengan memperhatikan suhu
e ruangan 21-24oCdan dalam waktu
r 5-10 menit, sehari 2 kali
3. Ajarkan perawatan tali pusat
a
4. Ajarkan memantau tanda vital
p bayi 36,5-37,5 oC.
a 5. Anjurkan menjemur bayi sebelum
d jam 9 pagi
a 6. Ajarkan pijat bayi
i 7. Anjurkan segera mengganti
b popok jika basah
u 8. Anjurkan penggunaan pakaian
bayi dari bahan katun
9. Anjurkan menyusui sesuai
kebutuhan bayi
Trimester III

1 Konstipasi Setelah dilakukan tindakan Manajemen konstipasi


keperawatan selama…x…jam 1) Identifikasi faktor risko
konstipasi
konstipasi pasien teratasi
2) Monitor tanda-tanda ruptur
dengan kriteria hasil :
bowel/peritonitis
SLKI :
3) Jelaskan penyebab dan
Eliminasi fekal rasionalisasitindakan pada
pasien
1. Kontrol pengeluaran feses
meningkat 4) Lakukan massase abdomen
2. Keluhan defekasi 5) Anjurkan diet (cairan dan serat)
lama dan sulit 6) Jelaskan pada klien konsekuensi
menggunakan laxative dalam
menurun
waktu yanglama
3. Konsistensi feses membaik
7) Kolaborasi penggunaan obat
4. Frekuensi defekasi membaik
pencahar
2 Kesiapan Setelah dilakukan asuhan SIKI
Persalinan
keperawatan selama ….x… Perawatan Kehamilan
jam, diharapkankesiapan Trimester Ketiga
persalinan dapat teratasi 1. Memonitor tanda-tanda vital
dengan kriteria 2. Timbang berat badan ibu
hasil : 3. Umur tinggi fundus
SLKI
4. Periksa denyut jantung janin
Status antepartum
1. Kelekatan emosional dengan 5. Anjurkan menghindari kelelahan
janin
Edukasi Persalinan
meningkat
6. Identifikasi tingkat pengetahuan
2. Koping dengan
7. Identifikasi pemahaman ibu
ketidaknyamanan tentang persalinan.
8. Siapkan materi dan media
kehamilan menurun
pendidikan kesehatan
Tingkat pengetahuan 9. Berikan kesempatan untuk
1. Perilaku sesuai anjuran bertanya.
10. Jelaskan metode persalinan
meningkat
yang ibu inginkan
2. Perilaku sesuai 11. Jelaskan persiapan dan
tempat persalinan
pengetahuan meningkat
12. Anjurkan ibu mengikuti
3. Perilaku keliru terhadap kelas ibu hamil pada usia
kehamilan lebih dari 36 minggu
masalah menurun
13. Ajarkan teknik relaksasi
untuk meredakan kecemasan
dan ketidaknyamanan
persalinan
3 Risiko cedera Tingkat Cedera (L.14136) Pencegahan Cedera (I.14537)
pada ibu
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi area lingkungan yang
jam maka masalah tingkat berpotensi menyebabkan cedera
cedera dapat menurun 2. Identifikasi obat yang berpotensi
dengan kriteria hasil: menyebabkan cedera
1. Kejadian cedera Terapeutik
meningkat menjadi 1. Sosialisasikan pasien dan
menurun keluarga dengan lingkungan ruang
2. Luka atau lecet rawat (mis. penggunaan telepon,
meningkat menjadi tempat tidur, penerangan ruangan
menurun dan lokasi kamar mandi)
2. Pastikan barangbarang pribadi
mudah dijangkau
3. Pertahankan posisi tempat tidur di
posisi terendah saat digunakan 4.
Gunakan pengaman tempat tidur
sesui dengan kebijakan fasilits
pelayanan kesehatan
5. Diskusi mengenai latihan dan
terapi fisik yang diperlukan
Edukasi
1. Jelaska alasan intervensi
pencegahan jatuh ke pasien dan
keluarga,
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2007). Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta
Kemenkes RI. (2018). Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Fasilitas Kesehatan
(Daring). https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-pemeriksaan-kehamilan-anc-di-
fasilitas-kesehatan diakses pada 29 November 2020
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan dan JICA.
Kumalasari, Intan. (2015). Panduan Praktik Laboratorium Dan Klinik Perawatan
Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir Dan Kontrasepsi. Jakarta: Salemba
Medika
Kusmiyati, Yuni. (2008). Perawatan Ibu Hamil : Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Masriroh, Siti. (2013). Keperawatan Obstetri. Jakarta : EGC
Siswosuharjo, Suwignyo & Fitria Chakrawati. (2010). Panduan Super Lengkap Hamil
Sehat. Semarang : PENEBARPlus+
Sulistyawati., A. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Sunarti. (2013). Asuhan Kehamilan. Jakarta: In media
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.
Wagiyo & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi. Baru
Lahir Fisiologi & Patologis. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Anda mungkin juga menyukai