PENGKAJIAN
A. PENGERTIAN
1. Pengkajian adalah bagian dari setiap aktifitas yang dilakukan oleh perawat dengan
dan untuk pasien. ( Arkinson & Murray, 1990)
2. Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan yang merupakan proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan. ( Lyer et. Al, 1996 )
3. Pengkajian adalah pengumpulan data yang dilakukan secara sengaja dan sistematis
untuk menentukan kondisi klien saat ini dan status kesehtan masa lalu serta status
fungsional dan untuk evaluasi pola koping di masa yang lalu dan sekarang.
Manfaat pengkajian adalah untuk mendapatkan data yang lengkap dari masalah yang
muncul pada pasien.
Data yang diperoleh dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1. Data dasar yaitu kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,
kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatan terhadap diri sendiri,
dan hasil konsultasi dari medis (terapis) atau profesi kesehatan lainnya. ( Taylor,
Lillis & LeMone, 1996 )
2. data fokus adalah data tentnag perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan
masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan
kepada klien.
PENGUMPULAN DATA.
Pengumpulan data adalah proses mencari/mendapatkan informasi tentang status
kesehatan pasien yang mencakup semua sistem yang dilakukan secara terus menerus.
Pengkajian fokus adalah pemilihan data spesifik yang ditentukan oleh perawat, klien,
keluarga berdasarkan keadaan klien. Pengkajian dilakukan pada tahap wawancara untuk
validasi data.
Tipe data pada pengkajian ada 2, yaitu :
1. Data Subyektif, yaitu data yang didapatkan dari klien atau orang terdekat sebagai
suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data yang diperoleh
mencerminkan pikiran, perasaan dan persepsi mereka sendiri.
2. Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur ( Lyer, et. Al., 1996)
dan termasuk informasi yang diperoleh selama pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
diagnostik.
1
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
Tahapan wawancara :
a. Persiapan. Dilakukan dengan membaca membaca status.
b. Pembukaan/perkenalan
c. Isi/kerja.
Yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah :
٭Fokus wawancara adalah pasien.
٭Mendengarkan dengan penuh perhatian.
٭Menggunakan pertanyaan tertutup utnuk informasi spesifik, pertanyaan
terbuka jika perlu penjelasan.
٭Diam dan sentuhan kalau diperlukan
d. Terminasi.
Pada tahap ini perawat mempersiapkan wawancara untuk menutup pembicaraan.
Hal ini perlu dilakukan karena klien harus mengetahui kapan wawancara
berakhir dengan harapan pada akhir pembicaraan klein dan perawat mampu
menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama.
2
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
2. Pengamatan/observasi.
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Kegiatan observasi meliputi :2S
HFT(sight, smell, hearing, feeling, dan taste)
Cara mengobservasi yang baik :
a. Pergunakan panca indera.
b. Tunjukkan penampilan yagn baik.
c. Tunjukkan sikap yang baik.
d. Jaga pola interaksi yang baik.
3. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendapatkan data obyektif dari riwayat
kesehatan pasien. Fokus pengkajian fisik yang dilakukan adalah pada kemampuan
fungsional pasien.
Tujuan dari pemeriksaan fisik ini adalah :
1. Untuk menetukan status kesehatan klien.
2. Mengidentifikasikan masalah keperawtan klien.
3. Mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan.
3
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
2. Palpasi.
Palpasi adalah tehnik pengkajian yang menggunakan indera peraba. Palpasi
dilakukan untuk mengumpulkan data tentang : temperatur, turgor, bentuk,
kelembaban, dan vibarsi serta ukuran.
Langkah yang perlu diperhatikan adalah :
a. Lingkungan kondusif, nyaman, dan santai.
b. Tangan perawat dalam keadaan kering dan hangat serta kuku jari-jari harus
dipotong pendek.
c. Bagian tubuh yang nyeri dilakukan palpasi paling akhir.
3. Perkusi.
Perkusi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan jalan mengetuk dengan
menggunakan kedua tangan sehingga menghasilkan suara. Hal ini dilakukan
untuk membandingkan kiri dan kanan pada semua permukaan tubuh. Tujuan
perkusi adalah mengidentifikasikan lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi
jaringan.
Suara yang dijumpai pada saat perkusi adalah :
- Sonor yaitu suara perkusi jaringan normal.
- Redup yaitu suara perkusi jaringan yang lebih padat, misal pada konsolidasi
paru seperti pada pneumonia.
- Pekak, yaitu perkusi pada jaringan yang padat, misalnya adanya caiarn
dirongga pleura, paerkusi daerah jantung, dan perkusi daerah hepar.
- Hipersonor atau timpani adalah perkusi pada daerah yang lebih berongga
kosong seperti daerah caverna paru, klien astma kronik
4. Auskultasi.
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
4 ciri suara yang perlu dikaji dengan auskultasi.
a. Pitch : dari suara yang tinggi ke rendah.
b. Keras : dari suara yang halus ke keras.
c. Kualitas : meningkat sampai melemah.
d. Lama : pendek, menengah, panjang.
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada jantung dan napas meliputi :
a. Rales : bunyi yang dihasilkan exudat lengket saat saluran-saluran halus
pernafasan mengembang pada saat inspirasi(rales halus, sedang, kasar).
Sering terjadi pada peradangan jaringan paru(pneumonia, TBC).
b. Ronchi : nada rendah dan sangat kasar yang terdengar saat inspirasi dan
ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Sering
dijumpai pada klien dengan edema paru.
c. Wheezing : bunyi musikal terdengar “ngiiii….ik” atau pendek “gik”. Bisa
dijumpai pada saat insprasi dan ekspirasi. Dijumpai pada klien dengan
bronchitis akut.
d. Pleura friction rub : bunyi terdengar kering seperti suara gosokan amplas
pada kayu. Sering terjadi pada klien dengan peradangan pleura.
4
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN/DEFINISI.
1. Pusdiklat Depkes RI
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang
masalah pasien serta pengembangannya yang dapat di pecahkan atau diubah melalui
tindakan keperawatan.
2. Yura.
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan/kesimpulan yang diambil dari pengkajian
status kesehatan pasien/klien.
3. American Nursing Assosiation.
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah yang diperoleh pada
saat pengkajian. Masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian
hari.
4. Lu Verne Wolft RN, MA dkk.
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan masalah spesifik
yang berkaitan dengan keadaan kesehatan seseorang dan didasarkan pada penilaian
perawatan yang bercorak negatif.
5. Gordon.
Diagnosa keperawatan adalah diagnosa yang dibuat oleh perawat profesional yang
menggambarkan tanda dan gejala yang menunjukkan masalah kesehatan yang
dirasakan pasien/klien dimana perawat yang berdasarkan pendidikan dan
pengalaman mampu menolongnya.
6. Christine S. Ibrahim.
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang
status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan perawatan.
7. Zaidin Ali.
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan tentang masalah ketidaktahuan
dan/atau ketidakmauan dan/atau ketidakmampuan pasien/klien baik dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun dalam penanggulangan masalah
kesehatan tersebut berhubungan dengan penyebab(etiologi) dan/atau gejala.
5
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
Data tentang keadaan klien yang diperoleh dalam pengkajian dibandingkan dengan
standar kriteria yang sudah ada. Apabila keadaan klien tidak sesuai dengan standar
yang ada, bisa dikatakan bahwa klien mengalami suatu masalah kesehatan yang
perlu ditangani.
2. Interpretasi data.
Langkah yang dilakukan dalam interpretasi data adalah :
a.Menentukan kelebihan klien.
Jika pasien memenuhi standar kriteria kesehatan, bisa disimpulakan bahwa klien
memiliki kelebihan dalam hal tertentu yang dapat digunakan untuk
meningkatkan atau membantu memecahkan masalah yang dihadapai klien.
b. Menentukan masalah klien.
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria kesehatan, maka klien mengalami
keterbatasan dalam aspek kesehatan yang memerlukan bantuan/asuhan
keperawatan.
c.Menentukan masalah klien yang pernah dialami.
Pada tahap ini perlu dilakukan untuk menentukan masalah klien.
d. Penentuan keputusan.
Keputusan yang dapat diberikan dalam masalah kesehatan klien adalah sebagai
berikut :
Tidak ada masalah.
- Tidak ada indikasi respon keperawatan.
- Meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan.
- Adanya inisiatif promosi kesehatan untuk meningkatkan derajad kesehatan
yang optimal misalnya pendidikan kesehatan pada
keluarga/komunitas/individu.
Masalah kemungkinan.
- Pengumpulan data yang lengkap untuk memastikan ada atau tidaknya
masalah yang diduga.
Masalah aktual
- masalah sudah terjadi pada pasien/klien sehingga perlu diberikan asuhan
keperawatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk
mencegah, menurunkan atau menyelesaikan masalah kesehatan klien.
Sindroma.
- Merupakan diagnosa keperawatan yang terdiri dari kelompok diagnosa
keperawatan aktual dan resiko tinggi yang diperkirakan akan
muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
- Menurut Nanda ada 2 diagnosa sindroma :
1. Sindroma trauma perkosaan.
Kelompok tanda dan gejala yang muncul pada sindroma taruma
perkosaan meliputi : cemas, takut, sedih, gangguan istirahat dan tidur,
resiko tinggi nyeri sewaktu melakukan hubungan seksual.
2. Resiko sindroma penyalahgunaan : Resiko konstipasi, perubahan fungsi
pernafasan, resiko infeksi ; trombosis, gangguan aktifitas, resiko
perlukaan, resiko gangguan mbilitas fisik, resiko gangguan proses pikir,
resiko gangguan gambaran diri, resiko ketidakberdayaan, resiko
kerusakan integritas jaringan.
Masalah kolaburatif.
- Masalah kolaburatif adalah komplikasi fisiologi yang diakibatkan
dari patofisiologi, berhubungan dengan pengobatan, dan situasi yang lain.
6
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
3. Validasi Data.
Pada tahap ini perawat memvalidasi data yang ada secara akurat yang dilakukan
bersama klien dan keluarga atau masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan yang reflektif kepada klien/keluarga tentang kejelasan data(Lyer, Taptich
& Bernocchi-Losey, 1996)
Validasi harus dilakukan setelah diagnosa keperawatan disusun.
Menurut Price ada beberapa indikasi pertanyaan tentang respon yang menentukan
diagnosa keperawatan :
a. Apakah data dasar mencukupi, akurat, dan berasal dari beberapa konsep
keperawatan?
b. Apakah data yagn signifikan menunjukkan gangguan pola?
c. Apakah ada data-data subyektif dan obyektif mendukung terjadinya gangguan
pola pada klien?
d. Apakah diagnosa keperawatan yang ada berdasarkan pemahaman ilmu
keperawatan dan keahlian klinik?
e. Apakah diagnosa keperawatan yang ada dapat dicegah, dikurangi dan
diselesaikan dengan melakukan tindakan keperawatan independen?
7
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
Patofisiologi adalah semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat
menyebabkan atau mendukung masalah, misalnya : Ketidakmampuan
melakukan aktifitas sehari-hari berhubungan trauma servikal.
٭S = Situasional(keadaan lingkungan : personal, environment)
Misalnya : kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya penjelasan
dari petugas kesehatan.
٭M = Medication(pengobatan yang diberikan)
Keterbatasan institusi/rumah sakit : ketidaksanggupan memberikan
perawatan dan tidak ada kerahasiaan.
٭M = Maturasi(tingkat kematangan/kedewasaan klien)
Remaja : ketergantungan dalam kelompok, independen dari orang tua.
Dewasa muda : menikah, hamil, orang tua.
Lansia : kurangnya sensori, motor, kehilangan(pekerjaan, uang dll)
D. FORMULASI DIAGNOSTIK.
1. Aktual.
Harus ada PES.
Symptom/tanda harus memenuhi kriteria mayor (80-100%) dan sebagian kriteria
minor dari pedoman diagnosa NANDA..
2. Resiko : PE
3. Kemungkinan.
Adanya unsur respon(problem) dan faktor yang mungkin dapat menimbulkan
masalah, tetapi masalah belum ada.
Misalnya : kemungkinan gangguan body image berhubungan dengan rencana
amputasi.
8
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
9
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
PERENCANAAN (INTERVENSI)
Komponen Tahap Perencanaan :
1. Membuat Prioritas urutan diagnosa keperawatan.
2. Membuat kriteria hasil
3. Menuliskan intruksi keperawtan
4. Menuliskan rencana keperawatan
10
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
11
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
12
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI)
A. PENGERTIAN.
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik(Lyer, et al., 1996)
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalammencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping. Pada tahap pelaksanaan perawat terus melakukan
pengumpulan data dan memilih tindakan yang paling spesifik sesuai dengan kebutuhan
pasien. Semua tindakan dicatat dalam format yang telah ditentukan oleh institusi.
B. TAHAP TINDAKAN
Ada tiga tahap dalam tindakan keperawatan yaitu : persiapan, perencanaan, dan
dokumentasi.
1. Persiapan.
Persiapan perlu dilakukan untuk menyiapkan semua hal yang diperlukan dalam
tindakan. Kegiatan tersebut meliputi :
1) Review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap perencanaan.
Tindakan keperawatan disusun untuk promosi, mempertahankan dan
memulihkan kesehatan klien. Kriteria yang harus dipenuhi adalah :
٭Konsisten sesuai dengan rencana tindakan.
٭Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah.
٭Ditujukan kepada individu sesuai kondisi klien.
٭Digunakan untuk menciptakan lingkungan yagn terapeutik dan aman.
٭Memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada klien.
٭Penggunaan sarana dan prasarana yang memadai.
2) Menganalisa pengetahuan dan ketrampilan keperawatan yang diperlukan.
Perawat harus mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan tipe ketrampilan yang
diperlukan untuk tindakan keperawatan. Hal ini tenaga kesehatan yang tepat
untuk melakukan tindakan keperawatan.
3) Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin timbul.
Tindakan yang dilakukan mungkin beresiko terhasap klien. Perawat harus
menyadari kemungkinan timbulnya komplikasi sehubungan dengan tindakan
yang dilakukan. Yang perlu dipersiapkan oleh perawat adalh pencegahan dan
mengurangi resiko dari tindakan yang dilakukan.
4) Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
Hal yang perlu dipersiapkan adalah hal yang berhubungan dengan tujuan yang
dipertimbangkan, yaitu : waktu, tenaga, dan alat.
٭Waktu.
Waktu tindakan perawatan yang spesifik harus ditentukan secara selektif
٭Tenaga.
Perawat harus memperhatikan kwantitas dan kwalitas tenaga yang ada dalam
melakukan tindakan keperawatan
٭Alat.
Perawat harus mengidentifikasikan peralatan ayng diperlukan pada tindakan.
Hal ini akan bisa mengantisipasi alat-alat apa yang seharusnya diperlukan
dalam tindakan.
13
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
2. Perencanaan/intervensi.
Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan pelaksanaan tindakan
dari perncanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik emosional. Pendekatan tersebut
meliputi tindakan : independen, interdependen, dan dependen.
Tindakan keperewatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab
perawat secara profesional sebagaimana terdapat dalam standar praktek
keperawatan.
b. Independen.
Tindakan keperawatan independen adlah suatu keiatan yang dilaksanakan oleh
perawat tanpa petunujk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
Tipe tindakan didefinisikan berdasarkan diagnosa keperawatan. Tindakan
keperawatan merupakan suatu respon dimana perawat mempunyai kewenangan
untuk melakukan tindakan keperwatan secara pasti bedasarkan pendidikan dan
pengalaman.
Lingkup tindakan independen keperawatan adalah :
٭Mengkaji terhadap klien atau keluarga melalui riwayat keperawatan dan
pemeriksaan fisik utnuk mengetahui status kesehatan klien.
٭Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai respon klien yang memerlukan
intervensi keperawatan.
٭Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau
memulihkan kesehatan.
٭Melaksanakan rencana pengukuran untuk memotivasi, menunjukan,
mendukung dan mengajarkan kepada klien dan keluarga.
٭Merujuk kepada tenaga yang lain jika ada indikasi dan diijinkan oleh tenag
keperawatan.
٭Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan dan medis.
Partisipasi dengan consumers atau tenaga kesehtan lain dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan(Lyer, et al., 1996, p, 6)
Tipe tindakan independen keperawatan dikategorikan menjadi 4 :
1) tindakan diagnostik.
Tindakan ini ditujukan pada pengkajian dalam merumuskan suatu diagnosa
keperawatan. Tindakan tersebut meliputi :
Wawancara dengan klien untuk mendapatkan data subyektif, keluhan klien,
persepsi tentang penyakitnya, dan riwayat penyakit.
Observasi dan pemeriksaan fisik : tindakan untuk mendapatkan data
obyektif, meliputi : observasi kesadaran dan tanda-tanda vital(suhu, nadi,
tekanan darah dan pernafasan). Pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan
pendekatan sistem atau head to toe.
14
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
2) Tindakan terapeutik.
Tindakan ditujukan untuk mengurangi, mencegah dan mengatasi masalah
klien.
3) Tindakan edukatif/mengajarkan.
Tindakan ini ditujukan untuk merubah perilakuklien melalui promosi
kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien.
4) Tindakan merujuk.
Tindakan ini lebih ditekankan pada kemampuan perawat dalam mengambil
suatu keputusan klinik tentang keadaan klien dan kemampuan untuk
melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lain
b. Interdependen.
Tindakan keperawatan interdependen adalah tindakan yang lebih memrlukan
suatu kerjasama dengan tenag eksehatan lainnya, misalnya pada ahli gizi,
fisioterapi, tenagn sosial dan dokter.
c. Dependen.
Tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.
Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilakukan
3. Dokumentasi.
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah dilakukan harus diikuti dengan
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan. Sistem pencatatan dan sokumentasi lebih lanjut disampaikan pada
bagian dokumentasi keperawatan.
15
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
EVALUASI
evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, perencanaan/intervensi, dan pelaksanaan sudah berhasil
dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi
selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan.
(Ignatavicus & Bayne, 1994)
evaluasi adalah sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status
kesehatan klien(Griffith & Christensen, 1986)
tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Evaluasi bisa
dilakukan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap
tindakan keperawatan sehingga perawat dapat mengambil keputusan :
1. mengakhiri tindakan keperawatan. Keputusan ini diambil karena pasien telah mencapai
tujuan yang ditetapkan.
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan. Keputusan ini diambil saat pasien
mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan.
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan. Keputusan ini diambil saat pasien perlu waktu
yang lama untuk mencapai tujuan.
16
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
bagian fungsi kesehatan kilen berubah setelah dilakukan tindakan keperawatan. Hal ini
dilakuakn untuk menentukan penurunan atau peningkatan gejala yang mempengaruhi
status kesehatan.
Jenis evaluasi tindakan keperawatan yang harus dilakukan ada dua, yaitu :
a. Evaluasi proses/evaluasi formatif.
Fokus dari evaluasi formatif adalah aktifitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas
pelayanan tindakan keperawatan.evaluasi ini dilakukan segera setelah melakukan
tindakan keperawatan. Evaluasi formatif dilakukan secara terus menerus sampai tujuan
tercapai. Evaluasi formatif pada implemantasi bisa berupa pernyataan “respon klien”
setelah dilakukan tindakan perawatan. Respon klien diperoleh dengan mengkaji respon
klien setelah dilakukan tindakan perawatan. Metoda pengumpulan data dalam evaluasi
formatif terdiri dari analisa rencana tindakan keperawatan, open chart audit,pertemuan
kelompok, interview dan observasi dengan klien dan menggunakan format evaluasi.
Sistem penulisan pada tahap ini bisa menggunakan sistem SOAP
b. Evaluasi hasil/evaluasi sumatif.
Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir
tindakan keperawatan. Evaluasi ini dilakukan pada akhir tindkan keperawatan secara
paripurna. Metoda pelaksanaan evaluasi sumatif terdiri dari close chart audit, interview
akhir pelayanan, pertemuan akhir pelayanan dan pertanyaan pada klien dan keluarga
17
Yuni SP/KDK-Asuhan Keperawatan/home
KOMPONEN EVALUASI
Pinnell & Meneses, 1986 membagi komponen evaluasi menjadi lima komponen, yaitu :
1. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi.
Kriteria ditentukan karena digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpulan data
dan sebagai penentuan kesahihan data yang dikumpulkan. Semua kriteria pada tahap
evaluasi dituliskan sebagai kriteria hasil. Kriteria hasil didefinisikan sebagai standar untuk
menjelaskan respon atau hasil dari rencana tindakan keperawatan yang akan menjelaskan
bagaimana keadaan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Standar pelayanan keperawatan digunakan untuk mengvaluasi praktek keperawatan secara
luas. Standar keperawatan menyatakan apa yang harus dilaksanakan dan digunakan
sebagai model untuk kualitas pelayanan. Standar dibuat berdasarkan hasil penelitian,
konsep teori, dan dapat diterima oleh praktek klinik keperawatan sekarang. Contoh
standar praktek yang dipakai sekarang adalah standar prakte yang disusun oleh ANA.
Pertanyaan evaluasi diarahkan pada setiap tahap proses keperawatan sebagai dasar
mengevaluasi kualitas pelayanan kesehatan dan respon klien terhadap tindakan
keperawatan
18