Anda di halaman 1dari 11

PEMBERIAN BACK ROLLING MASSAGE DAN

WOOLWICH MASSAGE TERHADAP KECEPATAN


EKSKRESI ASI PADA IBU POST PARTUM
DENGAN SECTIO CAESAREA
DI RSUD AMBARAWA

Ahmad Rif’an*), Wagiyo**)

*) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.


**) Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang.

ABSTRAK

Cesar merupakan proses melahirkan bayi melalui operasi, metode ini dilakukan
sebagai alternatif terakhir untuk persalinan guna menyelamatkan bayi. Data
Riskesdas pada tahun 2013 menunjukkan angka kejadian sectio caesarea di
Indonesia dalam lima tahun terakhir adalah 15,3% dari total persalinan. Di Jawa
Tengah persalinan dengan Sectio Caesarea (SC) sebesar 32,3%. Masalah yang sering
terjadi pada pasien post sectio caesarea mengalami keterlambatan pengeluaran ASI.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian back rolling
massage dan woolwich massage terhadap kecepatan ekskresi ASI pada ibu post
partum dengan sectio caesarea di RSUD Ambarawa. Rancangan penelitian ini
menggunakan quasi experiment dengan desain penelitian post test only
nonequivalent control group. Populasi dalam penelitian ini semua pasien sectio
caesarea 5 April-4 Mei 2017 di RSUD Ambarawa. Sampelnya ibu post post partum
yang memenuhi kriteria inklusi, jumlah sampel sebanyak 30 responden dengan
teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, metode pengambilan
data dengan cara observasi dan partisipasi. Data dianalisis menggunakan uji statistik
Mann-Whitney U-test. Hasil analisis statistik nilai p= 0,005 < α = 0,05 menunjukkan
adanya pengaruh pemberian back rolling massage dan woolwich massage terhadap
kecepatan ekskresi ASI pada ibu post partum dengan sectio caesarea. Disarankan
bagi pelayanan keperawatan sebaiknya ada pemberian program massage ibu post
partum setelah 24 jam post sectio caesarea untuk pengeluaran ASI.

Kata Kunci : back rolling massage, woolwich massage, waktu ekskresi ASI,
post partum sectio caesarea

Daftar Pustaka : 62 (2006-2016)


ABSTRACT

Caesar is the process of giving birth through a surgery, this method is done as a last
alternative in childbirth to save baby. Data Riskesdas in 2013 shows the sectio
caesarea cases in Indonesia in the last five years is 15,3% of total deliveries. In
Central Java, childbirth with sectio caesarea (SC) is 32,3%. Problems that often
occur in post-sectio caesarea patients are the patients suffer from from the slowness
of excretion of breast milk. This research aims to know the the effect of the giving of
back rolling massage and woolwich massage to the velocity of excretion of breast
milk in post partum mother with sectio caesarea at RSUD Ambarawa. The design of
this research uses quasi experiment with research design using post test only
nonequivalent control group. Populations in this study are all sectio caesarea patients
between April-May 2017 at RSUD Ambarawa. The samplesis 30 respondents and
the technique of taking samples uses purposive sampling. Methods of taking data are
observation and participation. The data are analyzed by using Mann-Whitney U-test
statistical test. The result of statistical analysis of value p=0,005< α=0,05 shows that
there is an effect of the giving of back rolling massage and woolwich massage to the
velocity of excretion of breast milk on post partum mother with sectio caesarea. It is
suggested to nursing services to provide the giving of massage program to post
partum mother after 24 hours of post sectio caesarea for excretion of breast milk.

Key work : back rolling massage, woolwich massage, periode of breast milk
excretion, post partum sectio caesarea.

References : 62 (2006-2016)

PENDAHULUAN

Persalinan sectio caesarea (SC) seluruh dunia. Negara Australia


didefinisikan sebagai lahirnya janin (32%), Brazil (54%), Colombia (43%)
melalui inisisi apada dinding abdomen dan China tingkat operasi caesaria
(laparatomi) dan dinding uterus meningkat drastis dari 3,4% tahun
(histerektomi) (Rasjidi, 2009, hlm. 2). 1988 mencapai 39,3% tahun 2008.
Cesar adalah jalan alternatif
menyambut kelahiran seorang bayi Data Riskesdas (2013) angka kejadian
melalui operasi praktis yang dilakukan sectio caesarea di Indonesia dalam
sebagai tindakan penyelamatan lima tahun terakhir adalah 15,3% dari
terhadap kasus-kasus persalinan total persalinan. Dari data tersebut,
normal yang berbahaya (Indiarti, angka tertinggi terdapat di Provinsi
2007, hlm. 43). DKI Jakarta (27,2%), Kepulauan Riau
(24,7%), dan DI Yogyakarta (20,8%).
Data World Health Organization Dari hasil studi pendahuluan yang
(WHO) (2010) memperkirakan bahwa dilakukan oleh peneliti, angka
sekitar 18,5 juta kelahiran section kejadian post sectio caesarea di RSUD
caesarea dilakukan setiap tahunnya di Ambarawa pada tahun 2014 sebanyak
191 pasien dan meningkat pada tahun nutrisi terbaiknya (Soetjiningsih, 2007,
2015 sebanyak 552 pasien. hlm. 45).

Sectio caesarea dilakukan karena Fenomena yang didapatkan oleh


adanya berbagai faktor risiko. Menurut peneliti di RSUD Ambarawa, lebih
Sumelung, Kundre, dan Karundeng dari 50% ibu yang melahirkan dengan
(2014 ¶2) faktor risikonya adalah sectio caesarea mengalami
13,4% karena ketuban pecah dini, keterlambatan pengeluaran ASI
5,49% karena preeklamsia, 5,14% dikarenakan ibu mengalami
karena perdarahan 4,40% karena jalan kecemasan, nyeri, kurangnya bayi
lahir tertutup, dan 2,3% karena rahim untuk menyusu, dan ibu primigravida.
sobek. Hal ini dapat dilakukan Sehingga untuk mengatasi masalah
operasi caesar karena disebabkan tersebut terdapat beberapa cara yang
beberapa hal tersebut. Sehingga dapat dilakukan untuk menstimulasi
kondisi ibu setelah operasi sectio pengeluaran ASI yaitu menenangkan
caesarea membuat ibu merasa nyeri diri, kontak kulit dengan bayi, melihat
karena adanya luka pada abdomen foto bayi, hypnobreastfeeding,
sehingga akan mengalami kesulitan minuman hangat, menghangatkan
untuk dapat menyusui bayinya (Dewi, payudara, merangsang puting susu,
2016 ¶2). pijat (Harian Kompas, 2013).

Nyeri yang ditimbulkan setelah Metode lain yang dapat digunakan


operasi sectio caesarea dapat untuk menstimulus pengeluaran ASI
menyebabkan air susu yang diproduksi yaitu back rolling massage dan
menjadi berkurang atau bahkan tidak woolwich massage. Back rolling
ada sama sekali (Solehati & Cecep, massage adalah pemijatan pada
2015, hlm. 79-81). Selain nyeri yang sepanjang tulang belakang (vertebrae)
dapat menghambat produksi ASI, dimulai dari batas bawah leher
pengaruh anastesi juga dapat sampai tulang costa kelima-keenam
menghambat produksi ASI (Sukarni & atau sejajar daerah payudara untuk
Wahyu, 2013, hlm. 330). merangsang pengeluaran hormon
oksitosin setelah melahirkan
Proses melahirkan dengan cara sectio (Perinasia, 2008, hlm 3). Back rolling
caesarea akan menghambat produksi massage dilakukan untuk merangsang
dan pengeluaran ASI karena pengaruh refleks oksitosin atau reflex let
oleh obat-obatan anestesi dapat down melalui stimulasi sensori
menyebabkan tidak responsif untuk somatik dari sistem aferen (Vidayanti,
menyusui (Sukarni & Wahyu, 2013, 2015 ¶2). Pemijatan pada punggung
hlm. 330). Anastesi dapat Ibu ternyata juga bisa merangsang
mempengaruhi pengeluaran hormon pengeluaran hormon oksitosin. Jika
oksitosin sehingga berdampak pada hormon oksitosin meningkat, maka
pengeluaran hormon prolaktin sebagai pengeluaran ASI pun menjadi
stimulus produksi ASI pada ibu berlimpah. Pemijatan punggung dapat
menyusui (Amin, 2011 ¶2). Apabila dilakukan secara perlahan dengan
pengeluaran hormon prolaktin menggunakan ibu jari (Tribun news,
terhambat maka dapat menyebabkan 2016).
payudara berhenti memproduksi ASI
sehingga proses menyusui akan Hasil penelitian yang mendukung
berhenti dan bayi akan kekurangan bahwa Back rolling massage dapat
menstimulus pengeluaran ASI adalah
penelitian yang dilakukan oleh volume ASI (studi pada ibu
Vidayanti (2015) dengan judul postpartum di griya hamil sehat
“pengaruh pijat punggung Mejasem
menggunakan minyak esensial Kabupaten Tegal) bahwa woolwich
lavender terhadap produksi ASI pasca massage dapat menstimulus
bedah sesar di RSUD Panembahan pengeluaran ASI dengan hasil volume
Senopati Bantul” sampel dalam ASI pada kelompok intervensi pra dan
penelitian sejumlah 64 ibu bersalin, 32 pasca tindakan terdapat perbedaan,
orang sebagai kelompok perlakuan dimana p value 0,005 < á (0,05).
dan 32 orang sebagai kelompok
kontrol. Ibu yang mendapatkan Selain penelitian di atas ada penelitian
intervensi pijat punggung lain yang mendukung bahwa pijat
menggunakan minyak esensial woolwich dapat menstimulus
lavender berpeluang mengalami pengeluaran ASI. Penelitian tersebut
kelancaran produksi ASI 4,84 kali adalah penelitian yang dilakukan
dibandingkan dengan responden yang Nuraningsih (2016) yang berjudul
tidak mendapatkan perlakuan pijat “efektifitas pijat marmet dengan pijat
punggung. woolwich terhadap kecukupan ASI
bayi pada ibu post partum di BPM Hj.
Selain metode back rolling massage Nawangsih Semarang” juga
dapat dilakukan woolwich massage. membuktikan bahwa pijat woolwich
Menurut Pamuji, Supriyana, Sri (2014 dapat menstimulus pengeluaran ASI
¶3) woolwich massage dilakukan pada dengan hasil p value 0,035.
area sinus laktiferus tepatnya 1-1,5 cm
diatas areola mamae, dengan tujuan Berdasarkan fenomena dan latar
untuk mengeluarkan ASI yang ada belakang diatas tentang tentang
pada sinus laktiferus. Dengan terhambatnya sekresi ASI setelah
pemijatan tersebut dapat merangsang sectio caesarea, maka peneliti tertarik
sel saraf pada payudara, rangsangan untuk melakukan penelitian yang
tersebut diteruskan ke hipotalamus dan berjudul “Pemberian Back Rolling
direspon oleh hipofisis anterior untuk Massage dan Woolwich massage
mengeluarkan hormon prolaktin yang Terhadap Kecepatan Ekskresi ASI
akan dialirkan oleh darah ke sel Pada Ibu Post Partum dengan Sectio
mioepitel payudara untuk caesare di RSUD Ambarawa.
memproduksi ASI, meningkatkan
volume ASI, dan mencegah METODE PENELITIAN
bendungan pada payudara yang bisa Metode penelitian yang digunakan
menyebabkan payudara bengkak adalah quasi experiment (eksperimen
(Rosita, 2008, hlm. 51; Astutik, 2014, semu). Dalam penelitian ini
hlm. 29). menggunakan rancangan post test only
nonequivalent control group,
Penelitian yang dilakukan oleh pengukuran dilakukan setelah
Pamuji, Supriyana, Sri, et al. (2014) kelompok intervensi diberikan
dengan judul “pengaruh kombinasi perlaluan, kemudian hasil pengukuran
metode pijat woolwich dan endorphine atau observasi dibandingkan dengan
terhadap kadar hormon prolaktin dan hasil observasi pada kelompokkontrol
Populasi dalam penelitian ini adalah
ibu post partum dengan section HASIL PENELITIAN
caesarea yang dirawat di RSUD 1. Karakteristik responden
Ambarawa pada tanggal 5 April-4 Mei berdasarkan usia ibu post sectio
2017. Berdasarkan survei pendahuluan caesarea
yang dilakukan peneliti, pasien sectio
Variabel n Mean Median Modus SD Min Max
caesarea pada tahun 2015 sebanyak Usia 15 27,20 28,00 26 3,986 20 34
552 pasien. Jadi setiap bulannya kelompok
kurang lebih 46-50 pasien. Teknik eksperimen
pengambilan sampel penelitian ini
menggunakan teknik purposive Usia 15 24,20 24,00 25 4,296 18 33
kelompok
sampling. Jumlah sampel yang kontrol
diperoleh dalam penelitian ini
sebanyak 30 responden, dengan
perincian 15 responden sebagai Berdasarkan tabel di atas hasil
kelompok eksperimen dan 15 analisis usia responden pada
responden sebagai kelompok kontrol. kelompok eksperimen didapatkan
Pada penelitian ini alat pengumpulan rata-rata umur ibu adalah 27,20
data yang digunakan terdiri dari jam, tahun, median 28,00 tahun, modus
lembar prosedur back rolling massage 26 tahun dengan standar deviasi
(pijat punggung) dan dan lembar 3,986 tahun. Usia termuda 20
prosedur woolwich massage, form tahun dan usia tertua 34 tahun,
informed consent yang sebagai bukti sedangkan hasil analisis untuk
bersedia menjadi responden dan kelompok kontrol didapatkan rata-
lembar observasi. Hasil uji normalitas rata usia ibu adalah 24,20 tahun,
data dari 15 responden kelompok median 24,00 tahun, modus 25
eksperimen didapatkan nilai statistik tahun dengan standar deviasi
0,867 dan sig 0,031, sedangkan 15 4,296 tahun. Usia termuda 18
responden kelompok kontrol tahun dan usia tertua 33 tahun.
didapatkan nilai statistik 0,874 dan sig
0,038. Nilai sig dari kedua variabel
tersebut ≤0,05 yang berarti kedua 2. Karakteristik responden
variabel tersebut berdistribusi tidak berdasarkan waktu ekskresi ASI.
normal. Maka uji statistik yang
digunakan adalah Mann-Whitney.
Variabel n Mean Median Modus SD Min Max
Waktu 15 29,643 28,150 30,00 1,0288 17,00 54,30
ekskresi
ASI
eksperimen

Waktu 15 42,783 34,150 34,00 1,5634 25,00 75,00


ekskresi
ASI
kontrol
Berdasarkan Tabel di atas hasil kelompok eksperimen
analisa waktu ekskresi ASI pada menunjukkan usia termuda adalah
kelompok eksperimen didapatkan 20 tahun dan usia tertua 34 tahun.
rata-rata waktu ekskresi ASI Untuk responden pada kelompok
adalah 29,643 jam, sedangkan kontrol menunjukkan usia
standar deviasi 1,0288 jam. termuda 18 tahun dan tertua 33
Waktu paling cepat pada tahun. Hasil penelitian tersebut
kelompok eksperimen ini adalah sesuai dengan teori yang
17,00 jam sedangkan yang paling menyatakan usia yang ideal bagi
lambat 54,30 jam. Hasil analisis seorang wanita untuk
waktu ekskresi ASI pada bereproduksi antara usia 20-35
kelompok kontrol didapatkan rata- (Wulandari, 2009, hlm. 97).
rata 42,783 jam, dengan standar
deviasi 1,5634 jam. Untuk waktu Usia 20-35 tahun tersebut alat
tercepat adalah 25,00 jam dan reproduksi sudah matang dan siap
terlambat 75,00 jam. untuk bereproduksi (Ririh, 2012, ¶
1.). Pada usia kurang dari 20
3. Perbedaan waktu ekskresi ASI tahun wanita belum siap secara
pada kelompok eksperimen dan psikis dan mental, meskipun
kelompok kontrol. secara biologis sudah mampu
mengandung dan melahirkan
(Wiknjosastro, 2007, hlm. 36).
Variabel Mean Sig.
rank Hasil penelitian dan teori di atas
Eksperimen 11,03 diperkuat hasil penelitian yang
Selisih 0,005
waktu
Kontrol 19,97 dilakukan oleh Nurliawati (2010)
ekskresi dengan judul “Faktor-faktor yang
ASI berhubungan dengan produksi air
susu ibu pada ibu pasca seksio
sesarea di wilayah kota dan
Hasil tabel di atas menunjukkan kabupaten Tasikmalaya dengan
uji Mann-Whitney didapatkan hasi statistik diperoleh p value=
hasil nilai sig (2-tiled) sebesar 0,706 maka dapat disimpulkan
0,005 yaitu terdapat perbedaan bahwa tidak ada hubungan antara
waktu ekskresi ASI yang usia dengan produksi ASI. Hal ini
signifikan antara kelompok sejalan dengan penelitian yang
eksperimen dan kelompok dilakukan oleh Indriyani (2006,
kontrol, maka Ho ditolak artinya hlm. 90) yang berjudul “Pengaruh
bahwa ada pengaruh pemberian menyusui dini dan teratur
back rolling massage dan terhadap produksi ASI pada ibu
woolwich massage terhadap post partum dengan section
kecepatan sekresi ASI ibu post caesarea di RSUD Dr. Soebandi
partum dengan sectio caesarea. Ember dan Dr. H. koesnadi
Bondowoso” bahwa usia tidak
mempengaruhi produksi ASI
PEMBAHASAN dengan nilai p value 0,053
1. Usia (p>0,05).

Berdasarkan hasil penelitian 2. Perbedaan waktu ekskresi ASI


tentang usia responden pada antara yang diberi dan tidak diberi
back rolling massage dan meningkat melalui rangsangan
woolwich massage. sentuhan pada payudara dan
punggung ibu akan merangsang
Hasil penelitian dapat diketahui produksi oksitosin yang
bahwa p value 0.005, hal ini menyebabkan kontraksi sel-sel
menunjukkan bahwa ada myophitel (Sulistyawati, 2009,
perbedaan pemberian back rolling hlm 45).
massage dan woolwich massage
terhadap kecepatan sekresi ASI Meningkat dan menurunnya
ibu post partum dengan sectio produksi ASI juga dapat
caesarea. dipengaruhi beberapa faktor
seperti makanan yang dikonsumsi
Hasil penelitian yang ditemukan ibu, psikologi, penggunaan alat
oleh peneliti menunjukkan bahwa kontrasepsi, perawatan payudara,
produksi ASI yang sedikit anatomis payudara, faktor
ataupun tidak keluar sama sekali fisiologi, pola istirahat, frekuensi
pada hari-hari pertama setelah bayi menyusu, umur kehamilan
melahirkan menjadi kendala saat melahirkan, dan konsumsi
dalam pemberian ASI. Produksi rokok serta alkohol (Wiji, 2013,
ASI yang belum bisa keluar pada hlm. 56).
hari-hari pertama setelah
melahirkan dapat disebabkan oleh Selain pendapat yang telah
kurangnya rangsangan hormon dijelaskan tersebut, ternyata saat
prolaktin dan oksitosin yang tulang belakang dipijat, timbul
berperan dalam kelancaran reflek neurogenik yang
produksi ASI (Syaifuddin, 2011, mempercepat kerja saraf
hlm. 606). parasimpatis untuk
menyampaikan perintah ke otak
Kombinasi woolwich massage dan bagian belakang. Akibat sinyal
back rolling massage merupakan stimulatorik, lalu ada proses
penggabungan dua metode yaitu respon potensial aksi oksitosin
pemijatan pada payudara lewat dilepaskan ke dalam darah
pemberian rangsang terhadap sistemik dari hipofisis posterior.
otot-otot buah dada dan Lalu dalam aliran darah
punggung ibu. Bertujuan untuk oksitosin disampaikan ke organ
memberi rangsangan kepada tujuan yakni sel mioepitel alveoli
kelenjar air susu ibu agar dapat dan uterus.
memproduksi susu dan memicu
hormon oksitosin atau refleks Setelah sampai di sel mioepitel
let down serta memberikan sekitar alveoli, oksitosin
kenyamanan dan menciptakan merangsang sel tersebut sehingga
rasa rileks pada ibu. kantung alveolus tertekan,
tekanan meningkat dan duktus
Melalui hormon endorphin yang memendek dan melebar (Safitri,
disekresi karena rasa nyaman Susilaningsih, Panggayuh, 2015, ¶
dan rileks tersebut yang dialami 5). Kemudian diejeksikanlah ASI
ibu selama pemijatan dan dari putting susu. Inilah yang
support yang diberikan. membuat responden dalam
Kombinasi dari dua metode ini kelompok intervensi
mengakibatkan produksi ASI
mengeluarkan ASI lebih cepat sehingga ibu mengalami stress
daripada kelompok kontrol. fisik berupa kelelahan setelah
Mayoritas ibu pada kelompok melahirkan. Karena stress fisik
eksperimen berumur antara 20-34 inilah yang menghambat
tahun dan rata-rata memeliki pengeluaran hormon oksitosin
pendidikan terakhir SMA yaitu sehingga ASI keluar lebih lama
40%. Hal ini memungkinkan ibu dari pada kelompok yang
memiliki pengalaman menyusui dilakukan pemijatan (Safitri,
karena di usia tersebut rata-rata Susilaningsih, Panggayuh, 2015, ¶
ibu di Indonesia sudah memiliki 5).
anak lebih dari satu
(Rachmaningtyas, 2014), dan Dengan dilakukan penelitian ini
pengetahuan manajemen laktasi maka terbukti bahwa pijat
yang di dalamnya mengenai punggung (back rolling massage)
perawatan payudara yang dan perawatan payudara
didapatkan dari tenaga medis (woolwich massage) dapat
seperti perawat, bidan maupun mempercepat pengeluaran ASI.
kader. Jika teknik ini dapat dilakukan
oleh ibu post partum maka
Penelitian ini sejalan dengan hasil masalah menyusui seperti ASI
penelitian Safitri (2016), tidak lancar, ASI belum keluar
menunjukkan hasil bahwa ada dapat teratasi.
hubungan antara perawatan
payudara pada ibu post partum SIMPULAN
dengan kelancaran pengeluaran 1. Setelah di lakukan back rolling
ASI diperoleh dari (0,001< 0,05). massage dan woolwich massage,
Hasil penelitian ini diperkuat rata-rata waktu ekskresi ASI pada
dengan hasil penelitian Zamzara, kelompok eksperimen adalah
Ernawati, Susanti (2014), 29,643 jam, artinya waktu
menyatakan bahwa ada hubungan ekskresi ASI kelompok
antara pijat punggung dengan eksperimen lebih cepat dari pada
produksi ASI pada ibu post kelompok kontrol 42,783 jam.
partum (p= 0,026< 0,05).
2. Ada pengaruh yang signifikan
Sedangkan keterlambatan pemberian back rolling massage
pengeluaran ASI pada kelompok dan woolwich massage terhadap
kontrol terjadi karena dalam ekskresi ASI dengan p value
kelompok kontrol tidak sebesar 0,005 (<0,05).
mendapatkan rangsangan untuk
merangsang hormon oksitosin DAFTAR PUSTAKA
yang diperoleh dari pijat
punggung. Dalam uraian di atas Amin, M., Rehana., Jaya, H. (2011).
telah disebutkan bahwa akan Efektifitas Massase Rolling
ada faktor inhibisi pengeluaran (Punggung) terhadap Produksi
hormon oksitosin yaitu rasa ASI pada Ibu Post Operasi
lelah terutama setelah proses Sectio Caesarea di RS
persalinan. Karena pada Muhammadiyah Palembang.
kelompok kontrol tidak dilakukan http://poltekkespalembang.ac.id/
pemijatan, maka faktor inhibisi userfiles/files/efektifitas_massas
tersebut tidak bisa dicegah e_rolling_%28punggung%29.pd
f. Diunduh tanggal 23 November pada ibu pasca seksio sesarea di
2016. wilayah kota dan kabupaten
Tasikmalaya.
Astutik, Reni Yuli. (2014). Payudara http://www.lib.ui.ac.id/file?file=
dan laktasi. Jakarta: Salemba digital/20282685-
medika. T%20Enok%20Nurliawati.pdf.
Diperoleh tanggal 25 Mei 2017.
Dewi, Uke Maharani. (2016). Faktor
yang mempengaruhi praktik Pamuji, Siti Erniyati Berkah,
menyusui pada ibu post sectio Supriyana, Sri Rahayu,
caesarea di RSI A. Yani Suhartono. (2014). Pengaruh
Surabaya. kombinasi metode pijat
http://journal.unusa.ac.id/index.p woolwich dan endorphine
hp/jhs/article/view/83/7. terhadap kadar hormon
Diperoleh tanggal 22 November prolaktin dan volume ASI (studi
2016. pada ibu postpartum di griya
hamil sehat Mejasem Kabupaten
Harian Kompas. (2013). 8 Cara Tegal).
Menstimulasi Keluarnya ASI. http://dokumen.tips/download/li
http://nasional.kompas.com/read nk/pengaruh-kombinasi-metode-
/2013/03/04/20170160/8.cara.me pijat-woolwich-dan-endorphine-
nstimulasi.keluarnya.asi terhadap-kadar-hormon.
diperoleh tanggal 24 November Diperoleh tanggal 22 November
2016. 2016.

Indiarti. (2007). Cesar, kenapa tidak? Perinasia. (2008). Manajemen Laktasi.


Cara aman menyambut Jakarta: Tim Penerbit Perinasia.
kelahiran buah hati anda.
Yogyakarta: Elmatera Rachmaningtyas, Ayu. (2014). Survei:
publishing. usia 15-19 tahun, wanita
Indonesia pernah hamil.
Indriyani, D. (2006). Pengaruh https://nasional.sindonews.com/r
menyusui dini dan teratur ead/847230/15/survei-usia-15-
terhadap produksi ASI pada ibu 19-tahun-wanita-indonesia-
post partum dengan section pernah-hamil-1395658129.
caesarea di RSUD Dr. Soebandi Diperoleh tanggal 27 Mei 2017.
Ember dan Dr. H. koesnadi
Bondowoso. Thesis. Depok: FK Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas).
UI. (2013). Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Nuraningsih, Wahyu. (2016). Kementerian RI tahun 2013.
Efektivitas pijat marmet dengan http://www.depkes.go.id/resourc
pijat woolwich terdapat es/download/general/Hasil%20R
kecukupan ASI bayi pada ibu iskesdas%202013.pdf. Diperoleh
post partum di BPM Hj. tanggal 23 November 2016.
Nawangsih Semarang.
Semarang: STIKES Telogorejo. Rosita, Syarifah. (2008). ASI untuk
kecerdasan bayi. Yogyakarta: Ayyana.
Nurliawati, Enok. (2010). faktor-
Safitri, Indah. (2016). Faktor-faktor
faktor yang berhubungan
yang mempengaruhi kelancaran
dengan produksi air susu ibu
produksi ASI pada ibu menyusui Vidayanti, Venny. (2015). Pengaruh
di Desa Bendan, Kecamatan pijat punggung menggunakan
Banyudono, Kabupaten minyak esensial lavender
Boyolali. terhadap produksi asi pasca
http://eprints.ums.ac.id/47378/20 bedah sesar di RSUD
/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf Panembahan Senopati Bantul
. Diperoleh tanggal 27 Mei http://journal.respati.ac.id/index.
2017. php/medika/article/view/199/174
. Diperoleh tanggal 22
Safitri, Wahyu Nur, Susilaningsih, November 2016
Ardi Panggayuh. (2015). Pijat
punggung dan percepatan WHO. (2010). Departement Of
pengeluaran ASI pada ibu post Making Pregnancy Safer,
partum. http://jurnal.poltekkes- Indonesia country profile.
malang.ac.id/berkas/2f10-148- http://www.who.int/maternal_ch
153.pdf. Diperoleh tanggal 24 ild_adolescent countries/ino.pdf.
Januari 2017. diperoleh tanggal 22 November
2016.
Soetjiningsih. (2007). Tumbuh
kembang anak. Jakarta: EGC. Wiji, R.N. (2013). ASI dan panduan
ibu menyusui. Yogyakarta: Nuha
Solehati, Tetti & Cecep Eli Kosasih. Medika.
(2015). Konsep dan aplikasi
relaksasi dalam keperawatan Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu
maternitas. Bandung: PT Refika kebidanan. Jakarta: Yayasan
Aditama. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sukarni, Icemi & Wahyu. (2013).
Buku ajar keperawatan Wulandari, I.A. (2009). Faktor-faktor
maternitas. Yogyakarta: Nuha yang berhubungan dengan
Medika motivasi ibu hamil untuk
melakukan ANC secara rutin
Sulistyawati. (2009). Buku ajar selama kehamilan di poli
asuhan kebidanan pada ibu kebidanan rumkit polpus RS.
nifas. Yogyakarta: Andi Offset. Soelanto.
http://www.library.upnvj.ac.id/p
Syaifuddin. (2011). Anatomi fisiologi: df/s1keperawatan20/205312024/
kurikulum berbasis kompetensi bab6.pdf. diperoleh tanggal 25
untuk keperawatan dan Mei 2017.
kebidanan. Jakarta: EGC.
Zamzara, Reza, Dwi Ernawati & Ari
Tribun News. (2016). Pijat punggung Susanti. (2015). Pengaruh pijat
ampuh bikin asi melimpah. oksitosin terhadap waktu
http://www.tribunnews.com/kese pengeluaran kolostrum ibu post
hatan/2015/08/06/pijat- partum sectio caesarea.
punggung-ampuh-bikin- http://journal.unusa.ac.id/index.p
produksi-asi-melimpah. hp/jhs/article/view/75/67.
Diperoleh tanggal 23 Novenber Diperoleh tanggal 24 Januari
2016. 2017.

Anda mungkin juga menyukai