Dosen Pembimbing :
Eliza Zihni,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Oleh :
Nia Fatihatul Azzah Lailiyah
NIM : 2019040077
Mengetahui,
Kepala Ruangan
(.........................................................)
Kasus Fraktur Femur pada Tn. Di ruang IGD RSUD Jombang, telah
Hari :
Tanggal :
Jombang, 2020
Mahasiswa,
Mengetahui,
(.........................................................)
(Eliza Zihni,S.Kep.,Ns.,M.Kep)
Kepala Ruangan
(........................................................)
A. Definisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer,
2003).
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa
terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian).
Patah pada tulang femur dapat menimbulkan perdarahan cukup banyak serta
mengakibatkan penderita mengalami syok (Sjamsuhidajat, 2004).
B. Etiologi
Penyebab fraktur femur menurut Rendy, M Clevo.2012 yaitu :
1) Trauma atau tenaga fisik
2) Fraktur fatologis terjadi pada tulang karena adanya kelainan atau penyakit
yang menyebabkan kelemahan pada tulang (infeksi, tumor, kelainan
bawaan) dan dapat terjadi secara sepontan atau akibat trauma ringan.
3) Fraktur stress terjadi adanya stress yang kecil dan berulang-ulang pada
daerah tulang yang menopang berat badan. Fraktur stress jarang sekali
ditemukan pada anggota gerak atas
4) Osteoforosis
C. Klasifikasi Fraktur
Menurut Smelzer.2001 dalam buku Jitowiyono Sugeng.2010:
a. Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia
luar
b. Fraktur tebuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit
dimana potensial untuk terjadinya infeksi. Fraktur terbuka dibagi menjadi
3 derajat:
1. Derajat I
a) Luka kurang dari 1cm
b) Kerusakan jaringan lunak sedikit tidak ada tanda luka remuk
Fraktur femur
Stimulasi gg.
dekubitus Defisit
neurotrans Hambatan termur
perawatan hipotal
mitter nyeri mobilitas fisik
diri
Kerusakan
integritas Memic
Pelepasan
Daerah sekitar Kehilangan cairan kulit termo
media
fraktur edema ekstra sel ke jar. hipota
prostaglandin Yg rusak
Kelebihan Pningk
Respon nyeri suhu t
vol.cairan PK Syok
hebat & akut
hipovolemik
hipert
Nyeri akut
G. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Rendy,M Clevo.2012:
1. Radiologi foto polos dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan
pada tulang femur
2. Skor tulang tomography dapat digunakan untuk menidentifikasi kerusakan
jaringan lunak
3. Arterogtram dicurigai bila ada kerusakan vaskuler
4. Hitung darah lengkap HT mungkin meningkat atau menurun.
H. Penatalaksanaan Medis
a. Reduksi dan imobillisasi fraktur
1. Reduksi fraktur dilakukan untuk menurunkan nyeri dan membantu
emncegah formasi hematum reduksi dapat dilakukan dengan
menggunakan traksi.
2. Bidai pneumatik dipasang untuk menurunkan kehilangahan darah
dengan memberikan tekanan dan tamponadeu pada formasi hematum.
I. Komplikasi
a. Trauma syaraf
b. Trauma pembuluh darah\Indikasi ischemia post trauma: pain, pulseless,
parasthesia, pale, paralise menjadi kompartemen syndrome : kumpulan
gejala yang terjadi karena kerusakan akibat trauma dalam jangka waktu 6
jam pertama, jika tidak dibersihkan maka sampai terjadi nekrose yang
menyebabkan terjadinya amputasi.
c. Komplikasi tulang :
1) Delayed union : penyatuan tulang lambat
2) Non union (tidak bisa nyambung)
3) Mal union (salah sambung)
4) Kekakuan sendi
5) Nekrosis avaskuler
6) Osteoarthritis
7) Reflek simpatik distrofi
8) Stres pasca traumatik
9) Dapat timbul emboli lemak setelah patah tulang, terutama tulang
panjang
1. Pengkajian
a. Pengkajian primer
1) Circulation
TD dapat normal atau meningkat, hipotensi terjadi pada tahap lanjut,
takikardia, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membrane mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
2) Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat
kelemahan reflek batuk.
3) Breathing
Kelemahan menelan/batuk/melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang
sulit dan/atau tak teratur, suara napas terdengar rochi/aspirasi.
b. Pengkajian sekunder
1) Aktivitas/istirahat
a) Kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
b) Keterbatasan mobilitas
2) Sirkulasi
a) Hipertensi (kadang terlihat sebgai respon nyeri/ansietas)
b) Hipotensi (respon terhadap kehilangan darah)
c) Tachikardia
d) Penurunan nadi pada bagian distal yang cedera
e) Capillary refill melambat
f) Pucat pada bagian yang terkena
g) Masa hematoma pada sisi cedera
3) Neurosensori
a) Kesemutan
b) Deformitas, krepitasi, pemendekan
c) Kelemahan
4) Kenyamanan
a) Nyeri tiba-tiba saat cedera
b) Spasme/kram otot
5) Keamanan
a) Laserasi kulit
b) Perdarahan
c) Perubahan warna
d) Pembengkakan lokal (Musliha, 2010)
Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Hipertermi Tujuan : setelah Manajemen hipertermi I.15566
berhubungan dilakukan tindakan
dengan respon Observasi
trauma dibuktikan keperawatan selama
dengan suhu 3x 24 jam 1. Identifikasi penyebab
tubuh diatas nilai hipertermi (mis, dehidrasi,
diharapkan panas
normal
berkurang. terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator)
Kriteria hasil :
2. Monitor suhu tubuh
menggigil (5), kulit
3. Monitor kadar elektrolit
merah (5), takikardi
4. Monitor haluaran urine
(5), suhu panas (5).
5. Monitor komplikasi akibat
hipertermi
Terapeutik
1. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
3. Gangguan Tujuan : setelah Perawatan Integritas Kulit
integritas jaringan dilakukan tindakan I.11353
yang keperawatan selama
Observasi
berhubungan 3x 24 jam
dengan faktor diharapkan integritas 1. Identintifikasi penyebab
Edukasi
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan
perawat untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil
meningkatkan kondisi klien.(Potter & Perry. 2009).
S (subyek) : informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan diberikan
O (obyek) : informasi yang didapat dari hasil pengamatan, penilaian, dan
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah diberikan
tindakan
A (analisis) : membandingkan antara informasi subyek dan obyek dengan
tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa
masalah teratasi, masalah teratasi sebagian, masalah tidak teratasi.
P (planning) : rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa.
No. Rekam Medis ... ... ... Diagnosa medis : Fraktur OS Femur 1/3 tengah kiri
IDENTITAS
TRIAGE P1 P2 P3 P4
GENERAL IMPRESSION
Keluhan Utama : pasien mengeluh sakit
Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) : Baik Tidak Baik, ... ... ...
Diagnosa Keperawatan:
AIRWAY
Jalan Nafas : Paten Tidak Paten
Obstruksi : Lidah Cairan Benda Asing
N/A
Suara Nafas : baik Snoring Gurgling
Keluhan Lain: tidak ada
Diagnosa Keperawatan:
BREATHING
Gerakan dada: Simetris Asimetris
Irama Nafas : Cepat Dangkal Normal
Pola Nafas : Teratur Tidak Teratur
Retraksi otot dada : Ada N
Sesak Nafas : Ada N RR : 20x/mnt
Keluhan Lain: tidak ada
Diagnosa Keperawatan:
CIRCULATION
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan integritas
jaringan b/d trauma
EXPOSURE mekanis
2. Gangguan mobilitas
fisik b/d kerusakan
integritas struktur
tulang
Deformitas : Ya Tidak Kriteria Hasil : intergritas
Contusio: Ya Tidak jaringan membaik
Abrasi: Ya Tidak
Penetrasi :Ya Tidak Intervensi :
Laserasi: Ya Tidak 1. Perawatan luka
Edema: Ya Tidak 2. Heacting
Keluhan Lain: perdarahan 3. distraksi
SECONDARY
4. pemasangan perban
dan gip
Diagnosa Keperawatan:
SURVE
Riwayat Penyakit Saat Ini : pasien mengalami kecelakaan saat pulang Kriteria Hasil : nyeri
dari sawah, ia bertabrakan dengan motor hingga kaki kanan patah setelah berkurang
itu d bawa ke rumah sakit jombang untuk diberikan perawatan Intervensi :
1. Fasilitasi istirahat
Alergi : tidak punya alergi obat atau makanan
tidur
Medikasi : infus RL 20 tpm 2. Berikan nonfarmakologi
Inj. Torasic 3x 200 mg 3. berikan obat
Inj. Santagesik analgetik
Tanda Vital :
TD : 120/80 mmhg, N : 84x/menit, RR : 20x/ m,enit S: 38,0 c
PEMERIKSAAN FISIK Diagnosa Keperawatan:
SURVEY SECONDARY
1. Hipertermi
OBSERVASI berhubungan
a. Keadaann Umum: dengan respon
Kesadaran : Composmentis trauma dibuktikan
b. Tanda-tanda Vital: dengan suhu tubuh
diatas nilai normal
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Respirasi : 20x/ menit
Kriteria hasil
Diagnosa Keperawatan:
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN Tgl DIAGNOSTIK
22 Mei NORMAL 1.
2020 2.
RONTGEN CT-SCAN USG EKG Kriteria Hasil :
Hematologi ENDOSKOPI Lain-lain, ... ...
Rutin Hasil : Intervensi : 1.
- Hemoglobin - Tampak fraktur 13.6 di OS Femur 1/3 tengah kiri
13.5-17.5 ………
- Hematokrit - Trabekulasi tulang42 normal 33-45 2. … … …
- Leukosit - Celah dan permukaan
10.5 sendi dalam batas
4.5-11.0
- Trombosit normal 239 150-450
- Eritrosit - Tak tampak
5.01 klasifikasi abnormal
4.50-5.90
- Golongan Darah - Tak tampak erosi/destruksi
O tulang
Hemostasis - Tak tampak soft tissue mass/sweilling
- PT - Pergeseran 14.5
sendi (-) 10.0-15.0
- APTT Kesimpulan: 30.3 20.0-40.0
- INR Fraktur OS Femur 1.210
1/3 tengah kiri
Kimia Klinik Tanggal TANDA TANGAN PENGKAJI:
Elekrolit
- Na darah Pengkajian : 22 mei 137 136-145
- Kal darah 2020 3.1 3.3-5.1 NAMA TERANG : Nia fatihatul
- Clorida darah 10.2 98-106
Jam :08.00
- Glukosa darah 60-40
sewaktu Keterangan :
Serologi Hepatitis
HBSAg Rapid Non Reactive Non Reactive
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS :- pasien mengatakan kaki Trauma pada tulang Gangguan
bengkak (kecelakaan) integritas
kulit
DO : -kerusakan jaringan
- Nyeri Fraktur femur
- Perdarahan
- Kemerahan Jaringan yang
ditembus oleh
- hematoma
fragmen tulang
Gangguan integritas
kulit
2. DS : klien mengeluh sulit Trauma pada tulang
menggerakkan ekstremitas (kecelakaan)
DO : - kekuatan otot menurun
- Rentang gerak (ROM) Fraktur femur
menurun
- Sendi kaku Jepitan saraf siatika
- Gerakan terbatas
Fisik lemah Kerusakan jalur saraf
Kempampuan
pergerakan otot sendi
Nyeri akut
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
a. Gangguan integritas jaringan yang berhubungan dengan faktor
mekanis
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
struktur tulang yang dibuktikan dengan mengeluh sulit
menggerakkan ekstremitas
c. Nyeri (akut) berhubungan dengan agen pencedera fisik yang
dibuktikan dengan mengeluh nyeri.
2. INTERVENSI
9. Menganjurkan
minum yang cukup
10. menganjurkan
3. menganjurkan
09.15
meningkatkan
asupan nutrisi Klien mengatakan kaki
kirinya terasa nyeri sulit
08.15 Edukasi
Klien bersedia mengikuti
2. menganjurkan intruksi
meningkatkan
asupan nutrisi
3. Menganjurkan
08.30
08.45 meningkatkan Klien mengatakan kaki
asupan buah dan kirinya terasa nyeri sulit
beristirahat
sayur.
4. Berkolaborasi untuk
09.15 melakukan
Perawatan luka
EVALUASI