Anda di halaman 1dari 62

KUMPULA

N Ragani

SEJARAH @ragani.official

RANTING
RAGANI XV
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut disampaikan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus
karena kemurahannya maka buku ini dapat dihadirkan ke hadapan saudara.
Sesungguhnya ide tentang penertiban buku sejarah angkatan muda GPM
Ranting Getsemani ini lahir dari keinginan bersama dari seluruh unsur
komponen ranting baik pengurus, anggota, pembina bahkan senioritas juga
orang tua dalam lingkup sektor sumber kasih saat itu untuk menghargai dan
menghormati perjalanan historis sejarah ranting yang disampaikan kepada
pembaca.

Atas dasar itu maka Rapat Kerja Ranting Angkatan Muda Gereja
Protestan Ranting Getsemani yang ke XXVI tahun 2017 merekomendasikan
untuk membentuk Tim Sejarah Ranting Getsemani yang diwujudkan dengan
surat keputusan No : 01/KPTS/PD.14/PC.11-PR.5/ORG/2017 dengan
terbentuknya Tim dimaksud maka tujuan umum yang hendak dicapai adalah
pengadaan buku sejarah AMGPM Ranting Getsemani serta menggugah
pembaca untuk mengenal dan mencintai pelayanan AMGPM dan Gereja.
Tujuan khususnya untuk memperoleh informasi data berbagai masukan yang
kelak dapat dikembalikan dalam penulisan sejarah AMGPM Ranting
Getsemani.

Setelah melakukan beberapa kali dikembalikan pertemuan intensif dan


melewati tantangan waktu, maka kini telah hadir buku “Sejarah AMGPM
Ranting Getsemani”. Sejarah AMGPM Ragani ini berusaha memaparkan
perjuangannya membentuk dunia yang lebih bagi dirinya, lingkungan alam,
generasi anak cucu dikarenakan setiap kejadian pasti mengandung maksud
tertentu. Sangat jarang dijumpai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan
tanpa maksud dan tujuan. Oleh sebab itu buku ini hendak mengungkap
kembali sejarah AMGPM Ragani melalui temuan-temuan yang dijumpai dalam
arsip, literatur, wawancara dan realitas mesti dituturkan sebagaimana adanya
karena dari situ AMGPM Ragani belajar dari pengalaman, belajar dari
kelebihan dan belajar dari keterbatasan.
Sampai hadirnya buku ini didepan saudara, tidak lain dari andil banyak
pihak. Untuk itu atas nama tim penulis sejarah AMGPM Ragani kami ucapkan
terimakasih kepada ….. dan semua pihak yang tidak sempat dituturkan
namanya. Mudah-mudahan buku ini tidak hanya digunakan sebagai konsumsi
pengetahuan namun lebih daripada itu dapat dijadikan sabagai sumber
informasi dan sumber inspirasi bahkan sebagai sumber motivasi setelah
membaca dan belajar dari AMGPM Ragani yang terus menerus menata masa
depan bersama Tuhan.

.
Ambon, Juni 2021
Tim Penulis Sejarah AMGPM Ranting Getsemani
PENDAHULUAN

Sudah umum diketahui bahwa Angkatan Muda Gereja Protestan


Maluku merupakan bagian dari Gereja Protestan Maluku dengan kata lain
Angkatan Muda Greja Protestan Maluku merupakan anak kandung Gereja
Protestan Maluku atau lebih dikenal dengan nama tulang punggung Gereja.
Dengan perkembangan yang sangat pesat dalam proses kemajuan untuk
mempertahankan eksistensi di medan gumulnya maka Angkatan Muda
Gereja Protestan Maluku terkhusus Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
Daerah Pulau Ambon Cabang Rehoboth II Ranting Getsemani membuat
suatu gagasan yaitu penulisan sejarah Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku Ranting Getsemani yang disahkan dalam Rapat Kerja Ranting ke
XXVI guna mencermati masa silamnya agar bisa belajar sekaligus
mengetahui dan menggali informasi Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
Ranting Getsemani dari masa ke masa yang menampung segala
aktifitas ,dinamika menjadi sebuah buku yang inovatif bagi pemuda dan
pemudi yang berdampak pada pemahaman dan pengetahuan tentang sejarah
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Ranting Getsemani itu sendiri

Maka buku ini dikerjakan dengan memperhatikan aspek ilmiah dan


profesionalitas. Pasalnya data tentang Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku Ranting Getsemani di masa silam tidak selalu lengkap sehingga di
perlukan ilmu (sejarah) untuk mengetahui dan menjelaskan secara utuh
dalam bentuk narasi. Hal ini dipandang perlu penting dikarenakan dewasa ini
banyak tulisan sejarah yang beredar dalam masyarakat telah terkontanminasi
dengan “pesan sponsor“ bernafaskan propaganda atau tergoda oleh
kepentingan praktis sehingga tidak jarang dimensi teoritis profesi dan profetis
di korbankan. Peringatan ini mengingatkan Tim Penulisan Sejarah Angkatan
Muda Gereja Protestan Maluku Ranting Getsemani agar bepegang pada
kaidah ilmiah dan begerak dalam wilayah disiplin ilmu sejarah khususnya
sejarah Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku.
MENYELARAS KONSEP.

Sejarah dan Sejarah Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku.

Istilah sejarah atau history (inggris), histoire (prancis), historia ( latin),


berasal dari kata histor (yunani) yang berarti orang pandai atau orang bijak
kata kerja historein mengarah pada konsep ilmu menurut Plato, historien atau
historia berarti penyelidikan atau pengetahuan. Dalam perkembanganya
memahami historie sebagai peristiwa dengan menunjuk pada fakta,
sedangkan geshiechte atau geshiedenis melibatkan unsur adikodrati dalam
fakta itu. Karena itu banyak tulisan sekuler kental dengan judul history of….;
sedangkan tulisan- tulisan di lingkungan gereja sangat akrab dengan judul
kerk geschiedenis (sejarah gereja).

Kata “sejarah” pada giliranya memiliki tiga makna. Sejarah sebagai


peristiwa masa lampau, sejarah sebagai kisah tentang masa lampau, dan
sejarah sebagai ilmu tentang masa lampau.sebagai peristiwa, sejarah searti
dengan geschicte (kata jerman geschehen berarti telah terjadi atau kejadian
atau kata belanda geschiedenis), hal-hal yang terjadi atau resgestae dalam
bahasa latin. Sebagai peristiwa, cirinya ein malig (hanya satu kali) dan unik
karena tiada duanya. sebagai kisah, sejarah di pandang sebagai rekaman
hasil rekonstruksi manusia yang tidak sama dengan peristiwa itu sendiri.
Karenanya kisah dapat di ulang.pengertian sejarah sebagai kisah sekaligus
mengembangkan konsep sejarah sebagai ilmu, yaitu ilmu sejarah.

Sejarah adalah bagian terpenting dari suatu historis atau peristiwa


yang menampung sejumlah kisah yang pernah dilalui, dan terukir dalam
aktivitas dan tindakan nyata. Kenyataan yang muncul di balik kilasan sejarah
tersebut termanifestasi dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda yang
mempunyai visi dan misi yang tergambarkan dalam hakekat dan
perkembangan yang berbeda (corak dan pola perkembangannya dapat
berbeda), namun memiliki satu kesatuan yang sama yakni Organisasi
Pemuda Gereja Protestan Maluku. Hal ini dapat diumpakan dengan simbol
dan identitas dari Masyarakat Maluku yaitu Pohon sagu seiring dengan
perkembangan dan kemajuan, maka pohon sagu dapat dibuat atau diolah
dengan begitu banyak olahan yang ditawarkan seperti Bronies sagu, Es
cream dari sagu yang pada hakekatnya berbeda, tetapi tidak menghilangkan
substansi sagu. Sekalipun demikian berbagai bentuk yang ditampilkan itu
hendak menggambarkan proses kemajuan untuk mempertahankan eksistensi
di medan gumulnya. Perwujudan dari Pergerakan Pemuda Gereja Protestan
Maluku, tampak dari perkumpulan-perkumpulan tersebut (PPMM, PPKM, dan
AMGPM).

Jadi sejarah Angkatan muda adalah ‘sejarah panggilan Tuhan ’dan’


sejarah jawaban manusia’ terhadap panggilannya dalam ruang dan waktu.
Bentuk panggilan itu dipengaruhi oleh suatu gerakan pemuda Kristen untuk
memberikan sebuah pengertian bahwa generasi muda adalah cahaya baru
yang akan membangun dan menggerakan perdamaian dan peduli terhadap
kemanusiaan ditengah-tengah masyarakat dan bangsa teristimewa
melakukan kebaktian-kebaktian memupuk dan mempertebal keyakinan iman
kepada Tuhan Yesus Juruselamat serta menampakan kabar keselamatan
bagi setiap orang.

Bentuk jawaban yang diberikan masyarakat pun terikat dengan agama,


suku, adat istiadat, kebudayaan susunan masyarakatnya jadi sejarah dalam
arti sederhana berarti cerita tentang kebenaran kendati terjadi dimasa silam
namun disinilah masalahnya karena masa lampau tidak selalu lengkap, maka
dibutuhkan ilmu untuk memahaminya.

Sebagai ilmu sejarah terikat pada prosedur penilitian ilmiah fakta atau
penilitian sejarah (forschung) dan interpretasi sejarah (Darstelhung) sering
menjadi biang perbedaan dan perdebatan dalam metedologi. Penilitian
mempelajari sumber sejarah (dokumen) untuk memperoleh fakta yang benar
(otentisitas dan kredibilitas isi), interpretasi merupakan penjelasan terhadap
fakta yang di hasilkan. Fakta adalah data yang teruji kebenarannya melalui
kritik sumber, atau pernyataan yang kebenarannya dapat di jamin.

Historiografi (historiografi,historiograaf) biasanya diartikan penulisan


sejarah atau sejarah penulisan sejarah (history of historical writing).
Historiografi mengemukan fakta-fakta yang di peroleh melalui penilitian ilmiah,
kemudian diinterpretasi bedasarkan kerangka teoritis tertentu. Kerangka
interpretasi itu boleh bersumber pada falsafah tertentu yang telah diolah
bedasarkan realitas empirik. Karena itu analisa sejarah bertujuan untuk
memeriksa dan menjelaskan asal-usul, sumber-sumber dan perkembangan
teks-teks sejarah serta ide-ide yang terdapat di dalamnya.
METODE, PENDEKATAN DAN TUJUAN PENULISAN

METODE

Menurut Louis Gottschalk, prosedur penilitian dan penulisan sejarah


(metode sejarah) bertumpu pada empat kegiatan utama.dimulai dengan
mengumpul bahan yang relevan dari suatu masa.kemudian menggeser
bahan yang tidak otentik.lalu menyimpulkan kesaksian yang dapat di percaya
dari bahan otentik. Akhirnya, kesaksian itu disusun menjadi kisah yang
berarti. Metode ini biasanya di bagi atas kategori : heuristik-menghimpun
sumber (bentuk dan isi). Interpretasi menetapkan makna .Historiografi-
menyajikan hasil sinetisis dalam bentuk kisah sejarah. Karena di kerjakan
melalui pengujian dan analisa ketat serta kritis maka di sebut metode
(sejarah) kritis. Melalui tahapan ini di harapkan penilitian dan historiografi
dalam rangka menuturkan sejarah organisasi Angkatan Muda Gereja
Protestan Maluku Ranting Getsemani dapat di emban yang lebih baik dari
generasi ke generasi dalam Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
Ranting Getsemani itu sendiri.

PENDEKATAN

Sejarah pertumbuhan dan perkembangan organisasi Angkatan Muda


Gereja Protestan Maluku Ranting Getsemani ini di tulis dengan menggunakan
pendekatan narativisme. Narativisme merupakan salah satu pendekatan
(dalam filsafat sejarah) yang di gunakan untuk menjelaskan penafsiran masa
silam dalam hal ini narativisme mencari hubungan interpretative antara
bagian-bagian dari hasil penilitian masa silam menjadi suatu keseluruhan
aspek- aspek dalam masa silam itu di pandang sebagai manivestasi konsep
pengikat dalam kenyataan sejarah di Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku Ranting Getsemani.

M.C. Lemon, Guru besar sejarah pada Universitas Ulster


menyebutkan bahwa pada gilirannya narativisme terstruktur dalam suatu
bentuk kejadian yang di tempatkan dalam rangkaian kejadian secara susul-
menyusul atau munculnya peristiwa tertentu di susul oleh peristiwa
lainnya.dalam pendekatan ini di jumpai tiga cirri narativisme.pertama
narativisme bertumpu pada apa yang terjadi dengan focus deskripsi pada
lebih dari suatu obyek, situasi atau analisis. Kedua, narativisme berhubungan
dengan rangkaian dua atau lebih peristiwa. Ketiga narativisme berbeda
dengan penataan peristiwa kronologis yang hanya berupa penyusunan
kelompok peristiwa/ kejadian atau fenomena dari yang lebih awal ke yang
lebih akhir.

Hal krusial dalam rangka pendekatan narativisme adalah ini terjadi


(this happened), kemudian itu terjadi (than that happened) kekuatan
operasional dari istilah then dalam pendekatan ini hanya berarti ketika hal
tersebut berhubungan dengan kejadian-kejadian. Jadi narativisme tidak
mungkin di kerjakan jika tidak terdapat kejadian yang menjelaskan suatu
perubahan. Narativisme adalah cerita tentang kebenaran yang memiliki ciri
perubahan sebagai hakekat dari sejarah. Jadi perubahan dan ekplanasi atau
penjelasannya harus tergambar dengan sejarah Angkatan Muda Gereja
Protestan Maluku Ranting Getsemani.

Karakter lain pendekatan ini adalah adanya ruang untuk memasukan


kejadian-kejadian yang bersifat human interest, kendati hal tersebut tidak
dapat dianalisa. Eksplanasi terhadap permasalahan human interest tersebut
menjadi cirri suatu zaman yang mampu memberikan gambaran terhadap
rekonstruksi sejarah sebagai colour story.menurut Lemon, narativisme tetap
menjadi real story karena kata-kata yang telah di identifikasi secara
consensus merupakan representasi dari realitas (kenyataan). Dalam hal ini
bahasa memiliki peran terhadap nilai kebenaran lain demi memenuhi tuntutan
obyektifitas pengetahuan. Selain itu tutur bahasa sejarah sebagai syarat
untuk memenuhi koherensi dalam suatu narasi merupakan permasalahan
penting untuk menciptakan sebuah uraian sejarah dengan tetap
memperhatikan fakta-fakta masa silam. Oleh karena itu bahasa digunakan
untuk mengungkapkan keberkaitan sebagai suatu masalah tersendiri pada
sebuah narasi.

Selanjutnya the past sebagai obyek sejarah yang sulit di dekati


menjadi persoalan khusus berkaitan dengan kredibilitas dari masa lampau
yang harus diidentifikasi ke dalam pemahaman epistemology. Dalam
peristiwa masa lampau yang tidak dapat disaksikan lagi, malah tidak selalu
lengkap, muncul masalah tentang bagaimana mengukur kebenaran
pengetahuan tentang masa tersebut. Dalam konteks ini penulisan sejarah
membutuhkan sumber sejarah tertulis (Kuesioner) dan sumber lisan untuk
mendapatkan fakta maupun evidensi atau bukti terpercaya yang sesuai
dengan masa lampau. Justru itu buku ini di dukung pula dengan wawancara
yang dilakukan oleh tim penulis sejarah Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku Ranting Getsemani. Beberapa narasumber sebagai saksi mata pada
masa lalu yang masih hidup pada masa kini di sini deskriptif kritis di gunakan
juga untuk menggambarkan sejarah Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
Ranting Getsemani pada periode sejak tahun 1989 hingga tahun 2017.

Dengan demikian untuk menyusun seluruh sejarah tentang


pertumbuhan dan perkembangan Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
Ranting getsemani dengan melibatkan hal-hal yang sederhana implisit serta
memerlukan perhitungan terhadap aneka peristiwa yang benar dan “nyata”.
Usaha ini di lakukan dalam rangka meminalisasi hal-hal imajinatif untuk
membatasi proses penyeleksian fakta yang di lakukan secara hati-hati dalam
membentuk narasi. Namun eksplanasi dengan pendekatan narativisme tidak
memasukan setiap kejadian dalam rangkaian yang di artikulasikan oleh
narrator,dalam hal ini tim penulis sejarah Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku Ranting Getsemani. oleh karena itu penyeleksian fakta yang relevan
dan signifikan untuk mendukung urutan peristiwa dalam penilitian dan
penulisan ini merupakan persyaratan mendasar terhadap aplikasi pendekatan
ini. Dengan demikian maka pendekatan narativisme yang di gunakan sebagai
metodologi untuk melakukan eksplanasi terhadap Angkatan Muda Gereja
Protestan Maluku Ranting Getsemani dalam sejarahnya dapat dipandang
sebagai suatu rekonstruksi masa silam dalam perspektif penulisan dengan
prespektif dan cara tertentu pula. Dalam rangka penyusunan sejarah
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Ranting Getsemani di kemukakan
empat hal sebagai berikut :
1. Penyusunan sejarah Angkatan Muda Ranting Getsemani dalam
wilayah Daerah Pulau Ambon Cabang Rehoboth II tidak mudah,
kendala utama dikarenakan sejarah Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku mencakup kurun waktu yang panjang (Abad ke 20 sampai
abad 21) demikian juga Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
Ranting Getsemani sekitar 28 tahun dalam masa itu banyak dokumen
tertulis yang hilang dan hancur karena tragedi kemanusiaan tahun
1999 atau termakan rayap sebagai akibat tidak terpelihara dengan
baik. Selain itu tidak semua peristiwa didalam angkatan muda gereja
protestan Maluku dalam hal ini pengurus besar maupun ranting
getsemani sendiri terekam dalam dokumen tertulis (Arsip) oleh karena
itu mantan pengurus, pembina, anggota, yang masih hidup terutama
pelaku sejarah paling tidak mereka yang mengetahui perkembangan
pada masa tertentu sangat diandalkan sebagai narasumber, memang
banyak diantara mereka yang pindah ketempat lain karena tugas ada
juga yang meninggal sehingga yang dapat diketahui sangat terbatas
sehingga peristiwa yang tuturkan harus dikonfirmasi lagi pada sumber
lain.
2. Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Ranting Getsemani sebelum
tahun 1980-an yang di sebut pemuda Virgo pernah menyatu dengan
pemuda Torsina dan pemuda Rumah tingkat sekitar (tahun 1985
sampai tahun 1987) yang sekarang pemuda Torsina menjadi Angkatan
Muda Gereja Protestan Maluku Ranting Torsina Cabang Rehoboth III
dan pemuda Rumah Tingkat menjadi Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku Ranting Talitakumi Cabang Rehoboth II dengan demikian
pembahasan sampai dengan tahun 1987 di arahkan pada pemuda
pohon pange yang mana di dalamnya Angkatan Muda Gereja
Protestan Maluku Ranting Getsemani dibentuk dalam wadah pemuda
unit 15 kudamati yang menjadi cikal bakal Angkatan Muda Gereja
Protestan Maluku Ranting Getsemani sudah terdapat tiga kepemudaan
sehingga perkembangan yang terjadi akan di kembangkan dan di
kedepankan.
3. Karya ini merupakan suatu karya sejarah Angkatan Muda Gereja
Protestan Maluku. “predikat Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku”
memperlihatkan bahwa sejarah yang di susun memang bukan sejarah
umum atau sejarah biasa jadi bukan saja Kriteria umum wajib
digunakan dalam suatu penulisan sejarah di mana METODOLOGI
penilitian dan penulisan menjadi acuan utama. Tetapi aspek
kekhususan sebagai bagian dari sejarah keselamatan Allah pun akan
diperhatikan disini pergumulan Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku Ranting Getsemani akan di kedepankan.
4. Setiap gereja dan Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku selalu
berada dalam perkembangan dan perubahan (tidak statis) sesuai
dengan dinamika yang terjadi di tingkat lokal, demikian pun Angkatan
Muda Gereja Protestan Maluku Ranting Getsemani dalam
perkembangan dan pembaharuan yang di alami pada masa tertentu
berlangsung cepat pada kurun waktu tertentu berlangsung lambat.
untuk mengetahui perkembangan mendetail dari waktu ke waktu maka
di lakukan periodesasi.
TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan Penulisan sejarah ini adalah bertujuan untuk


mengetahui dan menggali informasi AMGPM Ranting Getsemani dari masa
ke masa yang menampung segala aktivitas, dinamika menjadi sebuah buku
yang informatif bagi pemuda dan pemudi yang berdampak pada pemahaman
dan pengetahuan tentang sejarah AMGPM Ranting Getsemani itu sendiri.
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Ranting Getsemani tidak akan
mengerti dan melayani Gereja serta masyarakat tanpa memahami latar
belakang sejarahnya sendiri, karena salah satu syarat untuk mempelajari
secara teliti bagaimana masyarakat dan Angkatan MUda Gereja Protestan
Maluku Ranting Getsemani hidup pada masa lampau, dari sana Angkatan
Muda Ranting Getsemani menggali pengertian tentang hakekat dan wujud
Gereja serta pangggilannya sebagai Garam dan Terang Dunia dalam Bangsa
ini. Sama seperti Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku dalam wilayah
Kota Ambon dan Daerah Pulau Ambon baik dalam pengurus besar, pengurus
daerah, pengurus cabang, dan Pengurus Ranting. Angkatan muda Ranting
Getsemani pun berkeinginan menyusun sejarahnya yang didorong oleh dua
alasan penting.
 Berdasarkan keputusan Rapat Kerja Ranting Getsemani yang ke
XXVI tahun 2017 untuk membuat buku sejarah Ranting Getsemani.
 Anggota, pengurus, maupun pembina dapat mengetahui asal usul
dan perkembangan Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
Ranting Getsemani sejak awal hingga kini sehingga dijadikan
pegangan dalam menata pelayanan masa kini yang lebih baik dan
relevan.
Kegunaan penulisan
a). Hasil penulisan ini di harapkan berguna bagi generasi muda
AMGPM Ranting getsemani.
b). Hasil penulisan ini di harapkan menjadi sumbangan pikiran
kepada AMGPM Ranting Getsemani guna lebih
meningkatkan sistem organisasi AMGPM yang lebih baik
dari generasi ke generasi dalam AMGPM Ranting Getsemani.
GAMBARAN UMUM
Sejarah yang didekati dari perspektif multi-dimensional memberikan
gambaran tentang berbagai perubahan, baik yang bersifat evolusi, revolusi
maupun yang bersifat reformasi seperti terhadap adat dan kebiasaan
sehingga masyarakat turut berubah. Sejarah dapat dilihat sebagai sebuah
garis linear, yaitu rakitan masa lalu – masa kini – masa kelak, sehingga
dikatakan “ada”. Maka masa lalu menjalani masa kini, dan mendatangi masa
depan, hingga waktu dapat dikatakan sangat dihargai oleh sebab itu gaya
hidup yang ekspansif dan progesif harus pula disertai dengan memahami dan
mengerti arti sejarah oleh generasi AMGPM, terkhususnya AMGPM Ranting
Getsemani.

KONDISI GEOGRAFIS
Membahas tentang aspek geografis untuk suatu daerah atau suatu
wilayah tertentu maka harus ditinjau dari berbagai sudut pandang, namun
berkenan dengan penulisan sejarah AMGPM Ranting Getsemani kami hanya
menerangkan letak luas dan batas-batas serta iklim yang dijumpai di wilayah
pelayanan AMGPM Ranting Getsemani sebagai berikut :
1. Letak
Secara wilayah administrasi pemerintahan, AMGPM Ranting
Getsemani terletak pada RT/RW. 004/07 dan RT/RW. 005/07 dalam
wilayah Kelurahan kudamati, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.
Sedangkan dalam wilayah pelayanan Gereja Protestan Maluku (GPM),
AMGPM Ranting Getsemani terletak pada daerah pelayanan Sektor
Sinar Kasih dan Sektor Sumber Kasih, Jemaat Rehoboth, Klasis Pulau
Ambon.
2. Luas dan batas wilayah
Luas wilayah Kelurahan Kudamati adalah 66,50 Ha dengan batas-
batas wilayah AMGPM Ranting Getsemani, Cabang Rehoboth II,
AMGPM Daerah Pulau Ambon, sebagai berikut :
Batas wilayah Kelurahan Kudamati :
a) Sebelah timur dengan kelurahan mangga dua
b) Sebelah barat dengan keluruhan benteng
c) Sebelah utara dengan kelurahan wainitu
d) Sebelah selatan dengan negeri urimessing
Batas wilayah wadah pelayanan AMGPM :
a) Sebelah timur dengan ranting Torsina Cabang Rehoboth III.
b) Sebelah barat dengan Ranting Obor Cabang Rehoboth II.
c) Sebelah utara dengan ranting Talitakumi Cabang Rehoboth II.
d) Sebelah selatan dengan ranting diaspora Cabang Rehoboth II
yang merupakan pemekaran dari AMGPM Ranting Gestemani
itu sendiri sejak tanggal 5 juni 2016.

3. Iklim
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Ranting Getsemani berada
pada ketinggian sekitar 1000 kaki di atas permukaan laut, dimana suhu
udara rata-rata berkisar antara 35ºc sampai 38ºc dengan banyaknya
intensitas curah hujan sekitar 1500m² per tahun. Sehubungan dengan
itu keadaan iklim AMGPM Ranting Getsemani sama halnya dengan
AMGPM lainnya dalam kawasan daerah pulau ambon dan kota ambon
yang dikenal dengan musim penghujan atau musim timur yang
berlangsung antara bulan mei sampai dengan bulan oktober dan
musim kemarau atau musim barat yang berlangsung antara bulan
November sampai bulan april.

Demografis
Sesuai data anggota tahun 2017, Jumlah civitas AMGPM Ranting
Getsemani sekitar 79 orang, dengan perincian jumlah pengurus ranting
sebanyak 15 orang, anggota ranting sekitar 60 orang, dan pembina ranting
sebanyak 4 orang. Anggota, pengurus serta pembina AMGPM Ranting
Getsemani tersebut terdiri dari latar belakang suku di Kepulauan Maluku
seperti Leti, Moa, Lakor, Luang, Tepa, Seram, Buru, Ambon dan Lease.
MENAPAKI TIGA DEKADE
Kemandirian dan Tantangan (1925-1946)

Semenjak masa perang dunia pertama perkembangan pemberitaan


Injil di Maluku mulai terjadi kevakuman, tetapi setelah perang dunia pertama,
mulai dibentuk suatu gerakan Pemuda Kristen untuk jemaat Ambon dan
Pulau Ambon oleh Drs. E. A.A de Vrede pada tahun 1925 yang diberi nama
De Dageraad (fajar). Nama ini memberikan sebuah pengertian bahwa
Generasi Pemuda adalah cahaya baru yang akan membagun dan
mengerakan wilayah Ambon dan pulau-pulau di dalamnya menuju
kedamaian, kesejahteraan yang adalah langkah misi. Penempatan Generasi
Pemuda sebagai fajar ini menandakan bahwa pergerakan Kekristenan di
Maluku digerakan melalui Pergerakan Pemuda dan Pergumulan terhadap
Kemanusiaan di tengah-tengah masyarakat dan bangsa ini dimulai pula dari
Pergerakan Pemuda. Sementara untuk wilayah Seram Selatan, Seram Timur,
Babar dalam Konferensi guru-guru tanggal 28-29 Oktober 1930 bertempat di
Tepa, salah satu keputusannya yaitu mendirikan Persatuan Pemuda Masehi
Maluku (PPMM).

Misi dari para pemuda ini semakin kuat pada tahun 1932 untuk segera
membentuk Perkumpulan Pemuda Masehi Maluku di semua jemaat supaya
semuanya menjadi satu pergerakan yang memiliki satu ketua umum dan
seorang sekretaris umum. Persatuan Pemuda Masehi Maluku (PPMM)
memiliki satu tujuan utama saat itu adalah mengumpulkan anak-anak muda di
jemaat agar berhimpun setiap minggu untuk melakukan kebaktian-kebaktian,
memupuk serta mempertebalkan keyakinan Iman kepada Tuhan Jesus
Kristus Juru Selamat Dunia serta menampakkan kabar keselamatan bagi
setiap orang.

Pada Tanggal 27 Maret 1933 Pdt. P. Souhuwat mengumpulkan semua


persatuan Pemuda Masehi Maluku di seluruh wilayah Maluku untuk
membicarakan pergerakan persekutuan ini kedepan, dan hari pertemuan ini
kemudian dijadikan sebagai Hari Jadi Angkatan Muda GPM sampai sekarang
ini. Kelanjutan dari hal ini adalah dilakukan pertemuan kembali pada tanggal
25 -30 yang dilakukan di rumah Drs. W. H. Tutuarima 1934 untuk
membicarakan peraturan umum yang mempedomani langkah dari PPMM
oleh Pdt H.H. Van Herwerden dan dibahas dalam suatu komisi dibawah
Pimpinan Pdt J. E. Stap, sehingga akhirnya menghasilkan Peraturan
Organisasi Persatuan Pemuda Masehi Maluku. Perkembangan PPMM ini
menjadi semakin terlihat ketika pada tanggal 4 April 1934 dilakukan
pertemuan di Gereja Batu gantung (kini Gereja Rehobot) dengan pimpinan
PPMM dari masing-masing wilayah berjumlah 150 orang dan 6000 anggota.
Dalam pertemuan tersebut dibuat Logo PPMM dan Lagu Wajib PPMM.

Gambar 1. (LOGO PPMM)

Pada tahun 1940 dibentuk Logo PPMM dengan pemaknaan sebagai berikut :

Bulatan besar itu merupakan buah pala jang mekar. Dalam bulatan itu
terdapat gambar segitiga, sebagai tanda dari pengakuan Geredja jaitu Allah
Tritunggal. Djuga mempunjai arti mentjakup seluruh kebutuhan kemanusiaan.
Salib ditengagja menandai penderitaan dan perdjuangan Kristen dibelakang
Kristus.

Pada dua sudut bawah dari segitiga itu terdapat pula gambar bunga tjengkih
jang semuanja menundjuk kepada kepulauan Maluku dengan hasilnja.

Lagu Wajib PPMM yang dipakai saat ini bertolak dari usulan Drs. E. A.A de
Vrede yang menyatakan pemuda sebagai Nama “ De Dageraad” (Fajar),
sehingga lagu wajib PPMM yang dipakai saat itu adalah Nyanyian Dua
Sahabat Lama No 138 : 1,2,3 BERJALAN DI T’RANG

Pertemuan ini kemudian mendorong sebuah pergerakkan dari Gereja


Protestan Maluku yang pada tanggal 06 September 1935 kemudian
menyatakan kemandiriannya di wilayah Maluku. Hal ini membuat sampai
Pergerakan Pemuda Gereja, menjadi salah satu saksi sejarah dari
terbentuknya Gereja Protestan Maluku yang juga turut ambil bagian dalam
pembentukan GPM sebagai gereja yang mandiri.

Pada bulan September 1946 PPMM mengeluarkan tulisan yang diberi nama
“ Adik - Kakak “ . Kilasan isi dari Tulisan ini seperti ini

Kini Persatuan Pemuda Kristen, tiba pada salah satu dari pada Angan-
angannya, melahirkan kedalam masyarakat Biji (Tulisan perdamaian).
Kecintaan mana patutlah dijaga sebab bagi kita, untuk kita, dan dari kita
PPMM dapat tetap bertahan. Dasarkanlah semua upaya membangun kita ini
pada hubungan Adik-Kakak agar kita bisa mencapai kemajuan lahir – batin.

Hidup adik-kakak menggabungkan kita secara perhubungan darah,


sekalipun setiap kita berbeda corak dan bertumbuh secara berbeda. Tetapi
disini sebagai Adik-Kakak satu mengasihi lain, satu mencintai lain dan
menopang yang lain. Kata Pengasihan yang melekat pada hubungan adik –
kakak ini menjadikan kita mampu membantu yang lain secara utuh dalam
hidup badani maupun rohani.

Adik akan selalu berusaha menggenapi tuntutan kakaknya. Kakak


sudah memasuki sifat dewasa patutlah ia menyadari bahwa ia pernah
menjadi adik, pernah ia dipimpin secara adik, sehingga janganlah kakak lupa
kewajibannya untuk mendidik adiknya memasuki masa dewasanya juga.

Simbol adik-kakak inilah yang akan menjadi landasan dari kita


mendirikan dan menggembangkan Organisasi PPMM ini. Sehingga yang satu
mampu memimpin yang lain secara setara, melalui adik-kakak muncul Rasa
Hati yang menopang dan saling membangun, bukan saling menjatuhkan dan
saling menghakimi. Lalu janganlah lupa saling memaafkan satu dengan yang
lain. Memaafkan bukan berarti menunjukan kesalahan, tetapi menunjukan
setiap kita punya keterbatasan jika melangkah sendiri, dan karena itu perlu
melangkah bersama.

Dengan cara inilah kita membangun Persekutuan Pemuda Masehi


Maluku menjadi satu Persekutuan yang kokoh, memandang kedepan dan
menciptakan sebuah langkah pembaharuan untuk mendatangkan Kabar
Sukacita bagi setiap orang. Katong S’mua Adik-Kakak, katong S’mua
Basudara, katong S’mua Satu Persekutuan.

KEMANDIRIAN AMGPM DAN MASA PERANG DUNIA II

Pergerakkan PPMM menjadi semakin nyata ketika terjadi Perang


Dunia Kedua, di mana PPMM menjadi salah satu tongkat perdamaian yang
menyatakan pembelaannya terhadap kemanusiaan melalui surat-surat
edaran yang berisikan perdamaian dan peduli terhadap kemanusiaan.
Pergerakkan PPMM ini semakin mempertegas eksistensi Pergerakkan
Pemuda Gereja saat itu dalam menyatakan Fajar sebagai simbol kehidupan
lewat kehadirannya.

Pergerakkan PPMM merupakan embrio dari AMGPM pergerakkan ini


kemudian direkonstruksi untuk lebih melebarkan Eksistensi Pemuda Gereja
melalui Pembentukan PPKM (Persekutuan Pemuda Kristen Maluku)
mengantikan PPMM (Persatuan Pemuda Masehi Maluku) sebelum menjadi
AMGPM (Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku). Inilah dasar dari sejarah
pergerakkan Pemuda Gereja sebagai organisasi yang mandiri dan
menyatakan Kabar Sukacita bagi gereja, masyarakat dan Negara.

Dinamika generasi pemuda kristen terus berkembang dari waktu ke


waktu secara objektif, konstruktif dan positif serta terarah kedepan, ditandai
dengan pergantian nama dari PPMM ke PPKM.

Usul perubahan nama dari PPMM menjadi PPKM dalam Sinode GPM
pada tanggal 31 maret – 1 april 1948 belum sempat diputuskan, tetapi sinode
membentuk Panitia yang bertugas sekaligus mengadakan hubungan dengan
perkumpulan Pemuda Berbahasa Belanda. Hal tersebut dalam keputusan
berbunyi :

Panitia berhubungan langsung dengan Gereja dan Pemuda memilih 5


Anggota dari Pemuda-Pemudi yang ditentukan oleh Hoofdbestuur PPKM
antaranya satu dari Pemuda Berbahasa Belanda dan dua anggota dari
Synodal Bestuur. Dalam Synode GPM tanggal 12 – 21 Maret 1949, barulah
menjadi sebuah keputusan untuk menerima Perubahan Nama dari PPKM
seperti ternyata pada angka 5 Keputusan Synode itu : Setuju PPKM dalam
gereja dan usaha lainnya berhubungan dengan Statusnya”.

Perhatian Sinode GPM kepada PPKM sangat besar dengan


dinyatakan : “ Untuk pekerjaan PPKM tiada dapat ditimbang, melainkan di
dahulukan memasukan rancangan pekerjaannya kepada seksi keuangan.

Dalam Sidang Sinode GPM pada tanggal 14 – 21 Maret 1949, Pdt S.


Marantika dipilih menjadi Ketua Synode, sehingga perlu dicari Ketua Umum
PPKM yang baru dan terpilih adalah menunjuk dan mengangkat Pdt. M. H.
Loupatty selama setahun kerja sebagai ketua Umum, dan Sekretaris Umum
yang terpilih saat itu adalah Sdr F. M. Siahaya dan Bendahara Sdr. D.
Matulapelwa.

Gbr 2. LOGO PPKM

Pada tahun 1948 dibentuk Logo PPKM dengan pemaknaannya yang


masih sama dengan logo PPMM, hanya terjadi perubahan nama dalam logo,
dari Persekutuan Pemuda Masehi Maluku (PPMM) menjadi Persekutuan
Pemuda Kristen Maluku (PPKM).

Nyanyian pengenal dari PPKM jang khusus diperdengarkan pada


setiap permulaan sesuatu upacara masih sama dengan lagu wajib PPMM
yang diambil dari Kitab Njanjian Dua Sahabat Lama No. 141 : 1,2,3 :
Berdjalan di Terang. 1[8]

Program Kerja dari PPKM untuk menyatakan arus Kemerdekaan


Indonesia yang terus berjuang dalam semangat pembebasan dan

1
kemanusiaan. Pergumulan ini di sadari sungguh sebuah pergumulan yang
tidak gampang. Hal ini menyebabkan sifat PPKM bukan hanya bergerak pada
batas-batas hidup gerejawi, tetapi juga kelapangan masyarakat yang sedang
bergerak dengan aspirasi

politiknya, sehingga kalau ke dalam GPM mengambil langkah-langkah


bergereja, maka ke masyarakat PPKM mengambil sikap aktif dengan semua
organisasi massa pemuda dalam Negara dan Bangsa. Bahkan dalam bidang
kebudayaan, pendidikan dan ekonomi, PPKM mempunyai program –program
kerja yang didesak oleh setiap anggotanya serta ranting-rantingnya dan
daerah-daerahnya untuk mengambil prakarsa dan inisiatif mempeloporinya di
dalam kegiatan-kegiatan yang hendak di lakukan.

Beberapa faktor yang menjadi hambatan dan perlu ditata kembali oleh
PPKM sebagai berikut

1. Faktor mental masyarakat yang berabad lamanya berada di bawah


asuhan dan pembinaan dari suatu politik dan kebudayaan yang berasal
dari luar.
2. Faktor berpikir religious - theologies yang bersifat piestis, sehingga sukar
melihat realitas sejarah itu secara menyeluruh.
3. Faktor komunikasi yang lambat karena situasi geografis kepulauan
dengan segala akibatnya terhadap perobahan–perobahan di sekitar
4. Faktor-faktor kebiasaan hidup masyarakat yang beraneka dan mendarah
danging dalam kekristenan sehingga sukar menerima perobahan dari luar
sekalipun yang lebih baik.
Untuk menjawab hal ini, PPKM membuat suatu Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga yang baru dan disahkan dalam kongresnya pada
tahun 1949. Melalui ketentuan tersebut, Rencana Strategis untuk menjawab
dan menempatkan eksistensi disusunan Pemuda Gereja kemudian diletakkan
dalam 4 Tahapan yakni :

Tahap Pertama : 1948-1950


Pada tahapan ini konsentrasi diletakkan pada upaya membangun
semangat NKRI dalam diri. Pada tahun 1948 mereka dihadapkan dengan
diproklamirkannya RMS. Di tengah–tengah dialektika ini PPKM berupaya
menempatkan dirinya untuk mempertahankan Republik Indonesia dan
mengalami kebebasan hidup dalam semangat kemerdekaan. Di sisi lain
gejolak memisahkan diri dari NKRI adalah upaya yang dibangun oleh
sebagian masyarakat Maluku. Namun eksistensi mempertahankan NKRI
tetap di nyatakan oleh PPKM sebagai organisasi Pemuda Gereja saat itu.

Tahap Kedua : 1950-1956


Pada periode ini eksisitensi PPKM semakin di nyatakan dan secara
sadar mulai ditarik oleh arus Gerakan Oikumene. Situasi ini membuat sampai
PPKM menjadi simbol nyata gereja yang berupaya menyatakan Kabar
Sukacita bagi dunia.

Tahap Ketiga : 1957-1962


Pada Perode ini, berdasarkan Anggaran Dasar PPKM pada tanggal 22
Juni 1961 menambah sub B yang baru pada pasal 3 yang berbunyi :
“berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka PPKM turut berkewajiban
dalam pembangunan nasional di segala bidang”. PPKM juga menjadi Kreator
menggembalikan Irian Barat Kepada Pangkuan Pertiwi dengan mengadakan
musyawarah Pemuda Kristen Irian barat yang dijalankan dibalai PPKM .

Pada 7-14 Juli 1961 dijalankan latihan Kepemimpinan Pemuda yang


dipimpin oleh Seksi Pemuda bagian Pekabaran Injil GPM Pdt Iz. Wattimena,
bersama kepala Bagian Pendidikan Pengurus Besar Pdt P. Tanamal.
Usaha-usaha yang dibangun PPKM di berbasis masyarakat di
antaranya dibentuk Kebun Pemuda, merangsang transmigrasi lokal dan
menciptakan sarana-sarana perdangangan di tingkat Pemuda.

Tahap Keempat : 1962-19652


Tahap ke empat ditandai dengan pada tahun 1962 dengan diadakan
Kongres ke-XIII PPKM di Kota Ambon tanggal 16-18 Juli yang dipimpin oleh
Ketua Umum Pdt. W. Pelupessy. Dalam Kongres ini dipilih pimpinan baru
yang terdiri dari Wakil Ketua Pdt. P. Tanamal, Sekretaris Umum F.M.
Siahaya dan Bendahara Nn. A. Maspaitella. Kongres ini telah mengambil
beberapa keputusan sebagai berikut :
1. Mengusulkan kepada BPS/Sinode GPM agar nama PPKM diubah
menjadi Angkatan Muda GPM, mengadakan perubahan Anggaran
Dasar pada beberapa pasal dan menyatakan Anggaran Dasar
PPKM Tanggal 1 Oktober 1953 Tidak berlaku Lagi.
2. Merumuskan sesuatu “Janji”
3. Menyampaikan seruan untuk melepaskan cara-cara dan pegangan
hidup yang kosong, yang bercampur dengan mentalita tahayul
untuk kembali secara murni pada Injil Kristus dengan Pesan
Sinode 4 Mei 1960.
4. Bertekat turut aktif dalam Trikora mengembalikan Irian Barat ke
wilayah Indonesia.
5. Mengusulkan supaya Ketua Umum Pengurus Besar adalah
Tenaga Full Time, dan supaya Generasi Muda Gereja lebih
mendapat perhatian khusus.

Salah satu kontribusi besar dari PPKM adalah mendorong terciptanya


gerakan oikumene di Maluku. Kekakuan antar gereja-gereja dengan
ketegangan-ketegangannya di masa lampau, dicairkan oleh Gerakan Pemuda
Kristen pada tanggal 31 oktober 1964 di ketuai oleh Anggota Pengurus Besar
PPKM J. Mailoa telah merubah paham dan arah dari tradisi hari reformasi ini
di mana sudah mengundang Gereja Katolik untuk menghadirinya, yang
diwakili oleh pastor Katolik Tentua yang juga turut memberikan sambutannya

2
saat itu. Situasi yang dibangun adalah satu rumah di dalam Jesus Kristus.
Tahun 1964 ini ditandai juga dengan permulaan realisasi gerakan oikumene
di Maluku.

Sejak tanggal 21-28 November 1965 dilakukan kongres PPKM XIV di


Saparua. Harapan dan keinginan gereja untuk membentuk satu organisasi
pemuda Kristen yang kokoh dan teguh mulai menemukan titik terangnya
ketika nama PPKM digantikan menjadi AMGPM. Alasan peralihan nama
dari PPKM menjadi AMGPM di latarbelakangi oleh beberapa faktor
yakni :
1. Nama itu terlampau umum padahal Organisasi ini adalah
organisasi Pemuda GPM di bentuk oleh GPM dan diasuh oleh
GPM
2. Terdapat semacam kesan bahwa dengan nama itu agaknya
hendak dipergunakan untuk bergerak luas di luar GPM. Akan tetapi
dalam realisasinya hal ini tidak pernah tercapai
3. Istilah persatuan terlampau statis dan kurang mempunyai
prespektif yang dinamis sesuai dengan semangat kepemudaan
4. Dengan menunjuk pada nama AMGPM hendak menunjukan
sebuah pergerakan yang dinamis, gerakan ini sekaligus
memberikan warnanya sebagai organisasi Gereja dari GPM.
Melalui hal ini juga ada batasan-batasan tertentu agar
pergerakannya tidak keluar dari gagasan tersebut, sehingga
AMGPM tidak ada interpretasi dari luar yang dapat masuk dan
menguasai oganisasi ini.

Perubahan nama ini sekaligus membuat perubahan-perubahan struktur


organisasi dan kepemimpinan. Kalau selama ini Ketua Umum ditunjuk oleh
Badan Pekerja Sinode atas usul Pengurus Besar atau Kongres, maka sekali
ini dipilih oleh Kongres dan minta disahkan oleh BPS Kongres hanya memilih
Ketua Umum dan Sekretaris Umum yang di percayakan menyusun personalia
sesuai Struktur yang sudah ditetapkan.

Komposisi Pengurus Besar dan Personalianya sebagai berikut :


Ketua Umum : Pdt. Tanamal, S.Th
Ketua I : Pdt. S.C. Lewier, S.Th
Bidang Marturia
Ketua II : F.N. SIahaya
Bidang Diakonia
Ketua III : H. Masrikat
Bidang Koinonia
Sekretaris Umum : H.F. Siwabessy
Sekretaris I : Nn. C. Breemer
Bidang Marturi
Sekretaris II : A. Kanikir
Bidang Diakonia
Sekretaris III : Nn. M. Sahetapy
Bidang Koinonia
Bendahara Umum : J. Mailoa
Pembangkit Dana
Bendahara I : Z.M.A. Matulessy
Pembukuan
Bendahara II : Nn. Chr. Maitimu
Penyimpanan
Gbr 3. LOGO AMGPM I

Pada tanggal 28 Oktober 1966 dibuat Logo AMGPM dengan pemaknaan


sebagai berikut :

Bulatan menundjuk kepada dunia sebagai tempat bertugas dan


bersasaran dengan warna hitam, jang diatasnja ditulis nama Angkatan Muda
GPM dan nath Math.5:14a. Bulatan di dalamnja terdapat sebuah perahu
dengan bertiangkan salib dan lajar Alkitab sedang berlajar di atas samudra,
semuanja mempunjai maksud bahwa djuga AMGPM sebagai bagian mutlak
dari Geredja, mempunjai makna dalam sedjarah oikumene dan selalu berada
dalam perdjalanan dan perdjuangan.

Mengenai lagu AMGPM, oleh Pdt F.C. Lewier, diintroduksir suatu


njanjian wadjib jang ragamnja berlatar belakang njanjian orang musjafir jang
berkemah, dengan sjair :

Mari kawan masuk Angkatan Muda GPM

Djadi anak kandung Geredja Protestan Maluku

Dalam tanggung djawab bersama

Sukseskan Tri panggilan Geredja

Koinonia, Marturia dan Diakonia

Ingatlah sembojan kita “ Kamu Terang Dunia

Untuk itu faktor jang penting, faktor Koinonia

Sebab itu binalah terus Koinonia kita jang benar

Bagi Marturia dan Diakonia jang benar

Dalam perkembangan lewat Keputusan Kongres Istimewa Angkatan


Muda Gereja Protestan Maluku Nomor : 04/KPTS/KI/1988 yang dilaksanakan
pada tanggal 22 Oktober 1988 di Letziara Tepa, telah menetapkan
Perubahan dan Pengesahan Lambang/Logo Angkatan Muda GPM yang baru
menggantikan logo yang lama.
Gbr 4. LOGO AMGPM II

Logo baru secara Material terdiri dari

1. Bulatan Sempurna
2.  Sebuah Gambar Obor
3. Gulungan lembaran kertas Kitab Suci dengan inisial X dan P
4. Bagian dalam bundaran tergambar bulatan bumi (globe) dengan lima garis
lintang
5. Bagian luar bulatan sebagai bingkaian tertera nama Angkatan Muda GPM
dan Matius 5 : 14a

Sementara Nyanyian wajib AMGPM masih menggunakan Lagu karangan Pdt


F.C. Lewier yakni : “ Mari kawan masuk Angkatan Muda GPM

Selanjutnya bertolak dari Keputusan Musyawarah Pimpinan Paripurna


(MPP) XVI Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Nomor 07/KPTS/MPP-
XVI/2002 yang berlangsung di Weduar pada tanggal 09 Nopember 2002,
telah menetapkan Pengesahan Penarikan Logo dan Lagu Wajib AMGPM
yang lama dan Pengesahan Logo dan Lagu Wajib Baru AMGPM.
Gbr .5 LOGO AMGPM III

Logo ini didesain dengan memiliki unsur-unsur yang secara spesifik terdiri
dari :

Gambar Bulatan Bumi yang sedang aktif berputar, berwarna dasar Biru Muda
(Biru Maritim) bertepi warna Biru Tua (Biru Samudra).

Lima Garis Lintang berbentuk cembung berwarna Putih dengan kemiringan


200 bertepi Biru Tua (Biru Samudra).

Pita Teks bertulis: Mat. 5 . 13 a & 14 a melingkari bumi berwarna Kuning pada
bagian depan dan warna Putih pada bagian belakang. Tepi Pita dan Teks
Alkitab berwarna Ungu Tua.

Dua bentuk Lingkaran berwarna Hijau (Lingkaran Luar) dan Putih (lingkaran
dalam).

Di bawah gambar utama logo ini, tertera nama AMGPM yang ditulis dengan
bentuk Kursif (huruf miring) tebal berwarna Biru Tua (Biru Samudra).

mengenai lagu wajib AMGPM yang baru yang diciptakan oleh Pdt. Elly
Toisuta, M.Th.LM

Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku


yang berdiri atas firman Tuhan
yang tetap teguh membangun bentuk
kesatuan sebagai tubuh Kristus
butiran garam terus mengawetkan kau berperan bri kami kehidupan
untuk bersatu tekat mengabdi membangun greja bangsa dan Negara
angkatan muda greja protestan Maluku
kau pewaris nilai-nilai injil
bertanggung jawab untuk membimbing dalam konteks catur penggilan
greja
cahaya obor terus menembusi kau bernyala bri kami motifasi
untuk bersatu tekat mengabdi membangun greja bangsa dan Negara
mari maju angkatan muda GPM menjadi
garam dan terang dunia
walaupun angin badai dan topan
kami bersatu untuk mengabdi Tuhan.
Bersatu dan bersaksi nyalakanlah obormu
Bersatu melayani meneruskan misiMu
Kamu adalah garam dan terang dunia
Kamu adalah garam dan terang dunia

CIKAL BAKAL ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU


CABANG REHOBOTH II RANTING GETSEMANI

Embrio cikal bakal berdirinya Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku


Ranting Getsemani terbentuk karena adanya perkumpulan pemuda-pemudi di
lokasi pohonpange, rumah tingkat, dan torsina. Mereka terhimpun dalam
persekutuan yang dinamakan Virgo, dimana dalam segala bentuk kegiatan,
Virgo selalu dipakai baik dalam pertandingan maupun perlombaan seperti
sepak bola, baris berbaris, menyanyi dan lain lain. Seiring berjalannya waktu
perkumpulan inipun vakum diakibatkan karena kesibukan pribadi lepas
pribadi terkait masa depan saat itu, sehingga beberapa pemuda di lokasi
pohonpange mengambil inisiatif membentuk suatu wadah pemuda. Maka di
pakailah tempat ibadah Remaja SMTPI di keluarga Bapak Th.Belseran

Dalam ibadah tersebut kehadiran pemuda lebih banyak daripada


kehadiran remaja, maka pemuda mengambil inisiatif bersama untuk
membentuk suatu wadah yang dinamakan “wadah pemuda unit 15 kudamati“.
Kemudian pada ibadah di keluarga Bapak Boby Sopacua (alm), pemuda
membicarakan beberapa hal mengenai struktur kepengurusan wadah
tersebut dan direncanakan untuk diadakan pelantikan dalam ibadah
berikutnya. Pelantikan pengurus wadah pemuda unit 15 kudamati pun
berlangsung di keluarga Bapak Th Rehatta (alm) oleh salah satu Majelis
Jemaat yakni Bapak Agus Watimena (alm). Wadah pemuda unit 15 kudamati
berjalan kurang lebih 1 tahun dengan rutinitas ibadah tiap minggunya seiring
berjalannya waktu maka para pemuda memberikan gagasan membentuk
suatu persekutuan Angkatan Muda.selanjutnya Bapak Herry Pohwain (alm),
Bapak Agus Lekipiouw, dan Bapak Jossy Kerty yang merupakan pengurus
kepemudaan saat itu mengadakan pendekatan.

Dengan gagasan tersebut, pengurus wadah melakukan pendekatan


dengan pengurus Cabang yakni Bu Bertje Riupassa dan usi Erlyn Tupan
untuk merubah Wadah pemuda menjadi Angkatan Muda dan wadah inipun
masuk dalam cabang Rehoboth II sesuai dengan letak geografisnya.
Pengurus cabang menyetujui perubahan wadah ke Angkatan muda dan
memberikan instruksi kepada pengurus membentuk struktur kepengurusan
Ranting sekaligus memikirkan nama yang akan di pakai untuk Angkatan
muda tersebut. Dari instruksi tersebut maka pengurus dan anggota wadah
menggumuli, mencari dan memikirkan sebuah nama dan dengan pergumulan
di sepakatilah nama “ISRAEL” landasan berfikirnya karena “ISRAEL”
merupakan ”umat pilihan Allah dan menjadi contoh dan bagi pemuda-pemudi
untuk menjadi berkat bagi orang lain”.

MASA PERALIHAN (ANGKATAN MUDA RANTING ISRAEL KE RANTING


GETSEMANI )

Pengurus ISRAEL dilantik oleh Pengurus Daerah saat itu Bu Luk


Lekatompessy dan usi Maca Patty (Alm) yang juga di hadiri Pengurus
Cabang Rehoboth II (PC) Usi Erlyn Tupan. Sesuai dengan prosedur
penglihan Wadah ke Angkatan Muda, surat keputusannya pun berasal dari
Pengurus Besar.

Ketika sambutan dari Pengurus Daerah menyampaikan bahwa nama


”ISRAEL” terlalu ekstrim dan pengurus Besar meminta agar nama “ISRAEL”
diganti mengingat saat itu sedang menghangatnya perang teluk dan
ketidaksukaan pemerintah terhadap “ISRAEL”, sehingga dapat membuat
eksistensi ranting tidak akan berkembang dan hanya diterima pada kawasan
tertentu.

Sesuai dengan himbauan PB/PD maka ISRAEL diganti menjadi


Getsemani dasar pikirannya karena Taman Getsemani merupakan tempat
pergumulan Tuhan Yesus. Seperti yang di ketahui bahwa perjalanannya
Ranting ISRAEL penuh dengan pergumulan yang panjang sehingga pengurus
dan anggota Ranting menyapakati nama Getsemani, yang juga disesuaikan
dengan nama Balai Kerohanian yang ada. Tetapi belum difungsikan. Maka
nama Getsemani diusul dan di terima oleh Pengurus Cabang dan Pengurus
Daerah sehingga ISRAEL diubah menjadi GETSEMANI dan di pakai sampai
saat ini.

PENGORGANISASIAN ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN


MALUKU RANTING GETSEMANI.

Demi kelancaran pelayanan maka sistem pengorganisasian Angkatan


Muda Gereja Protestan Maluku harus terus di benahi, demikian pula halnya di
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Ranting Getsemani yang
merupakan sistem organisasi yang paling kecil dari Angkatan Muda Gereja
Protestan Maluku.

Perkembangan sistem pengorganisasian Angkatan Muda Gereja


Protestan Maluku Ranting Getsemani berpatokan pada perkembangan yang
terjadi di tingkat Pengurus Besar Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
hingga Pengurus Daerah, Pengurus Cabang, Pengurus Ranting itu sendiri.
Seiring dengan waktu dan dinamika selalu terjadi perubahan perkembangan
demi terciptanya pengorganisasian Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
yang relevan. Pola organisasi Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku yang
diterapkan di ranting-ranting berpatokan pada organisasi yang terdapat
ditingkat Pengurus Besar, dan selanjutnya sampai ketingkat ranting dengan
pembagian jenjang struktur organisasi Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku yang mempunyai pembagian bidang-bidang dalam tugas pelayanan
dan fungsinya masing-masing.

Bidang-bidang pelayanan yang dimaksud adalah :

1. Bidang I (Bidang kerumahtanggan dan Organisasi)


 Penataan dan pengembangan organisasi
 Sistem Administrasi organisasi
 Sarana dan Prasarana Organisasi
 Kepemimpinan dan kaderisasi
 Penciptaan forum konsultatif
 Pengarahan massa, dll
2. Bidang II (Bidang PELPEM dan IPTEK)
 Pelayanan sosial, diaconal dan pastoral
 Penanggulangan pemuda yang mengalami beban dis-harmoni sosial
 Kelestarian lingkungan
 Kesehatan dan kependudukan dan olahraga
 Kesadaran hukum
 Latihan motifator
 Pemanfaatan teknologi (tepat guna maupun modern)
 Eksplorasi minat dan bakat
3. Bidang III (Bidang Keesaan dan Pembinaan Umat)
 Penyelenggaran kegiatan ibadah, keesaan dan kesaksian
 PAK dan Ketekisasi
 Koordinasi pembinaan SMTPI
 Pelestarian nilai-nilai kebudayan yang sifatnya sudah langka
 Implementasi dokumen keesaan gereja (DKG)
 Oikumenikalitas
 BINAKEL

Seiring dengan perkembangan yang terjadi dalam beberapa i


KONGRES dan MPP, dengan berbagai masukan dan pikiran rekomendatif
dari utusan Daerah maupun Cabang terkait subtansi pengembangan dalam
pengorganisasian pemuda lewat kreatifitas komunikasi dan pekabaran injil
bahkan manajemen keuangan financial yang mandiri sesuai dengan AD/ART
AMGPM

Terkait dengan itu maka pada Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP)


XVI Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku yang berlangsung di Weduar
pada tanggal 09 Nopember 2002, beberapa hasil keputusan menghasilkan
penambahan Bidang Pekabaran Injil Komunikasi dan Bidang Finansial
ekonomi. Dengan uraian sebagai berikut:

4. Bidang Pekabaran Injil dan Komunikasi


 Study-study Pekabaran Injil
 Aksi-aksi Pekabaran Injil
 Pengupayaan perangkat/literatur Pekabaran Injil
 Desa binaan Pekabaran Injil
 Kesenian yang berhubungan dengan Pekabaran Injil
 Korespondensi dan komunikasi
5. Bidang V (Bidang Finansial dan Ekonomi)
 Pembinaan &pemahaman memberi secara Kristiani
 Pembinaan potensi pemuda dalam mengelola sumber-sumber dana
 Tertib Administrasi Keuangan
 pemberdayaan ekonomi & peluang-peluang bisnis
 Pelatihan Administrasi keuangan.

Tetapi kemudian disadari bahwa pelayanan Angkatan Muda Gereja


Protestan Maluku Ranting Getsemani bukan saja merupakan tanggung jawab
pengurus, pembina, pendeta serta majelis jemaat tetapi seluruh anggota
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Ranting Getsemani bahkan seluruh
wadah pelayanan dalam sektor pelayanan yang didalamnya Angkatan Muda
Ranting Getsemani itu sendiri berada, maka dibutuhkan dukungan dan kerja
sama yang baik antara Angkatan Muda dengan wadah pelayanan dalam
sektor dimana Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Ranting Getsemani
berada.

PELAYANAN PERIODESASI ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN


MALUKU RANTING GETSEMANI

I. KEPENGURUSAN PERIODE I (1989-1991)


A. Tahun 1989 - 1990

Pelantikan pengurus pertama dengan nama ISRAEL menjadi tolak


ukur pelayanan Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Ranting
Getsemani ada. Surat keputusan dari Pengurus Besar yang dibacakan
saat itu menandakan bahwa Bapak Adolf Saleky saat itu sebagai Ketua
Ranting dari hasil penunjukan dan pendekatan sesuai dengan prosedur
pengalihan wadah, ke Angkatan Muda. Ketika sambutan dari Pengurus
Daerah menyampaikan bahwa nama ISRAEL terlalu ekstrim, dan
Pengurus Besar meminta agar nama Israel diganti mengingat saat itu
menghangatnya perang teluk dan ketidaksukaan pemerintah terhadap
ISRAEL sehingga dapat membuat eksisitensi Ranting tidak akan
berkembang. Sesuai dengan himbauan Pengurus Besar yang di
sampaikan oleh Pengurus Daerah maka ISRAEL diganti menjadi
GETSEMANI. Pergantian inipun berdampak dengan persiapan Rapat
Kerja Ranting I yang dipersiapkan oleh kepengurusan Bpk Dolf Saleky.

Pengurus Ranting 1989-1991 :


Ketua Ranting : Bpk. Adolf Saleky
Sekretaris Ranting : Bpk. Agus Dolekiouw
Bendahara Ranting : Bpk. Piet Sapulette

Dan selanjutnya struktur kepengurusan didalamnya


Bpk. Herry Pohwain (Alm) Bpk. Agus Lekipiouw
Bpk. Etty Parinussa Bpk. Ampi Simaela
Bpk. Jossy Kerty Bpk. Semy Aiwayasima
Bpk. Agus Lekipiouw Ibu. Lenny Miru
Ibu Lies. Maunary Ibu. Yoke Rangkoly

B. Tahun 1990-1991

Pada tahun 1991 merupakan pelayanan kedua kepengurusan ini.


Rapat Kerja Ranting ke-II yang berlangsung di Kel J Franz, berjalan
berdasarkan konstitusi Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku dengan
melaksanakan tugas panggilan dan pelayanan gereja yang merupakan
anak kandung dari gereja itu sendiri dengan moto “kamu adalah garam
dan terang dunia” dilaksanakan beberapa program kebijakan dalam
pelayanan Angkatan Muda Ranting Getsemani dengan pokok program
sesuai konsitusi Anggaran Dasar Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku.

II. Kepengurusan periode 1991-1993


A. Tahun 1991-1992

Kepengurusan kedua adalah buah hasil dari pergumulan


kepengurusan Bpk. Adolf Saleki cs dalam menghimpun pemuda-pemudi
dalam beribadah karna kegiatan beribadah masih menjadi bagian
terpenting dalam memaknai akan kasih dan penyertaan Allah bagi
AMGPM Ranting Getsemani. Sekaligus konsolidasi untuk memperkuat
dan membentuk kaderisasii peran pemuda dalam eksistensi ranting untuk
menatalayani. Terpilihnya Bpk. Herry Pohwain sebagai Ketua Ranting
pada rapat ranting pertama menandakan bahwa era kepengurusan kedua
segera melanjutkan estafet selanjutnya dalam menyiapkan program pada
rapat kerja ranting ke-3.

Struktur Kepengurusan Periodesasi II

No Nama Jabatan
1 Bpk. Herry Pohwain (alm) Ketua Ranting
2 Bpk. Agus Lekipiouw Ketua I
3 Ketua II
4 Bpk. Jossy Kerty Ketua III
5 Ketua IV
6 Ibu Anne Ospara Sekretaris Ranting
7 Sekretaris I
8 Bpk. Semy Atiawisima Sekretaris II
9 Usi Ince Hehanussa Sekretaris III
10 Sekretaris IV
11 Bendahara Ranting
12 Bung Hendrek Lepit Bendahara I

B. Tahun 1992-1993

Tahun terakhir dengan berbagai tantangan dan rintangan yang


dihadapi oleh kepengurusan Bung Heri Cs terkait dengan krisis kader
mempengaruhi kinerja dalam proses menyiapkan Raker ke-4 yang
sekaligus menghasilkan Rapat Ranting kedua saat itu. Namun dengan
keterbatasan itulah Allah turut bekerja dalam setiap jerih lelah

III. Kepengurusan periode 1993-1995

A.Tahun 1993-1994
Terbentuknya kepengurusan ketiga ini menjadi bukti bahwa bpk herry
pohwain cs mempersiapkan tongkat estafet dengan baik walaupun tugas
dan tanggung jawab yang diberikan tidaklah gampang karna dipengaruhi
dengan situasional dan tuntutan terkait pendidikan, dan pilihan masa
depan pemuda disaat itu. Namun Bpk. Agus Cs. Tetap melangkah,
dengan beberapa program yang bisa dihasilkan dalam rapat ranting ke-II.
Yaitu pelayanan suka dan duka bahkan proses-proses pencarian dana
yang mandiri tuk keberlangsungan organisasi saat itu. Akan tetapi hal
mendasar dalam organisasi adalah ibadah yang terus menjaga eksistensi
berpelayanan pemuda utk memuji dan membesarkan nama Allah. Yang
saat itu dilaporkan dalam raker ke-5.

Struktur kepengurusan periode ke- III

No Nama Jabatan
1 Bpk. Agus Lekipiouw Ketua Ranting
2 Bung Chres Propey Ketua I
3 Enos Lalaun Ketua II
4 Izaack Timisela Ketua III
6 Ibu Yul Sopacua Sekretaris Ranting
7 Usi Tina Sapulette Sekretaris I
8 Bung Abner Litamahuputty Sekretaris II
9 Usi ince hehanussa Sekretaris III
10 Ibu Anne Ospara Bendahara Ranting
11 Usi Noni Matulessy Bendahara I
12 Hendrek Lepit Bendahara II

B.Tahun 1994-1995

Dinamika perjalanan dalam tahun pelayanan kedua adalah tantangan


terberat bagi kepengurusan bung agus cs persoalan kaderisasi
merupakan hal mendasar setiap organisasi akan tetapi proses inilah yang
membuat kedewasaan berpelayanan. Seiring waktu proses rapat kerja
ke-6 sekaligus penentuan rapat ranting ke III yg menampilkan kader-
kader Amgpm yang mumpuni, terbukti terlaksananya rapat ranting III
tercipta kader yang mampu membawa eksistensi berpelayanan tetap ada
bahkan lebih dari ekspetasi para pendiri-pendiri ranting saat itu.
IV.Kepengurusan periode 1995 - 1997

A. Tahun 1995-1996

No Nama Jabatan
1 Bung Ica Timisela Ketua Ranting
2 Bung Chres Propey Ketua I
3 Bung Enos Lalaun Ketua II
4 Bung Rino Paron Ketua III
5 Bung Lexy Debeturu Ketua IV
6 Usi Noni Matulessy Sekretaris Ranting
7 Usi Tina Sapulette Sekretaris I
8 Bung Ape litamahuputty Sekretaris II
9 Bung Max Betoky Sekretaris III
10 Usi Ona Maunary Sekretaris IV
11 Usi Moni Tuwanakotta Bendahara Ranting
12 Sherly Sapulette Bendahara I

Kepengurusan bung Ica di saat itu adalah tonggak kaderisasi yang


baik dimana karakter kepemudaan yang penuh dengan dinamika
terlahir pikiran-pikiran rekomendatif yang menghasilkan program yang
dapat menjangkau semua wilayah pelayanan yang saat itu berada
dalam pelayanan sector Getsemani pada unit V,VI dan VII. Sesuai
amanat rapat ranting ke-III yang dituangkan dalam rapat kerja ke-7

B. Tahun 1996-1997
Dalam perjalanan setelah rapat kerja ranting ke-8 menetukan Rapat
Ranting IV yang dilakukan di keluarga J Frans bulan Ferbuary 1998
Hubungan internal dengan pembina sangat baik begitupun dengan
anggota, Cabang dan struktur pelayanan yang lain, dan lingkungan
program dan aktivitas pelayanan lebih dititk beratkan pada suka dan
duka, lebih aktif mengikuti lomba-lomba aktif dalam kegiatan bakti
lingkungan.

V.Kepengurusan periode 1997-1999

A. Tahun 1997-1998
Pelantikan kepengurusan Bu max Cs adalah hasil rapat ranting
ke-IV. Pelantikan dilakukan di Gereja Getsemani pembina bapak Roy
Abrahams (Alm) dan bapak M Souhoka. Setelah itu proses Raker ke-9
dilaksanakan dan menghasilkan berbagai program kerja yang
berkaitan dengan pelayanan bahkan rekomendasi. Pengurus-pun
bergerak mengeksekusi hasil keputusan dimana hubungan Internal
pengurus dan pembina sangat baik selalu ada kordinasi sampai-
sampai pada pemikiran pembangunan Sekretariat. Bahkan dengan
anggota sangat baik, relasi tetap dijaga, aktif dalam berbagai
kreaktivitas dan sangat kompak. Bahkan hubungan dengan Cabang
sangat Luar biasa serta antusias dalam mengikuti ibadah cabang.
Dalam jemaat selalu mengambil peran khususnya dalam
berpelayanan. Suka duka persekutuan saat itu tidak pernah dinilai
sebagai sesuatu hal yang baik. Terjadi kontra jika ada program yang
tidak jalan antar sesama pengurus. Diberi akomodasi dalam pelayanan
berupa pembagikan senter dan lilin untuk pergi ke tempat ibadah.

No Nama Jabatan
1 Bung Max Betoky Ketua Ranting
2 Bung Chres Propey Ketua I
3 Bung Ape litamahuputty Ketua II
4 Usi Tina Sapulette Ketua III
5 Hengky Pohwain Ketua IV
6 Lexy Lekipiouw Sekretaris Ranting
7 Usi Tina Sapulette Sekretaris I
8 Bung Andy Septory Sekretaris II
9 Jefry Akollo Sekretaris III
10 Bung Boy Heumasse Sekretaris IV
11 Usi Moni Tuwanakotta Bendahara Ranting
12 Bung Once Topurtawy Bendahara I

B. Tahun 1998-1999
Setelah raker ke-10 dengan berbagai hasil keputusan yang dilaporkan
oleh kepengurusan saat itu menghasilkan beberapa program dan
rekomendasi dan didalamnya disepakati Rapat Ranting ke-V dilakukan
pada awal 2000-an di kel bapak Andi Hahury (Alm). Dalam perjalanan
nya persiapan rapat ranting ditemui beberapa kendala teknis yang
berkaitan dengan minimnya kader dan bahkan persiapan yang kurang
maksimal dari pengurus ranting. Namun kenyataanya itu hanya bagian
dari kerikil-kerikil kecil yang menjadikan organisasi semakin dewasa
tuk berdinamika.

VI.Kepengurusan periode 1999-2001

A. Tahun 1999-2000
Rapat ranting ke-V mengharuskan salah satu kader terbaik bung
Heri pohwain kembali menjadi nahkoda bagi AMGPM ranting
Getsemani. Dalam kepengurusan ini melangsungkan Raker ke-11
dan merupakan hal pertama yang harus dilakukan oleh bung Herry
CS dalam menyiapkan berbagai program kerja bahkan
rekomendasi yang mengharuskan anggota ranting untuk belajar
dan siap dalam membangkitkan semangat melayani dan memiliki
jiwa kepemimpinan sehingga kader dalam AMGPM Ranting
Getsemani tetap ada dan berkembang. Berikut komposisi
personalia pengurus Ranting Getsemani

No Nama Jabatan
1 Bung Hery Pohwain Ketua Ranting
2 Bung Max Betoky Ketua I
3 Bung Ape litamahuputty Ketua II
4 Usi Tina Sapulette Ketua III
5 Bung Hengky Pohwain Ketua IV
6 Bpk. Agus Lekipiouw Sekretaris Ranting
7 Usi Tina Sapulette Sekretaris I
8 Bung Once Topurtawy Sekretaris II
9 Ateng Zakheus Sekretaris III
10 Petrus Rangkoly Sekretaris IV
11 Usi Moni Tuwanakotta Bendahara Ranting
12 Sanny Hahury Bendahara I

B.Tahun 2000-2001
Raker ke-12 dalam kepengurusan Bu Hery CS dilaksanakan di
keluarga J. Frans. Raker ini menghasilkan beberapa program
operasional dan pikiran-pikiran rekomendatif yang berkembang saat
itu. Dinamika yang terjadi setelah Rapat kerja ranting pada saat itu
ada program yang dapat dijalankan dan ada pula yang tidak dapat
dijalankan namun pelayanan suka dan duka merupakan sentral
utama dalam melayani. Sesuai dengan hasil keputusan raker ke-12
maka rapat Ranting AMGPM Ranting Getsemani dilakukan pada
awal tahun 2002 yang sudah seharusnya disiapkan dengan baik oleh
bu Hery CS. Bukan hanya persiapan saat berlangsungnya kegiatan
tersebut namun juga kader-kader terbaik telah disiapkan. Keluarga j.
Frans kembali menjadi tuan rumah dalam berlangsungnya Rapat
Ranting saat itu.

VII.Kepengurusan periode 2001-2003

A. Tahun 2001-2002
Dalam Rapat Ranting VI yang dilaksanakan di keluarga Bapak Andy
Hahury, terpilih kepengurusan ranting yang baru dengan ketua Bung
Ape Litamahuputty dan Sekretaris Usi Vin Timisela. Kepengurusan
tersebut terpilih dalam dinamika persidangan yang begitu alot,
sehingga terpilih komposisi pengurus dan pembina Ranting Getsemani
sebagai berikut :

No Nama Jabatan
1 Bung Ape Litamahuputty Ketua Ranting
2 Bung Sherlock Lekipiouw Ketua I
3 Bung Andy Septory Ketua II
4 Bung Charles Malihu Ketua III
5 Usi Tina Sapulette Ketua IV
6 Bung Hengky Pohwain Ketua V
7 Usi Vin Timisela Sekretaris Ranting
8 Bung Jerry Tuwanakotta Sekretaris I
9 Bung Lucky Titirloloby Sekretaris II
10 Usi Ona Lethulur Sekretaris III
11 Petrus Rangkoly Sekretaris IV
12 Vido Rehatta / Alm. Eliza Lepit (PAW) Sekretaris V
13 Sanny Hahury Bendahara Ranting
14 Bung Wildo Wattimury Bendahara I
15 Bung Jonas Latupono Bendahara II

1. Bpk. A. Fambrene

2. Bpk. S. Rehatta

3. Bpk. A. Pattileamonia

4. Bpk. R. Liur (Alm)

5 Bpk. R. Abrahams (Alm)

6. Bpk. Th. Rehatta (Alm)

7. Bpk. M. Souhoka

8. Bpk. Th. Belseran

9. Ibu. I. Akollo (Almh)

10. Ibu. M. Wattimury

Dalam periodesasi ini dilaksanakan Rapat Kerja Ranting ke-XIII dalam


pelayanan pertama yang berlangsung di Santai Beach (Latuhalat)
pada tanggal 30 Maret 2002.
Salah satu program kerja Bidang I yang diangkat dalam Raker XIII
yaitu Pembangunan Gedung Sekretariat Angkatan Muda GPM Ranting
Getsemani. Pada proses pelaksaanaan program tersebut, pengurus
Ranting melakukan koordinasi dan komunikasi dengan perangkat
pelayan dalam kawasan pelayan ranting, dan disepakati untuk
pembangunan Gedung Gereja beserta Sekretariat AMGPM Ranting
Getsemani. Ini adalah awal mula (embrio) pembangunan Gedung
Gereja Sumber Kasih.

B. Tahun 2002-2003
Memasuki tahun pelayanan kedua periodesasi ini, dilaksanakan Rapat
Kerja Ranting XIV. Raker XIV dilaksanakan secara tertutup oleh
Pengurus Ranting di Pantai Waimahu Latuhalat pada tanggal 23 Mei
2003.
Dalam perjalanan tahun pelayanan kedua ini, banyak program kerja
yang tidak dapat dijalankan dengan maksimal akibat konflik sosial dan
keamanan yang tidak menentu. Namun kegiatan peribadatan tetap
berjalan dengan baik.
Proses pembangunan Gedung Gereja dan sekretariat pun berlanjut
dengan pembentukan panitia pembangunan gedung gereja. Angkatan
Muda GPM Ranting Getsemani menjadi bagian dalam kepanitiaan
yang dibentuk tersebut. Peletakan batu pertama pembangunan gedung
gereja dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2003 dengan
melibatkan Angkatan Muda dalam proses pembangunan. Titik berat
pelayanan pada periodesasi ini lebih mengarah pada proses
pembangunan Gedung Gereja.

VIII. Kepengurusan Periode VII (2003-2005)


A. .Tahun 2003-2004
Rapat Ranting selanjutnya dilakukan di rumah keluarga Paais pada
tahun 2004. Ketua dan sekretaris terpilih dalam rapat ranting tersebut
adalah Usi Tina Sapulette dan Bung Jerry Tuwanakotta serta
Pelantikan dilakukan di Gedung Gereja Getsemani.

Berikut struktur kepengurusan periode 2003-2005

No Nama Jabatan
1 Usi Tina Sapulette Ketua Ranting
2 Bung Sherlock Lekipiouw Ketua I
3 Bung Alfred Simaela Ketua II
4 Bung Jhon Silueta Ketua III
5 Bung Lucky Titiloloby Ketua IV
6 Bung Jemy Lekipiouw Ketua V
7 Jerry Tuwanakotta Sekretaris Ranting
8 Marcel Souhoka Sekretaris I
9 Hilda Sinay Sekretaris II
10 Junet Fambrene Sekretaris III
11 Julian Tuhumury Sekretaris IV
12 Ongen Lekipiouw Sekretaris V
13 Bung Wildo Wattimury Bendahara Ranting
14 Jessy Sapulette Bendahara I
15 Laura Sinay Bendahara II

1. Bpk.

2. Bpk. F. Sapulette

3. Bpk. J. Salamena

4. Bpk. A. Woriunsora

5 Ibu. M. Saleky

6. Ibu. A. Puttileihalat

Pada tahun 2004 terjadi proses pemekaran pada Sektor Getsemani,


sehingga ruang lingkup pelayanan Sektor yang semula hanya 4 unit
berubah menjadi 7 unit. Hal ini berdampak pada perubahan ruang
lingkup pelayanan Ranting Getsemani, yaitu semula pada unit III dan
IV berubah menjadi unit V, VI, dan VII Sektor Getsemani.
Proses pelantikan pengurus Ranting dilaksanakan di Gedung Gereja
Getsemani. pembina Ranting bapak Rensi Liur (Alm), bapak Simon
Rehatta, ibu Kori Topurtawi, rapat kerja yang ke-XV dilaksanakan di
keluarga Bapak Piet Sapulette tanggal…….

B. Tahun 2004-2005
Rapat kerja ranting yang ke-XIII dilaksanakan di Santai Beach tahun
2002. Rapat kerja ranting ke XIV dilakukan secara tertutup hanya
melibatkan pengurus ranting saja pada tahun 2003. Pembina ranting
pada saat itu adalah Bapak Agus Lekipiouw, bapak Herry Pohwain
….. dan ……
Hubungan internal ranting antara pengurus dan pembina
hubungannya lumayan solid namun kesibukan perkuliahan menjadi
salah satu kendala. Kerja sama pengurus dan anggota sangat baik
sehingga membentuk dua tim vocal group. Hubungan eksternal
ranting dengan cabang sangat baik. Bu Max Betoky masuk menjadi
pengurus PAW sekertaris bidang II pengurus cabang dan bu Herry
Pohwain PAW Ketua Bidang IV pada tahun 2002-2003 PAW terjadi
pada tahun 2003 namun bu Herry (Kabid IV) tidak bersedia menjadi
pengurus cabang tetapi nama sudah tercantum dalam SK pelantian
dibawah kepemimpinan bu Yohanis Matulessy sebagai ketua cabang.
Hubungan dengan jemaat berjalan dengan baik, pengurus ranting
pada saat itu bersama koordinator unit dan majelis melakukan
pelayanan orang sakit dan lansia setiap minggu pagi, titik berat
pelayanan dititik beratkan pada pengembangan spiritual kader dan
pelayanan sosial.

IX.Kepengurusan Periode 2005-2007


A. Tahun 2005-2006

No Nama Jabatan
1 Usi Tina Sapulette Ketua Ranting
2 Jerry Tuwanakotta Ketua I
3 Bung Wildo Wattimury Ketua II
4 Usi Vin Timisela Ketua III
5 Bung Julian Tuhumury Ketua IV
6 Bung Vido Rehatta Ketua V
7 Bung Alfred Simaela Sekretaris Ranting
8 Bung Ones Somarwane Sekretaris I
9 Bung Max Filindity Sekretaris II
10 Bung Andre Souhoka Sekretaris III
11 Bung Steward Matulessy Sekretaris IV
12 Usi Junet Fambrene Sekretaris V
13 Hilda Sinay Bendahara Ranting
14 Lince Lepit Bendahara I
Yanti Selanno/ Merlyn
15 Bendhara II
Hehuat (PAW)

B. Tahun 2006-2007

X.Kepengurusan Periode 2007-2009

A. Tahun 2007-2008

No Nama Jabatan
1 Bung Wildo Watimury Ketua Ranting
2 Bung Alfredo Simaela Ketua I
3 Usi Lince Lepit Ketua II
4 Bung Andre Souhoka Ketua III
5 Usi Vin Timisela Ketua IV
6 Bung Vido Rehatta Ketua V
7 Usi Junet Fambrene Sekretaris Ranting
8 Bung Alex Sahusilawane Sekretaris I
Bung Meky Koritelu/ Jemi
9
wondola (PAW) Sekretaris II
10 Usi Yanti Liur Sekretaris III
Bung Jemy Wondola/ Usi
11 Welly Ospara (PAW) Sekretaris IV
12 Bu Steward Matulesy Sekretaris V
13 Usi Merlyn Hehuat Bendahara Umum
14 Usi Line Matulessy Bendahara I
15 Usi Uli Sopacua Bendahara II

B. Tahun 2008-2009

XI. Kepengurusan periode 2009-2011

A. Tahun 2010-2011
Terpilihnya kepengurusan bung Alfred Simaela dan usi Merlyn
Hehuat cs merupakan hasil keputusan Rapat Ranting X AMGPM
Ranting Getsemani yang dilakukan pada lokasi pembangunan
gedung gereja sumber kasih pada tahun 2010 dalam ruang lingkup
pelayanan sektor sumber kasih (Unit 1,2,3,4,5,6) Jemaat Rehoboth
saat itu. Pelantikan kepengurusan 2009-2011 dilantik oleh Pengurus
Cabang Rehoboth II 2005-2010 yang diketuai oleh bung Ruddy
Rehatta dan Sekretaris bung Ivano de Queljoe di gedung gereja
Getsemani dalam ibadah minggu 21 maret 2010. Prosesnya berjalan
dengan hikmat yang diakhiri dengan penanda tanganan naskah serah
terima dari bung Wildo selaku Ketua Ranting demisioner kepada bung
Alfred ketua Ranting terpilih yang disaksikan oleh Ketua cabang dan
perangkat pelayan.
Berikut struktur kepengurusan periodesasi 2009-2011

No Nama Jabatan
1 Bung Alfredo Simaela Ketua Ranting
2 Bung Andre Souhoka Ketua I
3 Usi Junet Fambrene Ketua II
4 Usi Adely Sapulete Ketua III
5 Usi Lince Lepit Ketua IV
6 Usi Marlen Mauleky Ketua V
7 Usi Merlyn Hehuat Sekretaris Ranting
8 Bung Stelvia Noya Sekretaris I
9 Bung Handry Mole Sekretaris II
10 Usi Eda Riupasa Sekretaris III
11 Usi Yanti Liur Sekretaris IV
12 Usi Viona Woriun Sekretaris V
13 Usi WelIy Ospara Bendahara umum
14 Usi Fransisca Fambrene Bendahara I
15 Bung Wiliy Putileihalat Bendahara II

Berikut struktur badan Pembina Ranting

1. Bpk. A. Lekipiouw

2. Bpk. F. Sapulette

3. Bpk. J. Salamena

4. Bpk. A. Woriunsora

5 Ibu. M. Saleky

6. Ibu. A. Puttileihalat

Setelah proses pelantikan 21 maret 2010 bidang Organisasi dan


kerumahtanggan mempersiapkan Rapat Kerja Ranting ke XXI sebagai
landasan kerja dalam satu tahun pelayanan pengurus. Namun dalam
perjalanannya kesiapan Bidang dan kesibukan pengurus menyebabkan
Rapat Kerja baru dapat dilaksanakan pada 30 mei 2010 di rumah kel. J
Fransz yang melahirkan 19 program kegiatan dalam rentang waktu 8
bulan. Diawali dengan persiapan perayaan hut ranting ke-21 pada tanggal
13 juni 2010 di lokasi pembangunan gedung gereja sumber kasih. Dalam
menjalankan roda organisasi kamipun dibantu oleh tim Verifikasi
Keuangan yang bertujuan mengawasi pengelolaan keuangan ranting.
pelantikan Tim Verifikasi yang diketuai oleh bung Wildo dan anggota sdr
Theo Sirwutubun dan sdri Dian Sopacua dilaksanakan dalam ibadah
Ranting Rabu 21 juli 2010. Namun titik berat berpelayanan saat itu
tetaplah proses pembangunan gedung Gereja Sumber Kasih.

B. Tahun 2010-2011

XII. Kepengurusan Periode 2011-2013


A. Tahun 2011-2012

No Nama Jabatan
1 Usi Merlyn Hehuat Ketua Ranting
2 Usi Marlen Mauleky Ketua I
3 Usi Dian Sopacua Ketua II
4 Usi Wely Ospara Ketua III
5 Usi Fransisca Fambrene Ketua IV
6 Usi Delfika Pohwain Ketua V
7 Usi Devotly Sapulete Sekretaris Ranting
8 Bung Stelvia W Noya Sekretaris I
9 Bu Theo Sirwutubun Sekretaris II
10 Usi Prily Sinay Sekretaris III
11 Bu wily Putilehalat Sekretaris IV
12 Bu Wilton Wurionsora Sekretaris V
13 Usi Lany Mairuhu Bendahara umum
14 Usi Yanti Liur Bendahara I

15 Bu Poly Betoky Bendahara II

B. Tahun 2012-2013

Rapat Kerja Ranting Ke-XXIV Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku


Ranting Getsemani tahun pelayanan 2013 menghasilkan beberapa program kerja
bidang dengan kegitan sebanyak :

I. LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM BIDANG


Rapat Kerja Ranting ke XXIV Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
Ranting Getsemani untuk tahun pelayanan 2010 menghasilkan beberapa
program kerja bidang dengan kegiatan sebanyak :
1. Bidang I. Kerumah-tanggaan dan Organisasi menetapkan 4 program
dengan 4 kegiatan
2. Bidang II. PELPEM dan IPTEK menetapkan 2 program dengan 2 kegiatan
3. Bidang III. Keesaan dan Pembinaan Umat menetapkan 2 program dengan 6
kegiatan
4. Bidang IV. Pekabaran Injil dan Komunikasi menetapkan 2 program dengan
5 kegiatan
5. Bidang V. Finansial dan Ekonomi menetapkan 1 program dengan 4
kegiatan

Adapun perealisasian dari kegiatan pada masing-masing bidang sebagai


berikut :
II.1 Bidang Kerumah-tanggaan dan Organisasi
a) Konsolidasi Organisasi
 Rapat Koordinasi Pengurus dan Pembina Ranting, dijalankan dengan
baik pada tiap akhir bulan namun kehadiran Pembina dan Pengurus
harus diperhatikan.
b) HUT Ranting XXIII
 Ibadah Syukur, dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2012 di Gedung
Gereja Sumber Kasih.
c) Rapat Kerja Ranting XXIV
 Persidangan, dapat dilaksanakan di saat ini.
d) Pelatihan PKKPG
 Kegiatan PKKPG, dapat dilaksanakan dengan baik.

II.2 Bidang PELPEM dan IPTEK


a.) Pelayanan
 Pelayanan suka duka, dapat dijalankan dengan baik sesuai moment,
namun kehadiran pengurus harus perhatikan
b.) Pemberdayaan Pemuda
 Lomba poco – poco, dilaksanakan pada tanggal 30 Juni 2012 dikeluarga
Hahury.

II.3 Bidang Keesaan dan Pembinaan Umat


a.) Peningkatan Mutu Ibadah
 Ibadah Ranting, dijalankan dengan baik pada setiap minggu berjalan
namun kehadiran Anggota, Pengurus, bahkan Pembina Ranting harus
diperhatikan.
 Ibadah Pergumulan Pengurus dan Pembina Ranting, dapat dijalankan
dengan baik tiap awal bulan namun kehadiran Pengurus dan Pembina
Ranting masih belum maksimal.
 Ibadah Cabang, dijalankan namun kurangnya partisipasi Anggota dan
Pengurus Ranting.
 Koinonia dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2013.
b.) Perayaan Hari-hari Besar Gerejawi
 Natal, dijalankan dengan baik pada tanggal 15 Desember 2012 di
Gedung Gereja Sumber Kasih
 Paskah, dijalankan dengan baik pada tanggal 14 April 2012 di Pensip

II.4 Bidang Pekabaran Injil dan Komunikasi


a.) Pengembangan Kualitas Iman dan Kepekaan Terhadap PI di Kalangan
Pemuda
 Malam Puji dan Doa, dijalankan pada tanggal 13 Juni 2012 di Keluarga
Bapak Piet Sapulette
 Bros Ranting, dijalankan pada tanggal 13 Juni 2012 di Keluarga Bapak
Piet Sapulette
 Profil Ranting, dijalankan namun perlu dimaksimalkan
 Sentuhan Kasih, kegiatan ini dilaksanakan dengan baik pada tanggal 15
Desember 2012 di Gedung Gereja Sumber Kasih
b.) Media Komunikasi dan Publikasi Pekabaran Injil
 VG dapat dijalankan namun perlu di maksimalkan.

II.5 Bidang Finansial dan Ekonomi


a.) Usaha Dana
 Bazaar RW, dijalankan dengan baik atas dukungan semua civitas
Ranting yang dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2012
 Makanan Pagi, dapat berjalan dengan baik pada bulan Juli & Agustus
2012
 Bes Ranting, dapat berjalan dengan baik
 Donatur, dijalankan namun harus dimaksimalkan
II. KEBIJAKAN PENGURUS
Selain pelaksanaan Program Operasional, adapula sejumlah program
kebijakan yang ditempuh oleh Pengurus Ranting, antara lain :
1. Pembentukan Tim Sekertariat pada tanggal 26 September 2012
2. Mengutus salah satu anggota ranting untuk ada dalam tim sejarah cabang
pada tanggal 28 Juni 2012
3. Mengutus 2 delegasi ranting untuk ada dalam tim koran cabang
4. Mengutus 2 delegasi ranting untuk ada dalam tim Pemuda AMGPM
Cabang Rehoboth II.
5. Pastoralia pada tanggal 12 Agustus 2012
6. Mengirim anggota ranting untuk kegiatan Bola Kaki Perempuan yang
diselenggarakan oleh AMGPM Cabang Rehoboth II dan mendapatkan
Juara Harapan 1
7. Mengirim 6 delegasi untuk kegiatan Cerdas Cermat yang diselenggarakan
oleh AMGPM Cabang Rehoboth II dan mendapatkan Juara II
8. Mengirim anggota ranting untuk kegiatan Bola Kaki laki-laki yang
diselenggarakan oleh AMGPM Ranting Horeb
9. Mengikuti Lomba mading yang diselenggarakan oleh AMGPM Cabang
Rehoboth II dan mendapatkan Juara II
10. Melakukan kegiatan pencarian dana berupa penjualan Pembatas alkitab,
Nyuknyak, dan es daeng
11. Mengirim 5 delegasi ke MPPC XXIV di Collin Beach pada tanggal 03 Mei
2013
12. Mengirim 2 delegasi untuk mengikuti kegiatan UKM di Gereja Rehoboth
pada tanggal 18 Februari 2013
Mengirim 4 delegasi untuk menjadi tim relawan Banjir

III. HAMBATAN
Dalam menjalankan tugas ada hambatan yang mempengaruhi aktifitas
pelaksanaan Pengurus Ranting yaitu :
1. Aktifitas dan kesibukan Pengurus akibat studi dan pekerjaan menyebabkan
kurangnya konsolidasi dan kordinasi bidang dalam pelaksanaan program
kerja.
2. Kurangnya keterlibatan Pembina Ranting dalam setiap kegiatan Ranting.

XIII.Kepengurusan periode 2013-2015

A. Tahun 2013-2014
Rapat Ranting XIII sekaligus Pembahasan dan penetapan program
kerja tahun pelayanan 2013-2014
Minggu 30 maret 2013, agenda legislatif tingkat ranting dilakukan di
mana tugas dan gumulan para kader AMGPM Ranting Getsemani untuk
menentukan tongkat estafet ranting bagi pergerakan ranting ini ke depan
telah tiba. dengan mengusung tema rapat ranting RAGANI MENUJU
PERUBAHAN.
Rapat Ranting ini adalah rapat ranting yang pertama kali dilaksanakan di
Gedung Gereja Sumber Kasih setelah diresmikan. Tongkat kepengurusan
Usi Mey, Usi Adel dan kawan-kawan telah berahkir dan agenda Rapat
Ranting yang ke XIII mengagendakan untuk membahas dan menetapkan
Program Kerja tahun pelayanan 2013-2014. Serta memilih Ketua,
Sekretaris dan Struktur Kepengurusan yang baru juga menetapkan
berbagai keputusan dan rekomendasi untuk direalisasikan dalam waktu 1
tahun.
Setelah melewati proses rapat ranting yang begitu alot, komisi
program,anggaran,rekomendasi dan kriteria bekerja berhasil menetapkan
keputusan yang langsung dipleno dan disetujui di depan forum peserta
rapat ranting dan disahkan oleh surat keputusan yang dibaca oleh
Sekretaris persidangan.
Proses Pemilihan Ketua Dan Sekretaris dilaksanakan secara demokrasi,
perhitungan suara dilakukuan secara terbuka di depan forum dan
menghasilkan Ketua BU STELVIA NOYA dan Sekretaris USI DIAN
SOPACUA secara sah dan langsung ditetapkan sebagai Ketua Dan
Sekretaris terpilih dengan suara terbanyak. Pelaksanaan Pelantikan
struktur kepengurusan terpilih dilaksanakan pada Minggu, 7 April 2013
pada Ibadah Minggu yang bertempat di Gereja Sumber Kasih. Proses
pelantikan saat itu dilantik oleh pengurus cabang dan dikuhkukan oleh
pendeta.

Berikut ini terlampir struktur kepengurusan periode 2013-2015

No Nama Jabatan
1 Bung Stelvia.W.Noya Ketua Ranting
2 Bung Wily putilehalat Ketua I
3 Usi Adel sapulette Ketua II
4 Usi Prily Sinay Ketua III
5 Bung Wilton Wariunsora Ketua IV
6 Bung Alexander Hehuat Ketua V
7 Usi Dian Sopacua Sekretaris Ranting
8 Usi Meilan Watimena Sekretaris I
9 Usi Vivi Betoky Sekretaris II
10 Usi Novi Salamena Sekretaris III
11 Usi Dina Rangkoly Sekretaris IV
12 Bu Dace Sapasuru Sekretaris V
13 Usi Lani Mairuhu Bendahara umum
14 Usi Dewi Pohwain Bendahara I
15 Bung Bernadus koritelu Bendahara II

Berikut struktur badan Pembina Ranting

1. Bpk Eti Mairuhu

2. Bpk Cres Sopacua (alm)

3. Ibu Grace Noya (alhm)

4. Bpk Ongen Kastanya

5 Bpk Adolf Saleky

6. Bpk Rudi Niwele


7. Bpk Is Kakisina

Setelah dilantik pada Minggu, 7 April 2013 Bu Stelvia Noya dan kawan-
kawan mulai berproses dalam berbagai pelayanan pada ruang lingkup
SEKTOR SINAR KASIH, SUMBER KASIH, dan MENARA KASIH.
Program- program yang dihasilkan pada rapat ranting satu persatu mulai
direalisasikan. Salah satunya ialah pelaksanaan hut ranting yang ke 25
tahun dilaksanakan pada tanggal 13 juni 2013 di Gedung Gereja Sumber
Kasih mengusung tema HUT Perak (SILVER BIRTHDAY) menghadirkan
para mantan ketua ranting dari periode ke periode.

Menapaki akan proses pelayan dari Bu Stelvia Dkk banyak tantangan


harus yang dihadapi dari internal pengurus maupun eksternal pengurus
B. Tahun 2014-2015

Dalam Rapat Kerja Ranting Ke-XXV Angkatan Muda Gereja


Protestan Maluku Ranting Getsemani tahun pelayanan 2015
menghasilkan beberapa program kerja bidang dengan kegiatan
sebanyak 12 program dan 18 kegiatan dengan realisasi program
pada masing-masing bidang , Bidang 1 Rapat Kordinasi berjalan
dengan baik, Hut Ranting ke 26 yang dilaksanakan di Pantai
Namalatu yang mengusung tema: TOGETHER WE ARE 1 yakni
Bersama Kita adalah 1, dengan harapan pada usia ranting getsemani yang
menginjak 26 tahun ini ranting getsemani tetap bersama-sama berpegang
tangan menjalani akan proses pelayanan kedepan yang semakin banyak
tantangan dan rintangan namun tetap memiliki satu tujuan untuk
membawa ranting ke arah yang lebih baik. Rapat Ranting pun
direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 05 juni 2016, merasa
minimnya pengetahuan pemuda gereja mengenai AD dan ART AMGPM
maka perlu adanya Sosialisasi PKKPG (Pendidikan Kader Kepemimpinan
Pemuda Gereja) maka pengurus ranting melaksanakan sosialisasi tersebut
pada tanggal 13 september 2016 dan yang menyampaikan materi pada
saat itu adalah Pengurus Cabang. Adapun beberapa program lain yang
dilaksanakan pada tahun pelayanan ini, kehadiran dari civitas ranting
belum maksimal karena kesibukan dari masing-masing pribadi dan
kurangnya kesadaran akan pentingnya beribadah. Dalam tahun
pelayanan ini dilantik 4 tim pada tanggal 15 juli 2015 sesuai rekomendasi
yang dihasilkan pada Rapat Kerja ranting yakni TIM KREATIF, TIM
VERIFIKASI, TIM SEJARAH dan TIM PEMEKARAN RANTING, Dengan
jobdesk masing-masing tim. Tim Kreatif dibentuk dengan tujuan
membantu tugas dari bidang 4 dan pengurus ranting mengeksplor bakat
dari civitas ranting dalam bentuk Mading maupun Vocal Grup, selanjutnya
TIM verifikasi dengan tujuan membantu bendahara dan pengurus ranting
dalam mengawasi keuangan ranting. Tim Sejarah dibentuk dengan tujuan
untuk membentuk buku sejarah ranting namun pada tahun pelayanan ini
buku sejarah ranting belum dapat diterbitkan. Serta Tim Pemekaran
Ranting yang bertujuan untuk memekarkan ranting baru dalam lingkup
pelayanan SEKTOR SINAR KASIH, SUMBER KASIH dan MENARA
KASIH, adanya latar belakang yang menjadi dasar pemekaran ranting
yakni pada masa Kepengurusan dari Bu Alfred Simaela dkk terjadi
perbincangan mengenai proses pemekaran dikarenakan rentang kendali
pelayanan yang kurang terjangkau sehingga terjadinya kesenjangan dalam
proses berpelayanan. Dalam rapat ranting yang ke XII yang dilaksanakan
di Pantai Namalatu pada kepengurusan dari usi mei dkk dihasilkan
rekomendasi pemekaran. Bung Stelvia dkk melakukan rapat bersama
dengan TIM Pemekaran, Majelis Jemaat dalam lingkup pelayanan ranting,
serta pengurus cabang. Dalam rapat bersama untuk membahas akan
pemekaran ini, lahirnya pemikiran untuk adanya proses penjajakan dimulai
dengan mengeluarkan rekomendasi untuk adanya penjajakan pada 3
sektor dalam lingkup pelayanan ranting getsemani dengan bantuan dari
Majelis Jemaat Sektor Menara Kasih untuk mengakomodir seluruh
pemuda- pemudi yang telah berusia 17 tahun sampai usia 40 tahun
selanjutnya dilaksanakan ibadah terpisah yang pertama di Bu Rio
Rahayaan, dan beberapa tahapan lainnya sampai pada kordinasi untuk
membentuk Pengurus Bayangan dan menetapkan nama ranting . Melalui
proses yang panjang dihadapi maka terbentuklah ranting baru dalam
Rapat Ranting ke –XIV pada tanggal 05 Juni 2016 di Gedung Gereja
Sumber Kasih yang diberi nama Ranting Diaspora.
Proses perjalanan kepengurusan dari Bung Stelvia dkk terus berlanjut
setelah pemekaran ranting, Kesibukan pribadi dan masa depan pun
berdampak besar dalam pelayanan di saat itu sehingga terjadi kekosongan
dari struktur kepengurusan mengakibatkan Bung Stelvia melaksanakan
PAW bagi beberapa pengurus yang dikarenakan studi dan pekerjaan
harus melepaskan tanggung jawab selaku pengurus ranting

Berikut ini struktur kepengurusan setelah terjadinya PAW.

No Nama Jabatan
1 Bung Stelvia.W.Noya Ketua Ranting
2 Bung Wily putilehalat Ketua I
3 Usi Vivi Betoky Ketua II (PAW)
4 Usi Prily Sinay Ketua III
Bung Dace Sapasuru
5 Bu Raymond Uktolseja Ketua IV
6 Bung Alexander Hehuat Ketua V
7 Usi Dian Sopacua Sekretaris Ranting
8 Usi Meilan Watimena Sekretaris I
Bu Raymond Uktolseja
9 Usi Dewi Pohwain Sekretaris II
10 Usi Molly Ospara Sekretaris III
11 Bung Stenly Ohoimuar Sekretaris IV
12 Bung Bernadus Koritelu Sekretaris V
13 Usi Lani Mairuhu Bendahara umum
14 Bung Rio Rahayaan Bendahara I
15 Usi Delsy Makatita Bendahara II

XIV.Kepengurusan Periode 2015-2017

A. Tahun 2015-2016
Berikut Komposisi kepengurusan periode ke XIV

No Nama Jabatan
1 Usi Dian. Th. Sopacua Ketua Ranting
2 Usi Meilany Wattimena Ketua I
3 Usi Dewi Pohwain Ketua II
4 Usi Vivin Betoky Ketua III
5 Bung Stenly Ohoimuar Ketua IV
6 Usi Nevia Simaela Ketua V
7 Bung Raymond Sekretaris Ranting
Uktolseja
8 Bung Alexander Hehuat Sekretaris I
9 Usi Nice Alerbitu Sekretaris II
10 Bung Maikel Saleky Sekretaris III
11 Bung Krisno Wattimena Sekretaris IV
12 Bung Willy Betoky Sekertaris V
13 Usi Tirsa Saleky Bendahara Ranting
14 Usi Liyona Puttileihalat Bendahara I
15 Bung Juan Sinay Bendahara II

pada tanggal 05 Juni 2016, Ranting GETSEMANI melakukan rapat ranting


yang ke- XIV. Pada saat itulalah tongkat kepengurusan ranting getsemani secara
resmi diserahkan kepada Usi Dian. Th. Sopacua bersama rekan rekanya Kemudian,
pada tanggal 12 Juni 2016, kepengurusan yang dipimpin oleh Usi Dian.Th. Sopacua
dilantik secara resmi di tandai dengan penandatanganan SK serah terima jabatan
dari Bung stelvia ke usi Dian yang di saksikan oleh pengurus cabang dan perangkat
pelayan dan dikukuhkan oleh hamba tuhan ibu pendeta Grace Polnaya, yang di
laksanakan di Gedung Gereja Sumber Kasih.beberapa program dan rekomendasi
yang di hasilkan harus segra di jalankan,dengan melibatkan pembina, anggota,
majelis, dan perangkat pelayan yang lain yang ada dalam ruang lingkup pelayanan
Ranting Getsemani pengurus dengan

B. Tahun 2016-2017
Tahun 2017 adalah tahun evaluasi kepengurusan selama 1 tahun kerja
pelayanan usi Dian cs, yang menandai rapat kerja ranting ke XXVI yang
dilaksanakan pada minggu 26 Februari 2017 berlangsung di Gedung Gereja
Sumber Kasih. Semuanya ini dapat dilakukan karena adanya komitmen,
topangan, kerja sama dan kebersamaan diantara semua pihak baik dari
pengurus, pembina, senioritas maupun anggota ranting untuk mengevaluasi
serta menjadi bahan koreksi kinerja tahun pelayanan 2015-2016.

XV.Kepengurusan Periode 2017-2019

A. Tahun 2017-2018

Berikut Komposisi kepengurusan periode ke XV


No Nama Jabatan
1 Bung Alexander Hehuat Ketua Ranting
2 Bung Raymond Uktolseja Ketua I
3 Bung Stenly Ohoimuar Ketua II
4 Usi Nevia Simaela Ketua III
5 Bung Krisno Wattimena Ketua IV
6 Bung Willy Betoky Ketua V
7 Usi Meilany Wattimena Sekretaris Ranting
8 Usi Liyona Puttileihalat Sekretaris I
9 Usi Tirsa Saleky Sekretaris II
10 Bung Willy SInay Sekretaris III
11 Bung Rendy Selanno Sekretaris IV
12 Usi Lisa Alerbitu Sekretaris V
13 Bung Juan Sinay Bendahara umum
14 Usi Geby Ohoimuar Bendahara I
15 Bung Jhoni Noya Bendahara II

pada tanggal 10 Mei 2018, Ranting GETSEMANI melakukan rapat ranting


yang ke- XV. Pada saat itulalah tongkat kepengurusan ranting getsemani secara
resmi diserahkan kepada Bung Alexander Hehuat dkk bersama rekan rekanya
Kemudian, pada tanggal 17 Mei 2018, kepengurusan yang dipimpin oleh Bung
Alexander Hehuat dilantik secara resmi di tandai dengan penandatanganan SK
serah terima jabatan dari usi Dian ke Bung Alexander yang di saksikan oleh
pengurus cabang dan perangkat pelayan dan dikukuhkan oleh hamba tuhan ibu
pendeta Bpk Pendeta Max Lepit yang di laksanakan di Gedung Gereja Sumber
Kasih.beberapa program dan rekomendasi yang di hasilkan harus segra di
jalankan,dengan melibatkan pembina, anggota, majelis, dan perangkat pelayan yang
lain yang ada dalam ruang lingkup pelayanan Ranting Getsemani pengurus dengan

B. Tahun 2018-2019 (2020-Mei 2021)


Tahun 2018 adalah tahun evaluasi kepengurusan selama 1 tahun kerja
pelayanan Bung Alexander cs, yang menandai rapat kerja ranting ke XXVII
yang dilaksanakan pada minggu 07 April 2019 berlangsung di Gedung Gereja
Sumber Kasih. Semuanya ini dapat dilakukan karena adanya komitmen,
topangan, kerja sama dan kebersamaan diantara semua pihak baik dari
pengurus, pembina, senioritas maupun anggota ranting untuk mengevaluasi
serta menjadi bahan koreksi kinerja tahun pelayanan 2017-2018.
Dalam perjalanan pelayanan bung alex dkk menapaki akhir periodesasi
ternyata hal yang tidak pernah disangka oleh kita selaku umat manusia yaitu
mewabahnya virus COVID 19 , Virus ini bukan hanya mewabah pada suatu
daerah namun merupakan virus yang mendunia,. Virus ini menyebabkan
semua aktifitas dalam segala lini sementara dihentikan , sehingga berdampak
pula pada program-program kerja ranting yang akhirnya harus dihentikan
sementara , Ibadah ranting pun dilaksanakan melalu media sosial, Namun
seiring berjalannya waktu dan Upaya dari Pemerintah beserta seluruh rakyat
dan dengan campur tangan Tuhan saja wabah virus ini mulai mereda, Ibadah
ranting pun boleh berjalan walaupun hanya pada satu titik tempat ibadah.
PENUTUP
Upaya melukiskan sejarah Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku
Daerah Pulau Ambon Cabang Rehoboth II Ranting Getsemani secara utuh
masih terbatas untuk itu merupakan tugas dan tanggung jawab generasi
muda khusunya Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Ranting
Getsemani, karena perlu dilakukan penulusuran cermat agar di ketahui
secara pasti dengan demikian buku sejarah Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku Ranting Getsemani merupakan open ended artinya tulisan ini diakhiri
dengan bagian penutup, namun serentak merupakan pembuka dari
pengembangan tulisan berikutnya

Kerangka demikian mengingatkan kita agar berusaha seoptimal


mungkin untuk menjadi pelaku sejarah yang baik, karena pada tahun-tahun
selanjutnya,apa saja yang terjadi, terekam dalam Angkatan Muda Gereja
Protestan Maluku Ranting Getsemani dapat menuturkan suatu peristiwa
sebagai realitas, sekaligus kebenaran yang tidak dapat dibohongi oleh
sejarah.

Selain itu terbisit harapan kelak buku ini dapat di sempurnakan dengan
berbagai temuan dari hasil penilitian literatur atau penilitian lapangan untuk
mengungkap sejarah dari masa lalu sekaligus menatap masa depan
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Ranting Getsemani yang punya
Tuhan. Belajar dari sejarah Angkatan Muda hendaknya tetap berpengharapan
menjadi tulang punggung gereja, senantiasa memberitakan kebenaran firman
Tuhan di bumi khususnya di Sektor Sinar Kasih dan Sumber Kasih yang
merupakan ruang lingkup pelayanan Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku Ranting Getsemani sesuai moto “kamu adalah garam dan terang
dunia”
REFERENSI
Lemon,M.C Philosopy of history:A Guide for students,London and New
York:Routledge taylor Francis Group,2003

Data statistik Kantor Keluraha Kudamati, Kotamadya Ambon.2017

Hasil keputusan Rapat kerja Ranting 26 februari 2017 ke XXVI Tahun 2017
rekomendasi no:01/R/PD.14.-PC.11-RKR.5/XXVI/2017 tentang perombakan
tim sejarah

Budianto Irmayanti,M Realitas dan obyektifitas:Refleksi Kritid Atas Cara Kerja


Ilmiah, Jakarta:Wedatama Widya Sastra,2005

http://www.amgpmtalitakumi.com/2015/09/sejarah-amgpm.html

Data hasil interview Tim Sejarah tahun 2013-205

Anda mungkin juga menyukai