Anda di halaman 1dari 52

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 372/Kebidanan

LAPORAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP PROSES PERSALINAN


PADA PRIMIGRAVIDA DI BPM ENI PURWANINGSIH
JOHOWINONG KAB. JOMBANG

TIM PENGUSUL
Henny Sulistyawati,S.ST,M.Kes NIDN 0717058701 Ketua Tim Pengusul
Dewi Sri Wulandari NIM.191110007

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

Judul Penelitian : Pengaruh Senam Hamil terhadap Proses Persalinan


pada Primigravida di BPM Eni Purwaningsih
Johowinong kab. Jombang
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 372 / Kebidanan
Ketua Peneliti:
a. Nama Lengkap : Henny Sulistyawati,S.ST,M.Kes
b. NIDN : 077058701
c. Jabatan Fungsional : -
d. Program Studi : DIII Kebidanan
e. Nomor HP : 085730991889
f. Alamat surel (e-mail): henny_gadang@yahoo.com
Biaya Penelitian : - diusulkan ke DIKTI Rp. -
- dana internal PT Rp. 2.500.000, -
- dana institusi lain Rp. -
- inkind sebutkan -

Jombang, Juli 2020


Ketua Tim Pengusul

Henny Sulistyawati, S.ST.M.Kes


NIDN : 0717058701

Mengetahui

ii
ABSTRAK

Wanita hamil yang melakukan senam hamil secara teratur selama


kehamilannya akan mengalami proses melahirkan yang jauh lebih mudah, lancar
dan waktu melahirkan yang lebih singkat. Faktor yang berperan dalam persalinan
adalah kekuatan mendorong janin, faktor jalan lahir dan faktor janin. Persalinan
akan berjalan lancar bila ada ketenangan dan relaksasi, sehingga otot-otot Rahim
berkontraksi dengan baik, ritmis dan kuat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam
hamil terhadap proses persalinan pada primigravida di BPM Eni Purwaningsih
Johowinong Kab.Jombang.
Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain
penelitian post test only group desain. Sampel diambil dengan teknik purposive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Analisa data menggunakan
uji Fisher Exact Probability Test dengan program bantuan SPSS for Window 11.0
Hasil : berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data bahwa dari 15 ibu hamil yang
mengikuti senam hamil ternyata 80% proses persalinan normal dan 20% proses
persalinan tidak normal. Sedangkan 15 ibu hamil yang tidak mengikuti senam
66,66% persalinan tidak normal dan hanya 33,33% proses persalinan normal.
Berdasarkan uji Fisher Exact Probability test diperoleh nilai Exact Sig sebesar
0.025. nilai tersebut bila dibandingkan dengan taraf signifikansi 0.05 ternyata
berada di bawah 0.05.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara senam hamil dengan proses persalinan di BPM Eni
Purwaningsih Johowinong Kab.Jombang.

Kata kunci : senam hamil, proses persalinan


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Di Indonesia Angka kematian ibu (AKI) merupakan barometer pelayanan

Kesehatan ibu. Dalam kurun waktu satu daa warsa, AKI telah menurun dari

450/100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 307 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2002 atau sekitar 32% dari kondisi semula (Depkes RI, 2003).

Derajat kesehatan sangat ditentukan oleh kesehatan ibu dan anak. World Health

Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari

585.000 meninggal saat hamil atau bersalin (Kepmenkes, 2012). Hasil

penelusuran Departemen Kesehatan tahun 2011, Angka Kematian Ibu (AKI) di

Indonesia adalah 214 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan AKI Propinsi Jawa

Tengah tahun 2012 berdasarkan hasil Survey Kesehatan Daerah sebesar 116 per

100.000 kelahiran hidup dan jumlah kematian maternal di Kabupaten Klaten

sebanyak 19 kematian (Dinkes Jateng, 2012).

Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi

11%, partus lama 5%, abortus 5% dan lain-lain (Kepmenkes, 2012). Angka

kematian ibu hingga saat ini belum menunjukkan penurunan yang pasti. Salah

satu penyebab kematian ibu adalah persalinan yang tak normal atau adanya
penyulit. Terjadinya persalinan yang tak normal ini dipengaruhi oleh umur

kehamilan, umur ibu, komplikasi kehamilan dan paritas ibu (Kepmenkes 2003).

Proses persalinan pada ibu bersalin normal berlangsung dalam waktu kurang dari

24 jam, dimana terbagi dalam empat kala. Kala I pada fase laten berlangsung

selama delapan jam dan fase aktif berlangsung selama tujuh jam. Persalinan kala

II biasanya berlangsung dua jam pada primi dan satu jam pada multigravida, kala

III berlangsung kurang dari 30 menit sedangkan kala IV dimulai dari saat lahirnya

plasenta sampai dua jam pertama post partum (Saifuddin, 2006).

Lamanya proses persalinan dapat dipengaruhi oleh tiga hal yaitu tenaga, jalan

lahir dan janin. Sampai saat ini yang dapat dikendalikan adalah masalah tenaga

atau power, yaitu ditingkatkan dengan senam hamil. Senam atau latihan selama

kehamilan memberikan efek positif terhadap pembukaan serviks dan aktivitas

uterus yang terkoordinasi saat persalinan, juga ditemukan secara bermakna onset

persalinan yang lebih awal dan lama persalinan yang lebih singkat dibandingkan

dengan yang tidak melanjutkan senam hamil. Senam hamil dapat membantu

persalinan sehingga ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan, serta menjaga ibu dan

bayi sehat setelah melahirkan (Ida, 2012).

Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil

sehingga memiliki prinsip-prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan

kondisi ibu hamil. Latihan senam hamil dirancang khusus untuk menyehatkan dan

membugarkan ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul selama kehamilan

serta mempersiapkan fisik dan psikis ibu dalam 30 Jurnal Involusi Kebidanan,

Vol. 6, No. 11, Januari 2016 menghadapi persalinan. Senam hamil biasanya
dimulai saat kehamilan memasuki trimester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30

minggu kehamilan (Ida, 2012).

Senam hamil terbukti dapat membantu proses persalinan menjadi lebih cepat,

dimana hal ini didukung oleh penelitian Riana (2008), yang membandingkan

lamanya persalinan kala II pada ibu yang menjalankan senam hamil dan tidak.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa senam hamil memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap lama persalinan kala II, khususnya pada primigravida. Lama

persalinan kala II pada ibu hamil yang melakukan senam hamil lebih cepat/singkat

dibandingan dengan lama persalinan kala II pada ibu hamil yang tidak pernah

melakukan senam hamil.

Hal ini terjadi karena adanya upaya pemeliharaan dan peningkatan

Kesehatan ibu selama kehamilan. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama

kehamilan antara lain nutrisi, persiapan laktasi, pemeriksaan kehamilan,

peningkatan kebersihan diri dan lingkungan, kehidupan seksual, tidur dan

melaksanakan pergerakan seperti senam hamil (Jumiarni, dkk, 1995). Wanita

hamil yang melakukan senam hamil secara teratur selama kehamilan akan

mengalami proses persalinan yang jauh lebih mudah lebih mudah, lancar dan

waktu melahirkan lebih singkat. Hasil penelitian yang dilakukan para ahli di

Amerika menunjukkan bahwa rasa sakit yang muncul sebelum melahirkan

menjadi 87% lebih singkat pada kasus dimana ibu yang mengandung melakukan

senam hamil secara teratur. Kemngkinan untuk menjalani pembedahan Caesar

dapat diperkecil menjadi 50%(Sani, 2001). Manfaat lain dari senam hamil adalah

membentuk suatu pusat konsentrasi yang baru di dalam otak, sehingga sensasi

nyeri selama persalinan dapat disisihkan dan intensitasnya berkurang. Bersamaan


dengan itu dapat membuat tubuh menjadi relaks sedemikian rupa sehingga Rahim

dapat bekerja di bawah kondisi optimal (Sani, 2001). Latihan senam hamil yang

efektif dilakukan mulai usia kehamilan 22 minggu sebnayak 1 kali dalam

seminggu sampai menjelang persalinan. Latihan senam hamil yang diberikan

secara teratur merupakan bantuan yang tidak dapat diabaikan seperti halnya

hygiene kehamilan (Primadi, 1996) Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan

Desember 2006 diperoleh data bahwa dari 87 ibu hamil yang memeriksakan

kandungan di BPM Eni Purwaningsih Johowinong Kab.Jombang, hanya 23 orang

yang mengikuti senam hami. Dari data tersebut penulis tertarik untuk meneliti

tentang pengaruh senam hamil terhadap proses persalinan pada primigravida di

BPM Eni Purwaningsih Johowinong Kab.Jombang.

1.2  Rumusan Masalah

            Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Adakah pengaruh Senam hamil terhadap proses persalinan

pada primigravida?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh senam hamil terhadap proses persalinan pada

primigravida di BPM Eni Purwaningsih Johowinong Kab.Jombang.

1.4  Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada bidan

dan tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan serta memberikan

masukan yang berarti bagi ibu hamil dalam meningkatkan pengetahuan tentang

senam hamil khususnya melalui perspektif motivasi.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber atau

bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

kebidanan, khususnya yang terkait dengan pengaruh senam hamil terhadap proses

persalinan.

 
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Tinjauan Teori

2.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester III

2.1.1 Teori Tentang Kehamilan Trimester III

Kehamilan trimester tiga adalah trimester terakhir kehamilan, pada

periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-40 minggu.i

2.1.2 Perubahan Fisiologi pada Kehamilan Trimester III

1. Perubahan Fisiologi Kehamilan Trimester III

a. Sistem Reproduksi

1) Vagina dan vulva

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang

merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada

waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa,

mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos.

Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya

dinding vagina.

2) Serviks uteri
Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi

penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen,

konsetrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang

relatif dilusi dalam keadaan menyebar (dispersi).

3) Uterus

Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar

dalam rongga pelvis dan seiring perkembangannya uterus

akan menyentuh dinding abdomen, mendorong usus

kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga menyentuh

hati. Pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi ke arah

kanan, dekstrorotasi ini disebabkan oleh adanya

rektosigmoid didaerah kiri pelvis.

Tabel2.1TFU Pada Usia Kehamilan Menurut Spiegelberg


USIA KEHAMILAN TFU ( CM )

22 -28 minggu 24 – 25 cm diatas simpisis

28 minggu 26,7 cm diatas simpisis

30 minggu 29,5-30 cm diatas simpisis

32 minggu 29,5-30 cm diatas simpisis

34 minggu 31 cm di atas simpisis

36 minggu 32 cm diatas simpisis

38 minggu 33 cm diatas simpisis

40 minggu 37,7 cm diatas simpisis

Sumber : Mochtar R, 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Tabel 2.2 Hubungan tua kehamilan (bulan), besar uterus dantinggi


fundusuteriMenurut Spiegelberg
Akhir bulan Besar uterus Tinggi fundus uteri
4 minggu Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi)

8 minggu Telur bebek Dibelakang simpisis

12 minggu Telur angsa 1-2 jari diatas simpisis

16 minggu Kepala bayi Pertengahan simpisis-pusat

20 minggu Kepala dewasa 2-3 jari di bawah pusat

24 minggu Kepala dewasa Kira-kira setinggi pusat

28 minggu Kepala dewasa 2-3 jari diatas pusat

32 minggu Kepala dewasa Pertengahan pusat-


proccesusxyphoideus

36 minggu Kepala dewasa 3 jari dibawah px atau sampai


setinggi px

40minggu Kepala dewasa Sama dengan kehamilan 8 bulan


tetapi melebar kesamping

Sumber: Spiegelberg dalam Mochtar R, 2014.SinopsisObstetri. Jakarta : EGC

4) Ovarium

Korpusluteum sudah tidak berfungsi lagi karena

telah digantikan oleh plasenta yang telah terbentuk.

b. Payudara

Pada trimester III pertumbuhan kelenjar mammae membuat

ukuran payudara semakin meningkat. Pada kehamilan 32

minggu warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat

encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan

yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak

mengandung lemak. Cairan ini disebut colostrum.ii

c. Sistem Pencernaan

Biasanya terjadi konstipasikarena pengaruh hormon

progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung juga


terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam

rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut

khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan

lateral.

d. Sistem Perkemihan

Kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering

kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai

tertekan kembali.

e. Sistem Respirasi

Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus

yang membesar ke arah diafragma kurang leluasa bergerak

mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat

kesulitan bernafas.

f. Kenaikan Berat Badan

Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg. Penambahan

BB dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah

9-12 kg.iii

g. Sirkulasi darah

Hemodelusi penambahan volume darah sekitar 25 %

dengan puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan

hematokrit mencapai level terendah pada minggu 30-32 karena

setelah 34 minggu massa RBC terus meningkat tetapi volume

plasma tidak. Peningkatan RBC menyebabkan penyaluran


oksigen pada wanita dengan hamil lanjut mengeluh sesak nafas

dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan

meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayi.

h. Sistem Muskuloskeletal

Sendi pelvic pada kehamilan sedikit dapat bergerak.

Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita

hamil menyebabkan postur dan cara berjalan berubah.

Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring

ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan berat

badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian tulang

(realignment) kurvatura spinalis. Pusat gravitasi bergeser ke

depan.iv

i. Sistem kardiovaskuler

Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni

berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat

persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000. Distribusi

tipe sel juga akan mengalami perubahan. Pada kehamilan

terutama trimester 3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan

limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit.

j. Sistem Integumen

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna

menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan

mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal

dengan striae gravidarum.v


2.1.3 Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan Trimester III

Pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai

bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat

bayinya. Sejumlah ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita

mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya. Mimpinya

mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. Ibu mulai merasa

takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu

melahirkan. Rasa tidak nyaman timbul karena perubahan body image

yaitu merasa dirinya aneh dan jelek. Perasaan mudah terluka (sensitif).

Merasa kehilangan perhatian.vi

2.1.4 Kebutuhan Ibu Hamil TrimesterIII

1. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

a. Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia

termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi

pada saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan

kebutuhan oksigen pada ibu yang berpengaruh pada bayi yang

dikandung. Untuk mencegah hal tersebut maka ibu hamil

perlu:

1) Latihan nafas melalui senam hamil

2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi

3) Makan tidak terlalu banyak

4) Kurangi atau hentikan merokok


5) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan

pernafasan seperti asma dan lain-lain.

2. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang

mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti

makanan yang mahal harganya. Gizi pada waktu hamil harus

ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya

mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, dan

minum cukup cairan (menu seimbang).

a. Kalori

Kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil adalah 2000

Kkal, sedang untuk orang hamil dan menyusui masing-masing

adalah 2300 dan 2800 Kkal. Kalori dipergunakan untuk

produksi energi. Bila kurang energi akan diambil dari

pembakaran protein yang mestinya dipakai untuk

pertumbuhan. Pada trimester 2 nafsu makan biasanya sudah

mulai meningkat, kebutuhan zat tenaga banyak dibanding

kebutuhan saat hamil muda. Demikian juga zat pembangun

dan zat pengatur seperti lauk pauk, sayuran dan buah-buahan

berwarna. Pada trimester 3, janin mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan janin yang

pesat ini terjadi pada 20 minggu terakhir kehamilan.vii

b. Protein
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan janin serta

perkembangan payudara ibu, keperluan protein pada waktu

hamil sangat meningkat. Pembentukan jaringan baru dari janin

dan untuk tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gram

dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12

gram protein sehari untuk ibu hamil. Kekurangan protein

dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan lahir lebih

kecil dari normal. Sumber makanan yang mengandung protein

yaitu, sumber protein hewani misalnya daging, ikan, unggas,

telur. Sumber protein nabati misalnya kacang-kacangan.

c. Mineral

Selama proses pertumbuhan, sangat diperlukan berbagai

mineral, misalnya kalsium dan fosfor untuk pertumbuhan

tulang. Zat besi diperlukan untuk pembentukan darah.

d. Zat besi

Zat besi diperlukan untuk pembentukan darah. Pada saat

hamil, keperluan zat besi sangat meningkat untuk

pembentukan darah janin dan persendian bayi selama masa

laktasi (6 bulan sesudah melahirkan).

e. Vitamin

Dalam berbagai proses tubuh, berbagai macam vitamin

berperan penting dan merupakan zat yang mutlak diperlukan.

Dalam proses pertumbuhan janin, kebutuhan terhadap zat

vitamin selama hamil meningkat.viii


3. Kebutuhan Kebersihan (Personal Hygiene)

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi

dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung

untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri

terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia)

dengan cara dibersihkan dengan air dan keringkan. Kebersihan

gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah

terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan

kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan

perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan caries gigi.

4. Pakaian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil

adalah:

a. Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat

pada daerah perut.

b. Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.

c. Pakailah bra yang menopang payudara.

d. Memakai sepatu dengan hak yang rendah.

e. Pakaian dalam yang selalu bersih.

5. Eliminasi

Akibat pengaruh progesteron, tonus otot tratus digestivus

menurun akibatnya motilitas saluran pencernaan berkurang dan

menyebabkan obstipasi. Untuk mencegah hal tersebut sebaiknya

ibu hamil cukup minum air putih yakni lebih dari 8 gelas per hari
serta diet makanan yang mengandung serat serta tidak dianjurkan

untuk memberikan obat-obat perangsang dengan laxan.

6. Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan

sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat

sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang

kelahiran. Coitustidak dibenarkan bila terdapat perdarahan

pervaginam, riwayat abortus berulang, abortus/partus prematurus

imminens, ketuban pecah sebelum waktunya.

7. Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktifitas fisik biasa

selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan

pekerjaan rumah. Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan

kemampuan wanita tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk

istirahat.ix

8. Istirahat

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat

yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal

istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat

dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan

rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.

Tidur pada malam hari selama kurang lebih 8 jam dan istirahat

dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam.

9. Senam hamil
Senam hamil sangat bagus untuk membantu melatih otot-

otot panggul ibu selama kehamilan. Dengan melakukan senam

hamil tersebut juga sangat membantu proses persalinan karena

otot-otot panggul sudah dilatih. Sehingga dapat meningkatkan

kepercayaan pengetahuan tentang kekuatan persalinan sehingga

waktu persalinan dapat dipersingkat dan rasa sakit berkurang.x

10. Ante Natal Care(ANC)

Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan yang diberikan

perawat kepada wanita selama hamil, misalnya melakukan

pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk

pertumbuhan dan perkembangan janin serta untuk mempersiapkan

proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran

baru sebagai orang tua.

Kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan dilakukan

untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai standart yang

ditetapkan. Istilah kunjungan tidak hanya mengandung arti bahwa

ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan. Namun setiap

kontak tenaga kesehatan, baik posyandu, polindes, atau kunjungan

rumah dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil.

Pemeriksaan ANC adalah pemeriksaan dan pengawasan

kehamilan unttuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu

hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,

persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi

secara wajar.
Tujuan ANC adalah untuk menjaga supaya ibu hamil dapat

melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan

selamat, serta melahirkan bayi yang sehat.

Standart minimal kontrol ANC meliputi TM I minimal 1 kali, TM

II minimal 1 kali, TM III minimal 2 kali.xi

Kebijakan program pelayanan asuhan Antenatal harus

sesuai standart 14 T meliputi:

1) Timbang berat badan (T1)

Ukur berat badan dalam kilo tiap kali kunjungan. Kenaikan

berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai

trimester kedua.

2) Ukur tekanan darah (T2)

Tekanan darah yang normal 110/70 hingga 140/90 mmHg, bila

melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya

preeklampsia.

3) Ukur tinggi fundusuteri (T3)

4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)

5) Pemberian imunisasi TT (T5)

6) Pemeriksaan Hb (T6)

7) Pemeriksaan VDRL (T7)

8) Perawatan payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara

(T8)

9) Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)


10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)

11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)

12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)

13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok

(T13)

14) Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria

(T14)

Apabila suatu daerah tidak dapat melaksanakan 14T sesuai

kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC

yaitu 7T. xii

Ante Natal Care (ANC) Terpadu adalah keterpaduan

pelayanan antenatal dengan beberapa program lain yang

memerlukan intervensi selama masa kehamilan.

Tujuan dari ANC terpadu ini adalah menyediakan

pelayanan yang komprehensif dan berkualitas, menghilangkan

missed opportunity, deteksi dini kelainan/penyakit/gangguan pada

ibu hamil, intervensi dini terhadap kelainan atau gangguan atau

penyakit lain, serta menyediakan rujukan sesuai dengan sistem

yang ada.xiii

11. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil

a) Dukungan Keluarga

b) Dukungan dari tenaga kesehatan

c) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

d) Persiapan menjadi orang tua


2.1.5 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III

Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi

dalam kehamilan dan penting untuk disampaikan kepada pasien dan

keluarga adalah sebagai berikut:

1. Perdarahan pervaginam.

2. Sakit kepala yang hebat.

3. Penglihatan kabur.

4. Bengkak pada muka dan jari tangan.

5. Keluar cairan pervaginam.

6. Gerakan janin tidak terasa

2.1.6 Ketidaknyamanan dalam Kehamilan

Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu

yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun

psikologi. Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan

mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal ini adalah fisiologis

namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan.

2.1.7 IndeksMasa Tubuh (IMT)

IndeksMasa Tubuh (IMT) memberikan panduan kisaran berat

badan yang paling tepat bagi kesehatan sebelum hamil, tanpa

memperhatikan usia dan jenis tubuh. Berat badan biasanya mulai naik

setelah kehamilan 12 minggu. Jadi, bidan akan mencatat IndeksMasa

Tubuh (IMT) calon ibu pada buku catatan kunjungan untuk membantu

mengkaji segala resiko.xiv


Penilaian IndeksMasa Tubuh (IMT) diperoleh dengan

memperhitungkan berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi

tinggi badan pangkat 2 atau dalam meter kuadrat. Contoh, wanita

hamil dengan berat badan sebelum hamil 51 kg dan tinggi badan 1,47

meter. Maka IMT nya adalah 51/(1,47)2 = 23,60.xv

Jika proporsi berat dan tinggi badan ada di kisaran normal, hampir

tidak mungkin ada masalah seperti tekanan darah tinggi atau diabetes

selama kehamilan. IMT 20-25 ideal untuk kesehatan optimal.

Indikator penilaian IMT adalah sebagai berikut:

a. Kurang dari 20 :

underweight/dibawah normal

b. 20-24,9 :

desirable/normal

c. 25-29,9 : moderate

obesity/gemuk/lebih dari normal

d. Over 30 : severe

obesity/sangat gemuk.xvi

Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi

selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Jika

terdapat kelambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat

mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan janin intra-uteri (Intra-Uterin Growth

Retardation - IUGR)

2.1.1    Persalinan
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran

hasil konsepsi (Wahyuningsih, 2007). Persalinan merupakan serangkaian kejadian

yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau yang hampir cukup

bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

Tanda dan gejala persalinan:

1. Adanya penipisan dan pembukaan serviks;

2. Kekuatan kontraksi semakin lama akan bertambah kuat menyebabkan

perubahan serviks (frekuensi minimal dua kali dalam 10 menit);

3. Adanya pengeluaran cairan lendir bercampur darah melalui vagina

(JNPK-KR, 2008).

Tahap-tahap persalinan menurut Bobak, dkk (2004)  ada empat tahap

yaitu kala I berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi

serviks lengkap, kala II berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap sampai janin

lahir, kala III berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir, dan kala IV

merupakan periode observasi pasca persalinan yang ditetapkan berlangsung kira-

kira dua jam setelah plasenta lahir.

Persiapkan proses persalinan dalam kelas antenatal biasanya diberikan

pembelajaran tentang koping selama persalinan mengenai pernapasan dan efek

berbagai tehnik pernafasan pada persalinan.

(1)     Pernafasan saat persalinan

Pernafasan dikendalikan secara otomatis oleh pusat pernafasan di otak dan

dapat dikendalikan oleh kendali volunter. Faktor lain yang mempengaruhi

pusat pernafasan adalah ketakutan, kecemasan, rasa gembira yang meluap,

marah, frustasi serta rasa nyeri. Kebanyakan dari gejala ini akan muncul saat
persalinan berbarengan dengan timbulnya kontraksi uterus yang kuat,

kondisi yang menggunakan oksigen dan menghasilkan karbondioksida yang

berlebihan.

Jika hal ini terjadi , pusat pernapasan akan bereaksi lebih sensitif saat

persalinan. Diantara kedua fase pernafasan , ekspirasi yang lebih merupakan

gerakan relaksasi. Menarik nafas dalam dan perlahan saat persalinan

memfasilitasi ventilasi alveolar, yang dapat meningkatkan asupan

(Stradling, 1984).

Tehnik ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan nafas yang pelan dan

cepat. Tehnik relaksasi dan pernafasan merupakan hal yang sangat erat

kaitannya , kedua metode ini dapat mencegah hiperventilasi saat persalinan

dan melatih tehnik relaksasi sebagai tehnik pilihan dalam posisi yang tepat

dan nyaman akan meningkatkan kewaspadaan dalam pernapasan alamiah.

(2)     Posisi nyaman selama persalinan kala satu

Selama kala satu, ibu perlu menghemat energinya dan membiarkan dilatasi

serviks terus berlanjut, tanpa berupaya menahan kontraksi. Untuk mencapai

tujuan ini , pasangan memerlukan beberapa keterampilan koping untuk

membantu mereka melewati masa yang lama, berkepanjangan bahkan sering

menimbulkan fase frustasi selama persalinan. Banyak ibu yang merasa

senang untuk tetap bergerak selama kala satu. Ibu dapat dianjurkan untuk

menerima reaksi kontraksi secara positif, memilih posisi yang nyaman

menurut ibu, bahu dan tangan dalam posisi rileks, mengingatkan ibu untuk

bernafas dengan irama pernafasan yang alamiah selama kontraksi dan

memberi tanda peredaan pada akhir kontraksi. Pada akhir kala satu bila ada
dorongan mengejan dini sebaiknya ibu mengadaptasi pola pernafasan ringan

sampai akhir kala satu. Reaksi berdasarkan insting adalah menarik napas

dalam, menahannya dan mengejan.  Perubahan posisi adalah cara paling

efektif untuk menghindari mengejan dini (Brayshaw, 2003). 

(3)     Posisi selama kala dua persalinan

Pada kelas antenatal, dapat diuji coba terlebih dahulu tentang memilih posisi

selama kala II persalinan. Posisi jongkok merupakan posisi yang

menguntungkan untuk persalinan karena pintu atas panggul 1 cm lebih besar

pada diameter transversum dan 2 cm lebih besar pada diameter

anteroposterior, mengakibatkan peningkatan sebesar 28% pada area tersebut

dibandingkan dengan posisi telentang.

Gupta dan Nikodem (2001)  menunjukkan beberapa manfaat yang didapat

dari memilih postur tubuh yang tegak selama kala dua antara lain : waktu

proses kala dua lebih singkat, penggunaan alat bantu persalinan dapat

dikurangi, berkurangnya risiko episiotomi, berkurangnya risiko robekan

perinium derajat dua, berkurangnya keluhan nyeri hebat, insiden pola

denyut jantung abnormal lebih sedikit. Diantara kontraksi , ibu akan

merasakan manfaat dari relaksasi cepat dan total yang akan memulihkan

sirkulasi dan pernapasannya ke arah normal (Brayshaw, 2003)

Dalam setiap persalinan pada dasarnya penolong persalinan harus mampu

memenuhi kebutuhan dasar ibu bersalin.Terdapat lima kebutuhan seorang

wanita dalam persalinan (Pusdiknakes. WHO. JHPIEGO, 2003) yaitu:

1. Asuhan fisik dan psikologis, yakni asuhan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan (dokter atau bidan) yang berlandaskan pada ASI


2. Kehadiran seorang pendamping secara terus-menerus

3. Penerimaan atas sikap dan prilakunya

4. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.

5. Pengurangan rasa sakit.

Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (Mander. 2003).

Nyeri saat persalinan ini ditunjukan dengan kuat oleh sistem saraf pusat, dimana

sistem saraf inilah yang bertanggung jawab untuk mengendalikannya. Akan

tetapi, dikatakan pula bahwa faktor psikologis dan juga fisik berperan dalam

sensasi nyeri. (Mander. 2003)

Penelitian yang dilakukan oleh Djumiati (2002) menunjukkan terdapat perbedaan

rasa nyeri pada kala I persalinan antara ibu yang melakukan senam hamil dengan

ibu yang tidak melakukan senam hamil (P < 0,05). Ibu yang melakukan senam

hamil pada anak pertama rasa nyeri kala I persalinan dapat berkurang 8 (delapan)

kali dibandingkan dengan ibu yang bersalin yang tidak melakukan senam hamil.

1. Penatalaksanaan fisiologis kala satu:

1) Fase laten pada kala satu persalinan:

a)  Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap.

b)   Berlangsung hingga serviks menbuka kurang dari 4cm.

c)   Pada umumnya fase laten berlangsung hamper atau hingga 8 jam.

2)  Fase aktif pada kala satu persalinan:

a)  Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap

(kontraksi dianggap adekuat atau memadai jika terjadi tiga kali atau lebih,

dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).


b)  Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atua

10cm, akan terjadi dengan kecepatan 1 cm per jam ( pada nulipara/

primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).

c)  Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

2. Penatalaksanaan fisiologis kala dua :

Pada penataalaksanaan fsikologi kala dua, ibu memegang kendali dan

mengatur saat meneran. Penolong persalinan hanya memberikan bimbingan

tentang cara meneran yang efektif dan benar. Sebagian besar daya dorong untuk

melahirkan bayi, dihasilkan dari kontraksi uterus. Meneran hanya menambah daya

kontraksi untuk mengeluarkan bayi.

Penelitian Artal dkk (1999) menyatakan bahwa persalinan lebih singkat

pada wanita yang melakukan senam hamil dibandingkan yang tidak melakukan

senam hamil, dengan perbandingan 233 banding 302 menit. Hal ini berarti lama

persalinan kala II nya juga bermakna lebih singkat dari pada yang tidak

melakukan senam hamil.

Manfaat lainnya menurut penelitian Hatch, mengungkapkan bahwa ibu

hamil yang melakukan senam hamil sekitar 3-5 jam setiap minggunya mempunyai

peluang lebih kecil untuk melahirkan dini (prematur) dibandingkan yang tidak

melakukan senam hamil (Kurnia, 2009).

3. Penatalaksanaan fsiologi kala tiga :

Pada kala tiga persalinan otot terus berkontraksi  mengikuti penyusutan volume

rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini mengakibatkan

berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tepat perlekatan menjadi

semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan
melipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta

akan turun kebawah uterus atau kedalam vagina.

4. Penatalaksanaan fisiologi kala empat :

1) Lakukan rangsangan taktil (masase uterus) untuk merangsang uterus

berkontraksi baik dan kuat.

2) Evaluasi tinggi fundus dengan melakukan jari tangan anda secara

melintang dengan pusat sebagi patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi

atau beberapa jari dibawah pusat sebagai contoh, hasil pemeriksaan

ditulis  “dua jari dibawah pusat”.

3)    Perkiraan kehilangan darah secara keseluruhan.

4)    Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi)

perineum.

5)    Evaluasi keadaan umum ibu

6)    Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan  kala

empat dibagian belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan  atau

setelah penilaian dilakukan.

2.3        Senam hamil

Menurut Sitorus (2001) senam hamil merupakan senam yang diberikan

kepada ibu hamil bila masa kehamilannya diatas 22 minggu sampai saat akan

melahirkan dengan tujuan untuk mempersiapkan fisik dan mental ibu hamil dalam

menghadapi proses persalinan, dengan harapan proses persalinan yang dihadapi

dapat berjalan dengan aman dan lancar. Senam hamil harus secara rutin dilakukan
2 kali dalam satu minggu. Menurut Mandriwati (2007) senam hamil adalah latihan

fisik berupa beberapa gerakan tertentu yang dilakukan khusus untuk

meningkatkan kesehatan ibu hamil.

Wanita hamil yang menjalani olahraga secara teratur sesuai kebutuhannya

selama kehamilan, proses persalinannya akan berjalan lancar dalam waktu yang

relatif singkat. Selain itu akan jarang mengalami keluhan-keluhan yang biasa

terjadi pada ibu hamil seperti sakit punggung (Murbikin, 2008).

2.1.1 Syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan senam hamil :

1)   Sebelum melakukan latihan harus dilakukan pemeriksaan kesehatan dan

minta nasehat dokter atau bidan

2)   Latihan baru bisa dimulai setelah umur kehamilan 22 minggu

3)   Latihan harus dilakukan secara teratur dan disiplin dalam batas-batas

kemampuan fisik ibu

4)   Latihan sebaiknya dilakukan atas pengawasan tenaga kesehatan yang

kompeten ( Mandriwati, 2007)

1. Pedoman keselamatan untuk senam antenatal :

1)  Boleh melanjutkan semua bentuk senam dalam kehamilan yang sudah

terbiasa dilakukan oleh seorang wanita.

2)   Minum yang cukup sebelum, selama dan setelah melakukan senam adalah

sangat penting, wanita hendaknya mengkonsumsi satu sampai dua liter air

dalam sehari.

3)  Senam aerobik pada bagian kaki terbatas sampai 20 – 30 menit bagi wanita

yang merasa kurang fit dan 30 -45 menit bagi wanita yang merasa lebih fit.
4)   Hindari senam telentang dengan kaki lurus , melompat atau menyentak,

pengangkatan kaki secara lurus dan situp penuh.

5)   Jangan meregangkan otot hingga melampaui resistensi maksimum oleh

karena efek hormonal dari kehamilan atas relaksasi ligamen.

6)   Warming up dan cooling down harus secara berangsur-angsur.

7)   Bangkit dari lantai hendaknya secara berangsur-angsur untuk menghindari

hipotensi orthostatis (Pusdiknakes, 2003).

2. Tujuan senam hamil :

1)    Memberi dorongan serta melatih jasmani dan rohani dari ibu secara

bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan tenang,sehingga

proses persalinan dapat berjalan lancar dan mudah.

2)    Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,

ligamen-ligamen, otot dasar panggul yang berhubungan dengan persalinan.

3)    Membentuk sikap tubuh . Sikap tubuh yang baik selama kehamilan dan

bersalin dapat mengatasi keluhan-keluhan umum pada wanita hamil,

mengharapkan letak janin yang normal, mengurangi sesak nafas akibat

bertambah besarnya perut.

4)    Memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna dengan memberi latihan

kontraksi dan relaksasi. Relaksasi yang sempurna dibutuhkan selama

hamil dan persalinan.

5)    Menguasai tehnik-tehnik pernafasan yang mempunyai peran penting

dalam persalinan dan selama hamil untuk mempercepat relaksasi tubuh

yang diatasi dengan nafas dalam, selain itu juga untuk mengatasi rasa nyeri

pada saat his.


6)    Untuk memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna sehari-hari, juga untuk

memperoleh sikap tubuh yang relaks dan ketenangan selama melahirkan

(Mandriwati, 2007).

3. Manfaat senam hamil :

1)        Memperbaiki sirkulasi darah

2)        Mengurangi pembengkakan

3)        Memperbaiki keseimbangan otot

4)        Mengurangi risiko gangguan gastrointestinal

5)        Mengurangi kram atau kejang kaki

6)        Menguatkan otot perut

7)        Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan

8)        Dapat membantu dalam metabolisme tubuh selama kehamilan,

membantu fungsi jantung sehingga para ibu hamil akan merasa lebih

sehat dan tidak merasa sesak nafas.

9)        Membantu mengendorkan ketegangan dan perasaan cemas.

10)    Mencegah terjadinya kelainan letak (Pedoman Singkat Perawatan Ibu,

Bayi dan Balita, 2008)

4. Kontraindikasi senam hamil :

1)        Penyakit miokardial aktif

2)        Kelainan jantung

3)        Tromboflebitis

4)        Emboli paru

5)        Isoimunisasi akut

6)        Rentan kelahiran prematur


7)        Perdarahan pervaginam

8)        Ada tanda kelainan pada janin (Mandriwati, 2007)

5. Tanda peringatan untuk menghentikan latihan saat hamil :

1)        Dispnea

2)        Perdarahan pervaginam

3)        Pusing

4)        Kelemahan otot

5)         Persalinan premature

6)         Penurunan gerakan janin

7)         Keluar air amnion

6. Gerakan senam hamil yang dianjurkan adalah sebagai berikut :

1)    Gerakan pengencangan abdomen dengan tehnik tidur telentang atau

miring, lutut ditekuk,tangan diperut. Saat mengeluarkan nafas, tarik otot-

otot abdomen hingga paru – paru kempis

2)   Gerakan pemiringan panggul. Tidur telentang, lutut ditekuk. Gulingkan

panggul dengan meratakan punggung bawah ke lantai sambil meniadakan

rongga. Susutkan otot abdomen pada saat mengeluarkan nafas dan

kencangkan bokong. Tahan selama 3 hitungan yang panjang kemudian

lepaskan.

3)   Goyang panggul. Latihan ketiga adalah variasi dari latihan kedua. Posisi

merangkak, tarik masuk perut dan bokong, tekan dengan punggung bagian

bawah sambil membuat gerakan punggung kucing yang bundar. Jangan

biarkan tulang punggung menegndur. Miringkan panggul ke samping

bolak-balik.
4)    Senam kegel untuk dasar panggul. Lakukan minimal seratus kali sehari.

Untuk menghubungkan set otot ini , lakukan gerakan seolah-olah anda

sedang buang air kecil kemudian menghentikan alirannya di tengah-

tengah.

5)   Gerakan menekuk. Pada latihan selanjutnya ada tiga gerakan , yaitu :

a)  Tidur telentang, lutut dinaikkan

b)  Panggul dimiringkan ke belakang sambil memegang kedua sisinya.

Dekatkan dagu ke dada, hembuskan nafas,bungkukkan badan ke depan

450 .  Tahan dalam posisi tersebut sambil terus bernafas. Perlahan

kembali ke posisi semula.

c)  Lekukkan kaki secara diagonal, ini merupakan variasi lain. Gerakan ini

dilakukan terutama jika ada pemisahan otot-otot rektum. Caranya sama

seperti gerakan sebelumnya tetapi pada lekukan ke depan tegakkan

miring dengan lengan terbentang ke arah lutu yang berlawanan.

6) Bridging atau mempertemukan (untuk postur,abdomen,kenyamanan)

latihan ini bertujuan untuk kenyamanan dan memperbaiki postur tubuh.

Langkah  dalam melakukan tehnik tersebut adalah sebagai berikut :

a) Tidur telentang dengan kaki diatas bangku yang rendah, diujung

tempat tidur atau diatas meja

b) Susutkan dinding perut, secara perlahan naikkan pinggul dari lantai

sehingga badan dan kaki berada dalam satu garis lurus. Jangan

melengkungkan badan ke belakang dan ingat untuk bernafas.

c)  Variasi senam yang bisa dilakukan adalah adalah lutut menekuk dan

kaki di atas lantai , dengan urutan satu lutut menekuk dan lainnya
lurus sejajar dengan paha tidak lebih tinggi, kemudian hembuskan

nafas saat anda mengangkat kaki.

7)  Gerakan kaki menekuk dan meregang. Tehnik pada latihan ini adalah

kaki dinaikkan atau kaki pada lutut. Tekukkan pergelangan, sedapat

mungkin  naikkan jari kaki, kemudian arahkan ke bawah sambil

menekukkan kaki. Kemudian putar pergelangan dengan lingkaran yang

besar dan perlahan, mula-mula ke satu arah kemudian kearah yang

berlawanan.

8)  Gerakan pergelangan otot betis. Tehnik latihan ini adalah dengan posisi

berdiri, sandarkan tubuh kedepan kearah dinding dengan satu kaki

dibelakang, kaki rata di lantai. Secara perlahan bongkokkan lutut

kedepan, bernafas perlahan saat otot meregang.

9)  Gerakan bahu memutar dan lengan merentang. Tehnik latihan ini

dilakukan dengan duduk,angkat tangan, tekuk, siku, lalu letakkan tangan

di bahu. Angkat lengan dan putarkan lengan dengan lingkaran kedua

arah. Kemudian angkat lengan lurus tinggi di atas kepala,dan secara

bergantian angkat masing-masing semakin tinggi dan semakin tinggi.

Latihan ini juga bisa dilakukan sambil berdiri (Asrinah.dkk, 2010)


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian post test only

group desain. Rancangan penelitian adalah sebagai berikut :

R. (kel. Eksperimen) Perlakuan Post


X O1
R. (kel. Kontrol O2

Keterangan :

R = Randomize

O1 = Observasi ibu hamil yang mengikuti senam hamil

O2 = Observasi ibu hamil yang tidak mengikuti senam hamil

X = Perlakuan yang diberikan yaitu senam hamil

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2020 di BPM Eni

Purwaningsih, Johowinong Kab.Jombang


3.3 Populasi, Sampel dan Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksa

kehamilan di BPM Eni Purwaningsih Johowinong Kab.Jombang.

Dengan kriteria inklusi :

1. Primigravida

2. Umur kehamilan 37 minggu s/d 42 minggu

3. Umur ibu saat hamil antr 20 s/d 35 tahun

4. Tidak mempunyai riwayat penyakit penyerta kehamilan

5. Kenaikan berat badan selama hamil obesitas 7 kg, overweigt 7-12 kg. yang

normal 12 - 17 kg.

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini untuk kelompok eksperimen adalah total

sampling yaitu sebanyak 15 orang.

3.3.3 Teknik Sampling

Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel yang

dihunakan dalam penelitian (Hidayat, 2008).

Teknik pengambilan sampel menggunakan kelompok l kontrol sebanyak 15 orang

di ambil dengan tehnik simple rondom sampling. Pengumpulan data dengan

dokumentasi dan dengan menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh


dianalisis dengan menggunakan uji statistic Fisher Extact Probability Test dengan

menggunakan bantuan Software SPSS for windows 11.00

3.4 Kerangka Kerja

Kerangka kerja adalah bagian kerja terhadap rancangan kegiatan penelitian

yang akan dilakukan

Populasi
Semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya di BPM Eni
Puurwaningsih Johowinong Kab.jombang

Sampel
Seluruh ibu hamil yang berjumlah 30 orang

Sampling
Simple random sampling

Pengumpulan Data

Dokumentasi dan Lembar Observasi

Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating

Analisa data
uji statistic Fisher Extact Probability Test dengan menggunakan
bantuan Software SPSS for windows 11.00

Simpulan dan saran


Gambar 3.1 Kerangka kerja Pengaruh Senam Hamil terhadap
proses persalinan di BPM Eni Purwaningsih
Johowinong Kab.Jombang tahun 2020
3.4 Variabel Penelitian

Variabel merupakan konsep dari berbagai level dari abstrak yang

didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu

penelitian (Nursalam, 2003). Variabel adalah sebuah konsep yang dapat

dibedakan menjadi dua yakni yang bersifat kuantitatif dan kualitatif (Hidayat,

2009). Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan

ukuran yang dimiliki atau yang didapat oleh satuan penelitian tentang suatu

konsep pengertian tertentu (Sugiyono, 2007). Beberapa jenis variabel yang

terdapat dalam penelitian diantaranya:

1. Variabel independen atau variabel bebas

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi penyebab timbulnya bagi variabel dependen.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Senam Hamil.

2. Variabel dependen atau variabel terikat

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah proses Persalinan.

3.5. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari suatu yang didefinisika tersebut (Nursalam, 2003). Definisi operasional

ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Cara


pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan

karakteristiknya (Hidayat, 2009). Definisi operasional dibuat untuk memudahkan

pengumpulan data dan menghindari perbedaan interpretasi serta membatasi ruang

lingkup variabel (Saryono, 2011). Adapun definisi operasional dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor


Operasional
Independen: senam yang Dokumen Buku KIA Nominal Senam Hamil :
Senam diberikan 0
Hamil kepada ibu Tidak Senam
hamil bila masa Hamil : 1
kehamilannya
diatas 22
minggu sampai
saat akan
melahirkan
dengan tujuan
untuk
mempersiapkan
fisik dan
mental ibu
hamil dalam
menghadapi
proses
persalinan,
dengan harapan
proses
persalinan yang
dihadapi dapat
berjalan
dengan aman
dan lancar.
Dependen: Proses Lembar Partograf Nominal Normal : 0
Proses Pembukaan Observasi Tidak Normal :
Persalinan dari 1 sampai 1
10 dan proses
pengeluaran
janin
yang dimulai
dari
mulai dipimpin
persalinan
sampai
lahirnya bayi

4.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data

4.7.1 Pengumpulan Data

1. Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan surat permohonan

izin penelitian kepada Bu Eni Purwaningsih, setelah mendapat izin,

kemudian responden diberi penjelasan maksud dan tujuan dari penelitian

ini. Bila bersedia menjadi responden selanjutnya responden

menandatangani lembar persetujuan (Informed Consent).

2.Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam pengumpulan data, (Arikunto, 2006). Instrumen yang digunakan

pada penelitian ini adalah dokumentasi dan Lembar Observasi.

Dokumentasi yang digunakan adalah Buku KIA. Sedangkan alat ukur

untuk proses persalinan adalah Lembar observasi atau Partograf untuk

menilai keajuan persalinan.

4.7.2 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul melalui dokumentasi atau Lembar Observasi

yang telah diisi oleh responden, langkah selanjutnya dalam pengolahan data

adalah sebagai berikut :

1. Editing
Editing adalah memeriksa kembali semua data yang dikumpulkan

melalui kuesioner, apakah terdapat kekeliruan dalam pengisian atau ada

dua data yang tidak lengkap dan sesuai dengan maksud pertanyaan.

2. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut

kriteria tertentu. Klasifikasi pada umumnya ditandai dengan kode

tersebut yang biasanya berupa angka.

3. Scoring (Penetapan skor)

Setelah data dikumpulkan dan kelengkapannya diperiksa, kemudian

diberi scor (nilai)

4. Tabulating

Tabulating adalah penyusunan data dalam bentuk tabel (dummy table).

Data dari lembar observasi direkap kedalam tabel rekapitulasi responden,

kemudian penyusunan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi.

Kategori :

a. 100 % : Seluruhnya

b. 76% - 99% : Hampir Seluruhnya

c. 51% - 75% : Sebagian Besar

d. 50% : Setengahnya

e. 26% - 49% : Hampir setengahnya

f. 1% - 25% : Sebagian kecil

g. 0% : Tidak ada sama sekali

(Arikunto , 2006)
Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Fisher Exact

Probability Test dengan program bantuan SPSS for Window 11.0

Berdasarkan uji Fisher Exact Probability test diperoleh nilai Exact Sig

sebesar 0.025. nilai tersebut bila dibandingkan dengan taraf signifikansi

0.05 ternyata berada di bawah 0.05.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

a. Karakteristik responden menurut kenaikan berat badan ibu, umur ibu, umur

kehamilan disajikan pada tabel

Table 4.1 Distribusi responden berdasarkan kenaikan berat badan, umur, ibu dan

umur kehamilan, pengaruh senam hamil terhadap proses persalinan di BPM Eni

Purwaningsih Johowinong Kab.Jombang tahun 2020

Rerata
Deskripsi
Senam Tidak Senam
Kenaikan BB 9,4 kg 9,8 kg
Umur Ibu 23 tahun 24 tahun
Usia Kehamilan 40 minggu 4 hari 39 minggu 3 hari
Sumber : Data Primer , tahun 2020

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan rata-rata dari kenaikan BB

dengan yang melakukan senam kenaikanya adalah 9,4 kg, dan yang tidak

melakukan senam kenaikanya 9,8 kg. Sedangkan umur ibu yang melakukan

senam 23 tahun, dan yang tidak senam 24 tahun. Serta usia kehamilan yang

melakukan senam hamil dengan usia kehamilan 40 minggu 4 hari dan yang tidak

melakukan senam 39 minggu 3 hari.

b. Karakteristik responden berdasarkan keikutsertaan senam hamil disajikan

pada tabel,
Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan keikutsertaan senam hamil, pengaruh

senam hamil terhadap proses persalinan di BPM Eni Purwaningsih Johowinong

Kab.Jombang tahun 2020

Senam Hamil F %
Senam Hamil 15 50

Tidak Senam Hamil 15 50


Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer tahun 2020

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan dari 30 responden yang diteliti

diketahui bahwa karakteristik responden berdasarakan keikutsertaaan senam hamil

yaitu yang melakukan senam hamil 15 (50%)responden dan yang tidak melakukan

senam hamil 15 (50%) responden .

c. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Persalinan

Tabel 4.3 Ditribusi responden berdasarkan Jenis Persalinan, Pengaruh senam

hamil terhadap proses persalinan di BPM Eni Purwaningsih Johowinong

Kab.Jombang tahun 2020

Jenis Persalinan F %
Normal 17 56,67

Abnormal 13 43,33
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer tahun 2020

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jenis persalinan normal 17

responden (56,67 %) dan 13 responden (43,33%) dengan proses persalinan tidak

normal.

d. Tabel Silang Pengaruh senam hamil terhadap proses persalinan


Tabel 4.4 Tabulasi Silang Pengaruh saenam hamil terhadap proses persalinan di

BPM Eni Purwaningsih Johowinong Jombang Tahun 2020

Proses Persalinan
Total
Senam hamil Normal Abnormal
F % F % F %
Senam Hamil 12 40 3 10 15 50
Tidak senam Hamil 15 16,7 10 33,3 15 50
Jumlah 17 56,7 13 43,3 30 100
Sumber : Data Primer tahun 2020

Berdasarkan tabel 4. 4 diketahui bahwa ibu yang mengikuti senam hamil

dengan proses persalinan normal sebanyak 40%, ibu yang mengikuti senam hamil

degan proses persalinan abnormal sebanyak 10% sedangkan ibu yang tidak

mengikuti senam hamil dengan proses persalinan normal sebanyak 16,7% dan ibu

yang tidak mengikuti senam hamil dengan proses persalinan tidak normal

sebanyak 33,3%. Tahap selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis terhadap data

penelitian, berdasarkan uji hipotesis dengan fisher’s Exact probability test

diperoleh nilai sig 0.025, nilai tersebut dibawah taraf signifikansi 0.05 dengan

demikian dapat disimpulkan terhadap hubungan yang signifikan antara senam

hamil degan proses persalinan di BPM Eni Purwaningsih Johowinong

Kab.Jombang

4.2. Pembahasan

Karakteristik kelompok senam hamil dan kelompok tidak senam hamil

apabila dilihat dari rata-rata kenaikan berat badan, umur ibu dan umur kehamilan

adalah relative sama. Rerata umur ibu pada kelompok yang mengikuti senam

adalah 23 tahun dan rerata umur ibu pada kelompok yang tidak mengikuti senam
adalah 24 tahun. Rerata umur kehamilan untuk kelompok yang mengikuti senam

hamil adalah 40 minggu 4 hari dan kelompok yang tidak mengikuti senam hamil

39 minggu 3 hari.Rerata umur ibu dalam penelitian ini masih berada dalam umur

yang ideal untuk melahirkan yaitu antara 20-35 tahun. Sedangkan rerata umur

kehamilan dalam penelitian ini sudah sesuai kategori yang menyebutkan bahwa

persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kelahiran 37-

42 minggu (januadi, 2002).

Berdasarkan analisa statistic fisher’s exact probability test menunjukkan

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara senam hamil dengan proses persalinan

di BPM Eni Purwaningsih Johowinong Kab.Jombang. Hasil penelitian ini

didukung penelitian yang dilakukan oleh Bernadeta (2003) bahwa terdapat

hubungan senam hamil dengan proses persalinan di klinik Bidan Praktek Swasta

Hj. Endang Tungkak Yogyakarta. Hasil persalinan ini sejalan dengan pendapat

Manuaba (1998) bahwa senam hamil secara teratur dapat membantu proses

persalinan berlangsung alami dan lancer. Senan hamil dengan melakukan latihan-

latihan kontraksi dan relaksasi dapat membuat ibu memperoleh relaksasi yang

sempurna/relaksasi tubuh ini dapat mepengaruhi relaksasi segmen bawah Rahim

yang mempunyai peranan penting dalam proses persalinan normal. Senam hamil

ini bertujuan mempersiapkan mental ibu dalam proses melahirkan,karena akan

menciptakan ketenangan rohani dan rasa percaya diri. Seorang ibu akan merasa

lebih siap untuk melahirkan. Seperti dikemukakan oleh Sani (2001), bahwa senam

hamil adalah suatu persiapan fisik dan psikologis dalam menghadapi proses

kelahira anaknya. Senam hamil akan membentuk suatu pusat konsentrasi yang

baru dalam otak, sehingga sensasi nyeri selamapersalinan dapat disisihkan dan
intensitasnya dapat dikurangi bersamaan dengan ini akan membuat tubuh menjadi

relaks sedemikian rupa sehingga Rahim dapat bekerja di bawah kondisi yang

optimal

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Ibu yang mengikuti senam hamil dalam proses persalinan normal sebanyak 12

orang (40%), ibu yang mengikuti senam hamil dengan proses persalinan

abnormal sebanyak 3 orang (10%)


2. Ibu yang tidak mengikuti senam hamil dengan proses persalinan normal

sebanyak 5 orang (16.7%) dan ibu yang tidak mengikuti senam hamil dengan

persalinan tidak normal sebanyak 10 orang (33.3%)

3. Ada hubungan yang signifikan antara senam hamil dengan proses persalinan di

BPM Eni Purwaningsih Johowinong Kab.Jombang

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi ibu-ibu yang sedang hamil disarankan untuk mengikuti senam hamil

secara teratur untuk mempermudah proses persalinan

2. Bagi tenaga kesehatan (bidan) diharapkan dapat memberikan penyuluhan

tentang manfaat senam hamil bagi ibu hamil serta memberikan motivasi untuk

mendorong ibu-ibu hamil agar mau mengikuti senam hamil

DAFTAR PUSTAKA

Bernadeta, 2003, Hubungan senam hamil dengan Proses Persalinan di Klinik


Bidan.Bandung

Broxshaw. E.2007. Senam Hamil.Bandung: EGC

Evariny,(14 Januari 2009), Manfaat Senam Hamil.

G.A. Mandriwati, Dra, (2007), Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil,
Jakarta: EGC

Ida Bagus Gde Manuaba, prof, dr, (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan
dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC
Indiarti.2008.Senam Hamil dan Balita. Jakarta : EGC

Jumiarni, dkk, 1995, Asuhan Keperawatan Perinatal, EGC, Jakarta.

Kamus Bahasa Indonesia.2007: Balai Pustaka

Praktek Swasta Hj. Endang Tungkak Yogyakarta, UGM, Yogyakarta.

Manuaba.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.

Media. Supriatmaja,(l 1 maret 2007), Senam Hamil Bisa Lancarkan


persalinan.

Renvilia Agnest, Hendrik Linggar Jati, (2009), Senam Hamil Praktis,


Yogyakarta : Media Pressindo.

Riwayadi Susilo dan Nur Suci Anisyah, 1998, Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia

Rustam Mochtar, Prof, Dr, (1998), Sinopsi obstetric, Jakarta : EGC

Sani, R. 2001. Manajer Kelahiran Yang Alami Edisi 1, cetakan 1. PT Raja


Grafindo Persabda: Jakarta.

Saputra83. (2010). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Senam Hamil


dengan Minat Ibu Hamil untuk Melakukan Senam Hamil.
<http://saputra83.blog.friendster.com. (Diakses tanggal 19 Februari 2011)

Sofian, Amru. 2011. Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial.


Jakarta: EGC.
TIM , (2009), Olahraga bagi Ibu Hamil dan Menyusui, Yogyakarta : Banyu

Tjahja Sanggara,(20 Januari 2009), Senam hamil bayi lahir besar dan
sehat. Lala,(l 1 Maret 2008), Senam Hamil Di Rurnali.

Widianti, Angggriani dan Atikah Proverawati. 2010. Senam Kesehatan dilengkapi


dengan Contoh Gambar. Yogyakarta: Nuha Medika.

Yandianto, 2000, Kamus Umum Bahasa Indonesia, M2S Bandung.

Yuni Kusmiati, S. ST, dkk, (2009), Perawatan ibu hamil (Asuhan Ibu hamil).
Yogyakarta.
i
Sarwono Prawirohardjo, Ilmu kebidanan(Jakarta: PT. Bina pustaka sarwono prawirohardjo, 2014), 213.
ii
Suryati Romauli, Buku Ajar ASKEB I: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011), 74-78.
iii
Ratna Hidayati, Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis Dan Patologis (Jakarta: Salemba Medika, 2009), 40.
iv
Yuni Kusmiyati, Perawatan Ibu hamil (Yogyakarta: Fitramaya. 2010), 66-69
v
Op.cit. 83-84 (Suryati Romauli)
vi
Op.cit. 75 (Yuni Kusmiyati)
vii
Op.cit. 103-04 (Yuni Kusmiyati)
viii
Saminem, Kehamilan Normal (Jakarta: EGC, 2009), 35-37.
ix
Op.cit. 105-107 (Yuni Kusmiyati)
x
Titik Rahmawati, Dasar-dasar Kebidanan (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2012), 300.
xi
Kemenkes RI, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 (Jakarta: Kemenkes RI, 2016), 106.
xii
Ns. Wagiyo dan Putrono, Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi Baru Lahir Fisiologis dan Patologis
(Yogyakarta: ANDI, 2016), 77-83.
xiii
Dainty maternity, ratna dewi putri dkk, Asuhan Kebidanan Komunitas (Yogyakarta: ANDI, 2017), 244.
xiv
Gill Thorn, Kehamilan Sehat (Jakarta: Erlangga, 2013), 42.
xv
Loc.cit. 68 (Ari Sulistyawati, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan)
xvi
Op.cit. 88 (Yuni kusmiyati)

Anda mungkin juga menyukai