Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

GLOMERULONEFRITIS
Dosen pengampu : Tavip Indrayana, Skep, Ns., MSc

DISUSUN OLEH
1.HAYU PUSPITASIWI P1337420417002
2.RUDYAH ANGGIS S. P1337420417004
3.TRI WAHYU Y. P1337420417006
4.NOVPRIDAR ARBI M. P1337420417054
5.MOH. ILHAM R. P1337420417056

2B

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah swt karena berkat rahmat dan karunia-NYA
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan mengambil pembahasan
“GLOMERULONEFRITIS”dalam pembentukan makalah ini tentu banyak hambatan-
hambatan yang penulis temukan ,akan tetapi atas bantuan dan dukungan semua pihak
makalah ini dapat terselesaikan,oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini sehingga penulis dapat
menyelesaikannya dengan baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis.oleh karena itu
,kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Blora, 09 Januari 2019

2
DAFTAR ISI

Cover
Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang 4
B.Rumusan Masalah 4
Bab 2 PEMBAHASAN
A.Pengertian 6
B.Etiologi 6
C.Manifistasi Klinis 6
D.Pemriksaan Penunjang 7
E.Patway 8
F.Patofisiologi 8
G.Askep Diabetes glumerulonefritis 9
Bab 3 PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
Daftar pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan
tingginya angka morbiditas pada anak. Terminologi glomerulonefritis yang dipakai
disini adalah untuk menunjukkan bahwa kelainan yang pertama dan utama terjadi
pada glomerulus, bukan pada struktur ginjal yang lain.
Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral. Peradangan
dimulai dalam gromleurus dan bermanifestasi sebagai proteinuria dan atau hematuria.
Meskipun lesi utama pada gromelurus, tetapi seluruh nefron pada akhirnya akan
mengalami kerusakan, sehingga terjadi gagal ginjal. Penyakit yang mula-mula
digambarkan oleh Richard Bright pada tahun 1827 sekarang diketahui merupakan
kumpulan banyak penyakit dengan berbagai etiologi, meskipun respon imun agaknya
menimbulkan beberapa bentuk glomerulonefritis.
Indonesia pada tahun 1995, melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat di rumah
sakit pendidikan dalam 12 bulan. Pasien terbanyak dirawat di Surabaya (26,5%),
kemudian disusul berturut-turut di Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan Palembang
(8,2%). Pasien laki-laki dan perempuan berbanding 2 : 1 dan terbanyak pada anak
usia antara 6-8 tahun (40,6%).3
Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung secara mendadak (akut) atau secara
menahun (kronis) seringkali tidak diketahui karena tidak menimbulkan gejala.
Gejalanya dapat berupa mual-mual, kurang darah (anemia), atau hipertensi. Gejala
umum berupa sembab kelopak mata, kencing sedikit, dan berwarna merah, biasanya
disertai hipertensi. Penyakit ini umumnya (sekitar 80%) sembuh spontan, 10%
menjadi kronis, dan 10% berakibat fatal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian glumerulo nefritis!
2. Menjelaskan etiologi glumerulo nefritis!
3. Menjelaskan tanda & gejala glumerulo nefritis!
4. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik glumerulo nefritis!

4
5. Menjelaskan patway glumerulo nefritis!
6. Menjelaskan patofisiologi glumerulo nefritis!
7. Menjelaskan asuhan keperawatan glumerulo nefritis !

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Glomerulonefritis adalah salah satu jenis penyakit ginjal di mana terjadi
peradangan pada glomerulus. Glomerulus merupakan bagian ginjal yang berfungsi
sebagai penyaring dan membuang cairan serta elektrolit berlebih, juga zat sisa
(sampah) dari aliran darah. Kerusakan pada glomelurus akan menyebabkan
terbuangnya darah serta protein melalui urine.
Kondisi glomerulonefritis pada masing-masing penderita bisa berbeda-beda.
Ada yang mengalaminya dalam waktu singkat (akut) dan ada yang jangka panjang
(kronis). Penyakit ini juga bisa berkembang pesat sehingga mengakibatkan kerusakan
ginjal dalam beberapa minggu atau bulan, keadaan ini disebut rapidly progressive
glomerulonephritis(RPGN).
Glomerulonefritis akut biasanya merupakan respons tubuh terhadap infeksi
yang sedang terjadi pada tubuh. Sedangkan glomerulonefritis kronis seringkali tidak
diketahui penyebabnya dan tidak bergejala, sehingga dapat menyebabkan kerusakan
ginjal yang tidak dapat diperbaiki kembali. Glomerulonefritis kronis yang ditemukan
awal, dapat dicegah perkembangannya.

B. ETIOLOGI
Penyebab dari glomerulonefritis antara lain :

a. Infeksi kuman streptococus.

b. Reaksi immunologis.

c. Penyakit metabolik.

d. Virus dan bakteri.

C. TANDA & GEJALA


Menurut Jordan dan lemire, (1982) lebih dari 50 % kasus GNA adalah
asimtomatik. Kasus klasik atau tipikal diawali dengan infeksi saluran napas atas dengan
nyeri tenggorok dua minggu mendahului timbulnya sembab ( Travis, 1994). Periode
laten rata-rata 10 atau 21 hari setelah infeksi tenggorok aau kulit ( Nelson, 2000)

6
1. Hematuria ( urine berwarna merah kecoklat- coklatan)
2. Proteinuria ( protein dalam urine)
3. Oliguria ( Keluaran urine berkurang)
4. Nyeri panggul
5. Edema, ini cenderung lebih nyata pada wajah dipagi hari, kemudian menyebar ke
abdomen dan ekstermitas di siang hari ( edema sedang mungkin tidak terlihat oleh
seorang yang tidak mengenal anak dengan baik)
6. Suhu badan umumnya tidak seberapa tinggi, tetapi dapat terjadi tinggi sekali pada
hari pertama
7. Hipertensi terdapat pada 60-70 % anak dengan GNA pada hari pertama dan akan
kembali normal pada akhir minggu pertama juga. Namun jika terdapat kerusakan
jarigan ginjal, tekanan darah akan tetap tinggi selama beberapa minggu dan
menjadi permanen jika keadaan penyakitnya menjadi kronik ( Sekarwana, 2001)
8. Dapat timbul gejala gastrointestinal seperti muntah, tdak nafsu makan, dan diare.
9. Bila terdapat ensefalopati hipertensif dapat timbul sakit kepala, kejang dan
kesadaran menurun.
10. Fatigue ( keletihan atau kelelehan)

D.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Urinalisis (UA).
2. Laju filtrasi glomerulus (LFG).
3. Nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum.
4. Pielogram intravena (PIV).
5. Biopsi ginjal.
6. Titer antistrepsomisin O (ASO).
(Sandra M. Nettina, 2001).

7
E. PATWAY

F. PATOFISIOLOGI

Kasus glomerulonefritis akut terjadi setelah infeksi streptokokus pada tenggorokan


atau kadang-kadang pada kulit sesudah masa laten 1 sampai 2 minggu. Organisme penyebab
lazim adalah streptokokus beta hemolitikus grup A tipe 12 atau 4 dan 1,jarang oleh penyebab
lainnya. Namun sebenarnya bukan streptokukus yang menyebabkan kerusakan pada ginjal.
Di duga terdapat suatu antibodi yang ditujukan terhadap antigen khusus yang merupakan
membran plasma streptokokal spesifik. Terbentuk kompleks antigen-antibodi dalam darah
bersikulasi ke dalam glomerulus tempat kompleks tersebut secara mekanis terperangkap
dalam membran basalis. Selanjutnya komplemen akan terfiksasi mengakibatkan lesi dan
peradangan yang menarik leukosit polimerfonuklear (PMN) dan trombosit menuju tempat
lesi.

Fagositosis dan pelepasan enzim lisosom juga merusak endotel dan membran basalis
glomerulus (GBM). Sebagai respon terhadap lesi yang terjadi , timbul poliferasi sel-sel
endotel yang di ikuti sel-sel mesangium dan selanjutnya sel-sel epitel. Semakin meningkatnya
kebocoran kapiler glomerulus menyebabkan protein dan sel darah merah dapat keluar ke
dalam urin yang sedang di bentuk oleh ginjal, mengakibatkan proteinuria dan hematuria.
Agaknya, kompleks komplemen antigen-antibodi inilah yang terlihat sebagai nodul-nodul
subepitel(atau sebagai bungkusan epimembanosa) pada mikroskop elektron dan sebagai
bentuk granular dan berbungkah-bungkah pada mikroskop imunofluoresensi,pada
pemeriksaan mikroskop cahaya glomerulus tampak membengkak dan hiperselular di sertai
invasi PMN

8
G. ASUHAN KEPERAWATAN GLUMERULONEFRITIS

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Glomerulonefritis merupakan peradangan dan kerusakan pada alat penyaring darah sekaligus
kapiler ginjal (Glamerulus), (Japaries, Willie, 1993).
Glomerulonefritis merupakan sindrom yang ditandai oleh peradangan dari glumerulus diikuti
pembentukan beberapa antigen (Engran, Barbara, 1999).

Glomerulonefritis dibagi menjadi 2 yaitu :


- Glumerulonefritis Akut merupakan penyakit yang mengenai glomeruli kedua ginjal.
Glumerulonefritis akut biasanya terjadi sekitar 2-3 minggu setelah serangan infeksi
streptococus.
- Glumerulonefritis Kronik merupakan kerusakan glomeruli yang mengalami pengerasan
(sklerotik). Ginjal mengecil, tubula mengalami atrofi, ada inflamasi interstisial yang kronik
dan arteriosklerosis.

B. Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu pengetahuan
kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar sudi kiranya
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://cahyaningsih985.blogspot.com/2014/10/makalah-glomerulonefritis.html

http://ima-imaiman.blogspot.com/2012/05/makalah-glomerulonefritis.html

11

Anda mungkin juga menyukai