Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISA TINDAKAN NEBULIZER PADA Tn S DENGAN DIAGNOSA MEDIS EFUSI

PLEURA DI RUANG ISOLASI HCU RUMAH SAKIT ISLAM

YOGYAKARTA PDHI

Tulus Bukhori

220131005

Program Studi Keperawatan Program Sarjana


STIKES Guna Bangsa Yogyakarta

2024
LAPORAN ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN
DI ISOLASI HCU RUMAH SAKIT ISLAM PDHI
YOGYAKARTA

Inisial pasien : Tn S (65 th)


Diagnosa medis : Efusi pleura
Tanggal masuk : 16 Januari 2024
1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran
a. Diagnosa keperawatan
DS: klien mengatakan bahwa ia merasakan sesak nafas ketika batuk, batuk berdahak tapi
susah dikeluarkan.
DO: klien tampak sesak, RR=34x/menit,ada suara tambahan ronchi
Diagnosa keperawatan: Bersihan Jalan Napas Berhubungan Dengan Spasme Jalan Napas
(D.0001)
b. Dasar pemikiran
Pasien atas nama Tn.S dengan diagnosa medis efusi pleura memiliki beberapa
problematika yaitu sesak napas,bersihan jalan nafas berhubungan dengan spasme jalan
napas, penurunan ekspansi thoraks, dan keterbatasan aktivitas dan kemampuan fungsional.
Terapi inhalasi merupakan suatu metode yang mengubah obat cair menjadi aerosol,
dihisap melalui masker/mouthpiece dan bekerja secara langsung ke target organ di saluran
napas.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Melakukan nebulizer farbiven 1 respul
3. Prinsip-prinsip tindakan
Nebuliser merupakan tindakan keperawatan dengan prinsip bersih karena bukanlah
tidakan invasif. Prinsip-prinsip pelaksanaan nebulizer, seperti menyiapkan alat-alat dan
bahan (mesin nebulizer dan masker, obat), klien diposisikan fowler/duduk. Suara nafas,
denyut nadi, status respirasi, dan saturasi oksigen diukur sebelum dan sesudah tindakan.
Ajarkan klien cara menghirup yang benar.
4. Analisa tindakan keperawatan
Tujuan dilakukan nebulizer adalah mengencerkan secret, mengobati peradangan saluran
napas atas, melegakan saluran napas. Terapi nebulizer dapat diberikan langsung pada
tempat/sasaran aksinya (seperti paru) oleh karena itu dosis yang diberikan rendah, dosis yg
rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek samping sistemik, pengiriman obat
melalui nebulizer ke paru sangat cepat, sehingga aksinya lebih cepat dari pada rute lainnya
seperti subkutan atau oral, udara yang dihirup melalui nebulizer telah lembab, yang dapat
membantu mengeluarkan sekresi bronchus.
Perawat langsung menyiapkan alat-alat untuk nebuliser seperti alat nebuliser, masker
oksigen disambungkan dengan selang pada mesin nebuliser, obat yang dimasukkan
(farbivent 1 respul) .Sakelar dalam mesin nebuliser dihubungkan dengan sumber listrik.
Tn. S diposisikan fowler, Farbivent kemudian dimasukkan dalam tabung di dalam
nebuliser. Memasang masker oksigen pada klien, kemudian menekan tombol on. Maka uap
obat akan mengalir dari mesin nebuliser ke masker oksigen dan akhirnya akan dihirup oleh
klien. Perawat mengajarkan cara menghirup yang benar. Setelah obat habis, nebulizer
dimatikan dan klien kembali memakai kanul oksigen.
Ketika hendak melakukan nebuliser, perawat tidak cuci tangan terlebih dahulu, dan tidak
menggunakan sarung tangan, paling tidak sarung tangan bersih. Wadah nebulizer untuk
cairan obat tidak dibersihkan. Wadah dalam nebulizer sebaiknya dibersihkan setelah dipakai,
yaitu dengan membuang sisa obatnya, dibersihkan dengan air panas dan sabun setelah
dipakai, dibersihkan dengan disinfektan setiap 24 jam bila penggunaan setiap hari. Perawat
juga hanya mengkaji frekuensi nafas, dan suara napas sebelum dan sesudah tindakan.
5. Bahaya yang dapat terjadi
a. Pengendapan aerosol di dalam saluran pernapasan
b. Mual
c. Muntah
d. Tremor
e. Bronkospasme
f. Takikardi
6. Hasil yang didapat dan maknanya
S: pasien mengatakan sudah lega, sesak napas berkurang, rasa ingin batuk berkurang.
O: irama napas teratur, frekuensi 20x/menit, suara nafas vesikuler tidak ada bunyi nafas
tambahan
A: masalah teratasi
P: anjurkan pasien untuk napas dalam, batuk efektif, minum air putih hangat
7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa di atas (mandiri
dan kolaboratif)
a. Pemeriksaan suara napas
b. Memposisikan semifowler/fowler
c. Melakukan fisioterapi dada
d. Pemberian bronkodilator
8. Evaluasi diri
Dalam mempersiapkan alat-alat sampai melakukan nebuliser, akan lebih baik jika cuci
tangan terlebih dahulu. Membersihkan masker oksigen dengan kapas alkohol, membuang
sisa obat dan membersihkan wadah dalam nebuliser dengan air hangat dan sabun. Suara
nafas, denyut nadi, status respirasi, dan saturasi oksigen diukur sebelum dan sesudah
tindakan

9. Kepustakaan
1. Linda A.Sowden; Lynn Bezt.Cecilin. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. EGC:
Jakarta.

2. Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI. Terapi Inhalasi. Upload: 1


Mei 2009.
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/
11/7001abad927d536232531639aaf2b156d9e1ea62.pdf . Diakses tanggal 22 November
2012.
3. Layman, ME. Nebuliser Therapy, dalam buku Emergency Nursing Procedures. Edisi ke-
2 oleh Jean A Proehl. USA: W.B. Saunders Company.
4. Kusyati, E. et al. Keterampilan dan prosedur Keperawatan Dasar. Semarang: Kilat Press.
2003.
5. Winariani. Perbedaan Fungsi Paru Pasien PPOK Yang Menggunakan Terapi Nebulizer
Dengan Terapi Intravena di Ruang Paviliun Cempaka RSUD Jombang. Update: Minggu,
04 Desember 2011. http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com/2011/12/perbedaan-
fungsi-paru-pasien-ppok-yang.html. Diakses tanggal 22 November 2012.

Anda mungkin juga menyukai