Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF DENGAN DIAGNOSA FRAKTUR


DI RUMAH SAKIT KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun Oleh :

Yanda Octa Herliani

P1337420617053

4A3 Reguler

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES SEMARANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

FRAKTUR

A. JENIS KASUS ( DIAGNOSA MEDIS )

1. Definisi

Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang kebanyakan fraktur


akibat dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses penyakit
contohnya osteoporosis yang menyebabkan fraktur yang patologis ( Mansjoer,
2001).
Fraktur merupakan patahan pada kontinuitas tulang yang ditentukan
sesuai dengan jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang stres akibat oleh
pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak, dan bahkan
kontraksi otot ekstrem. Jika tulang patah jaringan disekitarnya juga akan ikut
terpengaruh, dapat mengakibatkan pembengkakan pada jaringan lunak,
perdarahan di sekitar otot dan sendi, dislokasi sendi, rupture tendo, serta
rusaknya pada pembuluh darah, dan saraf ( Nixson, 2018 ).
Fraktur dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu fraktur komplet dan
fraktur tidak komplet. Pada fraktur komplet tulang patah menjadi dua, pada
seluruh garis tengah dan biasanya mengalami pergeseran posisi normal.
Sedangkan fraktur tidak komplet tulang patah secara terpisah, namun
periosteum tetap menyatu (Smeltzer, 2013).
Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan
penanganan yang terstandar untuk mengurangi resiko infeksi.Selain mencegah
infeksi juga diharapkan terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi dari
anggota gerak. Beberapa hal yang penting untuk dilakukan dalam
penanggulangan fraktur terbuka yaitu operasi yang dilakukan dengan segera
secara hati-hati ( PDT Orthopedi, 2009 ).
Patah tulang tertutup tidak menyebabkan robeknya kulit. Sedangkan
fraktur terbuka merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau membrane
mukosa sampai ke patah tulang (Smeltzer, 2013).
Gambar 1 Tipe Fraktur (Smeltzer, 2013)

2.

Patofisiologis

Ketika tulang patah, sel tulang mati. Perdarahan biasanya terjadi di


sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di sekitar tulang tersebut.
jaringan lunak biasanya mengalami kerusakan akibat cedera. Reaksi inflamasi
yang intens terjadi setelah patah tulang. Sel darah putih dan sel mast
erakumulasi sehingga menyebabkan peningkatan aliran darah ke area tersebut.
fagositosis dan pembersihan sel dan jaringan mati dimulai. Bekuan fibrin
(hematoma fraktur) terbentuk di tempat patah dan berfungsi sebagai jala untuk
melekatnya sel-sel baru (Elizabeth, 2009).

Aktivitas osteoblas akan segera terstimulasi dan terbentuk tulang baru


imatur, disebut kalus. Bekuan fibrin segera direabsorpsi dan sel tulang baru
secara perlahan mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati.
Tulang sejati menggantikan kalus dan secara perlahan mengalami kalsifikasi.
Penyembuhan memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan
(fraktur pada anak sembuh lebih cepat). Penyembuhan dapat terganggu atau
terhambat apabila hematoma fraktur atau kalus rusak sebelum tulang sejati
terbentuk, atau apabila sel tulang baru rusak selama kalsifikasi dan
pengerasan.
B. PATWAYS

Trauma pada tulang Tekanan yang berulang Kelemhan otot abnormal (ex.osteoporosis)

KOMPLIKASI FRAKTUR ETIOLOGI


FRAKTUR
1. Komplikasi awal 1. Cedera traumatic
Tulang menembus Px & keluarga cemas Px & Keluarga Px tidak
a. syok Jepitan saraf siatika a. cedera langsung, berarti pukulan
 pemb. darah terhadap kondisi Px mengetahui ttg kondisi Px langsung pada tulang sehingga
b. Syndrom Emboli
tulang patah secara spontan
Lemak Terputusnya Kerusakan jalur
Risiko perdarahan Ansietas Kurang Pengetahuan
b.  cedera tidak langsung, berarti
c. Cedera Vaskuler dan kontinuitas jar. saraf
pukulan langsung berada jauh dari
Saraf Menekan benturan, misalnya jatuh
saraf Kemampuan pergerakan Tirah baring lama Aktifitas simpatis terhambat dengan tangan menjulur dan
d. Kerusakan Arteri Defisit perawatan
 perasa nyeri otot sendi ↓  menyebabkan fraktur klavikula.
diri
e. Infeksi Dekubitus G3 pd
Stimulasi termoregulasi c.  Fraktur yang disebabkan
f. Nekrosis Hambatan mobilitas kontraksi keras dari otot yang kuat.
neurotransmitter nyeri di hipotalamus
Kerusakan integritas
2. Komplikasi lanjut fraktur fisik
2. Fraktur patologik
Pelepasan mediator kulit Memicu kerja
a. Patah tulang tidak thermostat
Dalam hal ini kerusakan tulang
nyambung kembali  prostaglandin
Perubahan di hipotalamus akibat proses penyakit, diman
dengan trauma minor dapat
b. Nonunion Respon nyeri  permeabilitas kapiler P↑ titik patok suhu
tubuh mengakibatkan fraktur, dapat juga
c. Penyembuhan namun hebat & akut terjadi pada keadaan :
Daerah sekitar Kehilangan cairan ekstra (terjadi mendadak)
posisi tidak sesuai 3. Tumor tulang (jinak atau ganas)
 Nyeri Akut fraktur edema sel ke jar. yang rusak Hipertermi
d. Luka akibat tekanan
a. Infeksi seperti osteomielitis
e. Kaku sendi Kelebihan Vol. PK Syok b. Rakhitis, suatu penyakti tulang
cairan Hipovolemik yang disebabkan oleh devisiensi
MANIFESTASI KLINIS NIC :
vitamin D yang mempengaruhi
Nyeri NIC : 1. Monitor suhu semua jaringan skelet lain.
NIC : Manajemen Nyeri
1. Kaji 2. Monitor turgor
Kehilangan fungsi 1. Kaji nyeri   Secara spontan, disebabkan oleh
Penyebab
kulit & membran stress tulang yang terus menerus
Pembengkakan cemas
2. Observasi NIC : mukosa misalnya pada penyakit polio dan
Memar ketidaknyamanan 2. Berikan orang yang bertugas di kemiliteran.
1. Kaji kebutuhan dukungan 3. Monitor TTV
kenjang otot 3. Beri aman nyama pasien
3. Jelaskan 4. Kompres lipatan
Mobilisasi abnormal 4. Ajarkan Teknik 2. Bantu pasien prosedur paha dan axila
operasi PENATALAKSANAAN
releksasi melakukan
aktivitas NIC : 1. Reduksi
5. Kolaborasi dengan
tim medis 3. kolaborasi dengan 2. imobilisasi
1. Lakukan
tim medis Perawatan luka 3. Rehabilitasi
pemberian
obat/terapi lainnya 2. Berikan salep

3. Tingkatkan intake
nutrisi yang cukup
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa preoperatif
Diagnosa :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (fraktur)
b. Ansietas berhubungan dengan proses operasi
2. Diagnosa intra operasi
Diagnosa :
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d produksi mucus
b. Gangguan pertukaran gas b/d efek anastesi ( spasme broncus )
c. Risiko infeksi b/d prosedur invasif (pembedahan)
3. Diagnosa post operasi
Diagnosa
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan napas :
produksi mucus
b. Risiko cedera (Injury) berhubungan dengan efek anastesi

D. INTERVENSI
1. Pre Operasi

No Diagnosa NOC NIC


1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji nyeri klien (P,Q,R,S,T)
cidera fisik keperawatan selama 1 x 30 2. Ajarkan tehnik
menit, diharapkan nyeri nonfarmakologi /tehnik
pasien dapat berkurang relaksasi(tarik nafas dalam)
dengan kriteria hasil : 3. Kolaborasi dengan dokter
1. Skala nyeri berkurang pemberian analgetik
2. Klien mampu 4. Tingkatkan istirahat
mengontrol nyeri dengan
tehnik nonfarmakologi
3. TTV dalam batas
normal
2 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Kaji faktor penyebab
dengan kurangnya keperawatan selama 1 x 30 kecemasan pasien
informasi (prosedur menit, diharapkan cemas 1. Berikan dukungan kepada
operasi) pasien dapat teratasi dengan pasien.
kriteria hasil : 2. Jelaskan prosedur operasi
1. Kontak mata baik 3. Observasi reaksi nonverbal
2. Pasien terlihat pasien
tenang 4. Temani pasien dan
3. Pasien tidak gelisah dengarkan keluhan pasien
4. TD normal 5. Tunjukkan sikap empati
5. Pasien dapat kepada pasien
mengungkapkan
keluhannya

2. Intra Operasi

No Diagnosa NOC NIC


1 Bersihan jalan napas Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan suction
tidak efektif b/d keperawatan selama 1 x 60 2. Berikan terapi O2
obstruksi jalan napas: menit jalan napas pasien 3. Monitor tanda-tanda vital
produksi mucus efektif,dengan kriteria :
1. Pasien dapat bernapas
dengan mudah
2. Tidak ada suara napas
tambahan/suara napas
bersih
3. RR dalam rentang
normal
4. Tidak ada secret

2 Ganguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan 1. Buka jalan napas dengan


gas b/d efek anastesi keperawatan selama 1 x 60 manuver chin lift atau jaw
(spasme broncus) menit tidak terjadi ganguan trust Pasang mayo
pertukaran gas, dengan 2. Lakukan suction pada mayo
kriteria : 3. Posisikan pasien untuk
1. Tidak ada sianosis memaksimalkan ventilasi
2. Kesadaran 4. Monitor RR (kedalaman,
composmentis irama, frekuansi, suara
3. Suara napas bersih napas)
4. TTV dalam rentang
normal
5. Sputum dapat keluar
dengan mudah
6. Saturasi o2 dalam
rentang normal

3 Risiko infeksi b/d Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor TTV


prosedur invasif: keperawatan selama 1 x 60 2. Monitor tanda-tanda
pembedahan menitjam resiko infeksi infeksi.
dapat teratasi, dengan 3. pertahankan teknik aseptic
criteria hasil : selama proses pembedahan.
1. TTV dalam rentang 4. Lakukan pencucian tangan
normal sebelum dan sedudah
2. Tidak ada tanda-tanda bertemu pasien.
infeksi 5. Observasi pelaksanaan
3. Luka bersih pembedahan dengan
4. Perdarahan < 500 ml menggunakan teknik steril.
6. Monitor keadaan luka
7. Tutup rapat luka dengan
jahitan yang rapi.
8. Jaga luka agar tidak
terkontaminasi dari
lingkungan

3. Post Operasi

No Diagnosa NOC NIC


1 Bersihan jalan napas Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan suction
tidak efektif b/d keperawatan selama 2x24 2. Berikan terapi O2
obstruksi jalan napas jam jalan napas pasien 3. Atur posisi pasien
produksi mucus efektif,dengan kriteria : ekstensikan kepala pasien
1. Pasien dapat bernapas 30 derajat dari kaki/
dengan mudah miringkan pasien
2. Tidak ada suara napas 4. Ajarkan batuk efektif
tambahan/suara napas
bersih
3. RR dalam rentang
normal
4. Tidak ada secret
2 Resiko cidera Setelah dilakukan tindakan 1. Sediakan lingkungan yang
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 aman bagi pasien
Factor kimia (Efek jm resiko cidera dapat 2. Temani pasien agar tidak
anastesi). teratasi dengan kriteria hasil jatuh
: 3. Pasang side rail tempat tidur
1. Tidak ada lagi efek dari 4. Anjurkan keluarga untuk
obat anastesi menemani pasien nanti saat
2. Pasien mengungkapkan di bangsal
rasa nyaman. 5. Mengontrol lingkungan dari
3. Kesadaran kebisingan.
composmentis
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai