Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Cara Menyusui Yang Benar

Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Cara Menyusui Yang Benar

Sasaran : ibu Ny D

Hari/ Tanggal : Senin/ 23 Oktober


2023

Waktu : 09.00-9: 30 menit


Tempat : RUANG NICU RSPAU Dr,HARDJOLUKITO

1. Sub Pokok Pembahasan

a) pengertian cara menyusui yang benar

b) manfaat pemberian asi

c) posisi menyusui yang benar

d) cara memeras asi dengan tangan

e) tanda bayi cukup asi

f) mempraktekkan cara menyusui yang benar


2. Karakteristik Peserta

a. Jumlah Peserta : 1 orang

3. Tujuan Penyuluhan

a. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan Ibu mengetahui


dan mengerti tentang posisi yang baik dan benar saat pemberian ASI
pada bayi b.

b. Tujuan Khusus

Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :

a) Ibu mengetahui pengertian cara menyusui yang benar


b) Ibu dapat mengetahui manfaat pemberian asi

c) Ibu mengetahui posisi menyusui yang benar

d) Ibu mengetahui cara memeras asi dengan tangan

e) Ibu mengetahui tanda bayi cukup asi

f) Ibu mengerti dan dapat mempraktekkan cara menyusui yang benar

A. Latar belakang

Menyusui adalah suatu proses alamiah, walaupun demikian dalam lingkungan


kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah sehingga
perlu pengetahuan dan latihan yang tepat. Fakta menunjukkan terdapat 40% wanita
yang tidak menyusui bayinya karena banyak yang mengalami nyeri dan
pembengkakan payudara. Pemberian ASI Eksklusif adalah menyusui bayi secara
murni dari usia 0-6 bulan. Bayi hanya diberi ASI tanpa tambahan cairan lain seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa pemberian makanan tambahan
lain namun seringkali ibu menyusui mendapatkan informasi yang salah tentang
manfaat ASI Eksklusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar dan apa yang
harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya (Roesli, 2015).

Air susu ibu (ASI) mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam
enam bulan pertama setelah dilahirkan. Pemberian pengganti susu ibu (PASI)
sebelum anak berumur enam bulan tidak dianjurkan, karena dapat berdampak pada
meningkatkan kemungkinan terkontaminasi dan meningkatkan risiko terkena
penyakit, khususnya diare. Setelah anak berusia enam bulan sesuai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi, maka ASI harus ditambah dengan cairan lain
dan makanan padat untuk memberikan gizi yang memadai. Cairan dan makanan padat
itu biasanya disebut makanan pendamping ASI (MPASI), diberikan sampai anak
berusia dua tahun (Kemenkes, 2015). Kandungan ASI menurut Nirwana (2014)
adalah zat besi, mineral, sodium, kalsium, fosfor dan magnesium, taurin,
lactobacillus, mengandung air, ASI mengandung antibodi, mengandung kolostrum,
sel magrofag, sel neutrofil, laktoferin, protein, antioksidan dalam ASI, antistafilokok,
Limposit T, Sel limposit B di lamina propria payudara, kadar SlgA, SigA,
imunoglobulin, imunoglobulin A (IgA), Gangfliosida (GA), lemak, vitamin dan
mineral dan Komplemen.
Dalam menyusui terdapat beberapa masalah dalam pemberian ASI yaitu putting
ibu nyeri, putting susu lecet, payudara bengkak, mastitis dan abses payudara. Dalam
menangani putting susu terasa nyeri dengan cara memastikan posisi ibu menyusui
sudah benar, putting susu lecet disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, payudara
bengkak disebabkan oleh posisi mulut bayi dan putting susu ibu salah. Mencari posisi
yang nyaman saat menyusui sangat penting karena tidak nyaman saat menyusui bisa
membuat cemas, dan mengurangi atau menghentikan aliran susu. Bayi mungkin tidak
mendapatkan cukup susu dan menyedot dengan keras. Hal ini dapat menyebabkan sakit
atau mengubah bentuk putting untuk beberapa menit (Walyani, 2015)

Salah satu penyebab kegagalan menyusui disebabkan karena kesalahan ibu


dalam memposisikan dan meletakkan bayi saat menyusui. Posisi menyusui dapat
dilakukan dengan beberapa posisi. Teknik menyusui yang tergolong biasa dilakukan
adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring (Khasanah, 2016). Teknik menyusui
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik
menyusui tidak benar, dapat menyebabkan puting susu lecet dan menjadikan ibu
tidak bersemangat menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusui

Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia tahun 2013 hanya mencapai


30,2%, masih jauh dari target nasional sebesar 80%. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di negara berkembang menunjukkan bahwa bayi yang tidak diberi Air Susu
Ibu akan memiliki resiko 6-10 kali lebih tinggi meninggal pada beberapa bulan
pertama kehidupan. Hal ini akan berdampak meningkatnya Angka Kematian Bayi
(AKB). (Evi Rinata,2016). Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi,
UNICEF dan WHO merenkomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu selama
paling sedikit 6 bulan (WHO,2018).

4. Jadwal kegiatan

Hari : senin, 23-oktober 2023

Pukul : 09.00-09: 40 wib

5. Materi Penyuluhan

1) Terlampir

6. Metode

 Ceramah
 Demontrasi

 Tanya jawab

7. Kegiatan penyuluhan
No. Tahap Kegiatan Waktu
1. Pembukaan Mengucap salam 10 menit
Perkenalan
Pendekatan dengan peserta
Menggali keterampilan ibu bagaimana
cara menyusui yang benar
2. Pengembangan Menjelaskan tentang pengertian cara 55 menit
menyusui yang benar, macam macam
posisi menyusui, fungsi menyusui, akibat
tidak menyusui dengan benar,
mempraktekkan langkah langkah
menyusui yang benar
Memberi kesempatan peserta untuk
bertanya.
3. Penutup Mengadakan Tanya jawab untuk 25 menit
mengetahui seberapa jauh peserta paham
tentang materi yang disampaikan
Meminta peserta untuk mempraktekkan
cara menyusui yang benar
Membagikan lieaflet
Menyimpulkan hasil penyuluhan
Ucapan terima kasih dan salam penutup

8. Langkah-langkah pendidikan kesehatan


No Tindakan Nilai
Tahap pre intraksi
1 Mengumpukan data pasien
2 Membuat satuan acara penyuluhan (SAP) Teknik
menyusui yang benar
3 Persiapan alat
a. Kursi
b. leaflet
Tahap orintasi
1 Salam terapeutik: penyuluh mengucapkan salam Nilai
2 Mengekplorasi perasan, menayakan kesiapan untuk
melakukan kegiatan.
3 Kontak mata
4 Memperkenlkan nama penyuluh
5 Menjelaskan prosedur aturan, alasan dan tujuan
penkes
6 Beri kesempatan klien bertanya
7 Kontrak waktu bersama klien
Tahap kerja
1 Memulai kegiatan penkes
2 Penyuluh memaparkan materi penyuluhan dan
memperaktekan cara menyusui yang benar langsung
dengan ibunya
3 Observasi mengamati jalannya penyuluhan
4 Penyuluh melakukan tanya jawab dengan klien
5 Beri reinforcement positif
Tahap terminasi/ evaluasi
1 Mengevaluasi pemahaman klien terkait materi yang
dijelaskan
2 Menyimpulkan hasil kegiatan
3 Berikan reinforcement sesuai kemampuan
4 Melakukan kontrak waktu terapis selanjutnya
(waktu,tempat,topik)
5 Mengakhirkan kegiatan dengan mengucapkan salam
Tahap Dokumentasi
1 Catat pada status klien tindakan yang telah
dilakukan
Total
9. Antisipasi kegiatan pendidikan kesehatan
Menjelaskan kembali jika pasien tidak mengerti yang dijelaskan dan dipraktekan

10. Media/Alat

1) Leaflet

11. Setting tempat

Tempat : ruang nicu

Denah :

Depan :

Belakang :
ket
: perawat

: ibu pasien
TEKNIK / CARA MENYUSUI YANG
BENAR

A. Lampiran materi
Cara menyusui yang benar :

posisi, upaya memperbanyak dan tanda bayi cukup ASI

1. Cara menyusui yang benar


2. Posisi menyusui

1) Posisi Dekapan

Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar
kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala
badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya
(Saryono
,2008; h. 34).

2) Posisi Football hold

Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara
yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau
menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan
tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono,
2008; h; 35).
3) Posisi Berbaring

Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan
caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari
pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan
atas (Saryono, 2008; h. 35).
3. Fungsi menyusui yang benar

1) Puting susu tidak lecet

2) Perlekatan menyusu pada bayi kuat

3) Bayi menjadi tenang

4) Tidak terjadi gumoh

4. Akibat tidak menyusui dengan benar

1) Puting susu menjadi lecet

2) ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI

3) Bayi enggan menyusu

4) Bayi menjadi kembung

5. Tanda bayi menyusu dengan benar

1. Bayi tampak tenang

2. Badan bayi menempel pada perut ibu

3. Mulut bayi terbuka lebar


4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu

5. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih banyak

6. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan

7. Puting susu tidak terasa nyeri


8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

9. Kepala bayi agak menengadah

6. Tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup

1) Bayi akan terlihat puas setelah menyusu

2) Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-
200 gr setiap minggu)
3) Puting dan payudara tidak luka atau nyeri

4) Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan
buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5) Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan
dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya.
7. Langkah-langkah menyusui yang benar

1) Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes

2) Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu

3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan
kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi).
4) Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas

5) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting


dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan
dan menjaga kelembaban puting susu).
6) Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada
pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu
7) Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan
satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi
menghadap payudara
8) Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis
lurus

9) Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang
lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya
10) Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi
dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi
11) Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat
kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian
besar areola ke mulut bayi)
12) Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau
menyangga payudara lagi

cara yang benar


cara yang salah
13) Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui

14) Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut
bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

15) Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada
puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya

cara menyusui yang benar

16) Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi
bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15 menit) ATAU Bayi
ditengkurapkan dipangkuan
Cara menyendawakan bayi

7. manfaat ASI bagi Bayi

1. Air susu ibu memberikan nutrisi ideal untuk bayi. ASI lebih mudah dicerna
daripada susu formula.

2. ASI mengandung kolostrum yang kaya antibody, SigA untuk proteksi lokal
pada permukaan saluran cerna.

3. Membantu ikatan batin ibu dengan bayi.

4. Meningkatkan kecerdasan anak. ASI eksklusif selama 6 bulan akan menjamin


tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini
karena ASI mengandung nutrien khusus yang diperlukan otak.

5. Bayi yang diberi ASI lebih berpotensi mendapatkan berat badan ideal.

Menyusui dapat mencegah sudden infant death syndrome (SIDS); dapat


menurunkan risiko diabetes, obesitas, dan kanker tertentu.Wijaya FA.
Kemenkes RI. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir.
Kemenkes. 2020:
8. Upaya memperbanyak ASI

1) Untuk Bayi

a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui antra
10-15 menit disetiap payudara
b. Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah

c. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan


mendengarkan suara menelan yang aktif.
d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali
menyusui.

2) Untuk Ibu

a. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum

b. Makan makanan yang bergizi

c. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan


mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
d. Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini, 2010; h. 22)
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai