Disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase Continuity Of Care (COC)
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
DisusunOleh :
NUR HAYATI
NIM. G3E021039
Introduction
Essay pada kasus ini menggunakan Gibs Reflection Cycle (1988). Melalui
refleksi ini dapat sebagai bahan untuk pengembangan diri dan pengetahuan saya
kedepannya.
Description
Pada stase Continuity Of Care (COC) kali ini, dilaksanakan di PMB Ninis
Rikhayatun, Amd. Keb yang terdiri dari berbagai kasus / masalah kesehatan,
seperti ibu hamil, bersalin, nifas, dan BBL. Penatalaksaan tindakan dalam suatu
kasus disini dilakukan secara komprehensif disertai skrining kemungkinan
lainnya.
Hal yang menarik perhatian saya di PMB Ninis Rikhayatun, Amd. Keb
adalah proses pemeriksaan pada pasien yang secara lengkap tanpa ada yang
terlewat, pemantauan ibu nifas yang dilakukan secara menyeluruh secara
teperinci serta kemampuan dalam deteksi dini tanda bahaya masa nifas. Menurut
hasil observasi saya selama kurang lebih 2 minggu, penatalaksanaan kasus ibu
nifas dilakukan dengan sangat rinci seperti contohnya pada pelaksanaan
penanganan kasus Ny. D hari pertama dengan masalah menyusui tidak efektif.
Penanganan awal yang dilakukan diawali dengan menjelaskan pada ibu
bahwa keluhan yang dialami merupakan hal yang wajar dikarenakan ASI yang
bertumpukpadapayudara, menjelaskanpada ibu untuk mengatasi masalahnya
dapat dilakukan dengan manajemen laktasi, yaitu susui bayi sesering mungkin
atau semau bayi; bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan bayi dan susui bayi;
susui bayi sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi yang
lain; apabila bayi sudah kenyang, tetapi payudara masih terasa penuh/kencang,
maka payudara perlu diperah dan ASI disimpan. Hal ini bertujuan untuk
mencegah mastitis dan menjaga pasokan ASI, menjelaskan pada ibu posisi
menyusui yang benar, yaitu posisi bayi menghadap ke payudara ibu; perut/dada
bayi menempel pada perut/dada ibu; seluruh badan bayi membentuk garis lurus;
ada kontak mata ibu dan bayi, menganjurkan ibu untuk makan makanan yang
beraneka ragam yang mengandung karbohidrat, protein hewani (ayam, ikan,
daging, dll), protein nabati (tempe, tahu, dll), sayur dan buah-buahan serta
memenuhi kebutuhan air minum pada 6 bulan pertama menyusui sebanyak 14
gelas perhari, dan menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama
pada daerah genetalia dengan ganti pembalut dan menggunakan pakaian dalam
yang longgar dan menyerap keringat. Pada kasus Ny. D setelah dilakukan
penatalaksanaan stimulus didapatkan payudara ibu kencangnya agak berkurang
dan ASI keluar sedikit.
Evaluation
Proses laktasi bisa mengalami hambatan karena berbagai faktor. Faktor
tersebut bisa berasal dari ibu, bayi, manajamen pemberian ASI dan faktor
lainnya. Faktor dari ibu bisa disebabkan karena masalah anatomi payudara dan
puting ibu, kondisi atau penyakit yang diderita ibu (Cadwell & Turner-Maffei,
2011). Produksi ASI yang belum sempurna dan belum siapnya ibu post partum
dalam memberikan ASI (tidak percaya diri) juga sebagai faktor dari kondisi ibu
post partum yang mempengaruhi keberhasilan menyusui (Reeder, et.all, 2014).
Faktor manajemen pemberian ASI bisa disebabkan ketidakpahaman ibu
tentang isyarat bayi untuk menyusui, kesalahan dalam teknik menyusui dan
penjadwalan pemberian ASI (Cadwell& Turner-Maffei, 2011). Kegagalan
proses manajemen laktasi juga dapat disebabkan karena kurang terpaparnya ibu
tentang informasi cara menyusui yang baik. Menurut Djami, Noormartiny, &
Hilmanto (2013) pengetahuan merupakan faktor paling dominan dalam
pemberian ASI ekslusif.Pengetahuan yang baiktentang ASI
eksklusifmeningkatkanpemberian ASI eksklusif 4,30 kali lebihbesar.
Ibu yang menyusuitidakakanmengalamihambatandalampemberian ASI
bila sejak awal telah mempersiapkan diri secara psikologis dan mengetahui
bagaimana perawatan payudara (breast care) serta manajamen menyusui yang
tepat dan benar (Perinasia, 2010; Cadwell& Turner-Maffei, 2011). Perawatan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah payudara bengkak yang lazim
terjadi pada ibu post partum antara lain kompres dingin dan hangat, kompres gel
packs, kompres daun kol dingin, akupuntur, pija tpayudara, memerah payudara,
penggunaan herbal sampai obat-obatan untuk menurunkan rasa nyeri payudara.
Sebagai contoh pada kasus Ny. D P1A0 post partum hari pertama
dengan keluhan tidak bisa keluar ASI dan payudara terasa sakit di PMB Ninis
Rikhayatun, Amd. Keb saya menyimpulkan bahwa pengalaman melahirkan
pertama ibu perlu pemahaman dan informasi mengenai manajemen laktasi..
Analysis
(Nur Hayati)
NIM. G3E021039
Mengetahui,